15 0 472 KB
LAPORAN PROFESI IKGM-P (DARING) UNIT COST PUSKESMAS ANALISIS UNIT COST TUMPATAN KOMPOSIT DI PUSKESMAS X
Kelompok: Zulfa Rusdya Saniyah
165160101111016
Imara Shaldestyana
165160100111019
Elizabeth Esmeralda
165160101111024
Instruktur Profesi IKGMP: drg. Merlya Balbeid, M.MRS
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2021
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROFESI IKGM-P (DARING) PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
UNIT COST PUSKESMAS ANALISIS UNIT COST TUMAPATAN KOMPOSIT DI PUSKESMAS X Kelompok: Zulfa Rusdya Saniyah
165160101111016
Imara Shaldestyana
165160100111019
Elizabeth Esmeralda
165160101111024
Telah dipresentasikan pada: Hari: jumat Tanggal:
Dan disetujui oleh: Dosen Pembimbing IKGM-P
drg. Merlya Balbeid, M.MRS NIK.2012087507312001
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah, serta hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan kegiatan Promosi Kesehatan (daring) Pendidikan Profesi Dokter Gigi dengan judul “ANALISIS UNIT COST TUMPATAN KOMPOSIT DI PUSKESMAS X” Tim penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. drg. Nur Permatasari, MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Malang 2. drg. Miftakhul Cahyati, Sp. PM selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Malang 3. drg. Merlya Balbeid, M.MRS, selaku pembimbing yang memberikan dukungan dan bimbingan dalam penyelesaian penulisan laporan ini Tim penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sehingga kami selaku tim penulis membuka kritik dan saran yang membangun semua pihak. Demikian laporan profesi IKGM-P daring ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Malang, 15 Januari 2021
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vi BAB I .................................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Analisis Situasi .......................................................................................................... 2 1.3
Tujuan ............................................................................................................... 13
BAB II ............................................................................................................................... 15 2.1
Pengertian Biaya ............................................................................................... 15
2.2
Jenis Biaya ........................................................................................................ 15
2.3 Perhitungan biaya satuan......................................................................................... 18 2.4 Unit Cost ................................................................................................................. 19 2.5 Rumus Perhitungan Biaya Satuan ........................................................................... 20 BAB III ............................................................................................................................. 21 3.1 Macam Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut ........................................................... 21 3.2 Sumber Daya ........................................................................................................... 23 3.3 Rumus Biaya Satuan ............................................................................................... 25 BAB IV ............................................................................................................................. 30 4.1
Kesimpulan ....................................................................................................... 30
4.2
Saran.................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 31
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah RT dan RW di Wilayah Puskesmas X ...................................................... 3 Tabel 1.2 Data Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas X………………………….……….4 Tabel 1.3 Data Kependudukan Wilayah Kerja Puskesmas X ............................................... 4 Tabel 1.4 Data Ketenagaan Puskesmas X ............................................................................. 5 Tabel 1.5 Data Sarana dan Prasarana Puskesmas X............................................................. 5 Tabel 1.6 Daftar Alat Poli Gigi dan Mulut…………………………………………………6 Tabel 1.7 Daftar Bahan Poli Gigi dan Mulut……………………………………………….7 Tabel 1.8 Mebeler Poli Gigi dan Mulut……………………………………………………8 Tabel 3.1 Tarif Tindakan Pasien Klinik Gigi………………………………………………22
Tabel 3.2 Jumlah Alat dan Bahan…………………………………………………………..24 Tabel 3.3 Jumlah Pasien Poli gigi Tahun 2020………………………………………….27 Tabel 3.4 Penghitungan Biaya Fixed Cost Tumpatan Komposit……………………….27 Tabel 3.5 Penghitungan Biaya Variable Cost Penumpatan Komposit………………….28
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Alur Pelayanan Puskesmas X .............................................................................. 9
vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan. Puskesmas memiliki peran penting sebagai lembaga yang dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan yang berguna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada regionya masing-masing. Upaya upaya kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Xaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak
serta
keluarga
berencana,
perbaikan
gizi
masyarakat,
dan
pencegahan
pemberantasan penyakit menular. Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni : pemerintah, pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan barang public (public good) yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Dalam pelayanan kesehatan, khususnya milik pemerintah seperti puskesmas dan rumah sakit, tarif biasanya ditetapkan oleh pemerintah secara sepihak tanpa suatu kajian yang rasional (melakukan perhitungan unit cost). Tarif biasanya ditetapkan melalui suatu peraturan pemerintah yakni dalam bentuk surat keputusan Mentri Kesehatan untuk rumah sakit umum pusat dan peraturan daerah (Perda) untuk rumah sakit umum provinsi, rumah sakit umum kabupaten/kota, maupun puskesmas. Dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2018 tentang badan layanan umum daerah menyebutkan bahwa aspek kontinuitas, daya beli masyarakat, pengembangan layanan, kebutuhan, asas kepatutan dan keadilan serta persaingan yang sehat dalam penetapan tarif layanan yang dikenakan pada masyarakat luas dan batas waktu penetapan tarif merupakan suatu pertimbangan dalam menyusun tarif layanan. Dalam merencanakan anggaran pendapatan dan belanja memerlukan besarnya biaya satuan (unitcost) dari setiap unit pelayanan dalam penentuan besaran tarif
1
yang ditentukan berdasarkanperhitungan unit cost memiliki aturan yang mengikatnya. Barang/jasa layanan yang ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana, serta perhitungan tarif layanan harus mempertimbangkan aspek seperti kontinuitas dan pengembangan masyarakat, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetisi yang sehat Perhitungan unit cost oleh Puskesmas sebagai sarana kesehatan primer atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sangat diperlukan sehingga dapat menentukan biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi. (Imam Mulyono, 2017). Perhitungan unit cost diperlukan untuk menghitung kapitasi yang digunakan sebagai rujukan dan masukan untuk pemerintah dalam melakukan penetapan tarif kapitasi yang sesuai sehingga pihak penyelengara pelayanan kesehatan gigi ataupun pihak asuransi kesehatan seperti BPJS Kesehatan tidak ada yang dirugikan. Peranan pemerintah dan masyarakat dalam upaya kegitan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan puskesmas dengan melakukan penghitungan unit cost untuk mengetahui total cost yang dibutuhkan oleh puskesmas. Dengan adanya analisis unit cost dapat dilakukan rasionalisasi tarif pelayanan yang nantinya dapat dijadikan smber informasi oleh pemerintah daerah dalah menentukan tarif pelayanan kesehatan. Berdasarkan keterangan tersebut, laporan ini dibuat untuk menganalisa unit cost dari perawatan terbanyak yang dilakukan di Poli Gigi Puskesmas “Kendalsari” Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi mendalam dengan menelaah dokumen perawatan terbanyak serta jenis pelayanan di Poli Gigi Puskesmas “Kendalsari”.
