Laporan Praktik Dasar Teknologi Mekanik (Gusrimal) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL D IV EC



DASAR TEKNOLOGI MEKANIK SEMESTER I



NAMA PRAKTIKAN



: GUSRIMAL



NO. BP



: 1911012028



KELAS



: I.B D.IV ELEKTRONIKA



DOSEN PEMBIMBING



: 1. EFRIZON.SST .MT 2. HERIZON.ST .SST .MT



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D.IV ELEKTRONIKA POLITEKNIK NEGERI PADANG 2019/2020



HALAMAN PENGESAHAN



Hasil Praktikum Bengkel Praktikum Dasar Teknologi Mekanik Di Bengkel Elektronika



Nama



: Gusrimal



Bp



: 1911012028



Jurusan



: Teknik Elektro



Prodi



: D4 Teknik Elektronika



Laporan Bengkel ini telah di periksa dan disahkan oleh :



Padang , 30 Desember 2019



Dosen Pembimbing 1



(Efrizon.SST .MT)



Dosen Pembimbing 2



(Herizon.ST .SST .MT)



ii



KATA PENGANTAR Ahamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja bengkel ini dengan baik. Adapun judul dari laporan penulis ini adalah “Laporan Kerja Praktik Dasar Teknologi Mekanik Semester I”. Laporan ini merupakan hasil tertulis dari hasil praktek bengkel mekanik yang penulis ikuti selama semester ganjil, dan juga merupakan tugas akhir dalam mata kuliah “Praktik Dasar Teknologi Mekanik”. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan pengarahannya selama penulis praktek di bengkel, serta kepada teman-teman yang telah memberikan bantuan dan motivasinya hingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan baik berupa kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan selanjutnya. Akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.



Padang, 28 Desember 2019



PENULIS



GUSRIMAL



iii



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................



ii



KATA PENGANTAR.......................................................................................



iii



DAFTAR ISI.......................................................................................................



iv



BAB I



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...................................................................................



v



1.2 Tujuan.................................................................................................



v



1.3 Organisasi Bengkel.............................................................................



vi



1.4 Kesadaran Dan Keselamatan Kerja....................................................



vii



1.5 Keselamatan Alat Dan Mesin.............................................................



viii



1.6 Keselamatan Benda Kerja..................................................................



viii



1.7 Keselamatan Pada Lingkungan..........................................................



ix



BAB II PENGENALAN PADA PERALATAN BENGKEL.....................



xi



BAB III JOB 3.1 Job I (Menitik dan Menggores)......................................................... xviii 3.2 Job II (Profil U).................................................................................. xxiii 3.3 Job III (Heatsink (Pendingin Transistor))............................................. xxx BAB IV ANALISIS DATA.............................................................................. xxxiv BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan........................................................................................ xxxix 5.2 Saran................................................................................................... xl DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... xli



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Dasar Teknologi Mekanik merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Politeknik Negeri Padang, begitu juga dengan membuat laporan bengkel pada akhir semester pada saat ini. Pratikum dibengkel ini tujuannnya yaitu untuk merakit komponen elektronika menjadi sebuah perangkat elektronika. Dan jugah hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat membandingkan antara teori dan praktek, dan untuk menerapkan disiplin ini serta melatih kesabaran dan ketekunan dalam melakukan suatu pekerjaan ataupun praktek di bengkel. Praktek yang dilakukan antara lain adalah latihan menggunakan jangka sorong, latihan menitik dan menggores, latihan membuat profil U dan heat sink. Tujuan dari praktek ini adalah membiasakan dan mempermudah mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugas bengkel pada semester berikutnya, karena praktek bengkel pada semester ini merupakan dasar-dasar penggunaan alat-alat pada bengkel mekanik. Dan dengan adanya laporan pada akhir semester ini dosen dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dan pemahamannya dalam mengerjakan jobjob yang diberikan pada mata kuliah Praktik Dasar Teknologi Mekanik. 1.2 Tujuan Pada waktu pelaksanaan praktek bengkel diharapkan mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang sulit ataupun yang mudah. Adapun tujuan dari praktek dasar teknologi mekanik ini adalah : 1.



Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian bengkel, organisasi dan peranannya.



2.



Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan mengenal macam-macam alat yang ada dan cara kerjanya sesuai fungsinya masing-masing.



3.



Mahasiswa diharapkan bisa terampil dalam pekerjaannya seperti dalam menitik dan menggores, pemakaian berbagai alat bengkel, dan lain sebagainya.



v



4.



Mahasiswa diharapkan bisa disiplin dalam mengerjakan pekerjaannya, baik itu disiplin alat, waktu, ataupun disiplin dalam pelaksanaan peraturan bengkel.



5.



Mahasiswa diharapkan mengerti dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja dan alat pada saat praktek di bengkel.



6.



Mahasiswa diharapkan mengetahui organisasi bengkel dan peranan bengkel.



1.3 Organisasi Bengkel Adapun urutan penanggung jawab keselamatan kerja atau keselamatan bengkel adalah sebagai berikut : a.



Instruktur



Adapun tanggung jawab instruktur bekerja dengan baik, bertugas dan berkewajiban untuk : 



Menyelidiki sebab terjadinya kecelakaan dan kerusakan.







Memberikan instruktur yang baik dan benar dalam melakukan praktek.







Melaporkan segera bila terjadi kecelakaan,kerusakan pada mesin maupun kerusakan pada alat. b.



Storeman



Adapun tugas sebagai storeman adalah harus bertanggung jawab penuh terhadap alat-alat dan mesin-mesin yang ada di dalam bengkel. Storeman berkewajiban untuk : 



Mencatat keluaran masuk barang bengkel.







Mencatat kerusakan alat-alat kerja/bengkel.







Memberikan alat yang tepat untuk digunakan kepada pekerja atau praktikum







Memelihara alat-alat kerja



c.



