14 0 924 KB
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER DYNAMIC ROUTING OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST)
Disusun Oleh: Nama
: Nabila Febriyanti
NIM
: 09021281823071
Dosen/Asisten Lab : 1. Tri Wanda Septian, S.Kom. 2. Aditiya Gunanta
JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Nama Nim Jurusan
: Nabila Febriyanti : 09021281823071 : Teknik Informatika
Judul Percobaan : Dynamic Routing OSPF (Open Shortest Path First) Hasil Percobaan : 1. Command atau konfigurasi
Gambar 1 topologi dan IP addressnya
a.
Router_I
Gambar 2 konfigurasi interface Router_I
Konfigurasi routing: Router(config)#int loopback0 Router(config-if)#ip address 1.1.1.1 255.255.255.255 Router(config-if)#ex Router(config)#route ospf 10 Router(config-router)#router-id 1.1.1.1 Router(config-router)#net 192.168.2.0 0.255.255.255 area 10 Router(config-router)#net 10.10.10.0 0.0.0.3 area 10 Router(config-router)#exit Router(config)# 00:40:30: %OSPF-5-ADJCHG: Process 10, Nbr 10.20.10.1 on Serial2/0 from LOADING to FULL, Loading Done
b. Router_II
Gambar 3 konfigurasi interface Router_II
Konfigurasi routing: Router(config)#int loopback 0 Router(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up Router(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255 Router(config-if)#ex Router(config)#route ospf 10 Router(config-router)#router-id 2.2.2.2 Router(config-router)#net 10.20.10.0 0.0.0.3 area 0 Router(config-router)#net 10.10.10.0 0.0.0.3 area 10 Router(config-router)# 00:46:19: %OSPF-6-AREACHG: 10.10.10.0/0 changed from area 1 to area 10 Router(config-router)#net 10.10.10.0 0.0.0.3 area 10 00:46:27:
%OSPF-5-ADJCHG:
Process
10,
Nbr
1.1.1.1
on
Serial2/0 from net 10.30.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.30.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.40.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.50.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 192.168.5.0 0.255.255.255 area 20 Router(config-router)#net 172.16.10.0 0.255.255.255 area 20 Router(config-router)#ex
c.
Router_III
Gambar 4 konfigurasi interface Router_III
Konfigurasi routing: Router(config)#int loopback0 Router(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up ip add 3.3.3.3 255.255.255.255 Router(config-if)#ex Router(config)#router ospf 10 Router(config-router)#router-id 3.3.3.3 Router(config-router)#net 10.30.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.50.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.40.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 192.168.2.0 0.255.255.255 area 10
Router(config-router)#net 10.20.10.0 0.0.0.3 area 0 Router(config-router)# 01:07:29: %OSPF-5-ADJCHG: Process 10, Nbr 10.20.10.1 on Serial2/0 from LOADING to FULL, Loading Done Router(config-router)#net 172.16.10.0 0.255.255.255 area 20 Router(config-router)#ex Router(config)#ex Router#
d. Router_IV
Gambar 5 konfigurasi interface Router_IV
Konfigurasi routing: Router(config)#int loopback0 Router(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up
ip add 4.4.4.4 255.255.255.255 Router(config-if)#ex Router(config)#router ospf 10 Router(config-router)#router-id 4.4.4.4 Router(config-router)#net 172.16.10.0 0.255.255.255 area 20 Router(config-router)#net 192.168.5.0 0.255.255.255 area 20 Router(config-router)#net 10.30.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.40.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.50.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 3.3.3.3 0.0.0.0 area 20 Router(config-router)#net 4.4.4.4 0.0.0.0 area 20 Router(config-router)#net 5.5.5.5 0.0.0.0 area 20 Router(config-router)#ex
e.
Router_V
Gambar 6 konfigurasi interface Router_V
Konfigurasi routing: Router(config)#int loopback0 Router(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface Loopback0, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Loopback0, changed state to up Router(config-if)#ip add 5.5.5.5 255.255.255.255 Router(config-if)#ex Router(config)#route ospf 10 Router(config-router)#router-id 5.5.5.5 Router(config-router)#net 10.50.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.30.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 10.40.10.0 0.0.0.3 area 20 Router(config-router)#net 192.168.5.0 00:49:42:
%OSPF-5-ADJCHG:
Process
10,
Nbr
4.4.4.4
Serial2/0 from LOADING to FULL, Loading Done 0.255.255.255 area 20 Router(config-router)#ex Router(config)#ex Router# %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
on
2. Hasil show ip route,show running-config, show ip ospf database dan saat pengiriman packet data Hasil command show ip ospf database:
Gambar 7 hasil command show ip ospf database pada Router_II
a.