1.2 Analisis Situasi 1.2.1
Profil Puskesmas A. Visi “ Menjadi Puskesmas X yang mampu Mewujudkan Kesehatan Masyarakat yang Bermartabat “
B. Misi 1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Merata; 2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui upaya promosi kesehatan dan prilaku hiduo bersih dan sehat; 3. Meningkatkan SDM kesehatan
2
C. Ikon danMotto Motto Puskesmas :Kepuasan Masyarakat harapan kami 1.2.2 Data Umum A. Geografis Data geografis Puskesmas X adalah sebagai berikut: a.
Nama Puskesmas
:X
b.
Kelurahan
: Tulusrejo
c.
Kecamatan
: Lowokwaru
d.
Kota
: Malang
e.
Propinsi
: Jawa Timur
f.
Luas Wilayah
: 502.073 Km2, terdiridari :
1. Wilayah dataran rendah : 10%
g.
2. Wilayah dataran tinggi
: 90%
3. Wilayah perairan
: 0%
Batas Wilayah 1. Utara
: Kelurahan Mojolangu
2. Timur
: Kelurahan Purwantoro
3. Selatan
: Kelurahan Samaan
4. Barat
: Kelurahan Dinoyo dan Tunggulwulung
h. Jumlah kelurahan
i.
-
Kelurahan Lowokwaru
-
Kelurahan Tulusrejo
-
Kelurahan Jatimulyo
: 3 (tiga) Kelurahan, yaitu :
Jumlah RT dan RW Tabel 1.1 Jumlah RT dan RW wilayah Kerja Puskesmas X No
KELURAHAN
RW
1.
Lowokwaru
104
15
2.
Tulusrejo
75
16
3.
Jatimulyo
75
10
254
41
Jumlah j.
RT
Transportasi Hubungan dengan 3 Kelurahan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2 baik dimusim hujan maupun musim kemarau, angkutan umum sudah
3
melalui ke tiga kelurahan.
k.
Komunikasi Telepon umum, wartel maupun BTS sudah terjangkau disemua wilayah kerja UPT Puskesmas X
B. Pembagian Wilayah Administratif UPT Puskesmas X mempunyai wilayah kerja meliputi 3 Kelurahan : 1.
Kelurahan Lowokwaru;
2.
Kelurahan Tulusrejo;
3.
Kelurahan Jatimulyo.
Tabel 1.2 Data Pembagian Wilayah Kerja No.
POSYANDU BALITA
POSYANDU LANSIA
1.
Lowokwaru
18
Lowokwaru
10
2.
Tulusrejo
13
Tulusrejo
10
3.
Jatimulyo
8
Jatimulyo
10
39
Jumlah
30
402
Kader
187
Jumlah 4.
Kader
C. Data Penduduk tahun 2018 a. JumlahPenduduk Data riil jumlah penduduk tahun 2018 adalahsebagai berikut: Tabel 1.3 Data Kependudukan wilayah Kerja Puskesmas X No.
KELURAHAN
TOTAL
PRIA
WANITA
1.
Lowokwaru
19.114
9.306
9.808
2.
Tulusrejo
17.595
8.783
8.812
3.
Jatimulyo
21.171
10.835
10.336
57.880
28.924
28.956
Jumlah
b.
Proporsi menurut agama : -
Islam
: 82,82%
-
Kristen/Katolik
: 15,84%
-
Hindu
: 0,75%
4
-
Budha
: 0,55%
-
Lain – lain
: 0,03%
c.
Proporsi menurut pendidikan : -
Tamat SD/sederajad : 22,56%
-
Tamat SMP/sederajad
: 26,25%
-
Tamat SMTA/sederajad
: 23,20%
-
Tamat PT
: 10,26%
-
Lain – lain
: 17,73%
d.
Proporsi menurut mata pencaharian : -
PNS / Swasta
: 16,45%
-
Pedagang
: 45,69%
-
Buruh tani
: 5,92%
-
TNI
: 1,45%
-
Petani
: 1,26%
-
Pengrajin
: 0,05%
-
Lain – lain
: 28,9%
D. Sumber Daya Manusia Puskesmas Data ketenagaan dari Puskesmas x tahun 2019 seperti berikut : Tabel 1.4 Data Ketenagaan Puskesmas X Kota Malang NO
URAIAN
PNS
NON PNS
LAINNYA
JUMLAH
1
Dokter Umum
3
0
0
3
2
Dokter Gigi
3
0
0
3
3
Perawat
10
0
0
10
4
Perawat Gigi
1
0
0
1
5
Bidan
10
6
0
16
6
Apoteker
1
0
0
1
7
Asisten Apoteker
1
0
0
1
8
Gizi
2
0
0
2
9
Sanitarian
1
0
0
1
10
Analis Kesehatan
2
0
0
2
11
Rekam Medik
0
1
0
1
5
12
Adminitratif Kesehatan
6
1
0
7
0
1
0
1
13
Masyarakat
15
Sopir Ambulan
1
0
0
1
16
Penjaga kantor
2
0
0
2
43
9
0
52
JUMLAH
E. Sarana dan Prasarana Data sarana dan prasarana di Puskesmas x sebagai berikut:
Tabel 1.5 Data Sarana dan Prasarana Puskesmas X Kota Malang: SARANA
PUSKESMAS
PUSKESMAS PEMBANTU
Meubel
Baik
Baik
Alat Medis
Baik
Baik
Roda 2
6 ( baik )
-
Roda 4
3 ( baik )
-
Genset
1 ( cukup )
-
Komputer
8 ( baik )
1 ( baik )
Lap Top
5 ( baik )
-
Telepon
Baik
-
PDAM
Baik
Baik
Internet
Baik
-
F. Ketersediaan Alat dan Bahan Pengadaan alat dan bahan untuk poli gigi di Puskesmas Xdiperoleh dari JKN atau Dinas Kesehatan Kota Malang. Jika JKN, maka poli gigi dan mulut akan mengajukan alat dan bahan yang dibutuhkan kepada bendahara puskesmas dan akan dibelanjakan. Sedangkan jika pengadaan dari Dinas Kesehatan Kota Malang, maka puskesmas akan langsung mengajukan daftar alat dan bahan yang dibutuhkan.
