Laporan Promkes Stunting [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A.



PENDAHULUAN



1. Latar Belakang Balita pendek atau stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, namun stunting baru terlihat setelah anak berusia 2 tahun. Balita pendek (stunting) dan sangat pendek (severely stunting) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (World Health Organization - Multicentre Growth Reference Study) 2006 nilai z-scorenya kurang dari -2SD (stunting) dan kurangdari -3SD (severely stunting) (Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010) (Trihono, 2015 dan MCA-Indonesia, 2016). Pada wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I, kejadian stunting banyak ditemukan di Desa Lebih (17%), yang merupakan lokus terjadinya stunting di kabupaten Gianyar. Desa Lebih memiliki tiga banjar, Banjar Lebih Duur Kaja, Banjar Kesian, dan Banjar Lebih Beten Kelod. Jumlah balita stunting di Banjar Lebih Duur Kaja sebanyak 30,34%, di Banjar Kesian sebanyak 41,07%, dan di Banjar Lebih Beten Kelod sebanyak 7,69%. Kabupaten Gianyar termasuk dalam program 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk intervensi stunting pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2018). Pada tahun 2016 di Provinsi Bali, prevalensi stunting sebesar 22,2%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2%, jika dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan tahun 2007 (36,8%) tidak menunjukkan penurunan/ perbaikan yang signifikan. Persentase tertinggi pada tahun 2013 adalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (51,7%), Sulawesi Barat (48,0%) dan Nusa Tenggara Barat (45,3%) sedangkan persentase terendah adalah Provinsi Kepulauan Riau (26,3%), DI Yogyakarta (27,2%) dan DKI Jakarta (27,5%). Menurut WHO, prevalensi balita pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya 20% atau lebih.



Global Nutrition Report tahun 2014



menunjukkan Indonesia termasuk dalam 17 negara, di antara 117 negara, yang



1



mempunyai tiga masalah gizi yaitu stunting, wasting dan overweight pada balita (Kemenkes RI, 2015). Kekurangan gizi pada awal kehidupan akan meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa, kemampuan kognitif berkurang, produktivitas pada usia dewasa menurun, risiko PTM (diabetes tipe II, stroke, penyakit jantung, dan lain-lain) pada usia dewasa meningkat, sehingga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. Berdasarkan hasil quick survey yang dilakukan di Banjar Kesian, Desa Lebih, didapatkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil dan ibu yang memiliki balita mengenai definisi, faktor risiko, gejala dan tanda, pengobatan, pencegahan, dan dampak stunting. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan para ibu hamil dan ibu yang memiliki balita di desa Lebih, tepatnya dibanjar Kesian, mengenai pencegahan stunting pada anak. Sehingga penulis berinisiatif untuk melakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan mengenai stunting kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita di Banjar Kesian, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar. Sasaran yang dipilih adalah ibu hamil dan ibu yang memiliki balita sebanyak 30 orang. Sasaran tersebut dipilih karena merupakan target yang tepat dalam pencegahan stunting, yang penting dilakukan dari masa kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan. Dari penyuluhan yang dilakukan, diharapkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan stunting akan meningkat sehingga dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas.



2. Rumusan Masalah Berdasarkan quick survey yang dilakukan terhadap 10 ibu yang memiliki balita di Banjar Kesian, Desa Lebih, didapatkan bahwa sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang terhadap definisi, faktor risiko, gejala dan tanda, pengobatan, pencegahan, dan dampak stunting.



2



3. Tujuan Meningkatkan pengetahuan peserta (ibu hamil dan ibu yang memiliki balita) di Banjar Kesian, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar mengenai definisi, faktor risiko, gejala dan tanda, pengobatan, pencegahan, dan dampak stunting.



4. Manfaat a. Bagi UPT Kesmas Hasil kegiatan ini diharapkan dapat membantu program promosi kesehatan di UPT Kesmas Gianyar I dalam aspek penyuluhan mengenai pencegahan stunting. b. Bagi Masyarakat Dapat meningkatkan pengetahuan tentang definisi, faktor risiko, gejala dan tanda, pengobatan, pencegahan, dan dampak stunting. c. Bagi Dokter Muda Melatih dalam membuat perencanaan kegiatan dan melaksanakan kegiatan tersebut serta melatih keterampilan berkomunikasi yang efektif melalui program promosi kesehatan.



3



B.



TINJAUAN PUSTAKA



1. Definisi Stunting Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (