LK Solutio Plasenta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN SOLUTIO PLASENTA DI RUANG BOUGENVILLE RSUD DR. KANUDJOSO DJATIWOBO BALIKPAPAN BALIKPAPAN



DISUSUN OLEH : Shinta Anggreani NIM. P07224319071



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020



LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN SOLUTIO PLASENTA Asuhan kebidanan pada Ny ” J ” umur 35 tahun GIVP3003 usia kehamilan 31 minggu 5 hari dengan Solusio Plasenta telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing ruangan dan pembimbing institusi di ruang Bougenville RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan



Balikpapan, Juli 2020 Mahasiswa



Shinta Anggreani NIM. PO 7224319071



Mengetahui, Pembimbing Institusi



Bidan Koordinator



Dwi Agustiningsih, S.ST,



Hj. Tuti Widiyaningsih, S.ST NIP. 197305251993032005



ii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan Solusio Plasenta. Penyusunan Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. H. Supriadi B, S.Kp., M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. 2. Inda Corniawati, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. 3. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. 4. Dwi Agustiningsih, S.ST, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan dengan sabar kepada peneliti dalam penyusunan laporan ini. 5. dr. Edy Iskandar, Sp. PD selaku direktur RSUD dr Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. 6. Ns. Lestari S, Kep selaku penanggung jawab Lahan Praktik RSUD dr Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan yang telah memberikan bimbingan dan masukan dengan sabar kepada peneliti dalam penyusunan laporan ini. 7. Hj. Tuti S, ST selaku Bidan Pelaksana dan Bidan pembimbing lahan di Ruang bougenville direktur RSUD dr Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan tempat mahasiswa melakukan praktek lapangan yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan laporan ini. 8. Seluruh dosen dan staf Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. 9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan baik dukungan material dan moral.



iii



10. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.



Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga Laporan Komprehensif ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Balikpapan, Juli 2020 Penulis



Shinta Anggreani



iv



DAFTAR ISI Lembar Pengesahan................................................................................. Kata Pengantar....................................................................................... Daftar Isi.................................................................................................. Bab I Pendahuluan.................................................................................. A. Latar Belakang............................................................................ B. Rumusan Masalah....................................................................... C. Tujuan.......................................................................................... D. Manfaat........................................................................................ Bab II Tinjauan Pustaka.......................................................................... A. Dasar Teori Solusio Plasenta....................................................... B. Konsep Dasar Manajemen Solusio Plasenta............................... Bab III Tinjauan Kasus........................................................................... Bab IV Pembahasan................................................................................ Bab V Kesimpulan.................................................................................. A. Kesimpulan.................................................................................. B. Saran............................................................................................ Daftar Pustaka......................................................................................... Dokumentasi............................................................................................



v



ii iii v 1 1 3 3 4 5 5 22 37 52 53 53 53 55 57



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah terjadi penurunan yaitu dari 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Angka ini sudah mendekati sasaran RPJMN 2004-2009 yaitu 226/100.000 KH, dan diupayakan terus untuk mencapai target pencapaian MDG 102/100.000 KH pada tahun 2015. Penyebab langsung dari kematian ibu adalah perdarahan (28%), hipertensi dalam kehamilan (24%), infeksi (11 %), abortus tidakaman (5%) dan persalinan lama (5%). Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap ibu memilik akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan bila terjadi komplikasi, serta akses terhadap keluarga berencana (Kemenkes RI, 2014). Kegawatdaruratan obstetri dan neonatal merupakan suatu kondisi yang dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama kehamilan, ketika kelahiran bahkan saat hamil. Sangat banyak sekali penyakit serta gangguan selama kehamilan yang bisa mengancam keselamatan ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Kegawatan tersebut harus segera ditangani, karena jika lambat dalam menangani akan menyebabkan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Salah satu tanda kegawatdaruratan obstetri adalah perdarahan. Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa, 1



solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea,



retensio



plasentae/



plasenta



inkomplet),



perdarahan



pasca



persalinan, hematoma, dan koagulopati obstetri. Solusio plasenta atau disebut abruption plasenta/ablasia plasenta adalah separasi premature plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat. Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat



banyak,



pemandangan



yang



menipu



inilah



yang sebenarnya



membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah darah yang keluar sukar diper hitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok. Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasuskasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi, vaskular menahun, 15,5 % disertai pula oleh preeklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu. Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan diagnosanya dengan cepat.



