Leaflet Budidaya Kopi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kopi (Coffea sp.) Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas perkebunan. Tanaman ini dipercaya berasal dari Afrika, kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia. Di Jawa Barat sendiri, dari sekian banyak jenis kopi yang dapat tumbuh di alam, hanya beberapa yang umum dibudidayakan, dua diantaranya kopi jenis Arabika dan Robusta. Dalam pemanfaatannya, bagian tanaman kopi yang biasa digunakan adalah bijinya. Biji ini diolah hingga dalam bentuk bubuk kopi. Selain dikenal sebagai minuman, kopi juga dapat digunakan sebagai campuran bahan pangan ataupun kecan kan. Dewasa ini kopi di Jawa Barat terus mengalami perkembangan, khususnya jenis Arabika. Kopi Arabika asal Jawa Barat atau bisa disebut Kopi Arabika Java Preanger sudah banyak diperbincangkan, terutama soal citarasanya yang khas.



Persyaratan tumbuh tanaman kopi Robusta a. Iklim 1) Tinggi tempat 40 s/d. 900 m d.p.l. 2) Curah hujan 1.250 s/d. 2.500 mm/th. 3) Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) + 3 bulan. 4) Suhu udara 21⁰ – 24⁰ C. b. Tanah 1) Kemiringan tanah kurang dari 30 %. 2) Kedalaman tanah efek f lebih dari 100 cm. 3) Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan atas remah. 4) Kandungan bahan organik dan unsur hara tanah yang baik 5) pH tanah 5,5 – 6,5.



2. Persiapan Lahan Ÿ Ÿ



TEKNIS BUDIDAYA



Ÿ



1. Agroklimat dan Lahan Faktor lahan mempunyai andil yang cukup besar dalam mendukung ngkat produk vitas kopi. Agar diperoleh pertumbuhan dan produksi yang baik, tanaman kopi memerlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut : Persyaratan tumbuh tanaman kopi Arabika a. Iklim 1) Tinggi tempat 1.000 s/d. 2.000 m d.p.l. 2) Curah hujan 1.250 s/d. 2.500 mm/th. 3) Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan. 4) Suhu udara rata-rata 15⁰-25⁰ C. b. Tanah 1) Kemiringan tanah kurang dari 30 %. 2) Kedalaman tanah efek f lebih dari 100 cm. 3) Tekstur tanah berlempung dengan struktur tanah lapisan atas remah. 4) Kandungan bahan organik dan unsur hara tanah yang baik 5) pH tanah 5,5 – 6,5.



Ÿ



Ÿ



Pembersihan lahan, dapat dilakukan secara manual maupun kimiawi. Pembuatan jalan-jalan produksi (jalan setapak) dan saluran drainase. Jika lereng lapangan kurang dari 8 % dak perlu teras, hanya perlu rorak. Jika lereng lapangan lebih dari 8 % perlu dibuat teras bangku kon nu/teras sabuk gunung dan rorak. Dalam kondisi tertentu areal yang curam (lebih dari 45%) digunakan untuk penanaman kopi, sehingga diperlukan teras individu. Bersamaan dengan itu lahan siap ditanami penaung. Jenis tanaman penaung sementara yang banyak dipakai Moghania macrophylla (Flemingia congesta), Crotalaria sp., Tephrosia sp. Untuk penaung tetap, yang banyak digunakan diantaranya lamtoro (Leucaena sp.), Gliricidia, kelapa, dadap (Erythrina sp.), Kasuari (Casuarina sp.) dan sengon (Paraserianthes falcataria). Tanaman penaung ditanam 1 tahun sebelum kopi ditanam, dengan jarak 2 m x 2,5 m, setelah besar secara berangsurangsur dijarangkan menjadi 4 m x 5 m. Pengendalian pertumbuhan gulma pada lahan yang telah dibersihkan dapat dilakukan dengan Penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa (PTL). Jenis-jenis PTL yang sesuai melipu Centrosema pubescens, Pueraria javanica, P. triloba, C. mucunoides, Mucuna sp. dan Stylosanthes guyanensis.



3. Penanaman Ÿ Lokasi pembuatan lubang tanam pada ajir yang telah ditentukan sesuai dengan jarak tanam. Ÿ Lubang tanam sebaiknya dibuat 6 bulan sebelum penanaman. Ÿ Ukuran lubang tanam yaitu 60 cm x 60 cm x 60 cm Ÿ Jarak tanam 2 m x 2,5 m atau 2,5 m x 2,5 m Ÿ Tanah galian lapisan atas dan bawah dipisahkan. Tanah galian lapisan atas ditempatkan di sebelah kiri dan tanah galian lapisan bawah di sebelah kanan. Ÿ Tiga bulan sebelum tanam, lubang tanam ditutup 2/3 bagian dengan tanah lapisan atas dicampur dengan bahan organik/ pupuk kandang/ kompos. Ÿ Ajir di pasang kembali di tengah lubang tanam tersebut Ÿ Benih ditanam setelah pohon penaung berfungsi baik dengan kriteria intensitas cahaya yang diteruskan 30-50% dari cahaya langsung. Ÿ Digunakan benih yang sudah siap salur, pertumbuhannya sehat (kekar). Kriteria benih siap salur telah memiliki minimal 5 pasang daun normal dengan sepasang cabang primer Ÿ Benih ditanam sebatas leher akar, tanah dipadatkan kemudian polibeg yang telah disobek dengan parang/arit ditarik keluar. Ÿ Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar dak terjadi genangan air Ÿ Tanaman yang ma segera dilakukan penyulaman selama musim hujan.



