13 0 1 MB
LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI
Di susun oleh : Rayhan bagas kusuma 1801010026 Dosen pembimbing : Suwarsito, S.Pi, M.Si
PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Meteorologi dan klimatologi ini untuk memenuhi tugas praktikum lapangan Meteorologi dan klimatologi
Program Studi
Pendidikan Geografi. Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dosen Pembimbing mata kuliah Meteorologi dan klimatologi yang telah membimbing kami dengan pemberian materi didalam kelas. Serta semua pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan masukan dan menyusun laporan ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan serta pengetahuan, kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan komentar yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan kekurangan kami di masa yang akan datang dan semoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kami, Aamiin
Purwokerto, 30 Desember 2018.
RAYHAN BAGAS KUSUMA
ii
DAFTAR PUSTAKA HALAMAN JUDUL........................................................................................ KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................... 1.2 TUJUAN PRAKTIKUM ........................................................................... 1.3 MANFAAT PRAKTIKUM ....................................................................... BAB 2 HASIL PENGAMATAN ..................................................................... 2.1 PENJELASAN GAMBARAN UMUM ..................................................... 2.2 PENGAMATAN ALAT METEROLOGI ................................................. 2.3 DATA CURAH HUJAN 2012-2016 ......................................................... BAB 3 PENUTUP ...........................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar belakang BMKG menangani masalah cuaca dan iklim di Indonesia. Lembaga ini mendirikan stasiun meteorologi diberbagai tempat untuk mengamati kondisi lingkungan yang ada di sekitar stasiun tersebut. Parameter yang diambil adalah suhu, kelembaban, kecepatan angin, arah angin, curah hujan dan intensitas radiasi matahari. Cuaca merupakan fenomena alam yang menunjukkan keadaan fisis yang terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Namun apabila cuaca di Indonesia tidak di amati maka akan menyebabkan suatu bencana,dan tentunya tidak hanya berpengaruh pada satu daerah saja tapi bisa menyebar di daerah lain. Bencana ini dapat menimbulkan kerugian materil dan imateril bagi kehidupan makhluk hidup yang berada di sekitarnya. Bahkan dalam waktu beberapa saat bisa saja terjadi perubahan cuaca berkali-kali. Salah satu contoh seperti adanya hujan badai di daearah Jawa Barat maka tidak kecil kemungkinan hujan badai akan melanda bagian Jawa Tengah dan juga Jawa Timur, Oleh sebab itu pengamatan yang tepat, cepat, dan dapat dilakukan setiap saat dalam waktu yang singkat akan sangat membantu masyarakat dalam melakukan tindakan atau kewaspadaan dalam mengahadapi bencana alam khususnya daerah yang jauh dari Stasiun BMKG seperti didaerah Gunung. Sehingga hal ini diharapkan dapat mengurangi resiko kecelakaan yang diakibatkan oleh masalah cuaca. Selain itu dapat digunakan dalam bidang pertanian sebagai informasi masa bercocok tanam untuk memastikan musim yang tepat untuk menanam dan memanen.
1
Maka untuk memenuhi kebutuhan akan sistem pengukuran elemen iklim dan cuaca yang otomatis, murah, dan akurat serta dari pertimbangan kemampuan mikrokontroler. Selain itu memerlukan pemantauan yang terus menerus dalam waktu yang bersamaan. Dalam penelitian ini penulis ingin mengimplementasikan sebuah
stasiun cuaca jarak jauh (telemetri) yang dikendalikan oleh
mikrokontroler
AVR
ATmega16,
datanya
ditransmisikan
menuju
pusat
pengamatan dengan sistem wireless dan komputer sebagai media penampil dan perekam informasi cuaca. 1.2 TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui alat dan fungsi yang terdapat dalam Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 2. Untuk mengetahui cara kerja alat dan perhitungan yang terdapat di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 3. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya fenomena fenomena klimatologi,meteorology,dan geofisika 1.3 MANFAAT PENELITIAN 1. Memahami sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 2. Memahami informasi alat dan fungsi yangdigunakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 3. Mengetahui cara kerja dan menitung data curah hujan 4. Mengetahui proses terjadinya fenomena fenomena yang terjadi di alam
2
BAB 2 HASIL PENGAMATAN 2.1 Gambaran Umum
Badan sebelumnya
Meteorologi,
Klimatologi,
bernama Badan
dan
Meteorologi,
Geofisika (disingkat BMKG),
dan
Geofisika(disingkat BMG)
adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika 1. Sejarah Sejarah pengamatan meteorologi, dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang
sesuai
dengan
semakin
diperlukannya
data
hasil
tersebut
oleh
pengamatan cuaca dan geofisika. Pada
tahun 1866,
kegiatan
pengamatan
perorangan
Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan
3
nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium(Observatorium Magnetik, dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi, dan geofisika tersebut diganti menjadi Lembaga Meteorologi (気象構造区処Kishoukouzoukusho?).
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua yakni: a. Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat
Indonesia,Yogyakarta,
khusus
untuk
melayani
kepentingan Angkatan Udara. b. Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di Jakarta dibawah Kementerian Pekerjaan Umum, dan Tenaga. Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi, dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi, dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienstdiubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan, dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi masuk sebagai anggotaOrganisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi, dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
4
Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi, dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi, dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadiDirektorat Meteorologi, dan Geofisika. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi, dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, yang pada tahun 1980statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi, dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada dibawah Departemen Perhubungan. Pada tahun 2002, melalui Keputusan PresidenRI Nomor 46, dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya
diubah menjadi Lembaga Pemerintah
Non
Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG berganti nama menjadiBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikadengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. 1. Tugas dan kewenangan
a) Tugas
pengkajian, dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
koordinasi
kegiatan
fungsional
di
bidang
meteorologi,
klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
memfasilitasi, dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, dan swasta di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
5
penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan, dan penyebaran, pengolahan, dan analisis serta pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
penyelenggaraan pembinaan, dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, dan tatalaksana,
kepegawaian,
keuangan,
kearsipan,
hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga b) Kewenangan
penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya
perumusan
kebijakan
di
bidangnya
untuk
mendukung
pembangunan secara makro
penetapan sistem informasi di bidangnya
penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi penerbangan, dan maritim
pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi, dan klimatologi
pemberian jasa meteorologi, dan klimatologi
pengamatan, dan pemberian jasa geofisika
pengamatan, dan pemberian jasa kualitas udara
pengaturan sistem jaringan pengamatan geofisika
penetapan standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
6
2.2 Pengamatan alat meteorologi (TAMAN ALAT KLIMATOLOGI DAN METEOROLOGI)
TAMAN ALAT METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, terdiri dari beberapa alat ; 1. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann 2. Penakar Hujan Otomatis Type Typping Bucket. 3. Penakar Hujan Manual Type Observatorium 4. Thermometer Tanah 5. Barometer Air Raksa 6. Open Pan Evaporimeter 7. Campbell Stokes 8. Wind Vane Anemometer 9. Cup Counter Anemometer 10. Sangkar Meteorologi
7
Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann
Alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan, dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan luas penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat sebuah silinder jam sebagai tempat pe masangan pias, sehingga akan dapat diketahui curah hujan maksimum dan minimum serta waktu terjadinya. Prinsip kerja alat ini yaitu air hujan masuk melalui corong kemudian akan terkumpul dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan tangkai pena, sehingga air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung, maka pelampung akan naik dan tangkai pena turut bergerak keatas. Gerakan pena tersebut akan mencatat pada pias yang dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai skala 10 mm pada pias maka secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon dan jatuh kedalam bejana plastik. Air dalam tabung terkuras habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun sampai pena menunjuk skala nol, jika hujan masih turun pena akan naik lagi, demikian seterusnya.
8
Penakar Hujan Otomatis Type Typping Bucket
Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan pada periode waktu tertentu,dipasang dengan ketinggian 140 cm dari permukaan tanah dan luas penampang corong 400 cm2. Alat ini terdiri dari sensor yang berupa bucket (semacam timbangan) dan dihubungkan dengan menggunakan kabel ke recorder/pencatat yang ditempatkandalam ruangan observasi, kerja alat ini memerlukan arus AC yang diubah menjadi DC 7,5 – 9,0 Volt. Prinsip kerja alat ini yaitu air yang masuk melalui corong akan jatuh kedalam alat semacam timbangan, dimana satu jungkitan pada alat ini akan direspon oleh recorder sehingga akan terbentuk lukisan satu anak tangga pada pias dan angka counter bertambah satu. Perubahan satu angka counter menunjukkan lukisan satu anak tangga pada pias dan satu jungkitan pada sensor nilainya akan setara dengan 0,5 mm curah hujan
9
Penakar Hujan Manual Type Observatorium
Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong penaka r, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curah hujan ± 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang
kran.
akan dituangkan
Jumlah melalui
curah
hujan
kran dan ditakar dengan
berskala sampai dengan 20 mm.