Router_I
Gambar 8 hasil command show ip route pada Router_I
Gambar 9 hasil command show running-config pada Router_I
b. Router_II
Gambar 10 hasil command show ip route pada Router_II
Gambar 11 hasil command show running-config pada Router_II
c.
Router_III
Gambar 12 hasil command show ip route pada Router_III
Gambar 13 hasil command show running-config pada Router_III
d. Router_IV
Gambar 14 hasil command show ip route pada Router_IV
Gambar 15 hasil command show running-config pada Router_IV
e.
Router_V
Gambar 16 hasil command show ip route pada Router_V
Gambar 17 hasil command show running-config pada Router_V
Pengiriman Paket
Gambar 18 Hasil pengiriman paket
Analisis Percobaan : 1. Command atau konfigurasi: Pada tiap router, yang perlu dikonfigurasi adalah pengalamatan pada tiap interface yang digunakan (fast ethernet, serial, atau gigabit ethernet). Berbeda dengan routing RIPv2 dimana kita bisa langsung melakukan konfigurasi routing, pada routing EIGRP kita perlu mengonfigurasi interface loopback 0. Misal pada Router_I, interface loopback 0 diberi alamat 1.1.1.1/32. Setelah pemberian alamat pada masing-masing interface dan menambah pengaturan
interface
loopback0
pada
tiap
router,
baru
kita
dapat
mengkonfigurasi routing OSPF. Pada device yang terhubung ke switch, yang wajib di konfigurasi adalah IP address, subnet mask, dan default gateway. IP address harus sesuai dengan subnet mask untuk menentukan rangenya. Sedangkat default gateway adalah IP address setelah HID. Misal pada PC1, PC2 dan PC3 yang ada dalam network 192.168.2.0, gateway default yang harus dimasukkan saat konfigurasi adalah 192.168.2.1. Dalam OSPF, pengaturan routing didasarkan pada pembagian area. Semua network yang termasuk ke dalam satu area tertentu di tulis satu persatu. Konfigurasi dengan command router ospf , network area. Pada area 0, network terdekat yang terhubung dengannya juga di hubungkan. Sehingga routing ini akan berhasil jika semua bagian area telah terhubung ke area 0.
2. Hasil show ip route,show running-config, show ip ospf database dan saat pengiriman packet data dari sumber ke tujuan Hasil show ip route menunjukkan routing apa yang sudah diberlakukan pada router tersebut. Di bagian atas hasil, terdapat keterangan secara umum kode yang berlaku. Contoh, C = Connected (berarti terhubung secara langsung), S = Static (terhubung dengan routing statis), R = RIP (terhubung melalu routing RIP), D = EIGRP(terhubung dengan routing EIGRP) dan O = OSPF(terhubung dengan routing OSPF) IA = OSPF Inter area . Hasil show-running config adalah informasi mengenai konfigurasi apa yang sedang dijalankan dalam router tersebut. Informasi yang diberikan, diantaranya hostname, adress pada tiap interface, routing yang berlaku, dan lainnya. Pada bagian hasil percobaan, diujikan pengiriman paket dari PC10 ke PC5. Pengiriman paket berhasil 100% tanpa ada paket hilang. OSPF berkerja dengan menggabungkan area-area kecil sehingga kemudian dapat lebih tepat dalam memilih jalur pengiriman paket, dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing. Command show ip ospf database menampilkan data lengkap terkait routing OSPF. Data yang dimuat antara lain Link ID (pengidentifikasi IP), ADV Router (router yang menyimpan Link ID), age (waktu link ID ada dalam database), sequence, checksum, dan link count. Kesimpulan Percobaan : OSPF adalah salah satu Classless routing protocol yang digunakan untuk konvergensi cepat, routing ini mendukung equal cost load balancing, dan dalam konfigurasi memiliki area yang disebut dengan area backbone atau area 0 dan semua area lain (non-backbone area) harus terhubung ke area 0. OSPF memiliki kemampuan untuk mengetahui persis topologi dari network sehingga memperkecil kesalahan dalam keputusan melakukan routing. Penggunaan routing ini sebelumnya harus disertai konfigurasi interface (dengan tambahan interface Loopback0 dibandingkan dengan routing RIPv2) yang benar pada router, dan konfigurasi pengalamatan yang benar pada tiap device.