Laporan Praktikum Komper Kel.2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN MATA KULIAH KOMUNIKASI PERTANIAN “ Bentuk dan Strategi Pemanfaatan Media Komunikasi Sebagai Alat Bantu dalam Penyebarluasan Informasi Pertanian”



Disusun Oleh : Kelompok 2 Riduan



D1B016006



Iin Widya Ningsih



D1B016007



Indah Adelina Siregar



D1B016008



Sulaiman



D1B016013



Rizki Harani Pebri



D1B016014



Dosen Pengampu : 1. Pera Nurfatiyah S.P, M.Si 2. Siti Kurniasih S.P, M.Si



JURUSAN/PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2019



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan karuniaNya kepada kita semua. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Pertanian. Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyakbanyaknya untuk Ibu PERA NURFATHIYAH, S.P.,M.Si dan ibu SITI KURNIASIH, S.P.,M.Si selaku dosen mata kuliah Komunikasi Pertanian yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami mohon saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan pada hasil laporan praktikum yang telah kami buat. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.



Jambi, 25 Mei 2019



Tim Penyusun



i



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ...........................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4 1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5 2.1 Gambaran Umum Lokasi Praktikum ................................................. 5 2.2 Kondisi Pertanian Lokasi Praktikum ................................................. 5 2.3 Peran Pemerintah dan Penyuluh Terhadap Lokasi Praktikum ............ 6 2.3.1 Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan ..................................... 7 2.4 Sumber Informasi Petani Lokasi Praktikum .................................... 10 2.5 Bentuk dan Strategi Pemanfaatan Media komunikasi yang digunakan untuk Menyebar luaskan Informasi ............................... 13 2.5.1 Penyuluh Pertanian Lapang Lokasi Praktikum....................... 13 2.5.2 Kepala Desa Daerah Praktikum ............................................. 16 2.5.3 Kontak Tani .......................................................................... 18 2.6 Hambatan yang dihadapi daerah praktikum dalam Penggunaan Media Komunikasi ..................................................... 19 BAB III PENUTUP ........................................................................................ 22 3.1 Kesimpulan .................................................................................... 22 3.2 Saran .............................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23 LAMPIRAN ................................................................................................... 25



ii



DAFTAR TABEL Halaman 1. Luas panen, Produksi dan rata-rata produksi padi menurut desa di Kecamatan Pemayung tahun 2017 ...................................................................................... 3



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Dalam keseharian tanpa disadari atau tidak komunikasi sudah menjadi



bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Untuk menjalin hubungan yang harmonis diperlukan rasa kemanusiaan yang akarb dan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dimana komunikator memberikan pesan kepada komunikan baik verbal maupun non-verbal melalui suatu saluran (channel) kemudian pesan tersebut mendapatkan tanggapan dari komunikan sehingga terjadi kesepahaman antara komunikator dengan komunikan. Menurut Effendi (2004:5) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampain suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Komunikasi berjalan dengan baik apabila terjadi saling pengertian antara komunikator dengan komunikan, dimana sudah terjadi kesepahaman makna pesan antara komunikator dengan komunikan dan telah dianggap baik atau komunikatif. Media sangat erat kaitannya dengan komunikasi karena media merupakan salah satu komponen atau unsur yang menjadi persyaratan untuk terjadinya suatu komunikasi. Media juga merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (Cangara, 2007). Dalam berkomunikasi, manusia tentunya memerlukan media komunikasi. Media komunikasi itu sendiri adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat berperan dalam kehidupan masyarakat Teknologi telekomunikasi paling dicari untuk menyampaikan atau mengirimkan informasi ataupun berita karena teknologi telekomunikasi semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, mudah, murah, efektif, dan efisien. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Kemampuan sektor 1



pertanian dapat ditunjukan dengan aktivitas dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satu subsektor pertanian yang sangat penting adalah subsektor tanaman pangan, karena pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Salah satu komoditi tanaman pangan yang sangat penting adalah komoditas tanaman padi. Tanaman padi merupakan salah satu bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Padi ini sendiri menjadi prioritas dalam menunjang program pertanian, maka dari itu menjadi perhatian sangat serius dari pemerintah untuk mengadakannya dalam jumlah yang cukup (Julistia Bobihoe, 2014). Produksi tanaman padi dalam dekade terakhir kurang mengalami peningkatan yang berarti. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut luas lahan baku sawah terus menurun. Data menyebutkan bahwa pada tahun 2018 luas lahan tinggal 7,1 juta Ha turun dibanding 2017 yang masih 7,75 juta Ha. Penurunan luas lahan sawah ini dipicu oleh gencarnya alih fungsi lahan. Di Provinsi Jambi, pengembangan komoditi tanaman padi masih tetap menjadi perhatian. Hal ini dapat dipahami karena mengingat bahwa tanaman padi memiliki arti strategis di masyarakat yaitu sebagai sumber bahan makanan pokok di masyarakat Provinsi Jambi. Usaha pengembangan komoditi tanaman padi ditempuh dengan peningkatan penerapan usahatani padi sawah di Provinsi Jambi. Produktivitas kabupaten Batanghari dapat mewakili produktivitas padi sawah Provinsi Jambi yaitu sebesar 17.731 ton dengan luas lahan yang dipanen seluas 3.624 hektar hingga september 2018. Angka ini sangat menjanjikan untuk potensi peningkatan produksi dengan usaha tani yang lebih baik sehingga produksi tanaman padi sawah di Provinsi Jambi semakin meningkat. Di setiap kecamatan yang berada dalam kabupaten Batanghari tersebar usaha tani padi sawah yang menunjukkan produktivitas cukup baik di setiap tahunnya. Salah satu kecamatan yang memiliki lahan panen yang minim tetapi tetap menghasilkan produktivitas yang baik adalah kecamatan Pemayung. Menurut data yang didapatkan dari BP3K Kecamatan Pemayung hampir semua desa melakukan usahatani padi sawah. Di kecamatan Pemayung ada 19 desa/kelurahan. Terdapat 11 desa yang mengusahakan tanaman padi sawah.