10
yang gelas
tertampung ukur
yang
Thermometer Tanah
Berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman yang berbeda, yaitu : 0 cm (permukaan tanah), 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Thermometer ini menggunakan cairan air raksa dan diletakkan di tanah yang permukaan tanahnya berumput pendek, dan tanah gundul. Untuk thermometer dengan kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm dipasang dengan sudut kemiringan 60º dan dipasang pada penahan besi untuk memudahkan pembacaan. Untuk thermometer dengan kedalaman 50 cm dan 100 cm digunakan thermometer berselubung/ tabung logam tembaga/kuningan. Bagian bawah bola thermometer diisi dengan parafin/lilin, hal ini dimaksudkan untuk memperlambat perubahan suhu ketika diangkat saat pengamatan/ pembacaan
11
Barometer Air Raksa
Fungsi alat barometer ini untuk mengukur tekanan udara, alat ini dipasang dalam ruangan yang mempunyai suhu yang sama (homogen) dan harus terhindar dari sinar matahari langsung, umumnya letak bejana barometer ± 1 meter diatas permukaan lantai ruangan, dan ditempatkan/ digantung pada dinding tembok ruangan. Alat barometer ini terdiri dari sebuah tabung kaca yang ujung atasnya tertutup dan sebagian berisi air raksa, tabung kaca dipasang dalam sebuah tabung lain dari tembaga dengan mempergunakan sejenis kayu berpori atau gabus. Ujung bawah terbuka dimasukkan kedalam bejana yang juga berisi air raksa. Ruangan diatas kolom air raksa dalam tabung dapat dikatakan hampa, perbedaan tinggi antara permukaan atas dan bawah dari zat cair itu adalah tekanan. Jika tekanan udara bertambah, sebagian dari air raksa dalam bejana akan masuk kedalam tabung, permukaan air raksa dalam tabung naik dan didalam bejana turun, maka perbedaan tinggi kedua permukaan menjadi lebih besar.
12
Open Pan Evaporimeter
Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm. Panci ini ditempatkan diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul, dimana alat tersebut diletakkan diatas pondasi terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi. Tinggi air dari bibir panci ± 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan
sesuai.
13
Campbell Stokes
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari . Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 – 15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari. Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari > 0.3 cal/cm2
atau
209,34
14
WM2.
Wind Vane Anemometer
Berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan alat penunjuk yang dihubungkan melalui kabel
Cup Counter Anemometer
Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, pada bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang pipa besi setinggi (½ m, 2 m, 10
m)
dari
permukaan
tanah.
Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode
waktu
15
pengamatan.
Sangkar Meteorologi
Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara
16
2.3 Data curah hujan BMKG 2012-2016
NB: Data curah hujan bulanan stasiun Meteorologi Cilacap Tahun 2012-2016
a) Perhitungan Menurut Mohr
bulan
jan
feb
mar
apr
mei
jun
jul
agt
sep
okt
nov
des
Jumlah
1489
1639
1205
1538
1351
1334
1861
500
669
1194
2424
2528
Rata rata
297,8
327,8
241
307.6
270.2
266.8
372.2
100
133.8
238.8
484.8
505.6
DKB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
Jumlah BB
:12
jumlah BK
:0
Jumlah BL
:0
17
b) Perhitungan Menurut Schimidt Ferguson
Jumlah
BB
:
47
rerata
BB
Jumlah
BK
:
13
rerata
BK
Rasio
Q
:
Rerata
Bulan
kering
Rerata bulan basah
=
:
9,4 :
2,6
2,6 =
0,276
9,4
Rasio Q : 0,276 0,143 Q < 0,333 : B klas iklim basah.
c) Perhitungan Menurut Oldeman
jumlah
BB
berurutan
:
jumlah BK berurutan : 0
Masuk pada Zone A, dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun.
18
12
BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang
kegiatannya
geofisika,seperti
mengadakan
penelitian
dan
penelitian,
pelayanan
pelayanan
dibidang
meteorologi
dan
iklim,cuaca,gempa
bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan cuaca. - BMKG memiliki 5 Balai Besar: · Balai Besar Wilayah I Medan · Balai Besar Wilayah II Ciputat · Balai Besar Wilayah III Denpasar · Balai Besar Wilayah IV Makassar · Balai Besar Wilayah V Jayapura 3.2 SARAN Adapun saran yang ingin saya sampaikan untuk praktikum ini adalah kunjungan lapangan ini saya sarankan untuk tetap ada bagi angkatan selanjutnya sehingga para mahasiswa lebih mampu memahami berbagai alat instrumentasi yang berguna bagi pemantauan cuaca dan iklim dan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan yang baru.
19