Laporan Praktek Kerja Lapangan Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN



PERAWATAN MESIN VIS PULPER DI PT PEKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN BANGELAN



Disusun Oleh : 1. Akhbar Karimudin



(1931210119)



2. Bagas Pratama



(1931210129)



3. Dion Ahmad Fahreza



(1931210176)



PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan dengan lancar dan baik. Dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu praktek dan teori yang didapat di bangku kuliah kedalam dunia indrustri, kegiatan ini juga merupakan syarat untuk memenuhi kelulusan dari sistem pembelajaran Politeknik Negeri Malang. Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah kami lakukan di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli 2021 dan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2021. Laporan ini membahas tentang profil, sejarah, serta proses pemecahan kulit luar biji kopi dengan menggunakan mesin vis pulper. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membimbing, membantu, dan memberi dukungan kepada penulis dari berbagai pihak yang berarti bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan PKL ini, khususnya kepada : 1. Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kesehatan sehingga kami dapat melaksanakan Program Kerja Lapangan. 2. Bapak, Ibu, dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik doa, motivasi, arahan, serta dukungan baik moral maupun material. 3. Bapak Drs. Awan Setiawan, M.MT., M.M ., selaku Direktur Politeknik Negeri Malang. 4. Bapak Ir. Pipit Wahyu Nugroho, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang. 5. Bapak Dr. Muhammad Akhlis Rizza, S.T., M.T. selaku koordinator PKL di Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang



6. Pembimbing PKL Bu Windy Nurdiansyah di PT Perkebunan Nusantara Kebun Bangelan 7. Staf dan karyawan yang banyak membantu dalam kelancaran PKL di PTPN XII Kebun Bangelan.. Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan PKL ini masih banyak kekurangan serta kesalahan. Dengan demikian kritik dan saran sangat berharga agar laporan ini bisa menjadi lebih baik dan dapat memberi manfaat bagi semua pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa Politeknik Negeri Malang.



Malang, 31 Agustus 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Di era saat ini yaitu era Globalisasi, perkembangan dan kemajuan teknologi



sangat pesat sehingga memunculkan persaingan dalam dunia industri. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya Sumber Daya Manusia yang mampu beradaptasi dan menguasai teknologi yang berkembang saat ini. Politeknik Negeri Malang sebagai Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan teknologi terapan diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang adaptif, professional, dan berkualitas agar dapat memperbanyak Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan di dalam dunia industri. Dengan diadakannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini akan bermanfaat untuk mahasiswa memahami proses-proses produksi di dunia indrusti dari awal sampai akhir serta menambah pengalaman dan juga dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari di Perguruan Tinggi kedalam dunia industri. Sistem Praktek Kerja Lapangan di industri sangat membantu mahasiswa untuk memiliki gambaran tentang dunia kerja, selain itu Praktek Kerja Lapangan juga memberikan manfaat terhadap dunia pendidikan agar tidak terjadi kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia industri. Harapan utama dari penyelenggaran Praktek di dunia industri ini mahasiswa dapat meningkatkan kualitas dalam diri mereka seperti etos kerja, kedisiplinan, kemampuan, kreatifitas, dan inisatif. Kopi merupakan salah satu hasil perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, apalagi di jaman sekarang kopi merupakan kebutuhan seharihari baik di kalangan remaja maupun orang dewasa, hal ini dapat dilihat dari banyaknya coffe shop yang dapat dijumpai dimana-mana. Kebun Bangelan yang di kelola oleh PT. Perkebunan Nusantara merupakan salah satu perkebunan yang memproduksi kopi di daerah Jawa Timur. Jenis kopi yang dihasilkan adalah kopi jenis robusta, di tempat ini proses produksi kopi sebagian besar memakai



peralatan dan mesin-mesin mulai dari pengelupasan kulit, pencucian, pengeringan, serta pengemasan. Maka dari itu penyusun akan membahas mengenai “Pengelupasan kulit kopi menggunakan Mesin Vis Pulper di PTPN XII Kebun Bangelan”. Penyusun mengumpulkan data di lapangan dan refrensi untuk dijadikan bahan pembuatan laporan.



1.2



Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan agar mahasiswa dapat menerapkan dan membandingkan antara pengetahuan teori maupun praktek yang didapat di bangku perkuliahan maupun pada saat di dunia usaha atau industri, berikut tujuan umum dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan : 1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional, dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja saat ini. 2. Memperkokoh hubungan antara Politeknik Negeri Malang dengan dunia usaha atau industri. 3. Meningkatkan efisiensi proses kinerja pendidikan dan penelitian tenaga kerja yang berkualitas 4. Memberikan pengakuan penghargaan terhadap pengalaman kerja lapangan sebagai dari proses pendidikan 5. Sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku perkuliahaan



1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mempersiapkan mahasiswa untuk belajar bekerja baik secara tim maupun individu, serta mengembangkan potensi dan berkualitas sesuai dengan minat dan bakat. 2. Meningkatkan status dan kepribadian para mahasiswa, sehingga mampu berinteraksi, berkomunikasi, dan tanggung jawab serta disiplin tinggi. 3. Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menjadi tenaga terampil dan produktif berdasarkan pengakuan standard profesi. 4. Memenuhi salah satu syarat untuk meyelesaikan studi di jenjang Diploma 3 di Politeknik Negeri Malang. 1.3



Manfaat 1.3.1 Bagi Saya 1) Mendapatkan pengalaman yang sangat berharga tentang industri perkebunan, serta mendapatkan ilmu baru tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru. 2) Mendapatkan



kesempatan



secara



langsung



dalam



menghadapi



permasalahan yang ada di dalam sebuah perusahaan berdasarkan teori maupun praktek yang telah didapat di bangku kuliah. 3) Mendapatkan wawasan tentang dunia kerja dan proses adaptasi baik dari aspek teknis maupun non teknis.



1.3.2 Bagi Politeknik Negeri Malang 1) Menjalin kerja sama yang baik dan saling menguntungkan antara Politeknik Negeri Malang dengan perusahaan. 2) Menghasilkan lulusan yang berpengetahuan luas dan siap untuk terjun langsung ke dunia kerja serta dapat bersaing dengan Sumber Daya Manusia lainnya.



3) Sebagai sumber masukan dalam rangka mengembangkan kualitas pendidikan dengan cara melihat teknologi-teknologi yang berkembang saat ini di perusahaan. 1.3.3 Bagi Perusahaan 1) Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan instansi pendidikan. 2) Dapat memanfaatkan mahasiswa untuk membantu perusahaan selama Praktik Kerja Lapangan. 3) Berpartisipasi dalam rangka mendukung dan meningkatkan kualitas dunia pendidikan agar menghasilkan lulusan berintegritas. 1. 4



Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tempat



: PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan



Alamat



: Desa Bangelan, Kec. Wonosari, Kab. Malang, Jawa Timur



Waktu Pelaksanaan: 12 Juli 2021 – 31 Agustus 2021



Bab II PROFIL PERUSAHAAN 2.1



Sejarah Singkat 2.1.1 Sejarah PT. Perkebunan Nusantara XII PT. Perkebunan Nusantara XII yang biasa disebut PTPN XII adalah Perseroan



