LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM ACARA 9.2 Ekologi Dan Keanekaragaman Hayati Pada Ekosistem Terrestrial Dan Ekosistem Akuatik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM



ACARA 9.2 Ekologi dan Keanekaragaman Hayati pada Ekosistem Terrestrial dan Ekosistem Akuatik



Nama



: Jasminetha



NIM



: 21/474961/PT/08864



Gol(Hari)/Kel



: Jumat/4



Asisten



: Frista Rizki Nusangga Sribaningrum



LABORATORIUM BIOLOGI UMUM FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2021



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



ACARA 9.2 Ekologi dan Keanekaragaman Hayati pada Ekosistem Terrestrial dan Ekosistem Akuatik I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekosistem adalah komunitas organisme di suatu daerah dan faktor fisik yang berinteraksi dengan organisme tersebut. Ekosistem ekologi menekankan pada aliran energi dan siklus kimia antara organisme dan lingkungan.Pada dasarnya keanekaragaman ekosistem di alam terbagi menjadi beberapa jenis yaitu ekosistem padang rumput, ekosistem hutan, ekosistem lahan basah, dan ekosistem laut. (Urry, 2017) Populasi tidak muncul sebagai satu kesatuan, mereka adalah bagian dari komunitas. Komunitas adalah kumpulan populasi dari spesies yang berbeda yang berinteraksi satu sama lain dalam lingkungan yang sama.Komunitas bervariasi dalam ukuran dan terkadang sulit untuk memutuskan di mana satu komunitas berakhir dan komunitas lainnya dimulai. (Urry, 2017) Setiap organisme dalam suatu komunitas menghadapi tantangan untuk bertahan hidup secara berbeda. Relung yang ditempati oleh suatu organisme adalah jumlah cara di mana ia menggunakan sumber daya lingkungannya. Ceruk dapat didefinisikan dalam hal penggunaan ruang, konsumsi makanan, kisaran suhu, kondisi yang cocok untuk kawin, persyaratan kelembaban, dan faktor lainnya. Terkadang satu spesies tidak dapat menempati seluruh ceruknya karena ada atau tidak adanya spesies lain. Spesies dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, dan interaksi ini dapat memiliki efek positif atau negatif. (Fahmi, 2015) Berdasarkan penjelasan teori diatas, maka akan dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui interaksi antar organisme disekitar fakultas biologi dan faktor yang mempengaruhinya, untuk mengetahui konsep keanekaragaman hayati dalam ekosistem akuatik, dan untuk mengetahui faktor faktor abiotik dan biotik pada ekosistem akuatik.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



B. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antar organisme pada ekosistem akuatik dan terestrial dan faktor yang mempengaruhinya, konsep keanekaragaman hayati dalam ekosistem akuatik dan terestrial, dan untuk mengetahui faktor faktor abiotik dan biotik pada ekosistem akuatik dan terestrial.



II.



TINJAUAN PUSTAKA Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya (Kristanto, 2013). Atau ilmu yang fokus mempelajari tentang ekosistem. Ekosistem adalah interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya atau tempat di mana beberapa komunitas yang berbeda hidup saling berinteraksi satu sama lain (Star et al, 2013). Iklim yang berbeda mendukung jenis kehidupan tumbuhan yang berbeda, yang pada gilirannya mendukung berbagai jenis hewan. Bioma adalah ekosistem berskala besar yang dicirikan oleh kondisi iklim tertentu dan jenis vegetasi utamanya. Setiap jenis bioma biasanya dapat ditemukan di lebih dari satu benua. Ekologi Ekosistem dapat dibagi menjadi dua: yaitu ekosistem terrestrial (ekosistem darat) dan ekosistem akuatik (ekosistem perairan). Ekosistem terrestrial/ darat dapat dibagi menjadi ekosistem padang pasir, padang rumput, hutan hujan tropis, hutan berdaun lebar gugur, hutan pinus, dan tundra. Sedangkan ekosistem akuatik terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Komponen dari ekosistem tersebut ada komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik adalah komponen dari alam yang tidak hidup atau benda benda mati, komponen tersebut meliputi suhu, kelembapan, cahaya, kadar keasaman, air dan tanah. Yang kedua yaitu komponen biotik. Komponen biotik yaitu komponen benda benda hidup.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



III.