Dari



kasus



solusio



plasenta



didiagnIsis



dengan



persalinan



prematur idopatik, sampai kemudian terjadi gawat janin, perdarahan hebat, kontraksi uterus yang hebat,hipertermi uterus yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai gejala tunggal tetapi lebih sering berupa gejala kombinasi. Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relative umum dan dapat secara serius membahayakan keadaan ibu. Solusio plasenta juga cenderung menjadikan morbiditas dan bahkan mor tabilitas pada janin dan bayi baru lahir. Solusio plasenta sering sekali terjadi 2



pada trimester kedua kehamilan hingga beberapa minggu menjelang persalinan. ketika terjadi solusio plasenta, perlu dilihat bagaimana kondisi ibu dan bayinya. Jika kondisi ibu masih baik, pun demikian bayinya dan sudah masuk masa persalinan, maka bayi bisa diusahakan lahir secara normal. "Tapi umumnya, bayi dilahirkan dengan operasi caesar dengan pertimbangan mempersingkat waktu. Karena itu tadi, perburukan solusio plasenta cepat sekali," B. Rumusan Masalah Apakah ibu mempunyai masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Deteksi dan antisipasi dini kelainan/penyakit/gangguan yang mungkin terjadi dalam kehamilan. 2. Tujuan Khusus a. Dilaksanakan pengkajian secara komprehensif melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan pola pikir varney yang di tuangkan dalam bentuk SOAP di Ruang Bayi RSUD dr Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. b. Dilaksanakannya pengidentifikasian diagnose/masalah aktual pada Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ” J ” umur 35 tahun GIVP3003 usia kehamilan 31 minggu 5 hari di ruang Bougenville RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. c. Dilaksanakannya pengidentifikasian diagnose/masalah potensial pada Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ” J ” umur 35 tahun GIVP3003 usia kehamilan 31 minggu 5 hari di ruang Bougenville RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. d. Dilaksanakannya



tindakan



segera



pada



Manajemen



Asuhan



Kebidanan Pada By Ny “ R. M. R “ dengan Asuhan Bayi Baru Lahir 3



dengan Asfiksia Berat di ruang Bedah Sentral RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. e. Dilaksanakannya penyusunan rencana asuhan yang menyeluruh pada Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ” J ” umur 35 tahun GIVP3003 usia kehamilan 31 minggu 5 hari di ruang Bougenville RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. f. Dilaksanakannya tindakan asuhan dengan efisien dan aman pada Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ” J ” umur 35 tahun GIVP3003 usia kehamilan 31 minggu 5 hari di ruang Bougenville RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. g. Dilaksanakannya evaluasi pada Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ” J ” umur 35 tahun GIVP3003 usia kehamilan 31 minggu 5 hari di ruang Bougenville RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. h. Didokumentasikan hasil pada Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ” J ” umur 35 tahun GIVP3003 usia kehamilan 31 minggu 5 hari di ruang Bougenville RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan. D. Manfaat 1.



Meningkatkan efek sinergi dalam rangka mencapai target penurunan angka kematianm Ibu dan perinatal melalui berbagai kegiatan intervensi yang ada.



2.



Menjadi pedoman bagi pemberi pelayanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan solusio plasenta.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DASAR TEORI 1. PENGERTIAN Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi yang normal pada uterus , sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya pendarahan dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter. Hematoma dapat semakin membesar kearah pinggir plasenta sehingga jika amniokhorion sampai terlepas, pendarahan akan keluar melalui



ostium



uteri



(pendarahan



keluar),



sebaliknya



apabila



amniokhorion tidak terlepas , pendarahan tertampung dalam uterus ( perdarahan tersembunyi).



5



Perdarahan keluar 1. Keadaan



Gambar 2.1 Solusio Plasenta Perdarahan tersembunyi umum 1. Keadaan penderita



penderita relatif lebih baik 2.



Plasenta



lebih jelek terlepas



2.



sebagian atau inkomplit 3.



Jarang



Plasenta terlepas luas,



uterus en bois



berhubungan



3.



dengan hipertensi  



Sering



berkaitan



dengan hipertensi



Lepasnya plasenta ini dapat menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen pada bayi dapat menurun atau terhambat. Plasenta berfungsi menyalurkan nutrisi dan oksigen ke bayi, serta membuang limbah metabolisme dari tubuh bayi. Plasenta melekat pada dinding rahim. Organ yang sering disebut sebagai ari-ari ini juga terhubung dengan bayi melalui tali pusat. 2. KLASIFIKASI Menurut derajat lepasnya plasenta: a. Solusio plasenta parsialis Bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlekatannya b. Solusio plasenta totalis (komplet). Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya c. Prolapsus plasenta. Kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba saat pemeriksaan dalam. Menurut tingkat gejala klinis menjadi: a. Solusio Plasenta Ringan Luas plasenta yang lepas tidaak sampai 25 % atau kurang dari 1/6 bagian. Terjadi rupture sinus marginalis. Bila terjadi perdarahan pervaginam warna merah kehitaman, perut terasa agak sakit atau terus menerus agak tegang. Tetapi bagian-bagian janin masih teraba.Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada. b. Solusio Plasenta Sedang



6



Plasenta telah terlepas seperempat sampai duapertiga luas permukaan namun belum separuhnya atau 50 %. Jumlah darah yang keluar lebih dari 250 ml namun belum mencapai 1000 ml.Tanda dan gejala dapat timbul perlahan seperti pada solusio plasenta ringan atau mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus, nyeri tekan, bagian jnin sukar diraba. BJA sukar didengar dengan stetoskop biasa ataupun bila terdengar terjadi taki kardi. Sudah dapat terjadi kelainan pembekuan darah atau ginjal. c. Solusio Plasenta Berat Plasenta telah lepas lebih duapertiga luas permukaan atau lebih dari 650 %, dan jumlah darah yang keluar lebih dari 1000 ml, terjadi tiba-tiba, ibu syock janin meninggal. Uterus tegang peperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervagina tidak sesuai dengan keadaan syok ibu. Besar kemungkinan telah terjadi gangguan pembekuan darah dan ginjal.



Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja ruptura s inus marginalis dapat pula terlepas lebih luas, solusio plasenta parsialis, atau bisa seluruh permukaan maternal plasenta terlepas/solusio plasenta totalis. Perdarahan yang terjadi akan merembes antara plasenta dan miometrium untuk seterusnya menyelinap di bawah selaput ketuban dan akhirnya memperoleh jalan ke kanalis servikalis dan keluar melalui vagina menyebabkan perdarahan eksternal.



7



Gambar 2.2 Solusio Plasenta Dengan Perdarahan Eksternal Yang lebih jarang, jika bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding Rahim, darah tidak keluar dari uterus, tetapi tertahan di antara plasenta yang terlepas dari uterus, sehinnga menyebabkan perdarahan tersembunyi



8



Gambar2. Solusio Plasenta Parial Disertai Perdarahan tersembunyi Solusio plasenta dengan perdarahan tertutup terjadi jika : a. Bagian plasenta



sekitar



perdarahan masih



melekat



pada



dinding Rahim. b. Selaput ketuban masih melekat pada dinding Rahim. c. Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput ketuban pecah. d. Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen bawah rahim. Perdarahan yang tersembunyi biasanya menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi ibu,



tidak



saja karena



kemungkinan



koagulopati



konsumptif tetapi juga karena jumlah darah yang keluar sulit



9



diperkirakan



Gambar 2.4 Solusio Plasenta Total Disertai perdarahan tersembunyi 3. ETIOLOGI Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya solusio plasenta belum diketahui. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko wanita hamil mengalami solusio plasenta atau abruptio plasenta. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain: a. Faktor



vaskuler



(80-90%),



yaitu



toksemia



gravidarum,



glomerulonepritis kronik, dan hipertensi esensial. Karena desakan darah tinggi, maka pembuluh darah mudah pecah, kemudian terjadi hematom retroplasenter dan plasenta sebagian terlepas. b. Faktor trauma -



Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidramnion dan gemeli



-



Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak dan bebas, varsi luar.



c. Faktor paritas



10



Lebih banyak dijumpai pada multi dari pada primi. Holmer mencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta dijumpai 45 multi dan 18 primi. d. Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi, tekanan uterus pada vena cava inferior, dll e. Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang, dll f. Hamil pada usia di atas 40 tahun. g. Merokok saat hamil atau memakai narkoba saat hamil.



h. Memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya. i. Ketuban pecah dini.



j. Mengandung bayi kembar. 4. PATOFISIOLOGI  Solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili - vili korialis plasenta dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh karena itu patofisiologinya bergantung pada etiologi. Pada trauma abdomen etiologinya jelas karena robeknya pembuluh darah desidua. Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel ( apoptosis ) yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat menyebabkan pembentukan thrombosis dalam pembuluh darah desidua dalam atau vascular vili dapat berujung kepada iskemia dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut menyebabkan desidua basalis terlepas kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada miometrium. Dengan demikian pada tingkat permulaan proses terdiri atas pembentukan hematom yang bias menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan pada bagian plasenta yang berdekatan.



11



Pada awalnya mungkin belum ada gejala kecuali terdapat hematom pada bagian belakang plasenta yang baru lahir. Dalam beberapa kejadian pembentukan hematom retroplasenta disebabkan oleh putusnya arteria spiralis dalam desidua. Hematoma retroplasenta mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen dari sirkulasi maternal/ plasenta ke sirkulasi janin. Hematoma yang terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan plasenta lebih luas / banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar merembes antara selaput ketuban dan miometrium dan selanjutnya keluar melalui serviks ke vagina ( revealed hemorrhage ). Perdarahan tidak bisa berhenti karena uterus yang lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteria spiralis yang terputus. Walaupun jarang terdapat perdarahan tinggal



terperangkap



di



dalamuterus



(



concealed



hemorrhage ). Nikotin dan kokain keduanya dapat menyebabkan vasokontriksi yang iskemia dan pada plasenta sering dijumpai bermacam lesi seperti infark, oksidatif stres, apoptosis, dan nekrosis, yang kesemuanya ini berpotensi merusak hubungan uterus dengan plasenta yang berujung kepada solusio plasenta. Dilaporkan merokok berperan pada 15 % sampai 25 % dari insiden solusio plasenta. Merokok satu bungkus perhari menaikkan insiden menjadi 40 %. 5. GEJALA Trimester tiga kehamilan merupakan waktu yang rawan untuk terjadinya abruptio plasenta. Gejala utama yang menandai terjadinya solusio plasenta adalah perdarahan saat hamil. Meski demikian, bukan berarti semua perdarahan dari vagina saat hamil menandakan solusio plasenta. Banyak sedikitnya perdarahan bervariasi dan tidak serta-merta menunjukkan tingkat keparahan pelepasan plasenta yang terjadi.



