Laporan Praktikum Mixing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Instruksional I MIXING



Disusun oleh : Kelompok 8 1. Kintan Adisthy Putri



(1915041005)



2. M. Rafli Akbar



(1915041029)



3. Amelia Oktaviani



(1915041032)



4. Hamdani Firmansyah



(1915041041)



5. Desra Nursaputri



(1915041052)



6. Mutia Sulha



(1915041064)



Laboratorium Operasi Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung 2021



i



DAFTAR ISI



COVER .................................................................................................................................i DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 5 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ..................................................................... 11 BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 13 BAB V KESIMPULAN ................................................................................................. 17 DAFTA PUSTAKA ........................................................................................................... 18 LAMPIRAN ....................................................................................................................... 19 DATA PENGAMATAN................................................................................................ 20 PERHITUNGAN .......................................................................................................... 22 DOKUMENTASI .......................................................................................................... 25



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Dalam proses kimia khususnya dalam zat cair atau fasa cair, pengadukan merupakan salah satu cara di dalam proses pencampuran komponen untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengadukan adalah operasi yang bertujuan menggerakkan bahan-bahan yang diaduk, umumnya dilakukan untuk mencampur dan mendispersikan bahan. Bahan yang diaduk bisa berupa dua cairan yang saling melarut, padatan dalam cairan, gas dalam cairan dalam bentuk gelembung. Pengadukan juga dapat dilakukan untuk mempercepat perpindahan panas, contohnya pada pemanasan fluida dengan koil dan/atau jaket pemanas. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran yaitu konfigurasi tangki, jenis dan geometri pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, dan sifat fisik fluida yang diaduk. Pencampuran dalam tangki terjadi karena adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Pemilihan jenis dan geometri pengaduk dilakukan berdasarkan sifat fisik fluida, terutama viskositas. Selain jenis dan geometri pengaduk, kecepatan pengadukan juga mempengaruhi pola aliran melingkar. Kecepatan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pusaran atau biasa disebut vorteks. Vorteks ini tidak diharapkan dalam pengadukan karena menyebabkan penurunan kualitas pengadukan, masuknya udara ke dalam fluida, dan tumpahnya fluida akibat kenaikan permukaan fluida 1.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan percobaan Mixing ini adalah : 1. Mempelajari fenomena pengadukan yaitu berupa aliran aksial, radial dan tangensial di dalam tangki berpengaduk 2. Membuat grafik hubungan antara Reynold Number dengan Power Number untuk pengaduk tertentu dengan referensi pengaduk yang lazim. Grafik



3



tersebut dapat digunakan untuk memprediksi daya yang dibutuhkan oleh mekanisme penggerak pengaduk.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Pengadukan dan Pencampuran Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan yang diaduk. Tujuan utama dari operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran. Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu mempunyai pola sirkulasi tertentu. Sedangkan pencampuran (mixing), ialah peristiwa menyebarnya bahanbahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke bahan yang lain, dimana sebelumnya bahan tersebut terpisah dalam dua atau lebih fase (Geankoplis, 1993). Pencampuran (mixing) adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih. Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini karena faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam aplikasi nyata bisa mengetahui dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, arah sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viscositas. Oleh karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari pengadukan dan pencampuran tersebut. Aplikasi pengadukan dan pencampuran yang bisa ditemukan dalam rentang yang luas, di antaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia. Pencampuran adalah operasi yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan fundamental, hampir setiap proses kimia menggunakan pencampuran



