Laporan Praktikum Malaria [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genu s Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan(gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia merupakan salah satu negara yangmemiliki endemisitas tinggi. Penyakit malaria disebabkan oleh parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles), penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiran hutan Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena setiap tahun 500 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta diantaranya meninggal. Kasus terbanyak berada di Afrika namun juga melanda Asia,Amerika Latin,Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa. Di duga sekitar 36% penduduk dunia terkena resiko malaria. Malaria di Indonesia masih merupak salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi ancaman, bahkan sering menimbulkan kematian apabila tidak di obati dengan benar. Malaria menduduki urutan ke-8 dari 10 besar penyakit penyebab utama di Indonesia, dengan angka kematian di perkotaan 0,7% dan di pedesaan 1,7%



B. Rumusan Masalah Bagaimana cara mencari adanya parasit malaria di dalam darah dan apa saja spesies plasmodium ?



C. Tujuan Untuk mencari adanya parasit malaria di dalam darah (sediaan darah tebal) dan untuk mengetahui spesies plasmodium (sediaan darah tipis).



BAB II Metodologi Penelitian D. Prosedur Pemeriksaan Pra-Analitik A. Pengambilan Sampel Pada pemeriksaan malaria digunakan sampel berupa darah. Darah yang dapat digunakan untuk diagnosis dapat darah perifer maupun darah vena. Darah perifer diambil menggunakan blood lancet apalagi akan langsung dibuat sediaan hapusan darah, sedangkan darah vena diperlukan apabila pembuatan sediaan darah dalam jumlah cukup banyak dan berulang. EDTA dapat dipakai sebagai antikoagulan karena tidak berpengaruh terhadap morfologi eritrosit dan lekosit serta mencegah trombosit bergumpal. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 2 jam. Tiap 1 ul EDTA digunakan untuk 1 ml darah vena



B. Persiapan Reagen 1. Larutan Giemsa Larutan giemsa harus dibuat pada saat akan digunakan untuk pengecatan sediaan, tidak diperbolehkan menggunakan larutan giemsa yang telah dibuat sehari sebelumnya. Pengenceran larutan giemsa dengan konsentrasi 5% yaitu perbandingan antara giemsa dan buffer adalah 1:20, 1 bagian giemsa dan 19 bagian buffer. Sedangkan larutan giemsa 10% memiliki perbandingan 1:10, dan larutan giemsa 20% memiliki perbandingan 1:5. Cara pengencerannya larutan giemsa 5%:  Dipipet buffer kedalam gelas ukur sebanyak 19 mL kemudian ditambahkan geimsa sebanyak 1 mL  Lakukan pewarnaan giemsa 5% waktu pendiaman adalah 30 – 45 menit Catatan : Buffer yang digunakan dalam pembuatan larutan giemsa biasanya adalah buffer phospat dengan pH 6,4. Namun dilaboratorium \yang masih minim dalam ketersediaan bahan atau reagen kerja dapat mengganti buffer dengan menggunakan Aquades dengan pH yang netral. Perubahan pH dalam larutan giemsa dapat mempengaruhi hasil pengamatan morfologi sel darah, contohnya jika pada pH yang kurang dari 6,0 morfologi lekosit akan memperlihatkan inti yang kurang jelas. Pembuatan buffer (PBS) Bahan: NaCl 80 gr KCl 2 gr Na2HPO4 14,4 gr KH2PO4 2,4 Aquabides 1 L - Campurkan seluruh bahan tersebut dalam aquabides 800 ml - Tambahkan HCl setetes demi setets sampai pH larutan mencapai 7,4 - Tambahkan aquabides sampai sampai volume 1 liter 2. Methanol 3. Air kran



B. Pembuatan sedian hapusan darah 1. Membuat sediaan darah tebal 1. Disiapkan object glass yang bersih dan kering.



2. 3. 4. 5. 6. 7.



