Laporan Praktek Instalasi Motor Industri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

laporan Praktek Instalasi Motor Industri (Electrical Engineering) KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia - Nya, saya dapat menyelesaikan kegiatan menyusun laporan praktek bengkel ini dengan baik. Laporan ini disusun berdasarkan hasil belajar, pengalaman dan pengamatan saya selama melaksanakan praktek bengkel di Politeknik Negeri Jakarta. Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu baik pada proses persiapan, pembekalan pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan ini.



Kedua Orang Tua penulis Kepada Dosen pembimbing, Bapak Silo Wardono Kepada Dosen pembimbing, Bapak Indra Z Kepada Dosen pembimbing, Bapak Entis Kepada Bapak Khafiddun, sebagai storeman yang telah menyiapkan semua alat-alat dan keperluan dalam praktikum di bengkel



Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini msih terdapat kekurangan, karena ini merupakan pengalaman pertama saya menyusun laporan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun saya harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami, pembaca, dan institusi, terima kasih.



Depok,



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



..............................................................................i



DAFTAR ISI ..............................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN



.........................................................................1



A.



Latar Belakang



.........................................................................1



B.



Tujuan



................................................................................... 2



BAB II KAJIAN TEORI



.........................................................................3



A.



Kabel ..............................................................................................3



1.



Kabel NYA



2.



Kabel NYM ...................................................................................5



3.



Kabel NYAF ...................................................................................5



B.



ELCB ..............................................................................................7



C.



MCC .............................................................................................10



D.



MCB ............................................................................................11



E.



Terminal dan Sambungan ............................................................14



1.



Terminal Sekrup



F.



Busbar



G.



Relay .............................................................................................23



H.



Kontaktor



I.



TOR ............................................................................................25



J.



Timer ............................................................................................28



1.



Timer On Delay



.......................................................................28



2.



Timer Off Delay



.......................................................................29



K.



Lampu Tanda



L.



Selector Switch



M.



Pedal Switch .................................................................................32



N.



Limit Switch .................................................................................38



O.



Push Button .................................................................................38



P.



Stop Kontak 3 phasa



Q.



Motor DOL



R.



Motor Forward Reverse



...................................................................................5



.......................................................................15



.................................................................................23



..................................................................................24



....................................................................31 ...........................................................................32



....................................................................38



..................................................................................38 ............................................................38



S.



Motor 2 Speed



.......................................................................38



T.



Motor Star - Delta



.......................................................................38



U.



CT (Current Transformator)



BAB III ALAT DAN BAHAN



..................................................38



.............................................................52



A.



Peralatan yang Dibutuhkan



B.



Time Schedule



..................................................52



.......................................................................54



BAB IV DIAGRAM RANGKAIAN



..................................................59



A.



Diagram Daya



.......................................................................59



B.



Diagram Kontrol



.......................................................................60



C.



Diagram Single line .......................................................................61



BAB V DENAH INSTALASI INDUSTRI DAN PERHITUNGAN DAYA...65 A.



Denah Instalasi Rumah



B.



Perhitungan Daya



............................................................65



.......................................................................66



BAB VI PROSEDUR PERCOBAAN



..................................................67



BAB VII PEMBAHASAN ........................................................................68 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................72



BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan mata kuliah bengkel instalasi listrik industri merupakan suatu materi yang sangat penting untuk para mahasiswa di semester tiga ini. Di dalam bengkel instalasi istrik industri ini, mahasiswa diperkenalkan kepada seluk-beluk instalasi listrik industri, kemudian mahasiswa juga dapat memperagakan, menggunakan, serta mengaplikasikan peralatan kerja secara langsung sesuai dengan fungsinya, yang digunakan untuk menghasilkan benda kerja yang diinginkan. Di dalam kegiatan mata kuliah bengkel instalasi listrik industri pada semester tiga ini, mahasiswa diperkenalkan kepada peraturan-peraturan di dalam bengkel. Mahasiswa melakukan kegiatan praktik kerja untuk mendapatkan keahlian pada bengkel instalasi listrik. Instalasi listrik sudah seharusnya dipasang dengan sangat teliti karena suatu instalasi listrik merupakan sumber pasokan listrik yang akan masuk kedalam bangunan tersebut. Dalam membuat dan merancang suatu penginstalasian, hal – hal yang terpenting adalah kita harus dapat mengetahui bagaimana cara menginstalasi sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mennjadi seorang instaltir yang handal diperlukan juga pengetahuan dalam merangkai suatu rangakain listrik yang rumit sekalipun, seorang instaltir dituntut agar kreatif dalam merangkai suatu rangkaian, agar mendapat hasil yang maksimal tetapi tetap sesuai dengan biaya yang telah ditentukan. Seorang instaltir juga harus mengetahui peralatan apa saja yang ia butuhkan dalam proses penginstalasian. Perlengkapan listrik yang dipasang harus bermutu baik dan berstandar internasional. Setelah mendapatkan bimbingan dan pelatihan oleh para Dosen di dalam bengkel instalasi listrik ini diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkan. Serta mahasiswa akan dapat beradaptasi dengan cepat dan dapat membiasakan diri dalam suasana lingkungan dunia kerja diluar dan dapat terjun ke dalam dunia kerja dengan keterampilan dan keahlian yang mereka miliki, serta dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri mahasiswa agar dapat bersaing dalam dunia teknik tingkat nasional mapun internasional



Tujuan



Di dalam pelajaran Bengkel Instalasi Listrik Industri, kegiatan yang diakukan merupakan kegiatan praktik langsung di dalam bengkel. Adapun jenis kegiatan praktiknya bermacam macam, kegiatan praktik ini pun mempunyai tujuan, adalah : -



Mengenal peralatan yang digunakan dalam rangkaian control, sertamengetahui fungsi, kegunaan serta cara kerja dari alat tersebut.



-



Mampu memasang/merakit instalasi sesuai dengan job sheet yang diberikan. Mampu mengatasi/memecahkan permasalahan yang terjadi saat pemasangan maupun pengoperasian instalasi listrik.



-



Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang telah diberikan di ruangan kelas. Mahasiswa juga dapat memenuhi kompetensi yang diberikan oleh instruktur agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.



-



Mahasiswa diharapkan dapat kreatif dan mandiri dalam mengerjakan penginstalsian listrik.



-



Mahasiswa dapat bekerja secara efisien dan efektif sesuai dengan schedule kerja yang telah dibuat oleh mahasiswa itu sendiri.



-



Mampu membuat analisa data dari peraktikum yang telah dilakukan.



BAB II KAJIAN TEORI



Peralatan-peralatan instalasi listrik adalah semua alat yang berhubungan dengan instalasi listrik dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Jenis peralatan-peralatan sangat banyak, untuk



lebih jelasnya di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis peralatan listrik yang digunakan dalam suatu instalasi listrik, dan dalam memilihnya harus memenuhi standar yang telah di tentukan. Adapun jenis peralatannya adalah:



Kabel Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN. Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam Volt, besar daya yang diterima dinyatakan dalam satuan Watt, yang merupakan perkalian dari Ampere x Volt = Watt. Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10 Ampere, sebuah kabel listrik dapat menyalurkan daya sebesar 220V x 10A = 2200 Watt. Kabel listrik berdasarkan tegangannya terdiri beberapa kategori, antara lain Kabel listrik Tegangan Rendah, Kabel listrik Tegangan Menengah, dan Kabel listrik Tegangan Tinggi



1. Kabel NYA Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yan relatif murah. Lapisan isolasinya hanya satu lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (kabel NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel baiknya dipasang di dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak langsung tersentuh oleh manusia.



