Laporan Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH VARIASI NaOH dan H2O2 PADA PROSES DESIZING-SCOURING-BLEACHING SIMULTAN KAIN KAPAS METODE EXHAUST Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan



KELOMPOK 3



: 1. RESKI ALYA PRADIFTA (16020106) 2. FASHA YAKARIMA (16020107) 3. RIDA NADHIRA DANIATI (16020108) 4. MILA NURAIDA (16020111) 5. ANASTASIA NOVITA EKA (16020112)



GROUP



: 2K4



DOSEN



: Ir. ELLY K., Bk. Teks., M. Pd.



ASISTEN



: 1. IKHWANUL MUSLIM, S.ST., M.T. 2. EKA O., S.ST., M.T.



POLITEKNIK STTT BANDUNG 2017



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan untuk Proses Simultan (Desizing, Scouring, Simultan) pada Kapas ini dengan tepat waktu. Laporan praktikum ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Dengan selesainya Laporan Teknologi Persiapan Penyempurnaan untuk Proses Simultan (Desizing. Scouring, Bleaching)pada Kapas ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ir. Elly K., Bk. Teks., M. Pd. selaku dosen mata kuliah Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. 2. Ikhwanul Muslim, S.ST., M.T. selaku asisten dosen mata kuliah Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. 3. Eka O., S.ST., M.T. selaku asisten dosen mata kuliah Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari segi materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih.



Bandung, Oktober 2017



Penulis



A. MAKSUD DAN TUJUAN 1) Melihat pengaruh variasi konsentrasi H2O2 dan NaOH terhadap evaluasi proses desizing-scouring-bleaching simultan pada kain kapas dengan metode exhaust. 2) Menghilangkan berbagai macam kotoran alam dan luar pada bahan tekstil secara cepat dan mudah dengan memberikan hasil yang relatif baik. 3) Menghilangkan berbagai macam kotoran alam dan luar pada bahan tekstil secara cepat dan mudah dengan metode perendaman melalui pengujian daya serap, pengurangan berta, uji iodium, dan derajat putih.



B. DASAR TEORI 1) Kapas Serat kapas merupakan salah satu contoh serat alam dari kelompok selulosa.Serat ini dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis Gossypium. Spesies yang kemudian berhasil dikembangkan menjadi tanaman industri adalah Gossypium Hirsutum. Kapas jenis ini dikenal sebagai kapas upland atau kapas Amerika, dan ini saat merupakan 87% dari produksi kapas dunia.



a) Struktur Selulosa Berbicara tentang selulosa, secara spesifik merupakan polisakarida yang tersusun atas monomer glukosa.Pada umumnya, selulosa terdiri dari sekitar 300.000 monomer dengan berat molekul 245.000 sampai 1.000.000 g/mol. Komposisi selulosa murni diketahui sebagai suatu zat yang terdiri dari unit-unit anhidro-βglukosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n, dimana n merupakan derajat polimerisasi yang tergantung dari besarnya molekul.Berdasarkan strukturnya, selulosa memiliki bentuk yang bercabang-cabang, monomer-monomernya yang tersusun secara linear, serta diantara polimer-polimernya terdapat ikatan hidrogen yang menghubungkan antar polimer yang satu dengan yang lain. Perhatikan struktur selulosa berikut.



Seperti halnya amilosa, selulosa merupakan polimer dengan rantai yang lurus α-(1,4)-d-glukosa. Perbedaan selulosa dengan amilosa terletak pada jenis ikatan glukosidanya. Selulosa oleh enzim selobiose—yang cara kerjanya serupa dengan β-amilase—akan menghasilkan dua molekul glukosa dari ujung rantai.



b) Reaksi Polimer Selulosa Polimerisasi kondensasi adalah proses pembentukan polimer melalui penggabungan molekel-molekul kecil melalui reaksi yang melibatkan gugus fungsi, dengan atau tanpa diikuti lepasnya moleku kecil. Dengan kata lain, polimerisasi kondensasi hanya dilangsungkan oleh monomer yang mempunyai gugus fungsional. Molekul kecil yang dilepaskan biasanya adalah air. Selain itu, methanol juga sering dihasilkan sebagai efek samping polimerisasi kondensasi. Contoh polimerisasi kondensasi adalah pembentukan selulosa dari monomer (unit ulangan) yaitu glukosa. Glukosa sebanyak n akan bergabung membentuk rantai dan air dengan jumlah (n-1). Pada polimerisasi selulosa, dua monomer



glukosa bergabung,



mengkondensasikan molekul



air, kemudian



melepaskan atom oksigen yang menghubungkan dua monomer. Proses ini terus berlanjut sehingga membentuk rantai.



Berikut ini merupakan reaksi polimerisasi kondensasi untuk selulosa.



