Laporan Praktikum FISWAN Ahmad Haris - Uji Nutrisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN PENGUJIAN NUTRISI



OLEH:



NAMA NIM KELOMPOK



: AHMAD HARIS : 08041281823028 : X (SEPULUH)



LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020



Universitas Sriwijaya



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melangsungkan kehidupan. Pangan yang dikonsumsi haruslah memiliki gizi yang dibutuhkan oleh tubuh



manusia



untuk



pertumbuhan,



perkembangan,



pemeliharaan



dan



memperbaiki jaringan tubuh, yang dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh yang meliputi protein, vitamin, mineral, lemak dan air (Purnama et al., 2019). Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40- 60%. Hal ini disebabkan sumber bahan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian (Fatimah et al., 2019). Protein merupakan sumber nutrisi yang paling baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, kemudian mikroorganisme tersebut akan menguraikan protein menjadi metabolit berbau busuk, seperti indol, kadeverin, asam-asam organik, CO2, H2S, dan sketol. Jika asam amino, peptida, dan senyawa-ssenyawa organik bermolekul rendah telah habis maka mikroorganisme akan menghasilkan enzimenzim proteolitik yang mampu memecahkan protein bermolekul tinggi menjadi oligopeptida dan asam-asam amino bebas yang mannantinya juga akan dimanfaatkan oleh mikroorganisme sebagai energi. Pada mekanisme reaksi tersebut akan menghasilkan air, dan secara otomatis konsentrasi protein akan menurun (Purnama et al., 2019). Lemak dan minyak adalah adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida yaitu senyawa organik yang mempunyai satu sifat yang khas yaitu



Universitas Sriwijaya



tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik misalnya seperti ether, benzene, chloroform, dan lain-lain Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang paling efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, 1 gram lemak akan menghasilkan 9 kkal sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan kalori kurang lebih 4 kkal saja. Lemak dan minyak juga merupakan zat yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia (Pargiyanti, 2019). Garam mineral merupakan salah satu garam konsumsi yang didapatkan dari penguapan air laut bebas kontaminan, dimana selama proses produksinya tidak menghilangkan unsur-unsur mineral yang terkandung di air laut tersebut. Oleh karena itu, kualitas mineral yang terkandung dalam garam mineral sangat bergantung dari kondisi air laut serta proses evaporasi yang terjadi. Hal inilah yang membuat garam rich minerals memiliki rasa, tektur dan warna yang berbeda-beda. Selain Natrium klorida, garam mineral juga kaya akan magnesium, zat besi dan sulfur yang bermanfaat bagi keseimbangan tubuh serta organ hingga sarag pada tubuh (Kartika et al. 2019). Vitamin merupakan salah satu zat senyawa kompleks yang sangat diperlukan oleh tubuh kita yang berfungsi sebagai pembantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa adanya vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup sehari-hari dengan baik Vitamin merupakan salah satu zat yang paling dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena itu kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita serta memungkinkan fungsi-fungsi tubuh tidak berfungsi secara maksimal. Berbagai vitamn memang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia, oleh karena itu, tubuh perlu asupan dari makanan dan buah-buahan untuk mendapatkan vitamin tersebut. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain (Permana et al. 2018). 1.2. Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk menguji kandungan nutrisi dalam berbagai bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak dengan menggunakan berbagai bahan uji.