Pekerja atau praktikan



vi



Setiap pekerja atau praktikan haruslah waspada pada waktu bekerja karena tidak ada seorangpun yang akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja yang rusak tanpa alasan yang jelas. oleh karena itu pekerja atau praktikan harus mengikuti peraturan-peraturan sbb : 



Bertindak dengan tepat dan benar jika terjadi suatu kecelakaan dan memberikan laporan kepada instruktur







Segera melaporkan jika terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan







Menerangkan sebab-sebab terjadinya kecelakaan







Mentaati peraturan dan instruksi







Mentaati instruksi untuk bekerja dengan baik dan benar



1.4 Kesadaran dan Keselamatan Kerja Keselamatan disini sama halnya keselamatan mengendarai kendaraan. Perlengkapan instalasi, peralatan dan alat-alat potong yang terdapat di bengkel direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur dan sebagainya sesuai dengan bidang pekerjaan yang dikehendaki. Adapun dalam waktu melakukan praktek bengkel yakni baju praktek dan perlengkapan penunjang lainnya untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Mengenai pakaian praktek khususnya saat menggunakan mesin bor yang perlu diperhatikan adalah : 



Yang pertama adalah baju,baju haruslah dikancingkan sampai kebawah, agar lempengan besi atau bran yang dibor tidak masuk kebaju.







Untuk baju lengan panjang, sebaiknya lengan baju dikancingkan sebab akan mengganggu pada saat pengeboran







Memakai sarung tangan pada waktu pengeboran sangatlah berbahaya, tapi pakailah pada waktu mesin bor berhenti untuk membuka mata bor







Pada waktu pengeboran diharuskan memakai kacamata sebab pada waktu melakukan pengeboran banyak bran atau serbuk-serbuk besi yang berterbangan yang apabila terkena mata menyebabkan kerugian yang fatal



vii







Seapatu sebaiknya digunakan sepatu kulit atau sepatu yang keras pada bagian ujungnya. Hal ini bertujuan untuk melindungi kaki dari timpaan benda yang jatuh







Bagi perempuan jilbab sebaiknya dimasukkan ke dalam baju agar tidak mengganggu sewaktu bekerja







Penjepit benda kerja harus kuat dan posisi harus benar-benarrata/horizontal.







Kurangi tekanan pada saat pengeboran akan tembus/berakhir dan gunakan pendingin, angkat kembali untuk memotong geramnya.







Perhatikan pada saat mengetap, proses gerakan tangan untuk mata tapdiusahakan harus ada putaran balik setiap satu gerakan putar.



1.5



Keselamatan alat dan mesin



Pada saat melakukan pekerjaan bengkel pengguna alat harus mengetahui kondisi alat-alat mesin yang digunakan misalnya pemberian pelumas putaran mesin bor.Misalnya



memberi



pelumas



pada



ragum,membersihkannya



setelah



menggunakan alat dan mesin supaya menjaga mesin tetap awet dan tidak mudah rusak.



1.6



Keselamatan Benda Kerja



Apapun pekerjaan yang kita lakukan kita juga harus memperhatikan keselamatan lingkungan sekitar, sebab lingkungan juaga mempengaruhi keselamatan kita,contohnya pada saat pengeboran,benda kerja harus dicekam dengan ragum atau alat sejenisnya supaya hasil pengukuran yang kita inginkan sesuai dengan hasil pengeboran.Untuk menghasilkan kerja yang baik kita harus menjaga benda kerja. Kalau kita tidak menggunakan aturan keselamatan mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita inginkan begitu juga dengan pekerjaan bengkel segala perlengkapan keselamatan sebaiknya digunakan semua jenis keselamatan kerja diatas sama halnya mengendarai kendaraan..Pada waktu melakukan pengeboran benda kerja yang berukuran kecil harus dicekam dengan ragum.



1.7



Keselamatan Pada Lingkungan



viii



Lingkungan sangat mempengaruhi dalam kita bekerja dan harus mempunyai rasa timbale balik terhadap lingkungan. Didalam proses pengeboran kita harus mengoleksi dan mengetahui lingkungan juga mempengaruhi keselamatan kita dan harus bias memberi perasaan atau keselamatan pada lingkungan. Segala perlengkapan instalasi,peralatan dan alat-alat potong yang terdapat dibengkel sudah direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur dll.Sesuai dengan bidang kerja yang dikehendaki. Walaupun benda kerja itu mati dan tidak bias berfikir, akan tetapi dapat berfungsi bila dikendalikan. Maka sebagai pedoman keselamatan kita harus difikirkan bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan sbb : 



Benda-benda putar yang menjepit tangan dan merusak pakaian







Aliran listrik yang merusak dan membakar







Asam yang merusak







Panas api yang membakar







Kecelakaan yang tidak disanggka







Ujung sisi yang tajam dan memotong



Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita memulai Pekerjaan bengkel : a) Mesin dan alat kerja Sebelum bekerja pada suatu mesin, sebuah alat kerja kita harus mempertimbangkan dan mengingat akan keselamatan kerja, sehingga program kerja akan bekerja dengan lancar seperti : 



Lingkungan tempat kita bekerja.







Mesin dan alat mana yang harus dipergunakan saat praktek.







Pengaman kerja.







Kebersihan mesin dan juga alat-alat yang ada di bengkel.







Pengetahuan kita tentang fungsi alat tersebut.







Ketelitian dalam memakai alat tersebut.



b) Perlengkapan terhadap diri sendiri



ix







Rambut yang panjang diberi pelindung atau rapikan rambut sebelum bekeja.







Gunakan sepatu yang sesuai pada kaki.







Untuk tangan,gunakan sarung tangan yang aman atau sesuai.







Menggunakan pakaian yang sesuai dan rapi.







Jangan menyimpan benda tajam disaku.







Gunakan kacamata khusus.Misalnya untuk mengebor.







Jangan memakai perhiasan di tangan.



c) Kebersihan 



Gunakan pakaian kerja sebersih mungkin







Meja tempat bekerja harus bersih sebelum dan







Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja



sesudah bekerja



d) Keselamatan Kerja di Bangku Kerja Adapun kecelakaan yang terejadi dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh pengguna alat-alat yang salah atau tidak hati-hati. Adapun kecelakaan ini disebabkan oleh ujung alat potong atau benda kerja yang tajam, sehingga penggunanya terkena dampak dari benda kerja ini. pencegahannya adalah sebagai berikut : 



Bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai







Jangan menyimpan alat yang tajam dikantong pakaian kerja







Gunakan alat-alat yang sesuai dengan kondisi yang baik







Pergunakan alat dengan baik dan benar







Bekerja dengan hati-hati







Pergunakan alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita







Alasi alat-alat presisi dengan lap halus







Lindungi alat-alat yang tajam dengan gabus atau alat-alat lainnya







Pisahkan alat-alat ukur pressisi dengan alat-alat potong







Simpanlah alat-alat terpisah satu



BAB II



x



PENGENALAN PADA PERALATAN BENGKEL



Di dalam bengkel terdapat alat-alat yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Mulai dari alat ukur, penitik, penggores, alat pelipat dan pemotong plat, serta mesin bor. Oleh karena itu kita harus mengetahui fungsi atau kegunaan dari masing-masing alat dan mesin tersebut. 2.1.1 Mistar Mistar merupakan alat ukur yang paling sederhana dan praktis digunakan untuk mengukur benda yang tidak membutuhkan keakuratan yang tinggi dalam pengukurannya, karena alat ini hanya memiliki ketelitian 0,1 cm. 2.1.2 Jangka sorong Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat mengukur hingga ketelitian 0,02 mm sehingga dapat mengukur suatu benda lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan mistar. Jangka sorong memiliki dua buah skala, yaitu skala utama dan skala nonius. Dimana skala utama tersebut memiliki skala-skala standar yang sama dengan skala standar mistar. Sedangkan skala nosius dapat dibuat dengan ukuran tertentu, sehingga dapat dibagi ke dalam bebrapa bagian dimana tiap-tiap bagiannya memberikan panjang dan proposional terhadap skala utama. Jangka sorong terdiri atas: 



Rahang tetap (fixed jaw) Disepanjang bingkai rahang tetap terdapat pembagian skala yang sangat teliti dan dibuat dengan diagriver.







Rahang bergerak Rahang bergerak dan skala nosius dapat digerakkan sepanjang bingkai, dan pada rahang bergerak terdapat skrup pengencang untuk menjaga ketetapan ukuran.



Skala utama dibagi atas 10 mm dan diberi nomor sedangkan skala nosius 49 mm panjangnya dan dibagi kedalaman 50 bagian yang sama. Adapun panjang dari



xi



setiap bagian adalah 0,98 mm panjangnya. Ini berarti skala nosius lebih pendek 0.02 mm dari skala utamanya. Adapun cara mengukur suatu benda menggunakan jangka sorong adalah sebagai berikut: a) Mengukur bagian luar dari rahang pengukuran ditambah tebal dari rahang-rahang itu sendiri. Jadi ukuran pembacaan adalah ditambah 10 mm. b) Lobang yang telah diukur lebih dari 10 mm diukur dengan rahang silang. c) Untuk mengukur kedalaman gunakanalah batang kedalaman, dalam posisi tegak lurus, jangan sekali-kali dalam keadaan miring.



(Gambar Jangka Sorong)



2.1.3



Siku-siku dan radius



Siku-siku berguna untuk menentukan apakah bidang suatu benda telah datar atau untuk mengetahui apakah bidang tersebut telah membentuk bidang siku (90 derajat). Sedangkan radius berfungsi sebagai penentu apakah radius yang kita baut telah memiliki radius yang tepat.



(Gambar Radius)



(Gambar Siku-siku)



2.1.4 Penggores



xii



Penggrores adalah suatu alat yang sederhana dan digunakan sebagai alat tulis untuk melukis benda-benda keras. Alat ini dibuat dengan ujung yang runcing dan tajam, serta lebih keras dari benda kerja yang digores (dilukis). Penggores ada beberapa macam yaitu: 



Penggores tangan sedukan







Penggores dengan satu ujung bengkok







Penggores dengan satu ujung dirubah dengan cara pemakaian: a) Membentuk sudut 25 derajat b) Tekan penggores pada gambar dan gambar sekaligus,agar terlihat goresan. c) Kecondongan penggores ini yaitu kearah maju



(Gambar Penggores)



2.1.5 Penitik Penitikan adalah suatu proses penandaan dengan jalan menekan pada bagian yang diinginkan di benda kerja. Penekanan ini dilakukan terhadap benda kerja yang lebih lunak dibanding dengan kekerasan dari penitik itu sendiri.Adapun cara menitik adalah: a) Pegang penitik dengan menggunakan tangan kiri, tempatkan pada tanda yang telah dibuat b) Penitik harus tegak lurus terhadap bahan atau benda kerja agar hasilnya bagus c) Penitik dipukul satu kali dengan pemukul ringan serta periksa posisinya, jika tepat baru dipukul dengan kuat agar didapat titik yang jelas dengan syarat jangan terlalu keras.



(Gambar Penitik)



xiii



2.1.6



Jangka besi Jangka besi terbuat dari sepasang kaki baja yang diatur oleh sebuah mordan



yang disatukan dengan sebuah ujung. Jangka ini terdiri dari dua buah plat logam yang dapat bergeser pada salah satu ujungnya dengan suatu engsel. Jangka besi dipergunakan untuk: 



Untuk menggores lingkaran-lingkaran dan garis pada besi atau benda kerja







Untuk memindahkan suatu ukuran dari penggaris atau untuk memindahkan jarak







Untuk mengukur suatu jarak antara titik dan membandingkan dengan skala penggaris batasan ukuran



Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan jangka adalah mendapatkan garis-garis yang tepat, ujung jangka haruslah tajam seperti tajamnya penggores.



(Gambar Jangka Besi)



2.1.7 Pemotong plat Merupakan peralatan manual yang berfungsi sebagai alat pemotong plat yang berukuran pendek atau yang sulit di jangkau oleh mesin pemotong serta untuk memotong plat yang berbentuk radius. Pemotong ini cuma dapat memotong plat dengan keadaan potongan lurus dan tidak bisa memotong plat dalam melingkar atau dalam keadaan berliku.



(Gambar Pemotong Plat)



xiv



2.1.8 Gergaji Gergaji adalah sejenis alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. Mata gergaji berbentuk gerigi, dan bentuk gigi gergaji tergantung pada bahan yang dipotong, misalnya kayu atau logam. Ada banyak jenis gergaji. Antaranya merupakan peralatan tangan yang bekerja dengan kekuatan otot. Beberapa gergaji memiliki sumber energi lain seperti uap, air atau listrik dan lebih kuat dari gergaji tangan.. Bagian-bagian dari gergaji adalah sebagai berikut: 



Bingkai Terbuat dari pipa baja yang kuat dan kuku agar hasilnya lurus dan kuat bingkai yang dapat diatur terbuat dari pipa baja yang oval. Bingkai ini dapat di pakai untuk macam macam gergaji







Tangkai Biasanya terbuat dari bahan yang logam yang lunak







Pasak daun gergaji Pasak ini dipasang pada kedua bingkainya







Mur kupu – kupu Digunakan untuk mengngencangkan daun gergaji, pada pemasangan mata gergaji perlu diperhatikan arah matanya.