Terbatas dengan komposisi kepemilikan sahamnya meliputi Negara 10% dan PTPN III (Persero) 90%. PTPN XII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1996 tentang peleburan PT Perkebunan Nusantara XXIII (Persero), PT Perkebunan Nusantara XXVI (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara XXIX (Persero) yang dalam Akta Pendirian NO. 45 tanggal 11 Maret 1996, dibuat di hadapan Harun Kamil, SH, Notaris di Jakarta dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan keputusan Nomor C2.8430 HT.01.01.Th 96 tanggal 8 Agustus 1996. 2.1.2 Sejarah Kebun Bangelan Perkebunan Bangelan didirikan pada tahun 1901 oleh departemen Nijvorheiden Handels Afd Over Jarigewasse sebagai percobaan, seleksi, dan pembibitan. Tujuan hal itu untuk memperoleh bibit kopi dengan kualitas yang unggul dan cocok dengan berbagai kondisi di daerah pertanaman kopi di seluruh Nusantara. Bibit kopi yang diseleksi di Kebun Bangelan berasal dari Cilandak, Bogor, Kongo, dan Brasilia. Salah satu orang yang berjasa dalam pengembangan klon kopi ini adalah PJS Grammer. Pada tahun 1932 FP Forwenda yang awalnya menjabat sebagai Kepala Afdeling Landbow Kondigheds bagian penyelidikan tanaman dan laboraturium pusat di Bogor, ditempatkan di Kebun Bangelan untuk memimpin usaha percobaan, seleksi, dan pembibitan. Jenis kopi yang ditanam untuk percobaan adalah kopi robusta, kopi excels, quillow, liberika, hibrida kawisari, dan kopi arabika. Dari hasil seleksi



diantaranya didapati kloni local bangelan, seperti : BGN 300, BGN 325, BGN 371, dan BGN 32. Saar ini di Kebun Bangelan masih terdapat kebun koleksi tanaman kopi yaitu sekitar 154 klon tanaman kopi. Sedangkan jenis kopi yang dibudidayakan secara komersial hingga saat ini adalah kopi robusta. Sebelum menjadi bagian PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) saat ini, Kebun Bangelan beberapa kali mengalami perubahan organisasi induk, yaitu : 1. 1957/1958 – 1963 mengalami Nasionalisme menjadi bagian dari PPN Kesatuan VI 2. 1963- 1968 menjadi bagian dari PPN Antan XII 3. 1969 – 1971 menjadi bagian dari PPN XXIII 4. 1972 – 1994 menjadi bagian dari PTP XIII 5. 1995 – 1996 menjadi bagian dari PTP Group Jatim 6. 1996 – sekarang menjadi bagian dari PTPN XII 2.2



Visi dan Misi Perusahaan 



Visi PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan “Menjadi Perusahaan Agribisnis yang berdaya saing tinggi dan mampu tumbuh kembang berkelanjutan.”







Misi PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan Untuk mewujudkan visi dari perusahaan, maka disusunlah misi sebagai berikut : 1. Melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya perusahaan



untuk



mewujudkan



profesionalisme



berdasarkan



prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. 2. Peningkatan nilai dan daya saing perusahaan (competitive advantage) melalui inovasi serta peningkatan produktivitas dan



efisiensi dalam penyediaan produk berkualitas dengan harga kompetitif dan pelayanan bermutu tinggi. 3. Laba yang dapat membawa perusahaan tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. 4. Usaha meningkatkan agribisnis dengan tata kelola yang baik serta peduli pada kelestarian alam dan tanggung jawab sosial pada lingkungan usaha (community development). 2.3



Logo Perusahaan



Gambar 2.1 Logo Perusahaan Sumber : https://ptpn12.com



Logo PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan memiliki beragam makna pada tiap coraknya, berikut merupakan arti dari logo di atas: 1. Warna Coklat



: Melambangan tanaman buah kakao



2. Warna Hijau



: Melambangkan tanaman teh



3. Warna Kuning



: Melambangkan hasil karet



4. Warna Merah



: Melambangkan Kopi Arabika



5. Warna Biru Muda



: Melambangkan Kopi Robusta



6. Warna Biru Tua



: Melambangkan Horticultural (Cengkeh, Kayu, Lada,



dll). PT. Perkebunan Nusantara XII memiliki area perkebunan seluas 80.000 ha yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur yang terbagi menjadi 3 wilayah dan 34 unit kebun. Unit kerja PT. Perkebunan Nusantara XII disajikan pada table berikut ini: Wilayah 1 NO



UNIT USAHA



KABUPATEN



KOMODITI



1.



Kaliselogiri



Banyuwangi



Kopi Robusta, Kakao Bulk,Aneka Kayu



2.



Pasewaran



Banyuwangi



Karet, Aneka Kayu



3.



Malangsari



Banyuwangi



Kopi Robusta, Aneka Kayu



4.



Gunung Gumitir



Jember



Kopi Robusta, Aneka Kayu



5.



Sungai Lembu



Banyuwangi



Karet, Kakao Bulk, Aneka Kayu



6.



Sumber Jambe



Banyuwangi



Karet, Kakao Bulk, Aneka Kayu



7.



Kalitelepak



Banyuwangi



8.



Kalikempit



Banyuwangi



9.



Kalirejo



Banyuwangi



10.



Jatirono



Banyuwangi



11.



Kendeng Lembu



Banyuwangi



12.



Kalisepanjang



Banyuwangi



Karet, Kakao Bulk, Aneka Kayu Karet, Kakao Bulk, Kakao Edel, Aneka Kayu Karet, Kakao Bulk, Kakao Edel, Aneka Kayu Kakao Bulk, Kakao Edel, Aneka Kayu Karet, Kakao Bulk, Kakao Edel, Aneka Kayu Karet, Kakao Bulk, Aneka Kayu



Tabel 2.1 Unit kerja PT. Perkebunan Nusantara XII Wilayah 1



Wilayah 2 NO



UNIT USAHA



KABUPATEN



KOMODITI



1.



Zeelandia



Jember



Karet, Aneka Kayu



2.



Banjarsari



Jember



Karet, Kakao Bulk, Aneka Kayu.



3.



Renteng



Jember



Karet, Kopi Robusta, Aneka Kayu



4.



Mumbul



Jember



Karet, Aneka Kayu.



5.



Kotta Blater



Jember



Karet, Kakao Bulk, Aneka Kayu



6.



Glantangan



Jember



Karet, Aneka Kayu.



7.



Kalisanen



Jember



Karet, Aneka Kayu.



8.



Blawan



Jember



Kopi Arabika, Aneka Kayu.



9.



Kalisat Jampit



Bondowoso



Kopi Arabika, Aneka Kayu.



10.



Situbondo Kayumas Kopi Arabika, Aneka Kayu. Pancur 11. Bondowoso Kopi Arabika, Aneka Kayu. Angkrek 12. Jember Silosanen Kopi Robusta, Aneka Kayu. 13. Sumber Tengah Jember Karet, Aneka Kayu. Tabel 2.2 Unit kerja PT. Perkebunan Nusantara XII Wilayah 2



Wilayah 3 NO



UNIT USAHA



KABUPATEN



KOMODITI



1.



Tretes



Ngawi



Karet, Aneka Kayu



Kediri



Kopi Robusta, Kakao Bulk, Aneka Kayu



Blitar



Teh, Aneka Kayu



3.



Ngrangkah Pawon Bantaran



4.



Kali Bakar



Malang



-



5.



Bangelan



Malang



Kopi Robusta, Aneka Kayu



6.



Pancursari



Malang



Aneka Kayu



7.



Wonosari



Malang



2.



8. 9.



Teh, Aneka Kayu Kakao Edel, Kakao Bulk, Teh, Aneka Lumajang Ketowono Kayu Jember Gunung Gambir Karet, Teh, Aneka Kayu Tabel 2.3 Unit kerja PT. Perkebunan Nusantara XII Wilayah 3



Kantor NO



Kantor



Tempat



1.



