Laporan Sediaan Infus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL “Formulasi sediaan infus dengan zat Aktif Metronidazol “



Disusun oleh : Kelompok 4 Nama Mahasiswa



Nim



Resa Saputra



F.19.042



Nurul Mirna Wati Laampi



F.19.036



Windi Andriani



F.19.057



Yesi Franadita



F.19.059



Sasnita



F.17.064



Santi Okviani



F.19.047



PROGRAM STUDI D-III FARMASI POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 1



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal untuk memenuhi tugas Praktikum teknologi sediaan steril. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh nilai mata kuliah Praktikum teknologi sediaan steril. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga jurnal ini dapat memberikan manfaat dan pengembangan wawasan bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya.



Kendari, 14 november 2020 Penulis



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 2



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………… DAFTAR ISI………………………………………..…………………… A. Pendahuluan...……………………………………………………….. B. Deskripsi umum zat aktif…………........……………………………. C. Definisi bentuk sediaan........................................................................ D. Alasan pemilihan bentuk sediaan......................................................... E. Pengembangan Formula....................................................................... 1. Master Formula............................................................................... 2. Rancangan formula......................................................................... 3. Modifikasi formula......................................................................... 4. Uraian bahan................................................................................... 5. Perhitungan bahan........................................................................... 6. Prosedur Kerja................................................................................. 7. Evaluasi Sediaan............................................................................. 8. Kemasan.......................................................................................... 9. Etiket................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA...............................................................................



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 3



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



A. PENDAHULUAN Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme. Sediaan parenteral merupakan jenis sediaan yang unik diantara bentuk sediaan obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disubtikan melalui kulit atau membrane mukosa ke bagian tubuh yang paling efisien, yaitu membrane kulit dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan0bahan toksik lain, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yag terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia atau mikro biologis (Pryiiambodo, B, 2007). Menurut Farmakope Indonesia Edisis IV, hal 10 larutan intravena volume besar adalah injeksi dosis tunggal intravena dan dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari 100 mL Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang dikemas dalam wadah 100mL atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kapiler ( Depkes RI 1995). Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 100 mL yang diberikan melalui Intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Ketika terjadi gangguan hemostatis, maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk pengembalian keseimbangan air dan elektrolit larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel ( Lukas, Syamsuni H.A. 2006 ). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka akan sangat bermanfaat praktikum tentang “ sediaan infus” Salah satu bahan zat aktif yang dapat digunakan sebagai sediaan infus adalah metronidazole.



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 4



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



Pemelihan bahan zat aktif metranidazole



INFUS



Karena metronidazole



diketahui dapat menjadi inaktif secara biologi jika dibuat menjadi lempengan padat (tablet). Konsentrasi maksimum metronidazol yang dapat terlarut dalam air (10 mg/ml) dan pada konsentrasi ini tidak ditemukan toksisistas pada kelinci dan sperma manusia, sehingga metronidazole cocok dibuat dalam sediaan cair (infus) agar mendapatkan konsentrasi yang maksimum (Turgut dan ozyazici, 2014). B. DESKRIPSI UMUM ZAT AKTIF 



Zat aktif : Metronidazol







Asal mula : pertama kali digunakan di perancis pada tahun 1960 obat ini termasuk dalam daftar obat asensial organisasi kesehatan dunia menjadikan obat ini sebagai salah satu obat paling aman dan efektf untuk sistem kesehatan







Nama



latin



:



Metronidazol,



metrotnidazol,



metronidazolas,



metronidazole,metronidazolum 



Nama resmi : METRONIDAZOLE



C. DEFENISI BENTUK SEDIAAN Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 100 mL yang diberikan melalui Intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Ketika terjadi gangguan hemostatis, maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk pengembalian keseimbangan air dan elektrolit larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel ( Lukas, Syamsuni H.A. 2006 ). Infus dapat berupa larutan atau emulsi,bebas pirogen, sedapat mungkin isotonis dengan darah, disuntinkan langsung ke dalam vena dalam volume yang relative besar. Infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel. Kecuali dinyatakan lain, infus intravena tidak boleh mengandung bakterisida atau dapar ( Lachman, 1993 )



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 5



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



D. ALASAN PEMELIHAN BENTUK SEDIAAN Metronidazole dapat rusak pada cairan lambung (Sweetman S. C., 2009). Sehingga dipilih sediaan infus, karena sediaan infus tidak melalui saluran pencernaan. Sediaan infus dapat diberikan dalam jumlah besar dan terus-menerus. Juga cocok sebagai pengobatan antibiotik pada operasi dengan resiko tinggi terhadap infeksi bakteri aerob (Mesulgen, 2016). Selain itu infus dapat bekerja dengan cepat sehingga cepat pula memberikan efek yang diinginkan (Syamsuni, 2005). E. PENGEMBANGAN FORMULA 1. Master Formula Adapun master formula dari sediaan infus kali ini adalah Metronidazole 500 mg Resep Metronidazole 500 mg NaCl 808 mg Natrium fosfat qs Aqua pro injeksi ad 100 % 2. Rancangan Formula a) Nama produk



: Mefusa



b) Jumlah produk



:1



c) Tanggal Formulasi : 12 november 2019 d) Tanggal produksi : 14 november 2020 e) No REG : DKL1900500149A1 f) No BATCH : 9121111



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 6



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



3. MODIFAKASI FORMULA Diproduksi :



Telah di periksa oleh :



Kode Produksi



Tanggal Produksi : Nama Bahan



Konsentrasi



No.Reg



No. Batch



Range



Kegunaan/



Penggunaan



Pustaka



Fungsi bahan



Metronidazol



5oo mg



250-500 mg



zat aktif



e



FI



Edisi



IV



Hal.960



NaCl



808 mg



0,1 % - 3 %



Pendapar



Martindale,28 hal 635



Natrium



Qs



fosfat Asam sitrat



0,005%



0,1 % - 0,2 Pengisotonis



Desy



%



geviany,2016



0,1 – 2,0 %



Antioksidan



HOPE Ed.VI Hal 181



Aqua



pro Ad 100 %



-



Pembawa



Lachaman,2008



injeksi



4. URAIAN BAHAN 1. Zat aktif Uraian farmakologi Nama Kelas farmakologi



:



Metronidazol



:



Antibiootik



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 7



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



Indikasi



:



INFUS



Pencegahan dan pengobataan infeksi anaerob dan infeksi ganda anaerobik, trinomomiasis, amubiasis, giardiasis, dan rambiasis



Mekanisme kerja



:



Dalam organisme atau bakteri gugus nitro direduksi oleh enzim dan membentuk zat – zat antara yang merintangi



sintesa



DNA



atau



merusak DNA, sehingga sintesa asam



nukleat



terganggu



(Gunawan.2012) Kontra indikasi



:



Penderita



hipersensitif



metronidazole



terhadap



lainnya,



trimester



pertama kehamilan (ISO vol. 40) Efek samping



:



Ringan dan berupa gangguan saluran cerna, muut kering dan rasa logam, punsing atau sakit kepala, rash kulit dan adakalanya leukopenia (Tjay & Raharja.2010)



Toksisitas



:



Metronidazole bersifat



dan



metabolitnya



mutagenik,



pemberian



kronik dosis besar menyebabkan tumor secara



genitasitas jelas



belum



dikaitkan



punah dengan



pemakaian obat pada manusia. Dosis dan pemberian



:



-



Untuk



amubiasis



3x750



mg/hari selama 5-10 hari -



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Untuk trikomuniasis 3x250



Page 8



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



mg/hari selama 7-10 hari -



Untuk mg/hari



giardiasis selama



3x250 5



hari



Terapioral(Gunawan.2012) Interaksi obat



:



Dikonsumsi dengan simvastatin akan menimbukan interaksi pada fase metabolisme,



metronidazole



akan



mempengaruhi enzin, disuatu enzim (YP3A4)



efek



simvastatin



menningkat Farmakokinetik



:



Absorbs berlansung dengan baik sesudah pemberian oral. Obat ini diekskresi melalui urin dalam bentuk kisaran 8-10 jam (Gunawan.2012)



