Laporan Virologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR VIROLOGI TANAMAN ACARA I PENGENALAN GEJALA LUAR



Di susun oleh : Nama



: Ria Nuraini



NPM



: E1K019026



Shift



: Senin, 08:00-10:00 WIB



Dosen



: 1. Dr. Mimi Sutrawati , SP., M.Si 2. Nela Zahara, S.P., M.Si



Co-Ass



: Mei Anggi Pangesti (E1K018004)



LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2021



1



BAB I PENDAHULUAN 1.



Latar Belakang Virus merupakan suatu golongan patogen yang diketahui berasosiasi dengan berbagai



penyakit pada ratusan jenis tumbuhan, baik tanaman budidaya maupun tumbuhan liar. Pengenalan gejala penyakit merupakan hal penting dan mendasar dalam diagnosis penyakit tumbuhan. Pengenalan gejala saja belum cukup akurat untuk memastikan bahwa apakah suatu penyakit memang disebabkan oleh infeksi virus, patogen lain, ataupun faktor abiotik. Untuk itu diperlukan diagnosis lebih lanjut yaitu deteksi virus secara serologi maupun molekuler. Namun demikian, dari hasil pengamatan gejala dapat diperoleh suatu petunjuk yang berarti, bahkan untuk beberapa kasus penyakit tertentu dengan semakin banyaknya pengalaman, asosiasi virus dan tumbuhan dapat diperkirakan langsung berdasarkan penampakan gejala penyakit. Gejala penyakit merupakan respon tumbuhan terhadap aktifitas infeksi patogen, yang ditunjukkan oleh penampakan abnormal pada bagian tumbuhan baik abnormalitas struktur bagian tumbuhan tersebut maupun abnormalitas fungsinya. Gejala luar adalah gejala penyakit tumbuhan yang dapat diamati langsung secara makroskopik dari penampakan luarnya. Green (1984) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu sebagai berikut : (1). Gejala-gejala yang serupa dapat dihasilkan oleh virus-virus yang berbeda, (2). Virus yang sama dapat menghasilkan suatu kisaran gejala, tergantung faktor-faktor lingkungan, dan genotype tumbuhan, (3). Ketiadaan gejala pada suatu tumbuhan tidak selalu berarti tidak adanya virus pada tumbuhan tersebut, mungkin saja telah terjadi infeksi laten, sehingga gejala luar tidak muncul. Praktikum pengamatan gejala luar ini bertujuan untuk melakukan pengenalan terhadap gejala luar/ gejala eksternal pada tumbuhan yang terinfeksi virus. 2.



Tujuan



Praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan membandingkan gejala-gejala penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh virus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari 19 persen ( Jackson, 2009). Virus tumbuhan adalah virus yang menginfeksi tumbuhan. Seperti virus lainnya, susunan kimia dan struktur fisik virus tumbuhan sangat sederhana, hanya terdiri dari asam nukleat dan protein. Gejala tanaman yang terserang virus antara lain daun tanaman mengalami klorosis, memutih atau menguning, daun menjadi belang hijau putih, hijau kuning atau disebut gejala Mosaic, daun mengurut atau melipat, daun menjadi seperti terbakar, daun mengkeriting dan menggulung,  bentuk daun menjadi tidak sempurna, ukuran daun menjadi kerdil,  daun dan batang mengalami bercak-bercak ( Tjahjadi, 2012). Tanaman cabai yang terinfeksi virus pada umumnya menunjukkan gejala mosaik, kuning dan khlorosis. Gejala mosaik yang terjadi pada tanaman cabai umumnya disebabkan oleh beberapa patogen virus, yaitu CMV (Cucumber Mosaic Virus), ChiVMV (Chilli Veinal Mottle Virus) dan TMV (Tobacco Mosaic Virus) (Nyana, 2012). Virus kuning keriting mengakibatkan tanaman cabai daunnya menguning cerah/pucat, daun keriting (curl), daun kecil-kecil, tanaman kerdil, bunga rontok, tanaman tinggal ranting danbatang saja (Sudiono, 2013). Infeksi virus pada awal pertumbuhan tanaman cabai akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Pencegahan serangan virus kuning keriting antara lain dengan cara penggunaan bibit yang sehat, sanitasi, rotasi tanaman, menggunakan tanaman pembatas, perangkap kuning dan eradikasi tanaman yang sudah terserang. Virus kuning keriting ditularkan secara persisten oleh kutu kebul (Bemisia tabaci), serangga lain yang dapat menularkan virus kuning keriting aphids dan thrips. Virus tersebut menyebar di dalam tanaman, Virus membentuk gen yang dapat merusak jaringan pada tanaman yang berupa kromosom atau RNA/DNA. Juga menghentikan kerja gen kromosom/klorofil yang berupa asam amino sehingga tanaman tersebut dikuasai oleh gen virus kuning keriting (Semangun 2008).



