12 0 741 KB
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ASAM-BASA
NAMA KELOMPOK VI :
Ahmad Mulya farizki Annisa trihapsari Fityah savanna julita Putri Wahyu Febrianti Ningsih
(02) (03) (14) (27)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam dan Basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan seharihari. Secara umum, zat-zat yang berasa masam mengandung asama, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka makan, serta asam benzoate yang digunakan sebagai pengawet makanan. Basa merupakan senyawa yang bersifat licin, berasa pahit dan jenis basa tertentu bersifat caustic atau membakar, misalnya natrium hidroksida dan soda api serta.Meskipun asam dan basa dapat dibedakan dari rasanya, tetapi tidak disarankan (dilarang) untuk mencicipi asam atau basa yang ada di laboratorium. Asam dan basa dapat dibedakan menggunakan tak tertentu yang disebut indicator atau dengan menggunakan alat khusus. Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7. Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa. Biasanya cara yang digunakan untuk menentukan sifat dan pH larutan adalah dengan menggunakan indikator. Indikator tersebut antara lain kertas lakmus, larutan fenolftalein, brom timol biru, metil merah, serta metil orange. Ada beberapa cara yang lazim digunakan para ilmuwan dan manusia dalam mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan menggunakan indikator universal atau kertas indikator pH, menggunakan pH meter, menggunakan kertas lakmus ataupun melalui perhitungan dengan mengetahui konsentrasi suatu larutan tersebut. 1.2. Rumusan Masalah Apakah suatu larutan yang diuji mengandung asam atau basa? Apa yang terjadi jika suatu larutan dimasukkan kertas lakmus dan ditetesi larutan indikator? Berapakah ph suatu larutan jika diukur dengan kertas indikator universal? 1.3. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kandungan asam basa dalam suatu larutan. Untuk mengetahui bagaimana perubahan warna yang terjadi jika larutan dimaksukan kertas lakmus dan ditetesi larutan indikator. Untuk menentukan tingkat pH suatu larutan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori A.Teori Asam Basa Arrhenius Sejak beabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutannya. Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer dan berbagai bahan lain), sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin, seperti bersabun).Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927) pada tahun 1884.
Asam Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion H+. Sifat-sifat asam diantaranya adalah: a. Terasa masam b. Bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain) c. Terionisasi menghasilkan ion H+ d. Memiliki pH < 7 e. Memerahkan lakmus biru Contoh senyawa yang termasuk pada asam, yaitu: ¨ HCl ¨ H2SO4 ¨ CH3COOH ¨ H3PO4
Basa Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion OH-. Sifat-sifat basa diantaranya adalah: a. Terasa pahit b. Bersifat kaustik (licin seperti bersabun) c. Terionisasi menghasilkan ion OHd. Memiliki pH > 7 e. Membirukan lakmus merah Contoh senyawa yang termasuk pada basa, yaitu: ¨ NaOH ¨ Ba(OH)2 ¨ NH4OH ¨ KOH
B. Teori Asam Basa Bronsted Lowry Menurut Bronsted Lowry,asam adalah zat yang dapat memberi proton,sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton.Jadi asam=donor proton,basa=akseptor proton. Konsep asam basa ini lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius karena: 1) Konsep asam basa Bronsted Lowry tidak terbatas dalam pelarut air,tetapi juga menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut. 2) Asam basa Bronsted Lowry dapat berupa kation atau anion.Konsep ini dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl,di mana pembawa sifat asamnya adalah NH4+ yang dalam air dapat melepas proton. C. Teori Asam Basa Lewis Lewis memberikan pengertian asam dan basa berdasarkan serah terima pasangan elektron,yaitu: Asam = akseptor pasangan elektron Basa = donor pasangan elektron Konsep ini dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang bersuasana asam basa walaupun tidak melibatkan proton ion H+. Untuk mengenali sifat suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator asam basa dapat digunakan untuk mengetahui apa suatu zat termasuk larutan asam atau larutan basa. D. Indikator Alami Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan alam,seperti tumbuhtumbuhan.Indikator tersebut dapat terbuat dari bumbu dapur,bunga,dan bbuah-buahan yang harus dibuat dalam bentuk larutan dengan cara mengekstraknya,kemudian diteteskan pada larutan asam atau basa.Perubahan warna yang terjadi pada setiap indikator tidak sama. E. Indikator Buatan Salah satu indikator buatan asam basa yang biasa digunakan adalah kertas lakmus,kertas indikator uiversal,dan larutan indikator universal. Lakmus berasal dari spesies lumut kerak yang dapat berbentuk larutan atau kertas. Lakmus yang sering digunakan berbentuk kertas, karena lebih sukar teroksidasi dan menghasilkan perubahan warna yang jelas.
Ada 2 jenis kertas lakmus, yaitu: Kertas lakmus merah Kertas lakmus merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa dan pada larutan asam atau netral warnanya tidak berubah (tetap merah). Kertas lakmus biru Kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam dan pada larutan basa atau netral warnanya tidak berubah (tetap biru). Kertas indikator universal dapat berubah warna tertetu sesuai tingkat keasaman atau kebasaan zat.Perubahan warna terjadi ketika indikator dicelupkan kedalam asam atau basa. Larutan indikator universal yang sering digunakan adalah fenolftalein,metil jingga,metil merah dan bromtimol biru.Jika kita meneteskan larutan asam atau basa kedalam larutan indikator universal ,kita dapat melihat perubahan warna larutan indikator
Pengukuran Derajat Keasaman (pH)
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910, seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan ditulis: pH= -log [H+] Analog dengan diatas, maka : pOH= -log [OH–] sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah: Kw= [H+] [OH–] pKw= pH + pOH pada suhu 250C, pKw= pH + pOH=14 Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa: 7. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7. 8. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7. 9. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7. Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n. (Keenan. 1984)
Jadi dapat disimpulkan bahwa makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH dan Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2. Menentukan sifat suatu larutan juga dapat menggunakan beberapa cara lain seperti menggunakan indikator. Indikator adalah suatu zat kimia yang warnanya tergantung pada keasaman atau kebasaan larutan. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus. Apabila dicelupkan ke dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru akan berwana merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam. Warna lakmus semakin merah tua dengan nilai pH semakin kecil, sedangkan warna lakmus semakin biru tua dengan nilai pH semakin besar, meskipun konsentrasi larutannya sama. Hal ini menunjukkan kekuatan asam dan basa tiap-tiap larutan berbeda. Cara lainnya adalah dengan menggunakan kertas indikator dan pH meter yang memiliki ketelitian yang sangat tinggi.
Asam dan Basa yang ada pada Kehidupan
Senyawa asam banyak kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Semua senyawa asam mempunyai rasa masam/kecut. Rasa masam/kecut ini desebabkan oleh adanya senyawa yang bersifat asam. Buah-buahan memiliki rasa asam berkat adanya senyawa asam yang dikandungnya. Jeruk mengandung asam sitrat sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Air susu yang basi mengandung asam laktat. Selain itu, senyawa asam dapat kita temukan juga dalam lambung dan darah. Dalam lambung terdapat asam klorida yang berperan pada pencernaan makanan serta dalam darah terdapat asam karbonat dan asam phosfat yang berperan pada pengangkutan makanan. (Aufar. 2012) Seperti halnya asam, basa juga banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Para ibu rumah tangga menggunakan abu gosok untuk mencuci piring. Basa dalam abu gosok dapat bereaksi dengan kotoran berupa lemak/minyak , sehingga menjadi larut. Sedangkan, untuk mencuci piring yang sangat berminyak perlu menggunakan sabun. Sabun dapat melarutkan lemak dan minyak. Para penderita magh selalu minum obat berupa magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida.
BAB III METODEOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan Tempat
: Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Kebomas
Waktu
: Sabtu, 14 Januari 2017
3.2 Alat dan Bahan Alat :
Pipet Tetes
Gelas Ukur
Plat Tetes
Spatula
Bahan :
Kertas lakmus merah
Coca cola
Kertas lakmus biru
Sabun mandi batangan (detol)
Indikator universal
Cuka
Metil merah (MM)
Sabun wajah (wardah)
Bromtimol biru (BTB)
Obat sakit mag (Promag)
Fenolftalin (PP)
Jeruk nipis
Indikator Alami (kunyit)
3.3 Metode Percobaan 3.3.1
Pengumpulan Alat
Siapkan pipet tetes, gelas ukur, spatula kaca, dan plat tetes.
3.3.2
Prosedur Percobaan
1. Sediakan plat tetes, dengan larutan A dibagi menjadi 6 bagian kemudian di masukkan ke dalam plat tetes secukupnya. 2. Celupkan a) Kertas Lakmus Merah pada lubang 1 b) Kertas Lakmus Biru pada lubang 2 Tambahkan sebanyak 3 tetes : a) Metil merah (MM) pada lubang 3 b) Bromtimol Biru (BB) pada lubang 4 c) Fenolftalin (PP) pada lubang 5 d) Larutan Kunyit pada 6 3. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada larutan. 4. Sisa bahan larutan elektrolit uji di tuang pada gelas ukur. 5. Celupkan indikator universal pada gelak ukur tersebut. Tunggu beberapa saat hingga berubah warna. 6. Amati dan cocokkan perubahan warna indikator tersebut dengan table pembungkusnya. 3.3.3
Tabel pengamatan
a. Uji asam dan basa No
Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1
Minuman bersoda (Coca-Cola)
Merah
Merah
2
Cuka makanan (Asam asetat)
Merah
Merah
3
Obat lambung (Promag)
Biru
Biru
4
Sabun Wajah
Biru
Biru
5
Jeruk Nipis
Merah
Merah
6
Sabun Mandi
Biru
Biru
b. Uji penentuan pH larutan No
Larutan
Metil Merah
BTB
PP
Larutan Kunyit
1
Minuman bersoda (Coca-Cola)
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
2
Cuka makanan (Asam asetat)
Merah
Kuning
Tidak
Kuning
Berwarna 3
Obat lambung (Promag)
Kuning
Biru
Merah
Kuning
4
Sabun Wajah (wardah)
Kuning
Biru
Tidak
Kuning
kehijauan
Berwarna
Kuning
Tidak
5
Jeruk Nipis
Merah
Kuning
Berwarna 6
Sabun Mandi (Dettol)
Kuning
Biru
c. Indikator universal No 1
Larutan Minuman bersoda (Coca-Cola)
Warna Kuning-kuning-kuningjingga
2
Cuka makanan (Asam asetat)
merah-kuning-kuningjingga
3
Obat lambung (Promag)
Kuning-abu abu-kuningjingga
4
Sabun Wajah
Kuning-abu abu-kuningjingga
5
Jeruk Nipis
Merah – kuning-kuningjingga
6
Sabun Mandi
Kuning-abu abu-kuningjingga
Merah
Kuning
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Dalam teori berbagai ahli telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa masam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali sifat asam atau basa pada larutan dengan cara mencicipinya, sebab tidak semua larutan aman dikonsumsi dan ada juga yang bersifat korosif (merusak kulit). Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indicator, yaitu zat pemberi warna berbeda pada asam dan pada basa (zat warna dapat muncul ketika berinteraksi atau bereaksi dengan dua sifat tersebut) dan didapatkan hasil sebagai berikut. A. Uji asam basa 1. cuka : larutan tersebut diuji dengan kertas lakmus biru menjadi merah dan lakmus merah tetap merah. Maka, cuka termasuk larutan asam. 2. Larutan obat sakit mag (Promag) : larutan tersebut diuji dengan kertas lakmus biru tetap biru dan lakmus merah menjadi biru. Maka, larutan tersebut merupakan larutan basa. 3. Larutan sabun cuci muka (Wardah) : larutan tersebut diuji dengan lamus biru tetap biru dan kamus merah menjadi biru. Maka, larutan tersebut merupakan larutan basa. 4. Larutan sabun mandi (Dettol) : larutan tersebut diuji dengan lakmus biru tetap biru dan lakmus merah menjadi biru. Maka, larutan tersebut termasuk larutan basa. 5. Minuman bersoda (Coca-cola) : larutan tersebut diuji dengan lakmus biru menjadi merah dan lakmus merah tetap merah. Maka, larutan tersebut termasuk larutan asam. 6. Perasan jeruk nipis : larutan tersebut diuji dengan lakmus biru menjadi merah dan larutan merah tetap merah. Maka, jeruk nipis termasuk larutan asam.