Selain selulosa, contoh lain dari polimerisasi kondensasi adalah poliester, polikarbonat, poliurea, nilon, aramid, dan poliuretan.



c) Morfologi Serat Kapas  Membujur



Berdasarkan uji mikroskop, penampang membujur serat kapas akan tampak seperti pita pipih yang terpuntir ke arah panjang. Tidak hanya itu, terdapat pula garis putus-putus tak beraturan di tengahnya serta ukuran serat tidak sama (beragam). Serat dibagi menjadi tiga bagian, yakni:



1) Dasar Dasar serat kapas berbentuk kerucut pendek yang selama pertumbuhan serat tetap tertanam di antara sel-sel epidermis. Pada umunya, dalam proses pemisahan serat dari bijinya (ginning), dasar serat ini putus sehingga jarang sekali ditemukan pada serat kapas yang diperdagangkan. 2) Badan Badan



serat



kapas



merupakan



bagian



utama



dari



serat,



kira-



kira sampai panjang serat. Bagian ini mempunyai diameter yang sama, dinding yang tebal dan lumen yang sempit. 3) Ujung Ujung serat merupakan bagian yang lurus dan mulai mengecil dan pada umumnya kurang dari 1/4 bagian panjang serat. Bagian ini mempunyai sedikit konvolusi dan tidak mempunyai lumen. Diameter bagian ini lebih kecil dari diameter badan dan berakhir dengan ujung yang runcing.



 Melintang



Berdasarkan uji mikroskop, bentuk penampang melintang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat. Akan tetapi, pada umumnya berbentuk seperti ginjal. Untuk serat kapas dewasa, penampang melintangnya terdiri dari 6 bagian, yaitu:



1) Kutikula Kutikula merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pektin, dan protein. Lapisan ini merupakan penutup halus yang tahan air, dan melindungi bagian dalam serat. 2) Dinding Primer Dinding primer merupakan dinding sel tipis yang asli. Terdiri dari selulosa dan juga mengandung pektin, protein dan zat-zat yang mengandung lilin. Dinding ini tertutup oleh zat-zat yang menyusun kutikula. Tebal dinding primer kurang dari 0,5 m. Selulosa dalam dinding primer berbentuk benang-benang yang sangat halus atau fibril. Fibril tersebut tidak terusun sejajar panjang serat tetapi membentuk spiral dengan sudut 650 – 700 mengelilingi sumbu serat. Spiral tersebut mengelilingi serat dengan arah S maupun Z dan ada juga yang tersusun hampir tegak lurus pada sumbu serat. 3) Lapisan Antara Lapisan antara merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan strukturnya sedikit berbeda dengan dinding sekunder maupun dinding primer.



4) Dinding Sekunder Dinding sekunder merupakan lapisan-lapisan selulosa dan merupakan bagian utama dari serat kapas. Dinding sekunder juga merupakan lapisan fibril-fibril yang membentuk spiral dengan sudut 200 sampai 300 mengelilingi sumbu serat. Tidak seperti spiral fibril pada dinding primer, spiral fibril pada dinding sekunder arah putarannya berubah-ubah pada interval yang random sepanjang serat. 5) Dinding Lumen Dinding



lumen



lebih



tahan



terhadap



pereaksi-pereaksi



tertentu



dibandingkan dengan dinding sekunder. 6) Lumen Lumen merupakan ruangan kosong di dalam serat. Bentuk dan ukurannya bervariasi dari serat yang satu ke serat yang lain maupun sepanjang satu serat itu sendiri. Lumen berisi zat-zat padat yang merupakan sisa-sisa protoplasma yang sudah kering, yang komposisinya sebagian besar terdiri dari nitrogen.  Dimensi Serat a) Panjang Dimensi serat kapas yang terpenting adalah panjangnya, perbandingan panjang dengan lebar serat kapas pada umuknya bervariasi pada 5000 : 1 sampai 1000 1. Kapas yang lebih panjang cenderung mempunyai diameter lebih halus, lebih lembut dan mempunyai konvolusi yang lebih banyak. b) Diameter Untuk jenis kapas tertentu diameter asli dari serat kapas yang masih hidup relatif konstan, tetapi tabel dinding sel sangat bervariasi dan hal ini menimbulkan variasi yang besar baik dalam ukuran maupun bentuk karakteristik penampang melintang serat-serat kapas dalam perdagangan.



d) Sifat Sifat Serat Kapas a)



Sifat Fisika 



Warna Kapas Warna kapas pada umumnya tidak betul-betul putih. Akan tetapi cenderung sedikit krem. Beberapa kapas yang seratnya panjang, warnanya lebih krem daripada jenis kapas yang serat-seratnya lebih pendek. Warna krem ini disebabkan oleh pengaruh cuaca yang lama, debu, serta kotoran. Tidak hanya itu, tumbuhnya jamur pada kapas sebelum pemetikan juga menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilangkan dalam pengelantangan.