Kantor Direksi



Surabaya



Kantor Wilayah Jember I Kantor Wilayah 3. Jember II Kantor Wilayah 4. Malang III Tabel 2.4 Kantor PT. Perkebunan Nusantara XII 2.



Anak Perusahaan NO



Nama Perusahaan



1.



PT. Rolas Nusantara Medika



2.



PT. Rolas Nusantara Mandiri



Tempat Jember & Banyuwangi Surabaya



3.



PT. Industri Gula Glenmore



Banyuwangi



4.



PT. Rolas Nusantara Tambar



Sidoarjo



Jenis Usaha Rumah Sakit Industri Hilir Industri Gula Industri Tambang



Tabel 2.5 Anak Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XII



2.4



Struktur Organisasi 2.4.1 Struktur Organisasi Kebun PTPN XII Kebun Bangelan memiliki bentuk struktur organisasi berbentuk



gatis alur directing. Bentuk tersebut menunjukan bahwa setiap bagian mempunyai satu atasan yang berhubungan dengan unit bagian. Sedangkan untuk tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut: 1. Manager Kebun Rincian tugas Manager Kebun adalah sebagai berikut: 1. Mengontrol dan melaporkan capaian produksi, mutu, dan rendemen. 2. Mengajukan permintaan modal kerja dan mengendalikan penggunaannya. 3. Menyusun rencana kerja bulanan. 4. Menyusun Rencana Kerja Triwulan (PPAP), Rencana Kerja Tahunan (RKAP), dan Rencana Jangka Panjang (RJP). 5. Melaporkan kegiatan kerja dalam bentuk laporan manajemen. 6. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan community development di wilayahnya. Sedangkan wewenang dan tanggung jawab Manager Kebun adalah: 1. Mengamankan dan memanfaatkan asset perusahaan. 2. Memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, dan mempertanggung jawabkan kegiatan kerja kebun kepada direksi. 3. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan SDM yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Melakukan penilaian terhadap kinerja bawahan. 5. Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar.



2. Asisten Teknik dan Pengolahan (ASTEKPOL) Asisten Teknik dan Pengolahan merupakan unit bagian yang bergerak di bagian pabrik yaitu menangani bidang teknik dan pengolahan produksi kopi. Adapun tugas dari ASTEKPOL antara lain: 1. Menyusun dan mengusulkan anggaran sesuai pedoman yang telah ditetapkan perusahaan. 2. Menyusun kebutuhan tenaga kerja sesuai rasio tenaga kerja yang efektif dan efisien. 3. Melaksanakan pekerjaan teknik sesuai pedoman yang telah disetujui. 4. Membina, membimbing dan memberikan petunjuk serta mengevaluasi hasil kerja bawahan. 5. Menjaga konsistensi mutu produk, guna menciptakan kepuasan pelanggan. Sedangkan wewenang dan tanggung jawab ASTEKPOL adalah: 1. Mengelola proses pengolahan sesuai dengan prosedur. 2. Mengelola keamanan pabrik. 3. Merencanakan dan mengusulkan pelatihan teknis karyawan bawahannya. 4. Melakukan pembinaan dan pengembangan SDM yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Melakukan penilaian kerja bawahannya. 6. Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar.



3. Asisten Keuangan dan Umum (ASAKU) Asisten Keuangan dan Umum merupakan unit bagian yang bergerak dalam bidang administrasi, anggaran, dan laporan-laporan yang bersifat umum. Adapun tugas dari ASAKU antara lain: 1. Mengkoordinasikan dan menghimpun anggaran kebun berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan.



2. Mengawasi dan membina administrasi berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan. 3. Mempersiapkan dan mengerjakan laporan-laporan kepada direksi atau pihak lain. 4. Membina dan memberi petunjuk, serta membimbing bawahannya. 5. Mengawasi pengunaan biaya dan memberikan saran perbaikan kepada manajer. Adapun wewenang dan tanggung jawab ASAKU adalah: 1. Mengelola administrasi keuangan dan umum kebun. 2. Merencanakan dan mengusulkan pelatihan teknis karyawan bawahannya. 3. Melakukan pembinaan dan pengembangan SDM yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Melakukan penilaian kinerja bawahannya. 5. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar. 6. Menentukan keabsahan bukti pengeluaran dan penerimaan uang, bahan dan barang.



4. Asisten Tanaman (ASTAN) Asisten Tanaman merupakan unit bagian yang bergerak di bidang tanaman. Unit ini menangani masalah tanaman sejak persiapan awal tanam hingga panen. Di Kebun Bangelan terdapat 2 ASTAN yang memiliki afdeling berbeda, ASTAN 1 bertanggung jawab atas afdeling Kebun Besaran dan ASTAN 2 bertanggung jawab untuk Kebun Kampun Baru. Adapun tugas ASTAN antara lain: 1. Mempersiapkan dan mengusulkan anggaran dibidangnya sesuai tujuan perusahaan. 2. Menyusun kebutuhan tenaga kerja sesuai rasio kerja yang efektif dan efisien 3. Memimpin dan mengkoordinasikan serta mengevaluasi atas seluruh kerja bawahan



4. Membina , membimbing, dan memberi petunjuk dan membina baawahanya guna meningkatkan produktivitas, mutu, dan prestasi kerja 5. Membina hubungan baik dengan instansi terkait 6. Melaksanakan pekerjaan sesuai pedoman yang telah disetujui Adapun tanggung jawab ASTAN antara lain: 1. Mengelola tanaman budidaya sesuai dengan prosedur. 2. Mengelola keamanan afdeling 3. Mengelola sumber daya kebun guna tercapainya kuantitas dan kualitas produksi. 4. Merencanakan/mengusulkan pelatihan teknik untuk karyawan bawahanya. 5. Melakukan pembinaan dan pengembangan SDM yang menjadi tanggung jawabnya 6. Melakukan penilaian kinerja bawahanya. 5. Mantri Kesehatan/Kepala Balai Pengobatan (BP) Mantri Kesehatan bertanggung jawab kepada Manajer Kebun. Mantri Kesehatan membawahi juru tulis dan orang yang membantu kegiatan medis. Fungsi dan sasarannya adalah menjalankan kegiatan dan fungsi medis di kebun dengan terencana dan berjalan dengan lancar. Rincian tugas rutin Mantri Kesehatan adalah: 1. Membuat laporan harian pasien dan melaporkannya kepada manajer. 2. Membuat rencana kerja bulanan termasuk kebutuhan alat dan bahan. 3. Merujuk pasien yang tidak bisa ditangani optimal di BP ke RS perusahaan.



4. Mengadakan kegiatan posyandu bulanan bagi anak balita karyawan kebun. 5. Melakukan stock opname dan alat medis lainya Adapun wewenang dan tanggung jawab Balai Kesehatan adalah: 1. mengelola kegiatan media di kebun sesuai prosedur. 2. merencanakan dan mengusulkan pelatihan teknis kaaryawan bawahanya 3.melakukan pembinaan dan pengembangan SDM yang menjadi bawahanya. 4. melakukan penilaian terhadap hasil kerja bawahanya. 2.4.2 Struktur Organisasi Pabrik Keamanan Tek. Bangunan Tek. Mesin Kendaraan Mandor 1



Gerbus



Astekpol Giling Pengeringan Sortasi Kemas & Kirim Krani



Tabel 2.6 Struktur Organisasi Pabrik PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan Pada Pabrik PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan terdapat struktur organisasi agar memudahkan pekerjaan dan pertanggung jawaban pada masingmasing sub unit bagian, yang dikepalai oleh ASTEKPOL (Asisten Teknik dan Pengolahan). Berikut tugas dari masing-masing sub unit: 1. ASTEKPOL : -



Menyusun dan mengusulkan anggaran sesuai pedoman yang telah ditetapkan perusahaan.