6
No
Alat 1.
Tabel 1.6 Daftar Alat Poli Gigi dan Mulut Jumlah No Alat
Jumlah
Pinset anatomi
11
25.
Tang molar anak RA
1
2.
Krayer mesial (3) dan distal (4)
7
26.
Bein besar (5) dan kecil (4)
9
3.
Sonde lurus
2
27.
Tang sisa akar dewasa RB
3
4.
Spatula plastik
3
28.
Tang anterior dan premolar dewasa RB
8
5.
Sonde halfmoon
18
29.
Tang molar RB
4
6.
Ekskavator
13
30.
Tang molar 3 RB
3
7.
Spatula cement
6
31.
Tang sisa akar anterior dewasa RA
5
8.
Semen stopper
6
32.
Tang sisa akar posterior dewasa RA
1
9.
Plastik filling instrumen
11
33.
Tang anterior dewasa RA
4
10.
Burnisher
13
34.
Tang premolar dewasa RA
6
11.
Bone file
1
35.
Tang molar kanan dewasa RA
4
12.
Kuret
2
36.
Tang molar kiri dewasa RA
5
13.
Pisau model
5
37.
Tang molar 3 RA
2
14.
Amalgam stopper
8
38.
Finger protector
1
15.
Scaler
8
39.
Gunting
1
16.
Krayer
7
40.
Arteri clam
3
17.
Bein
9
41.
Nierbeken
6
18.
Tang sisa akar anak RB
1
42.
Knabel tang
1
19.
Tang anterior anak RB
1
43.
Dental chair
2
7
20.
Tang molar anak RB
1
44.
Handpiece
5
21.
Tang sisa akar anak RA
1
45.
Kaca mulut
16
22.
Tang anterior anak RA
1
46.
Pinset dental
15
23.
Stetoskop
1
47.
Tensimeter
1
24.
Mata bur set
8
48.
Bak instrumen
1 pc
Tabel 1.7 Daftar Bahan Poli Gigi dan Mulut No Bahan No Bahan
No
1.
GIC
13.
Spuit 3 cc
2.
N2
14.
Masker
3.
Cevitron/Cavit
15.
Handscoon
4.
Eugenol Cement
16.
Tisu
5.
Camphenol/CHKM
17.
Kapas
6.
Pulp x/ Pulpcapping 18.
Hand soap
7.
Articulating paper
19.
Bayclin
8.
TKF
20.
Jarum Cyto
9.
Ethyl Chlorida
21.
Pehacaine
10.
Alkohol 70%
22.
Pulpevit
11.
Cal-la
23.
Tiedent
12.
Cresodent
24. Morita Cyto
Tabel 1.8 Mebeler Poli Gigi dan Mulut Mebeler No Mebeler
1.
Meja tulis (3)
7.
Kipas Angin
2.
Kursi Lipat Hitam (4)
8.
Tempat Sampah Medis K
3.
Meja Buffet B
9.
Tempat Sampah Non Medis K
4.
Meja Buffet C
10.
Kaca Hias
5.
Lemari Gantung Kaca K
11.
AC
6.
Meja Komputer
12.
Komputer
8
1.2.3
Waktu Pelayananan Jam kerja di Puskesmas X pada hari senin hingga Kamis mulai pukul 07.30-15.00, hari Jumat pukul 07.30-11.00, hari Sabtu pukul 07.30-12.00. Sedangkan pendaftaran pasien dilakukan di loket pendaftaran. Jadwal loket pada hari Senin hingga Kamis pukul 07.30-12.00, hari Jumat pukul 07.00-10.00, dan hari Sabtu 07.30-10.30. Jam Kerja Senin-Kamis
07.30-15.00
Jum’at
07.30-11.00
Sabtu
07.30-12.00 Jam Buka Loket
Senin-Kamis
07.30-12.00
Jum’at
07.30-10.00
Sabtu
07.30-10.30
Pasien datang dan melakukan pendaftaran
Rawat Inap/Rujukan
Masuk Ruang Pelayanan
Bayar
Administrasi (Kasir)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak
Ruang Farmasi
Pulang
Gambar 1. Alur Pelayanan Puskesmas X
9
1.2.4. Unit Pelayanan Kesehatan A. KIA / KB Petugas kesehatan yang melakukan pelayanan di Ruang KIA/KB berjumlah 5 orang. Ruang KIA/KB melayani semua pengunjung yang menggunakan fasilitas unit pelayanan
Ruang KIA/KB di Puskesmas baik pasien umum, JKN atau BPJS
(Jamkesmas, Askes, KIS). Pasien datang melakukan pendaftaran di loket, lalu diarahkan ke ruang KIA. Pelayanan KIA/KB dimulai dari penerimaan kartu rawat jalan, persiapan alat pemanggilan pasien, pemeriksaan, rujukan jika diperlukan, tindakan atau terapi, konseling, pembayaran, dan penyerahan resep serta pencatatan. Penyelenggaraan yang dilakukan, berupa: a.
Pembinaan kader oleh bidan desa dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali
b.
Penyuluhan Kesehatan untuk Bumil, Bufas, Neo, Bayi dan Balita Resti di masyarakat dilakukan minimal 2 (dua) kali dalam setahun;
c.
Melakukan pelayanan pemberian imunisasi, sweeping imunisasi, penyuluhan imunisasi, penanganan KIPI dan koordinasi lintas program terkait sesuai prosedur dan ketentuan;
d.
Melakukan pelayanan IVA (Inspeksi Visual Acetat)
e.
Pemantauan wilayah setempat dan supervisi fasilitatif;
f.
Pembinaan dukun bayi;
g.
Melakukan pelayanan dan pencatatan data kegiatan KIA-KB sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas;
h.
Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan pelaksanaan kegiatan kebidanan secara berkala kepada penanggung jawab.
B. Ruang Umum Ruang umum melakukan pelayanan sesuai dengan jam kerja, pelayanan yang diberikan oleh ruang umum adalah pelayanan kesehatan umum dengan batas usia diatas 6 tahun. Jumlah pasien yang datang sekitar 32 pasien/hari dimana penyakit yang sering ditemui adalah ISPA, Hipertensi, DM, Batuk dan Flu. Terdapat program inovatif pada ruang umum yaitu program lansia penyakit kronis, ruang metadon, dan VCT. Kendala yang dhadapi ruang umum kurang lebih sama seperti ruang lainnya yaitu pelayanan berjalan sedikit lebih lama apabila ada tenaga kerja yang bertugas diluar puskesmas seperti ke posyandu lansia atau UKS. Pasien datang mendaftar ke loket lalu diarahkan ke ruang umum, dan dilakukan pemeriksaan di ruang pemeriksaan umum berupa anamnesa, pemeriksaan sakit dan sehat, diganosa dan terapi. Jika pasien tidak dapat ditangani di puskesmas maka dilakukan rujukan ke rumah sakit.