Universitas Sriwijaya



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uji Karbohidrat Uji karbohidrat digunakan metode uji seliwanoff untuk fruktosa, uji fehling untuk laktosa dan uji iod untuk amilum. Pada uji seliwanoff, satu buah tabung reaksi diisi dengan beberapa tetes larutan fruktosa, kemudian larutan ditambah dengan pereaksi Seliwanoff. Uji fehling dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi fehling yang terdiri dari fehling A yaitu larutan CuSO4 dan fehling B yang terdiri dari KNa-tartrat dan NaOH ke dalam larutan, kemudian dipanaskan sambil digoyang. Pada uji iod, larutan amilum ditambahkan larutan iodin jika sampel menghitam maka terdapat kandungan pati (Ainun dan Linda, 2018). Ekstraksi sampel untuk uji molisch ditambahkan H2SO4 kemudian tambahkan pereaksi Molisch (α-naftol dalam Etanol 96%) campur dengan baik. Jika terbentuk cincin berwarna ungu, maka sampel positif mengandung gula. Sampel Uji benedict dilakukan dengan ditambahkan reagen Benedict, gojok. Kemudian larutan didihkan dengan menggunakan api kecil dan dinginkan perlahan-lahan. Hasil akhir yaitu terbentuk endapan merah bata jika sampel mengandung gula pereduksi. Uji barfoed dilakukan dengan sampel yang ditambahkan pereaksi Barfoed campur dengan baik. Larutan didihkan dengan api kecil, terdapat endapan merah terbentuk dengan waktu tertentu (Poedjiadi, 2009). 2.2. Uji Protein Penentuan kadar protein secara kuantitatif dengan metode Kjeldahl dimana pada penelitian ini dilakukan penentuan kandungan nitrogen yang terkandung dalam bahan. Analisis protein dengan metode Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap destruksi, tahap destilasi dan tahap titrasi. Metode Lowry digunakan secara luas untuk mengukur konsentrasi protein secara kuantitatif dengan menggunakan reagen lowry (Purnama et al., 2019). Pengukuran kadar protein dapat dilakukan dengan metode biuret karena metode ini didasarkan pada pengukuran serapan cahaya berwarna ungu dari protein yang bereaksi dengan pereaksi biuret dimana yang membentuk warna kompleks ungu terbentuk karena adanya reaksi antara ion Cu2+ dari pereaksi



Universitas Sriwijaya



biuret dalam suasana basa dengan polipeptida.



Spektrofotometer UV-Visible



digunakan untuk meneliti secara kuantitatif kandungan protein dengan cara mencatat panjang gelombang serapan cahaya yang diserap dan juga nilai absorbansinya (Fendri, 2019). 2.3. Uji Lemak Penentuan kandungan lemak menggunakan pelarut, selain lemak komponenkomponen lain seperti fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen lain akan ikut terlarut maka kadar lemak disebur lemak kasar (“crude fat”). Cara analisis kadar lemak kasar secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu cara kering dan cara basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak (Pargiyanti, 2019). 2.4. Uji Garam-garam mineral Umumnya, mineral banyak ditemukan di alam. Contohnya Pb yang didapat dari sea food atau bahan makanan yang tumbuh di tanah yangmengandung Pb, Hg, As dan Cd yang ditemukan, Cu yang banyak di temukan bebas di alam, dan Fe yang dapat ditemukan di bahan makanan. Uji-uji yang dapat dilakukan pada garam-garam mineral antara lain uji klorida, uji sulfat, uji kalsium, uji fosfat, uji magnesium, uji besi (Kartika et al. 2019). 2.5. Uji Vitamin Uji vitamin banyak dilakukan dengan berbagai varian uji tergantung pada vitamin yang diteliti. Seperti contoh bahwa vitamin C dapat dilakukan dengan pereaksi benedict dan asam askorbat dan pereaksi bantuan lainnya, vitamin A1 dapat dilakukan uji dengan zat kloroform, pereaksi Carr-price untuk menguji vitamin A7 dan masih banyak yang lainnya (Permana et al. 2018).



Universitas Sriwijaya



BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Kamis 27 Februari 2020 pada pukul 08:00 Waktu Indonesia Barat. Bertempat di Laboratorium Biosistematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sriwijaya. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, kaca pembesar, dan pinset dengan bahan Pheretima sp. dan Hirudo medicianalis. 3.3. Cara Kerja Cara kerja pada praktikum kali ini. Cacing diamati dengan seksama dan dibedakan bagian-bagian tubuhnya secara morfologi. Hasil digambar dan diberi keterangan dan ditulis klasifikasi spesiesnya.



Universitas Sriwijaya



BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil No Nama Sampel dan Uji 1. Uji Protein



Keterangan



Terdapat gumpalan putih disekitar telur



2.



Uji Karbohidrat Terjadi perubahan warna dari putih menjadi ungu kehitaman di nasi



3.