-



Menyusun kebutuhan tenaga kerja sesuai rasio tenaga yang efektif dan efisien.



-



Melaksanakan pekerjaan teknik sesuai pedoman yang telah disetujui.



-



Membina, membimbing, dan memberikan petunjuk serta mengevaluasi hasil kerja bawahan.



-



Menja konsistensi mutu produk, guna menciptakan kepuasan pelanggan.



2. Mandor 1 : -



Memeriksa dan memimpin proses produksi.



-



Menguasai semua kegiatan produksi.



-



Membantu ASTEKPOL dalam mencapai target perusahaan.



3. Keamanan : -



Menjaga wilayah pabrik agar tetap kondusif.



-



Menjaga barang-barang yang ada di pabrik.



4. Tek. Bangunan : -



Memelihara bangunan yang ada di pabrik.



-



Mengecek kekuatan bangunan, agar bangunan selalu aman digunakan.



5. Tek. Mesin : -



Merawat mesin yang ada di Pabrik Kebun Bangelan.



-



Memastikan mesin produksi bisa digunakan sesuai kapasitas.



6. Kendaraan : -



Mengambil biji kopi dari kebun menuju ke pabrik.



-



Menjemput buruh petik kopi di titik kumpul.



7. Gerbus : -



Melakukan pengambilan biji kopi berdasarkan ukuran, kemudian dimasukan ke karung.



-



Menjaga jalannya proses gerbus dari huller sampai ke tahap pengarungan berdasarkan ukuran.



8. Giling : -



Menghidupkan mesin giling seperti Vis Pulper dan Raung Washer.



-



Menjaga proses penggilingan agar berjalan lancar.



9. Pengeringan : -



Memastikan Mason Drying dapat berfungsi seperti mengecek suhu panas dalam mason.



-



Memastikan bahan bakar untuk Mason Drying selalu ada.



-



Melakukan pengecekan terhadap kadar air kopi baik di Mason Drying atau Sun Drying.



10. Sortasi : -



Bertanggung jawab atas kegiatan sortasi



-



Mengkoordinir buruh sortasi, agar sortasi berjalan efektif dan efisien.



11. Kemas & Kirim : -



Melakukan pendataan barang yang akan dikirim.



-



Melakukan pengemasan berdasarkan mutu kopi dan ukuran kopi.



12. Krani : 2.5



Melakukan peendataan dalam hal administrasi.



Proses Pengolahan Kopi Proses pengolahan kopi gelondong menjadi kopi pasar (OSE) dilakukan di



afdeling pabrik Kebun Bangelan. Proses pengolahan kopi merupakan rangkaian



kegiatan yang mengubah bahan baku menjadi produk kopi yang sudah jadi. Dalam melakukan pengolahan kopi di pabrik Kebun Bangelan terdapat 2 macam cara pengolahan kopi yaitu pengolahan secara basah (Wet Process) dan pengolahan secara kering (Dry Process). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing proses : a) Pengolahan Basah (Wet Process) merupakan jenis pengolahan kopi robusta yang dilakukan dengan bantuan air untuk mempermudah jalannya proses. Dalam proses ini, kopi akan dipanaskan dan dikeringkan dengan mesin pengering yatu Mason Dryer. Pengolahan kopi secara Wet Process diperuntukkan untuk kopi superior yaitu kopi gelondong merah dan kopi bangcuk (abang pucuk). b) Pengolahan Kering (Dry Process) merupakan jenis pengolahan kopi robusta yang dilakukan dengan penjemuran langsung di bawah sinar matahari untuk proses pengeringan kopi. Dalam proses ini kopi yang digunakan adalah kopi jenis inferior, yaitu kopi gelondong hijau, hitam, dan kopi rambangan. Proses pengolahan kopi di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan meliputi : 1. Proses Panen Proses panen dilakukan secara manual oleh buruh petik dengan toleransi 95% buah merah. Untuk mencapai tahap matang, waktu yang dibutuhkan dari kuncup bunga sampai siap dipetik adalah 8-11 bulan untuk kopi robusta. Keluarnya bunga tidak terjadi secara serempak sehingga buah pun tidak matang secara rata dan serempak. Oleh karena itu, buah kopi dipetik secara bertahap. Tahap pemetikan ada 3 yaitu: a) Petik hama bubuk buah dilakukan pada awal masa panen sekitar bulan mei-juni, buah kopi yang dipanen merupakan buah kopi yang terserang hama.



b) Petik normal dilakukan pada saat panen raya yaitu sekitar bulan JuniSeptember. c) Petik Leles merupakan panen kopi gelondong yang tersisa di pohon pada saat panen yang jatuh di tanah. Pada saat proses panen kopi yang dilakukan setelah periode panen raya. Panen kopi berlangsung kurang lebih 100 – 120 hari dengan putaran petik 10 – 15 hari sekali. Sistem pemanenan di Kebun Bangelan yakni dengan sistem gilir, dimana untuk setiap harinya kopi yang dipanen berasal dari 1 blok saja untuk setiap afdeling sebanyak 12 blok.



2. Sortasi Kebun Sortasi



dilakukan



setelah



selesai



pemetikan



yang



bertujuan



untukmemisahkan kopi gelondong berdasarkan warna dan memisahkan kopi dari bahan atau kotoran lain seperti ranting, daun, tanah, dan lain lain. Ada 4 macam kopi gelondong yang harus dipisahkan yaitu kopi gelondong merah, gelondong hijau, gelondong hitam, dan gelondong bangcuk. Setelah dilakukannya proses sortasi selanjutnya hasil tersebut dimasukan ke dalam karung sesuai dengan kelompok warna dan ditimbang dengan menggunakan timbangan gantung untuk mengetahui berat hasil kopi gelondong di hari, blok, dan pemetik itu. 3. Pengangkutan Setelah melakukan sortasi kebun, kopi yang telah masuk kriteria panen akan diangkut dari kebun ke pabrik untuk dilakukan pengolahan, pengangkutan hasil petik kopi ini dilakukan menggunakan truk sistem curah (tanpa kemasan) dengan kapasitas sekali angkut berkisar 6-7 ton.



4. Penimbangan Penimbangan bertujuan untuk mengetahui kopi gelondong yang dating dari kebun ke pabrik, penimbangan ini dilakukan di jembatan timbang. Prinsip dari penimbangan ini ialah pengurangan berat awal yaitu berat truk dengan berat akhir truk yang datang ketika truk sudah berisi kopi hasil panen.



5. Penerimaan Merupakan proses penerimaan kopi glondong dari truk yang telah selesai ditimbang kemudian ditaruh di 4 bak penerimaan untuk masingmasing jenis kopi. Penerimaan kopi glondong pada 4 lokal untuk membedakan kopi glondong merah, kopi bangcuk, kopi glodong warna hitam, serta kopi glondong hijau. Sebelum dimasukan ke bak penerimaan akan dilakukan uji petik dahulu untuk memeriksa standart mutu kopi dari kebun. Standar analisa bahan baku di pabrik menurut pendemikum pengolahan kopi robusta adalah sebagai berikut: 



Merah normal



= 95%







Bangcuk



=3%







Over ripe, kismis, keriput, hijau, hitam



= 2%



Untuk mengetahui kualitas bahan dan jaminan mutu, dilakukan pengambilan sampel secara acak yang disebut uji petik penerimaan. Uji petik kopi Glondong meliputi : a) Analisa mutu petik di kebun, terdiri dari glondong merah, glondong bangcuk, dan glondong hitam. b) Analisa rambangan, terdiri dari kopi glondong tenggelam dan glondong rambangan.



c) Analisa bubuk buah untuk mengetahui prosentase serangan hama bubuk buah.