2



Produktivitas padi sawah pada 11 desa ini perlu dioptimalkan dengan meningkatkan pengelolaan usahatani padi sawah melalui teknologi yang ada. Tabel 1. Luas Panen, Produksi Dan Rata-Rata Produksi Padi Menurut Desa Di Kecamatan Pemayung Tahun 2017 Desa/Kelurahan Senaning Ture Lubuk Ruso Teluk Selat



Luas Tanam (Ha) 255 211 140 123 109



Luas Panen (Ha) 252 210 140 122 108



Rata-Rata Produksi (Kwintal/Ha) 57,00 41,75 56,85 38,50 39,00



Pada Tabel 1 dapat dilihat luas tanam, luas panen dan rata-rata produksi pada lima desa penghasil terbesar produksi padi sawah di Kecamatan Pemayung. Desa senaning merupakan pengasil produksi padi sawah tertinggi di Kecamatan Pemayung. Hasil produksi padi sawah tentunya tidak terlepas dari peran penyuluh dalam memperkenalkan teknologi serta petani dalam mengadopsi inovasi yang diperkenalkan. Petani yang mengusahakan tanaman padi sawah di Desa Senaning sudah memiliki inovasi yang baik dalam berusahatani padi sawah. Hal ini dibuktikan dari ditetapkannya Desa Senaning sebagai daerah percontohan bibit unggul di Kabupaten Batanghari. Dalam pertanian proses penyampaian informasi dapat dilakukan dengan memanfaat kan berbagai media komunikasi, setiap media komunikasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Untuk memperkenalkan sebuah teknologi dan inovasi baru para penyuluh telah memanfaatkan berbagai media baik media elektronik maupun media non elektronik. Bentuk media komunikasi yang banyak digunakan adalah media komunikasi kelompok namun dalam tujuannya para petani di lokasi penelitian akan lebih memahami sebuah inovasi jika salah satu petani telah menerapkan dan mendapatkan hasil nyata dari teknologi serta inovasi tersebut. Oleh karena itu, perlu strategi dalam memanfaatkan berbagai macam bentuk media komunikasi tersebut agar informasi yang akan disampaikan dapat diterima oleh petani.



3



1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan



diangkat dalam laporan sebagai berikut: a. Apa saja bentuk dan strategi media komunikasi yang digunakan di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari? b. Bagaimana pemanfaatan media komunikasi sebagai alat bantu dalam penyebar luasan informasi pertanian di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari? c. Bagaimana penerapan media komunikasi dalam suatu contoh kasus pertanian di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari? 1.3



Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bentuk dan strategi media komunikasi di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. b. Untuk mengetahui bagaimana proses pemanfaatan media komunikasi sebagai alat bantu dalam penyebar luasan informasi pertanian. c. Untuk mengetahui penerapan bentuk dan strategi pemanfaatan media komunikasi sebagai alat bantu dalam penyebar luasan informasi pertanian dalam suatu contoh kasus di Desa Seananing Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Gambaran Umum Lokasi Praktikum Kecamatan Pemayung terdiri dari 18 Desa ̸ Kelurahan. Desa Senaning



merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.Pada tahun 2010, desa ini memiliki penduduk sebanyak 821 jiwa (Wikipedia, 2016). 2.2



Kondisi Pertanian di Lokasi Praktikum Menurut data dari BP3K, hampir semua desa yang ada di Kecamatan



Pemayung



melakukan usahatani padi sawah.



Terdapat



11 desa



yang



mengusahakan tanaman padi sawah, salah satunya adalah desa senaning. Pada lima tahun terakhir, diperoleh informasi bahwa terjadi dinamika dalam rata-rata produksi tanaman padi sawah. Desa Senaning merupakan desa yang 95% masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan, salah satunya adalah padi sawah. Terdapat 8 kelompok tani di desa tersebut, salah satunya yaitu kelompok tani Payo Dadap dengan luas lahan sebesar 32 Ha, kelompok tani usaha bersama dengan luas lahan sebesar 30 Ha dan kelompok tani Hikmah Tani dengan luas lahan sebesar 32 Ha. Dari ketiga kelompok usahatani yang ada di Desa Senaning, diperoleh data bahwa benih yang dihasilkan oleh kelompok usahatani tersebut memiliki daya saing yang tinggi dengan kualitas diakui di tingkat Provinsi di Indonesia, bahkan benih yang dihasilkan sudah memiliki mitra atau jaringan usaha yaitu PT. Sanghiang atau Sri Perhutani dan mitralainnya. Salah satu hambatan yang dihadapi para petani tersebut adalah kurangnya jumlah penyuluh yang ada. Di Desa Senaning hanya memiliki 1 penyuluh, yang tentunya hal tersebut sangatlah tidak efisien dalam melaksanakan kegiatan usahatani sehingga dapat komunikasi yang dijalin oleh penyuluh tersebut dengan petani masih terbatas disebabkan oleh faktor waktu. Oleh karenanya petani mengharapkan adanya penyuluh tambahan agar kendala informasi dan teknik5



