Laporan Study Tour - Regina NR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN STUDY TOUR KE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA



Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Kenaikan Kelas Tahun Pelajaran 2019/ 2020



Disusun oleh : Kelompok Ki Hajar Dewantara : 1. Eva Ariyanti 2. Fanaya Putri Kusmana 3. Regina Nurdwi Rachmatiana 4. Irwan Hernawan 5. Agung Prasetio



SMP NEGERI 2 RANCAH KABUPATEN CIAMIS 2019/ 2020



HALAMAN PENGESAHAN



Laporan kegiatan study tour ke Daerah Istimewa Yogyakarta telah disetujui dan disahkan pada : Hari



:



Tanggal



:



Mengesahkan Kepala SMP Negeri 2 Rancah



Menyetujui Wali Kelas VIII A



Drs. Nanang Sofyan Haddy, M.Pd



Oyah Rokayah, S.Pd



NIP. 196207121983051013



NIP. 196308181987032004



ii



KATA PENGANTAR



Dengan ini penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis akhirnya dapat meyelesaikan laporan kegiatan study tour ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan kegiatan study tour ke Daerah Istimewa Yogyakarta ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan kenaikan kelas. Terwujud dan selesainya laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Nanang Sofyan Haddy, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 2 Rancah yang telah memberikan izin untuk mengikuti kegiatan study tour ke Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Ibu Oyah Rokayah, S.Pd, selaku Wali Kelas VIII A SMP Negeri 2 Rancah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan telaten dan sabar membimbing, memberikan petunjuk kepada penulis dalam mengumpulkan data atau materi penyusunan laporan ini. 3. Bapak dan ibu Guru SMP Negeri 2 Rancah yang dengan sabar membimbing serta memberikan masukan dan mengarahkan kepada penulis dalam penyusunan laporan. 4. Semua pihak yang telah memberikan motivasinya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna karena memang baru dalam taraf belajar. Oleh karena itu, penulis mohon masukan ataupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan kelengkapan laporan ini. Rancah,



Januari 2020



Penulis



iii



DAFTAR ISI



Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................



ii



KATA PENGANTAR ....................................................................................



iii



DAFTAR ISI ..................................................................................................



iv



DAFTAR GAMBAR .....................................................................................



v



BAB I.



PENDAHULUAN .........................................................................



1



1.1 Latar Belakang ..........................................................................



1



1.2 Tujuan ......................................................................................



2



1.3 Jenis Kegiatan ..........................................................................



2



1.4 Waktu dan Tempat Kegiatan ....................................................



2



1.5 Peserta Kegiatan .......................................................................



2



1.6 Biaya Kegiatan .........................................................................



2



BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................



3



2.1 Objek Kegiatan .........................................................................



3



1. Candi Borobudur ................................................................



3



2. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala .....................



6



3. Sindu Kusuma Edupark (SKE) ...........................................



8



4. Malioboro ........................................................................... 10 BAB III. PENUTUP ..................................................................................... 12 3.1 Kesimpulan .............................................................................. 12 3.2 Saran .......................................................................................... 12



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iv



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1



Halaman Candi Borobudur ..................................................................... 3



Gambar 2.2



Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala .......................



6



Gambar 2.3



Sindu Kusuma Edupark (SKE) ...............................................



8



Gambar 2.4



Malioboro ................................................................................ 10



v



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten yang terbagi lagi menjadi 78 kapanewon/ kemantren dan 438 kalurahan/kelurahan. Menurut sensus penduduk Tahun 2019 memiliki populasi 3.842.932 jiwa. Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional dan internasional terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Study



tour



merupakan



kegiatan



yang



rutin



dilaksanakan



oleh



SMP Negeri 2 Rancah, khususnya untuk siswa kelas VIII. Kegiatan tersebut secara khusus dimaksudkan untuk membuka wawasan siswa tentang pengetahuan di luar sekolah. Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi tujuan karena mempunyai sejarah penting, pelestarian budaya serta mempunyai destinasi wisata yang menakjubkan. Dalam



kegiatan



tersebut



seluruh



siswa



diwajibkan



membuat



laporan



perjalanan study tour yang menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sebagai pertanggung jawaban dan sebagai media pembelajaran.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



1.2 Tujuan Kegiatan Adapun tujuan kegiatan study tour ini adalah sebagai berikut : 1.



Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan secara umum dan luas mengenai Daerah Istimewa Yogyakarta.