10
C. Ruang Gigi Tenaga kesehatan yang bertugas di Ruang Gigi berjumlah 3 orang dengan rincian 2 (dua) dokter gigi dan 1(satu) perawat gigi. Ruang gigi melayani semua pengunjung yang menggunakan fasilitas unit pelayanan Ruang Gigi di Puskesmas baik pasien umum, JKNatau BPJS (Jamkesmas, Askes, KIS). Pelayanan gigi dimulai dari penerimaan kartu rawat jalan dari loket pendaftaran, melakukan persiapan alat dan bahan, melakukan pemanggilan pasien, melakukan observasi dan pemeriksaan, apabila perlu dilakukan rujukan ke rumah sakit, tindakan atau terapi, pembayaran, dan penyerahan resep serta pencatatan dan pengambilan obat. Tindakan yang dapat dilakukan di ruang gigi Puskesmas X yaitu pencabutan gigi sulung, pencabutan gigi permanen, pembersihan karang gigi, tumpatan sementara dan tumpatan tetap (GIC). Perawat gigi melakukan pencatatan setiap kunjungan perawatan pada hari tersebut di buku register dan rekam medik pasien. Rekam medik yang sudah selesai diisi diserahkan kembali ke ruang penyimpanan rekam medik.
D. Ruang Gizi Waktu pelayanan ruang gizi pada Puskesmas adalah sesuai jam kerja pada loket mulai pukul 08.00. macam pelayanan pada ruang gizi ada 2 yaitu di posyandu dan di ruang (Konseling gizi). Terdapat 2 ahli gizi pada ruang gizi. Jumlah pasien yang datang sekitar 30-40/bulan. Beberapa program kerja pada ruang gizi tersebut antara lain adalah pemberian konseling mengenai BBLR, pemberian vitamin A diet makanan untuk penderita diabetes, hipertensi. Selain hal tersebut untuk pemantauan status gizi pada siswa SD juga rutin dilakukan serta pemberian makanan tambahan (PMT) juga merupakan progam progam yang dilaksanakan oleh Ruang Gizi. Untuk pemberian ukuran porsi makanan pada pasien yang rawat inap juga dilakukan oleh petugas dari ruang gizi. Terdapat kendala pada pembagian jaga ruang jika terdapat kegiatan di luar secara bersamaan sehingga jam buka ruang gizi menyesuaikan dengan kehadiran petugas karena jumlah ahli gizi yang hanya 2 orang.
E.Apotek Apotek memiliki tugas dan fungsi dalam pelayanan pengelolaan obat mulai dari seleksi, pengadaan, penggunaan dan penyimpanan di Puskesmas X. Setidaknya dalam sehari apotek melayani 230 pasien dengan jumlah staf sebanyak 2 orang, 1 staf tetap dengan keterangan 1 apoteker dan 1 orang merupakan staf yang diperbantukan.
11
F. Klinik Sanitasi Tugas yang dilakukan sanitarian Puskesmas X antara lain : 1.
Penyehatan lingkungan pemukiman
2.
Penyehatan SANDAS (Sanitasi Dasar) meliputi SAB (termasuk sampling air bersih, air minum, dan air kolam renang), jamban, SPAL, TPS.
3.
Penyehatan TTU (Tempat-Tempat Umum) meliputi sarana ibadah termasuk ponpes, sarana institusi pendidikan, sarana institusi perkantoran swasta maupun pemerintah, salon dan pasar.
4.
Klinik Sanitasi yang melayani konseling untuk pasien yang dirujuk dari BP, KIA atau ruang yang lain, tugasnya adalah sebagai konsultan untuk menangani masalah perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti contohnya pasien dengan masalah DB, TB dan penyakit menular lainnya dilakukan pembinaan dan mengunjungi rumah penderita untuk kegiatan tindak lanjut sesuai dengan hasil konsultasi sebagai upaya preventif penyakit menular.
5.
Penyehatan Lingkungan Puskesmas dan Pustu, kegiatannya meliputi Pengolahan limbah medis dan pengolahan limbah basah /kering. Terdapat pelayanan inovasi yaitu pemantauan kualitas depo air minum, sampling air (tiap bulan), dan stasiun radio. Untuk pelayanan klinik sanitasidilakukan setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu.
G. Laboratorium Laboratorium pada Puskesmas X melayani beberapa pemeriksaan darah antara lain pemeriksaan darah lengkap automatic, widal test, golongan darah, Hemoglobin, Plano test, urine lengkap, kolestrol lengkap, gula darah, ureum, creatin, asam urat, SGOT, SGPT. Tenaga kerja pada laboratorium terdiri dari 2 orang. Jumlah pasien yang datang sekitar 15-30/hari dimana yang sering dijumpai adalah kolesterol, demam berdarah dan HIV. Pasien merupakan pasien rujukan dari ruang-ruang yang ada di puskesmas. Alurnya adalah pasien datang kemudian daftar di loket kemudian dilakukan pemeriksaan di ruang, lalu dilakukan pemeriksaan di laboratorium, kemudian membayar dikasir dan
hasil
laboratorium dapatt diambil dan dikonsulkan kembali ke ruang pemeriksaan.
H. Ruang Tumbuh Kembang Ruang tumbuh kembang buka pada hari Rabu. Pemeriksaan pada ruang ini memantau tumbuh kembang KPSP. Tenaga kerja pada ruang tumbuh kembang merupakan semua bidan di KIA dimana terdiri dari 5 bidan. Pasien yang datang untuk memeriksakan
12
kelainan tumbuh kembang secara khusus jarang, biasanya didapat dari posyandu dan TK yang dikunjungi. Kendala yang dihadapi adalah rendahnya motivasi dan kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu untuk memantau pertumbuhan anaknya. Program inovatif pada ruang ini adalah kelas ibu hamil dan IVA. Dilakukan perujukan ke RSSA untuk kasus yang tidak bisa ditangani di ruang ini.
I. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon) merupakan salah satu progam unggulan yang dimiliki oleh Puskesmas X. Program ini merupakan substitusi bagi pasien yang memakai narkoba melalui jarum suntik. Waktu pelayanan untuk PTRM adalah hari Senin sampai dengan Sabtu. Program yang dilakukan pada PTRM ini adalah membantu pasien untuk lepas dari pengaruh ketergantungan narkoba jenis opium. Bentuk terapi medis diberikan dengan cara pemberian obat yang bernama metadon. Pasien diharapkan datang setiap hari untuk melakukan terapi tersebut. Dosis yang diberikan pada pasien dilakukan pengurangan secara bertahap sampai pasien benar benar sembuh dan tidak ketergantungan lagi. Selain terapi medis pasien juga bisa melakukan konseling. Pasien yang tidak memiliki waktu untuk datang ke Puskesmas, Puskesmas juga melayani program THD (Take Home Doses). THD merupakan salah satu bentuk terapi medis dengan meminum metadon juga, namun metadon tersebut tidak harus diminum di Puskesmas tetapi bisa diminum di rumah. Pertemuan rutin juga dilakukan setiap 3 bulan sekali, pertemuan tersebut dibagi menjadi 2 yaitu pertemuan dengan pasien itu sendiri dan pertemuan dengan keluarga pasien. Setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan urin pada pasien pasien tersebut untuk mengetahui apakah di dalam tubuh pasien tersebut masih terdapat kandungan opiot. Pengadaan obat metadon ini, Puskesmas bekerjasama dengan HCPI. Tenaga kerja pada PTRM berjumlah 5 Orang, terdiri dari 1 apoteker, 1 perawat, 1 keamanan, 1 administrator dan 1 dokter. Untuk perekrutan pasien bisa didapatkan dari rujukan LSM, Kader posyandu dan lansia ataupun bisa juga pasien yang datang dengan keinginan sendiri. 1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum Menganalisis perhitungan unit cost beserta tarif dari pelayanan penumpatan
dengan menggunakan komposit di Puskesmas X
1.3.2
Tujuan Khusus
13
1. Mengetahui tarif pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas X. 2. Mengetahui perhitungan unit cost dari pelayanan pembersihan karang gigi di Puskesmas X.
14
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Biaya Biaya memiliki berbagai macam arti, dalam arti luas biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam artian sempit biaya adalah bagian dari harga pokok yang dikorbankan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan (Mulyadi, 2012). Menurut Supriyono, 2011 biaya dibedakan dalam dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya dalam arti cost (harga pokok) adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan dating (harga perolehan yang akan terjadi. Sedangkan biaya dalam arti expense (beban) adalah biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan (revenues) dalam suatu periode akuntansi tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan sumber ekonomi yang dapat diukur dengan moneter yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan. 2.2
Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya terbagi atas beberapa jenis, yaitu: a. Biaya yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam proses pelayanan yaitu: Selama melakukan kegiatan pelayanan kesehatan, manajemen sering dihadapkan pada pilihan-pilihan atau alternatif kegiatan. Setiap keputusan yang diambil
pimpinan/manajemen
menimbulkan
konsekuensi
biaya.
Ketika
menerima salah satu keputusan maka timbul yang disebut dengan outlay cost, dan ketika menolak salah satu keputusan akan timbul yang disebut dengan opportunity cost (1) outlay cost Outlay cost merupakan biaya yang telah atau sedang dan akan dikeluarkan yang sesuai dengan alternatif keputusan yang telah ditetapkan
15
(2) opportunity cost Opportunity cost atau biaya peluang adalah biaya pendapatan yang hilang oleh karena memilih salah satu alernatif keputusan.
b. Biaya yang berkaitan dengan penggunaan/pembelian sumberdaya secara langsung dan tidak langsung: (1) Direct cost Biaya
memperoleh/menggunakan
sumberdaya berkaitan
langsung
dengan jasa yang dihasilkan atau biaya langsung, dan secara tidak langsung Biaya langsung terbagi menjadi dua jenis yaitu: a.
Biaya material langsung (direct material cost). Biaya material langsung dalam koneks pelayananmerupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan peralatan yang berhubungan langsung
dalam
proses pelayanan.
Pada
pelayanan kesehatan
contohnya adalah biaya bahan habis pakai, biaya leaflet, flipchart promkes yang diberikan per pasien saat acara sosialisasi kesehatan, dan lain-lain. b.
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost). Biaya tenaga kerja langsung dalam
konteks
pelayanan
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendanai jasa tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses pelayanan. Contohnya pada pelayanan kesehatan adalah honor dokter gigi dan dokter rawat jalan, gaji analis kesehatan, gaji promotor kesehatan, dan lain-lain. ( 2 ) Indirect Cost Biaya tidak langsung atau sering disebut dengan biaya overhead terbagi menjadi: a.
Biaya material tidak langsung atau indirect material cost. Dalam pelayanan kesehatan, biaya material tidak langsung atau indirect material cost adalah sejumlah dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan
atau
perlengkapan) yang
menggunakan tidak
berkaitan
material; langsung
(peralatan dengan
dan
pelayanan
kesehatan. Misalnya biaya pemeliharaan AC di unit farmasi, biaya pembelian Alat Tulis Kantor di unit rawat jalan, dan lain-lain b. Biaya tenaga kerja tidak langsung atau indirect labor cost. Biaya ini merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan untuk
16
mendapatkan dan menggunakan tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam pelayanan kesehatan. Misalnya gaji manajer klinik, gaji
kepala
cabang
laboratorium klinik, biaya perekrutan tenaga
marketing, dan lain-lain.
Biaya yang secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan namun tidak dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis biaya di atas yaitu biaya penyusutan alat, biaya penyusutan gedung, biaya asuransi, biaya pajak bumi dan bangunan, listrik, dan lain-lain. Biaya ini disebut dengan Biaya lain-lain tidak langsung.
c. Biaya yang berkaitan dengan proses transformasi input menjadi output yaitu : (1) prime cost Prime cost atau biaya primer merupakan biaya yang digunakan untuk mendapatkan/memperoleh
sumberdaya
seperti
rekrutmen
karyawan, pembelian bahan habis pakai, biaya administrasi pinjaman bank, biaya pembelian mesin, dan lain-lain. (2) conversion cost Conversion mentransformasi merupakan
biaya
cost
yaitu
sumberdaya
biaya
yang dikeluarkan untuk
menjadi output
penggunaan sumberdaya.
sehingga
Misalnya
biaya ini
pada
proses
pendaftaran pasien terjadi biaya konversi sumberdaya antara lain biaya gaji petugas admission, biaya ATK, biaya penyusutan sistem informasi laboratorium, dan lain-lain
d. Biaya yang berkaitan dengan jumlah output/jasa yang dihasilkan: (1) variable cost (2) fixed cost 1. Fixed Cost (FC) Biaya tetap merupakan biaya yang nilainya secara relative tidak berubah, dikatakan tidak berubah karena besarnya biaya yang dikeluarkan tidak dipengaruhi oleh besaran output atau produk. Biaya ini tidak berubah dengan berubahnya volume atau jumlah produksi dan tetap dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Contohnya adalah gaji pegawai, honorarium, tunjangan tetap, gedung, peralatan, dll.
17
2. Variabel Cost (VC) Biaya tidak tetap adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh besaran output. Biaya ini berubah sesuai dengan perubahan volume atau jumlah produksi serta layanan yang dihasilkan atau diberikan. Contohnya adalah biaya obat, reagen lab, bahan habis pakai, makanan pasien, biaya APD dll 3. Total Cost (TC) Biaya total merupakan jumlah dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Rumus biaya total adalah: TC=FC+VC
e. Biaya yang berkaitan dengan realisasi dari kegiatan berdasarkan bukti transaksi yang dilakukan: (1) actual cost (2) budget cost Setiap periode tertentu (bulanan atau tahunan) klinik melakukan pencatatan mengenai biaya yang dikeluarkan berdasarkan transaksi yang ada
misalnya
bukti-bukti
kwitansi, bon kontan, faktur, tagihan
pembayaran dan lain-lain. Bila biaya dapat ditelusuri berdasarkan buktibukti transaksi yang ada atau bukti-buktinya sudah
ada maka
disebut
dengan actual cost. Namun demikian terdapat biaya yang belum ada bukti-bukti
transaksi
sehingga
harus
diprediksi
dengan indicator
tertentu. Biaya ini disebut dengan budget cost.
2.3 Perhitungan biaya satuan Langkah-langkah Penghitungan Unit Cost Sebagai acuan menghitung unit cost pada suatu unit kerja ataupun bagian, berikut merupakan langkah-langkah perhitungannya: 1. Menentukan unit kerja yang akan dijadikan sebagai unit analisis 2.Mengidentifkasi semua produk/jasa yang dihasilkan oleh unit kerja, dan menentukan produk/jasa yang akan dianalisis, 3.Mengidentifikasi semua biaya yang timbul pada unit kerja untuk melakukan pelayanan kepada pengguna jasa, berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung,
18
4.Menentukan dasar alokasi biaya bersama. Biaya bersama adalah biaya yang digunakan untuk menghasilkan 2 produk/layanan atau lebih, 5.Menelusuri dan menghitung semua biaya langsung yang terjadi, 6.Mengnalisis unit atau bagian lain yang secara logika biayanya timbul akibat peningkatan aktivitas di unit kerja, 7.Menelusuri biaya tidak langsung dan menghitung alokasi biaya tidak langsung untuk unit kerja, 8.Mengitung unit cost per pelayanan dengan cara mengalokasikan total biaya (biaya langsung maupun biaya tidak langsung) ke setiap jasa pelayanan.
2.4 Unit Cost 2.4.1 Definisi Biaya satuan (Unit cost) adalah hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan. Produk yang dimaksud dapat berupa barang ataupun jasa (Hansen dan Mowen, 2005). 2.4.2 Tujuan Perhitungan Unit Cost Tujuan perhitungan biaya satuan (Unit cost) adalah: a. Mendapatkan gambaran mengenai unit atau bagian yang merupakan pusat biaya (Cost center) serta pusat pendapatan (Revenuecenter). b. Mendapatkan gambaran biaya pada tiap unit tersebut, baik biaya tetap (Fixed cost) maupun biaya investasi dalam setahun maupun biaya tidak tetap (Variable cost) atau biaya operasional dan pemeliharaan. c. Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan di sarana pelayanan kesehatan. d. Mendapatkan gambaran tarif dengan menggunakan Break Even Point. e. Mendapatkan gambaran dan peramalan pendapatan sarana pelayanan kesehatan. 2.4.3 Manfaat perhitungan biaya satuan Manfaat Unit Cost : — Membantu manajemen menilai kesehatan keuangan rumah sakit dengan melihat tinjauan positioning biaya terhadap tarif rumah sakit saat ini, sehingga dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pendanaan RS di masa yang akan datang. — Memberikan masukan usulan tarif baru yang berdasarkan pada perhitungan biaya per unit (unit cost) — Apabila
diterapkan dengan baik, hasil analisis unit cost dapat menjadi alat
19
bargaining untuk pengajuan kerjasama terhadap pihak ketiga (Lembaga Asuransi Kesehatan dll). — Out put hasil analisis unit cost juga dapat dijadikan sebagai dasar negosiasi mengenai subsidi atas pelayanan rumah sakit kepada pasien tidak mampu/Gakin (Jamkesmas, PT Askes dll), — Membantu proses penyusunan pola tarif baru berdasarkan perhitungan biaya per unit (unit cost). — Membantu proses inventarisasi aset dan penyusunan strategi keuangan ke depan, — Laporan unit cost yang ada dapat dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja dan dasar penyusunan anggaran rumah sakit maupun subsidi pemerintah ke rumah sakit — Unit cost akan menjadi dasar bargaining power/alat advocacy dalam negosiasi dengan stakeholder terkait (pengajuan usulan pembiayaan maupun pengajuan subsidi anggaran). 2.5 Rumus Perhitungan Biaya Satuan
𝑼𝒏𝒊𝒕 𝑪𝒐𝒔𝒕 (𝑼𝑪) =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑪𝒐𝒔𝒕 (𝑻𝑪) 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑶𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕(𝑻𝑶)
Keterangan: UC
= Biaya Satuan
TC
= Biaya Total (fixed cost + variable cost)
TO
=Jumlah Produk/Jasa (Jumlah pasien yang dilakukan tindakan tersebut)
20
BAB III ANALISIS PENGHITUNGAN BIAYA SATUAN 3.1 Macam Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang No.3 Tahun 2015 tentang Retribusi Jasa Umum, ruang kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas melakukan tindakan: A. Tindakan Sederhana 1. Pencabutan gigi sulung tanpa suntikan 2. Angkat jahitan 3. Trepanasi 4. Tumpatan sementara B. Tindakan Kecil 1. Tambalan tetap GIC 2. Tambalan tetap Composit