Dilakukan sampling vena. Diteteskan 200 µl pada object glass. Diratakan melingkar dengan salah satu ujung cover glass. Ditunggu sampai kering. Kemudian dilisiskan dengan air sampai warna putih susu. Dikeringkan kemudian dicat dengan giemsa. - Digenangi dengan cat giemsa selama 30-45 menit (sesuaikan konsentrasi giemsa) - Sediaan dicuci dengan air kran dengan cara meniriskan air kran menggunakan tangan, kemudian dikeringkan dan diperiksa di bawah mikroskop. 2. Membuat hapusan darah tipis 1. Disiapkan object glass yang bersih dan kering. 2. Diteteskan 50 µl pada salah satu ujung obyek glass. 3. Dengan cover glass darah dibuat apusan darah yang tipis (cover glass dimiringkan dengan membentuk sudut 30⁰ C dan kemudian darah digeser dengan cepat sehingga membentuk hapusan yang tipis dan merata). 4. Sediaan dikeringkan dan kemudian dicat dengan giemsa. - Sediaan ditetesi dengan methanol selama 1-2 menit. - Digenangi dengan cat giemsa selama 30 - 45 menit (sesuaikan dengan konsentrasi giemsa). - Sediaan dicuci dengan air kran yang ditiriskan menggunakan tangan perlahan, kemudian dikeringkan dan diperiksa di bawah mikroskop. Analitik Prosedur pemeriksaan sediaan hapusan darah tebal dan tipis secara mikroskopis dengan pembesaran 100x. Identifikasi keberadaan parasit malaria di dalam RBC pada sediaan darah tipis dan berada diluar sel pada sediaan darah tebal. Lakukan penghitungan menyeluruh pada sediaan sampai dipastikan bahwa sampel negatif. Pada sediaan yang terdapat parasit malaria, hitunglah derajat parasitemia. Penghitungan parasitemia pada hapusan darah tebal Kualitatif Pengitungan secara kualitatif dilaporkan dengan kode negatif dan positif mengikuti kategori berikut: Negatif (-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 lapang pandang Positif satu (+) : ditemukan 1 – 10 parasit dalam 100 lapang pandang Positif dua (++) : ditemukan 11 – 100 parasit dalam 100 lapang pandang Positif tiga (+++) : ditemukan 1 – 10 parasit dalam 1 lapang pandang Positif empat (++++) : ditemukan 11 – 100 parasit dalam 1 lapang pandang Kuantitatif – – – – – 



Dihitung per 200 leukosit atau 500 leukosit apabila pada penghitungan 200 leukosit belum ditemukan parasit. Jumlah parasit yang ditemukan/200 leukosit dikalikan 40. Jumlah parasit yang ditemukan/500 leukosit dikalikan 16 Hitung jumlah parasit per-µl dengan rumus berikut. = Jumlah leukosit dalam 1 µl x jumlah parasit dalam 200 lp 200 leukosit Jumlah leukosit : 8000



Sediaan Darah Tipis Sediaan Darah Tipis (thin smear) – Identifikasi spesies plasmodium







Hasil negatif ditentukan berdasarkan Pengamatan yang dilakukan pada 100 lapang pandang (minimal), jika hasil negatif maka di amati pada 500 lapang pandang - Penghitungan parasit per 1000 RBC - Contoh. dtemukan 65parasit/1000RBC parasitemia = jumlah parasit / 1000 RBC x 100% = 65/1000 x 100% = 6,5% Bila jumlah RBC/ µl =5000000 Maka jumlah parasit/mL = 65 x 5000000 = 325000000/µl Pasca Analitik Pencatatan hasil penghitungan parasitemia Keterangan: Species Plasmodium: Stadium : Jumlah/lp



Derajat Parasitemia Sediaan Darah Tebal Kualitatif Sediaan Darah Tebal Kuantitatif Sediaan Darah Tipis Kuantitatif CATATAN :  Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit darah dari filum protozoa, klas sporozoa, subklas plasmodidae, genus plasmodium dan ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina yang terkena infeksi.  Macamnya pemeriksaan malaria yaitu: 1. Sediaan tetes darah tebal (screening test) Darah yang digunakan : darah segar tanpa antikoagulant (darah kapiler). Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya parasit malaria pada penderita. Laporan : + (positif) / - (negatif) Keuntungan : - Pemeriksaan lebih cepat. - Pemeriksaan sederhana. - Parasit mudah untuk ditemukan, apabila dalam darah hanya ada sedikit parasit. Kerugian : - Tidak dapat untuk menentukan jenis spesiesnya. Syarat-syarat sediaan tetes darah tebal : - Darah / eritrosit harus lisis. - Tidak boleh dikeringkan di bawah lampu. - Tidak boleh ada kotoran cat yang menempel pada sediaan. 2. Sediaan darah tipis / apusan darah Keuntungan : - Dapat menentukan jenis spesiesnya.