Kekuatan Kekuatan serat kapas sangat dipengaruhi oleh kadar selulosa yang dikandungnya. Dalam keadaan basah serat kapas akan memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan serat ketika dalam keadaan kering. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan basah, serat akan



menggelembung



sehingga



berbentuk



silinder



yang



akan



menyebabkan berkurangnya bagian-bagian serat yang terpuntir, dalam kondisi seperti ini distribusi tegangan akan diterima di sepanjang serat secara lebih merata. Kekuatan serat kapas dalam keadaan kering berkisar 3,2 – 5,2 g/denier sementara dalam keadaan basah lebih tinggi lagi. 



Indeks bias Secara umum, indeks bias serat kapas yang sejajar dengan sumbu serat adalah 1,58, sedangkan indeks bias yang tegak lurus terhadap sumbu serat adalah 1,53.







Mulur Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi di antara serat-serat selulosa yang lainnya. Mulur serat kapas berkisar antara 4 – 13% tergantung dari jenis serat kapasnya dan rata-rata mulurnya adalah 7%.







Berat Jenis Secara umum, serat kapas memiliki berat jenis sebesar 1,50 sampai 1,56.







Moisture Regain Serat kapas memiliki afinitas yang besar terhadap air, dan air memiliki pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat ini. Serat kapas yang sangat kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture Regain (MR) serat kapas bervariasi sesuai dengan perubahan kelembaban relatif tertentu. Namun, pada kondisi standar moisture regain kapas berkisar antara 7 – 8,5%.







Kekakuan (Stiffness) Kekakuan dapat didefinisikan sebagai daya tahan terdapat perubahan bentuk, dan untuk tekstil biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuataan saat putus dengan mulur saat putus. Kekakuan dipengaruhi oleh berat molekul, kekuatan rantai selulosa, derajat kristalinitas dan terutama derajat orientasi rantai selulosa.







Keliatan (Toughness) Keliatan merupakan sifat yang penting untuk serat-serat selulosa. Jika didefinisikan, keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menerima kerja. Untuk serat kapas sendiri, keliatannya relatif tinggi tetapi dibanding dengan serat-serat selulosa yang diregenerasi.



b) Sifat Kimia 1) Pengaruh asam Pada dasarnya, selulosa tahan terhadap asam lemah, akan tetapi jika dihadapkan dengan asam kuat akan menyebabkan kerusakan. Hal ini disebabkan karena asam kuat akan menghidrolisa selulosa. Tidak hanya itu, asam kuat juga akanmengambil tempat pada jembatan oksigen penghubung sehingga terjadi pemutusan rantai molekul selulosa (hidroselulosa). Imbasnya, rantai molekul menjadi lebih pendek dan menyebabkan penurunan kekuatan tarik selulosa.



2) Pengaruh alkali Alkali mempunyai pengaruh pada kapas. Alkali kuat pada suhu rendah akan menggelembungkan serat kapas seperti yang terjadi pada proses merserisasi, sedangkan pada suhu didih air dan dengan adanya oksigen dalam udara akan menyebabkan terjadinya oksiselulosa. 3) Pengaruh panas Serat kapas tidak memperlihatkan perubahan kekuatan bila dipanaskan pada suhu 120OC selama 5 jam.Akan tetapi, pada suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan kekuatan.Dan serat kapas kekuatannya hampir hilang jika dipanaskan pada suhu 240OC. 4) Pengaruh oksidator Oksidator dapat mengoksidasi selulosa sehingga terjadi oksiselulosa. Dimana rantai molekul selulosa akan terputus dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya oksiselulosa lanjutan yang mengubah gugus aldehid menjadi gugus karboksilat. Pada oksidasi sederhana dalam suasana asam, tidak terjadi pemutusan rantai.Hanya terjadi pembukaan cincin glukosa saja. Pengerjaan lebih lanjut dengan alkali akan mengakibatkan pemutusan rantai molekul sehingga kekuatan tarik akan turun. Oksiselulosa terjadi pada proses pengelantangan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan yang lama pada suhu diatas 140OC.



2) Desizing Proses penghilangan kanji merupakan proses awal dalam industri penyempurnan tekstil. Benang lusi kain tenun biasanya di kanji untuk menambah kekuatannya agar permukaan benang licin dan tahan gesekan serta tarikan.Pemilihan jenis kanji yang dipakai ditentukan oleh jenis serat. Setelah benang menjadi kain, kanji tersebut harus dihilangkan supaya tidak mengganggu proses berikutnya.



Cara penghilangan kanji bergantung pada jenis kanji yang dipakai dan sifatsifat serat. Metoda yang digunakan adalah cara exhaust (perendaman) dan cara kontinyu. Bahan yang telah dihilangkan kanjinya diharapkan akan memiliki daya serap terhadap air dan zat warna yang baik. Pada benang lusi dari kain kapas, rayon, sintetik maupun campuran perlu di kanji atau diperkuat, yaitu untuk menambah kekuatannya, daya tahan geseknya pada proses menenun, agar jumlah putusnya kecil sekali, sehingga mutu kainnya baik. Zat penguat atau kanji yang banyak digunakan yaitu: • Kanji alam, seperti kanji tapioka, kentang, terigu, beras, jagung, atau sagu • Macam-macam Gom, dan • Kanji sintetik, maupun pilivinil alkohol (PVA), Tilosa, dan sebagainya.



