Laporan Praktikum FFA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



Judul



: Penentuan Asam Lemak Bebas (ALB)



II.



Tujuan



: Untuk mengetahui cara penentuan asam lemak bebas minyak



III. Waktu dan Tempat



:



IV. DASAR TEORI Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat. Sampel yang kita ambil ialah minyak CPO dan PKO. Minyak kelapa sawit mempunyai peranan penting dalam perdangangan dunia berbagai industri. Baik pangan maupun non pangan banyak mengunakannya sebagai bahan baku. Beradasarkan peran dan kegunaan minyak sawit itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditas ini. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yaitu meliputi kadar asam Lemak Bebas (ALB), air, kotoran, logam, peroksidan ukuran pemucatan. Asam lemak bebas dengan konsentrasi tinggi dalam minyak kelapa sawit sangat merugikan. asam lemak merupakan sumber penting dari bahan bakar karena saat metabolisme, mereka menghasilkan sejumlah besar Adenosin Tri-Fosfat (ATP) yaitu sumber energi utama tubuh. (Asjah, 1993). Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI 01-2901-2006 menetapkan Syarat mutu meliputi warna yaitu jingga kemerah-merahan; kadar air, kotoran 0,5 (%, fraksi masa), dan bilangan yodium 50-55 (g yodium/100g), dan asam lemak bebas (sebagai asam falmitat) maksimum < 5,00 % (Fajar, 2014). Tingginya ALB ini mengakibatkan rendeman minyak turun sehingga mutu minyak menjadi menurun. Apabila kadar ALB pada CPO meningkat melebihi standar mutu yang telah ditetapkan atau ditentukan maka CPO tersebut tidak dapat dijual. Kadar air yang berlebih dapat mengurangi kualitas CPO. Kandungan maksimal air dalam CPO yaitu : 0,5%. Asam Lemak Bebas ( ALB ) atau Free Fatty Acids ( FFA ) terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak menjadi asam. Kadar maksimum asam lemak bebas dalam CPO yang diharapkan adalah tidak lebih dari 5%, lebih



dari itu maka minyak akan terasa masam dan berbau kurang sedap. Semakin rendah kadar asam lemak bebasnya maka makin bagus kualitas minyak dan semakin tinggi harga jual minyak. Asam lemak yang terkandung dalam CPO berupa asam palmitat, asam stearat, asam oleat dan asam linoleat. Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan lemak dan minyak yaitu pada temperatur kamar, lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Asam karbohidrat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang disebut asam lemak. Dalam tubuh manusia, asam lemak bebas tersebut dapat meningkatkan kadar kolestrol darah (Asjah, 1993). Sebagian besar asam lemak alami memiliki rantai bahkan jumlah atom karbon mencapai 4-28 dan Asam lemak biasanya berasal dari trigliserida atau fosfolipid. Ketika mereka tidak terikat dengan molekul lain, mereka dikenal sebagai asam lemak bebas (Asjah, 1993). Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng tersebut. Titik asap suatu minyak goreng hanya tergantung dari kadar asam lemak bebas. Semangkin tinggi titik asap yang dihasilkan, maka semakin rendah kadar asam lemak bebasnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin rendah kadar asam lemak bebas ( ALB ), maka semakin bagus kualitas minyak tersebut dan secara otomatis akan meningkatkan harga jual minyak. Minyak sawit yang berkualitas yang sesuai dengan standart mutu penerimaan ekspor adalah minyak sawit yaitu yang memiliki kadar asam lemak bebas < 5 % (Underwood. 1999).



V. Alat dan bahan



a. Alat 1. Timbangan Analit



: 1 unit



2. Buret dan Statif



: 1 unit



3. Erlemenyer 250 ml



: 2 buah



4. Gelas beaker



: 1 buah



5. Pipet tetes



: 1 buah



6. Gelas ukur



: 1 buah



b. Bahan 1. CPO



: 5,01 gram



2. Minyak goreng bekas



: 4,80 gram



3. Alkohol netral



: 50 ml



4. Indikator PP



: 4 tetes



5. NaOH O,1 N



: secukupnya



VI. METODE PRAKTIKUM a. Teoritis 1. Menimbang 3-5 g berat sampel minyak didalam erlenmeyer 250 gram. 2. Menambahkan 50 ml alkohol netral dan 4 tetes indikator phenolphtalein, goyang hingga homogen. 3. Mentitrasi dengan larutan standar natrium 0,1 tetes demi tetes sampai timbul warna merah jambu yang dapat bertahan minimal 30 detik. 4. Mengkalkulasi FFA : % FFA = % FFA=