(Gambar Gergaji) 2.1.9



Kikir



Kikir digunakan untuk pengikiran suatu benda sehingga mudah untuk mengerjakan dan memperhalus benda kerja. Adapun bentuk kikir itu terdiri dari berbagai macam bentuk dan tipe, tergantung dari segi apa kita gunakan. Macam-macam ukuran kikir yaitu: 



Kikir enam







Kikir delapan







Kikir sepuluh, dll.



(Gambar Kikir)



xv



2.1.10



Ragum



Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Biasa digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu pekerjaan mengikir, memahat dan yang lainnya. umumnya terbuat dari besi tuang atau baja tempa. Sebelum menjepit bendakerja dengan ragum terlebih dahulu ragum dialas dengan alas ragum, sehingga benda kerja tidak tergores oleh ragum.



(Gambar Ragum)



2.1.11



Mesin bor



Mesin bor adalah alat untuk melubangi benda kerja dengan tenaga mesin. Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis yaitu mesin bor bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan mesin bor tiang untuk pekerjaan yang lebih besar. Bor ini disesuaikan dengan keperluan kita. Namun pada saat melakukan pengeboran harus diperhatikan dengan seksama.



(Gambar Mesin Bor)



xvi



2.1.12 Alat pelipat Alat ini digunakan untuk membengkokkan atau melipat plat-plat, biasanya alat pelipat ini digunakan untuk membuat heat sink dan box. Tetapi bisa juga untuk keperluan lainnya. 2.1.13 Sikat Pembersih Sikat ini digunakan untuk membersihkan ragum dari serbukserbuk besi yang ada pada ragum karena pengikiran, ataupun untuk membersihkan karat-karat pada benda lainnya.



(Gambar Sikat Pembersih)



2.1.14



Obeng,Tang dan Amplas



Obeng digunakan untuk memasang baut pada benda kerja khususnya heat sink, tang digunakan untuk memgang benda kerja, sedangkan amplas digunakan untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan benda kerja



2.2.15 Palu Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat, mengeling, membengkok,



dan sebagainya.



Menurut



bentuknya



palu



dibedakan dalam beberapa jenis yaitu palu penmukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu konde bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu penmuka segi empat dan puncaknya lancip serta palu tembaga .



(Gambar Palu)



xvii



BAB III



JOB



3.1 JOB I (MENITIK DAN MENGGORES)



3.1.1 Landasan Teori Untuk melakukan proses atau membuat penitikan dan penggoresan, maka kita harus mengetahui fungsi-fungsi peralatan yang digunakan. Yaitu antara lain : 1) Penitik Untuk membentuk sebuah titik, maka bentuklah sebuah sudut 600, dan apabila kita ingin kesempurnaan serta ketelitian pada permukaan benda kerja, harus digunakan penitik dengan ujung sudut 300. Untuk pemboran benda kerja maka dilakukan dulu penitikan dengan sudut 900. 2) Penggores Penggores digunakan untuk menggores benda kerja dengan terlebih dahulu ditandai, karena hal ini lebih memudahkan penggoresan. Dalam memakai semua alat di atas diperlukan ketelitian pada penggunaan alat-alat tersebut dengan baik dan benar. Juga dalam pembentukan benda kerja kita harus memperhatikan cara kerja sesuai dengan gambar kerja. 3) Jangka pegas Jangka berguna untuk membuat garis lingkaran, ujung jangka harus tajam dan kedua ujungnya harus sama panjang. Dalam melaksanakan penggoresan lingkaran, jangka dimiringkan pada arah perputaran. 4) Ragum dan alas ragum Ragum digunakan untuk penjepitan benda kerja agar benda kerja dapat dikerjakan dengan lancar. Ragum terdiri dari berbagai model, di mana penggunaannya sesuai dengan keperluan atau kebutuhan.



xviii



5) Kikir Kikir digunakan untuk pengikisan benda kerja. Kikir terbuat dari baja tempa yang mengandung karbon tinggi sehingga sangat keras. Dalam pengikiran plat digunakan kikir yang agak lebar. Selama pengikiran, kita berdiri di sisi sebelah kiri dari ragum dengan kaki tetap tidak berubah. Kaki harus dibentangkan di mana jarak antara kaki tergantung pada panjang kikir. 6) Gergaji Digunakan untuk memotong dan untuk mengurangi tebal dari benda kerja atau membentuk benda kerja setelah dilakukan penandaan. Sebaiknya dalam penggergajian jalur gergaji ditempatkan pada 22mm dari ukuran tang sebenarnya. Hai ini bertujuan agar benda kerja tersebut tidak rusak/jebol. 7) Palu Digunakan untuk melakukan pemukulan pada penitik atau benda kerja lain.



3.1.2 Alat-alat dan Bahan Untuk melakukan praktek kerja latihan menitik dan menggores ini, maka digunakan berbagai alat. Alat-alat tersebut antara lain : 



Bangku kerja







Ragum







Kikir plat







Penyiku atau siku-siku







Penggaris 300mm







Penitik dan penggores







Jangka besi







Stamp huruf







Dan jangka sorong







Amplas



3.1.3 Langkah Kerja



xix



Untuk melakukan proses menitik dan menggores, maka terlebih dahulu disiapkan peralatan dan bahan yang akan dijadikan objek kerja.Karena dengan peralatan tersebut, proses kerja praktek bisa terlaksana dengan baik.Dan setelah itu baru dilakukan proses kerja. Langkah-langkah kerja tersebut adalah : 1) Benda kerja dipotong dengan menggunakan gergaji. Ukuran pemotongan sesuai job sheet adalah : 90mm x 122mm, berlebih 2mm dari ukuran panjang sesungguhnya yaitu 90mm x 120mm. 2) Setelah itu benda kerja di kikir dengan menggunakan kikir. Kikir yang pertama digunakan adalah kikir kasar sampai mendekati garis akhir. Kemudian di kikir dengan kikir halus sampai garis akhir. Dengan demikian didapatkan hasil yang sempurna.Tapi sebelumnya, kikirlah permukaan benda tersebut agar terlihat bersih dan mengkilat. 3) Benda kerja di letakkan pada bangku kerja. Lihatlah job sheet terlebih dahulu untuk memindahkan ukurannya ke benda kerja. Buatlah tanda untuk digores, buat salib sumbu pada benda kerja. Alat yang digunakan adalah : 



Penggaris







penggores



4) Benda kerja yang telah ditandai, digores lagi dengan kemiringan penggoresan 200-250, kemudian,buatlah sebuah garis sumbu dan titik.Dan salib sumbu tersebut sesuai dengan apa yang ada didalam buku job sheet, baik berupa ukurannya. Alat yang digunakan adalah :  Penggaris  Penggores  Penitik  Palu besi 5) Kemudian dibuat goresan lingkaran, dan juga buat beberapa titik di dalam lingkaran tersebut dengan ukuran yang tertera di job shet dengan jangka pegas. Dan jika goresannya kurang terlihat, maka gunakan alat penggores agar terlihat jelas.



xx



Alat yang digunakan adalah :  Jangka pegas  Penggores dan Penggaris



6) Benda kerja kemudian digores dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan. Alat yang digunakan adalah :  Penggaris baja  Penggores 7) Setelah selesai semua langkah kerja di atas maka dilakukan proses penitikan. Untuk penitikan ini harap lakukan satu kali supaya tidak merusak benda kerja. Alat yang digunakan adalah : 



Penitik







Palu besi



8) Lukis gambar sesuai dengan bentuk dan ukuran yang telah ditentukan.



xxi



102 96 86 66



20



10



10



R1 0



10



25 20



23



36



45



65



12



55



R



10 90



R



7 25



15 86 120



I



II



III



JUMLAH



NAMA



NO.



BAGIAN



BAG



BAHAN



UKURAN



SKA LATIHAN MENITIK DAN MENGGORES



POLITEKNIK NEGERI PADANG



LA



DIGBR



DPRS



KETERANGAN



GUSRIMAL EFRIZON/HERI ZON



NO BP : 1911012028 KELAS : 1.B DIV EC



xxii



3.2 JOB II (PROFIL U)



3.2.1 Landasan Teori Pada proses pembuatan profil-U, kita harus memperhatikan landasan teori yang diambil dari petunjuk instruktur/dosen ditambah dengan buku Job sheet, dan juga kita harus mengetahui fungsi masing-masing benda kerja, supaya memudahkan pada saat pembuatan profil-U. Alat-alat kerja yang digunakan juga mempunyai kegunaan dan fungsi antara lain adalah : a) Kikir, jangka pegas, jangka sorong, siku-siku, ragum, penitik dan penggores sudah diketahui fungsi dan kegunaannya pada landasan teori pada latihan menitik dan menggores. b) Kacamata pengaman Kacamata ini sangat perlu pada waktu pemboran, karena waktu membor akan ada percikkan-percikkan hasil pemboran akibat putaran mata bor yang kencang. Dengan adanya kaca pengaman maka mata akan terlindungi dari percikkan hasil pemboran. c) Stamp huruf Berguna untuk mencetak huruf/nama. Sebelum membuat nama terlebih dahulu harus diberi garis tanda sesuai besar huruf yang akan dibuat. d) Radius Radius digunakan untuk menguji kelengkungan benda kerja sesuai dengan jari-jari yang ditetapkan.



Pada pengikiran profil-U terlebih dahulu ditandai dengan penggoresan dan penitik karena hal ini akan memudah pengikiran. Sebelum pengikiran dilakukan biasanya terlebih dahulu digergaji dengan cara melebihkan beberapa mm dari ukuran yang sebenarnya. Dalam pembuatan profil-U penyikuan harus dilakukan dengan telaten, karena kesikuan pada sesuatu permukaan akan mempengaruhi permukaan lain.



xxiii



Mesin bor terdiri dari berbagai jenis. Mesin bor digunakan dalam operasi permesinan, reaming (pelebaran) counterboring, boring, pemotongan, ukir dan lainlainnya. Jenis-jenis mesin bor yang digunakan adalah : a. Mesin bor tangan Digunakan pada benda yang telah dipasang. Diputar dengan menggunakan tangan tetapi sekarang sudah ada yang diputar dengan tenaga listrik. b. Mesin bor bangku Digunakan untuk mengebor lubang yang berdiameter kecil. c. Mesin bor jenis “colum” dan “piler” Mesin bor jenis colum terdiri dari sebuah batang tegak. Meja mesin dapat di gerakan k eatas dan ke bawah dan juga ke samping. Sedangkan jenis pilar hanya bias diturunkan dan di naikan saja.



3.2.5 Tujuan 1. Mengetahui cara menggunakan penitik dan penggores dengan baik dan benar. 2. Mengetahui cara menggunakan kikir dan peralatan lainnya dengan baik dan benar. 3. Mengetahui dan melaksanakan memindahkan gambar ke benda kerja sesungguhnya dengan ukuran yang baik dan benar. 4. Mengetahui penggunakan alat sesuai dengan fungsinya. 5. Melaksanakan disiplin dalam bekerja, baik terhadap peralatan, waktu 6. dan disiplin pada peraturan benggkel.



3.2.5



Alat Dan Bahan alat yang digunakan untuk membuat profil U sebagai berikut: 



Kikir







Mistar







Ragum







Penyiku







Penggores



xxiv







Penitik







Gergaji







Bor







Amplas, dll







Sedangkan bahan yang digunakan adalah besi ST 37 dengan ukuran 65 x 43 x 67 mm.



3.2.5 Langkah Kerja Langkah kerja membuat profil-U tahap pertama : a. Persiapkan bahan dan alat yang diperlukan, letakkan pada posisi yg benar. b. Lembaran besi plat yang diberikan diperiksa terlebih dahulu sebelum melakukan proses job. Hal-hal diperiksa sbb: 



Ukuran plat harus sesuai dengan yang ditentukan oleh “job sheet”.







Kesikuan dan ketebalan bahan dari plat tersebut.



c. Ukurlah profil dengan ukuran panjang 65 mm lebar 62 mm dan tinggi 30 mm. apabila ukurannya melebihi dari yang diatas, potonglah dengan gergaji atau dikikir jika benda kerja tidak jauh berlebih. Tetapi lebihkan beberapa mili untuk pengukuran. d. Kikir permukaan-permukaan pada benda kerja sampai rata dan siku hingga terlihat mengkilat, periksalah kerataan dan kesikuan dari ukuran benda kerja. Gunakan ragum pada saat ini Alat yang digunakan : 



Kikir







Penggaris dan penyiku







Ragum



e. Setelah profil U mencapai panjang 65 mm, lebar 62 mm dan tinggi 30 mm. Kikirlah radius luar dan radius dalam sesuai ukuran pada gambar. f. Untuk radius luar, gunakan dengan pengikir. Dan radius dalam, pertama potong dengan gergaji, dan kemudian gunakan pengikir dengan ukuran sesuai job.



xxv



g. Pada sisi bawah buat tanda ukuran sesuai dengan ukuran gambar, dengan membentuk 4 garis pada kedua sisi, kemudian mulailah penggergajian dan penyelesaian dengan pengikiran. h. Dalam melakukan kerja diperlukan 5 peralatan yaitu : 



Kikir 10”00 plat







Kikir 8”00 plat







Penyiku







Jangka sorong







Pisau Kerataan



Langkah kerja membuat profil-U tahap kedua : a.



Mengebor 



Membuat cairan kuprisulfat (CuSO4)







Membersihkan benda kerja dengan oli







Mengoleskan CuSO4 di permukaan yang akan ditandai







Menggunakan penggaris besi dan kongkol penggaris untuk penandaan







Untuk radius digunakan penitik dan jangka pegas



Dalam melakukan kerja pertama dipergunakan peralatan : 



CuSO4







Penggaris besi







Penggores







Jangka pegas







Penitik







Palu besi



b. Latihan pengeboran 



Melakukan penandaan







Menggunakan penitik untuk awal pengeboran







Menggunakan jangka digunakan penitik dan jangka pegas



xxvi



Dalam melakukan kerja kedua dipergunakan peralatan :



c.







Penggaris besi







Penggores







Penitik







Palu besi







Jangka pegas



Melakukan pengeboran 



Mempersiapkan mesin bor







Benda kerja dicekam dengan ragum tangan







Melakukan pengeboran dengan diameter yang telah ditentukan







Menghilangkan ketajaman dengan countersink dengan catatan Rpm pada tiap mata bor berbeda



Peralatan yang diperlukan adalah : 



Bor 4,2 (4) for M5







Bor 2,7 (2,5) for M5







Bor 3







Bor 8







Bor 16







Countersink 90







Jangka waktu



d. Kembali ke bangku kerja 



Membuat penandaan pada latihan menggergaji Peralatan yang digunakan adalah :



e.



1.



Penggores



2.



Penggaris besi



Menggergaji 



Sebelum menggergaji, tandai dengan kikir segitiga







Penggergajian dilakukan pada jarak 3 mm







Penggergajian dilakukan dengan lurus dan tepat ukuran



xxvii



Peralatan yang diperlukan adalah : 1) Kikir segitiga 2) Gergaji besi f.



Menggergaji 



Melakukan penggergajian 10 x 15 secara bertahap







Menyelesaikan dengan menggunakan kikir



Peralatan yang digunakan adalah : 



Kikir segitiga







Gergaji besi







Kikir segi empat







Kikir







Jangka sorong







Pisau kerataan



Setelah benda kerja selesai maka dilakukan pembersihan pada bekas pengikiran. Pengeboran maupun penggergajian sehingga menghasilkan hasil kerja yang bagus dan sempurna.



xxviii



90°



30



90°



R



7



65 63



R



8



55



º 45



R6



48



62



M5



R8



30



M5



15 11 5



M3



R5



10



52 47



65



R4



M5



2 10 15 20 25 33 50 52



I



II



III



JUMLAH



NAMA



NO.



BAGIAN



BAG



BAHAN



UKURAN



SKA LATIHAN BENGKEL MEKANIK (PROFIL-U)



POLITEKNIK NEGERI PADANG



LA



DIGBR



DPRS



KETERANGAN



GUSRIMAL EFRIZON/HERI ZON



NO BP : 1911012028 KELAS : 1.B DIV EC



xxix



3.3.3JOB III ( HEAT SINK ( PENDINGIN TRANSISTOR ))



3.3.1 LANDASAN TEORI Artikel ini adalah tentang komponen yang digunakan untuk mendinginkan perangkat



atau



bagian



elektronika



yang



menghasilkan



suhu



tinggi.



Sebuah heat sink adalah istilah untuk suatu komponen atau perakitan yang mentransfer panas yang dihasilkan dalam bahan padat ke media fluida, seperti udara atau cairan. Pendingin atau digunakan untuk mendinginkan atau mengalirkan panas komponen-komponen atau alat-alat elektronika seperti: IC, transistor, prosesor dll. Untuk membuat sebuah heat sink kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsi dan kegunaannya, tempat kedudukan dan besar heat sink yang dibutuhkan suatu komponen elektronika. Sehingga kita dapat mendisain heat sink sesuai dengan kebutuhan kita.



Dalam proses pembuatan heat sink, hanya dilakukan tiga pekerjaan initi yaitu: a. Memotong b. Mengebor c. Membengkokkan



3.3.3 Tujuan Dalam pembuatan heatsink,ada beberapa tujuannya yaitu : 1. Mengetahui cara menggunakan penitik dan penggores dengan ukuran yang baik dan benar. 2. Mengetahui cara menggunakan mesin potong dan lipat plat dengan baik benar. 3. Mengetahui cara pelaksanaan memindahkan gambar ke benda sebenarnya. 4. Mengetahui menggunakan alat



sesuai



dengan



fungsinya



dan



Melaksanakan disiplin dalam bekerja, baik terhadap peralatan, waktu dan disiplin pada peraturan bengkel. 3.3.3 Alat Dan Bahan



xxx



Alat dan bahan yang digunakan adalah : 



Penggaris







Penggores dan penitik







Mesin potong







Mesin lipat







Mesin bor







Obeng







Tang







Ragum







Kikir instrument







Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat heat sink yaitu plat aluminium yang berukuran 200 x 421,6 mm, dengan ketebalan 1,8 mm.



3.3.4 Langkah Kerja a) persiapkan bahan dan alat yang diperlukan, letakkan pada posisi yg benar. Lembaran besi plat yang diberikan diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan hal-hal diperiksa sbb: 



Ukuran plat harus sesuai dengan yang ditentukan oleh “job sheet”.







Kesikuan dari plat tertsebut.



b) Jika hal tersebut diatas terdapat kurang ukurannya diperoleh ditukarkan Kembali dan bila lebih maka dikikir dengan sesuai yang dikehenda c) Bagilah plat tersebut menjadi bagian plat kecil d) Lalu kita potong plat beberapa bagian diantaranya : 



Bagian I



= 1 buah plat ukuran 132,5 mm x 75 mm







Bagian II



= 2 buah plat ukuran 48 mm x 75 mm







Bagian III



= 4 buah plat ukuran 24 mm x 75 mm







Bagian IV



= 2 buah plat ukuran 35 mm x 75 mm



e) Ukuran plat 1 dengan ukuran 132,5 x 75 mm, apabila belebih lakukan pengikiran



xxxi



f) Garis plat dengan ukuran tertentu untuk mendapatkan ukuran alas 102,5 mm dengan tinggi 17,5 mm, sehingga hasilnya sesuai yang diinginkan (sesuai gambar) g) Ukuran plat 2 dengan ukuran sesuai dengan gambar kemudian lipat sesuai garis yang kita buat. Ukur plat ini sebanyak 2 buah h) Ukuran plat 3 sesuai dengan ukuran pada gambar kemudian goreskan 4 buah sesuai dengan ukuran i) Pada bagian ini kita tetap membagi lebar sisi yang telah dipotong sebelumnya dengan ukuran 11 mm, 12 mm, 11 mm. Setelah itu kita beri titik pada pengukuran tersebut dengan penitik dan satukan titik tersebut dengan garis yang dibuat melalui penggores. Lipatlah pada ketiga garis tersebut dengan sisi yang berhadapan sudutnya 900. j) Untuk bagian D ini sedikit berbeda dengan bagian B dan C. Bagian D berbentuk seperti huruf L dengan kriteria : 21 mm x 13 mm yang dilipat membetuk 900. k) Setelah itu kita buat lingkaran untuk membuat lubang Bor. l) Lalu rangkai sesuai gambar dengan menggunakan Mor. m) Bila sisi Heatsink belum rata maka kita ratakan dengan pengikir. n) Dan heatsink telah siap.



xxxii



I



II



III



JUMLAH



NAMA



NO.



BAGIAN



BAG



BAHAN



UKURAN



SKA LATIHAN HEATSINK



LA



DIGBR



DPRS



POLITEKNIK NEGERI PADANG



KETERANGAN



GUSRIMAL EFRIZON/HERI ZON



NO BP : 1911012028 KELAS : 1.B DIV EC



xxxiii



BAB IV ANALISIS DATA Dalam melaksanakan praktek kita harus melaksanakan dengan yang sudah di ajarakan/disuruh oleh dosen. Dasar utama yang harus dikuasai oleh praktikan adalah menitik dan menggores. Praktikan harus mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat tersebut, juga mengetahui bagaimana kondisi dan keadaan alat. Dan untuk mencapai hasil yang maksimal, diperlukan ketelitian dan ketepatan. 4.1.1



Menitik







Beberapa tujuan dalam menandakan dengan penitik dilaksanakan yaitu :







Menentukan pusat-pusat lubang pada perpotongan garis sehingga memudahkan pemusatan awal dari pengerjaan pengeboran.







Untuk menjelaskan ujung garis sehingga dapat memudahkan kita mencari bagian yang dikerjakan.



 4.1.2



Untuk menjelaskan garis-garis dari goresan. Menggores Menggores adalah membuat suatu garis pada benda kerja dengan bantuan penggaris



atau penyiku. Untuk mendapatkan hasil goresan yang baik maka penggores yang digunakan harus ditekan agak kuat dengan kecondongan penggores agak maju. Penggores terbagi 3 jenis penggores, yaitu:







Penggores tangan sedukan.







Penggores dengan satu ujung bengkok.







Penggores dengan satu ujungnya dapat dirubah.



xxxiv



4.1.3



Jangka Tusuk Pegas



Jangka tusuk pegas juga tergolong penggores. Tujuan penggunaan jangka pegas adalah : 



Untuk memindahkan ukuran dari alat ukur kepada benda kerja.







Untuk pembuatan garis goresan lingkaran atau garis lengkung pada besi.







Untuk mengukur jarak dari suatu titik-titik dan membandingkannya dengan skala penggaris sebagai batasan ukuran.







Jangka yang baik digunakan adalah jangka yang memilki 1 titik, apabila kedua ujungnya digunakan dan dipertemukan sehingga jika digoreskan terdapat 1 garis goresan. Untuk mendapatkan hasil goresan yang bagus dan sempurna, ujung jangka harus runcing atau tajam.







Langkah yang sebaiknya dilakukan dilakukan saat penggoresan dengan jangka, adalah menempatkan salah satu ujung jangka pada pusat lingkaran kemudian jarak kaki jangka dan memutar jangka dengan tangan kanan sampai terbentuk garis melingkar pada benda kerja tersebut.



4.1.4



Mengikir Proses mengikir dilakukan untuk membuang bagian benda kerja yang



berlebih yang tidak bisa dikerjakan dengan gergaji besi atau alat lainnya. Untuk melakukan pengikiran yang mempunyai tebal lebih dari 3 mm, pertama kalinya digunakan kikir plat 10” dan setelah mendekati ukuran yang diinginkan maka gunakan kikir plat 8” supaya hasil pengikiran lebih halus dan rapi. Sedangkan untuk pembuatan radius luar dan dalam gunakanlah kikir round dan half round. 4.1.5



Kedataran dan kesikuan Penggaris besi atau siku-siku digunakan untuk mengetahui kedataran dan



kesikuan benda kerja. Alat ukur tersebut diletakkan diatas permukaan benda kerja, kemudian gerakkan alat ukur tersebut kearah maju mundur sepanjang permukaan benda kerja.Bila cahaya tidak menerobos masuk kepermukaan itu, maka kedataran



xxxv



dan kesikuan dari benda kerja adalah baik. Begitu juga sebaliknya, benda kerja belum sempurna jika cahaya ada yang masuk di atas permukaan benda. 4.1.6



Menggergaji Buat terlebih dahulu garis bantu supaya hasil penggergajian lurus dan rapi



sebelum melakukan penggergajian tangan. Untuk melakukan penggergajian yang membutuhkan ketepatan ukuran, sebaiknya dilebihkan 1 mm dari ukuran yang akan dibuat, setelah itu dikerjakan dengan kikir sehingga mendapatkan hasil yang bagus dan halus. 4.1.7



Pengeboran Beberapa tahap yang harus diperhatikan praktikan saat benda kerja yang



telah dititik, untuk memulai proses pengeboran, adalah: 



Jepit benda yang akan dibor dengan ragum tangan sampai kuat.







Perhatikan kecepatan putaran dengan mata bor.







Periksa pemasangan puli dan sabuk pada mesin bor, pasangkan sesuai dengan kecepatan putaran pada petunjuk mesin bor.







Pasangkan mata bor yang akan digunakan pada cakam bor dan kunci sampai erat.







Mulailah mengebor dengan menekan kebawah penekan mesin ke bagian diameter terkecil benda kerja dan gunakan kacamata pengaman.







Selama melakukan pengeboran lakukanlah atau berikanlah cairan pendingin (oli) agar benda kerja tidak terlalu panas.







Lakukan pengeboran dengan cara bertahap.







Biasanya bagian tepi hasil pengeboran tidaklah halus dan harus dihaluskan dengan menggunakan kikir.







Guna cairan pendingin.



xxxvi



4.1.8







Melumasi mata bor.







Mendinginkan mata bor dan benda kerja.







Mengurangi kebisingan pada saat pengeboran.







Memberikan hasil pelubangan yang baik.



Pengetapan



Tap digunakan untuk mengulir dalam (ulir kiri atau kanan) setelah pengeboran dari suatu benda kerja. Pada bagian tap terdapat ujung tap segi empat untuk tempat pemasangan ganggang tap. Langkah-langkah proses pengetapan : 



Sebelum mengetap maka harus dibuat lubang dengan mesin bor pada diameter yang lebih kecil dari diameter tap.







Tap harus berada 90 derajat terhadap bidang kerja, kelebihan gaya yang tidak diingini akan mengakibatkan tap patah.







Tempatkan tap konis kedalam lubang tegak lurus pada bidang kerja .







Mulailah memutar pelan-pelan dengan mendesak tap menggunakan telapak tangan.







Mengetap dilakukan dengan menekan sambil memutar setengah putaran searah jarum jam dan diikuti dengan pembalikan putaran seperempat



putaran



untuk



memutuskan



geram-geram



hasil



pengetapan. 



Teruskan pengetapan sampai dengan kedalaman yang diingini, setelah itu tukar pahat tap dengan tap berikutnya (tap antara dan tap rata). Dan ulangi pekerjaan seperti prosedur selanjutnya.



xxxvii



4.1.9



Mengamplas Mengamplas merupakan tahap terakhir dari suatu pengerjaan benda kerja.



Tujuan dari mengamplas adalah :  Menghilangkan bagian-bagian yang tajam. 



Supaya benda kerja terkesan halus.



4.1.10 Memotong Pada proses pemotongan plat sebaiknya dilakukan sendiri-sendiri, sebab pada pengerjaan pemotongan ini sering terjadi kecelakaan kerja. Untuk memotong plat yang pendek, dimana jari atau tangan tidak bisa memegang, maka gunakanlah plat lain untuk memotong plat tersebut. Dengan menggunakan plat lain itu maka kemungkinan terjepit jari / tangan oleh mesin penjepit bisa dihindari. 4.1.11 Membengkokkan Proses pembengkokkan plat dilakukan dengan mesin pembengkok plat. Untuk proses pembengkokan sebaiknya dilakukan satu-persatu supaya hasilnya baik dan bisa dengan leluasa mengatur sudut pembengkokkan pada benda kerja. 4.1.12 Mengebor Gunakanlah mata bor yang diperlukan sesuai petunjuk. Untuk lubang baut lebihkan 0,1 – 0,3 mm dari diameter terluar ulir tersebut. Ini dilakukan supaya pada waktu memasukkan baut kedalam lubang tidak keras atau tersendat-sendat. 4.1.13 Mengikir dan Memasang Mur Selain dari ketiga pekerjaan diatas, pekerjaan lain yang juga dilakukan adalah mengikir, yaitu untuk mengikir lubang dan untuk merapikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan. Selanjutnya menyusun plat dan memasang mur.



xxxviii



BAB IV PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dalam praktek bengkel ini banyak hal-hal baru yang penulis dapatkan. Merupakan kewajiban juga bagi kami sebagai mahasiswa politeknik yang akan menjadi tenaga kerja nantinya. Yang telah kami dapat dalam mata kuliah bengkel mekanik ini adalah: a. Teknik menggambar yang benar b. Menghasilkan benda kerja yang presisi c. Disiplin dalam bekerja, baik disiplin waktu maupun disiplin dalam penggunaan alat d. Keterampilan dalam bekerja, terbagi atas: 



Menitik dan menggores







Dapat menggunakan dan meneliti pengunaan jangka sorong







Mampu mengikir dengan baik dan benar







Dapat menggunakan alat pelipat dan pemotong plat dengan baik dan benar







Mampu menggunakan mesin bor dengan baik dan benar







Dapat menghasilkan benda kerja yang presisi



e. Dapat menggunakan peralatan teknik dengan baik f. Dapat berkosentrasi pada suatu pekerjaan g. Dapat mengetahui akan keselamatan kerja h. Mengetahui teknik bekerja dalam bidang: 



Mengikir







Mengebor







Memotong







Menggergaji







Menitik



xxxix



Praktek bengkel ini sangat membantu kami, karaena banyak memberikan pengalaman, khususnya dalam menggunakan alat-alat bengkel. Selain itu kami juga terlatih dalam hal kesabaran dan keakurasian yang pas (tepat). 5.2



SARAN Berdasarkan praktek bengkel yang telah dilaksanakan maka disarankan



dalam penggunaan serta cara kerja dari alat yang digunakan. Antara lain: 



Pengukuran dan penandaan Dalam pengukuran harus diperhatikan dengan seksama sehingga hasil dari pengukuran menjadi presisi. Dan dalam penandaan kita harus memperhatikan keadaan dari penggores tersebut, jika tidak runcing maka hasilnya tidak akan teliti







Pengikiran Pada saat pengikiran usahakan menekan kikir tidak terlalu keras dan jangan teruru-buru karena akan merusak benda kerja yang sedang dikerjakan (melibihi batas ukur). Maka dari itu kita dituntut untuk sabar dalam bekerja.







Penggergajian



Sebelum menggunakan gergaji, periksalah pemasangan mata gergaji, apakah telah terpasang dengan baik atau tidak. Jika belu pasanglah kembali dan eratkan dengan menggunakan tang. Karena hal ini akan mempengaruhi dari benda kerja.



xl



DAFTAR PUSTAKA



Septima, Uzma, dkk. 2001. Job Sheet. Bengkel Dasar Teknologi Mekanik. Padang: Politeknik Negeri Padang. Job Sheet : Praktek Dasar Teknik Mekanik 2019/20 Hasil kerja latihan praktek bengkel. Lembaran kerja menitik dan menggores. Lembaran kerja Profil U. Lembaran kerja Heatsink.



xli