- Darah yang diperlukan sedikit. - Mudah dalam pemeriksaan (bentuk tropozoit). Kerugian : - Karena volume darah sedikit jarang ditemukan bentuk / stadium dari gametosit dan schizont. Syarat-syarat sediaan tetes darah tipis / apusan darah : - Penyebaran sel eritrosit merata. - Ada bagian tipis dan tebal. - Sediaan tidak boleh berlubang-lubang atau ada lemak.



BAB III Hasil Penelitian dan Pembahasan E. Hasil Spesies : Plasmodium Vivax Stadium : Trofozoit Tua Jumlah RBC yang Terinfeksi : 32 Jumlah RBC Total : 301 Derajat Parasitemia : a. Kualitatif Positif Empat (++++) b. Kuantitatif Jumlah Parasit/1000RBC x 100% = 32/1000RBC x 100% = 3.2% Bila jumlah RBC/ µl =5000000 Maka jumlah parasit/mL = 32 x 5000000 = 160000000/µl F. Pembahasan Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh protozoa parasit dari genus plasmodium yang menyerang eritrosit melalui gigitan nyamuk anopheles yang ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam menggigil, sefalgia, anemia, dan menyebabkan perubahan-perubahan patofisiologis pada organseperti otak, hati, ginjal, dan limpa. Secara parasitologi dikenal 4 genus Plasmodium dengan karakteristik klinis yang berbeda bentuk demamnya, yaitu : 1. Plasmodium vivax, secara klinis dikenal sebagai Malaria tertiana disebabkan serangan demamnya yang timbul setiap 3 hari sekali. 2. Plasmodium malaria, secara klinis juga dikenal juga sebagai Malaria Quartanakarena serangan demamnya yang timbul setiap 4 hari sekali. 3. Plasmodium ovale, secara klinis dikenal juga sebagai Malaria Ovale dengan pola demam tidak khas setiap 1-2 hari sekali. 4. Plasmodium falciparum, secara klinis dikenal sebagai Malaria tropicana atau Malaria tertiana maligna sebab serangan demamnya yang biasanya timbulcsetiap 3 hari sekali dengan gejala yang lebih berat dibandingkan infeksi oleh jenis plasmodium lainnya.Secara epidemiologi, spesies yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah plasmodium falsiparum dan vivax. Penyakit malaria dapat berlangsung akut maupun kronik dan tanpa komplikasi atau disertai komplikasi sistemik atau malaria berat. Salah satu jenis malaria komplikasiadalah malaria serebral.Plasmodium falsiparum adalah jenis yang paling sering memberi komplikasi malaria serebral dengan angka kematian yang tinggi. Dalam kejadiannya ada beberapa penyebab yang menjadi faktor penting, seperti faktor manusia, vektor, parasit, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi siklus biologi nyamuk.



Sediaan Malaria Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini dapat menemukan jenis serta stadium