teknik usahatani dapat disalurkan dan diterima dengan baik. Pada saat kegiatan cetak sawah dengan luas lahan sebesar 91 Ha, petani di Desa Senaning menggunakan sistem pelarian. Sistem pelarian yang dimaksud yaitu kegiatan saling tolong menolong atau bergotong royong antar petani. Adapun kendala dalam pengelolaan tanah yang dihadapi petani ialah banyak terdapat petani yang belum paham dalam penggunaan alat yang telah diberikan oleh pemerintah. Banyak petani yang tidak mau belajar serta merasa cukup dengan menggunakan alat manual saja. Beberapa alat pertanian yang telah diberi oleh pemerintah yaitu : power treser, traktor, hand traktor dantran, splantor. Pada kegiatan penanaman, petani di Desa Senaning masih menanam dengan cara manual serta kadang masih terkena banjir sehingga tidak bisa melakukan penanaman. Para petani menggunakan biaya mereka sendiri dalam pembelian bibit dengan harga Rp.700.000 untuk lahan satu hektar. Dalam satu tahun, petani dapat panen dengan 2 sampai 2,5 kali. Adapun pemeliharaan yang dikhawatirkan petani adalah hama dan penyakit pada tanaman padi sawah mereka. Hama yang terdapat pada lahan padi di desa ini sudah kebal terhadap insektisida sehingga cukup sulit untuk dikendalikan oleh petani. Pada tahun 2018 terdapat penyakit aneh yang menyerang padi para petani di Desa Senaning. Penyakit ini menyerang 3 hektar sawah di desa senaning gagal panen. Penyakit tersebut ditandai dengan timbulnya jamur dari tanah yang disebut Rasiatu 33. Sedangkan pupuk yang pernah diberikan oleh pemerintah masih jarang dipakai petani dikarenakan hasil yang diperoleh tidak maksimal dari pupuk yang dibeli sendiri oleh petani. Kebanyakan petani yang memiliki modal cukup, lebih memilih membeli pupuk sendiri dengan hasil yang lebih maksimal. Namun, banyak juga petani yang masih memilih pemakaian pupuk subsidi walaupun hasil yang diperoleh tidak begitu maksimal. 2.3 Peran Pemerintah dan Penyuluh Terhadap Lokasi Praktikum Kemajuan pertanian di Indonesia sukar sekali berkembang jika tanpa adanya peran serta pemerintah sebagai pemangku kebijakan dalam setiap pembangunan di Indonesia. Lain dari pada itu yang tak kalah penting juga adalah



6



peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang terjun langsung ke lapangan sebagai penerus atau pelaksana dari program-program pemerintah dan mengetahui keadaan petani yang sebenarnya terjadi dalam melakukan sebuah usahatani mereka. Adapun peran pemerintah terhadap lokasi praktikum di Desa Senaning ini yaitu melalui program



penyediaan bantuan baik berupa pupuk, obat-obatan,



alsintan dan lain sebagainya serta hal-hal berupa informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan ushatani di lapangan. 2.3.1 Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Peranan penyuluh di daerah penelitian adalah PPL berperan sebagai pendidik yaitu memberikan pengetahuan atau cara baru dalam budidaya tanaman, agar petani terarah sehingga meningkatkan hasil dan mengatasi masalah kegagalan dalam usahataninya, berperan sebagai Pemimpin yaitu dapat membimbing dan memotivasi petani agar mau merubah cara pikir, cara kerja agar tercipta hidup yang lebih sejahtera dan berperan sebagai penasehat yaitu dapat melayani, member petunjuk-petunjuk dan membantu petani baik dalam bentuk peragaan atau percontohan. Hal tersebut dapat dilihat pada pembahasan berikut. a. Peranan PPL Sebagai Pendidik PPL berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara baru dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan dalam usahataninya. Penyuluh sebagai pendidikan orang dewasa maka proses pendidikan disesuaikan dengan cara belajar orang dewasa (Kartasapoetra, 1994). Menurut Setiana (2005) menyatakan bahwa pendidikan pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan yang diorganisasikan isi atau pesannya sedemikian rupa di mana metode penyampaiannya maupun pelakasanaannya dilapangan,



terutama



ditujukan untuk dapat melanjutkan maupun menggantikan pendidikan di sekolah. Menurut Setiana (2005) tujuan dari pada pendidikan orang dewasa pada hakikatnya adalah agar terjadi proses perubahan perilaku menuju kearah yang



7



lebih baik dan menguntungkan bagi kehidupan sarana pendidik. Perubahan perilaku yang baik dan menguntungkan hanya dapat terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang cukup mendasar dalam bentuk atau peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sekaligus sikap. PPL merupakan fasilitator atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama (petani) dan pelaku usaha agar mereka mampu mengelola usahatani padi sawah yang dilaksanakannya secara mandiri. Untuk mampu melaksanakan peran dengan baik, maka PPL harus bisa mensukseskan program pemberdayaan yang dianjurkan oleh pemerintah dengan cara mendorong atau memotivasi petani untuk menerapkan program



tersebut



dengan cara pendekatan penyuluhan, pelatihan, swadaya akooperatif dan pembangunan terpadu. Peranan PPL sebagai pedidik adalah memberikan pengetahuan dan informasi melalui penyuluhan,



pelatihan dan mendorong petani untuk



mengikuti SLPHT (sekolah lapang pengendalian hama terpadu),



sehingga



diharapkan mampu merubah pola piker petani kearah yang diinginkan. Berdasarkan hasil menjelaskan menjelaskan petani perpendapat bahwa dengan adanya peranan PPL mereka merasa terdidik. Hal ini ditandai dengan pernyataan Pimpinan Desa Senaning



menyatakan penjelasan tentang



materi/program yang diberikan oleh PPL bisa dimengerti dengan baik, hal ini tidak lepas dari bagaimana PPL mampu membangun sistem kekeluargaan dikalangan petani, hal ini juga sejalan dengan pendapat Kartasapoetra (1994) yang menyatakan bahwa kontinuitas tatap muka dengan mereka dapat menimbulkan jalinan rasa kekeluargaan antara pribadi penyuluh dan peribadi petani beserta keluarganya. Dengan adanya hubungan kekeluargaan yang tercipta antara petani dan PPL secara tidak langsung petani akan antusias untuk mengikuti penyuluhan, pelatihan dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh PPL seperti penerapan program pemberdayaan, penggunaan bibit unggul, penangkaran bibit, bahkan penggunaan alsintan yang lama tak terpakai akibat ketidaktahuan dalam cara



