Laporan TPDT Migrasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Teknlogi Pengemasan Distribusi dan Transportasi



Hari/Tanggal : Jumat/29 Desember 2017 Dosen : Dr. Indah Yuliasih, STP,M.Si Asisten : 1. Andi Roza Rahadian (F351170181) 2. Alfian Syayid A (F34140065)



MIGRASI



Dwi yanti F34160045



DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017



PENDAHULUAN Latar Belakang Kemasan pada pangan memiliki fungsi yaitu untuk melindungi makanan dari kontaminasi yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Bahan pengemas dapat mengandung senyawa berbahaya seperti logam berat timbal yang dapat mencemari makanan, dan dikonsumsi oleh manusia. Bahan kemasan pangan agar aman digunakan haruslah memiliki kriteria sehingga dapat berfungsi dengan baik, salah satunya adalah tidak meracuni bahan pangan. Kemasan yang dapat mencemari pangan adalah kemasan yang kontak langsung dengan pangan yaitu kemasan primer. Plastik adalah kemasan primer yang sering digunakan. Plastik sebagai wadah bahan pangan yang sudah biasa digunakan. Akan tetapi sebaiknya tidak sembarangan memilih plastik sebagai wadah bahan pangan. Jika tidak berhati-hati, materi yang digunakan plastik akan berdampak buruk dan berbahaya bagi kesehatan. Plastik terdiri dari berbagai bahan kimia (monomer). Dalam kondisi tertentu, kontak antara plastik dengan makanan dapat menyebabkan terjadinya perpindahan bahan-bahan kimia dari wadah ke makanan yang disebut Migrasi. Migrasi (perpindahan) bahan kimia terjadi karena pengaruh suhu makanan, penyimpanan atau proses pengolahannya. Bahaya migrasi dari komponen yang ditimbulkan dari kemasan pangan plastik antara lain berasal dari hasil residu monomer vinil klorida yang bersifat karsinogenik, logam berat sebagai stabilisator panas yang bersifat toksik seperti kadmium dan timbal, dioktilftalat sebagai plasticizer bersifat endocrin disruptor dan di (2-etilheksil) ftalat juga sebagai plasticizer bersifat karsinogenik grup 2B menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), monomer stiren bersifat karsinogenik grup 2B dan akrilonitril yang merupakan unit penyusun polistiren atau stiren akrilonitril bersifat karsinogenik grup 2A serta formaldehid yang merupakan produk degradasi melamin-formaldehid bersifat toksik dan karsinogenik grup 1 yang dapat menyebabkan kanker pada manusia.



Tujuan Praktikum ini bertujuan mengukur migrasi total dari berbagai bahan kemasan plastik ke dalam simulan pangan. Simulan pangan diperlukan dalam uji migrasi, karena kandungan riil yang sangat komplek. Simlan pangan merupakan larutan sederhana yang digunakan untuk menstimulasikan pangan rill sehingga memudahkan dalam perhitungan jumlah migrasi.



METODOLOGI Alat dan Bahan Bahan yang digunakan untuk praktikum bahan kemasan plastik yang terdiri dari PET, PC, HDPE, LDPE, alumunium foil, parafilm dan kaat stainless steel dengan diameter 1mm. Sedangkan alat yang digunakan adalah oven, hotplate neraca analitik, gunting, jangka sorong, mikrometer sekrup, mistar, lap flanel bebas debu, tang, pinset, dan spidol. Selain itu diperlukan cawan dan peralatan gelas seperti gelas ukur 100ml, erlenmeyer 150ml, gelas piala 250ml atau jar gelas 250ml.



Metode Pengukuran ketebalan dan volume sampel plastik Start



Plastik, Jangka sorong, mikrometer sekrup, mistar, guntuing



Plastik dipotong berukuran 10x10 cm



Ketebalan diukur dengan mikrometer sekrup dengan resolusi kurang lebih 0.005 mm di 5 lokasi yang berbeda



Volume plastik dihitung



End



Pembuatan simulan pangan Start



Air destilata, 15% etanol, 3% asam asetat, 95% etanol, isooktan atau heptan



Air destilata disiapkan, dimasukkan15 % etanol, 3 % asam asetat, dan 95 % etanol ke dalam air destilata



End



Pembuatan spesimen Start



Plastik, timbangan, gunting, mistar



Plastik dipotong dengan ukuran 10 x 10 kurang lebih 0,05 cm



Dilap dengan flanel bebas debu dan kemudian ditimbang



Sampel dipotong berukuran 2,5 x 5 cm



End



Uji Migrasi Start



Plastik, kain lap, gelas piala/jar, 100 ml simulan, kawat, aluminium foil, parafilm



Spesimen dibersihkan dengan lap



Spesimen dimasukkan ke dalam gelas piala/ jar



Kawat dibersihkan dengan simulan



Gelas ditutup dengan aluminium foil dan direkatkan dengan parafilm



Blanko dibuat untuk masing-masing Food simulant



Uji migrasi dengan waktu 240/40, 24/50, 24/40 waktu/jam/temperatur



End



Perhitungan Total Migrasi Start



Simulan pangan, cawan



Simulan pangan ditang keadaan cawan dan diuapkan



Sampel dibilas dengan 10 ml simulan dan dituang ke dalam cawan



Saat seluruh simulan hampir menguap, cawan diletakkan ke dalam oven pada suhu 105°C selama 2 jam dan ditimbang