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



METODE A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam percobaan Ekologi dan Keanekaragaman Hayati pada Ekosistem Terrestrial dan Ekosistem Akuatik adalah akuarium yang berfungsi sebagai simulasi habitat akuatik dan termometer yang berfungsi sebagai pengukur suhu. Sedangkan bahan yang digunakan adalah beberapa spesies ikan dan Hydrilla verticillata yang berfungsi sebagai komponen biotik atau komponen hidup, batu yang berfungsi sebagai komponen ekosistem yang abiotik, air juga sebagai komponen abiotik, tali rafia yang berfungsi untuk membuat plot dan pasak bambu untuk membuat membuat plot juga. B. Cara Kerja Pada praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian amati, suhu air dan suhu udara pada setiap akuarium di ukur menggunakan termometer lalu di masukkan data pada tabel dan data yang di dapat di analisis meliputi fungsi tiap komponen dan juga hubungan tiap komponennya. Cara kerja yang kedua pada ekosistem terrestrial yaitu pada lapangan rumput yang sudah di tentukan dan dirasa cocok di buat dengan ukuran 1x1 meter menggunakan tali rafia, kemudian spesies hewan dan tumbuhan pada plot dihitung dan dicatat kemudian untuk suhu udara dan tanah yang berperan sebagai komponen abiotik di ukur menggunakan termometer. Hasil pengamatan dicatat dalam tabel.



IV.



HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Didapatkan hasil data pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:



Tabel 1. Ekosistem Terrestrial Banyak No. Nama Spesies



Individu



Cacah Keterangan



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



Suhu udara : 28 Celcius



Hewan



Kelembapan udara : 8 pH 1.



Dolichoderus thoracius



2



2.



Paederus littoralis



1



Suhu tanah : 7 Celcius Bentuk



habitat



tanah



berkerikil



Tumbuhan 1.



Euphorbia hirta



12



2.



Cyperus rotundus



6



3.



Kyllinga monocephala



2



Richarida 4.



grandiflora



7



Berdasarkan tabel 1 di ketahui bahwa pengamatan dilakukan pada area yang berukuran 1 x 1 m2 dengan suhu udara 28 Celcius dan suhu tanah 7 Celcius. Tabel 2. Ekosistem Akuatik No. Nama Spesies



Banyak Cacah Individu



Hewan



Keterangan Suhu udara : 28 Celcius



1.



Cyprinus carpio



5



2.



Brama brama



2



Suhu air : 27 Celcius pH air 7 Terdapat bebatuan



Tumbuhan 1.



Hydrilla verticillata



Ekosistem



1.



2 Komponen Penyusun Abiotik



Biotik



Tanah berumput



Batu



Dolichoderus thoracius



(Terrestrial)



Tanah



Paederus littolaris



Kandungan udara (O2)



Euphorbia hirta



Tingkat keasaman tanah



Cyperus rotundus



Cahaya



Kyllinga monocephala



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



Richardia grandiflora 2.



Akuarium (Akuatik)



Batu



Cyprinus carpio



Air



Brama brama



Oksigen terlarut



Hydrilla verticillata



Tingkat keasaman air cahaya



Berdasarkan tabel 2 di dapatkan bahwa pada ekosistem terrestrial terdapat 5 penyusun komponen abiotik seperti batu, tanah, kandungan udara, tingkat keasaman tanah dan cahaya. Untuk yang akuatik juga terdapat 5 penyusun komponen abiotik seperti batu, air, oksigen terlarut, tingkat keasaman dan cahaya.