8



pengaplikasiannya serta mengikuti SLPHT yang mana dengan mengikuti anjuran PPL itu bisa meningkatkan pengetahuan dan peningkatan produksi padi sawah petani. Berdasarkan hasil praktikum lapangan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa PPL sudah melaksanakan peranannya sebagai pendidik. Hal ini dapat dikarenakan petani berpendapat bahwa informasi yang diberikan oleh PPL sangat membantu mereka dalam mengusahakan usahatani,



selain itu juga



petani merasa diberikan fasilitas pembelajaran melalui SLPHT dan petani diberikan pelatihan dan pembinaan seperti menjadikan petani yang sudah berhasil menerapkan inovasi yang dibawa oleh penyuluh sebagai demplot bagi petani lain. b. Peranan PPL Sebagai Pemimpin Peranan PPL sebagai pemimpin, yang dapat membimbing dan memotivasi para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan mau menerangkan cara-cara bertani yang baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga tingkat hidupnya agar lebih sejahtera (Kartasapoetra, 1994). Keterbatasan kemampuan,



sikap dan pengetahuan petani sangat



berpengaruh didalam kemampuan petani didalam melakukan usahatani yang lebih baik sehingga baik kualitas dan kuantitas produksi pertanian terkadang kurang. Hal ini terjadi karena pada umumya petani memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Menurut Hernanto (1991),



menyatakan bahwa



keterbatasan tingkat pendidikan akan mempengaruhi cara berfikir, menerima dan menolak hal-hal baru. Semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan pola berfikirnya semakin maju dan mampu mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan usahataninya sehingga produksi akan meningkat baik kualitas maupun kuantitas. Peranan PPL sebagai pemimpin dapat dilihat dari bagaimana PPL mampu mengarahkan petani untuk mengikuti program pemberdayaan yang dianjurkan



9



oleh pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara PPL di Desa Senaning, petani perpendapat bahwa dengan adanya peranan PPL mereka merasa terbimbing. Hal ini dapat dilihat dari petani yang sudah mengikuti arahan yang dianjurkan oleh PPL seperti petani sudah mampu mensukseskan program pemberdayaan petani dengan cara menerapkan program tersebut pada saat melakukan usahatani padi sawah. Hal ini sejalan dengan pendapat Van den Ban (1999) yang menyatakan bahwa dipercayai bahwa cara terbaik untuk meningkatkan efesiensi usahatani dan meningkatkan produksi pertanian ialah dengan membimbing petani dan mengarahkan petani untuk mengikuti suatu program yang diberikan oleh penyuluh. c. Peranan PPL Sebagai Penasehat Peranan PPL sebagai penasehat, yang dapat melayani, memberi petunjupetunjuk dan membantu petani baik dalam pergaan atau memberikan contocontoh kerja dalam usahatani dalam memecahkan segala masalah yang dihadapi para petani (Kartasapoetra, 1994). Penyuluh pertanian merupakan usaha atau upaya mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha ataumeningkatkan hasil usahanya dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil praktikum lapangan di Desa Senaning dapat disimpulkan bahwa peranan PPL sudah melaksanakan peranannya sebagai penasehat. Petani berpendapat bahwa PPL sudah mampu memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan peragaan dan contoh-contoh dalam melakukan usahatani dansudah mampu memcahkan masalah yang dihadapi oleh petani. 2.4 Sumber Informasi Petani Dilokasi Praktikum Penerapan inovasi teknologi oleh petani ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu potensi individu untuk menerapkan inovasi, ketersediaan sumber informasi, proses diseminasi, dan karakteristik inovasi. Namun dalam hal ini, berdasarkan hasil praktikum lapangan di Desa Senaning ada beberapa sumber informasi bagi



10



petani dalam mebgadopsi inovasi-inovasi yang masuk secara berkala di desa mereka tarkait kegiatan usahatani. Adapun beberapasumber informasi tersebut adalah : a. Litbang Dalam hal ini peran litbang dalam memberikan informasi kepada petanipetani di Desa Senaning ini lebih mengarah kepada teknologi yang semakin berkembang seiring berkembangnya zaman sehingga teknologi pertanian yang ada di lokasi praktikum ini lambat laun semakin mengikuti perkembangan teknologi. Iformasi teknologi yang dapat disediakan berupa mulai dari teknologi cara bertanam jajar legowo, pemupukan dan lain sebagainya. b. Dinas Pertanian Sebagai lembaga yang berwenang dalam mengatur roda perkembangan dan kemajuan pertanian di Indonesia, peran Dinas Pertanian dalam menyediakan informasi bagi para petani akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kelangsungan perekonomian masyarakat petani iitu sendiri. Di Desa Senaning Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi, keberadaan Dinas Pertanian baik dinas Kabupaten maupun Provinsi dimanfaatkan oleh para PPL dan petani dalam memperoleh informasi-informasi terkait kegiatan usahatani yang dapat menopang kegiatan pertanian mereka agar tetap berjalan. c. Internet Semakin canggihnya teknologi saat ini dapat mempermudah siapa saja untuk mendapatkan informasi-informasi baik berupa ilmu pengetahuan, berita dan jenis informsi lainnya. Itu berarti bahwa jika teknologi tersebut digunakan secara bijak akan sangat membantu manusia dalam memenuhi kabutuhan dan keinginan hidupnya. Terutama sebuah akses internet yang dapat menyediakan berjuta informasi dan pengetahuan di dalamnya membuat orang yang cerdas memakainya semakin cerdas pula secara ekonomi.