Benang lusi pada kapas umumnya di kanji dengan kanji alam atau campuran dengan kanji sintetik.Benang lusi serat setengah sintetik pada umumnya di kanji dengan Gom atau kanji sintetik.Benang lusi serat sintetik di kanji dengan kanji sintetik dan minyak pelumas.Benang lusi yang seratnya campuran serat alam dan sintetik di kanji dengan campuran kanji alam dan sintetik. Zat



penguat



atau



kanji



akan



mengganggu



proses



pemasakan,



pengelantangan, pencelupan, maupun pencapan, sehingga harus dihilangkan terlebih dulu, sebelum proses-proses tersebut dikerjakan. Untuk menghilangkan kanji atau zat penguat dikenal beberapa cara, antara lain: 



Perendaman







Enzim







Asam Encer







Oksidator







Natrium Hidroksida



Pemilihan cara penghilangan kanji tergantung dari jenis zat penguat atau kanji yang digunakan dan jenis serat dari kain.



Pembahasan dari cara-cara menghilangkan kanji: 1.



Perendaman Cara penghilangan kanji ini dilakukan pada kain kapas.Dimana kain direndam dalam air panas yang suhunya antara 35o-40OC dan dibiarkan selama 24 jam. Pada proses perendaman ini, kanji dirubah menjadi gula yang larut oleh jasad renik. Setelah perendaman selesai, kain di cuci dengan air panas dan dibilas dengan air dingin. Perendaman yang terlalu lama, akan menurunkan kekuatan kain, yang disebabkan oleh asam yang terjadi selama proses perendaman (proses permentasi).



2.



Enzim Saat ini penghilangan kanji banyak menggunakan cara enzema, karena waktu pengerjaannya yang lebih pendek, sehingga tidak terjadi kerusakan pada kain (kekuatannya tidak menurun). Enzim merupakan senyawa protein yang dalam proses penghilangan kanji berfungsi sebagai katalisator. Enzim dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, binatang atau bakteri. Enzim yang pada umumnya digunakan sebagai penghilang kanji, antara lain: 



Mout/Malt diastase (tumbuh-tumbuhan)







Pankreas diastase (binatang)







Bakteri diastase (bakteri) Untuk mendapatkan hasil penghilangan kanji yang baik, diperlukan



kondisi pengerjaan yang tertentu, yaitu kondisi pH, suhu waktu pengerjaan dan konsentrasi, yang tergantung dari jenis enzim yang digunakan.Untuk beberapa enzim, suhu pengerjaan yang terlalu tinggi (lebih dari 75oC), dapat mematikan atau menghancurkan aktivitas dari enzim, yang tidak dapat dipulihkan kembali. Enzim mengubah kanji menjadi gula yang larut (proses hidrolisa). 2C6H16O5



C12H22O11



Kanji



Maltosa Perubahan kanji menjadi maltose, melalui 3 fase, yaitu: pengantalan,



berubah menjadi dekstrin dan berubah menjadi maltosa. Beberapa jenis enzim lainnya yang umum, yaitu: 



Lipasa



: memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol







Amilasa



: memecah kanji menjadi dekstrin dan gula







Proteasa



: memecah protein menjadi polipeptida yang larut dalam asam-asam amino.







Zymasa



: merubah glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida







Sakaridasa



: merubah polisakarida menjadi glukosa



Adapun beberapa metoda penghilangan kanji, diantaranya: a.



Metode perendaman/Exhaust



b.



Metoda rendam-peras-bacam/Pad-batching metoda ini termasuk metoda semi-kontinyu. Pada larutan dalam mesin padder kemudian diperas dan digulung pada rol, kemudian dibungkus plastik dan dibacam/diperam sambil diputar selama waktu tertentu.



c.



Metoda rendam-peras-kukus/pad- steaming



3) Scouring Proses pemasakan kapas merupakan proses penyabunan lemak, malam, minyak dan sebagainya oleh alkali dan sebagai zat pemasak kebanyakan dipakai soda api (NaOH). Tujuan proses pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih dari kotoran alami dan kotoran luar sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.Sedangkan pada serat batang adalah untuk menghilangkan gum sehingga serat dapat dipisahkan dari bundel serat sebelum proses pemintalan. Hasil pemasakan dapat diketahui dari daya serap kapas yg telah dimasak terhadap air, terhadap zat pengelantang atau zat warna atau dari sisa kadar lemak atau malam yang masih tertinggal. Pada pemasakan dengan soda api terjadi proses-proses : a) Pelarut zat putih telur atau zat-zat lain yang mengandung nitrogen. b) Penyabunan malam dan lemak-lemak menjadi sabun yang selanjutnya akan membantu sebagai zat pencuci dalam pemasakan. c) Perubahan pektin dan zat organik lainnya misalnya asam penyamak menjadi garam yang larut. Pektin adalah zat yang bersifat seperti gom.



d) Pelepasan kulit biji, daun dan kotoran luar lainnya yang terjadi pada proses pembuatan kain, karena gesekan-gesekan atau gerakan mekanis alat pemasak atau penyabunan oleh zat pemasak.