B. Pembahasan Percobaan keanekaragaman pada tingkat ekosistem di ekosistem darat dan ekosistem perairan dilakukan untuk mengetahui interaksi organisme di ekosistem perairan dan darat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, untuk menentukan konsep keanekaragaman hayati di ekosistem perairan dan darat, untuk menentukan konsep keanekaragaman hayati. keanekaragaman hayati dalam ekosistem abiotik dan terestrial. faktor biotik pada ekosistem perairan dan daratan. Hubungan antara komponen abiotik dan biotik dalam percobaan ini juga ditunjukkan oleh komponen abiotik yang berperan sebagai lingkungan yang mendukung terbentuknya kehidupan dalam ekosistem. Apa yang dimaksud dengan ekosistem perairan, seperti air, penopang utama kehidupan. Suhu dan pH air juga sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme dalam ekosistem tersebut. Tanah dan udara juga merupakan penopang utama kehidupan di ekosistem darat. Semua komponen biotik dalam ekosistem sangat saling berhubungan.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan bahwa keanekaragaman suatu ekosistem seharusnya memiliki hubungan yang terjadi di dalamnya. Hubungan yang terjadi dalam ekosistem merupakan hubungan timbal balik dimana organisme yang satu membutuhkan organisme yang lain. Baik dalam ekosistem akuatik maupun terestrial, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelimpahan suatu populasi dalam suatu ekosistem. Faktor pertama adalah kelahiran atau reproduksi suatu populasi. Kelahiran suatu populasi juga akan meningkatkan jumlah atau kelimpahan populasi tersebut. Selain kelahiran ada kematian atau kematian, dalam kondisi lingkungan apa pun yang ideal atau cocok untuk kelangsungan hidup, suatu spesies juga akan mati tergantung pada usianya. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kelimpahan populasi adalah kesesuaian lingkungan dengan populasi dan predator. Tingkatan organisasi kehidupan yang dipelajari dalam ekologi adalah: Individu adalah organisme tunggal atau makhluk hidup. Populasi adalah kumpulan individu sejenis pada tempat dan waktu yang sama. Secara alami, populasi ditentukan oleh tipe fisiografi wilayah. Komunitas adalah sekelompok individu yang menempati ruang tertentu dan terdapat hubungan timbal balik antar individu. Ekosistem atau sistem ekologi adalah organisme atau kelompok alam yang kompleks yang mengendalikan komponen biotik dan abiotik lingkungan.



V.



KESIMPULAN Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem akuatik dan terrestrial yang terjadi terdiri dari dua faktor yang mempengaruhi yaitu komponen biotik yaitu organisme hidup seperti hewan yang dalam percobaan ini di peroleh semut, serangga, dan ikan dan tumbuhan dan komponen abiotik terdiri dari organisme tak hidup seperti udara, air, suhu, Ph, batu, tanah, cahaya.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



DAFTAR PUSTAKA Bhagawati. D., Sutrisno. A., Muhammad Z., Lachmudin S. 2016. Kontribusi Taksonomi dalam Pendayagunaan Spesies: Kajian Atribut Morfologi dan Kunci Dikotomi Kepiting Yutuk dari Pesisir Cilacap. Universitas Diponegoro. Semarang Cardinale, B. J., Matulich, K. L., Hooper, D. U., Byrnes, J. E., Duffy, E., Gamfeldt, L. & Gonzalez, A. 2011. The functional role of producer diversity in ecosystems. American Journal of Botany, 98(3): 572–592. Coates, Byrne & Moritz, C. 2018. Genetic diversity and the unit of conservation: dealing with the population continuum of species in the genomic age. Frontiers in ecology and Evolution, 6(1): 229–231. Diena. Ahsana. 2019. Keanekaragaman Varietas dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jati. Universitas Airlangga. Surabaya Fahmi, A. N., Pantiwati, Y., & Rofieq, A, 2015. Keanekaragaman Flora Pada Ekosistem Hutan. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Jones, S.B & A.E. Luchsinger. 2017. Plant Systematic Biology2nd edition. Mc-Graw. Singapore Purdy, Elizabeth. 2012. Ecosystems. Encyclopedia of Global Warming & Climate Change, 1(2): 485–487. Solomon, Eldra, Linda R. Berg, dan Diana W. M. 2010. Study Guide for Solomon/Berg/Martin's Biology.Brooks/Cole. Belmont Urry, Lisa, 2017. Campbell biology 11th. Pearson Education, Incorporated. New York.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM ACARA 9.2 Ekologi dan Keanekaragaman Hayati pada Ekosistem Terrestrial dan Ekosistem Akuatik



