Laporan Praktikum Jenis-Jenis Batuan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM I JENIS-JENIS BATUAN



Mata Kuliah: Mineralogi dan Petrologi



Dosen Pengampu:



Drs. Sudarmi, M.Si. Novia Fitri Istiawati, M.Pd.



Disusun Oleh: Anggi Ayuningtiyas (1813034021)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2020



I.



Tujuan Praktikum



Pada praktikum pertama ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa/i mengenai pengenalan dasar batuan dan pengklasifikasian nya berdasarkan proses pembentukannya. II.



Alat dan Bahan



Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum kali ini yaitu: a. Proyektor untuk menampilkan video. b. Laptop c. Kertas kosong berupa Flow chart rocks untuk menulis hasil. d. Pena e. Tipe-x f. Printer g. Materi berupa video III.



Lokasi Praktikum



Praktikum meteolorgi dan Klimatologi pertama dilaksanakan di laboratorium Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lampung. IV.



Prosedur Kerja



Adapun prosedur kerja dalam praktikum Mineralogi dan petrologi kali ini yaitu: a. Mahasiswa/i dipersilahkan memasuki laboratorium Pendidikan Geografi. b. Laboran memberikan materi dengan bantuan media proyektor dan membagikan kertas kosong berupa bagan flow chat untuk diisi. c. Mahasiswa/i memperhatikan setiap penjelasan mengenai klasifikasi batuan berdasarkan proses pembentukannya. d. Kemudian mengisi flow chart dengan materi yang disampaikan.



e. Lalu mahasiswa/i membuat hasil analisis berdasarkan tayangan video yang diberikan oleh laboran kemudian mengumpulkan hasil praktikumnya. V.



Pembahasan



Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya. Batuan merupakan kumpulan mineral yang telah membeku. Batuan juga merupakan elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui proses pelapukan dan menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang bermacam-macam. Umumnya batuan merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih. Mineral adalah suatu zat anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan struktur atom tertentu. Jumlah mineral sangat banyak jenisnya ditambah dengan jenis kombinasinya. Batuan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan proses pembentukannya kedalam tiga bagian yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Klasifikasi batuan berarti dasar bagaimana batuan tersebut bisa terbentuk melalui proses pembentukannya. a. Batuan Beku (Igneous rocks) Klasifikasi pertama yaitu batuan beku. Batuan beku adalah batuan yang terjadi karena proses pendinginan dan pengerasaan lava dan magma. Magma merupakan batuan cair dan sangat panas yang berada di perut bumi sedangkan lava merupakan magma yang mencapai permukaan bumi. Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive atau sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik. Sedangkan, bila magma dapat



mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.



1. Batuan Beku Dalam ( Intrusif ) Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristalkristal yang besar dan sempurna bentuknya menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Ciri khas nya batuan ini mempunyai bentuk dengan ukuran yang besar. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Batuan beku intrusif selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.



Gambar 1. Skema Identifikasi Batuan Beku



Gambar 2. Contoh Batuan Beku Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut diskordan. yaitu: 



Batholit Merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya, tebal batholit antara 20-30 km. Batholit tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.







Stock Bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.







Dyke Merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.







Sill Intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.







Lakolit Batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.







Lopolit Bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.



2. Batuan Beku Luar ( Beku Ekstrusif ) Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt.



Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya. Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik. Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya: 



Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan







Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.







Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.







Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.







Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.







Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.



Contoh dari batuan beku yaitu, batu basalt, batu andesit, batu obsidian, batu dasit, batu peridot, batu granit, B. Batuan Sedimen Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses kompaksi dan tersedimentasi oleh sedimen. Pada batuan sedimen juga terdapat fossil karena di batuan beku dan batuan metamorf melibatkan panas sedangkan fossil tidak tahan



terhadap panas. Batuan ini tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran oleh pengaruh cuaca kemudian diangkat oleh tenaga alam seperti air,angin,gletser dan diendapkan di tempat lain sehingga terbentuk batuan sedimen.



Gambar 3. Skema Batuan Sedimen



Gambar 4. Contoh Batuan Sedimen



Bataun sedimen ini mempunyai warna yang khas. Warna dari batuan sedimen ini pada umumnya berwarna terang atau cerah, seperti putih, kuning, ataupun abu-



abu terang. Namun tudak selamanya batuan sedimen ini berwarna cerah atau terang. Batuan sedimen ini ada yang berwarna gelap, yakni abu- abu gelap hingga hitam kelam, serta merah dan juga coklat. Dengan demikian batuan sedimen ini mempunyai warna yang bervariasi. Variasi warna drai batuan sedimen ini disebabkan oleh komposisi bahan penyusunnya. Batuan sedimen terdiri atas batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya), batuan sedimen organik (dari proses kimia), batuan sedimen bioklastik (pengedapan dari bahan organik).  Batuan Sedimen Klastika Batuan sedimen disebut juga dengan batuan sedimen detritus, mekanik, eksogen yang merupakan batuan sedimen yang terdiri atas klastika- klastika atau hancuran bebatuan yang mengendap secara alami atau mekanik oleh gaya beratnya sendiri. Batuan jenis ini terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali atau reworkin dari batuan yang sudah ada sebelumnya. Proses pengerjaan kembali yang terjadi sebagai pembentukan batuan ini meliputi pelapukan, erosi, transportasi, dan juga redeposisi atau pengendapan kembali. Untuk menunjang proses tersebut dapat terjadi, diperlukan beberapa media yakni air, angin, es , dan juga efek gravitasi atau beratnya sendiri. Khusus untuk media yang terakhir tersebut atau media gravitasi ini sebagai akibat dari longsoran batuan yang telah ada sebelumnya. Kelompok batuan jenis ini adalah bahwa kelompok batuan ini bersifat fragmental atau terdiri dari butiranbutiran atau pecahan batuan sehingga bertekstur klastika. Contoh dari batuan sedimen klastika ini antara lain batu breksi, konglomerat, batu pasir, dan juga batu lempeng. Batu breksi merupakan endapan krikil yang bersudut tajam yang masih dekat dengan tempat asalnya. Batu konglomerat merupakan endapan kerikil yang sudutnya membulat (sudut yang jauh terbawa aliran sungai). Sedangkan batu pasir merupakan batuan endapan yang berasal dari fragmen batuan yang berukuran 1/16 hingga 2 mili meter.  Batuan Sedimen Kimiawi