2. Kabel NYM Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA. Terdapat bahan lapisan isolasi PVC. Warnanya putih atau abu-abu. Berinti 2, 3, dan 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya berwarna putih atau abu-abu) ada yang berinti dua, tiga atau empat. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari pada kabel NYA namun harganya lebih mahal dari pada kabel NYA. Kabel ini bisa di pergunakan di lingkungan yang kering ataupun basah namun tidak boleh di tanam.



3. Kabel NYAF Kabel NYAF merupakan jenis kabel feksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas tinggi.



Beberapa faktor pertimbangan dalam memilih ukuran kawat untuk transmisi dan distribusi tenaga listrik : -



kehilangan atau kerugian tenaga (Power Loss), yang dirubah menjadi panas dalam kawat karena adanya tahanan kawat itu sendiri. Besarnya power loss = I2 R.kawat dengna ukuran besar, harga tahanan akan mengecil sehingga tenaga yang hilang diperkecil.



-



Kerugian tegangan. Tegangan listrik dari sumber akan turun disebabkan karena adanya pemakaian arus pada beban. Pemakaian arus menyebabkan adanya kehilangan / kerugian tegangan (I.R drop)



-



Batasan kuat arus yang boleh dialirkan pada kawat agar tidak menimbulkan panas yang berlebihan (kritis), dimana panas tersebut akan merusak bahan isolasi



ELCB ELCB kependekan dari Earth Leakage Circuit Breaker. Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) adalah perangkat keamanan yang digunakan dalam instalasi listrik dengan impedansi bumi tinggi untuk mencegah shock. Mendeteksi tegangan liar kecil di logam peralatan listrik, dan mengganggu sirkuit jika tegangan berbahaya terdeteksi. Setelah banyak digunakan, instalasi yang lebih baru malah menggunakan sisa pemutus sirkuit saat ini yang bukan mendeteksi kebocoran arus langsung. Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistim differential, saklar ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari semua hantaran suplay ke mesin atau peralatan yang diamankan, termasuk hantaran netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu-phasa, sambungan tiga-phasa tanpa netral maupun sambungan tiga-phasa dengan netral.



Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama dengan nol, kalau terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus jatuh nominal (If) dari saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu. Prinsip kerja ELCB : Pada saat terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama lagi dengan arus yang mengalir pada netral ( IL = IN + If ) atau sistim dikatatakan dalam keadaan tidak seimbang, arus differensial ini dibandingkan dalam sebuat sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara arus phasa dengan arus netral menandakan adanya arus bocor ketanah akibat kegagalan isolasi, ketidak seimbangan arus ini akan menyebabkan fluks magnet pada toroida sehingga pada bilitan sekunder toroida akan dibangkitkan suatu tegangan yang berfungsi untuk menggerakan relai pemutus mekanisme kontak, kemudian kontak utama ELCB akan memutuskan hubungan dengan peralatan. Untuk instalasi rumah kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan yang lebih tinggi yakni ELCB dengan ratting arus sisa 10 mA atau 30 mA. Perlindungan yang idial untuk instalasi listrik apapun seharusnya memiliki perangkat pengaman terhadap beban lebih, hubung singkat



dan arus bocor. Untuk mengamanka sistim dan peralatan yang kita gunakan sebaiknya sistim kita memilki pentanahan yang baik dalam arti nilai impedansi pentanahan harus sekecil mungkin agar pengaliran arus gangguan ketanah berlangsung dengan sempurna. Bagaimanapun juga kenaikan nilai impedansi beberapa ohm saja bisa mempengaruhi pengaliran arus gangguan ketanah menjadi tidak sempurna, sehingga pada kondisi ini terjadi penambahan waktu pemutusan rangkaian dalam beberapa menit untuk ELCB tersebut bekerja, atau ada kemungkinan sama sekali ELCB tersebut tidak bisa bekerja. Banyak contoh yang terkait dengan pentanahan peralatan yang mengalami gangguan, sehingga satu-satunya cara perlindungan yang dapat diberikan adalah melalui pemakaian ELCB dengan kepekaan tinggi. Perlu dicatat bahwa tidak tertutup kemungkinan terjadinya gangguan yang dapat membahayakan manusia atau mahluk hidup akibat dari pentanahan yang tidak baik, yang mana nilai impedansi pentanahan yang bisa berubah. Saklar ini dapat dicoba dengan sebuah tombol tekan percobaan yang terdapat pada saklar, tahanan dari lingkaran arus percobaan dipilih sedemikian hingga saklar kutub dua untuk tegangan AC 220 Volt, bisa juga digunakan pada tegangan 127 Volt. Saklar ini memiliki magnet hilang, karena itu pemutusannya tidak bergantung pada tegangan jaringan, Suatu arus bocor akan menyebabkan suatu medan magnet kedua dalam magnet halang (medan halang), karena medan halang ini jalan ke angker bagi garis-garis gaya dari magnet permanent akan tertutup. Sebuah magnet permanent menimbulkan garis-garis gaya megnetik dalam dua paket besi trasformator dengan permiabilitas yang rendah. Sebagian besar dari garis-garis gaya megnet tersebut melewati sebuah angker, sehingga angker ini akan ditarik. Gaya tarik maknet ini mengalahkan gaya tarik sebuah pegas. Pemutusan dari saklar berlangsung sebagai berikut : kalau dalam lingkaran arus utama terjadi hubung tanah, maka dalam kumparan sekunder dari transformator akan timbul suatu tegangan, karena itu dalam kumparan dari magnet halang yang dihubungkan dengan magnet sekunder akan mengalir arus. Arus ini akan membangkitkan suatu medan magnet, garis-garis gaya dari medan tersebut harus juga melalui tempat-tempat sempit E, karena itu ditempat ini garis-garis gaya itu akan tertutup, oleh karena itu magnet tersebut diberi nama magnet halang. Dengan demikian seluruh garis gaya dari magnet permanent sekarang terpaksa harus melaluishunt magnet tersebut. Garis gaya yang semula melalui angker, sekarang tertarik ke shunt



magnet, karena itu angker tersebut akan terlepas dan ditarik oleh pegasnya gerakan ini akan menyebabkan saklar arus bocor tanah akan mebuka secara mekanis.



MCCB MCCB (Moulded Case Circuit Braker) adalah pemutus sirkuit tenaga menengah. MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Lalu yang kedua, MCCB, singkatan dari Molded Case Circuit Breaker, itu adalah CB yang lebih besar (hingga 100 A ratingnya). Biasanya MCCB digunakan di industri, untuk proteksi motor/pompa, distribusi listrik, dll. Selain ukuran, yang membedakan MCCB dari MCB adalah MCCB ratingnya bisa kita setting (tidak fixed seperti MCB). Misalkan kita beli MCCB ratingnya In = 16A (selanjutnya kita sebut rating CB itu adalah In ya), kita bisa setting ratingnya ini jadi 0.9 x In, atau 0.8 x In, atau 0.7 x In (jadi ratingnya bisa diubah hingga 11.2 A.