6.



Perambangan Perambangan merupakan proses pemisahan kopi rambangan dari kopi glondong merah. Tujuan proses ini yaitu unntuk memisahkan kopi yang tenggelam dengan kopi yang mengambang, serta digunakan untuk mencuci kopi glondong baru datang agar terpisah dari kotoran. Nantinya ketika dilakukan proses rambangan kopi yang tenggelam akan dikategorikan kopi dengan kualitas yang baik, sedangkan kopi yang mengapung dapat dikategorikan kopi dengan kualitas buruk, biasanya kopi yang dikategorikan buruk memiliki biji kopi yang berlubang, tutul, atau tidak ada isinya. Proses perambangan menggunakan tekanan air sehingga air bersama glondong mengalir dari bak penerimaan ke bak siphon. Kemudian di dalam bak siphon kopi yang berat jenisnya sama atau lebih berat dari berat jenis air akan tenggelam, sedangkan yang kurang dari berat jenis air akan mengapung. Kopi yang mengapung inilah yang disebut kopi rambangan, selanjutnya kopi rambangan akan ditampung sementara dalam bak penampungan kopi rambangan untuk menunggu proses selanjutnya menuju mesin Kneuzer. Sedangkan Kopi yang tenggelam akan dialirkan menuju mesin Vis Pulper.



7. Penggilingan Penggilingan merupakan proses pengupasan buah kopi yang bertujuan memisahkan kulit buah dari biji kopi terutama untuk menghilangkan bagian eksokarp dan mesokarp buah kopi. Untuk kopi glondong merah dilakukan penggilingan menggunakan mesin vis pulper, sedangkan pada kopi glondong hijau penggilingan akan menggunakan mesin knuezer.



8. Pencucian Setelah melakukan penggilingan, buah kopi yang sudah lepas dari kulitnya masih terdapat lender yang menempel di permukaan biji kopi maka dari itu dilakukan pencucian biji kopi yang bertujuan untuk menghilangkan lender yang menempel pada biji kopi. Proses pencucian ini diawali dengan biji kopi yang telah digiling dari mesin vis pulper atau knuezer akan dialirkan melalui pipa-pipa ke mesin raung washer. Air hasil cucian yang tercampur lender akan mengalir ke bawah menuju saluran limbah sedangkan kopi hasil cucian akan dialirkan menuju proses selanjutnya. 9. Pencucian Ulang Kopi HS basah dari raung washer akan dilakukan pencucian ulang. Hal ini dilakukan untuk memastikan lender yang masih menempel pada biji kopi benar-benar tidak ada. Pencucian ulang ini dilakukan menggunakan mesin rewasher. Kemudian kopi HS basah ditampung pada bak HS basah. 10. Penampungan Sementara Penampungan biji kopi HS dilakukan untuk mengumpulkan biji HS hingga sesuai dengan kapasitas mesin mason dryer. Tumpukan kopi HS basah diberi air agar tidak terjadi kontak dengan oksigen. Selain itu, air digunakan sebagai media pembawa kopi menuju mason dryer serta sebagai pembilas kopi. 11. Pengeringan Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada kopi HS basah, dimana batas maksimal kadar air yang diizinkan sebesar 10,5% (bk). Pada pengeringan menggunakan mesin mason dryer membutuhkan waktu ± 18 jam. Tujuan dari pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air kopi. Pengecekan kadar air dilakukan pada waktu jam ke 14 dari proses pengeringan untuk memantau tingkat



kekeringan kopi HS. Apabila kopi telah mencapai kadar air yang diizinkan pengeringan dapat dihentikan dengan mematikan mesin pemanas dan menutup katup saluran blower dengan menggunakan tromol mason agar tidak ada lagi udara yang masuk ke dalam tromol mason, sedangkan katup yang ada pada pemanas akan dibuka untuk mengurangi panas sehingga suhu akan turun. Setelah dilakukan pengeringan, biji kopi kemudian harus melalui proses tempering dengan tujuan untuk mengatur kadar air kopi HS kering, sehingga nantinya kadar airnua tidak melebihi persyaratan yaitu 12% b/b dan juga tidak terlalu rendah supaya tidak mengalami susut bobot yang tentunya akan merugikan secara finansial. Dengan adanya hal itu akan memudahkan proses hukking yang berarti biji tidak akan mudah pecah ketika masuk huller. Prinsip kerja tempering pada dasarnya sama dengan pengeringan bedanya hanyalah pada proses tempering tidak ada udara panas yang masuk ke tromol. 12. Penggerbusan Penggerbusan digunakan untuk memisahkan dan melepaskan kulit tanduk (HS) dan kulit ari dari biji kopi. Hasil pengupasan disebut kopi pasar (OSE). Penggerbusan pertama kali menggunakan huller kemudian dilanjutkan ke katador, fungsi dari katador adalah pembersihan ulang dikarenakan pada saat penggerbusan meggunakan huller masih ada sebagian kecil kopi yang masih dinaikan ileh bucket convenyor. Di dalam katador nantinya kpi akan dihembus oleh blower sehingga untuk kopi dengan berat jenis yang lebih berat akan masuk ke saluran 1. Selanjutnya untuk bahan lain yang memiliki berat jenis lebih kecil akan turun ke saluran 2 (kopi pecah), saluran 3 (kulit,tanduk), dan saluran 4 (kulit ari). Dari proses ini dihasilkan kopi HS kering bersih yang siap diayak.



13. Pengayakan Pengayakan dilakukan untuk memisahkan ukuran masing-masing HS kering. Ada 4 ukuran biji kopi yang dibedakan yaitu ukuran L (large), M (medium), S (small), SS (super small). Prinsip kerja pengayakan adalah pemisahan biji kopi oleh pengayak dengan memanfaatkan getarann pada setiap ukuran ayakan. Pengayakan dilakukan dengan papan ayakan yang berlubang yang terdiri dari 3 tingkatan dengan ukuran yang berbeda tiap lapisnya. Ayakan paling atas memiliki diameter lubang 7,5 mm. Biji kopi yang tidak lolos ayakan ini dan tertahan di ayakan kedua adalah kopi grade M. Ayakan terakhir atau yang paling bawah memiliki diameter 5,5 mm. Biji kopi yang lolos dari kopi ayakan kedua dan tertahan pada ayakan terakhir adalah kopi grade S. Sedangkan biji kopi yang lolos ayakan terakhir adalah kopi grade SS. 14. Sortasi Sortasi merupakan kegiatan pemilihan biji kopi secara visual untuk dipilah berdasarkan nilai cacat bijinya. Sortasi dilakukan secara manual oleh buruh sortasi, biasanya dalam kegiatan ini dibagi perkelompok yang beranggotakan 4 orang. Kebanyakan dalam kegiatan ini terdapat kopi yang cacat seperti biji tutul, biji terbakar, biji hitam, biji pecah, biji berkulit ari, dan biji muda. Setelah biji kopi dikelompokan dari meja sortasi, dilakukan pengecekan atau penilaian hasil sortasi berdasarkan jenis mutunya masing-masing. Berdasarkan jenis mutunya terdapat 4 mutu, yaitu Mutu 1M, Mutu K, Mutu B, Mutu 4M. Masing-masing jenis mutu memiliki jenis persyaratan, apabila kopi hasil sortasi meja tidak memenuhi persyaratan maka akan dilakukan resortasi. Besarnya nilai kecacatan dapat dilihat dengan rincian sebagai berikut :