Cawan dipanaskan dalam oven sampai massanya sama



M = 100 (Ma – Mb) S



End



HASIL DAN PEMBAHASAN



Hasil Pembahasan [Terlampir] Pembahasan Migrasi adalah proses pemindahan dua arah yang akan terus berlangsung hingga potensi kimia dari pangan sama dengan potensi kimia yang terdapat pada kemasan (Crosby 1981). Migrasi merupakan salah satu mekanisme yang digunakan untuk menjelaskan interaksi antara kemasan dengan produk terkemas. Walaupun migrasi dapat berasal dari bahan pangan ke dalam kemasan, yang lebih dikhawatirkan adalah migrasi dari bahan kemasan ke dalam pangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses migrasi, antara lain jenis dan konsentrasi bahan kimia yang terkandung dalam kemasan, sifat alamiah pangan atau pilihan larutan simulan pangan disertai kondisi saat terjadi kontak suhu dan lama kontak, ketebalan kemasan, dan sifat intrinsik bahan kemasan inert atau tidak (Budiawan 2004). Potensi migrasi meningkat seiring dengan meningkatnya lama kontak, suhu kontak, dan luas permukaan kontak, semakin tinggi konsentrasi komponen aditif dalam bahan kemasan, dan adanya bahan pangan yang agresif. Potensi migrasi menurun bila bahan kemasan berbobot molekul tinggi, kontak antara pangan dan kemasan tidak langsung atau kering, daya difusi bahan kemasan rendah (inert), dan adanya lapisan pembatas yang inert (Barnes et al 2007). Kemasan yang mudah bermigrasi adalah kemasan berbahan plastik karena plastik terdiri dari monomer-monomer. Migrasi monomer maupun zat-zat pembantu polimerisasi, dalam kadar tertentu dapat larut ke dalam makanan padat atau cair berminyak maupun cairan tak berminyak. Semakin panas makanan yang dikemas, semakin tinggi peluang terjadinya migrasi. Polimer atau plastik ketika digunakan sebagai pengemas makanan pada suhu tinggi mengakibatkan lemak bahan kimia monomer dapat bermigrasi ke dalam makanan dan beresiko bagi kesehatan, apabila terakumulasi di dalam tubuh dalam jumlah besar membahayakan kesehatan konsumen (Irawan dan Supeni 2013). Standar acuan yang digunakan dalam menentukan ambang batas toleransi migrasi yang diperbolehkan, berpedoman pada peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No. HK 03.1.23.07.11.6664 tahun 2011. Peraturan ini berisi tentang batas toleransi migrasi dari produk polimer yang kontak langsung dengan makanan yang dikonsumsi manusia. Untuk bahan kontak pangan yang diijinkan sebagai kemasan makanan, dalam hal ini plastik lapis tunggal (monolayer), migrasi spesifik untuk semua jenis plastik, total logam berat, timbal (Pb), kadmium (Cd), kromium VI (Cr VI), merkuri (Hg) dengan pelarut asam asetat 4%, 95°C, 30 menit dengan batas maksimal 1 bpj (total).



PENUTUP Simpulan Kemasan pada pangan memiliki fungsi yaitu untuk melindungi makanan dari kontaminasi yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Bahan pengemas dapat mengandung senyawa berbahaya seperti logam berat timbal yang dapat mencemari makanan yang merupakan pengertian dari migrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses migrasi, antara lain jenis dan konsentrasi bahan kimia yang terkandung dalam kemasan, sifat alamiah pangan atau pilihan larutan simulan pangan disertai kondisi saat terjadi kontak suhu dan lama kontak, ketebalan kemasan, dan sifat intrinsik bahan kemasan inert atau tidak. Kemasan yang mudah bermigrasi adalah kemasan berbahan plastik karena plastik terdiri dari monomer-monomer.



Saran Saran untuk jalannya praktikum ini sudah cukup baik, namun masih ada kekurangan pada praktikum karena keadaan ruangan yang tidak kondusif. Semoga praktikum ini bermanfaat bagi praktikan.



DAFTAR PUSTAKA Barnes KA, Sinclair CR, Watson DH. 2007. Chemical Migration and Food Contact Material. Cambridge England: Woodhead Publishing Ltd. Budiawan RN. 2004. Ekses Bahan Kemasan terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Di dalam: Prosiding Lokakarya Wadah Pangan. Direktorat Standardisasi Produk Pangan BPPOM Jakarta. Crosby NT. 1981. Food Packaging Material: Aspect of Analysis and Migration of Contaminants. London: Applied Science Publisher. Irawan S, Supeni G. 2013. Karakterisasi migrasi kemasan dan peralatan rumah tangga berbasis polimer. J. Kimia Kemasan. 35(2) : 105-112.



LAMPIRAN M = 100 (Ma – Mb) S