5



(Mc. Cabe Waren L, 1999). Campuran cairan diaduk untuk berbagai tujuan, bergantung tujuan dari langkah pemrosesan. Tujuan ini termasu : 1. Untuk membuat suspense partikel padat. 2. Untuk mencampur cairan yang mudah larut (miscible), seperti metil alckhol dan air. 3. Untuk mendispersikan gas melalui cairan dalam bentuk gelembung kecil. 4. Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair lain sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus. 5. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau jaket Zat cair umumnya diaduk didalam suatu tangki atau bejana, pada umumnya berbentuk silinder dengan sumbu vertikal. Di bagian atas bejana dapat terbuka ke udara, atau dapat pula tertutup. Ukuran proporsi tangki bermacammacam, bergantung pada permasalahan pengadukan itu sendiri. (Mc.Cabe, 2005) Proses pengadukan (agitation) menunjukan usaha yang menghasilkan gerakan materi menurut cara tertentu (dengan arah atau pola tertentu) pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Sedangkan proses pencampuran (mixing) merupakan peristiwa menyebarnya bahan – bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke bahan yang lain dan sebaliknya, sedang bahan – bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. (Geankoplis, 1993) Biasanya zat cair diaduk di dalam tangki atau bejana berbentuk silinder yang dapat tertutup maupun terbuka. Tinggi zat cair yang diigunakan adalah 2/3 dari tinggi tangki. Ada dua macam jenis impeller, yaitu yang menghasilkan arus sejajar (axial) dengan sumbu poros impeller dan yang menghasilkan arus dalam arah tangensial (radial). (Mc. Cabe, 2005)



6



2.1 Jenis-jenis Pengaduk Terdapat tiga jenis utama dari impeller yaitu propeller, paddle, dan turbin. 1. Propeller Merupakan contoh impeller aliran aksial, dengan kecepatan tinggi untuk cairan viskositas rendah. Propeller berukuran kecil berputar pada kecepatan penuh, baik 1150 atau 1750 r/min. Sedangkan propeller yang berukuran besar berputar pada 400 hingga 800 r/min. 2. Paddles Untuk masalah sederhana agitator yang efektif digunakan adalah paddles datar yang berputar pada poros vertikal. Paddle yang umum adalah paddle dengan dua bilah dan empat bilah. Paddle berputar dengan kecepatan lambat di tengah vessel mendorong cairan secara radial dan tangensial dengan hampir tidak ada gerak vertikal di impeller. Dalam industri paddle berputar pada kecepatan antara 20 dan 150 r/min. 3. Turbine Bentuknya menyerupai paddle bilah banyak dengan pisau pendek, yang berputar pada kecepatan tinggi di poros pusat vessel. Diameter impeller lebih kecil dari paddle, mulai 30 sampai 50 persen dari diameter vessel. (Mc. Cabe, 2005)



7



Gambar 2.1 Jenis – jenis Impeller (a) three-blade marine propeller; (b) open straight-blade turbine; (c) bladed disk turbine; (d) vertical curved-blade turbine; (e) pitched-blade turbine. Sumber : (Mc. Cabe, 2005) Dalam desain agitator vessel, faktor yang penting adalah daya yang diperlukan untuk menggerakan impeller. Karena daya yang diperlukan untuk sistem tertentu tidak dapat diprediksi secara teoritis, dapat dikorelasikan dengan impeller bilangan Reynolds (NRe).



Dalam tangki aliran laminar untuk NRe < 10 dan aliran turbulen untuk NRe > 104. (Geankoplis, 1993) 2.2 Jenis-jenis Pencampuran 1. Pencampuran bahan padat-padat Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai yang akan menghasilkan produk komersial industri kimia. Contohnya Pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan padat dengan padat dapat berupa bejana-bejana yang berputar, atau bejanabejana berkedudukan tetap tapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar, ataupun pneumatik.



2. Pencampuran bahan cair-gas Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahanbahan berbentuk gas. Contohnya Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi, Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam lumpur dalam instalasi penjernih biologis).



8



3. Pencampuran bahan cair-padat Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan bahan padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi bila kelarutan padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan. Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan.