12



Terkadang darah terperangkap di dalam rahim, sehingga tidak keluar atau tidak terjadi perdarahan. Akibatnya, penderita tidak sadar bahwa dirinya mengalami solusio plasenta. Selain perdarahan, beberapa gejala lain yang menandai solusio plasenta adalah: Gejala solusio plasenta juga dapat muncul secara perlahan (kronis). Pada kondisi ini, tanda yang muncul adalah: a. Cairan ketuban sangat sedikit. b. Perdarahan yang disertai rasa nyeri, darah dapat berwarna merah kehitaman. c. Syok dan anemia berat bisa terjadi, meskipun darah yang keluar hanya terlihat sedikit (padahal banyak perdarahan di dalam). d. Dapat terjadi gawat janin hingga menghilangnya denyut jantung janin. e. Bayi kurang gerak atau tidak bergerak seperti biasanya.



f. Nyeri punggung dan nyeri perut. g. Rahim berkontraksi cepat dan disertai nyeri. 6. KOMPLIKASI Syok perdarahan Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan  segera. Bila persalinan  telah diselesaikan, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III . Pada solusio plasenta berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang terlihat. b. Gagal ginjal Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusio plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena perdarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik.  c. Kelainan pembekuan darah Kelainan pembekuan darah biasanya disebabkan oleh hypofibrinogenemia. a.



 



13



d.



Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire) Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim dan di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum. Perdarahan ini menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna uterus berubah menjadi biru atau ungu yang biasa disebut Uterus  couvelaire. Perdarahan yang parah dapat menyebabkan ibu hamil harus menjalani operasi pengangkatan rahim (histerektomi). Kondisi ini juga bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu hamil



e.



Komplikasi yang dapat terjadi pada janin:   - Fetal distress,  -



Gangguan pertumbuhan/perkembangan Kelahiran prematur, sehingga bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.



-



Hipoksia, anemia, Kematian. Asupan nutrisi dan oksigen pada janin terganggu, sehingga pertumbuhan janin di dalam kandungan juga terhambat.



-



Meninggal dalam kandungan, jika kondisi solusio plasenta yang dialami tergolong parah.



7. DETEKSI KEMUNGKINAN SOLUSIO PLASENTA a. Anamnesis 1) Sakit yang tiba-tiba diperut, kadang-kadang pasien bisa melokalisir tempat mana yang paling sakit, dimana plasenta terlepas. 2) Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong konyong dan terdiri dari darah segar dan bekuan-bakuan darah. 3) Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (anak tidak bergerak). 4) Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang-kunang, ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.



14



5) Kadang-kadang ibu dapat menceritakan trauma dan factor kausal yang lain b. Inspeksi 1) Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan 2) Pucat, sianosis, keringat dingin. 3) Kelihatan darah keluar pervaginam c. Palpasi 1) Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya retroplasenter hematom, uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. 2) Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his. 3) Nyeri tekan terutama ditemukan plasenta tadi lepas. 4) Bagian-bagian janin sukar dikenali, karena uterus tegang. d. Auskultasi Sulit karena uterus tegang. Bila DJJ terdengar biasanya diatas 140, kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari 1/3. e. Pemeriksaan dalam 1) Serviks bisa telah terbuka atau masih tertutup. 2) Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun diluar his. 3) Kalau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya plasenta ini akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan dalam, disebut prolapsus plasenta, ini sering dikacaukan dengan plasenta previa. f. Pemeriksaan umum 1) Tensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok. 2) Nadi cepat, kecil dan filiformis. g. Pemeriksaan laoratorium



15



1) Urine albumin positif, pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan leukosit.



2) Darah Hb menurun (anemis), periksa golongan darah, kalau bisa cross match tes. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah atau hipofibrinogenemia, maka diperiksakan pula COT(clot observation test) tiap 1 jam, tes kualitatif fibrinogen(fiberindex), dan test kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 150 mg%). h. Pemeriksaan plasenta Sesudah bayi dan plasenta lahir, kita periksa plasentanya yang terlepas dan terdapat koagulum atau darah beku dibalakang plasenta, yang di sebut hematoma retroplasenter. Sebenarnya diagnosis solusio plasenta atau abruptio plasenta baru bisa ditetapkan setelah persalinan, yaitu dengan memeriksa plasenta di laboratorium. Meski begitu, beberapa pemeriksaan, seperti USG kehamilan, tes darah, atau tes urine, bisa dilakukan pada ibu hamil guna mendeteksi kemungkinan terjadinya solusio plasenta. 8. TATA LAKSANA TERAPI Terhadap Komplikasi Atasi syok a. Infus larutan NS / RL untuk restorasi cairan , berikan 500 ml dalam 15 menit pertama dan 2 L dalam 2 jam pertama. b. Ganti darah yang keluar dengan darah segar untuk memperbaiki faktor pembekuan akibat koagulopati. Tatalaksana Oliguria Atau Nekrosis Tubuler Akut