MCB



Miniature Circuit Breaker (MCB) berfungsi sebagai peralatan pengaman terhadap gangguan hubung singkat dan beban lebih yang mana akan memutuskan secara otomatis apabila melebihi dari arus nominalnya, elemen penting MCB yaitu :



1. Terminal trip (Bimetal) 2. Elektromagnetik trip (coil) 3. Pemadam busur api 4. Mekanisme pemutusan Berdasarkan konstruksinya, maka MCB memiliki dua cara pemutusan yaitu: pemutusan bersarkan



panas



dan



berdasarkan



elektromagnetik.



Pemutusan berdasarkan panas dilakukan oleh batang bimetal, yaitu : perpaduan dua buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi arus lebih akibat beban lebih, maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan mendorong tuas pemutus tersebut untuk melepas kunci



mekanisnya. Pemutusan berdasarkan lektromagnetik dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus. Untuk menghindari dari efek lebur, maka panas yang tinggi dapat terjadi bunga api yang pada saat pemutusan akan diredam oleh pemadam busur api dan bunga api yang timbul akan masuk melalui bilah-bilah busur api tersebut. Keuntungan sebuah pengaman otomatis adalah dapat segera digunakan lagi setelah terjadi pemutusan, dalam pengaman otomatis terdapat kopeling jalan bebas karena kopeling ini otomatnya tidak bisa digunakan kembali kalau gangguanya belum diperbaiki. Sifat dari MCB adalah : a. Arus beban dapat diputuskan bila panas yang ditimbulkan melebihi dari panas yang di izinkan b. Arus hubung singkat dapat diputuskan tanpa adanya perlambatan c. Setelah dilakukan perbaikan, maka MCB dapat digunakan kembali



Keterangan gambar : 1. Tuas aktuaror operasi On-Off. 2. Mekanisme Actuator. 3. Kontak penghubung. 4. Terminal Input-Output. 5. Batang Bimetal. 6. Plat penahan & penyalur busur api. 7. Solenoid / Trip Coil. 8. Kisi-kisi pemadam busur api. Berdasarkan a.



Type



b.



Type



c.



Type



d.



Type



waktu G



(General) L



H K



pemutusanya,



(Line) (Home)



&



U



Biasanya



pengaman digunakan



Biasanya Biasanya



Biasanya



otomatis untuk



digunakan digunakan



digunakan



untuk



instalasi



untuk untuk



rangkaian



dibagi



atas



motor



instalasi



instalasi



:



listrik jala-jala



rumah/gedung



elektronika



atau



trafo



a. MCB type G Pada jenis ini digunakan untuk mengamankan motor-motor kecil AC maupun DC, mengamankan alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk penerangan, seperti penerang pada bangsal pabrik dll. Pengaman elektro magnetiknya berfungsi pada 8 – 11 x I nominalnya untuk AC dan 14 x I nominal untuk DC. b. MCB tipe L Pada jenis ini pengaman thermisnya disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran, kalau terjadi beban lebih dan suhu hantaranya melebihi suatu nilai tertentu, maka elemen bimetalnya akan memutuskan rangkaian. Kalau terjadi hubung singkat, maka arusnya kan diputuskan oleh pengaman elektromagnetik. Untuk AC adalah : 4 – 6 x In dan DC adalah : 8 x In dimana pemutusan arusnya akan berlangsung dalam waktu 2 detik. c. MCB type H Secara thermis jenis ini sama dengan otomat type L, tapi pengaman elektro magneriknya akan memutuskan dalam waktu 0,2 detik. Untuk AC 2,5–3 x In dan DC 4 x In. jenis otomat ini digunakan untuk instalasi rumah, dimana kondisi gangguan yang relative kecil pun harus diputuskan dengan cepat, jadi kalau terjadi gangguan tanah, maka bagian – bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan. Terminal dan Sambungan Sambungan penghantar listrik seringkali merupakan sumber kerusakan dan jatuhnya instalasi yang berakibat pada sifat-sifatnya (kebakaran). Dengan demikian sambungan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam menentukan keandalan instalasi listrik. Kita telah mengetahui bahwa penghantar akan naik panasnya bila arus mengalir melaluinya. Kenaikan panas itu harus dibatasi supaya tidak merusak isolasi penghantar dan supaya tidak menambah tahanan penghantar. Standar pembatasan ini biasanya 700C untuk isolasi penghantar PVC dan dibatasi oleh penghantar yang membawa kapasitas arus. Hal ini juga terjadi pada sambungan. Sambungan-sambungan itu harus bisa menampung kapasitas arus yang dialirkan melalui penghantar yang disambungkan dan harus tetap dapat diandalkan dalam setiap temperature. Sebelum penghantar disambungkan pada terminal, isolasi harus dikupas dari penghantar itu menurut yang diperlukan untuk type dan ukuran yang khusus daripada setiap terminal.



1. Terminal Sekrup Terminal ini digunakan untuk penghantar yang mempunyai ukuran berkisar 1,5 sampai 10mm2. Penghantar yang dipegang dalam posisinya dan diklem berbentuk “U” dan sekrup dengan ring kunci.



Ini juga memungkinkan mengencangkan dua penghantar pada terminal ini.



Keterangan: 1.



Kontak terminal



2.



Klem



3.



Sekrup



4.



Ring kunci Terminal di bawah ini tidak mempunyai klem untuk memegang penghantar agar kencang



dalam posisinya. Dengan demikian penghantar harus dibentuk ke dalam sebuah mata itik atau penyambung khusus disolder, dipres, atau yang di sekrup. Tipe dari terminal ini digunakan untuk semua ukuran daripada penghantar dan kabel yang berkisar dari 0,75 sampai 240 mm 2. untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini: Terminal yang disekrup yang telah diterangkan sebelumnya juga dapat ditemui dalam bentuk terminal blok, ini digunakan dalam instalasi listrik industri untuk menyambungkan penghantar dengan yang lainnya. Bodi dari terminal blok terbuat dari keramik atau plastik untuk mengisolasi terminal dari yang lainnya dan juga dari permukaan dimana terminal itu ditempatkan. Tiap terminal blok dengan lubang untuk pemasangan. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar di bawah ini:



Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada ujung penghantar oleh sekrup terminal di atas terminal selalu dilengkapi dengan klem dari plat 3,5 m atau klem per.



Beberapa instalasi memerlukan terminal yang mana komponen tidak berdempet, terminal blok atau permukaan yang istimewa, seperti terminal yang biasa dibutuhkan dalam instalasi penerangan rumah dimana kotak bercabang tanpa menggunakan terminal blok. Di bawah ini beberapa contoh daripada terminal yang telah disebutkan di atas. Terminalterminal ini dibentuk dalam rumah-rumah kecil terbuat dari plastik atau keramik, maksudnya untuk mengisolasi satu dengan yang lainnya.



Terminal ini dapat ditemui untuk ukuran penghantar yang berkisar dari 1,5 sampai 16 mm2. Ada juga terminal blok yang mana dapat dipotong atau dipatahkan menurut panjang yang diperlukan. Tiap terminal juga dapat digunakan satu persatu. Terminal ini dapat dijumpai untuk penghantar dengan ukuran berkisar dari 1,5 sampai 16 mm2. Adapun terminal yang disekrup menjadi satu yang mana dapat menjadi satu barisan terminal blok pada rel pemasangan khusus dengan ukuran yang diperlukan untuk instalasi yang istimewa/khusus. Terminal ini disebut terminal deret. Terminal ini banyak dijumpai untuk penghantar dengan ukuran berkisar dari 0,5 sampai 35 mm2. Ini adalah terminal satu deret (single line up terminal). Terminal ini dikancing pada rel pemasangan dan tertahan disana oleh alat penahan per. Tiap ujung terminal tertahan oleh pembatas akhir (end stops) seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini.