Zat-zat pigmen mineral yang membentuk warna alam pada kapas tidak dapat



dihilangkan pada pemasakan, dan



hanya



dapat



dihilangkan pada



pengelantangan. Komposisi zat-zat yang terdapat pada kapas yaitu sebagai berikut : •



Selulosa 80-85%







Protein dan zat-zat yang mengandung nitrogen 1- 2,8%







Lemak, malam dan lainnya 0,5-1%







Pektin dan pektosa 0,4-1%







Zat-zat mineral pigmen dan resin 3-5%







Air 6-8%



Namun kadang masih terdapat kotoran luar saat proses pembuatan benang atau kainnya.tabel berikut menunjukkan kandungan kotoran berbagai jenis serat tekstil:



No



Bahan Tekstil 1



Kapas



1



Kotoran alami



Kotoran luar



Pektin,wax,protein, minyak,



Oli mesin, zat pelumas, debu



debu, senyawa organic lainnya 2 Serat batang



Gum, Lignin



Idem



2 3



Sutera



Serisin



Idem



4



Wol



Minyak, Keringat



Ranting, debu



3



4 5Serat sintetik 5



Oli mesin, zat anti static, zat pelumas, debu



Pada pemasakan bahan kapas tanpa tekanan dan tidak kontinyu, mesinmesin yang digunakan antara lain : bak, haspel, jigger atau clapeau. Bahan yang digunakan dengan zat pemasakan sehingga suhunya sampai 1000c.Suhu pemasakan sedapat mungkin konstan, agar hasil pemasakannya rata. Setelah pemasakan selesai bahan dicuci dengan air yang tidak terlalu panas dn dibilas dengan air dingin. Bahan yang dimasak pada alat bak, dapat berupa benang untaian, pada alat haspel dapat berupa benang atau kain dalam bentuk terbuka lebar. Selama pemasakan bahan diputarkan atau digulung bolak-balik secara teratur agar hasil pemasakannya rata.



e) Bleaching dan Pemutihan Optik 1.



Tujuan Pengelantangan Tujuan proses pengelantanan adalah untuk menghilangkan kotorankotoran organic,organic yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alami yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja.



2.



Mekanisme Pengelantangan Proses pengelantangan ini dilakukan dengan merendam bahan dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang bersifat oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat reduktor.Senyawa-senyawa organic dalam bahan yang mempunyai ikatan ikatan rangkap dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi putih.



3.



Zat Pengelantang Proses



pengelantangan



yang dilakukan



pada



selulosa



umumnya



menggunakan zat oksidator sebagai pengelantang.Zat pengelantang yang bersifat oksidator dibagi menjadi 2 golongan : a.



Mengandung khlor



: Natrium Hipoklorit (NaOCl), Natrium Khlorit (NaClO2) dan Kaporit (CaOCl2).



b.



Tanpa khlor



: Hidrogen Peroksida (H2O2), Natrium Peroksida (Na2O2), Natrium Borak (Na2BO3), Kalium Permanganat (KMnO4), Kalium Kromat (K2CrO4).



4.



Metoda Pengelantangan Metoda yang digunakan untuk proses pengelantanan dapat digunakan secara bak maupun kontinyu.Pengelantangan pada kondisi suhu kamar dapat juga dilakikan dengan menggunakan bak atau J-Box tanpa pemanasan.pada system kontinyu(dibenam peras) dengan larutan pengelantang dan didiamkan selama waktu tertentu bergantung dari klor aktif yang digunakan.



f)



Proses Simultan (Desizing, Scouring, Bleaching) Proses simultan merupakan proses gabungan dari beberapa proses persiapan penyempurnaan. Tujuan proses similtan adalah agar lebih efisien dan syarat untuk bisa dilakukan proses similtan adalah adanya pemakaina zat dan kondisi proses yang sama atau tidak saling mengganggu. Kelebihan cara ini dapat menghemat biaya dan waktu proses, namun kekurangannya hasil yang diperoleh masih kurang disbanding dengan proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik relative sama. Tujuan proses