16



Tindakan restorasi cairan ,dapat memperbaiki hemodinamika dan mempertahankan fungsi ekskresi sisterna urinaria. Tetapi apabila syok terjadi secara cepat dan telah berlangsung lama ( sebelum di rawat) , umumnya akan terjadi gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan oliguria ( produksi urin < 30 ml / jam) . Pada kondisi yang lebih berat dapat terjadi anuria yang mengarah pada nekrosis tubulus renalis. Setelah restorasi cairan , lakukan tindakan untuk mengatasi gangguan tersebut dengan : a. Furosemida 40 mg dalam 11 kristaloid dengan 40-60 tetesan permenit , b. Bila belum berhasil , gunakan manitol 500 ml dengan 40 tetesan per menit. Atasi Hipofibrinogenemia a. Restorasi cairan / darah sesegera mungkin dapat menghindarkan terjadinya koagulopati. b. Lakukan uji beku darah ( bedside coagulation test ) untuk menilai fungsi pembekuaan darah ( penilaian tak langsung kadar ambang fibrinogen ). Caranya sebagai berikut : 1) Ambil darah vena 2 ml, masukan dalam tabung kemudian di observasi, 2) Genggam bagian tabung yang berisi darah , 3) Setelah 4 menit miringkan tabung untuk melihat lapisan koagulasi di permukaan 4) Lakukan hal yang sama setiap menit, 5) Bila bagian permukaan tidak membeku dalam waktu 7 menit , maka diperkirakan titer fibrinogen dianggap dibawah nilai normal ( kritis).



17



6) Bila terjadi pembekuaan tipis yang mudah robek bila tabung dimiringkan , keadaan ini juga menunjukkan kadar fibrinogen dibawah ambang normal. c. Bila darah segar tidak dapat segera diberikan , berikan plasma beku segar ( 15 ml / kg BB) d. Bila plasma beku segar tidak tersedia, berikan kriopresipitat fibrinogen. e. Pemberian fibrinogen dapat memperberat terjadinya koagulasi diseminata intravaskuler yang berlanjut dengan pengendapan fibrin, pembendungan mikrosirkulasi di dalam organ –organ vital seperti ginjal , glandula adrenalis , hifopisis dan otak. f. Bila pendarahan masih berlangsung ( koagulopati ) dan trombosit di bawah 20.000, berikan konsentrat trombosit. Atasi Anemia a. Darah segar merupakan bahan terpilih untuk mengatasi anemia karena di samping mengandung butir-butir darah merah , juga mengandung unsur pembekuan darah. b. Bila restorasi cairan telah tercapai dengan baik tetapi pasien masih dalam kondisi anemia berat , berikan packed cell. 9. Tata Laksana Tindakan obstetric



Seksio sesarea a. Seksio sesarea di lakukan apabila : 1) Janin hidup dan pembukaan belum lengkap , 2) Janin hidup , gawat janin tetapi persalinan pervaginam tidak dapat dilaksanakan dengan segera 3) Janin mati tetapi kondisi



serviks tidak memungkinkan



persalinan pervaginam dapat berlangsung dalam waktu singkat b. Persiapan untuk seksio sesarea , cukup di lakukan penanggulangan awal ( stabilisasi dan tatalaksana komplikasi) dan segera lahirkan 18



bayi karena operasi merupakan satu-satunya cara



efektif untuk



menghentikan pendarahan c. Hematoma miometrium tidak mengganggu kontraksi uterus d. Observasi ketat kemungkinan pendarahan ulangan ( koagulopati)



Partus pervaginam a. Partus pervaginam dilakukan apabila : 1) Janin hidup, gawat janin, pembukaan lengkap dan bagian terendah di dasar panggul. 2) Janin telah meninggal dan kondisi serviks cukup baik untuk induksi/akselerasi. b. Pada kasus pertama, amniotomi



(bila ketuban belum pecah)



kemudian percepat kala II dengan ektraksi forceps (atau vakum). c. Untuk kasus kedua, lakukan amniotomi (bila ketuban belum pecah) kemudian akselerasi dengan 5 unit oksitosin dalam Dektrose 5% atau RL , tetesan di atur sesuai dengan kondisi kontraksi uterus. d. Setelah persalinan , gangguan pembekuan darah akan membaik dalam waktu 24 jam, kecuali bila jumlah trombosit sangat rendah (perbaikan baru terjadi dalam 2-4 hari kemudian).



19



SOLUSIO PLASENTA



Kadar hemoglobin uji pembekuaan darah pantau produksi urin konfirmasi USG



Faktor resiko Hipertonia uteri nyeri



Evaluasi keadaan janin Evaluasi medik dan tanda vital Anemia dan koagolopati



Singkirkan plasenta previa atau abdomen akut lainya



Kondisi bayi



Hidup



Gawat janin



Mati



Normal



Pembukaan Nilai pelvic tidak lengkap bagian memadai terendah di dasar panggul



Kondisi serviks



Kaku / rigid Pembukaan 1 jari Penurunan H II-III



Amniotomi percepat kala II 20



Lunak Pembukaan > 3 cm Penurunan H III-IV



SEKSIO SESAREA Amniotomi Akselerasi(infuse oksitosin)