Uji Lemak Terdapat kandungan minyak dikertas minyak yang diolesi margarin



Universitas Sriwijaya



4.2. Pembahasan Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa uji protein yang menggunakan telur setelah ditetesi dengan asam cuka akan membentuk gumpalan putih disekitar telurnya. Purnama et al. (2019) mengatakan bahwa test-heat dan test asam cuka pada protein seperti telur akan membentuk white cloud formation. Protein akan terdenaturasi dan mengendap setelah adanya pemanasan pada sampel. Selain protein yang terdenaturasi zat-zat lain yang terdapat pada telur sampel seperti fosfat, kalsium karbonat dan zat serupa lainnya akan dikoagulasi oleh asam cuka sehingga terbentuk gumpalan koagulan campuran yang telah terlarut dengan asam cuka dan terdapat endapat protein pada sampel yang digunakan. Uji Karbohidrat dilakukan pada nasi yang ditetesi oleh zat iodin. Terjadi perubahan warna secara cepat pada nasi menjadi ungu kehitaman, hal ini menunjukkan bahwa nasi pada sampel mengandung salah satu karbohidrat di dalamnya yaitu dekstrin. Menurut Mustakin dan Mulyati (2019) bahwa Salah satu metode untuk menguji adanya karbohidrat pada bahan pangan yaitu dengan uji iodin. Prisip dari pengujian iodin yaitu amilum atau pati yang bereaksi dengan iodin akan membentuk warna biru, dekstrin membentuk warna merah keunguan, dan glikogen akan membentuk warna merah kecoklatan. Kelebihan dari metode iodin yaitu proses pengujiannya mudah dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding metode yang lain. kelemahan dari meode iodin yaitu hasil yang diperoleh tidak akurat. Uji lemak dilakukan dengan kertas minyak yang diolesi dengan sampel margarin. Setelah diolesi dengan margarin terdapat bekas air yang masih tertinggal pada kertas yang menunjukkan bahwa margarin yang digunakan mengandung lemak. Menurut Pargiyanti (2019) uji kualitatif sederhana selain ekstraksi lemak dapat dilakukan dengan menaruh sampel pada kertas. Lemak kasar yang tertinggal pada kertas merupakan indikator adanya lemak pada sampel dikarenakan sulitnya lemak dapat menguap pada suhu ruangan sehingga dapat dilakukan uji kuantitatif lanjutan. Lemak susah menguap dikarenakan strukturnya tersusun rapat dan terpadat multi-component layer



Universitas Sriwijaya



BAB 5 KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Telur yang digunakan mengandung protein yang ditunjukkan dengan adanya gumpalan putih. 2. Nasi yang digunakan mengandung karbohidrat dekstrin yang ditunjukkan dengan berubahnya warna nasi menjadi ungu kehitaman. 3. Margarin yang digunakan mengandung lemak yang ditunjukkan adanya air yang tertinggal pada kertas minyak dan tidak menguap.



Universitas Sriwijaya



DAFTAR PUSTAKA Aiunun, M. dan Linda S., 2018. Bioelectricity of Various Carbon Sources on Serius Circuit from Microbiel Fuel Cell System using Lactobacillus plantarum. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 21(2): 70-74. Fatimah, S., Mukhammad A. S., Muhammad A., Afinatur R., Fuadela K., 2019. Sistem Digesti. Fisiologi Hewan. Semarang: Universitas Islam Walisongo. Fendri, S. T. J., Ifmaily, Sylda R. S. 2019. Analisis Protein pada Rinuak, Pensi dan Langkitang dengan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Katalisator. 4(2):119-124. Kartika, A. G. D., Wiwit S. W. P., Novi I., Onie W. J. 2019. Analisis Kadar Magnesium dan Kalium pada Garam Rich Minerals. Journal of Science and Technology. 12(1): 1-4. Pargiyanti. 2019. Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak dengan Metode Soxhlet Menggunakan Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal of Laboratory. 1(2): 29-35. Permana, Y. K., Edy S., Candra D. 2018. Implementasi Metode Dempster-Shafer untuk Diagnosa Defisiensi (Kekurangan) Vitamin pada Tubuh Manusia. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 2(3):1194-1203. Poedjiadi, A. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press. Purnama, R. C., Agustina R., Indah A. 2019. Perbandingan Kadar Protein Susu Cair UHT Full Cream pada Penyimpanan Suhu Kamar dan Suhu Lemari Pendingin dengan Variasi Lama Penyimpanan dengan Metode Kjeldhal. Jurnal Analisis Farmasi. 4(1):50-58. Mustakin, F. dan Mulyati M. T., 2019. Analisis Kandungan Glikogen pada Hati, Otot dan Otak Hewan. Canrea Journal. 2(2): 75-80.



Universitas Sriwijaya