11



Hal tersebut di atas, juga dimanfaatkan oleh kalangan petani dan penyuluh yang ada di Desa Senaning Kabupaten Batang Hari sebagai media informasi yang dapat membantu mereka dalam mengembangkan bisnis pertanaian padi sawah. Berdasarkan hasil wawancara terhadap PPL di Desa tersebut, menyatakan bahwa hampir seluruh petani yang ada di sana yang berusia 25-40 tahun rata-rata telah memiliki android. Itu artinya bahwa informasi-informasi apapun yang terkait dengan inovasi-inovasi teknologi pertanian semakin mudah diakses dan sudah berada di tangan-tangan para petani itu sendiri tinggal bagaimana petania itu memanfaatkan teknologi internet yang sudah ada. d. Brosur Petani di Desa Senaning juga memanfaatkan media berupa brosur dalam mencari informasi terkait dengan kegiatan usahatani terutaman komoditi padi sawah. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara terhadap PPL di Desa tersebut menyatakan bahwa bsnyak diantara petani-petani yang ada di sana sulit untuk menerima



informasi-informasi



berupa



tulisan



melainkan



PPL



di



sana



menggunakan media brosur atau gambar-gambar yang dijelaskan lagsung oleh PPL kepada petani. e. Televisi Dengan adanya media televisi yang mampu memberikan informasi dalam segala bidang di Indonesia bahkan di dunia akan semakin mempermudah masyarakat dalam menerima informasi-informasi yang awalnya sulit dijangkau karena terkendala oleh jarak. Akan tetapi dengan televisi ini mampu mengirim sinyal informasi sampai kepada penduduk seluruh dunia. Akan tetapi, dengan banyaknya informasi yang disuguhkan oleh media televisi menyebabkan para petani di Indonesia khususnya di lokasi praktikum lapangan Desa Senaning sulit mendapatkan informasi mengenai pertanian yang lebih spesifik dalam mengelola usahataninya, jika ada itupun hanya secara garis besar saja dan belum mampu memecahkan permasalah-permasalahan yang dihadapi oleh para petani itu sendiri.



12



2.5



Bentuk dan Strategi Pemanfaatan Media komunikasi yang digunakan untuk Menyebar luaskan Informasi



2.5.1 Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) adalah petugas dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten/kota yang diperbantukan untuk memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian dengan basis administrasi kecamatan (Wikipedia). Penyuluh pertanian lapang sangat berperan penting dalam kemajuan pertanian atau usahatani, oleh karena itu penyuluh harus mampu menyuluh atau memberi informasi secara cepat dan tepat kepada petani agar petani yang tahu mana yang baik untuk dilakukan dan mana yb buruk untuk ditinggalkan demi kemajuan pertanian atau usahatani nya. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didesa senaning, dalam proses pemberian informasi yang dilakukan oleh petugas penyuluh pertanian yang ada disenaning dilakukan ketika adanya kegiatan atau program atau juga bantuan dari atas (dinas baik provinsi maupun kabupaten). Dari dinas menyampaikan ke Balai Penyuluh Pertanian kemudian di teruskan ke petugas penyuluh pertanian setelah itu di teruskan kepada kelompok-kelompok tani yang mendapatkan progaram atau kegiatan bahkan bantuan tersebut. Sebagai pihak yang netral hal yang dilakukan oleh petugas penyuluh pertanian Desa Senaning adalah melakukan pertemuan dengan kelompok tani yang bermasalah. Kedua, memberikan arahan, bimbingan (konseling) kepada kelompok tani yang bermasalah. Ketiga, mempertemukaan kelompok tani satu dengan yang lainnya. Dalam penyampaian informasi kepada ketua ataupun kelompok tani yang ada didesa senaning seorang penyuluh pertanian lapang menggunakan penyampaian secara formal dan non formal. Acara formal disini sering dilakukan di gedung kantor kepala desa desa senaning. Sedangkan untuk acara non formal dilakukan dilapangan (sawah) saung yang ada ditengah sawah dan memilih sawah dari kelompok tani yang akan dilakukan pelatihan dengan alat peraga atau pemberian informasi tentang pelatihan.



13



Berdasarkan hasil diskusi dengan penyuluh pertanian yang ada didesa senaning, salah seorang penyuluh menyebutkan bahwa Dalam penyampaian infomasi seorang penyuluh pertanian lapang yang ada didesa senanning lebih sering menggunakan media kelompok, yaitu dengan komunikasi tatap muka mengumpulkan semua kelompok tani yang ada didesa senaning, karena menurut penyuluh yang ada disana lebih mudah menyampaikan informasi secara kelompok dibanding menyampaikan informasi secara personal. Menurut penyuluh yang ada disana media kelompok adalah media yang sangat efektif dalam penyampaian informasi, karena menurut mereka dalam penyampaian informasi secara kelompok, seorang petani bisa langsung berdiskusi dengan petani lain. Tidak hanya dengan petani lain tetapi juga bisa langsung berdiskusi dengan semua penyuluh yang ada didesa tersebut. Dalam penyempaian informasi bentuk media komunikasi yang sering digunakan oleh penyuluh pertanian yang ada didesa senaning adalah : a. Handphone Handphone merupakan salah satu bentuk media komunikasi yang sering digunakan oleh penyuluh pertanian yang ada desa senaning, untuk menyebar luaskan informasi kepada petani. Strategi dari penggunaan handphone yang biasa digunakan penyuluh pertanian desa senaning, untuk menyebarluaskan informasi adalah dengan cara menghubungi secara langsung ketua dari masing masing kelompok tani, bahwasanya akan ada diskusi seputar informasi pertanian. Dari ketua kelompok tani tersebut selanjutnya akan menginformasi kan kepada anggotanya untuk menghadiri pertemuan dengan penyuluh. Tetapi berdasarkan paparan dari salah satu penyuluh yang ada disenaning, mereka lebih sering di undang oleh petani dari pada mengundang petani. karena menurut penyuluh yang ada didesa senaning tersebut, apabila dari seorang penyuluh yang mengundang petani akan lebih banyak petani yang tidak bisa hadir. Tetapi ketika petani yang mengundang penyuluh, otomatis banyak petani yang akan ikut hadir dalam diskusi, pelatihan maupun penyebarluasan informasi.