4. Pencampuran Cair-Cair Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi. Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar 5. Pencampuran Gas – Padat Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan terbentuk debu maupun asap. Metode terpenting untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan menggunakan aat penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot. 6. Pencampuran Gas – gas Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas (misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode



9



terpenting untuk mencampur gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau injektor. 7. Pencampuran padat – gas Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau difluidisasikan. alat yang digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal dengan bejana unggun terdifusikan. (Anonim, 2015)



10



BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : a. Alat 1. Glass Beaker 5000 ml 2. Dimmer 3. Voltmeter 4. AC DC Adaptor 5. Stuffing Box 6. Penggaris 7. Stopwatch 8. Dua pengaduk : •



Flat Blade Turbine







Marine Type Propeller



b. Bahan 1. Air



11



3.2 Prosedur Percobaan



Isi glass beaker 5000 ml dengan ketinggian fluida 21 cm



Hidupkan dimmer



Pasang pengaduk yang akan digunakan ke staffing box



Atur ketinggian pengaduk sampai terendam air, dengan ketinggian, antara pengaduk dan dasar tangki 3 cm



Atur voltase sesuai dengan yang ditugaskan untuk memutar propeller menggunakan dimmer



Hitung 10 kali putaran pengaduk



Hitung waktu dan ketinggian vorteks yang terbentuk



Lakukan dengan pengukuran voltase yang berbeda



12



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Hasil Perhitungan



Jenis impeller ke-1



: Flat Blade Turbine



D tangki



: 20,2 cm



H tangki



: 27,2 cm



D turbin



: 5,8 cm



t turbin



: 3 cm



H fluida



: 21 cm



ρ air



: 1 gr/cm3



μ air



: 9 x 10-3 gr/ cm s



RUN I R



NO



V



t (s)



1



4



40



10 5,22



2



4,4



40



3



4,8



4



Vorteks



I



N



P



0,2



0,1



1,91571



0,4



10 4,41



0,3



0,11 2,26757 0,484 8475,6866 63,244267



40



10 3,25



0,5



0,12 3,07692 0,576 11500,855 30,125384



5,2



40



10 3,22



0,8



0,13 3,10559 0,676 11608,006 34,385421



5



5,6



40



10 2,81



1,2



0,14 3,55872 0,784



6



6



40



10 2,41



1,7



0,15 4,14938



(ohm)



r



(cm)



Jenis impeller ke-2



: Marine Type Propeller



D tangki



: 20,2 cm



H tangki



: 27,2 cm



0,9



Nre



Npo



7160,4938 86,682521



13301,7



26,503001



15509,451 19,193478



13



D turbin



: 6,0 cm



t turbin



: 3 cm



H fluida



: 21 cm



ρ air



: 1 gr/cm3



μ air



: 9 x 10-3 gr/ cm s



RUN II R



NO



V



1



4



40



10 5,44



2



4,4



40



10 4,56



3



4,8



40



10



4



5,2



40



5



5,6



6



6



(ohm)



r



t (s)



4



Vorteks



I



N



P



0,3



0,1



1,83824



0,4



0,6



0,11 2,19298 0,484 8771,9298 59,017884



(cm)



0,576



Nre



Npo



7352,9412 82,813366



1



0,12



2,5



10000



47,407407



10 3,55



1,4



0,13



2,8169



40



10 3,25



1,9



0,14 3,07692 0,784 12307,692 34,610661



40



10 3,09



2,2



0,15 3,23625



0,676 11267,606 38,893364



0,9



12944,984 34,147719



4.2 Pembahasan Dari praktikum mixing yang telah kami lakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, pada hari senin, 4 Januari 2021 mengenai mixing atau percampuran, praktikum ini bertujuan untuk mempelajari fenomena pengadukan berupa aliran aksial, radial, dan tangensial didalam tangki berpengaduk. Serta membuat grafik hubungan antara Reynold Number dengan Power Number untuk pengaduk tertentu. Kami mendapatkan bahwa perbedaan kecepatan putaran propeller dan vortex disebabkan oleh perbedaan voltase yang digunakan pada saat proses pengadukan. Pada saat praktikum, kami menggunkan 2 jenis pengaduk yaitu, Flat Blade Turbine dan Marine Type Propeller. Kami melakukan dua kali proses pengadukan. Pengadukan pertama dilakukan dengan menggunakan Flat Blade Turbine diletakkan di tengah-tengah tangki dengan tinggi antara pengaduk dan dasar tangki adalah 3 cm. pengadukan