PARTUS PERVAGINAM



10. CARA MERUJUK SOLUSIO PLASENTA Sikap bidan dalam menghadapi solusio plasenta. Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan pertolongan kebidanan, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Dalam menghadapi perdarahan pada kehamilan, sikap bidan yang paling utama adalah melakukan rujukan ke rumah sakit.Dalam bentuk rujukan diberikan pertolongan darurat : a. Pemasangan infus b. Tanpa melakukan pemeriksaan dalam/vaginal toucher c. Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan d. Mempersiapkan donor dari keluarga atau masyarakat e. Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama



11. PENCEGAHAN SOLUSIO PLASENTA Solusio plasenta atau abruptio plasenta tidak dapat dicegah. Kendati demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk



21



mengurangi risiko dan mengantisipasi lepasnya plasenta. Upaya tersebut antara lain: a. Tidak merokok dan tidak mengonsumsi narkoba, terutama saat hamil. b. Rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan selama hamil, apalagi jika hamil di atas usia 40 tahun. c. Mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang seimbang.



B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dari pengumpulan data dasar yang berakhr dengan evaluasi. Kutujuh langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah-langkah dapat dipecah menjadi langkahlangkah tertentu dan bias berubah sesuai dengan bagaimana keadaan pasien. Tetapi disini hanya lima langkah saja yang akan di bahas yaitu dari pengumpulan data sampai pada Perencanaan asuhan.           Pembahasan dari kelima langkah tersebut adalah : A. Langkah I (Pengkajian) 1. DATA SUBJEKTIF a) Biodata atau identitas pasien: 1) Istri i.



Nama Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien. 22



ii.



Umur Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 2035 tahun.



iii.



Alamat Ditanyakan



untuk



maksud



mempermudah



hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui



tempat



tinggal



pasien/klien



dan



lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah. iv.



Pekerjaan Ditanyakan



untuk



mengetahui



kemungkinan



pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien.



Dengan



mengetahui



pekerjaan



pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin. v.



Agama Ditanyakan



untuk



mengetahui



kemungkinan



pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien. Dengan



diketahuinya



agama



pasien/klien,



akan



memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. vi.



Pendidikan



23



Ditanyakan intelektualnya.



untuk



mengetahui



tingkat



Tingkat pendidikan mempengaruhi



sikap perilaku kesehatan seseorang. vii.



Status Perkawinan Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa kalinya.



viii.



Suku/Ras Ditanyakan



untuk



pengaruhnya



terhadap



pasien/klien.



Dengan



mengetahui



kemungkinan



kebiasaan



kesehatan



diketahuinya



suku/ras



pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. 2) Suami i.



Nama Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien.



ii.



Umur Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien.



iii.



Alamat Ditanyakan



untuk



maksud



mempermudah



hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi suami pasien/klien. iv.



Pekerjaan Ditanyakan



untuk



mengetahui



kemungkinan



pengaruh pekerjaan suami terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan suami pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana



24



taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin. v.



Agama Ditanyakan pengaruhnya



untuk



mengetahui



terhadap



kemungkinan



kebiasaan



kesehatan



pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. vi.



Pendidikan Ditanyakan intelektualnya.



untuk Tingkat



mengetahui pendidikan



tingkat



suami



juga



mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seorang istri. vii.



Status Perkawinan Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa kalinya.



viii.



Suku/Ras Ditanyakan



untuk



pengaruhnya



terhadap



pasien/klien.



Dengan



mengetahui



kemungkinan



kebiasaan diketahuinya



kesehatan suku/ras



pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. b) Riwayat pasien 1) Keluhan utama Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien datang kepada bidan. Untuk mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai berikut: “Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang



25



kemari?” 2) Riwayat menstruasi Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien. 3) Menarche Untuk mengethui usia pertama kalinya mengalami menstruasi. 4) Siklus Menstruasi Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari. 5) Volume Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan kriteria banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari. 6) Keluhan Beberapa



wanita



menyampaikan



keluhan



yang



dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu. 7) Menstruasi yang Terakhir Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang. 8) Dismenorhea Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit.



26



Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah. 9) Keteraturan Menstruasi Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui factor-faktor penyebabnya. 10) Fluor albus Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus menyebabkan flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih berbau, sedangkan candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning dan menyebabkan gatal yang sangat. 11) Gangguan sewaktu Menstruasi Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,misalnya nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung (emosional meningkat). Gangguan yang dialami pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu. c) Riwayat perkawinan Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin ibu. Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal). Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai



27



riwayat perkawinannya adalah : 1) Kawin : …………………..kali 2) Usia Kawin Pertama ………………………tahun 3) Status Perkawinan 4) Lama Pernikahan d) Riwayat kehamilan dan persalinan Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu. Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan. Mencakup : 1) Jumlah Kehamilan dan kelahiran: G (gravida), P (para), A (abortus), H (hidup) Data



ini



digunakan



untuk



mengetahui



riwayat



kehamilan dan kelahiran pasien. 2) Golongan Darah Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi jika ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan penggantian darah yang keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan. 3) Riwayat persalinan Mencakup



jarak



antara



dua



kelahiran,



tempat



melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.  Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang. 4) Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil



28



dan melahirkan Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya. e) Riwayat nifas Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris). f) Riwayat kelahiran anak 1) Berat bayi sewaktu Lahir Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini terjadi karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama preses persalianan. Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500 gram. 2) Kelainan Bawaan Bayi Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah kondisi. 3) Jenis Kelamin Bayi Untuk



mengetahui



jenis



kelamin



bayi



sebagai



dokumentasi. 4) Status Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang, Bila meninggal, apa penyebab kematiannya. g) Riwayat Ginekologi Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien. Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa postpartum.