Busbar Rel (Busbar) merupakan titik hubung pertemuan (connecting) antara Transformator Daya, SUTT/SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik.



Relay



Relay terdiri dari coil dengan kontak change over (CO) atau disebut pula dengan istilah c contact. Jumlah kontak CO pada suatu relay ditentukan oleh type relaynya. Tegangan coil bervariasi dari 24 Volt sampai 220 Volt AC, atau 3 sampai 48 Volt DC, sedangkan kemampuan kontaknya dengan spesifikasi maksimum 10A. Simbol relay adalah sbb. :



Cara kerja relay adalah apabila coil diberi tegangan, maka kontak CO bekerja atau pindah posisi, sedang bila tegangan diputus maka kontak CO kembali ke posisi semula.



Kontaktor



Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik. Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut : Prinsip Kerja Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :



Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.



Karakteristik Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.



Aplikasi Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal : -



Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.



-



Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.



-



Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.



-



Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.



-



Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.



-



Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan.



-



Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic Controller (PLC).



TOR Thermal Overload Relay (TOR) Adalah pengaman beban lebih atau overload yang igunakan pada instalasi beban motor listrik adalah TOR.Jika arus yang melaui penghantar yang menuju motor listrik melebihi kapasitas atau seting TOR, maka TOR drop atau terputus sehingga rangkaian yang menuju motor listrik terputus. TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama (untuk seri magnet kontaktor tertentu).Rotasi kontak utamanya adalah 2,4,6 sebelum beban atau motor listrik. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih : -Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar. -Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor listrik berhenti secara mendadak. -Terjadi hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau antara fas dengan body. -Motor listrik bekerja hanya dengan duaa fasa atau terbukanya salah satu fasa dari motor listrik tiga fasa.



Prinsip kerja termal beban berdasarkan panas atau temperature yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemn-elemen pemanas bimetal.Jika panas berlebihan maka salah satu logam bimetal melengkung dan menggerakkan kontak mekanis pemutus rangkaian listrik(untuk bimetal seri tertentu) notasinya 95,96 Diagram Kontak-Kontak Pada TOR



Cara kerja Overload pada suatu rangkaian motor listrik.Apabila terjadi beban lebih pada motor maka TOR atau Overload,akan menarik kontak-kontaknya secara otomatis yang tadinya 97,92 NO akan terhubung ke 95,96 NC dan sebaliknya.Jika,pada rangkain motor dipasang pada kondisi 95,96 dan terjadi beban lebih maka 95,96 kembali keposisi awal.Semua pengontrol mati dan kontaktor-kontaktor tidak hidup dan motornya juga mati,dan jika dilengkapi dengan aplikasi seperti bell,atau lampu pada TOR pada kontak 97,98 maka bell dan lampu akan hidup ketika terjadi beban lebih.



Timer 1.Timer ON Delay Timer ON Delay Pneumatic. Timer ini terdiri dari, coil relay kontaktor, kontak langsung, blok On delay timer dan kotak tunda. Adapun simbol dari timer on delay :



Timer on delay sistem motorized : Timer on delay sistem Elektronik Cara kerja On delay adalah, apabila coil di beri tegangan “kontak langsung” bekerja sedang kontak tunda belum bekerja. Kontak tunda bekerja apabila waktu pengesetannya telah terpenuhi apabila tegangan coil diputus maka kontak tunda dan kotak langsung kembali ke posisi semula. Timer OFF Delay Timer off delay terdiri dari coil, timer, kontak langsung dan kotak tunda. Adapun simbol dari timer off delay adalah Timer off delay sistem motorized Timer off delay sistem Elektronik



Timer ini terdiri dari coil dengan sistem control timer dan kontak elektronik dan kotak tunda change over. Cara kerja timer off delay adalah apabila coil diberi tegangan “kotak tunda dan kotak langsung akan bekerja secara bersamaan“. Apabila coil terputus maka kontak tunda ini akan kembali ke posisi semula sesuai dengan setting waktu yang telah ditetapkan.



Lampu Tanda Lampu tanda adalah sebuah lampu yang digunakan untuk mengetahui sebuah saklar dalam kondisi ON atau OFF. Adapun contoh bentuk lampu tanda adalah :



Lampu Tanda (Pilot Lamp/Indicator Light) Lampu yang digunakan untuk menandakan kondisi keadaan pengoperasian beban. Keadaan pengoperasian dari pemakai dapat ditunjukkan oleh lampu tanda. Biasanya diletakkan dalam saklar



itu



sendiri.



Untuk



pengaturan



keadaan



ON,



dihubungkan



paralel



dengan



pemakai.Sedangkan untuk pengaturan keadaan OFF, dihubungkan paralel dengan saklar. Jika dinyatakan untuk keadaan OFF, maka lampu tanda biasanya berada dalam perangkat saklar itu sendiri. Pada bengkel kali ini pilot lamp digunakan sebagai penanda dari saklar tukar, dalam keadaan manual maka lampu tanda akan menyala dan pada saat saklar ditekan maka lampu tanda akan tetap menyala. Pada saat keadaan automatis lampu tanda akan mati.



Selector Switch Selector switch adalah salah satu bentuk sakelar yang digunakan untuk menghidupkan atau memutuskan beban dengan arus baik secara manual maupun otomatis. Selector switch digunakan apabila kerja suatu rangkaian control lebih dari satu mode/pilihan. Simbol dari selectors switch adalah :



Foot Switch



Terdapat berbagai jenis saklar di dunia industri yang cara kerja dan fungsinya berlainan salah satunya adalah Foot switch atau Saklar injak, yang akan bekerja jika terinjak dengan kaki, ini diperuntukan untuk operator mesin, supaya mudah ketika mengunakannya atau mengoperasikan bagian mesin tertentu, cukup dengan menginjak bagian pijakan dari foot switch dengan kaki kiri ataupun kanan, maka foot switch akan langsung bekerja, sehingga operatorpun merasa nyaman padasaat menggunakannya.



Pengenalan Foot switch atau saklar injak dibuat atau didesain khusus untuk kaki dan bukan untuk yang lain, terbuat dari besi, mempunyai poros dibagian tengahnya agar bisa diinjak kearah kiri dan kanan, mempunyai pijakan dikiri dan kanannya yang berfungsi untuk tempat kaki menginjak dan bercorak garis-garis agar ketika foot switch diinjak tidak akan licin, dibagian dalamnya terdapat dua buah micro switch yang berfungsi sebagai pengontak dan terminal untuk pengabelan kemudian dibagian kiri dan kanan dari badan/body foot switch terdapat dua buah lubang yang akan digunakan untuk conector sebagai jalur masuk kabel.



Cara Kerja Sama seperti saklar-saklar yang lain, yang mana akan bekerja jika mendapatkan tekanan atau gerakan baik itu dari kaki, tangan ataupun yang lainnya, ketika pijakan dari foot switch baik yang kiri maupun yang kanan diinjak, maka porosnya akan bergerak dan diteruskan kebagian dalam, sehingga mengenai micro switch setelah itu kontak dari micro switch akan bekerja (on), selama kondisi dari foot switch masih terinjak, selama itu pula kontak micro switch bekerja sampai foot switch tidak terinjak. Kontak micro switch biasanya memiliki kapasitas beban sekitar 5 ampere, untuk dihubungkan ke peralatan listrik lainnya.