Uraian



sifat



fisika-kimia



bahan aktif Nama resmi



:



Metrinidazole



Nama lain



:



Metronidasol



RM



:



C6H9N303



BM



:



210



Pemerian



:



Warna : putih/kuning gading



Rasa



:



Pahit dan agak asin



Bau



:



Bau lemah



Bentuk



:



Serbuk hablur



Kelarutan



:



Dalam Air : larut dalam 100 bagian



Dalam pelarut lain



:



Larut dalam 200 bagian etanol (95%)P dan dalam 250 bagian kloroform P, sukar larut dalam eter P.



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 9



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



pKa dan Ph larutan



:



PKa : 2,83



pH : 4,7 – 7,0



Titik lebur



:



159o – 162o



Polimorfisme



:



Tablet, infus, supus



Stabilitas suhu



:



15-20o C



Suhu



:



Terlindung dari cahaya



PH



:



5-7



Air



:



-



Informasi tambahan Uraian stabilitas



B. Zat tambahan 1. Asam Sitrat (FI Ed. III hal. 50 & Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition hal. 181-183) Nama resmi Nama lain Kelas fungsional Konsentrasi RM BM Pemerian



Kelarutan



: : : : : : :



ACIDUM CITRICUM asam sitrat, sitric acid monohidrat Antioksidant 2,0 % C6H8O7 210,14 warna : tidak berwarna atau putih rasa



: sangat asam



bau



: tidak berbau



bentu : serbuk : Dalam air : larut dalam 1 bagian air Dalam pelarut lain : larut dalam 1,5 bagian etanol (95 %) P, sukar larut dalam eter P



PKa & ph larutan Titik lebur Stabilitas



pka : 3,128 at 25oc pka : 4,761 pka : 6,396 : pH : 3 : 100oC : asam sitrat monohidrat kehilangan air (menguap) didalam udara dipanaskan



sekitar



40oC.



kering/ketika asam



sitrat



monohidrat sedikit meleleh dalam udara



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 10



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



lembab, melarutkan asam sitrat yang encer: asam sitrat inkom dengan potassium tatrat, alkali, tanah karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfida. Talk kompatibel termasuk zat Inkompatibilitas



pengoksi dan : dengan kalium tartrat, alkali dan karbonat alkali tanah dan bikarbonat, asetat dan sulfat. Tidak cocok dengan agen pengoksidsi basa,



Penanganan



pereduksi, nitrat. : dianjurkan untuk memakai pelindung mata dan sarung tangan, masker debu harus



Toksisitas



dipakai : kontak



Penyimpanan



menyebabkan kerusakan serius : wadah tertutup rapat



langsung



dengan



mata



bisa



2. Aqua Pro Injeksi (FI Ed. III hal. 97 & Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition hal. 766-770) Nama resmi Nama lain



: AQUA PRO INJECTION : aqua, hidrogen oksida, sterile water for



Kelas fungsional Konsentrasi RM BM Pemerian



: : : : :



Kelarutan PKa & ph larutan Titik lebur Stabilitas Inkompatibilitas



injection, air untuk injeksi pelarut isolvent 100 % H2O 18,02 warna : tidak berwarna rasa



: tidak berasa



bau



: tidak berbau



bentuk : larutan : Dalam air, dalam pelarut lain larut pada : : : :



pelarut polar pH 5,0-7,0 0oC air steril secara kimia dalam semua keadaan dalam formula farmasetika air dapat bereakasi dengan obat dan eksipien yang



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 11



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



rentan



terhadap



INFUS



hidrolisis



(penguraian)



dengan adanya air (uap air) pada suhu lingkungan. Air dapt bereaksi cepat dengan logam alkali seperti kalium oksida dan magnesium oksida. Air juga dapat bereaksi dengan garam anhidrat membentuk hidrat : perhatikan tindakan pencegahan yang sesuai



Penanganan



dengan keadaan dan jumlah bahan yang ditangani : air bersifat sedikit toksik jika ditujukan pada



Toksisitas



hewan coba daripada larutan garam seperti larutan ringer. Konsumsi air yang berlebih dapat



menyebabkan



toksisitas



dengan



terganggunya keseimbangan elektrolit : disimpan dalam wadah tertutup kedap. Jika



Penyimpanan



disimpan dalam wadah bertutup kapas berlemak harus digunakan dalam waktu 3 hari setelah pembuatan. Disimpan dalam wadah dosis tunggal, lebih disukai wadah kaca tipe I atau tipe II, tidak lebih dari ukuran 1000 ml 3. Natrium Fosfat Nama resmi Nama lain Kelas fungsional Konsentrasi RM Rumus Struktur



: : : : : :



NATRII PHOSPATE Disodium hydrogen phosphate Buffering agent Na2HPO4



BM Pemerian



: 141,96 : Warna Rasa



: Putih / hampir putih : Tidak berasa



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 12



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



Bau



INFUS



: Tidak berbau



Kelarutan



Bentuk : Serbuk : Dalam air : Sangat larut dalam airDalam pelarut



PKa & ph larutan Titik lebur Stabilitas



ini : praktis tidak larut dalam etanol 95% P : 9,1 : : Digunakan sebagai zat peyangga atau asam penyerap tidak boleh dibiarkan bersama dengan garam aluminium, kalsium karena mengikat fosfat dan dapat mengganggu penyerapan di gastrointestinal stabil dan dapat disterilkan di



Inkompatibilitas



autoklaf : Natrium basic phospat tidak kompatibel dengan alkaloid, anti aspirin klorhidrat, timbal asetat pirogangliol,resorsinol dan kalsium glukonat dan ciprofloksasin interaksi antara kalsium dan



Penanganan



fosfat yang tidak larut : dapat menyebabkan iritasi pada kulit mata selaput lendir perlindungan mata dan sarung



Toksisitas Penyimpanan



tangan : : Wadah kedap udara, disimpan ditempat yang sejuk dan kering



4.NaCl Nama resmi Nama lain Kelas fungsional Konsentrasi RM Rumus Struktur



: : : : : :



NATRII CHLORIDUM Natrium klorida Agen tonisitas NaCl



BM Pemerian



: 58,44 : Warna



: Putih



Rasa



: Asin



Bau



: Tidak berbau



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 13



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



Kelarutan



INFUS



Bentuk : Serbuk : Dalam air : 2,8 bagian air, 2,7 air mendidih Dalam pelarut lain : kurang lebih 10 bagian



PKa & ph larutan Titik lebur Informasi Lain



gliserol p, sukar larut dalam etanol 95% p : 6,7 – 7,3 : 80oC : NaCl adalah garam terpenting dalam tubuh untuk menjaga tegangan osmotic darah dan



Stabilitas



jaringan : Larutan NaCl bersifat stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan partikel kaca pada tipe wadah gelas tertentu, larutan NaCl dapat disterilkan dengan autoklaf/filtrasi.



Bahan



padat stabil dan harus disimpan pada wadah Inkompatibilitas



tertutup rapat ditempat sejuk dan kering. : Larutan NaCl korosif terhadap besi juga bereaksi untuk membentuk Kristal dan garam perak, timbale dan merkuri. Oksidator kuat membebaskan



Penanganan



dari



larutan



NaCl



yang



diasamkan : Diperhatikan tindakan pencegahan yang sesuai dengan jumlah material yang ditangani. Jika dipanaskan pada suhu tinggi dapat berubah



Toksisitas Saran penyimpanan



menjadi uap yang mengiritasi mata : 0,5 – 1g/kBB NaCl pada dewasa : Wadah tertutup rapat disimpan ditempat yang sejuk dan kering (Rowe,2006)



5. Perhitungan batch trial, produksi, dan perhitungan lain Setiap 100 mL mengandung metronidazole 500 mg Untuk 100 botol : metronidazole = 500 mg x 100 = 50.000 mg = 50 g Perhitungan tonisitas :