29



h) Riwayat keluarga berencana Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi. i) Riwayat kehamilan sekarang Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor, mual/muntah, masalah kelainan pada



kehamilan



sekarang,



pemakaian



obat-obatan/jamu.



Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera. j) Riwayat penyakit Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi



pada ibu hamil



dan mengupayakan



pencegahannya dan penanggulangannya. (Depkes RI, 1993:65), misal: 1) Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan kemungkinan bisa menyebabkan transient hipertension. 2) Ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa menular pada bayi. 3) Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan bayi bisa cacat bawaan, janin besar. 4) Ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono, 1999:401) k) Gambaran penyakit yang lalu



30



Setelah mengetahui riwayat penyakit pasien/klien, bidan perlu



mengetahui



gambaran



mengenai



riwayat



penyakit



pasien/klien, misal apakah penyakit tersebut parah/tidak, apakah sudah dilakukan tindakan pada penyakit tersebut, dll. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu



hamil



dan



mengupayakan



pencegahan



dan



penanggulangannya. l) Riwayat penyakit keluarga Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya. Penyakit keluarga yang perlu ditanyakan mencakup penyakit kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan dibawa lahir, kehamilan kembar atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah, alergi, penyakit yang menyebabkan kematian bagi bapak atau ibu yang telah meninggal. m) Keadaan sosial budaya, ekonomi, dan budaya Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain : ·               Jumlah anggota keluarga ·               Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga. ·               Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan. ·               Kebiasaan yang merugikan kesehatan. n) Riwayat spiritual Kemungkinan pasien melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik dan memudahkan kita dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan kepercayaan klien. o) Riwayat pikologis Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan persalinan yang ini. Keungkinan pasien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan



31



kehamilan ini. Atau kemungkina klien cemas, takut dan gelisah dengan kehamilan ini. p) Kebutuhan dasar Kemungkinan



pemenuhan



kebuuhan



bio-psiko



yang



meliputi pemenuhan nutrisi, proses eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personan hygiene, dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat mempengaruhi esehatan saat hamil dan bersalin. 2. DATA OBJEKTIF Data



dikumpulkan



melalui



pemeriksaan



umum



dan



pemeriksaan khusus. a) Pemeriksaan umum Secara teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum pasien baik, yang mencakup kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas, suhu, tinggi badan dan keadaan umum. b) Pemeriksaan khusus 1) Secara inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memandang dari kepala sampai ujung kaki. Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka, conjunctiva, skelera, hidung dan telinga, mulut, apakah ada caries dentis, stomatitis, karang gigi, leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu menonjol atau tidak, colostrums ada atau tidak, perut membesar sesuai dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada haemorhoid, extremitas atas dan bawah apakah ada kelainan. 2) Secara palpasi, yaitu pemeriksaan yangdilihat dengan cara meraba. Dengan cara menggunakan cara Leopold, kemungkinan



32



yang ditemukan ialah : Leopold I    : tinggi fundu uteri dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba  bagian kepala, bokong atau lainnya. Leopold II    : pada dinding perut sebelah kanan atau kiri ibu kemungkinan teraba punggung, anggota gerak atau bokong, kepala. Leopold III   : teraba bagian bokong, kepala atau lainnya Leopold IV  : bagian terbawah janin belum masuk PAP, karena terhambat oleh placenta yang letaknya di segmen bawah rahim. 3) Secara auskultasi Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantng janin, frekuensinya,



teratur



atau



tidak



dan



posisi



puctum



maksimum. 4) Secara perkusi Kemungkinan refleks patella kiri dan kanan positif. 5) Pemeriksaan ukuran panggul Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul. 6) Pemeriksaan tafiran berat badan janin (TBJ) Kemungkinan



berat



janin



normal,



dengan



menggunakan rumus: (TFU dlm cm – 13) x 155 Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100cm. 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG a) Laboratorium Darah  : Hb, Haematokrit, golongan darah, kadar estriol.



33



Urine  :



kemungkinan ditemui protein aceton, dan kadar estriol yang berkurang, reduksi.



b) USG Kemungkinan



keadaan



janin hidup 



dan dengan



pemeriksaan ini dapat ditentukan kesejahteraan janin. c) Pemeriksaan CTG (kardiografi) Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau detak jantung janin, hasil pemantauan detak jantung janin, tergantung dari klasifikasi dan cepatnya plasenta terlepas sehingga dapat mempengaruhi sirkulasi retroplasenter yang selanjutnya akan langsung



mempengaruhi



nutrisi



dari



pertukaran



O2/CO2



intraplasenta. B. Langkah II (Interpretasi Data Dasar) Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosadan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan kasus ini, maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah ; 1. Diagnosa Kebidanan Kehamilan dengan solusio plasenta, G…, P…, A…, H…. Dasar : a. Nyeri tekanan uterus dan tegang b.  Leopold I  : T Fut, TBBJ c.  Leopold II : Puki, Puka atau lainnya (letak sungsang atau letak lintang) d.  Leopold III: bisa kepala, bokong, letak lintang ataupun letak sungsang e. Leopold IV: Bagian terbawah janin belum masuk PAP f. DJJ  : kadang tidak terdengar (sulit dinilai) g. Ibu mengatakan hamil anak...