Nama



: Jasminetha



NIM



: 21/474961/PT/08864



Gol(Hari)/Kel



: Fapet Regular 2 (Jumat)/4



Asisten



: Frista Rizki Nusangga Sribaningrum



LABORATORIUM BIOLOGI UMUM FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2021



Commented [WU1]: Nilai = 2,5



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



ACARA 9.2 Ekologi dan Keanekaragaman Hayati pada Ekosistem Terrestrial dan Ekosistem Akuatik I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekosistem adalah komunitas organisme di suatu daerah dan faktor fisik yang berinteraksi dengan organisme tersebut. Ekosistem ekologi menekankan pada aliran energi dan siklus kimia antara organisme dan lingkungan.Pada dasarnya keanekaragaman ekosistem di alam terbagi menjadi beberapa jenis yaitu ekosistem padang rumput, ekosistem hutan, ekosistem lahan basah, dan ekosistem laut. (Urry, 2017) Populasi tidak muncul sebagai satu kesatuan, mereka adalah bagian dari komunitas. Komunitas adalah kumpulan populasi dari spesies yang berbeda yang berinteraksi satu sama lain dalam lingkungan yang sama.Komunitas bervariasi dalam ukuran dan terkadang sulit untuk memutuskan di mana satu komunitas berakhir dan komunitas lainnya dimulai. (Urry, 2017) Setiap organisme dalam suatu komunitas menghadapi tantangan untuk bertahan hidup secara berbeda. Relung yang ditempati oleh suatu organisme adalah jumlah cara di mana ia menggunakan sumber daya lingkungannya. Ceruk dapat didefinisikan dalam hal penggunaan ruang, konsumsi makanan, kisaran suhu, kondisi yang cocok untuk kawin, persyaratan kelembaban, dan faktor lainnya. Terkadang satu spesies tidak dapat menempati seluruh ceruknya karena ada atau tidak adanya spesies lain. Spesies dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, dan interaksi ini dapat memiliki efek positif atau negatif. (Fahmi, 2015). B. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antar organisme pada ekosistem akuatik dan terestrial dan faktor yang mempengaruhinya, konsep keanekaragaman hayati dalam ekosistem akuatik dan terestrial, dan untuk mengetahui faktor faktor abiotik dan biotik pada ekosistem akuatik dan terestrial.



Commented [WU2]: Ditambah tujuan praktikum



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



DAFTAR PUSTAKA Bhagawati. D., Sutrisno. A., Muhammad Z., Lachmudin S. 2016. Kontribusi Taksonomi dalam Pendayagunaan Spesies: Kajian Atribut Morfologi dan Kunci Dikotomi Kepiting Yutuk dari Pesisir Cilacap. Universitas Diponegoro. Semarang Cardinale, B. J., Matulich, K. L., Hooper, D. U., Byrnes, J. E., Duffy, E., Gamfeldt, L. & Gonzalez, A. 2011. The functional role of producer diversity in ecosystems. American Journal of Botany, 98(3): 572–592. Coates, Byrne & Moritz, C. 2018. Genetic diversity and the unit of conservation: dealing with the population continuum of species in the genomic age. Frontiers in ecology and Evolution, 6(1): 229–231. Diena. Ahsana. 2019. Keanekaragaman Varietas dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jati. Universitas Airlangga. Surabaya Fahmi, A. N., Pantiwati, Y., & Rofieq, A, 2015. Keanekaragaman Flora Pada Ekosistem Hutan. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Jones, S.B & A.E. Luchsinger. 2017. Plant Systematic Biology2nd edition.



Mc-Graw.



Singapore Purdy, Elizabeth. 2012. Ecosystems. Encyclopedia of Global Warming & Climate Change, 1(2): 485–487. Solomon, Eldra, Linda R. Berg, dan Diana W. M. 2010. Study Guide for Solomon/Berg/Martin's Biology.Brooks/Cole. Belmont Urry, Lisa, 2017. Campbell biology 11th. Pearson Education, Incorporated. New York.