14



kedua dilakukan dengan menggunakan Marine Type Propeller diletakkan di tengah-tengah tangki dengan tinggi antara pengaduk dan dasar tangki adalah 3 cm. Proses pengadukan dilakukan di glass beaker 5000 ml dengan ketinggian fluida 21 cm. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, yaitu multimeter dan dimmer. Setelah itu, pengukuran kedalam fluida, memasang impeller dan memberikan daya sesuai penugasan. Hal yang diamati adalah mengukur waktu yang dibutuhkan oleh pengaduk untuk melakukan 10 kali putaran dan mengukur kedalaman vortex yang terbentuk pada saat pengadukan dilakukan. Pengadukan pertama, menggunakan pengaduk Flat Blade Turbine yang diletakkan di tengah-tengah tangki dengan tinggi antara pengaduk dan dasar tangki 3 cm, menunjukkan bahwa semakin tinggi voltase yang dialirkan maka pengaduk yang akan semakin cepat, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 10 putaran semakin sedikit. Besarnya tegangan yang diberikan juga berpengaruh dengan tinggi vortex yang dihasilkan. Semakin tinggi tegangan maka semakin tinggi juga vortex yang dihasilkan. Hal-hal tersebut juga terjadi dengan menggunakan pengaduk Marine Type Propeller. Proses pengadukan Flat Blade Turbine dengan voltase 4 volt yang dibutkan untuk membuat 10 kali putaran adalah 5,22 detik dan menghasilkan vortex 0,2 cm, karena menghasilkan vortex yang sangat kecil maka termasuk dengan pola aliran aksial. Sedangkan pada pengadukan menggunakan Marine Type Propeller dengan voltase 4 volt waktu yang dibutkan untuk membuat 10 kali putaran adalah 5,44 detik dan menghasilkan vortex 0,3 cm, karena menghasilkan vortex yang sangat kecil maka termasuk dengan pola aliran aksial. Data tersebut menunjukkan bahwa dengan voltase dan putaran yang sama, Flat Blade Turbine dapat berotasi dengan waktu yang lebih cepat namun memiliki vortex yang lebih pendek dibandingkan dengan Marine Type Propeller, sedangkan Marine Type Propeller membutuhkan waktu yang lebih lama dan vortex yang lebih dalam. Pernyataan tersebut juga berlaku pada saat voltase yang diberikan pada pengaduk bertambah.



15



Berikut garfik hubungan antara Reynold Number (Nre) dengan Power Number (Npo) :



HUBUNGAN Nre dan Npo RUN I (FLAT BLADE TURBINE) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0



HUBUNGAN Nre dan Npo RUN I



HUBUNGAN Nre dan Npo RUN II (MARINE TYPE PROPELLER) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0



HUBUNGAN Nre dan Npo RUN II



16



BAB V SIMPULAN Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Pengadukan dengan menggunakan pengaduk Flat Blade Turbine Marine dan Type Propeller menghasilkan pola aliran aksial 2. Semakin besar nilai bilangan Reynold maka semakin kecil nilai Power number yang dihasilkan 3. Semakin besar voltase yang disuplai maka semakin cepat waktu pengadukan yang dihasilkan.



17



DAFTAR PUSTAKA Geankoplis,C.J. 1993. Transport Process and Unit Operations 3nd edition. Singapore : Allyn and Bacon inc. McCabe, Warren L & Smith, J.C. 1999. “Operasi Teknik Kimia”. Alih Bahasa. Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4. Penerbit Erlangga : Jakarta. Koestoer, Roldi Artono. 2002. Mc.Cabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriott. 2005. “Unit Operations of Chemical Engineering Seventh Edition”. New York : Mc.Graw-Hill,Inc. Anonim.



2015.



Mixing.