BM Asam x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram) 256𝑥𝑡𝑥𝑁 𝑊



t



= volume larutan



N



= normalitas larutan



W



= berat sampel yang di gunakan



Berat Molekul asam lemak : - CPO ( asam palmitat )



= 256



- Minyak goreng bekas (Olein ( asam oleat))



= 282



b. Skematis Kegiatan



Gambar Alat



No Ditimbang 5,01 g sampel minyak didalam gelas erlenmenyer 250 ml ditimbangan analit.



1



Ditambahkan 50 ml alcohol netral dan 4 tetes indikator phenolptalein. Kemudian, goyangkan erlenmeyer sampai pelarut tercampur. Digunakan NaOH 0,1 M untuk titrasi sambil diaduk hingga sampel berubah warna menjadi warna merah jambu. Kemudian, catat berapa angka pada buret saat sampel menunjukkan warna merah jambu.



2



3



4



-



Dilakukan perhitungan terhadap sampel yang digunakan untuk memperoleh hasil ALB pada sampel.



VII. HASIL PENGAMATAN A. Tabel Hasil Pengamatan Berdasarkan praktikum penentuan asam lemak bebas yang telah dilakukan didapat hasil pengukuran yang terdapat pada tabel 7.1 Tabel 7.1 hasil penentuan asam lemak bebas No



1



2



3



4



5



6



Nama Sampel



Berat sampel



V. NaOH



FFA



(gram)



(ml)



%



Minyak goreng bekas



5,01



20,1



11,331%



CPO



4,78



50



26,778%



Minyak goreng bekas



4,91



19



10,652%



CPO



5,03



25



13,034%



Minyak goreng bekas



5,01



17,5



9,850%



CPO



4,80



50



26,67%



Minyak goreng bekas



5



17,6



9,926%



CPO



4,7



10,1



5,489%



Minyak goreng bekas



5



16,5



9,306%



CPO



5,02



50



25,49%



Minyak goreng bekas



5,8



15,2



7,39%



CPO



4,99



9,5



4,8%



B. Perhitungan 1. Perhitungan kelompok 1 % FFA Minyak goreng bekas nomor 1



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



28,2 × 20,1 ml × 0,1 5,01



= 11,331% % FFACPO nomor 1



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



25,6 × 50 ml × 0,1 4,78



=26,778%



2. Hasil perhitungan kelompok 2 % FFA Minyak goreng bekas nomor 2



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



28,2 × 19 ml × 0,1 4,91



= 10,652% % FFACPO nomor 2



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



25,6 × 25 ml × 0,1 5,03



=13,034% 3. Hail perhitungan kelompok 3 % FFAMinyak goreng bekas nomor 3



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



28,2 × 17,5 ml × 0,1 5,01



=



49,35 5,01



= 9,850 % % FFA CPO nomor 3



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



25,6 × 50 ml × 0,1 4,80 128



= 4,80 =26,67% 4. Hasil perhitungan kelompok 4 % FFA Minyak goreng bekas nomor 4



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



28,2 × 17,6 ml × 0,1 5



= 9,926% % FFACPO nomor 4



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



25,6 × 50 ml × 0,1 10,1



=5,489%



5. Hasil perhitunganKelompok 5 % FFA Minyak goreng bekas nomor 5



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



28,2 × 16,5 ml × 0,1 5



= 9,306% % FFACPO nomor 5



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



25,6 × 50 ml × 0,1 5,02



=25,49% 6. Hasil perhitungan Kelompok 6 % FFA Minyak goreng bekas nomor 6



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



28,2 × 15,2 ml × 0,1 5,8



= 7,39% % FFACPO nomor 6



=



BM Asam Oleat x ml NaOH ×N NaOH berat Sampel (gram)