persiapan



penyempurnaan simultan adalah untuk



menghilagkan berbagai macam kotoran alam dan luar pada bahan tekstil secara cepat dan murah dengan memberikan hasil yang relatif baik.Proses ini banyak digunakan saat ini terutama untuk serat sintetik dan campuran dan kadang serat kapas dan rayon. Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yag digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan penyempurnaan yang dilakukan.Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses yang dilakukan terpisah.Proses simultan banyak dilakukan untuk serat sintetik dan campurannya karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak pada serat alam, namun demikian proses ini kadang juga dilakukan untuk serat kapas.Sebagai contoh proses simultan penghilangan kanji-pemasakanpengelantangan.Pada proses ini digunakan zat penghilang kanji oksidator seperti pemasakan yaitu NaOH selain menyabunkan kotoran sekaligus membantu menggelembungkan kanji dan mempercepat penguraian oksidator H2O2. Pengembangan dalam hal zat kimia/zat pembantu dan pemesinan mendorong berkembangnya metoda proses simultan yang menguntungkan.Proses ini dapat dilakukan pada mesin jenis kontinyu maupun batch.kain yang diproses dapat



berbentuk open width ( terbuka lebar ) dan rope (seperti tambang), tergantung mesin yang tersedia.Variasi proses simultan yang dapat dilakukan antara lain: 1) Penghilangan kanji + Pemasakan simultan, pengelantangan 2) Penghilangan kanji, pemasakan + pengelantangan simultan 3) Penghilangan kanji + pemasakan + Pengelantangan simultan 4) Penghilangan kanji + pemasakan simultan, pengelantangan pemutih optik



5) Metoda Exhaust Pada dasarnya proses simultan ini terdiri dari beberapa proses yaitu proses penghilangan kanji, proses pemasakan, dan proses pengelantangan serta pemutihan optik. Tahap awal adalah pada proses penghilangan kanji, proses ini dilakukan karena biasanya pada kain kapas selalu mengandung kanji – kanji alam. Kandungan kanji itu biasanya berasal dari tumbuhan atau dari alam itu sendiri tetapi pada dasarnya kanji – kanji itu berasal dari proses sebelumnya yaitu proses pengkanjian. Proses pengkanjian sangat penting dilakukan agar mendapatkan benang yang mempunyai kekuatan tinggi sehingga mudah untuk ditenun. Setelah proses pengkanjian benang akan mengandung kanji yang sangat tinggi dan hal ini akan menghambat proses selanjutnya yaitu pemasakan, pengelantangan, dan pemutihan optik. Maka dari itu proses penghilangan kanji itu sangat penting sekali dilakukan. Untuk menghilangkan kanji pada bahan yang pada percobaan ini adalah kain campuran antara poliester/kapas (T/C) yang telah di kanji dengan kanji alam, diperlukan zat yang mempunyai kemampuan untuk mendegradasi kanji tersebut sehingga larut dalam air. Tahap kedua yaitu proses simultan yakni penggabungan proses pemasakan dengan proses pengelantangan dan pemutihan optik menjadi satu proses yang dilakukan menyatu dengan bahan dan waktu yang sama. Pada proses pemasakan bertujuan untuk menghilangkan kanji dan kotoran-kotoran yang terkandung dalam kain, sehingga kain siap untuk perlakuan penyempurnaan berikutnya (Finishing). Jika kotoran-kotoran tersebut sudah dihilangkan maka akan diperoleh bahan tekstil yang bersih sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.



Sedangkan pengelantangan dan pemutih optik berguna memberikan efek putih yang tinggi dan kecerahan karena di mana zat tersebut dapat memantulkan cahaya.



C. PERCOBAAN DAN EVALUASI 1.



ALAT DAN BAHAN ALAT 



Neraca Analitik







Kompor atau Bunsen







Gelas Kimia 600 mL







Batang Pengaduk







Termometer







Pipet Ukur







Pipet Tetes







Filler







Gelas Ukur







Kassa Asbes







Kaki Tiga Penyangga







Mesin Stenter



BAHAN 



Kain Contoh Uji







NaOH 38°Be







H2O2 35%







Scouring Agent







Zat Anti Sadah







Stabilisator







Air



2.



RESEP



Resep 1



Resep 2



NaOH 38°Be



= 1 mL/L



NaOH 38°Be



= 2 mL/L



H2O2 35%



= 10 mL/L



H2O2 35%



= 10 mL/L



Scouring Agent



= 1 mL/L



Scouring Agent



= 1 mL/L



Zat Anti Sadah



= 1 mL/L



Zat Anti Sadah



= 1 mL/L



Stabilisator



= 2 mL/L



Stabilisator



= 2 mL/L



Vlot



= 1 : 20



Vlot



= 1 : 20



Suhu



= 100°C



Suhu



= 100°C



Waktu



= 45 menit



Waktu



= 45 menit



Resep 3



Resep 4



NaOH 38°Be



= 3 mL/L



NaOH 38°Be



= 4 mL/L



H2O2 35%



= 10 mL/L



H2O2 35%



= 10 mL/L



Scouring Agent



= 1 mL/L



Scouring Agent



= 1 mL/L



Zat Anti Sadah



= 1 mL/L



Zat Anti Sadah



= 1 mL/L



Stabilisator



= 2 mL/L



Stabilisator



= 2 mL/L



Vlot



= 1 : 20



Vlot



= 1 : 20



Suhu



= 100°C



Suhu



= 100°C



Waktu



= 45 menit



Waktu



= 45 menit



Resep 5



3.



NaOH 38°Be



= 5 mL/L



H2O2 35%



= 10 mL/L



Scouring Agent



= 1 mL/L



Zat Anti Sadah



= 1 mL/L



Stabilisator



= 2 mL/L



Vlot



= 1 : 20



Suhu



= 100°C



Waktu



= 45 menit



FUNGSI H2O2



: Zat Oksidator sebagai zat pengelantangan, zat pemasakan, zat penghilangan kanji



Stabilisator



: Mengatur pH, mengikat ion-ion Fe, Cu, Mn, dan untuk menstabilkan penguraian H2O2, serta mengatur penguraian H2O2



Zat Anti Sadah



: Mengikat logam-logam pada air, menurunkan kesadahan air



NaOH



: Menyabunkan dan membantu menggelembungkan kanji alam (pati)dan mempercepat penguraian oksidator H2O2



Scouring Agent



: Memudahkan kain terbasahi dan air masuk berpenetrasi ke dalamcelah antarbenang, deterjensi.



4.



DIAGRAM ALIR Evaluasi Awal: Berat bahan, Uji daya serap, Uji iodium, dan Derajat putih



Persiapan zat



Proses simultan (Desizing, scouring, bleaching)



Cuci panas 3x



Cuci dingin 3x



Bilas



Pengeringan



Evaluasi Akhir: Berat bahan, Uji daya serap, Uji iodium, dan Derajat putih



5.



SKEMA -



T (Suhu)



Stabilisator NaOH Scouring Agent H2O2



100oC



25oC



5



6.



15



60



PERHITUNGAN Berat Kain : 



Kain 1 : 20,27 gram







Kain 2 : 21,24 gram







Kain 3 : 21,32 gram







Kain 4 : 21,00 gram







Kain 5 : 21,00 gram



Resep 1 Vlot



=



20 x 20,27 gram



= 405,4 mL H2O2



10



=



1000



𝑥 405,4



= 4,054 mL NaOH



1



=



1000



𝑥 405,4



= 0,4054 gram SA



1



= 1000 𝑥 405,4 = 0,4054 mL 2



Stabilisator = 1000 𝑥 405,4 = 0,8108 mL Anti Sadah =



1 1000



𝑥 405,4



= 0,4054 mL



105



(t) Menit



Air



= 405,4 – (4,054 + 0,4054 +0,8108 + 0,4054) = 399,72 mL



Resep 2 Vlot



= 20 x 21,04 gram = 420,8 mL



H2O2



10



= 1000 𝑥 420,8 = 4,2 mL



NaOH



=



2 1000



𝑥 420,8



= 0,84 gram SA



1



= 1000 𝑥 420,8 = 0,42 mL 2



Stabilisator = 1000 𝑥 420,8 = 0,84 mL Anti Sadah =



1 1000



𝑥 420,8



= 0,42 mL Air



= 420,8 – (4,2 + 0,42 + 0,84 + 0,42) = 414,92 mL



Resep 3 Vlot



= 20 x 21,32 gram = 426,4 mL



H2O2



10



= 1000 𝑥 426,4 = 4,26 mL



NaOH



3



= 1000 𝑥 426,4 = 1,28 gram



SA



1



= 1000 𝑥 426,4 = 0,43 mL 2



Stabilisator = 1000 𝑥 426,4 = 0,85 mL



Anti Sadah =



1 1000



𝑥 426,4



= 0,43 mL Air



= 426,4 – (4,26 + 0,43 + 0,85 + 0,43) = 420,43 mL



Resep 4 Vlot



= 20 x 21,00 gram = 420 mL



H2O2



=



10 1000



𝑥 420



= 4,2 mL NaOH



4



= 1000 𝑥 420 = 1,68 gram



SA



1



= 1000 𝑥 420 = 0,42 mL 2



Stabilisator = 1000 𝑥 420 = 0,84 mL Anti Sadah =



1 1000



𝑥 420



= 0,42 mL Air



= 420 – (4,2 + 0,42 + 0,84 + 0,42) = 414,12 mL



Resep 5 Vlot



= 20 x 21,00 gram = 420 mL



H2O2



10



= 1000 𝑥 420 = 4,2 mL 5



NaOH



= 1000 𝑥 420 = 2,1 gram



SA



= 1000 𝑥 420



1



= 0,42 mL



2



Stabilisator = 1000 𝑥 420 = 0,84 mL Anti Sadah =



1 1000



𝑥 420



= 0,42 mL = 420 – (4,2 + 0,42 + 0,84 + 0,42)



Air



= 414,12 mL



7.



CARA EVALUASI Test Penghilangan Kanji Pati (Strach) 



Kain yang telah diproses penghilangan kanji ditetesi dengan larutan Iodium 0,1 N.







Apabila kain tersebut berwarna biru menandakan masih ada kanji dalam kain.







Apabila kain tersebut berwarna cokelat atau hitam menandakan sudah tidak ada kanji dalam kain.



Uji Daya Serap 



Kain dimasukkan ke dalam simpai sulam kemudian ditetesi air.







Mengamati air yang meresap ke dalam kain dengan menggunakan stopwatch.







Hitung waktu serapnya, semakin kecil waktu serap maka kanji yang hilang semakin banyak.



Pengurangan Berat 



Kain yang telah diproses penghilangan kanji, ditimbang kembali kemudian dibandingkan dengan berat kain awal.







Rumus persentase pengurangan berat: 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑖𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑖𝑛 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑥 100% 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑖𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙



Test Derajat Putih Test dilakukan dengan cara visual, metode ranking. 



Letakkan semua kain yang akan ditest saling berdampingan di bawah penerangan sinar.







Bandingkan semua kain dari derajat putihnya dengan memberikan skor pada masing-masing kain, berikan skor tertinggi untuk kain dengan warna paling putih.







Jumlahkan semua skor dan urutkan nilai dari yang tertinggi ke terendah.



D. DATA DAN DISKUSI 1.



DATA EVALUASI 



% Pengurangan Berat Resep 1 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 20,27−18,06 20,27



x 100%



x 100% = 8,24 %



Resep 2 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 21,04−18,76 21,04



x 100%



x 100% = 10,84 %



Resep 3 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 21,32−18,39 21,32



x 100% = 13,74 %



x 100%



Resep 4 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 21,00−18,00 21,00



x 100%



x 100% = 14,29 %



Resep 5 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 21,00−17,40 21,00







x 100%



x 100% = 17,14 %



Daya Serap Setelah dilakukan proses simultan (Desizing, Scouring, Bleaching), semua kain memiliki daya serap terhadap air kurang dari 5 detik.







Test Iodium Setelah dilakukan proses simultan (Desizing, Scouring, Bleaching), pada kain resep 1 dan 2 berwarna cokelat keunguan (menandakan masih ada kanji di dalam kain), sedangkan pada kain resep 3, 4, dan 5 berwarna cokelat (menandakan sudah tidak ada kanji di dalam kain) setelah ditetesi iodium.







Derajat Putih Setelah dilakukan proses simultan (Desizing, Scouring, Bleaching), kain resep 5 memiliki derajat putih paling tinggi jika dibandingkan dengan kain-kain yang lainnya. Adapun jika dituliskan hasilnya akan menjadi seperti ini: Kain 1 < Kain 2 < Kain 3 < Kain 4 < Kain 5



DISKUSI 



Tabel NO







KAIN 1



KAIN 2



KAIN 3



KAIN 4



KAIN 5



(1 mL/L)



(2 mL/L)



(3 mL/L)



(4 mL/L)



(5 mL/L)



1



5



6



7



8



10



2



4



5



6



8



9



3



6



7



8



9



10



4



4



5



6



7



8



5



5



6



7



9



10







24



29



34



41



47



Grafik



Pengaruh NaOH Terhadap Derajat Putih Kain



derajat putih



2.



50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0



y



0



1



2



3



4



5



6



konsentrasi NaOH (mL/L)







Kesimpulan Berdasarkan grafik di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi NaOH, maka derajat putihnya pun semakin tinggi.







Analisis Hal ini dapat terjadi karena NaOH sendiri memiliki fungsi untuk mempercepat penguraian H2O2 sehingga proses pemutihannya pun bisa lebih cepat dan hasilnya lebih optimum jika konsentrasinya semakin besar.



E. KESIMPULAN Berdasarkan data – data praktikum yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi NaOH, maka derajat putihnya semakin tinggi.Hal ini dapat terjadi karena NaOH sendiri memiliki fungsi untuk mempercepat penguraian H2O2 sehingga proses pemutihannya pun bisa lebih cepat dan hasilnya lebih optimum jika konsentrasinya semakin besar.



DAFTAR PUSTAKA







Pedoman Praktikum Tekonologi Persiapan Penyampurnaan, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung







http://borosh.blogspot.co.id/2014/02/proses-pemasakan-scouring-smktekstil.html (Sabtu, 7 Oktober 2017 Pukul 9.25 WIB)







https://www.slideshare.net/BeniKurniawan2/laporan-simultan-pada-kain-kapasby-benkur (Sabtu, 7 Oktober 2017 Pukul 10.01 WIB)







http://nadyalestari.blogspot.co.id/2011/10/proses-penghilangan-kanji-desizingpada.html (Sabtu, 7 Oktober 2017 Pukul 10.13 WIB)