Mekanisme infeksi virus dalam tubuh tanaman hingga memunculkan gejala berupa daun



menjadi



berwarna



kuning,



kerdildan



menggulung



ke



atas



(cupping).



Gejalamenguningnya daun terutama bagian atas (muda) mirip dengan gejala akibat kekurangan unsur mikro Fe. Semua gejala yang muncul ini sebenarnya adalah merupakan akibat dari terhambatnya aliran nutrisi (fotosintat) dari source ke sink karena virus yang ada di dalam tanaman menguasai floem (floem limited virus) (Ariyanti, 2007). Penyebaran penyakit kuning pada tanaman cabai tidak terlepas dari penyebaran penyebab penyakit ini yaitu Virus Gemini. Penyebaran Virus Gemini berkaitan dengan jumlah populasi kutu kebul yang merupakan serangga vektor dari virus ini. Peningkatan jumlah populasi kutu kebul akan meningkatkan penyebaran virus gemini yang diikuti oleh meningkatnya keterjadian penyakit kuning (Sudiono & Purnomo 2009). BAB III PROSEDUR KERJA 1. Alat dan Bahan Handphone/kamera, ATK, Tanaman yang terserang Virus. 2. Pengamatan gejala penyakit karena serangan virus: • Mengamati bagian-bagian tanaman yang sakit, buat gambar dan deskripsi penyakit. • Menulis jenis tanaman yang diamati beserta klasifikasinya. • Menulis jenis virus yang menyerang beserta klasifikasinya.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Gambar



Gejala Mosaic, daun



penyakit Penyakit mosaic



melepuh,



tembakau



inang Sawit



Nama virus Tobaco mosaic



malformasi



virus



daun



Mottle atau



Penyakit mottle



Gulma



Peanut



belang hijau



Mucuna



mottle



tua dan muda



bracteata



virus



dengan batas



(PMoV)



tidak tegas



Kerdil, warna



Penyakit Tungro



Padi



Rice tungro



kuning orange,



spherical-



jumlah malai



virus



berkurang,



(RTSV-



ditularkan



Waikavirus



wereng coklat.



) dan Rice tungro baciliform virus (RTBVBadnavirus )



Mosaic hijau



Penyakit mosaic



dan kuning,



mentimun



cabe



Cucumber mosaic



warna kuning



virus



sangat jelas, malformasi daun, tepi daun menggulung ke bawah. Tulang daun



Penyakit daun



menguning



menguning/yellow



( vein



ing



pepaya



Geminiviru s



clearing), daun menguning.



2. Pembahasman Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka pada kali ini saya akan membahas tanaman yang saya temukan terserang penyakit, yang mana gejala tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tanaman sawit yang terserang penyakit mosaic tembakau, gejala yang tampak adalah daun melepuh, malformasi daun, virus yang menyerang tadalah tobaco mosaic virus. Menurut (Hanadyo et al, 2013) Tobacco mosaic virus (TMV) mudah menular secara kontak dan tidak dapat ditularkan oleh vektor serangga. Gejala penyakit TMV sering tidak diperhatikan oleh petani tembakau, karena tembakau yang terserang TMV tidak mati, namun masih dapat memberikan hasil. Virus TMV dapat mengurangi hasil panen tembakau dan menurunkan mutu daun tembakau. Selain tanaman gulma Mucuna bracteata yang terserang panyakit mottle, gejala yang tampak adalah Mottle atau belang hijau tua dan muda dengan batas tidak tegas, virus yang