Penggunaan



Banyak macam dan ragam penerapan dari foot switch, ini tergantung dari kebutuhan mesin itu sendiri, berikut adalah contoh-contoh yang umum atau yang sering banyak penggunaannya seperti : Digunakan untuk menggerakan mesin conveyor maju atau mundur. Digunakan untuk menggerakan mesin penekan/pusher. Digunakan untuk menggerakan mesin roll berputar kedepan atau kebelakang.



Perawatan Setiap peralatan akan mempunyai fungsi dan cara kerja yang baik dan umur kerja cukup panjang manakala dilakukan perawatan secara rutin, begitu juga dengan foot switch, perawatannya pun cukup mudah, pertama lakukan secara berkala untuk membersihkannya, kedua berikan pelumasan pada bagian porosnya dibagian luar dan dalam untuk mencegah terjadinya kemacetan, ketiga periksa juga kondisi micro switchnya apakah masih bagus atau tidak jika rusak maka gantilah.



Limit Switch Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limit switch ditunjukan pada gambar berikut.



Limit switch umumnya digunakan untuk : Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau benda lain. Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil. Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek. Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak



akan aktif jika tombolnya tertekan. Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar di bawah. Limit switch atau dalam bahasa Indonesianya bisa juga disebut sensor pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan, pemakaiannyapun sangat umum dan banyak, juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga sangat mudah untuk dipelajari, baik itu oleh pelajar ataupun praktisi dibidangnya, hampir setiap mesin-mesin produksi yang ada di industri menggunakannya, sehingga andaikan ada seorang siswa yang melakukan praktek kerja lapang (PKL) di sebuah industri pasti akan dengan mudah menemukannya. Ada berbagai jenis dan model Limit switch yang ada, tergantung dari tipenya, gambar diatas adalah salah satu diantaranya yang akan diuraikan disini.



Pengenalan Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian actuator nya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya yang berfungsi untuk mengontakkan atau sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai roda itu namanya actuator lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima tekanan dari luar, roda berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan, bisa bergerak bebas, kemudian mempunyai tiga lubang pada body nya berfungsi untuk tempat dudukan baut pada saat pemasangan di mesin.



Cara Kerja Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat ( tergantung dari jenis dan type limit switch ) maka, actuator akan bergerak dan diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai micro switch dan menghubungkan kontak-kontaknya, pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC seperti juga sensor lainnya, kemudian kontaknya mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, dan begitulah seterusnya, selain itu limit switch juga mempunyai head atau kepala tempat dudukan actuator pada bagian atas dari limit



switch dan posisinya bisa dirubah-rubah sesuai dengan kebutuhan. Contoh-contoh penggunaan limit switch adalah sebagai berikut: Digunakan untuk sensor door open/close. Digunakan untuk sensor cylinder up/down. Digunakan untuk sensor Safety cover (emergency stop). Digunakan untuk sensor mesin home posisi.



Push Button Dalam dunia industri terdapat berbagai macam jenis-jenis mesin dengan cara kerja yang berbeda-beda dan fungsi yang berbeda pula sehingga menghasilkan output atau hasil yang bervariasi, untuk menggerakan suatu mesin diperlukan suatu alat yang sangat banyak jenis dan ragamnya, salah satunya adalah Push Button atau saklar tekan. Pada Push Button (PB), terdapat kontak-kontaknya, yang berupa normaly close (NC) dan normaly open (NO), atau ada juga PB yang memiliki jumlah kontak lebih banyak. Ini adalah gambar Push Button atau dalam bahasa Indonesianya yaitu saklar tekan yang artinya alat ini akan bekerja dengan cara ditekan, alat ini sangat umum, banyak digunakan diberbagai mesin baik itu diindustri ataupun diinstansi pendidikan lainnya, alat ini juga paling mudah untuk dipelajari atau dipahami karena fungsi dan cara kerjanya yang sangat sederhana, pada bagian atasnya terdapat knop yang berfungsi sebagai area penekan (warna merah), lalu disamping kiri dan kanan terdapat terminal, kontak normally open (no) dan normally close (nc) berfungsi sebagai terminal wiring yang dihubungkan dengan alat listrik lainnya, mempunyai kapasitas beban sekitar 5 A.



Stop Kontak 3 phasa Stop kontak atau disebut juga kotak kontak listrik merupakan kotak tempat sumber arus listrik yang siap pakai. Ada juga sebagian orang mengatakan stop kontak adalah outlet yaitu merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak. Di lihat dari bentuknya stop kontak dibedakan menjadi tiga yaitu stop kontak biasa, stop kontak dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air. Sedangkan jika dilihat dari cara



pemasangannya stop kontak dibedakan menjadi dua stop kontak yang ditanam dalam dinding dan stop kontak yang ditanam di permukaan dinding.



Motor DOL DOL Starter adalah metoda starting motor dengan memberikan tegangan penuh dari jalajala secara langsung. Starter jenis ini biasanya digunakan untuk motor-motor listrik yang berukuran kecil. DOL Starter digunakan apabila penurunan tegangan saat motor dihidupkan (starting) tidak menjadi masalah atau tegangan jatuh tidak melewati batas toleransi yang diijinkan mengingat arus starting motor jenis ini bisa 4-7 kali lebih besar dari arus nominalnya. Sebagai contoh jika motor dalam kondisi running arusnya sekitar 4 ampere, maka ketika starting bisa mencapai 16 s/d 28 ampere. DOL Starter umumnya digunakan untuk starting motor dengan kapasitas dibawah 10 kW. Rangkaian daya Pada rangkaian daya anda akan menemukan komponen utama yang akan mengalirkan daya dari sumber ke beban yaitu motor. Mengalir atau tidaknya daya untuk motor ini diatur oleh rangkaian kontrol. Rangkaian control Kontrol ini bekerja melalui sebuah device listrik yang disebut dengan kontaktor yang akan memutuskan/mengalirkan daya dari sumber ke motor melalui anak-anak kontaknya. Biasanya kontak yang digunakan adalah jenis normal terbuka atau Normally Open yang sering disingkat dengan NO).



Prinsip Kerja Pada kondisi normal : Anak kontak kontaktor utama masih dalam kondisi normalnya yaitu terbuka (NO). Pada kondisi start : Saat tombol START ditekan, rangkaian kontrol akan tertutup sehingga akan ada aliran arus ke belitan/koil kontaktor utama. Efek elektromagnetis akibat mengalirnya arus ke belitan tadi akan menarik anak-anak kontak sehingga berubah ke kondisi lawannya (terbuka menjadi tertutup dan tertutup menjadi terbuka).



Motor akan selalu mendapatkan aliran daya selama rangkaian daya/rangkaian kontrol tertutup (closed loop) yaitu apabila: - Main breaker Q1 tidak dimatikan. -



Tombol



STOP



-



Proteksi



panas



(termasuk F2



Emergency



berlebih



akibat



Stop



jika



kelebihan



ada)



tidak



ditekan.



arus



tidak



bekerja.