Batuan yang terbentuk karena proses penguapan dan penyerapan yang berasal dari pelapukan batuan beku yang disebabkan oleh unsur kimia tertentu. Beberapa contoh sifat kimia tertentu yang dimiliki oleh beberapa komponen yang dimaksud adalah udara atau air, dimana dua komponen kimia tersebut akan membuat permukaan batuan menjadi sebuah partikel-partikel yang halus. Apabila terjadi kontak secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama maka batuan sedimen yang terbentuk akan semakin banyak sehingga sifat kimiawi dari batuan sedimen ini akan berbeda dengan sifat kimiawi dari batu asalnya, hal ini terjadi karena terjadinya perubahan sifat kimia yang diakibatkan oleh pelarutan bahan kimia. Kebanyakan batuan sedimen kimiawi terbentuk karena pengikisan oleh air yang kaya akan garam dan juga konsentrasi pengendapan. Pada umumnya batuan sedimen kimiawi tersusun atas garam garam yang terlarut dalam air laut seperti unsur kimia berikut: NaCl, KCl, MgSO4, CaCO3, CaCO4 dan lainnya.  Batuan Sedimen Organik Batuan sedimen organik terbentuk dari hasil aktivitas organisme (mahluk hidup), karena itu sisa-sisa tubuh mahluk hidup merupakan bagian yang paling dominan dalam menyusun struktur batuan sedimen organik. Berbagai macam jenis organisme yang umum dijumpai menyusun batuan sedimen organik antara lain : koral, molusca, foraminifera, diatom, radiolaria dan beberapa jenis tumbuhan. C. Batuan Metamorf Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan tekanan, temperatur atau keduanya di mana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa adanya perubahan komposisi kimia (isokimia) dan tanpa melalui fasa cair (dalam keadaan padat), dengan temperatur berkisar antara 200-800 derajat C. Proses metamorfosa membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur dan struktur maupun asosiasi mineral. Perubahan tekanan, temperatur atau keduanya akan mengubah mineral dan hubungan antar butiran/kristalnya bila batas kestabilannya terlampaui. Selain faktor tekanan dan temperatur, pembentukan batuan metamorf juga tergantung pada jenis batuan asalnya.



Gambar 5. Skema Batuan Metamorf.



Gambar 6.Contoh Batuan Metamorf



Gambar 7. Ukuran Batuan Metammorf



Batuan metamorf terdiri atas batuan metamorf kontak dan batuan metamorf regional. 1. Batuan Metamorf Kontak Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi atau sebagai akibat dari adanya aktivitas magma. Ada yang menyatakan pula bahwa batuan metamorf kontak ini adalah batuan yang terbentuk karena adanya pengaruh intrusi magma pada suhu yang sangat tinggi. Adanya suhu yang sangat tinggi yang berasal dari aktivitas magma ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun perubahan warna batuan. Suhu yang tinggi ini juga karena letaknya dekat dengan magma. Contoh dari batuan metamorf kontak ini adalah batu kapur atau gamping menjadi batu marmer, kemudian batuan batolit, batuan lakolit, dan juga batuan sill. Satu hal yang perlu kita ketahui tentang batuan jenis ini, yakni batuan jenis ini dipengaruhi oleh letak instrusinya, dimana semakin jauh letaknya dari intrusinya maka derajat metamorfosisnya akan semakin berkurang. 2.



Batuan Metamorf Regional



Metamorf regional juga dikenal sebagai metamorfisme dinamik adalah nama yang diberikan untuk perubahan yang terjadi pada massa besar batuan di wilayah yang luas. Batuan dapat bermetamorfosis hanya dengan berada di kedalaman besar di bawah permukaan bumi, mengalami suhu tinggi dan mengalami tekanan yang besar disebabkan oleh berat yang sangat besar dari lapisan batuan di atasnya.



DAFTAR PUSTAKA



Aziz, Magetsari Noer at all. 2006. Gl-211 Geologi Fisik. Bandung : ITB. https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen ( diakses pada 8 Maret 2020 pukul 18.30 WIB) https://www.gurupendidikan.co.id/batuan-metamorf/ (diakses pada 8 Maret 2020 pukul 20.00 WIB) https://agoessarwono60.blogspot.com/2011/10/klasifikasi-batuan.html (diakses pada 8 Maret pukul 20.26 WIB)