4. Pemupukan Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ



Ÿ



Pelaksanaan pemupukan harus tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis dan tepat cara pemberian. Secara umum pupuk yang dibutuhkan tanaman kopi ada 2 jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk an-organik. Dosis aplikasi pupuk organik yaitu 10-20 kg/pohon/tahun. Dosis umum pupuk an-organik disajikan pada Tabel 1. Pupuk an-organik diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada akhir musim hujan. Pada daerah basah (curah hujan nggi). Cara pemberian pupuk yaitu sebagai berikut : pupuk diletakkan pada alur yang dicangkul melingkar 75 cm dari batang pokok, dengan kedalaman 2-5 cm lalu ditutup kembali dengan tanah.



Ü▓ ĵ ʼn Tanaman (tahun) 1 2 3 4 5-10 >10



Dosis Pupuk (g/pohon) Urea



SP-36



KCl



Kieserit



20 50 75 100 150 200



25 40 50 50 80 100



15 40 50 70 100 125



10 15 25 35 50 70



5. Pemangkasan Pa d a d a s a r nya p e m a n g ka s a n d i l a ku ka n u nt u k membentuk tajuk tanaman. Disamping itu, pemangkasan bertujuan untuk membuang bagian cabang dan ran ng yang sudah dak produk f. Pemangkasan juga secara dak langsung bertujuan untuk mengendalikan serangan hama. Macam-macam pemangkasan pada tanaman kopi antara lain pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan.



6. Pengelolaan Penaung Percabangan paling bawah penaung diusahakan 1-2 m di atas pohon kopi untuk memperlancar peredaran udara dan masuknya cahaya. Selain itu, dilakukan penjarangan penaung secara sistema s apabila pohon kopi telah saling menutup dan tumbuh baik. Populasi akhir dipertahankan sebanyak 400-600 ph/ha, tergantung pada kondisi lingkungan setempat.



Penyakit karat daun (Hemileia vastatrix B.et Br.) Gejala awal penyakit karat daun terlihat sebagai bercak berwarna kuning muda pada permukaan bawah daun yang berubah menjadi kuning tua. Selanjutnya bercak-bercak yang berdekatan akan menyatu, sehingga ukurannya menjadi besar dan bentuknya dak teratur. Penyakit ini dapat mengakibatkan daun yang terserang gugur sebelum waktunya (premature). Serangan yang berat dapat menyebabkan daun rontok, cabang/ran ng ma dan akhirnya tanaman ma . Pengendaliannya dengan pengaturan naungan menjelang musim hujan dilakukan pemangkasan, secara dak Iangsung pemangkasan akan mengurangi sumber inokulum penyebab penyakit. Penggunaan varietas resisten; Varietas yang dianjurkan untuk kopi Arabika adalah Lini S (S 795 dan 1934), USDA (230762 dan 230731), dan BP453A (CIFC 519-3). Pengendalian secara kimia dilakukan setelah serangan karat daun mencapai ambang toleransi 20% daun kopi terserang. Sampai sekarang fungisida kontak yang berbahan ak f tembaga masih cukup efek f, dan fungisida sistemik dengan bahan ak f Triademefon



BUDIDAYA



KOPI Coffea sp.



PANEN DAN PASCA PANEN PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) Serangga be na meletakkan telurnya di dalam biji, selanjutnya berkembang biak sampai buah kopi dipanen atau gugur karena terlalu masak. Gejala serangan terlihat dengan adanya bekas lubang gerekan. Akibat gerekan tersebut biji kopi menjadi berlubang sehingga menurunkan mutu kopi. Kerusakan yang di mbulkan dapat menurunkan produksi 10-40%. Pengendaliannya dengan pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu gelap yang sesuai bagi perkembangan PBKo. Disamping itu, memasang alat perangkap dengan senyawa penarik (misalnya: Hypotan) yang ditaruh di dalam alat perangkap (trap) dengan kepadatan sekitar 24 trap per hektar selama mínimum dua tahun dan setelah musim panen berakhir.



Biji kopi yang bermutu baik dan disukai konsumen berasal dari buah kopi yang sehat, bernas dan pe k merah. Kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah telah merah. Secara teknis, panen buah masak (buah merah) memberikan beberapa keuntungan, antara lain mudah diproses karena kulitnya mudah terkelupas, biji kopi lebih bernas karena telah mencapai kematangan fisiologi, mutu fisik biji dan citarasanya lebih baik. Ada dua cara pengolahan buah kopi, yaitu pengolahan cara kering dan pengolahan cara basah, perbedaan kedua cara pengolahan tersebut terletak pada adanya penggunaan air yang diperlukan untuk pengupasan kulit buah maupun pencucian. Proses basah sering dipakai untuk mengolah biji kopi arabika, sementara proses kering lebih sering digunakan untuk mengolah biji kopi robusta. Selain itu ada ada juga proses semi basah atau semi kering, yang merupakan modifikasi dari kedua proses tersebut. Sumber : Ditjenbun h p://ditjenbun.pertanian.go.id



DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT