Laporan Praktikum Anfisman Cold Pressure Test - Andimagfirah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PERCOBAAN VII KENAIKAN TEKANAN DARAH AKIBAT TERPAPAR DINGIN (COLD PRESSURE TEST)



HARI/TANGGAL



: SELASA, 09 JUNI 2020



NAMA



: ANDI MAGFIRAH



NIM



: 191320001



KELOMPOK



: 2 (DUA)



ASISTEN



: CHITRA ASTARI, S.Farm.,M.Si.,Apt



LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO



2020 A. Tujuan percobaan a. Memahami proses mekanisme perkembangan hipertensi esensial. b. Memahami perbedaan efek vasokonstriksi pada orang yang secara genetik (berbakat) akan menderita hipertensi atau sudah dalam permulaan proses menderita hipertensi. B. Landasan teori Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh (Palmer, 2007), sedangkan menurut (Sheps, 2005) tekanan darah adalah tenaga yang terdapat pada dinding arteri saat darah dialirkan. Tenaga ini mempertahankan aliran darah dalam arteri agar tetap lancar. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer Bare, 2001) dan diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg) (Palmer, 2007). Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang O2 ke paruparu melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan



darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium (Lintong, 2015). Tes dingin pressor (Cold pressure test ) adalah teknik eksperimental yang banyak digunakan untuk nyeri manusia atau induksi stres, yang melibatkan perendaman tangan atau lengan dalam air dingin. Pertama kali didokumentasikan sebagai tes reaktivitas stres kardiovaskular (Hines & Brown, 1936), penerapannya dalam penyelidikan persepsi nyeri, mekanisme, dan pengobatan adalah karena secara bertahap memuncak sensasi nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang. Karena suhu air yang digunakan berada dalam kisaran yang dianggap berbahaya (di bawah 15 ° C), nosiseptor (reseptor rasa sakit) diaktifkan dan mengirimkan sinyal permusuhan ke SSP. Sementara saluran ion transduksi nosisepsi yang terlibat telah diidentifikasi, mekanisme yang tepat dari nyeri dingin tidak sepenuhnya dijelaskan (Basbaum, Bautista, Scherrer, & Julius, 2009). Badan kesehatan dunia atau WHO (world health organization) juga memberikan batasan bahwa seseorang, dengan beragam usia dan jenis kelamin, apabila tekanan darahnya berada pada satuan 140/90 mmHg atau diatas 160/90 mmHg, maka ia sudah dapat dikatagorikan sebagai penderita hipertensi. Pengobatan hipertensi ada 2 cara pengobatan secara farmakologis dan non farmakologis. Pemberian terapi non farmakologis relatif praktis dan efisien yaitu dengan cara pemberian aromaterapi (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009).



UMUR Bayi Anak-anak Remaja Dewasa Dewasa muda



DIASTOLIK 50 60 60 60-70 80-90



SISTOLIK 70-90 80-100 90-110 110-125 130-150



C. Alat dan bahan 1. Tensimeter 2. Stetoskop 3. Bejana berisi air es 4. Kursi dan meja 5. Probandus D. Cara kerja a. Probandus duduk dengan nyaman dikursi dengan tinggi sesuai meja. Pasang manset pada lengan kanan atas. b. Ukur tekanan darah sistolik dan diastolik 3 kali. Ambil tekanan diastolik terendah untuk perbandingan. c. Masukkan tangan kiri ke dalam air es (± 5˚ C ¿sampai pergelangan tangan terendam seluruhnya. d. Setelah lewat 10-15 detik, ukurlah tekanan darah tiap 20 detik selama 1 menit dan catatlah. Matikan stpowatch jika sedang mengukur tekanan darah. Waktu mengukur, lengan tetap didalam es dan tidak boleh lebih E. Hasil pengamatan 1. Nama Probandus : Alif Supriatur Umur



: 20 Tahun



Jenis kelamin



: Laki-laki



Bangsa



: indonesia



Tinggi badan



: 175 cm



Berat badan



: 56 Kg



2. Nama probandus : Hamsidar



Umur



: 45 tahun



Jenis kelamin



: Perempuan



Bangsa



: indonesia



Tinggi badan



: 156 cm



Berat badan



: 62 kg



No.



Nama



1.



Probandus Alif Supriatur



2.



Hamsidar



Waktu



Sistole



Diastole



Istirahat 20 detik I 20 detik II 20 detik III 20 detik IV 20 detik V 20 detik VI



120 mmHg 120 mmHg 97 mmHg 115 mmHg 118 mmHg 125 mmHg 120 mmHg



71 mmHg 70 mmHg 70 mmHg 69 mmHg 62 mmHg 63 mmHg 68 mmHg



Istirahat 20 detik I 20 detik II 20 detik III 20 detik IV 20 detik V 20 detik VI



111 mmHg 113 mmHg 118 mmHg 125 mmHg 123 mmHg 121 mmHg 112 mmHg



65 mmHg 83 mmHg 78 mmHg 79 mmHg 77 mmHg 78 mmHg 69 mmHg



F. Hasil dokumentasi pengamatan Gambar berikut ini merupakan hasil dari dokumentasi praktikum pemeriksaan praktikkan terhadap naracoba, yaitu dengan melakukan aktivitas istirahat dan tangan kiri direndam di air es. 1. Probandus: Alif Supriatur No 1.



Aktivitas Istirahat



Gambar



2.



20 detik I



3.



20 detik II



4.



20 detik III



5.



20 detik IV



6.



20 detik V



7.



20 detik VI



2. Probandus



: Hamsidar



No 1.



Aktivitas Istirahat



2.



20 detik I



Gambar



3.



20 detik II



4.



20 detik III



5.



20 detik IV



6.



20 detik V



7.



20 detik VI



G. Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran tekanan darah dengan merendam tangan kiri di dalam wadah yang berisi air es dan pada saat istirahat. Tekanan darah yang diukur pada praktikum ini adalah tekanan darah sistole dan diastole. Praktikum kali ini, akan dilakukan pengamatan menggunakan manset. manset diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan



tercapai di mana terdapat gelombang puls sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik. Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara umum bahwa tekanan darah sistole dan diastole mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini sesuai dengan mekanisme homeostatis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur yang relatif lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi), terutama pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi tersebut berdampak pada naiknya tekanan darah sistol dan diastol. Berdasarkan hasil pengamatan maka diketahui bahwa probandus pertama bernama Aif Supriatur memiliki tekanan darah terendah pada saat beristirahat 120/71 mmHg dan pada saat tangan kiri di rendam air es dalam wadah yaitu 20 detik I 120/71 mmHg, 20 detik II 97/70 mmHg, 20 detik III 115/69 mmHg. 20 detik IV 118/62 mmHg, 20 detik V 125/63 mmHg, 20 detik VI 120/68 mmHg. Pada probandus kedua bernama Hamsidar memiliki tekanan darah terendah pada saat beristirahat yaitu 111/65 mmHg, dan pada saat tangan kiri di rendam air es dalam wadah yaitu 20 detik I 113/83 mmHg, 20 detik II 118/78 mmHg, 20 detik III 125/79 mmHg. 20 detik IV 123/77 mmHg, 20 detik V 121/78 mmHg, 20 detik VI 112/69 mmHg.



H. Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum ini adalah pemberian paparan dingin (Cold Pressure Test) menyebabkan vasokontriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Kedua naracoba tidak memiliki potensi darah tinggi (hipertensi) karena



selisih tekanan diastole sebelum dan sesudah diberikan paparan dingin tidak lebih dari 20 mmHg atau mereka termasuk dalam kelompol normoreaktor (naracoba 1) dan hiporeaktor (naracoba 2).



DAFTAR PUSTAKA



Basbaum, A. I., Bautista, D. M., Scherrer, G., & Julius, D. (2009). Cellular and molecular mechanisms of pain. Cell, 139, 267–284. Hines, E. A., & Brown, G. E. (1936). The cold pressor test for measuring the reactibility of the blood pressure: Data concerning 571 normal and hypertensive subjects. American Heart Journal, 11, 1–9.



Lintong, Fransiska. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Aantara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal: eBiomedik (eBm). Vol. 3, No. 1. Palmer, dkk. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.



Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2001, “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Vol. 2. E/8”, EGC, Jakarta. Sheps, S. G. (2005). Mayo clinic hipertensi; mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta: Intisari Mediatama.