menyerang adalah Peanut mottle virus (PMoV). Semula virus diduga sebagai suatu wujud yang stabil dan setiap penyakit dianggap disebabkan oleh virus yang berbeda. Tetapi penelitian lebih lanjut diketahui bahwa: (1) Virus dapat terdiri dari berbagai strain yang dapat menimbulkan gejala yang sangat berbeda pada tumbuhan inang yang sama; (2) virus yang berbeda (spesies kolektifnya) dapat menimbulkan gejala yang sama pada tumbuhan inang yang sama, dan (3) beberapa penyakit dapat ditimbulkan oleh campuran virus yang tidak ada hubung-annya satu sama lain. Pada tanaman padi yang terserang penyakit Tungro, gejala yang tampak adalah Kerdil, warna kuning orange, jumlah malai berkurang, ditularkan wereng coklat., virus yang menyerang adalah Rice tungro spherical-virus (RTSV-Waikavirus) dan Rice tungro baciliform virus (RTBV- Badnavirus). Penyakit tungro merupakan salah satu kendala untuk mencapai stabilitashasil padi. Pada musim tanam 1969–1992 penyakit tungro dilaporkan menginfeksipertanaman padi di Sumatera, Kali- mantan, Sulawesi, Bali, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Irian Jaya dengan total luas tanaman terinfeksi 244.904 ha (Hasanuddin, 2009). Pada tanaman cabe yang terserang penyakit mosaic mentimun, gejala yang tampak adalah Mosaic hijau dan kuning, warna kuning sangat jelas, malformasi daun, tepi daun menggulung ke bawah. virus yang menyerang adalah Cucumber mosaic virus. Hasil penelitian Nyana (2012) menyatakan bahwa ada dua jenis virus utama yang menyerang tanaman cabai, yaitu dengan gejala mosaik (57,4%) yang berasosiasi dengan infeksi tiga jenis virus yang berbeda, yaitu Tobacco mosaic virus (TMV) dari golongan Tobamovirus, Cucumber mosaic virus (CMV) dari golongan Cucumovirus atau Chili veinal mottle virus (ChiVMV) dari golongan Potyvirus dan, gejala kuning.(9,2%) yang di induksi oleh Pepper yellow leaf curl virus (PepYLCV), dari golongan Begomovirus. Tanaman yang terinfeksi virus sangat sulit untuk dikendalikan walaupun tanaman inangnya telah dimusnahkan, karena sumber inokulum dan vektor banyak terdapat di luar pertanaman cabai. Pada tanaman pepaya yang terserang penyakit daun menguning/yellowingdaun menguning/yellowing, gejala yang tampak adalah Tulang daun menguning ( vein clearing), daun menguning. Virus yang menyerang



adalah Geminivirus. Virus gemini merupakan



golongan virus tumbuhan berbentuk isometri dan selalu berpasangan yang memiliki masa inkubasi dalam tanaman antara 10-15 hari. Kutu kebul (Bemisia tabaci) merupakan serangga hama pengisap daun yang berperan dalam penyebaran dan penularan virus Gemini di lapangan. Satu ekor vektor mampu menularkan virus dan membuat tanaman sakit (Ali & Aprilia, 2018).



BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil pada praktikum dapat disimpulkan yaitu, Tanaman yang sudah diamati adalah tanaman sawit, Gulma Mucuna bracteata, padi, cabai, dan pepaya. Serangan virus ini menunjukkan berbagai gejala: daun menguning cerah/pucat, daun melepuh, malformasi daun, belang hijau tua dan muda , kerdil, menggulung kebawah atau keatas. yang disebabkan oleh virus. Serangan virus-virus ini sangat menurunkan hasil panen dan tentu mampu membuyarkan impian petani untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun masih ada yang bisa di panen. BAB VI DAFTAR PUSTAKA Ali, F. dan Aprilia, R. L. 2018. ‘Serangan Virus Kuning Terong pada Induksi Ekstrak Daun Clerodendrum japonicum dan Mirabilis jalapa’, Agrovigor. Jurnal Agroekoteknologi, 11 (2), pp. 101-105. Ariyanti N.A (2007). Seminar nasional VIII pendidikan biologi, 467–471. Hanadyo et al. 2013. Pengaruh Pupuk Daun Terhadap Intensitas Serangan TMV. Jurnal HPT Volume 1 Nomor 2. Hasanuddin, A. 2009. Status Tungro di Indonesia Penelitian dan Stategi Pengelolaan ke Depan. Makalah dalam. Bogor: Orasi Purnabakti. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Jackson RW (editor). (2009). Plant Pathogenic Bacteria: Genomics and Molecular Biology. Caister Academic Press. Nyana, D, N, 2012. Isolasi dan Identifikasi Cucumber Mosaic Virus untuk Mengendalikan Penyakit Mosaik pada Tanaman Cabai (Capsicum spp,), Disertasi Program Pascasarjana Universitas Udayana. Sudiono & Purnomo, D. 2009. Hubungan antara populasi kutu kebul ( bemisia tabaci genn .) dan penyakit kuning. (1). Sudiono. 2013. Penyebaran Penyakit Kuning pada Tanaman Cabai di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 13 (1): 1-7. Semangun, H. 2008. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.