Tersedia



http://pengalamanputih.blogspot.com/2015/02/mixing.html Diakses pada 20 Januari 2021.



18



LAMPIRAN



19



DATA PENGAMATAN



Modul Praktikum



: Mixing



Anggota Kelompok



:



1. Kintan Adisthy Putri



(1915041005)



2. M. Rafli Akbar



(1915041029)



3. Amelia Oktaviani



(1915041032)



4. Hamdani Firmansyah



(1915041041)



5. Desra Nursaputri



(1915041052)



6. Mutia Sulha



(1915041064)



Jenis impeller ke-1



: Flat Blade Turbine



D tangki



: 20,2 cm



H tangki



: 27,2 cm



D turbin



: 5,8 cm



t turbin



: 3 cm



H fluida



: 21 cm



ρ air



: 1 gr/cm3



μ air



: 9 x 10-3 gr/ cm s



RUN I NO



V



R (ohm)



r



t (s)



Vorteks (cm)



1



4



40



10



5,22



0,2



2



4,4



40



10



4,41



0,3



3



4,8



40



10



3,25



0,5



4



5,2



40



10



3,22



0,8



5



5,6



40



10



2,81



1,2



20



6



6



40



Jenis impeller ke-2



: Marine Type Propeller



D tangki



: 20,2 cm



H tangki



: 27,2 cm



D turbin



: 6,0 cm



t turbin



: 3 cm



H fluida



: 21 cm



ρ air



: 1 gr/cm3



μ air



: 9 x 10-3 gr/ cm s



10



2,41



1,7



RUN II NO



V



R (ohm)



r



t (s)



Vorteks (cm)



1



4



40



10



5,44



0,3



2



4,4



40



10



4,56



0,6



3



4,8



40



10



4



1



4



5,2



40



10



3,55



1,4



5



5,6



40



10



3,25



1,9



6



6



40



10



3,09



2,2



Bandar Lampung, 4 Januari 2021 Laboran



Rahmawaty, S. T. P



Asisten Laboratorium



Jonathan Kristian NPM. 1615041043



21



PERHITUNGAN ❖ RUN I -



-



-



-



-



Data 1 V



4 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



= 40 ohm = 0,1 Ampere R V2 R



Da2 Nρ



=



(4)2 Volt 40 ohm



(0,058 m)2 (1,91571 rps)(1000kg/m3)



=



µ



= 0,4 N.m/s 0,0009 Pa.s



P



= 7160,4938



(0,4 N.m/s) (0,058 m)5 (1,91571rps)3 (1000kg/m3)



= 86,682521



Data 2 V



4,4 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo =



R



= 40 ohm = 0,11 Ampere V2 R



Da2 Nρ



=



(4,4)2 Volt 40 ohm



(0,058 m)2 (2,26757 rps)(1000kg/m3)



=



µ P



0,0009 Pa.s



=



Da5 N3 ρ



= 0,484 N.m/s = 8475,6866



( 0,484 N.m/s) (0,058 m)5 (2,26757 rps)3 (1000kg/m3)



= 63,244267



Data 3 V



4,8 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



R



= 40 ohm = 0,12 Ampere V2 R



Da2 Nρ



=



(4,8)2 Volt 40 ohm



(0,058 m)2 (3,07692 rps)(1000kg/m3)



=



µ



= 0,576 N.m/s 0,0009 Pa.s



P



= 11500,855



(0576 N.m/s) (0,058 m)5 (3,07692 rps)3 (1000kg/m3)



= 30,124384



Data 4 V



5,2 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



R



= 40 ohm = 0,13 Ampere V2



Da2 Nρ µ P



R



=



(5,2)2 Volt



=



40 ohm



= 0,676 N.m/s



(0,058 m)2 (3,10559 rps)(1000kg/m3) 0,0009 Pa.s



= 11608,006



(0,676 N.m/s) (0,058 m)5 (3,10559 rps)3 (1000kg/m3)