dari parasit Plasmodium adalah pembacaan sediaan darah malaria. Sediaan darah malaria dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal. (Safar, 2009). 1. Sediaan darah tipis a. Kelebihan dan kekurangan Kelebihan pada pembacaan pada sediaan ini, bentuk parasit plasmodium berada dalam eritrosit sehingga didapatkan bentuk parasit yang utuh dan morfologinya sempurna. Serta lebih mudah untuk menentukan spesies dan stadium parasit dan perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit dapat dilihat jelas. (Hadidjaja, 1992) Kelemahan dari sediaan darah tipis yaitu kemungkinan ditemukan parasit lebih kecil karena volume darah yang digunakan relatif sedikit. (Irianto, 2009) b. Sediaan darah tipis yang baik : Pada sediaan darah tipis, ada bagian yang tebal dan tipis. Jika sediaan terlalu tebal akan menutupi sel-sel eritrosit satu sama lain sehingga mempersulit penilaian. Jika sediaan terlalu tipis maka sel-sel akan kehilangan bentuk bikonkafitasnya terutama pada daerah tepi. (Zulkoni, 2010) Pada sediaan tidak seperti bendera robek terutama pada bagian ekor sediaan. Karena pada bagian ekor eritrosit menyebar, sehinggamempermudah untuk mengetahui bentuk parasit plasmodium sertamorfologinya. Sediaan juga tidak berlobang dan tidak terputusputus. (Zulkoni, 2010) 2. Sediaan darah tebal a. Kelebihan dan kekurangan Sediaan darah tebal biasanya di hemolisis terlebih dulu sebelum pewarnaan, sehingga parasit tidak lagi tampak dalam eritrosit. Kelebihan dari sediaan ini yaitu dapat menemukan parasit lebih cepat karena volume darah yang digunakan lebih banyak. Jumlah parasit lebih banyak dalam satu lapang pandang, sehingga pada infeksi ringan lebih mudah ditemukan. Sedangkan kelemahan dari sediaan darah tebal bentuk parasit yang kurang lengkap morfologinya. (Safar, 2009) b. Ciri-ciri sediaan yang baik : Sediaan yang dibuat harus bersih yaitu sediaan tanpa endapan zat pewarnaan. Sediaan juga tidak terlalu tebal, ukuran ketebalan dapat dinilai dengan meletakkan sediaan darah tebal di atas arloji. Bila jarum arloji masih dapat dilihat samar-samar menunjukkan ketebalan yang tepat. (Sandjaja, 2007) Selain menggunakan arloji dapat juga dengan cara meletakkansediaan darah tebal di atas koran, kalau tulisan di bawah koran sediaanmasih terbaca, berarti tetesan tadi cukup baik. (Sandjaja, 2007) c. Hasil sediaan darah tebal yang baik : Inti sel darah putih biru lembayung tua, granula biasanya tidak tampak, hanya granula eosinofil. Trombosit berwarna lembayung mudadan sering berkelompok. Parasit tampak kecil, batas sitoplasma seringtidak nyata. (Irianto, 2009) Titik Maurer dan titik Ziemen (P. malariae) biasanya hilang. Titik Scuffner sering masih terlihat sebagai zona merah. Bentuk cincin seringtampak sebagai “koma”, “tanda seru”, atau “burung terbang”, terutama pada P. falciparum. (Irianto, 2009) Tropozoit yang sudah agak besar tampak pigmen. Sitoplasma P. Vivax dapat terlihat jelas seperti amuboid. Sitoplasma P. malariae mulai mengumpul disekitar inti, schizon tampak jelas. (Irianto, 2009)



G. Diskusi 1. Jelaskan penjaminan mutu pada pemeriksaan malaria! 2. Jelaskan perbedaan morfologi Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax apabila dilihat dari sediaan apusan darah tipis! 3. Pada pemeriksaan apusan darah tebal, ditemukan Plasmodium falciparum sebanyak 5 parasit pada penghitungan 500 leukosit. Tentukan jumlah parasit dalam 1 µL darah! 4. Pada pemeriksaan apusan darah tipis, ditemukan Plasmodium falciparum sebanyak 38 parasit pada penghitungan 1000 RBC. Tentukan jumlah parasit dalam 1 µL darah! 5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi buruknya sediaan! 6. Jelaskan kemungkinan munculnya positif palsu pada pemeriksaan malaria! 7. Sebutkan metode lain dalam menunjang diagnosis malaria! Jawab : 1. Dengan mengetahui tentang malaria maka diharapkan kita tahu tentang penyakit malaria secara mendalam melalui praktik pembuataan sediaan darah (sediaan darah tipis dan tebal) untuk pemeriksaan penyakit serta mengetahui bentuk sel darah yang normal dan sudah terinfeksi sehingga dapat menjadi salah satu awal dari penurunan angka penderita penyakit malaria dan mendapatkan hasil yang Laboratorium lebih baik 2. perbedaan Plasmodium vivax Plasmodium falciparum erytrosit yang terinfeksi membesar tetap ukuran parasit 1/3 dari erytrosit yang terinfeksi 1/5 dari erytrosit yang terinfeksi kromatin sitoplasma erytrosit bentuk



1 buah tebal tebal normal seperti cincin besar/ amoeboit



ganda (2 buah) tipis normal seperti cincin/ring



3. = Jumlah leukosit dalam 1 µl x jumlah parasit dalam 500 lp 500 leukosit = 8000 x ( 5 x 16 ) = 8000x80 = 1.280 Parasit dalam 1 µL darah 500 leukosit 500 Leukosit *Leukosit dalam 1 µL darah = 8000 4. Jumlah Parasit/1000RBC x 100% = 38/1000RBC x 100% = 3.8% Bila jumlah RBC/ µl =5000000 Maka jumlah parasit/mL = 38 x 5000000



= 175000000/µl 5. Kotornya Objek glass yang menyebabkan lubang di hapusan, tidak ratanya darah pada saat ditarik, tidak adanya daerah tebal tipis dari hapusan



6. Hasil positif palsu terjadi karena reaksi silang dengan faktor rematoid di darah.Faktor reumatoid adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh Anda yang bisa menyerang jaringan sehat di tubuh Anda. Faktor rheumatoid tingkat tinggi dalam darah paling sering dikaitkan dengan penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan sindrom Sjogren. Tapi faktor rheumatoid dapat terdeteksi pada beberapa orang sehat, dan orang dengan penyakit autoimun terkadang memiliki tingkat faktor reumatoid yang normal. 7.



Penelitian baru-baru ini mengembangkan metode diagnostik yang baru yaitu Rapid Diagnostic Test ( RDTs ) yang mudah dilakukan, cepat, tepat, sensitif, dan harganya efektif.Sebagian besar RDTs menggunakan asas imunokromatografi yang menggunakan antibodymonoclonal HRP-2 ( Histidine Rich Protein ) untuk Plasmodium falcifarum dan pLDH ( ParasitLactate Dehydrogenase ) untuk mengetahui Plasmodium vivax. HRP-2 adalah protein larut air yang dihasilkan pada tahap aseksual dan gametosit Plasmodium falcifarum dan diekspresikan dimembrane sel eritrosit. pLDH adalah enzim glikolitik di Plasmodium sp. yang dihasilkan padatahap seksual dan aseksual parasit



H. Kesimpulan Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh protozoa parasit dari genus plasmodium yang menyerang eritrosit melalui gigitan nyamuk anopheles yang ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah Secara parasitologi dikenal 4 genus Plasmodium dengan karakteristik klinis yang berbeda bentuk demamnya, yaitu :2 1. Plasmodium vivax, secara klinis dikenal sebagai Malaria tertiana disebabkan serangan demamnya yang timbul setiap 3 hari sekali. 2. Plasmodium malaria, secara klinis juga dikenal juga sebagai Malaria Quartanakarena serangan demamnya yang timbul setiap 4 hari sekali. 3. Plasmodium ovale, secara klinis dikenal juga sebagai Malaria Ovale dengan pola demam tidak khas setiap 1-2 hari sekali. 4. Plasmodium falciparum, secara klinis dikenal sebagai Malaria tropicana atau Malaria tertiana maligna sebab serangan demamnya yang biasanya timbulcsetiap 3 hari sekali dengan gejala yang lebih berat dibandingkan infeksi oleh jenis plasmodium lainnya.Secara epidemiologi, spesies yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah plasmodium falsiparum dan vivax.



Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini dapat menemukan jenis serta stadium dari parasit Plasmodium adalah pembacaan sediaan darah malaria. Sediaan darah malaria dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal.



I. Daftar Pustaka



Rahmawan A. 2008. Malaria Serebral. Dalam : Makalah Tinjauan Pustaka. Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UNLAM. Banjarmasin Irawan DA. 2010 .Infeksi Malaria. Dalam:Ilmu Kesehatan Anak. FK-Trisakti. Semarang. Safar, Rosdiana. 2009. Parasitologi Kedokteran Protozoologi Helmintologi Entomologi. Bandung : Yrama Widya. Hadidjaja, Pinardi. 1992. Penuntun Praktikum Parasitologi Kedokteran. Jakarta : FKUI Irianto, Koes. 2009. Panduan Praktium Parasitologi Dasar untuk Paramedis dan Non Paramedis. Bandung : Yrama Widya. Sandjaja, Bernardus. 2007. Parasitologi Kedokteran Protozologi Kedokteran Buku 1. Jakarta : Prestasi Pustaka. Zulkoni, Akhsin. 2010. Parasitologi. Yogyakarta : Nuha Medika



J. Dokumentasi Praktikum



Spesies Stadium Jumlah RBC yang Terinfeksi Jumlah RBC Total



: Plasmodium Vivax : Trofozoit Tua : 32 : 301