2.



Untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung dengan sumber ajar.



3.



Untuk mengetahui beberapa tempat destinasi wisata Daerah Istimewa Yogyakarta.



4.



Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.



1.3 Jenis Kegiatan Kegiatan study tour ke Daerah Istimewa Yogyakarta.



1.4 Waktu dan Tempat Kegiatan Kegiatan study tour dilaksanakan pada tanggal 8-9 Januari 2020, dimana tempat yang dikunjungi antara lain Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang Jawa Tengah serta Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dan Sindu Kusuma Edupark (SKE) yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta.



1.5 Peserta Kegiatan Kegiatan



study



tour



ini



diikuti



oleh



seluruh



siswa



kelas



VIII



beserta wali kelas dan guru SMP Negeri 2 Rancah.



1.6 Biaya Kegiatan Biaya kegiatan study tour ini sebesar Rp. 550.000 sudah termasuk transportasi, makan dan tiket masuk wisata.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Objek Kegiatan Objek kegiatan study tour adalah sebagai berikut : 1. Candi Borobudur



Gambar 2.1 Candi Borobudur : www.borobudurpark.com a. Lokasi Candi Borobudur Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi dengan ketinggian 265 dpl. b. Sejarah Candi Borobudur Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123 meter (15.129 m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama sampai lanyai enam memiliki bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke sepuluh berbentuk bulat. Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga disebut dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada ketinggian 235 meter diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut. Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata "Kawulani Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum jam.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



c. Bentuk bangunan Candi Borobudur o Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter serta tinggi 35,40 meter. o Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan teras berdenah lingkaran. o Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. o Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas. o Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina. o Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu) d. Nama Candi Borobudur Mengenai penamaannya juga terdapat beberapa pendapat diantaranya: o



Raffles: Budur yang kuno (Boro: kuno, budur: nama tempat) Sang Budha yang agung (Boro: agung, budur: Buddha) Budha yang banyak (Boro: banyak, budur: Buddha)



o



Moens: Kota para penjunjung tinggi Sang Budha



o



Casparis: Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara, berdasarkan kutipan dari prasasti Sri Kahulunan 842 M yang artinya bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh tingkatan Bodhisattva.



o



Poerbatjaraka: Biara di Budur (Budur: nama tempat/desa)



o



Soekmono dan Stutertheim: Bara dan budur berarti biara di atas bukit Menurut Soekmono fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama Budha aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



2. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala



Gambar 2.2 Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala https://tni-au.mil.id/ a. Pengertian Museum Dirgantara Mandala Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas oleh TNI Angkatan Udara untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan



TNI



AU,



bermarkas



di



kompleks



Pangkalan



Udara



Adi Sutjipto, Yogyakarta. b. Sejarah Museum Dirgantara Mandala Museum Perjuangan TNI AU adalah cikal bakal dari Museum Dirgantara Mandala yang pertama kalinya diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin pada tanggal 4 April 1969 di Markas Komando Udara V Tanah Abang Bukit Jakarta. Perpindahan museum dari Jakarta menuju Yogyakarta didasarkan pada faktor sejarah perjuangan Kota Yogyakarta pada periode 1945-1949 sebagai pusat latihan bagi Taruna Akademi Udara. Museum Dirgantata Mandala adalah gabungan dari Museum Perjuangan TNI AU dengan Museum Ksatrian yang sudah ada di Yogyakarta. Peresmian kedua museum ini dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU. Perpindahan museum dari Jakarta ke Yogyakarta masih menyisakan permasalahan tempat untuk menyimpan koleksi Alusista yang ada,