- MCB F10 tidak terbuka. Rangkaian kontrol direct online adalah pilihan yang cocok untuk aplikasi yang hanya membutuhkan kendali hidup/mati sebuah motor listrik. Rangkaian start/stop umumnya digunakan pada sirkuit atau mesin yang berhubungan dengan induction motor sebagai penggeraknya, seperti mesin-mesin pompa, conveyor, roll dll. Arus starting motor dengan kontrol DOL sangat tinggi begitu pula torsi awal motor yang dibangkitkan.



Motor Forward Reverse Dari segi bahasa forward-reverse berarti maju-mundur. Sesuai dengan namanya, kontrol motor ini menawarkan fitur dua arah putaran motor yaitu searah jarum jam “clockwise” atau biasa disingkat CW dan berlawanan arah jarum jam “counter-clockwise” atau biasa disingkat CCW. Kontrol forward-reverse (untuk selanjutnya disingkat FR) sering ditemukan pada aplikasi yang membutuhkan dua arah seperti : conveyor Pada kasus pembicaraan kali ini kontrol yang dimaksud adalah kontrol foward-reverse untuk motor arus bolak-balik tiga fasa (misal : motor induksi) yang akan dikontrol menggunakan rangkaian kontrol forward-reverse. Bagi yang pernah kuliah tentang motor listrik pasti masih ingat akan bagaimana mengubah putaran. Putaran searah jarum jam menggunakan urutan standard U-V-W atau L1-L2-L3. Untuk motor 3 fasa kali ini putaran motor diubah dengan menukar urutan fasa ke motor yaitu menjadi V-U-W.



Motor 2 Speed Pada motor ini diketahui bahwa pada dasarnya setiap peralatan memiliki kecepatan yang berbeda, dan ada beberapa peralatan yang membutuhkan 2 kecepatan atau lebih, dan pada pertemuan ini dapat diberikan contoh alat yaitu : mesin press. Pada kasus ini dibicarakan bahwa kontrol motor 2 Speed hampir sama dengan kontrol motor Forward Reverse, hanya perbedaan dirangkaian daya yang mengharuskan motor berputar



bolak balik pada kontrol motor forward reverse, dan di motor forward reverse biasanya memiliki satu kabel pada motor, sedangkan di motor 2 speed memiliki 2 kabel pada motor



Motor Star Delta Seperti namanya, secara garis besar starter Star-Delta bekerja dengan dua tahap Awalnya motor berjalan dengan rangkaian belitan Star (Y) Setelah beberapa saat, motor melepas rangkaian belita Star dan beroperasi dengan belitan Delta. Jenis control Star-Delta cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan arus starting lebih rendah ketimbang saat menggunakan starter DOL.



Cara Kerja Kontrol Star Delta Dalam operasinya, kontaktor utama K3 dan kontaktor bintang K1 awalnya akan energized kemudian setelah beberapa waktu kontaktor bintang akan de-energized digantikan oleh kontaktor delta K2. Kontrol kapan aktifnya kontaktor-kontaktor ini diatur oleh timer K1T yang waktunya bisa diatur. Hubungan bintang dan delta akan diproteksi dari potensi aktif pada saat yang bersamaan dengan menggunakan interlok anak kontak masing-masing terhadap lawannya Hubungan bintang delta atau star-delta ini memang cukup digemari sebagai pilihan aplikasi yang membutuhkan konsumsi arus yang kecil beberapa saat awal motor dihidupkan namun memiliki suatu kelemahan yang membuatnya kurang menjadi pilihan setelah adanya pengembangan reduced voltage starter yang leibh lebih baik seperti soft starter. Satu-satunya alasan pemilihan jenis starter ini adalah biaya yang lebih murah dibandingkan reduced voltage starter lainnya. Umumnya motor listrik memiliki nilai arus starting yang menakjubkan besarnya sekitar empat hingga tujuh kali dari nilai ratingnya. Rangkaian pengurangan tegangan adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah motor dapat bekerja tanpa trip dini. Kenapa arus starting star-delta bisa lebih kecil dari DOL? Arus starting motor listrik biasanya adalah sekitar empat hingga tujuh kali lebih besar dari arus nominalnya. Kenapa? Karena motor listrik membutuhkan torsi awal yang besar agar dapat melawan inersianya dan inersia bebannya dari keadaan diam. Torsi adalah proporsional



dengan kuadrat fluks. Fluks adalah perbandingan tegangan dan frekuensi. Tegangan memiliki hubungan sebanding dengan arus. Pada akhirnya, torsi besar berarti akan membutuhkan konsumsi arus yang besar juga. Nah, berikut adalah pembuktian singkat mengapa arus starting star-delta lebih kecil daripada saat DOL. Satu dari beberapa hal yang perlu diingat sebelum memutuskan untuk memilih starter star-delta adalah pastikan bahwa pengurangan torsi karena rangkaian star saat starting masih memungkinkan beban bisa diputar oleh motor listrik. Kontrol ini kurang ekonomis untuk beban yang membutuhkan torsi awal besar dari 40% karena kita harus menggunakan frame size yang lebih besar dari seharusnya.



Rangkaian Starting Motor Star-Delta Untuk mengurangi besarnya arus start motor yang mendekati 7x arus nominal maka dapat dengan menggunakan metode start Star-Delta. Dengan metode ini motor awalnya diset pada asutan Star, setelah motor mencapai kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah ke sambungan Delta. Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan sedangkan lonjakan arus start dapat ditekan.



Gb. Rangkaian Power Star-Delta



Prinsip Kerja Rangkaian Fungsi dari rangkaian Star-Delta sendiri adalah untuk mengurangi arus start yaitu saat pertama kali motor di hidupkan Star delta adalah sebuah sistem starting motor yang paling banyak dipergunakan untuk starting motor listrik. Dengan menggunakan star delta starter Lonjakan arus listrik yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. cara kerjanya adalah saat start awal motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0.58 dengan cara dihubung bintang/ star. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun dengan menggunakan timer arus dipindahkan menjadi segitiga/ delta sehingga tegangan dan arus yang mengalir ke motor penuh. Current Transformator (CT)



Pengukuran atau pendeteksian arus listrik merupakan salah satu dari parameter utama yang diperlukan dalam kelistrikan. Misalkan untuk pengukuran arus yang besar, pengukuran daya dan sebagai parameter proteksi. Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya. Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1) & IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada. CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali. Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5 ampere. Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan kemampuan CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan penentuan besar kabel dan jarak pengukuran (lihat table). Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW meter Cos Phi meter dll, sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus, dengan mempergunakan bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus dengan beragam range ampere hanya dengan satu unit proteksi arus. Yang perlu dipersiapkan adalah unit proteksi arus dengan range dibawah 5 ampere dan CT dengan ratio XXX:5. Misal unit proteksi mempunyai range 0,5 ~ 5 Amp, dengan mempergunakan CT dengan ratio 1000:5 maka range proteksi arus yang bisa dijangkau adalah 100 ~ 1000 Amp Note : Terminal CT sebaiknya dihubung singkat jika tidak terhubung dengan beban saat line primer dialiri arus. Ini mencegah pembebanan dengan impedansi yang terlalu besat dan mengakibatkan percikan bunga api listrik.



BAB III ALAT DAN BAHAN



Peralatan yang dibutuhkan Adapun peralatan kerja yang digunakan ialah, sebagai berikut : No



Nama Alat



Spesifikasi



Jumlah



Ket



PANEL DAYA 1



MCCB



Mitsubishi 50A



1



Baik



2



MCB 3 Phasa



Merlin Gerin 6A



1



Baik



3



MCB 3 Phasa



Merlin Gerin 10A



2



Baik



4



MCB 3 Phasa



Merlin Gerin 16A



1



Baik



5



MCB 3 Phasa



Stotz 10A



2



Baik



6



ELCB



CMC 25A



1



Baik



7



Kontaktor



Schneider 25A



1



Baik



8



TOR



Schneider 2,5A - 4A



1



Baik



9



Busbar



5



Baik



10



Terminal Blok



36



Baik



11



Selector Switch



3 Position



2



Baik



12



Catdride Fuse



10x35mm/440mA



3



Baik



13



Lampu Indikator



5W/1A/220V



3



Baik



14



Amperemeter



96x96mm



1



Baik



15



Voltmeter



96x96mm



1



Baik



PANEL FUSE 1



NH Fuse



Linder 50A/500V



1



Baik



2



NH Fuse



Stern 80A/660V



2



Baik



3



Kotak Kontak



Broco 10A/250V



2



Baik



4



CT



3



Baik



PANEL SIMULATOR 1



Kontaktor



Telemecanique 25A



2



Baik



2



Relay



Omron MK3P-1



1



Baik



3



Relay



Omron MY4



1



Baik



1



Baik



4



Selector Switch



3 Position



PANEL STAR - DELTA 1



Kontaktor



Telemecanique 25A



1



Baik



2



Kontaktor



Schneider 25A



1



Baik



3



TOR



Schneider 23A - 32A



1



Baik



4



Push Button



Normally Open



2



Baik



5



Push Button



Normally Close



2



Baik



6



Lampu Indikator



5W/1A/220V



3



Baik



1



Baik



7



Unibel Motor



5



380/660VAC



PANEL FORWARD - REVERSE



HP



1



Kontaktor



Telemecanique 25A



1



Baik



2



Kontaktor



Schneider 25A



1



Baik



3



TOR



Schneider 2,5A - 4A



1



Baik



4



Push Button



Normally Open



2



Baik



5



Push Button



Normally Close



1



Baik



6



Lampu Indikator



5W/1A/220V



3



Baik



7



Limit Switch



2



Baik



8



Foot Switch



1



Baik



9



Selector Switch



1



Baik



1



Baik



10



3 Position Mindong



Motor



1



HP



220/380VAC



PANEL 2 SPEED 1



Kontaktor



Telemecanique 25A



1



Baik



2



Kontaktor



Schneider 25A



1



Baik



3



TOR



Schneider 2,5A - 4A



1



Baik



1



Baik



4



Telemecanique 1,6A TOR



2,5A



5



Push Button



Normally Open



2



Baik



6



Push Button



Normally Close



1



Baik



7



Lampu Indikator



5W/1A/220V



4



Baik



8



Selector Switch



3 Position



1



Baik



9



Motor



3/4 HP 220/380VAC



1



Baik



PANEL DOL (INDUKSI) 1



Kontaktor



Telemecanique 25A



1



Baik



2



TOR



Schneider 2,5A - 4A



1



Baik



3



Push Button



Normally Open



1



Baik



4



Push Button



Normally Close



1



Baik



5



Motor



1 HP 220/380VAC



1



Baik



1



Baik



KOTAK KONTAK 3 PHASA 1



Kontaktor



Schneider 25A



2



TOR



Schneider 2,5A - 4A



1



Baik



3



Push Button



Normally Open



1



Baik



4



Push Button



Normally Close



1



Baik



5



Lampu Indikator



5W/1A/220V



2



Baik



6



Selector Switch



3 Position



3



Baik



7



Kotak Kontak



220/380VAC



1



Baik



Time Schedule



:



Saddam Abdurrahman



:



Teknik Listrik 3D



n



:



23



giatan yang dilakukan



njelasan dan Cek peralatan



mbongkaran panel utama



mbongkaran panel NH fuse



mbongkaran panel F-R



mbongkaran panel DOL



mbongkaran panel 2 speed



enggambar diagram daya panel utama



Hari ke 1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



12



13



14



nyambungan kabel pada panel utama



nyambungan kabel pada panel F-R



nyambungan kabel pada panel 2 Speed



nyambungan kabel stop kontak 3 Phasa



nyambungan kabel pada panel Y-∆



nyambungan kabel pada panel DOL



ngetesan DOL



ngetesan Forward-Reverse



ngetesan star-delta



ngetesan 2 speed



ngetesan stop kontak



BAB IV DIAGRAM RANGKAIAN Diagram Daya Star Delta



Diagram Kontrol Star Delta



BAB V PROSEDUR PERCOBAAN



1. Memasang kabel untuk panel utama dengan acuan diagram daya utama 2. Memasang kabel pada panel forword reverse berupa daya serta control dengan acuan diagram daya dan control forword reverse 3. Mengecek serta mengetes motor forword reverse 4. Memasang kabel pada panel 2 kecepatan berupa daya serta control dengan acuan diagram daya dan control 2 kecepatan 5. Mengecek serta mengetes motor 2 kecepatan 6.



Memasang kabel pada panel kotak kontak 3 phasa berupa daya serta control dengan acuan diagram daya dan control kotak kontak 3 phasa



7. Mengecek serta mengetes motor kotak kontak 3 phasa 8. Memasang kabel pada panel star delta berupa daya serta control dengan acuan diagram daya dan control star delta 9. Mengecek serta mengetes motor star delta.



BAB VI PEMBAHASAN



Pada Forward Reverse Pada instalasi listrik industri, motor forward reverse dimana putaran motor tersebut adalah dua sisi yaitu, putaran ke arah kiri dan putaran ke arah kanan. Dalam panel forward reverse menggunakan 2 buah kontaktor dan 1 buah TOR (Termal Over load Relay). Motor forward reverse ini dioperasikan dengan tombol tekan, foot switch, limit switch, dengan selector switch di pintu panel. Serta terdapat 2 lampu tanda di pintu panel untuk menandakan apakah puran ke kiri atau putaran ke kanan. Dalam pengawatan dayanya, karena motor ini digerakkan dengan tenaga listrik 3 phasa maka terdapat R, S, T. Pada rangkaian forward reverse 2 phasa yang terhubung antara kontaktor 1 dengan kontaktor 2 dibalik. R-T, S-S, T-R. Agar putaran motor berbalik arah. Dalam pengawatan kontrolnya, ini menggunakan kabel NYAF 0,75 mm dengan kawat pejal. Dengan deskripsi kerja atau sequens operation yaitu, bila selector switch yang berada dipanel kita putar ke 1 maka motor dapat digerakkan melalui pengoperasian dengan foot switch. Injakan kiri foot switch kita injak maka kontaktor 1 beroperasi maka motor berputar, lampu tanda kiri di pintu panel menyala. Dan injakan kanan foot switch kita injak maka kontaktor 2 beroperasi dengan kontaktor 1 mati maka motor berputar ke arah sebaliknya, lampu tanda kanan menyala. Bila selector switch dipindahkan ke 2 maka motor dioperasikan dengan tombol tekan. Tombol tekan atas ditekan, kontaktor 1 beroperasi maka motor berputar, tombol tekan bawah ditekan, kontaktor 2 beroperasi maka motor berputar dengan arah sebaliknya.



Pada 2 Kecepatan Pada instalasi untuk menggerakkan motor dengan 2 kecepatan, hampir sama dengan rangkaian forward reverse. Yang membedakan adalah tak ada phasa yang dipasang



terbalik. Dalam panel 2 kecepatan menggunakan 2 buah kontaktor dan 2 buah TOR. Motor 2 kecepatan ini dioperasikan dengan saklar pilih, saklar pilih yang berada di panel, tombol tekan. Serta untuk mengetahui panel. Dalam pengawatan daya, kabel dan kawat yang digunakan adalah NYM dengan luas 1mm dan pejal. Dimana kontaktor 1 disambungkan dengan tor 1 dan kontaktor 2 disambungkan dengan tor 2. Dalam pengawatan kontrolnya menggunakan kawat pejal NYAF 0,75 mm sesuai dengan PUIL 2000. Dimana deskripsi kerja atau sequen operationnya sebagai berikut, pada pintu panel terdapat saklar pilih untuk mengoperasikan dengan tombol tekan yang ada di pintu panel atau saklar pilih yang berada di tembok. Apabila saklar pilih diletakkan di 1 maka motor digerakkan dengan saklar pilih yang ditembok. Saklar pilih ke arah 1, maka kontaktor 1 beroperasi dan motor berputar dengan kecepatan yang rendah. Pindah posisikan ke arah 2, maka kontaktor 2 beroperasi dan motor berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan sebelumnya. Apabila saklar pilih yang berada di pintu panel kita putar ke posisi 2, maka motor dioperasikan dengan tombol tekan. Tombol tekan 1 ditekan, maka kontaktor 1 beroperasi dan motor berputar dengan kecepatan yang rendah. Tombol tekan 2 ditekan, maka kontaktor 2 beroperasi dan motor berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan sebelumnya.



Pada Stop Kontak 3 Phasa Pada instalasi untuk kotak kontak 3 phasa menggunakan 1 buah kontaktor dan 1 buah TOR. Dioperasikan dengan tombol tekan, dan selector switch. Serta terdapat lampu tanda dan over load. Selector switch pada posisi “1” Rotary switch yang akan mengoperasikan stop kontak. Rotary switch pada posisi 1, maka koil kontaktor akan mendapatkan arus, lampu tanda akan menyala. Dan siap untuk mengoperasikan stop kontak. Untuk memutuskan kontaktor maka dengan memindahkan rotary switch ke posisi “0” menyebabkan koil tidak akan mendapakan arus karena kontaknya terputus. Selector switch pada posisi “1”



Apabila tombol tekan ditekan, koil kontaktor bertegangan sehingga stop kontak siap dioperasikan. Tegangan dapat diputuskan dengan menekan tombol tekan stop sehingga kontak NO akan kembali terbuka.



Pada DOL System pengasutan yang dipakai untuk mengoperasikan motor DOL adalah system yang menggunakan starter DOL. Starter DOL untuk mengoperasikan motor tersebut berupa saklar tekan yang memiliki penguncian elektrik dan dilengkapi dengan pengaman thermis. Disebut motor DOL karena motor tersebut dihubungkan langsung dengan tegangan pada jaringan. System pengasutan yang demikian ini dikenal sebagai pengasutan Direct On Line (DOL) Apabila tombol tekan “1” ditekan, maka kontaktor pada starter dol akan ON sehingga motor akan bekerja dan apabila tombol tekan “0” ditekan, maka motor akan berhenti. Jika pada saat motor bekerja sedang mengalami pembebanan yang berlebihan, pengaman thermis yang ada dalam starter DOL akan memutuskan hubungan sumber tegangan sehingga motor akan berhenti beroperasi.



Pada Star Delta Motor rangkaian ini menggunakan jenis pengasutan Star-Delta. Permulaan untuk hubungan bintang ke hubungan segitiga untuk motor digunakan timer jenis “On delay”. Ini berarti kontak yang terdapat pada timer tersebut akan bekerja beberapa saat setelah kontaktor bekerja (ON). Maksimal waktunya adalah 6 detik. Dan pada rangkaian star delta ini dioperasikan dengan menggunakan 3 buah Kontaktor serta 1 buah TOR. Pada saat tombol tekan yang berada di pintu panel atau di tembok ditekan, maka K1M dan K2M akan bekerja, hal ini disebabkan masing-masing kumparan memperoleh arus dan tegangan. Dengan bekerjanya K1M dan K2M akan menyebabkan motor akan terhubung bintang. Ketika K2M bekerja, kontak bantu NC akan membuka sehingga K3M tidak akan bekerja. Beberapa saat kemudian (maksimal 6 detik), kontak K1M akan bekerja sehingga tegangan yang menuju koil K2M terputus hubungannya, sehingga K3M akan mendapatkan arus dan tegangan. Pada saat K3M bekerja, kontak bantu NC-nya membuka sehingga K2M tidak akan bekerja sebab tegangan menuju ke koil K2M terputus. Dengan bekerjanya K3M akan



menyebabkan hubungan telah berubah secara elektrik ke hubungan segitiga. Dan apabila tombol tekan stop ditekan, maka motor akan berhenti berputar. Hal ini disebabkan karena tegangan yang menuju koil telah terputus. Dan keadaan control rangkaian kembali ke posisi semula yaitu siap untuk dioperasikan dalam keadaan hubung bintang.



BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN



KESIMPULAN Setelah selesai membuat laporan dalam praktikum, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya : -



Didalam melakukan perencanaan penginstalasian dibutuhkan perencanaan yang matang, baik dalam hal mempersiapkan alat dan bahan, rancangan yang benar – benar baik dan perhitungan biaya.



-



Gunakanlah semua peralatan dan bahan



secara efisien dan baik dalam



melakukan



penginstalasian. -



Mampu membaca diagram lokasi maupun diagram kontrol. Karena dengan mampu membaca diagram kontrol penginstalasian akan dapat dengan mudah dikerjakan.



-



Hal yang terpenting dalam penginstalasian adalah pengawatan, karena jika terdapat kesalahan dalam pengawatan, maka penginstalasian tidak akan bekerja sesuai dengan yang diinginkan.



-



Jika terjadi trouble dalam melakukan penginstalasian, dan terjadi kesalahan pengoperasian kita harus mampu mencari kesalahan dan memperbaikinya, sehingga penginstalasian kita dapat dikatakan handal.



-



Usahakan dalam bekerja harus memperhatikan keselamatan sekitar dan diri kita sendiri.



SARAN Adapun saran yang dapat disampaikan, agar praktek kerja pada bengkel Prinsip Dasar Listrik akan menjadi jauh lebih baik dan mendapatkan hasil kerja yang maksimal ialah : -



Saat instruktur menerangkan jobsheet kita harus mendengarkan dan memperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam praktek.



-



Perlunya menjaga sikap selama praktek untuk tidak bercanda dan tidak melakukan hal yang tidak berguna, harus fokus pada job yang telah diberikan dan yang telah kita susun pada Time Schedule.



-



Gunakanlah alat kerja sesuai dengan fungsinya, dan telitilah dalam pengerjaan praktikum agar tidak salah dan membuang-buang bahan yang telah diberikan



-



Alangkah baiknya jika alat (komponen) yang dipakai mahasiswa dalam keadaan masih layak digunakan untuk praktikum, supaya mahasiswa bisa lebih cepat dan mudah dalam menyelesaikan praktek.