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 14



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



B=



INFUS



0,9 x V (W x E) 100



= 0,009 x 100 – (0,5 x 0,1836) = 0,9 – 0,0915 = 0,808 g NaCl yang ditimbang = 808 mg NaCl/100ml Cara ekivalensi NaCl (Syamsuni, 2007) Asam sitrat



=



0,005 x 100 ml 100



= 0,005 g = 5 mg 6. proses produksi A. Penyiapan alat dan bahan 1. Disterilkan alat gelas yang tidak mempunyai skala (botol infus, batang pengaduk dan corong) dalam oven pada suhu 150 – 170 °C selama ± 1-2 jam 2. Disterilkan alat gelas yang mempunyai skala (labu tentukur dan erlenmeyer) dalam autoklaf pada suhu 121,5 selama ± 15 menit dan alat – alat karet (penutup botol infus) dibebas sulfurkan dengan Na2CO3 yang dipanaskan selama 15 menit kemudian dibilas dengan API 3. Tunggu sampai proses sterilisasi berakhir 4. Keluarkan alat yang telah di sterilkan B. Pembuatan sediaan 5. Timbang bahan secara aseptik sesuai dengan perhitungan 6. Aktifkan norit pada oven dengan suhu 120OC selama 15 menit 7. Masing-masing bahan dilarutkan dengan aqua pro injeksi secukupnya 8. Bahan yang sudah larut dicampurkan kedalam erlenmeyer 250 mL diaduk hingga homogen 9. Campuran dipindahkan kelabu takar 100 mL menggunakan corong 10. Ad aqua pro injeksi 100 ml tambahkan norit, diaduk



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 15



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



11. Disaring hingga jernih 12. Masukkan dalam wadah 13. Beri Etiket



7. EVALUASI SEDIAAN a) Uji organoleptik Pengujian infus metronidazol meliputi bau dan warna sediaan , selain itu, juga diperiksa kelengkapan etiket, brosur dan penandaan pada kemasan. b) Uji pH Uji pH dilakukan dengan menggunakan ph meter atau kertas Indikator universal. c) Uji kejernihan larutan `pemeriksaan biasanya dilakukan secara visual biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dan luaran bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan belatar belakang hitam dan putih, dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang bebas dari mata.



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 16



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



8. KEMASAN



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 17



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



9. ETIKET Infus Metronidazol STERIL



100 ml UNTUK PEMAKAIAN INTRAVENA



Setiap 100 mengandung : Metronidazol



500 mg



NaCl



808 mg



Natrium Fosfat



Q.S



Asam Sitrat



0,005 %



Aqua Pro Injeksi



ad 100 %



Simpan pada suhu kamar ruang ( 25°C - 30°C ) Diproduksi oleh PT BINHUS FARMA kendari – Indonesia No. Batch : 9121111 Tanggal Produksi : 12 november 2019 JANGAN DIGUNAKAN BILA RUSAK LARUTAN KERUH ATAU BERISI PARTIKEL



Harus dengan resep dokter



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 18



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL



INFUS



Daftar Pustaka Ansel, H. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Jakarta. Fatmawaty dkk. (2012). Teknologi Sediaan Farmasi. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. Makassar Gunawan. (2012). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Jakarta Lachman dkk. (2008). Teori Dan Praktek Farmasi Industri.. UI Press. Jakarta Lukas. (2011). Farmasi Steril. Cv. Andi Ofset. Yogyakarta Mesulgen. (2016). Direction for Use: Metronidazole B. Brown 5 mg/ml solution infusion. Melsungen. Germany Rowe, R. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacits Association, Washington Dc. Sweetman



S C,. (2009). Martindale Pharmaceutical Press. London



The



Complete



Drug



Reference.



Syamsuni. (2005). Ilmu Resep. Penertbi Buku Kedokteran. Jakarta Turgut



dan Ozyazici. (2004). Bioavaibility File; Metronidazole. FABAD J. Pharm Science 29 (39-49). Faculty of Pharmacy Departement of Pharmaceutical Technology. Turkiye



Tjay dan Rahardja. (2007). Obat-Obat Penting. Gramedia, Jakarta.



POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI 2020



Page 19