C. Pembersihan Karang Gigi per rahang D. Tindakan Sedang 1. Cabut gigi tetap tanpa penyulit 2. Cabut gigi susu dengan suntikan E. Tindakan Besar 1. Cabut gigi dengan komplikasi 2. Tambalan gigi dengan perawatan syaraf 3. Pembongkaran gigi palsu tukang gigi
F. Tindakan khusus tanpa penyulit 1. Pengambilan gigi impacted kelas I Namun pada Puskesmas X tidak melakukan semua layanan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan edaran Peraturan Daerah Kota Malang No.3 Tahun 2015
21
tentang Retribusi Jasa Umum. Layanan kesehatan gigi dan mulut yang akan kami analisis adalah penumpatan dengan menggunakan komposit
3.1.1 Tarif Layanan Kesehatan di Puskesmas Pembayaran dan tarif tindakan pasien BPJS dan umum di Puskesmas X adalah tarif menurut Peraturan Daerah Kota Malang No. 3 Tahun 2015 Tentang Retribusi Jasa Umum. Berikut tarif pelayanan kesehatan di Puskesmas X : Tabel 3.1 Tarif Tindakan Pasien Klinik Gigi
No 1
Kategori Pelayanan
Jumlah
Tindakan Sederhana Pencabutan gigi suntikan Angkat jahitan
sulung
tanpa 15.000
Trepansi Tumpatan sementara 2
Tindakan Kecil Tambalan GIC 70.000
Tambalan Komposit 3
Pembersihan karang gigi per rahang
4
Tindakan Sedang
5
6
50.000
Cabut Gigi Tetap
30.000
Cabut Gigi susu dengan suntikan
20.000
Tindakan Besar Cabut gigi dengan komplikasi
100.000
Tambalan gigi dengan perawatan syaraf
15.000
Pembongkaran gigi palsu tukang gigi
100.000
Tindakan Khusus tanpa penyulit Pengambilan gigi impacted kelas I
22
150.000
3.2 Sumber Daya 3.2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penumpatan composit :
Alat: 8. Tempat sampah medis 1. Plastis filling instrument
9. Tempat sampah non medis
2. Light cure
10. Dental Unit (DU)
3. Sonde Halfmoon
11. Handpiece
4. Sonde Lurus
12. Bur poles
5. Pinset Dental
13. Matrix retainer
6. Kaca mulut
14. Matrix band
7. Autolave Bahan: 1.Cotton Pellet
9. Sepatu Boots
2. Cotton Roll
10. Gelas kumur
3. Povidone iodine
11. Dappen glass
4. Kapas
12. Petridish bersekat
5. Masker N95
13. Hand soap
6. Masker bedah
14. Handsanitizer
7. Sarung tangan
15. Resin komposit
8. Face shield
16. Cavity cleanser
3.2.2 Tenaga Kerja 1. Dokter gigi (3 orang). 2. Perawat gigi (1 orang). 3.2.3 Sarana dan Prasarana Sarana prasarana yang digunakan dalam tindakan pembersihan karang gigi atau scalling ini antara lain: 1. Ruang poli kesehatan gigi dan mulut Puskesmas X 2. Air Conditioner (AC)
23
3. Dental Unit (DU) 4. Meja dan kursi 5. Kabinet 6. Kompresor 3.2.4 Jumlah Alat dan Bahan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Jumlah 8 2 18 2 15 16 1 3 1 1 1 5 2 5 20 650 20 20 650 12 4 4 5 300 750 750 600
Tabel 3.2 Jumlah Alat dan Bahan Alat Scaller Kuret Sonde Halfmoon Sonde lurus Pinset dental Kaca mulut AC Dental Unit Tempat sampah medis Tempat sampah non medis Autoclave Handpiece Bahan Povidone Iodine 1 liter Sabun cuci tangan 1 liter Masker N95 Disposable hair cap Face shield Hazmat Shoe cover Gelas kumur plastic Dappen glass Pertidish Handsanitizer 1 liter Masker bedah Sarung tangan luar Sarung tangan dalam Cotton roll
24
3.3 Rumus Biaya Satuan Unit cost = total cost : kuantitas, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:
TC =UC Q Keterangan: UC = Unit Cost (Biaya Satuan) TC = Total Cost (Biaya Total) = total fixed cost + total variable cost Q = Quantity (Jumlah Produk/Jasa) Fixed cost adalah biaya tetap. Berapapun produksinya biaya yang dikeluarkan adalah tetap. Fixed cost pada penumpatan Komposit ini diantaranya adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Biaya pemeliharaan Dental Unit Tempat sampah medis Tempat sampah non medis Lemari Alat Gigi Ekskavator Spatula Plastis Light curing Polishing Bur Mata bur set Pinset dental Sonde halfmoon
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Sonde lurus Kaca mulut Dappen glass Petridish Shoe cover Pemeliharaan autoclave Sarung tangan dalam Pemeliharaan handpiece Matrix retainer Wedge
Sedangkan variable cost, merupakan biaya tidak tetap dimana biayanya tergantung jumlah produksi.Variable cost pada penumpatan diantaranya adalah: 1. Masker bedah
7. Gelas kumur plastic
2. Sarung tangan luar
8. Kapas
3. Povidone iodine 60 mL
9. Handsanitizer
4. Sabun cuci tangan
10. Disposable hair cap
5. Bayclin
11. Cotton roll
6. Tissue
12. Cotton Pellete
25
Komposit ini
13. Masker N95 18. Zinc phospat cement 14. Face Shield 19. Cavity cleanser 15. Hazmat 20. Resin Komposit 16. Etsa
21. Matriks band
17. Bonding
22. Varnish
26
3.3.1 Jumlah Pasien Poli Gigi Puskesmas X Tabel 3.3 Jumlah Pasien Poli gigi Tahun 2020 No 1
2
3 4
5
6
Tindakan Tindakan Sederhana Pencabutan gigi sulung tanpa suntikan Angkat jahitan Trepansi Tumpatan sementara Tindakan Kecil Tambalan GIC Tambalan Komposit Pembersihan karang gigi per rahang Tindakan Sedang Cabut Gigi Tetap Cabut Gigi susu dengan suntikan Tindakan Besar Cabut gigi dengan komplikasi Tambalan gigi dengan perawatan syaraf Pembongkaran gigi palsu tukang gigi Tindakan Khusus tanpa penyulit Pengambilan gigi impacted kelas I Total
Jumlah Pasien 52 30 54 218 243 224 152 126 135 88 98 54 1474
3.3.2 Penghitungan Biaya Tetap (Fixed Cost) Tabel 3.4 Penghitungan Biaya Fixed Cost Tumpatan Komposit No 1
Barang
Jumlah Unit
Jumlah Pasien
Harga Per Unit ( Rp )
Harga
Harga Per pasien
Biaya pemeliharaan Dental
3
