LAPORAN PRAKTIKUM Otomotif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENYETELAN KATUP 4 SILINDER PADA MESIN TOYOTA KIJANG A. Judul Praktikum Penyetelan dan pengukuran katup 4 silinder pada mesin toyora kijang B. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mampu untuk mengetahui dari setiap komponen pada mekanisme katup 2. Mahasiswa mampu untuk menyetel katup agar sesuai dengan standart yang diizinkan C. Alat dan Bahan No . 1



Gambar Kegiatan



Keterangan Obeng (–) digunakan untuk mengendorkan atau mengencangkan setelan katup.



Obeng 2



Kunci Ring ukuran 12 ini digunakan untuk mengekendorkan dan mengencangkan mur pengunci rocker arm. Kunci Ring Ukuran 12



3



Kunci Ring ukuran 18 digunakan untuk memutar poros pully engkol agar tanda cekungan di pully bergeser di angka 0. Kunci Ring Ukuran 18



4



Feeler Gauge digunakan untuk mengukur celah katup, ukuran 0,15 untuk katup hisab dan 0,25 untuk katup buang.



Feeler Gauge 6



Mesin Toyota Kijang dengan 4 silinder.



Mesin Mobil 4 Silinder



7



Kunci Pas 14 digunakan untuk melepas dan memasang mur pengunci tutup oli katup silinder.



Kunci Pas Ukuran 14 D. Dasar Teori Penyetelan celah katup merupakan salah satu hal penting dalam perawatan mesin mobil, hal ini dikarenakan celah katup adalah komponen yang sangat penting dalam mengatur sistem kerja dari mesin 4 tak. Mengacu pada adanya penyebaran panas (pemuaian), maka pada rocker arm dan ujung batang katup harus terdapat celah katup. Apabila celah katup terlalu longgar atau terlalu sempit, maka akan timbul masalah seperti berikut: 1. Jika celah katup terlalu sempit, maka katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan lambat, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya salah pengapian, atau pengapian balik. 2. Jika celahnya terlalu longgar, maka katup akan membuka terlambat dan menutup terlalu cepat, sehingga dapat menimbulkan suara berisik dan getaran. Pada praktikum ini menggunakan engine stand tipe OHV (Overhead Valve) yaitu tipe mesin dimana posisi katup berada diatas silinder block dan camshaft berada di silinder block, jadi menggunakan batang pendorong atau yang sering disebut push rod, dan juga valve lifter, seperti gambar dibawah ini:



Pada gambar diatas terlihat beberapa komponen yang digunakan pada engine stand tipe OHV, berikut fungsi dari masing-masing komponen: 1. Rocker Arm atau lengan pengungkit digunakan untuk meneruskan daya dorong dari pushrod menuju ke batang katup. 2. Valve Spring atau pegas katup berfungsi untuk mengembalikan posisi katup. Jika cam digunakan untuk membuka katup maka valve spring berfungsi sebaliknya untuk 3.



menutup katup. Valve (katup) berfungsi untuk mengatur saat terbuka dan tertutupnya saluran baik saluran buang maupun saluran masuk. Valve ini sangat berpengaruh besar terhadap



proses-proses yang terjadi didalam ruang bakar. 4. Crankshaft berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun yang dihasilkan oleh piston menjadi gerakan memutar yang nantinya akan diteruskan ke transmisi. 5. Timing Mechanism atau mekanisme penggerak berfungsi untuk menggerakan camshaft dengan meneruskan putaran dari crankshaft melalui perantara gigi (timing gear), rantai (timing chain) atau sabuk (timing belt). 6. Cam memiliki bagian menonjol yang sering disebut cam lobe. Bagian inilah yang mengatur saat pembukaan katup. Letak cam lobe berbeda sesuai dengan urutan pembukaan katup masuk dan katup buang. 7. Valve Lifter digunakan sebagai landasan pushrod untuk mengurangi keausan yang terjadi pada cam. 8. Pushrod berfungsi untuk meneruskan daya dorong yang dihasilkan oleh cam lobe menuju ke rocker arm. Pushrod digunakan karena jarak antara camshaft dengan rocker arm yang berjauhan. Karena perannya yang penting, maka dalam menyetel celah katup harus benar agar tidak menimbulkan masalah pada mesin dan tentunya agar umur dari mesin menjadi lebih panjang. Dalam mekanisme katup terdapat dua jenis katup, yaitu : 1. Katup masuk (IN) : katup ini berfungsi untuk intake manifold 2. Katup keluar (EX) : katup ini berfungsi untuk exhaust manifold Dalam menstandartkan celah katup, menggunakan alat yang benama feeler gauge, biasanya untuk celah katup untuk katup masuk adalah 0,15 dan 0,2mm, sedangkan untuk katup buang adalah 0,2 dan 0,25mm. Pengukuran katup bertujuan untuk mengetahui ukuran komponen-komponen pada katup, apakah komponen tersebut masih sesuai dengan standar pabrik kendaran tersebut atau sudah tidak sesuai standar karena penggunaan terus-menerus. Pada praktikum ini komponen yang diukur yakni push rod, pegas katup dan diameter katup. Komponen



tersebut mempunyai fungsinya masing-masing, apabila ukurannya sudah tidak sesuai standar maka akan mengurangi kinerja mesin serta akan membuat mesin tidak bertahan lama. E. Prosedur Praktikum 1. Putar poros engkol hingga tanda pada puli poros engkol tepat dengan angka 0 pada tutup rantai timing.



Gambar 1. Memutar puli poros engkol 2. Menentukan top kompresi silinder 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Pada saat memutar poros engkol sambil memperhatikan katup masuk silinder mana yang bergerak. Lihatlah katup masuk atau push rod katup masuk pada silinder 1 atau 4 sambil menggerak-gerakkan puli poros engkol. b. Apabila yang bergerak push rod katup masuk silinder 4 pada saat anda menggerak-gerakkan atau memutar poros engkol, berarti ketika tanda pada puli tepat dengan tanda 0 : yang sedang mengalami top kompresi adalah silinder 1, sedang silinder 4 overlaping Begitu juga sebaliknya. 3. Menentukan katup-katup yang boleh distel pada saat top kompresi silinder 1 atau 4. Caranya dengan melihat diagram/tabel proses kerja silinder atau bisa juga dengan menggerak-gerakkan puli poros engkol sambil melihat push rod katup yang tidak bergerak. Push rod yang tidak bergerak maka boleh disetel.



Gambar 2. TOP kompresi silinder 1 4. Setel celah katup sesuai spesifikasi. Penyetelan dilakukan dengan cara: a. Mengendorkan mur 12 menggunakan kunci ring 12.



b. Menempatkan atau memasukkan feeler gauge sesuai ukuran standar ke dalam celah antara rocker arm dengan batang katup. c. Melakukan penyetelan dengan mengubah (mengencangkan/mengendorkan) baut penyetel dengan obeng. d. Setelah celah katup telah benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil menahan baut penyetel agar tidak bergerak. Lalu cek kembali celah katup dengan merasakan tarikan/gesekan dari feeler gauge. Ulangi cara tersebut jika belum menemukan kesesuaian



Gambar 3. Proses penyetelan katup 5. Putar poros engkol 1 putaran (360°) sehingga tanda pada puli bertepatan dengan tanda 0 pada tutup rantai timing. 6. Menyetel celah katup untuk katup-katup yang belum disetel sesuai spesifikasi. 7. Menutup kembali kepala silinder, lalu memasang komponen lainnya.