=



25,6 × 9,5 ml × 0,1



=4,8%



4,99



VIII. PEMBAHASAN Pada praktikum rabu 06 September 2017 di Laboratorium Kimia pilot plant mengenai penentuan asam lemak bebas yaitu membahas dan mempelajari tentang pengenalan alat-alat analisis di laboratorium kimia. Dalam melakukan percobaan di laboratorium tentunya harus mengenal alatalat yang di pergunakan. Pengenalan alat-alat yang akan di pergunakan dalam laboratorium ini sangat penting guna kelancaran percobaan yang di laksakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat analisis. Alat yang digunakan adalah timbangan analit, buret dan statif, erlemenyer, beaker glass, pipet tetes, dan gelas ukur. kali ini praktikan juga membahas dan mempelajari bahan apa saja yang biasa digunakan dalam praktikum. Beberapa bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu CPO, minyak goreng bekas, alkohol netral, indikator PP dan NaOH O,1 N. Cara kerja yang dilakukan saat menentukan ALB/FFA ialah yang pertama sampel yang akan diuji ditimbang dengan timbangan analit terlebih dahulu yaitu sebanyak 5,01 gram, kemudian campurkan 50 ml alkohol netral dan 4 tetes indicator phenolphthalein kemudian goyangkan erlenmeyer sampai pelarut tercampur, lalu dengan menggunakan NaOH 0,1 N untuk proses titrasi aduk sampel sampai berubah warna menjadi warna merah jambu, setelah itu catat berapa angka pada buret saat sampel mulai berubah warna. Pada saat praktikum penentuan ALB/FFA kelompok 3 memperoleh berat sampel minyak goreng bekas (w) adalah 5,01 gram, angka titrasi menggunakan NaOH 0,1 M (t) adalah 17,5 ml, BM (berat molekul minyak goreng bekas atau olein 282, serta N (normalitas) NaOH adalah 0,1 N. Diperoleh hasil perhtungan % FFA/ALB-nya adalah 9,850 % dan hasil dari kelompok lain secara berurutan, 26,778%, 13,034%, 26,67%, 5,489%, 25,49%, 4,8%, Dan untuk sampel CPO diperoleh berat sampel CPO (w) adalah 4,80 gram, angka titrasi menggunakan NaOH 0,1 M (t) adalah 50 ml,



BM (berat molekul minyak goreng bekas atau olein 256, serta N (normalitas) NaOH adalah 0,1 N. Diperoleh hasil perhitungan % FFA/ALBnya adalah 26,67% dan hasil dari kelompok lain secara berurutan, 11,331%, 10,652%, 9,926%, 9,306%, 7,39%, batas kadar asam lemak bebas yang ideal ialah < 5 %. Kadar asam lemak yang tinggi disebabkan karena reaksi hidrolisisis. Reaksi hidrolisis bisa terjadi karena beberapa kemungkinan, diantaranya karena air dan enzim. Hidrolisis karena air biasanya terjadi karena minyak tercampur dengan air. Sedangkan hidrolisis karena kerja enzim terjadi biasanya saat pemungutan buah kelapa sawit. Semakin banyak luka/goresan pada buah sawit maka semakin banyak enzim yang aktif dan menghidrolisis minyak yang terkandung dalam buah. Banyaknya asam lemak bebas memiliki efek yang buruk diantaranya dapat menyebabkan rendemen minyak turun. Pada praktikum ini praktikan telah dapat mengetahi alat dan bahan yang digunakan untuk menghitung FFA/ALB serta masing-masing fungsi alat dan bahan, kendala yang dihadapi saat praktikum berjalan adalah adanya beberapa sampel yang tidak berubah warna saat proses titrasi dikarenakan kualitas sampel.



IX. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang telah dikakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Diperoleh hasil perhitungan % FFA/ALB CPO secara berurutan adalah 26, 778 %, 13,034%, 26,67%, 5,489%, 25,49%, dan 4,8 %. 2. Diperoleh hasil perhitungan % FFA/ALB minyak goreng bekas secara berurutan adalah 11,331 %, 10,652%, 9,850%, 9,926%, 9,306%, dan 7,39 %.



DAFTAR PUSTAKA Asjah, G. 1993. Biokimia I, Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Wulan, M. Fajar. 2014. Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control) CPO (Crude Palm Oil) Pada PT. Buana Wira Subur Sakti Di Kabupaten Paser. Samarinda: Universitas Mulawarman. Underwood A.L. dan R.A. Day, Jr. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.