14



Sumber informasi yang didapat oleh seorang penyuluh didesa senaning adalah sumber dari dinas pertanian maupun perkebunan, dan sumber dari informasi yang ada diinternet maupun informasi dari sesama penyuluh yang ada. b. Leaflet Penyuluh



desa



senaning



menyebutkan



bahwa



mereka



pernah



menggunakan leaflet sebagai salah satu strategi dalam penyebar luasan informasi pertanian kepada petani. tetapi strategi tersebut dianggap gagal dalam memberikan informasi, karena banyak dari petani disana yang tidak suka membaca tulisan yang terlalu banyak. Apalagi leaflet adalah salah satu brosur yang memiliki banyak tulisan. Tidak sedikit petani disana yang sudah berumur sekitar 25 – 40 tahun. Jadi, dengan umur yang bisa dikatakan meranjak usia tua, banyak dari mereka yang tidak suka membaca. Strategi yang dilakukan dengan menggunakan leaflet adalah dengan membagikan leaflet ke semua petani, agar petani bisa melihat apa yang menjadi informasi yang bisa mereka terima. c. Brosur Brosur juga pernah digunakan penyuluh desa senaning sebagai alat bantu dalam proses penyampaian informasi kepada petani. menurut penyuluh yang ada didesa tersebut, petani desa senaning lebih senang menggunakan brosur sebagai media informasi dari pada leaflet karena petani yang ada disana lebih senang melihat atau membaca gambar dibandingkan membaca tulisan. Strategi yang dilakukan dengan menggunakan brosur hampir sama dengan strategi yang dilaukan dalam penyempaian informasi menggunakan leaflet yaitu dengan membagikan brosur ke semua petani, agar petani bisa melihat apa yang menjadi informasi yang bisa mereka terima. d. Laptop Bentuk media yang juga pernah digunakan penyuluh desa senaning dalam penyampaian informasi adalah laptop. Strategi yang dilakukan penyuluh dalam



15



penyampaian infomasi menggunakan laptop adalah dengan melakukan presentasi. Tetapi bentuk media ini jarang digunakan oleh penyuluh desa senaning, karena petani lebih suka mempraktekan langsung dari pada mendengarkan materi. e. Video Selain melakukan presentasi, penyuluh desa senaning juga menampilkan video sebagai alat bantu dalam penyampaian informasi. Karena menurut penyuluh petani lebih senang melihat video dari hasil penerapan teknologi informasi yang akan disampaikan atau yang akan diberikan penyuluh kepada petani. strategi penggunaan video sebagai alat penyampaian informasi merupakan strategi yang tepat. Karena kebanyakan petani Indonesia lebih senang melihat hasil yang sudah ada melalui video dari pada hanya mendengar kan dan melihat presentasi dari penyuluh. Sebelum menyampaikan informasi, cara yang bisa dilakukan seorang penyuluh yang ada didesa senaning adalah dengan menelpon atau menghubungi ketua dari masing masing kelompok tani. Dari ketua masing masing kelompok tani akan menghubungi semua anggota tani nya. Dengan begitu informasi yang akan disampaikan akan lebih mudah disampaikan oleh penyuluh dan lebih mudah untuk diterima oleh petani. 2.5.2 Kepala Desa Kepala desa juga merupakan sasaran dalam praktikum lapang untuk menjadi salah satu sumber dari praktikum lapang ini. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 18 mei 2019 didesa senaning, kepala desa senaning yang bernama bapak Kusnadi begitu paham dan mengerti apa itu media dan apa apa saja bentuk dari media tersebut. kepala desa senaning menyebutkan bahwa bentuk bentuk dari media itu adalah handphone, laptop, brosur dan video. Seorang kepala desa memang sudah seharusnya mengerti apa peran dan tugas yang harus ia lakukan, demi kemakmuran masyarakat atau penduduk desanya. Apalagi dalam



16



penyampaian informasi yang berhubungan dengan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk atau masyarakatnya. Kepala desa menyebutkan bhawa dalam penyampaian informasi kepada masyarakat nya termasuk kepada petani yang ada didesa senaning, kepala desa lebih sering menggunakan bentuk bentuk media seperti : a. Handphone Semua orang pasti mengenal handphone, Salah satu pengguna handphone yang dimanfaatkan sebagai media penyebar luasan informasi adalah kepala desa desa senaning yaitu bapak yang bernama Kusnadi. Kepala desa senaning sangat memanfaat kan dengan baik handphone sebagai media penyampaian informasi, strategi yang bisa dilakukan dengan menggunakan handphone sebagai penyebarluasan informasi adalah ketika saat ada informasi yang penting kepala desa senaning mengirim pesan via chat whatsapp. Tetapi menurut beliau, penyebar atau penyampaian informasi melalu pengiriman via chat watshapp kurang efektif karena menurut beliau pesan lewat wathsapp terkadang masuk tetapi tidak dibaca oleh petani atau penerima pesan tersebut. b. Surat Undangan Bentuk media komunikasi lain yang sering dimanfaatkan kepala desa senaning sebagai



penyebarluasan informasi umum maupun informasi



pertanian adalah surat, berupa surat undangan.surat undangan merupakan bentuk media yang sering digunakan kepala desa senaning sebagai media komunikasi dengan penyuluh ataupun masyarakatnya khusunya kepada petani, karena menurut beliau surat undangan merupakan bentuk media komunikasi yang paling efektif dan efisien dalam melakukan komunikasi dalam hal untuk menyampaikan informasi disbanding kan dengan bentuk media yang lain. Strategi yang biasa dilakukan oleh kepala desa senaning dalam pemanfaatan surat undangan sebagai penyampaian informasi adalah dengan menyebarkan surat surat tersebut kepada stackholder yang ada didesa senaning, seperti penyuluh, RT, RW dan lainnya. Kemudian dari penyuluh, RT, maupun