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



maka Museum Dirgantara Mandala berpindah untuk ketiga kalinya yaitu di gudang bekas pabrik gula di Wonocatur di kawasan Landasan Udara Adisutjipto. Gedung museum baru itu kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 oleh Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Sukardi. c. Maksud dan tujuan dibangunnya Museum Dirgantara Mandala Maksud dibangunnya monumen ini adalah untuk mengenang dan memperingati peristiwa jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA akibat serangan dua pesawat pemburu Kitty Hawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947. Dalam peristiwa ini tiga tokoh perintis TNI AU gugur, diantaranya Marsda TNI (Anumerta) Agustinus Adisutjipto, Marsda TNI (Anumerta) Prof.Dr.Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udara I (Anumerta) Adisumarmo Wiryokusumo. Tujuan didirikan Museum Dirgantara Mandala adalah semua kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan perkembangan TNI-AU serta pengorbanan para pendahulu, pejuang dan pahlawan udara membina dan merintis angkatan udara RI / TNI khususnya mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan negra dan bangsa indonesia perlu dilestarikan serta dalam rangka mewarisi nilai-nilai 1945 yakni, pengabdian dan pendokumentasian tersebut perlu direalisasikan dalam bentuk visualisasi bukti sejarah agar dapat diterima, dihayati dan diamalkan oleh generasi penerus. d. Pengelola Museum Dirgantara Mandala Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala (Muspusdirla) merupakan staf pelaksana teknis dari Sub Dinas Pembinaan Mental (Subdisbintal) yang berada di bawah Dinas Perawatan Personel TNI Angkatan Udara (Diswatpersau). Diswatpersau sendiri merupakan pelaksanan organisasi TNI AU dalam hal penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan pengendalian pembinaan perawatan personel yang meliputi pembinaan pelayanan personel, pembinaan mental personel, pembinaan kesejahteraan dan pembinaan moril, pembinaan museum TNI AU, dan pembinaan kemiliteran dan musik. Subdisbintal merupakan staf pelakasana Diswatpersau yang bertugas menyelenggarakan pembinaan mental anggota TNI AU dan keluarganya, serta pembinaan Museum TNI AU.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



3. Sindu Kusuma Edupark (SKE)



Gambar 2.3 Sindu Kusuma Edupark (SKE) www.kusuma-edupark.com Berlokasi di Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman taman bermain yang berdiri sejak tahun 2014 ini sudah memiliki 16 wahana bermain. Uniknya, nama-nama wahana bermain tersebut hampir semuanya diberi nama yang tidak biasa. Kalau biasanya mengenal wahana bermain ‘bianglala,’ di SKE, namanya adalah ‘cakra manggilingan’. Lalu ada ‘montor tumbur’ untuk permainan yang biasa dikenal dengan ‘bom-bom car’ dan ‘panggon lunjak’ untuk area bermain dengan trampolin. Nama-nama tersebut diambil dari bahasa Jawa. Itulah yang menjadi ciri khas SKE, yakni menggunakan unsur budaya Jawa dalam berbagai hal seperti memberi nama wahana bermain, juga menempatkan replika mini Candi Borobudur dan Prambanan di area taman bermain. Selama menikmati berbagai wahana yang ada ataupun berfoto di spot-spot menarik yang bisa di temukan, tidak perlu khawatir akan kehausan dan kelaparan. Ada kios-kios penjual makanan dan minuman yang bisa di coba sembari beristirahat menikmati suasana taman bermain. Mencapai Sindu Kusuma Edupark dari pusat kota kita akan lebih mudah menuju SKE dengan kendaraan pribadi maupun bus pariwisata. Dari Tugu Jogja kira-kira 2,8 kilometer, bisa menuju Jl. Magelang kemudian memasuki daerah Jl. Jambon untuk sampai ke SKE.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



a. Fasilitas Sindu Kusuma Edupark Pengelola Sindu Kusuma Edupark sudah mempersiapkan fasilitas yang cukup lengkap di sindukusuma edupark. mulai dari toilet yang bersih dan nyaman. Mushola untuk beribadah para pengunjung muslim. Warung-warung makan dan kuliner. Bahkan fasilitas kesehatan pun telah tersedia disini, paramedis berjaga nonstop dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam. Pembayaran wahana dan loket pun sudah di buat sangat modern. Hampir sama dengan Trans Studio di Bandung, Sindu Kusuma Eduoark menggunakan sistem saldo, jadi kita akan mengisi saldo di awal untuk masuk dan untuk membayar wahana di dalam lokasi. Jika saldo sisa bisa di tukar langsung di loket penukaran saldo di pintu keluar, Tiket masuk ke Sindu Kusuma Edupark terbilang sangat terjangkau sekitar Rp 15.000 per orang dan biaya masuk setiap wahana berbeda-beda. tetapi yang paling mahal, ramai dan antri adalah bianglala. b. Wahana Sindu Kusuma Edupark Wahana di Sindu Kusuma Edupark terbilang cukup komplit. Bahkan sampai saat ini pun pihak pengelola masih menambah jumlah wahana permainan, yang paling menarik di Sindu Kusuma Edupark adalah bianglala raksasa dengan menaiki bianglala raksasa ini kita bisa melihat Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Selain bianglala raksasa yang menjadi idola, masih banyak lagi wahana-wahana lain yang juga menarik, misalnya bumper car, kereta mini, rotary cupcake, mobil listrik, kursi terbang, segway atau semacam scooter. Tapi ingat sebelum bermain cek dulu saldo di kartu saldo, cara cek saldonya adalah dengan cara menempelkan di mesin pengecek yang tersedia di setiap sudut Sindu Kusuma Edupark. Ada beberapa lagi wahana yang baru dipersiapkan dan msaih dalam tahap pembangunan antara lain, zona dinosaurus, studio cinema 7 dimensi, dan area outbond.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



4. Malioboro



Gambar 2.4 Jalan Maliboro https://pariwisata.jogjakota.go.id/ a. Lokasi Malioboro Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta. b. Nama Malioboro Nama Malioboro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Yogyakarta. c. Malioboro Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal. Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati. Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Dalam kegiatan study tour ini kita dapat mengambil banyak sekali manfaat yang kita butuhkan, contohnya dapat menambah pengalaman dan mendapat wawasan, mengenal sejarah, pembelajaran yang kita butuhkan dan dalam kegiatan ini kita bisa mendapat inspirasi dan dapat menikmati keindahan pemandangan nusantara yang begitu beragam. Penulis dapat menikmati keindahan Candi Borobudur, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Taman Sindu Kusuma Edu Park (SKE) dan Malioboro untuk berbelanja oleh-oleh khas Yogyakarta. Dari tempat bersejarah tersebut juga merupakan salah satu sarana pendidikan luar sekolah yang didalamnya terdapat perpaduan antara pengetahuan dan unsur hiburan.



3.2 Saran Adabeberapa saran yang perlu diperhatikan diantaranya : 1. Jika kita ingin memasuki kawasan wisata di Yogyakarta atau kota besar sebaiknya kita berkelompok jangan berpisah 2. Jika ingin pergi wisata ke Yogyakarta atau kota besar sebaiknya siswa siswi diwajibkan menabung. 3. Jika takut mencoba wahana/ permainan yang menantang dan sebaiknya jangan mencobanya jika kita takut atau phobia dengan wahana tertentu. 4. Jangan membeli barang yang tidak bermanfaat, pandai-pandailah dalam menawar barang agar dapat harga yang sesuai dengan kualitas.



Laporan study tour –Kelompok Ki Hajar Dewantara



DAFTAR PUSTAKA



https://id.wikipedia.org www.borobudurpark.com https://tni-au.mil.id www.kusuma-edupark.com https://pariwisata.jogjakota.go.id/



LAMPIRAN



Dokumentasi kegiatan study tour ke Yogyakarta



Dokumentasi kegiatan study tour ke Yogyakarta



Dokumentasi kegiatan study tour ke Yogyakarta