1474
800.000
2.400.000
1.628
Unit 2
Tempat sampah medis
1
1474
95.000
95.000
65
3
Tempat sampah non medis
1
1474
95.000
95.000
65
4
Lemari Alat Gigi
1
1474
1.000.000
1.000.000
678
5
Ekskavator
13
1474
25.000
325.000
221
6
Spatula Plastis
12
243
30.000
360.000
1.481
7
Light curing
3
243
1.000.000
3.000.000
12.345
8
Polishing Bur
4
243
45.000
180.000
741
9
Mata bur set
4
1474
180.000
720.000
488
27
10
Pinset dental
15
1474
23.000
345.000
234
11
Sonde halfmoon
18
1474
15.000
270.000
183
12
Sonde lurus
2
1474
18.000
36.000
24
13
Kaca mulut
16
1474
15.000
240.000
163
14
Dappen glass
4
1474
12.000
48.000
33
15
Petridish
4
1474
75.000
300.000
204
16
Pemeliharaan autoclave
2
1474
150.000
300.000
204
17
Pemeliharaan handpiece
5
1474
65.000
325.000
221
18
Handpiece
5
1474
750.000
3.750.000
2.545
19
Pinset Gigi Bengkok
3
1474
20.000
60.000
41
20
Matrix Retainer
3
243
105.000
315.000
1.296
21
Wedge
5
243
20.000
100.000
412
22
Autoclave
1
1474
2.500.000
2.500.000
1.696
23
Bur intan kontra angle hand piece
2
1474
35.000
70.000
47
Total
24.794
Keterangan: Biaya Gedung, Biaya Listrik, Biaya Air diasumsikan menjadi 0 karena Gedung adalah milik pemerintah dan biaya listrik serta biaya air ditanggung oleh pemerintah. 3.3 Penghitungan Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Tabel 3.5 Penghitungan Biaya Variable Cost Penumpatan Komposit No
Barang
Jumlah
Jumlah
Harga Per Unit
Unit
Pasien
( Rp )
Harga
Harga Per pasien
1
Masker bedah
600
1474
3000
1.800.000
1.221
2
Handscone
1474
1474
35.000 ( 50
1.050.000
712
pasang
pasang )
3
Povidone iodine
4
1474
60.000
240.000
163
4
Sabun cuci tangan 5L
5
1474
120.000
600.000
407
5
Baycline 5L
6
1474
80.000
480.000
326
6
Gelas kumur plastic
120 pack
1474
10.000
1.200.000
814
7
Handsanitizer 5L
6
1474
240.000
1.440.000
976
8
Disposable hair cap
200
1474
700
140.000
95
9
Cotton roll
1474
25.000 / 50 biji
700.000
475
28 pack
28
10
Cotton pellet
2 pack
1474
50.000
100.000
68
11
Masker N95
50
243
10.000
500.000
2.057
12
Face shield
50
243
15.000
750.000
3.086
13
Hazmat
50
243
100.000
5.000.000
20.576
14
Etsa
6
243
60.000
360.000
1.482
15
Bondig
6
243
45.000
270.000
1.111
16
Zinc Phospat Cement
6
243
200.000
1.200.000
4.938
17
Cavity cleanser
3
243
500.000
1.500.000
6.173
18
Resin Komposit
12
243
120.000
1.440.000
5.926
19
Matriks band
6
243
60.000
360.000
1.481
20
Varnish
6
243
55.000
330.000
1.358
Total
53.445
3.3.4 Penghitungan Biaya Satuan (Unit Cost) 1. Total Unit Cost penumpatan composit pada tahun 2020: a. Hasil Unit Cost = Total Fixed Cost + Variable Cost = Rp. 24.794 + Rp. 53.445 = Rp78.239.,-
b. Berdasarkan asumsi uang gedung, biaya listrik dan air tidak dihitung maka didapatkan hasil perhitungan unit cost penumpatan komposit di Puskesmas “X” yaitu sebesar Rp 78.239.,-
c. Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas hasil perhitungan unit cost penumpatan komposit di Puskesmas “X” yaitu sebesar Rp78.239,-. Biaya tersebut menyesuaikan kondisi pandemi
covid-19 yang dimana dokter gigi dan perawat gigi diwajibkan menggunakan APD tingkat 3.
29
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan
Perhitungan unit cost penumpatan yang didapatkan merupakan hasil perhitungan berdasarkan biaya gedung, listrik, dan air diasumsikan 0 (tidak dihitung) karena ditanggung oleh pemerintah, gaji dokter dan perawat yang pula tidak dihitung (diasumsikan 0) karena ditanggung oleh pemerintah. Perhitungan unit cost ini menyesuaikan Panduan Dokter Gigi dalam era new normal oleh PBPDGI. Dari hasil perhitungan unit cost penumpatan composit, didapatkan hasil yaitu sebesar Rp. 78.239,-. Unit cost terhitung lebih tinggi dibandingkan tarif retribusi karena terdapat
pandemid COVID-19 dimana dibutuhkan alat tambahan berupa APD.
4.2
Saran
1. Puskesmas dan Dinas Kesehatan sebaiknya melakukan musyawarah mengenai tarif yang diberlakukan selama masa pandemi Covid-19 2. Puskesmas sebaiknya mengusulkan untuk kenaikan tarif pelayanan terkait penambahan kebutuhan pemakaian APD dalam melakukan tindakan selama masa pandemi Covid-19 3. Dalam menentukan tarif pelayanan, sebaiknya memperhatikan kondisi masyarakat terutama dimasa pandemi Covid-19
30
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Heryana, A. (2019). Konsep Biaya : Aplikasi Pada Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Dokumen Pribadi. Laksono, Trisnantoro. 2004. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Widodo, Sri. 2017. Penerapan Tarif Puskesmas: Unit Cost atau Peraturan Daerah (Perda). Diakses 21 April 2020: https://pdfs.semanticscholar.org/07eb/2c7a791963fa5682efc84aedf80ba77efc1a.pdf Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1165/MENKES/SK/X/2007 Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Badan Layanan Umum. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Rahmi, Amtha. 2020. Panduan Dokter Gigi Dalam Era New Normal. Satuan Tugas COVID -19 Pengurus Besar Persatuan Dokter gigi 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hani, Tri Muhammad. 2019. Penghitungan Unit Cost dan Penyusunan Tarif Rumah Sakit dengan Metode Double Distribution.Yogyakarta:Deep publish Publisher Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Laporan Nasional RISKESDAS. p: 207, 2018.
31