= 34,385421



Data 5



22



-



V



5,6 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



R



= 40 ohm = 0,14 Ampere V2 R



Da2 Nρ



=



(5,6)2 Volt 40 ohm



(0,058 m)2 (3,55872 rps)(1000kg/m3)



=



µ



= 0,784 N.m/s 0,0009 Pa.s



P



= 13301,7



(0,784 N.m/s) (0,058 m)5 (3,55872 rps)3 (1000kg/m3)



= 26,503001



Data 6 V



6 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



R



=



40 ohm V2 R



Da2 Nρ



= 0,15 Ampere =



(6)2 Volt 40 ohm



(0,058 m)2 (4,14938 rps)(1000kg/m3)



=



µ



= 0,9 N.m/s 0,0009 Pa.s



P



= 15509,451



(0,9 N.m/s) (0,058 m)5 (4,14938 rps)3 (1000kg/m3)



= 19,193478



❖ RUN II -



-



-



Data 1 V



4 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



R



= 40 ohm = 0,1 Ampere V2 R



Da2 Nρ



=



(4)2 Volt 40 ohm



(0,6 m)2 (1,83824 rps)(1000kg/m3)



=



µ



= 0,4 N.m/s 0,0009 Pa.s



P



= 7352,9412



(0,4 N.m/s) (0,6 m)5 (1,83824 rps)3 (1000kg/m3)



= 82,813366



Data 2 V



4,4 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



= 40 ohm = 0,11 Ampere R V2 R



Da2 Nρ



=



(4,4)2 Volt 40 ohm



(0,6 m)2 (2,19298 rps)(1000kg/m3)



=



µ



= 0,484 N.m/s 0,0009 Pa.s



P



= 8771,9298



( 0,484 N.m/s) (0,6 m)5 (2,19298 rps)3 (1000kg/m3)



= 59,017884



Data 3 V



4,8 Volt







I =







P(motor) =



R



= 40 ohm = 0,12 Ampere V2 R



=



(4,8)2 Volt 40 ohm



= 0,576 N.m/s



23



-



-



-



Da2 Nρ



(0,6 m)2 (1000 rps)(1000kg/m3)







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



=



µ



0,0009 Pa.s



P



= 10000



(0576 N.m/s) (0,6 m)5 (1000 rps)3 (1000kg/m3)



= 47,407407



Data 4 V



5,2 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



R



= 40 ohm = 0,13 Ampere V2 R



Da2 Nρ



=



(5,2)2 Volt 40 ohm



(0,6 m)2 (2,8169 rps)(1000kg/m3)



=



µ



= 0,676 N.m/s 0,0009 Pa.s



P



= 11267,606



(0,676 N.m/s) (0,6 m)5 (2,8169 rps)3 (1000kg/m3)



= 38,893364



Data 5 V



5,6 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



R



= 40 ohm = 0,14 Ampere V2 R



Da2 Nρ



=



(5,6)2 Volt 40 ohm



(0,6 m)2 (3,07692 rps)(1000kg/m3)



=



µ



= 0,784 N.m/s 0,0009 Pa.s



P



= 12307,692



(0,784 N.m/s) (0,6 m)5 (3,07692 rps)3 (1000kg/m3)



= 34,610661



Data 6 V



6 Volt







I =







P(motor) =







Nre =







Npo = Da5 N3ρ =



R



= 40 ohm = 0,15 Ampere V2



Da2 Nρ µ P



R



=



(6)2 Volt



=



40 ohm



= 0,9 N.m/s



(0,6 m)2 (3,23625 rps)(1000kg/m3) 0,0009 Pa.s



= 12944,984



(0,9 N.m/s) (0,6 m)5 (3,23625 rps)3 (1000kg/m3)



= 34,147719



24



DOKUMENTASI



NO



GAMBAR



KETERANGAN



1



Glass beaker 5000 ml



2



Staffing Box



3



Dimmer



25



4



Voltmeter



5



AC DC Adaptor



6



Penggaris



7



Stopwatch



26



8.



Flat Blade Turbine



9.



Marine Type Propeller



27