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Jenis Cacat Biji Harian Biji Hitam Sebagian Biji Hitam Pecah Biji Kopi Glondong Biji Coklat Kulit Kopi Ukuran Besar Kulit Kopi Ukuran Sedang Kulit Kopi Ukuran Kecil Biji Berkulit Tanduk Kulit Tanduk Ukuran Besar Kulit Tanduk Ukuran Sedang Kulit Tanduk Ukuran Kecil Biji Pecah Biji Muda Biji Berlubang 1 Biji Berlubang Lebih dari 1 Biji Bertutul-tutul Ranting, Tanah, Batu Ukuran Besar Ranting, Tanah, Batu Ukuran Sedang Ranting, Tanah, Batu Ukuran Kecil



Nilai Cacat 1 0,5 0,5 1 0,25 1 0,5 0,2 0,5 0,5 0,2 0,1 0,2 0,2 0,1 0,2 0,1 5 2 1



15. Pencampuran Setelah proses sortasi, biji kopi akan dilanjutkan ke tahap pencampuran atau pemerataan kopi dengan mesin Blend Coffe yang bertujuan untuk menyeragamkan mutu kopi yang sama, dikarenakan ketika pada proses sortasi masih terdapat ketidakseragaman kopi dalam segi bentuk, jenis serta kualitas. Teknik pencampuran kopi pasar (OSE) dilakukan dengan cara memasukan kopi yang telah dikontrol dan disortasi kemudian ditimbang dengan netto 60 kg ke dalam Blend Coffe yang memiliki ulir berputar untuk mengaduk kopi di dalamnya secara memutar dan naik turun



sehingga kopi dapat tercampur rata. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan kapasitas 3 ton untuk sekali proses.



2.6



Mesin dan Alat Produksi Dalam sehariannya ketika melakukan pengolahan kopi, mesin dan peralatan



yang ada di pabrik merupakan komponen utama untuk berhasilnya sebuah produksi. Berikut merupakan mesin-mesin dan peralatan yang dipakai di Pabrik PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan sebagai berikut : i. Jembatan Timbang Jembatan timbang digunakan untuk mengukur berat biji kopi gelondong dari kebun. Jembatan timbang mempunyai kapasitas sebesar 10 ton.



Gambar 2.1 Jembatan timbang Sumber : Dokumen Pribadi



ii. Bak Penerimaan (Bak Gelondong Merah) Bak penerimaan ini berfungsi untuk menampung gelondong kopi merah dan kopi kuning (Bondol) dari kebun. Jumlah bak sebanyak 2 buah dengan kapasitas masing-masing bak gelondong tersebut sebesar 50 ton.



Gambar 2.2 Bak gelondong merah Sumber : Dokumen Pribadi iii. Bak Kopi Hijau, Hitam, dan Rambangan Terdapat tiga bak untuk menampung, antara lain kopi rambangan, kopi hitam, dan kopi hijau.



Gambar 2.3 Bak Kopi Hijau, Hitam dan Rambangan Sumber : Dokumen Pribadi



iv. Conish Tank (Bak Siphon) Bak siphon ini berbentuk limas terbalik, kontruksi bak siphon terbuat daric or beton dan di tengah bak siphon terdapat saluran silinder untuk menyalurkan kopi ke vis pulper. Terdapat 2 unit bak siphon dengan kapasitas masing-masing adalah 10 ton.



Gambar 2.4 Bak Siphon Sumber: Data Pribadi v. Kneuzer Kneuzer hanya memiliki satu silinder rol yang terbuat dari batu alami yang keras, berbeda dengan Vis Pulper yang memiliki tonjolan pada bagian silindernya. Pada Kneuzer silinder rol justru tidak memiliki bagian yang bertonjol. Di Pabrik Kebun Bangelan ini mesin Kneuzer yang digunakan adalah type 165 sebanyak 1 unit dengan kapasitas 1 ton/jam dan tenaga sebesar 5 hp, kecepatan 940 Rpm yang terdiri dari pisau kecil yang terbuat dari beton nizer dengan ketebalan 10 mm yang dipasang zig zag.



Gambar 2.5 Kneuzer Sumber : Dokumen Pribadi vi. Vis Pulper Jenis Vis Pulper yang digunakan adalah type 220 V dengan kapasitas kerja 5 ton/jam. Vis Pulper memiliki 2 buah silinder berputar yang berfungsi untuk menggencet buah kopi sehingga biji kopi terpisah dari kulit buahnya. 2 buah silinder tersebut adalah silinder rol dan pisau lidah buaya yang terbuat dari plat tembaga. Vis Pulper digerakan oleh elektro motor dengan kapasitas daya sebesar 15 HP serta kecepatan putaran sebesar 965 RPM.



Gambar 2.6 Vis Pulper Sumber : Dokumen Pribadi



vii.



Raung Washer Raung washer yang digunakan adalah tipe R_12 sebanyak 1 unit dengan kapasitas 2,5 ton/jam dan pisau atas dan pisau bawah, di dalam raung washer ini terdapat satu silinder berisi aliran air yang berfungsi untuk mencuci kopi dari Vis Pulper. Di dalam raung washer juga terdapat screen plate yang menutupi rol silinder, fungsinya adalah untuk menyaring antara biji kopi dengan campuran air yang sudah ada lendirnya. Biji kopi bersih hasil pencucian selanjutnya akan dialirkan keluar menuju saluran pipa kemudian akan menuju ke rewasher sedangkan campuran air dan lender yang keluar melalui screen plate akan mengalir ke bawah saluran limbah.



Gambar 2.7 Raung washer Sumber : Dokumen Pribadi



viii. Lantai Jemur Proses pengeringan dengan cara sun Dryer atau sebutan dari pengeringan melalui sinar matahari langsung, lantai jemur memiliki ukuran dengan ukuran 15 m x 30 m.



\ Gambar 2.8 Lantai Jemur Sumber : Dokumen Pribadi ix.



Rewasher Rewasher terdiri dari screen plate dad lintasan rol berulir yang terbuat dari karet baja. Rewasher diletakkan pada saluran menuju Bak HS basah dengan posisi alar miring 45º, hal ini dimaksud agar pencucian ulang berlangsung lebih maksimal dan dipastikan benar-benar bersih.



Gambar 2.9 Rewasher



Sumber : Dokumen Pribadi x.



Bak HS Basah Bak HS basah berjumlah 6 dengan kapasitas masing-masing adalah 9 ton dengan ukuran 3,20 m x 3,20 m x 1,10 m. pada bak penampungan terdapat skala untuk mengukur berat kopi HS basah dengan perbandingan volumenya.



Gambar 2.10 Bak HS Basah Sumber : Dokumen Pribadi xi.



Coffe pump (pompa HS) Type yang digunakan adalah type 402 dengan kapasitas 4 ton/jam pompa HS biasa disebut dengan coffe pump dioperasikan menggunakan dua buah motor yang berkapasitas masing-masing 20 HP dan 15 HP.



Gambar 2.11 Coffe Pump Sumber: Data Pribadi xii.



Mason Dryer Pengeringan berlangsung selama ± 18 jam. Didalam mason dryer terdapat 2 buah electromotor yaitu pada blower dan tromol dengan kapasitas masing-masing 7,5 HP. Sedangkan kecepatan tromol mason sebesar 4 putaran/menit. Mason dryer memiliki kapasitas sebesar 18 ton kopi gelondong per unit atau 9 ton kopi HS Basah/unit. Prinsip kerja mason dryer adalah pengeringan dengan cara pembalikan secara terus – menerus. Mason dryer terdiri dari lorong pembakaran, ruang penyaluran udara panas dan abu kotoran serta blower. Lorong pembakaran merupakan ruang pembakaran, bahan bakar yang digunkana adalah kayu bakar. Pada saat pembakaran berlangsung



panas



pembakaran



langsung



melalui cerobong, selain itu juga akan terjadi transfer panas dari kayu bakar dengan plat stainless stell dinding pembakaran secara konduksi. Kemudian panas dari konduksi plat serta saluran penyaluran panas secara konveksi akan masuk ke ruang blower. Kemudian blower menghisap panas untuk menuju ke tromol mason untuk mengeringkan kopi. Untuk menjaga proses pengeringan berjalan dengan baik maka harus dipastikan bahwa tidak ada kebocoran sedikitpun pada ruang pembakaran.



Gambar 2.12 Mason Dryer Sumber : Dokumen Pribadi xiii. Huller Huller terdiri dari pisau yang terbuat dari plat baja, screen plate, blower yang berfungsi untuk menghisap sekam dari huller. Prinsip kerja dari huller adalah memanfaatkan gesekan antar niji kopi dengan plat baja. Jumlah huller ada dua unit, 1 unit untuk kopi WP dan 1 unit untuk kopi DP. Hal ini berujuan mempermudah proses selanjutnya dengan artian pekerja tidak haruas mengubah system huller lagi. Kapasitas huller unit adalah 500 kg/jam dengan kekuatan tenaga 15 HP.



Gambar 2.13 Huller



Sumber : Dokumen Pribadi xiv. Katador Katador terdiri dari bucket konveyor yang berfungsi menaikkan kopi



kedalam



katador,



kemudian



kopi



ditumpahkan



dan



dihembuskan oleh blower yang berfungsi untuk membersihkan kopi dari kotoran yang masih terikut dari huller. Jumlah katador ada dua unit, kapasitas masing-masing untuk adalah 500 kg/jam dengan kekuatan tenaga 15 HP. Katador memiliki empat saluran keluaran yaitu : 1. Saluran (Kopi OSE) 2. Saluran (Kopi Pecah) 3. Saluran (Kulit Tanduk) 4. saluran (Kulit Ari)



Gambar 2.14 Katador



Sumber : Dokumen Pribadi xv.



Grader Grader bisa disebut Alat pengayakan. Grader terdiri dari 3 ayakan yaitu L, M dan S/SS. Diameter lubang ukuran L adalah 7,5 ml, ukuran ukuran S adalah 5,5 ml. Sedangkan untuk ukuran SS adalah kopi yang mempunyai diameter kurang dari 5,5 ml. mesin grader berjumlah 3 unit dengan kapasitas masing-masing adalah 500 kg/jam



Gambar 2.15 Grader Sumber : Dokumen Pribadi xvi. Ruang sortasi Ruang sortasi mempunyai luas 925 m 2



dengan



kapasitas 100 meja Dalam proses sortasi dikerjakan oleh tenaga manusia maksimal sebanyak 150 orang. Dalam satu meja dikerjakan oleh 4 orang pekerja. Pada masing-masing meja ada 5 kotak dengan klasifikasi kualitas biji kopi yang berbeda –beda.



Gambar 2.16 Ruang Sortasi Sumber : Dokumen Pribadi 2.7



Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2.7.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit kerja yang disebabkan oleh pekerjaan ataupun lingkungan kerja. Sedangkan Kesehatan kerja merupakan ilmu yang ditujukan untuk meningkatkan hidup tenaga kerja melalui peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit akibat pekerjaan. Dalam pengaplikasiannya Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau yang disingkat dengan K3 adalah suatu upaya bagi pihak perusahaan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan sehat dalam rangka mengurangi atau menghilangkan kecelakaan



kerja



dan



penyakit



akibat



kerja,



sehingga



dapat



meningkatkan sistem produksi. Apabila terjadi kecelakaan kerja, baik



perusahaan ataupun pihak tenaga kerja akan



mengalami kerugian.



Berikut ini beberapa contoh kerugian bagi pihak perusahaan maupun tenaga kerja: A. Pengusaha  Kerusakan peralatan atau mesin yang ada di perusahaan.  Hilangnya waktu kerja, sehingga produksi akan berkurang.  Biaya pengobatan dan perawatan.  Hilangnya pelanggan/konsumen. B. Tenaga Kerja  Penderitaan seperti cidera, cacat, atau kematian.  Hilangnya pekerjaan.  Penderitaan keluarga. 2.7.2



Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja berbeda dengan penyakit akibat kerja, dikarenakan kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga. Sedangkan penyakit akibat kerja adalah sakit yang dialami oleh tenaga kerja selama periode waktu tertentu akibat faktor risiko yang timbul oleh aktivitas kerja. Dalam kecelakaan kerja ada beberapa klasifikasi yang dapat dibedakan menurut sifatnya, berikuti ini beberapa contoh klasifikasi kecelakaan kerja : 



Menurut Jenis Kecelakaan Tertimpa



benda



jatuh,



menginjak



benda,



terjepit,



terhimpit,terpapar dengan suhu tinggi, terkena aliran listrik, terkena radiasi, dan lain-lain. 



Menurut Media



Mesin pembangkit, mesin transmisi, mesin pertanian, alat angkat dan alat angkut serta peralatan lain. 



Menurut Cidera Patah tulang, dislokasi, tegang otot, memar, luka, dan cidera lain.







Menurut Bagian Tubuh Kepala, leher, anggota tubuh bagian atas atau bawah dan cidera umum.



Faktor-faktor ancaman resiko kecelakaan kerja dapat berasal dari bahan dan peralatan di sebuah perusahaan. Berikut ini penyebabpenyebab terjadinya kecelakaan kerja : 1. Unsafe Acts (Tindakan yang tidak aman)  Sikap dan tingkah laku yang tidak aman. Hal ini dapat dilakukan oleh tenaga kerja, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri, kecerobohan, dan lain-lain.  Pengetahuan atau pendidikan yang terbatas. Hal ini bisa jadi dilakukan oleh tenaga kerja karena kurangnya pengetahuan tentang SOP perusahaan ataupun K3. 2. Unsafe Condition  Lingkungan Kerja Seperti Desain tempat kerja yang tidak aman, kebisingan, lokasi kerja, suhu udara, penerangan, dan lain-lain.  Proses Produksi dan Peralatan. Hal ini dapat terjadi seperti kondi alat produksi yang sudah tidak memadai, posisi mesin yang tidak boleh ditempatkan di sembarang tempat. 2.7.3



Pencegahan Kecelakaan Kerja



Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja, agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang dapat merugikan pihak perusahaan ataupun pihak tenaga kerja. Baik melalui pelatihan K3 bagi karyawan ataupun dengan penyediaan peralatan pelindung diri. Di PTPN XII Kebun Bangelan ini, terdapat peralatan-peralatan pelindung diri atau biasa disebut APD. Berikut ini daftar-daftar APD yang ada di PTPN XII Kebun Bangelan : No



Nama Barang



Jumlah



1.



Sabuk Pengaman



3



2.



Helm



7



3.



Ear Move



6



4.



Ear Plug



5



5.



Masker Plastik



11



6.



Sarung Tangan Karet



5



7.



Sarung Tangan Kulit



3



8.



Kacamata Las



2



9.



Jaket Kulit / Katelpak



2



10.



Kacamata Kerja



5



11.