B. Uji ph larutan 1. Cuka : cuka saat ditetesi oleh metil merah berwarna merah, lalu saat ditetesi oleh bromtimol biru berubah warna menjadi warna kuning dan saat ditetesi oleh fenolftalin tidak menunjukan perubahan warna apapun atau tidak berwarna,ditetesi oleh kunyit berwarna kuning, dan saat diukur dengan kertas indikator universal didapat rentang warna merah-kuning-kuning-jingga,maka pH cuka adalah 3, menurut rentang pH yaitu tiga maka cuka termasuk golongan asam lemah. 2. Larutan obat sakit perut(promag) : larutan promag saat ditetesi oleh metil merah berwarna kuning, lalu saat ditetesi bromtimol biru berwarna biru, dan saat ditetesi fenolftalin berwarna merah, ditetesi indicator alami yaitu kunyit berwarna kuning, dan saat diukur dengan kertas indicator universal didapatkan rentang warna Kuningabu abu-kuning-jingga, maka pH larutan promag adalah 8, jadi larutan promag termasuk basa.
3. Larutan sabun wajah (wardah) : saat ditetesi larutan metil merah larutan sabun wardah berubah warna menjadi kuning, lalu ditetesi bromtimol biru berwarna biru kehijauan, dan saat ditetesi larutan fenolftalin tidak menunjukkan perubahan warna, ditetesi kunyit berwarna kuning, dan saat diukur dengan kertas indicator universal rentang warna dan pH yang didapat adalah Kuning-abu abu-kuning-jingga dan pHnya 8 maka, larutan sabun wardah termasuk basa.
4. Minuman coca cola : saat ditetesi larutan metil merah, coca cola yang walnya berwarna coklat menjadi berwarna merah, saat ditetesi bromtimol biru berwarna kuning, ditetesi fenolftalin berwarna kuning, dan saat ditetesi kunyit berwarna jingga, dan pada saat diukur dengan kertas indicator universal didapatan rentang warna kuning-kuning-kuning-jingga hal itu menunjukkan bahwa pH minuman coca cola yaitu 5 maka minuman coca cola termasuk larutan yang bersifat asam lemah. 5. Perasan jeruk nipis : saat ditetesi metil merah berwarna merah, ditetesi bromtimol biru berwarna kuning, ditetesi fenolftalin tidak menunjukan perubahan warna, dan saat ditetesi kunyit berwarna jingga, dan pada saat diukur dengan kertas indicator universal didapatkan rentang warna Merah – kuning-kuning-jingga hal itu
menunjukkan bahwa pH jeruk nipis adalah 1, maka jeruk nipis termasuk larutan asam kuat. 6. Larutan sabun mandi (Dettol): saat ditetesi metil merah larutan sabun mandi batangan berubah warna menjadi kuning, ditetesi bromtimol biru sabun mandi menjadi berwarna biru,ditetesi fenolftalin menjadi berwarna merah,ditetesi larutan indicator alami berubah warna menjadi kuning menuju jingga, dan saat diukur dengan kertas indicator universal, menunjukan nagka pHnya yaitu 9, maka sabun mandi batangan bersifat basa.
BAB V LAMPIRAN
PERASAN JERUK NIPIS
PROMAG n
COCA-COLA
INDIKATOR UNIVERSAL COCA-COLA
LARUTAN SABUN WAJAH
INDIKATOR UNIVERSAL SABUN WAJAH n
CUKA
INDIKATOR UNIVERSAL CUKA n
LARUTAN SABUN MANDI
INDIKATOR UNIVERSAL SABUN MANDI