17



RW melanjutkan informasi tersebut



disampaikan kepada



masyarakat



khususnya kepada petani. Setelah surat undangan tersebut sampai kepada masyarakat khusunya kepada petani dan diterima petani. pasti semua petani yang mendapatkan surat undangan akan menghadiri undangan tersebut. untuk peristiwa yang seperti ini, kepala desa biasanya menggunakan media kelompok. Dimana masyarakat, petani, penyuluh maupun undangan undangan lainnya berkumpul disuatu tempat untuk membahas tentang suatu hal atau informasi baru. Misalnya informasi pertanian tentang inovasi inovasi baru cara budidaya padi sawah didesa senaning. Dan materi yang disampaikan biasanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan. Misalnya saja ketika musim tanam maka materi pembahasan yang dibahas adalah tentang hal hal yang berkaitan dengan pengolahan lahan, pembibitan dan lain lain. Sedangkan apabila ketika penanaman telah dilaksanakan maka materi pembahasan yang dibahas adalah mengenai pemeliharaan, pemupukan atau lain sebaginya. Dan apabila musim panen maka materi pembahasannya adalah tentang penanganan panen dan pasca panen. 2.5.3 Ketua Kelompok Tani Ketua kelompok tani adalah pemimpin dari sekumpulan petani/peternak yg dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota, oleh karena itu Peran ketua kelompok tani sangan penting bagi kemakmuran anggotanya (susanti, 2018). Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, salah satu stakeholder yang diwawancarai adalah ketua kelompok tani didesa senaning yaitu bapak amirullah. Bapak amirullah merupakan petani yang sudah berpengalaman selama 7 tahun menjadi ketua kelompok tani. bukan pengalaman menjadi keletua kelompok tani yang sebentar, 7 tahun adalah waktu yang lama menjadi ketua kelompok tani. sudah pasti, beliau mengetahui dan begitu paham akan bentuk bentuk media komunikasi dan mengerti bagaimana strategi yang harus dilakukan sesuai dengan



18



bentuk media nya guna menyebarluaskan informasi pertanian kepada petani lain ataupun anggota taninya. Bentuk media komunikasi yang sering digunakan oleh setiap ketua kelompok tani yang ada disenaning menurut bapak amirullah selaku salah satu ketua kelompok tani desa senaning adalah : a. Brosur Brosur merupakan bentuk media komunikasi yang sering digunakan oleh ketua kelompok tani desa senaning termasuk bapak amirullah dalam menyampaikan informasi. Strategi yang biasa dilakukan ketua kelompok tani dalam pemanfaatan brosur adalah memberikan brosur atau menyebarkan brosur ke semua anggota kelompok tani nya. Sehingga dari brosur tersebut diharapkan petani mampu menerima informasi yang diberikan. Biasanya brosur dibagikan ketika ada acara atau kegiatan diskusi antara semua kelompok tani dengan penyuluh, kepala desa maupun lembaga terkait. Contohnya brosur gambar system tanam jajar legowo. b. Handphone Hampir semua ketua kelompok tani memiliki handphone. Handphone merupakan alat komunikasi yang sering digunakan oleh setiap orang. Dengan handphone petani dapat memanfaatkan nya dalam memperoleh informasi, strategi yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan handphone sebagai alat bantu dalam memperoleh informasi adalah dengan membuka google ataupun membuka jaringan internet. Dari internet, ketua maupun anggota tani mampu memperoleh informasi yang lebih banyak tentang pertanian, yang mampu meningkatkan



produksi,



produktivitas



usahtani



nya



maupun



mampu



meningkatkan kesejahteraan petani. 2.6 Hambatan Dalam Penggunaan Media Komunikasi Salah satu sebab tidak efektifnya komunikasi adalah pemilihan media komunikasi yang tidak tepat. Pemilihan media harus memperhatikan information



19



richness yaitu banyaknya informasi yang mampu disampaikan oleh media. Jenisjenis media yang biasa digunakan : 1. Tatap muka, termasuk video conference. 2. Komunikasi verbal via elektronik, misal: telepon. 3. Komunikasi tertulis personal, misal: surat dan email. 4. Komunikasi tertulis non personal, misal: newsletter dan laporan. Ketidaktepatan dalam penggunaan media akan menyebabkan terjadinya hambatan dalam berkomunikasi. Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai. Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan 1. Hambatan personal Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain. 2. Hambatan kultural atau budaya Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama. Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi. Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana percakapan terjadi



20



dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan 3. Hambatan fisik Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi. 4. Hambatan lingkungan Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta



komunikasi.



Terdapat



beberapa



faktor



lingkungan



yang



turut



mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.



21



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Desa senaning merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Desa ini merupakan desa yang 95% masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan, salah satunya adalah padi sawah. Terdapat 8 kelompok tani di desa tersebut, beberapa diantaranya kelompok tani Payo Dadap dengan luas lahan sebesar 32 Ha, kelompok tani usaha bersama dengan luas lahan sebesar 30 Ha dan kelompok tani Hikmah Tani dengan luas lahan sebesar 32 Ha Penggunaan dan pemanfaatan media sudah banyak diterapkan oleh para stakeholder untuk membantu penyebaran informasi pertanian kepada pihak-pihak yang membutuhkan khususnya petani. Oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) media komunikasi yang digunakan adalah handphone, leaflet, brosur, laptop, dan video. Sedangkan oleh Kepala Desa media komunikasi yang digunakan yaitu handphone, surat undangan serta media komunikasi kelompok seperti: diskusi dan rapat. Sementara oleh kontak tani sendiri lebih menyukai media seperti handphone dan brosur dalam menyampaikan informasi kepada para petani. 3.2 Saran Untuk membantu penyampaian informasi kepada komunikan sebaiknya para komunikator mengetahui bentuk-bentuk media yang tepat untuk digunakan dalam penyampaian informasi kepada komunikan serta menyusun strategi yang tepat dalam memanfaatkan media komunikasi tersebut, karena dengan strategi yang tepat maka informasi yang disampaikan akan lebih efektif dan efisien serta mampu untuk diterima dengan baik oleh para komunikan.



22



DAFTAR PUSTAKA Bobihoe, Julistia. 2014. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah, Inovasi Teknologi Untuk Meningkatkan Produktifitas Tanaman Padi. Jambi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Cangara H. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi 1. Jakarta (ID). Rajawali Pers. Dewi anggraini, susanti. 2018. Peran dan Tugas Pengurus Kelompok Tani. BPP Kedungwaru: Tulungangung Jawa Timur Effendi, M.I.2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta : Penebar Swadaya. Faqih, ahmad. 2014. Hubungan antara peranan penyuluh pertanian lapang dengan kegiatan pemberdayaan kelompok tani. Hendriani Eky, dkk. 2015. Peranan Ppl Dalam Pemberdayaan Petani Padi Sawah Di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi. Hernanto, Fadholi. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Kartasapoetra. 1994. Teknologi Penyuluh Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Mardikanto, totok. 2009. Sistem penyuluhan pertanian. UNS Press. Surakarta. Mosher, A.T, 1986. Menggerak dan membangun pertanian. Yasaguna. Jakarta. Setiana,L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta : Penerbit ANDI. 137 hal.



23



Van Den Ban, A. W dan Hawkins, H.S. 1999. Penyuluh Pertanian. Kansius, Yogyakarta. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Penyuluh_Pertanian_Lapangan. diakses pada tanggal 20 mei 2019 Wikipedia.



2016.



Senaning,



Pemayung,



Batanghari.



https://id.wikipedia.org/wiki/Senaning,_Pemayung,_Batanghari pada 22 Mei 2019 pukul 20.06 WIB.



24



Diakses



LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner KUESIONER Judul



: Bentuk dan Strategi Pemanfaatan Media Komunikasi Sebagai Alat Bantu dalam Penyebarluasan Informasi Pertanian



Fakultas/Jurusan



: Pertanian / Agribisnis



Hari / Tanggal



: Sabtu, 18 Mei 2019



I.



II.



DATA LOKASI PENELITIAN Kabupaten



:



Kecamatan



:



Desa



:



Identitas Penyuluh



1



Nama



2



Umur



……………Tahun



3



Jenis Kelamin



L/P



4



Pendidikan Terakhir



SD/SMP/SMA/PT



5



Pengalaman Menjadi Penyuluh



…………… Tahun



III.



Pengetahuan Penyuluh a. Apakah bapak mengerti apa fungsi dari seorang penyuluh? ................................................................................................... ................................................................................................... b. Apakah bapak mengerti akan pentingnya jadi seorang penyuluh? ................................................................................................... ...................................................................................................



25



c. Apa peran penting penyuluh terhadap tingkat kesejahteraan petani? ................................................................................................... ................................................................................................... d. Bagaimana dan dengan cara yang seperti apa seorang penyuluh menyampaikan informasi kepetani dengan baik dan benar? ................................................................................................... ................................................................................................... e. Apa saja yang bapak ketahui dari bentuk bentuk media komunikasi? ................................................................................................... ................................................................................................... f. Apakah bapak mengerti apa fungsi dari media komunikasi tersebut? ................................................................................................... ................................................................................................... g. Menurut bapak seberapa penting media komunikasi yang digunakan penyuluh dalam penyampaian informasi? ................................................................................................... ................................................................................................... h. Apakah bapak tahu tentang bentuk media komunikasi apa saja yang sering digunakan oleh penyuluh untuk menyampaikan informasi kepada petani? ................................................................................................... ................................................................................................... i.



Apakah bapak mengetahui bagaimana cara memanfaat kan semua dari bentuk media komunikasi tersebut? ................................................................................................... ...................................................................................................



j.



Apakah bapak sepenuhnya mengerti bagaimana strategi yang seharus nya digunakan dalam memanfaatkan media komunikasi tersebut? ................................................................................................... 26



IV.



Keterampilan Penyuluhan a. Bagaimana cara bapak menyikapi petani yang sulit menerima informasi? ................................................................................................... ................................................................................................... b. Bagaimana respon petani terhadap informasi yang penyuluh berikan? ................................................................................................... ................................................................................................... c. Adakah kendala yang dihadapi penyuluh dalam menyuluh? ................................................................................................... ................................................................................................... d. Apa kendala yang sering dihadapi oleh seorang penyuluh? ................................................................................................... ................................................................................................... e. Bentuk media apa yang sering bapak gunakan dalam menyuluh? ................................................................................................... ................................................................................................... f. Kenapa bapak memilih bentuk media itu dari sekian banyak nya bentuk media yang lain? ................................................................................................... ................................................................................................... g. Bentuk media apa yang paling sering digunakan oleh petani dalam memperoleh informasi? ................................................................................................... ................................................................................................... h. Didesa ini, kebanyakan petani menggunakan media yang seperti apa untuk memperoleh informasi? ................................................................................................... ...................................................................................................



27



i.



Apa alasan para petani memilih menggunakan media tersebut? ................................................................................................... ...................................................................................................



j.



Dalam menyuluh, strategi apa yang bisa bapak lakukan untuk menarik perhatian dari petani dan petani mudah untuk menyerap informasi tersebut? ................................................................................................... ...................................................................................................



k. Seberapa paham mereka dalam menggunakan media untuk memperoleh informasi selain dari penyuluh? ................................................................................................... ................................................................................................... l.



Apakah petani dengan sepenuhnya menggunakan media sebagai alat untuk mendapatkan informasi? ...................................................................................................



28



Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Praktikum



Kegiatan bersama narasumber (I)



Kegiatan bersama narasumber (II)



Gudang penyimpanan dan balai desa



Alsintan (I)



sebagai tempat penyuluhan



Alsintan (II)



Alsintan (III)



29



Alsintan (IV)



Alsintan (V)



Alsintan (VI)



Foto bersama PPL



Foto Bersama Ketua Kelompok Tani



Foto Bersama Kepala Desa Senaning



30



Foto bersama dosen pengampu, PPL,



Foto bersama agribisnis kelas D



kepala desa dan ketua kelompok tani



31