Sepatu Boot



4



BAB III PEMBAHASAN 3.1



Gambaran Umum Vis Pulper Vis Pulper merupakan sebuah alat yang digunakan untuk proses pengupasan buah



kopi yang bertujuan untuk memisahkan kulit buah dari biji kopi. Kulit yang diutamakan untuk dihilangkan ialah kulit bagian eksokarp dan mesokarp buah kopi. Jenis mesin Vis Pulper yang digunakan di pabrik PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan adalah type 220 V dengan kapasitas 5 ton/jam. DI dalam Vis Pulper terdapat 2 buah silinder yang berputar, silinder tersebut memiliki tonjolan-tonjolan di permukaannya sehingga biasa disebut Buble Plate. Jumlah tonjolan pada silinder pertama sebanyak 54 tonjolan tiap 10 cm2, sedangkan pada silinder kedua terdapat 64 tonjolan tiap 10 cm2. Prinsip kerja dari Mesin Vis Pulper adalah menggunakan tekanan terhadap biji kopi melalui putaran Buble Plate sehingga kopi akan tertekan dan biji kopi terpisah dari kulit buahnya. Pada proses di Mesin Vis Pulper ini air juga dibutuhkan sebagai media untuk mempergerak biji kopi dan kulit kopi yang sudah terpisah, sehingga tidak terjadi penumpukan di Buble Plate. Mesin Vis Pulper ini digerakan oleh elektro motor dengan kapasitas dayasebesar 15 HP serta putaran sebesar 965 RPM. Fungsi-Fungsi bagian Vis pulper adalah sebagai berikut ini: 1. Corong Pemasukan : Sebagai tempat masuknya buah kopi setelah melalui proses pemisahan denga buah kopi rambangan di bak siphon. 2. Klep : Sebagai alat untuk mengatur jumlah biji kopi yang masuk. 3. Pisau Baja : Sebagai alat untuk memeccah biji kopi. 4. Saluran Air : Sebagai alat untuk membantu memisahkan kulit buah dengan bantuan air. 5. Buble Plat : Untuk memisahkan kulit kopi dengan biji kopi. 6. Pisau Karet : Sebagai alat untuk memisahkan biji kopi dengan kulit sehingga kulit akan terpisah.



7. Silinder Pertama : Sebagai alat untuk memutar buble plat. 8. Silinder Kedua : Sebagai alat untuk memutar buble plat. 9. Lubang Pengeluaran : Sebagai tempat pengeluaran biji kopi.



3.2



Standar Operasional Prosedur Mesin Vis Pulper Standar Operasional Prosedur atau yang disingkat SOP merupakan suatu pedoman



atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai fungsi dan alat penilaian kinerja berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja pada unit yang bersangkutan. Tujuan dari adanya SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standard yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu kegiatan. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru, memudahkan pengawasan, serta mengakibatkan koordinasi yang baik. Dalam hal ini Mesin Vis Pulper juga mempunyai SOP-nya sendiri, hal tersebut digunakan untuk memastikan Mesin Vis Pulper dapat dijalankan dengan aman dan efektif. Berikut Standar Operasional Prosedur pada Mesin Vis Pulper : 1. Periksa Tegangan Van Belt. Hal ini dilakukan agar mesin dapat berkerja dengan maksimal, jika Van Belt terlalu kendor maka kinerja mesin akan lambat dan jika terlalu kencang maka getaran pada mesin akan semakin besar 2. Cek saluran air Kelancaran saluran air merupakan hal penting dalam proses pengelupasan pada vis pulper, dikarenakan air merupakan media yang akan menghantarkan kopi ke mesin agar kopi tidak menumpuk hingga menyebabkan terhambatnya proses penggilingan. 3. Tombol ON/OFF Thermis motor



Tombol ini digunakan untuk menghidupkan motor yang merupakan sumber penggerak dari mesin Vis Pulper. 4. Tombol ON/OFF Motor vis Pulper 5. Alirkan Air Hal ini dilakukan untuk memastikan air yang tersedia sudah cukup atau masih kurang. 6. Alirkan Kopi Kopi yang ada di Bak Siphon akan dialihkan menuju mesin Vis Pulper melalui pipa-pipa. 7. Stel dan periksa hasilnya Mulai dan lihat hasilnya apakah kopi dapat terpecah secara sempurna atau tidak. 3.3



Jenis-Jenis Perawatan Perawatan mencakup dua hal kegiatan yaitu perbaikan dan perawatan. Perbaikan



merupakan suatu kegiatan yang bermaksud sebagai tindakan untuk menghilangkan serta memperbaiki kerusakan, sedangkan perawatan merupakan kegiatan pencegahan kerusakan. Jenis-jenis perawatan ada beberapa macam, yaitu : 1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance) Kegiatan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu proses produksi. 2. Perawatan Korektif (Corretive Maintenance) Merupakan kegiatan perawatan untuk mengembalikan fungsi sebuah peralatan yang mengalami kerusakan baik ringan ataupun berat agar bisa melakukan fungsinya secara optimal. 3. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)



Merupakan kegiatan perawatan yang bersifat darurat dan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan agar tidak mencipatakan akibat yang lebih parah. 4. Perawatan Berjalan (Running Maintenance) Merupakan kegiatan yang dilakukan ketika mesin sedang beroperasi atau yang masih dalam proses produksi tanpa perlu mematikan mesin. 5. Perawatan Berhenti (Shut Down Maintenance) Merupakan kegiatan perawatan yang mengharuskan peralatan produksi dimatikan, biasanya perawatan ini sudah terjadwal rutin. 6. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance) Merupakan kegiatan perawatan pada mesin yang rusak secara tiba-tiba sehingga harus dilakukan perbaikan tanpa perencanaan. 7. Perawatan Menyeluruh (Overhaul Maintenance) Merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin dan menyeluruh untuk memastikan peralatan produksi dapat digunakan dengan aman dan optimal. 3.4



Perawatan Mesin Vis Pulper Mesin Vis Pulper merupakan suatu alat yang sangat penting dalam proses produksi



kopi di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan, dikarenakan mesin ini digunakan untuk proses tahap awal pengolahan biji kopi. Jenis Perawatan pada mesin Vis Pulper dapat dilakukan dengan beberapa macam seperti Perawatan Pencegahan, Perawatan Darurat, Perawatan Berhenti, dan Perawatan Menyeluruh. Perawatan-perawatan ini dapat dilakukan saat masa giling dan tidak giling. Di bawah ini merupakan perawatan-perawatan yang dilakukan di Mesin Vis Pulper : 1. Pemeriksaan Stempet (Grause) setiap satu bulan sekali. 2. Pembersihan mesin dan peralatan setiap selesai digunakan. 3. Pengecekan pisau penggiling setelah digunakan. 4. Penggantian Buble Plat apabila sudah tidak layak.



5. Pengecekan baut setelah digunakan. 6. Pengantian Pisau karet apabila sudah aus. 7. Pemeriksaan V-Belt setiap satu minggu sekali. 8. Pemeriksaan electromotor setiap satu bulan sekali. 9. Penggantian bearing setelah proses panen selesai.



BAB IV PENUTUP 4.1



Kesimpulan Perawatan Mesin Vis Pulper merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan secara



rutin baik saat masa giling maupun tidak giling. Tujuan dilakukan perawatan pada mesin ini ialah untuk menjaga kinerja dari mesin itu sendiri, agar dapat beroperasi secara optimal dan efisien serta tidak mengganggu proses produksi dikarenakan Mesin Vis Pulper merupakan suatu



peralatan



yang



penting



dalam



keseluruhan



proses



produksi



kopi.