34



h. bagian-bagian janin sukar dinilai i. tidak ada air ketuban berwarna kemerahan karena bercampur darah jika ada pengeluaran pervaginam 2. Masalah Masalah yang kemungkinan timbul adalah kecemasan dan gangguan sehubungan dengan terjadinya gangguan rasa nyaman. Dasar : Ibu mengatakan merasa nyeri dan kadang-kadang perutnya tertekan dan tegang 3. Kebutuhan a) Penyuluhan tentang istirahat ibu Dasar : dari TTV dan KU ibu b) Dukungan psikologi Dasar : karena ibu mengatakan cemas c) Kebersihan vulva Dasar : pencegahan infeksi dan rasa nyaman d) Hidrasi Dasar : kebutuhan cairan dan nutrisi sangat penting apalagi jika ibu anemia e) Rasa nyaman Dasar : karena Ibu mengatakan merasa nyeri dan kadang-kadang perutnya tertekan dan tegang. f) Penyululuhan tentang resiko persalinan Dasar : karena agar ibu lebih mempersiapkan persalinannnya. g) Ajarkan ibu posisi yang benar pada ibu hamil Dasar : berhubungan dengan rasa nyaman. C. Langkah III ( Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial) Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul : 1. Potensial terjadi gawat janin Dasar : karena plasenta yang lepas sebelum waktunya, karena



35



terputusnya hubungan antara janin dan ibu sehingga dapat mempengaruhi



nutrisi



dan



pertukaran



O2/CO2



intraplasenta. 2.  Potensial terjadi hipoksia pada janin Dasar : karena terputunya hubungan antara janin dan ibu sehingga dapat mempengaruhi nutrisi dan pertukaran O2/CO2 intraplasenta. D. Langkah IV (Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penangan Segera) Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan/persalinan dengan solusio plasenta antara lain :  Kolaborasi dengan dokter segera mungkin jika terjadi komplikasi yang lebih hebat E. Langkah V (Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh) Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan atau merupakan lanjutan dari setiap masalah yang berkaitan dengan kerangka pedoman tentang apa yang akan terjadi berikutnya, penyuluhan, konseling dan rujukan untuk masalah sosial, ekonomi, kultural, atau masalah psikologis bila diperlukan. Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan. Adapun rencana asuhan yang dibutuhkan pasien dalam kasus ini yaitu: 1. Jelaskan keadaan ibu saat ini 2. Anjurkan ibu untuk melahirkan ditenaga kesehatan atau rumah sakit 3. Ajarkan pada ibu untuk mengatasi gangguan rasa nyaman 4. Ajarkan pada ibu untuk senam hamil 5. Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu



36



6. Jelaskan tentang gizi ibu hamil 7. Ajarkan cara minum Fe 8. Jelaskan tanda-tanda persalinan 9. Cara mengurangi rasa sakit 10. Jelaskan pengaruh sering BAK adalah normal



37



BAB III TINJAUAN KASUS A. Asuhan kebidanan Solusio Plasenta Tanggal Pengkajian



: 30 April 2020



Waktu Pengkajian : Pukul 19.00 WITA Nama Pengkaji



: Shinta Anggreani Puspa Sari, Amd. Keb



S: 1. Identitas Nama Istri



: Ny. J



Nama



Suami Umur



: TN. T : 35 tahun



Umur



:



45



tahun Suku



: Jawa



Suku



: Jawa Agama



: Islam



Agama : Islam



Pendidikan : SMP Pendidikan Pekerjaan



: SD



: Mengurus rumah tangga Pekerjaan



Alamat



: Penjaga Kost :



JL.



PDAM



RT.



17



Karang



Joang



Balikpapan No register : 00435371 2. Alasan datang periksa/keluhan utama a. Alasan datang periksa Melakukan pemeriksaan kehamilan karena perut kencang – kencang sejak tanggal 29 April 2020 pukul 16. 00 Wita. b. Keluhan utama



38



Ibu merasa keluar darah agak banyak pervaginam warna merah segar. 3. Riwayat kesehatan klien a. Riwayat kesehatan sekarang / riwayat kehamilan sekarang Ibu masuk ke ruang Bersalin pada tanggal 29 April 2020 pukul 21.00 wita. Ini merupakan kehamilan keempat bagi ibu. Ibu mengatakan perut – perut kencang sejak tanggal 29 April 2020 pukul 16.00 Wita, keluar lendir darah sejak tanggal 29 April 2020 pukul 17.00 wita. Dan ibu mulai merasakan keluar darah dengan jumlah agak banyak melalui kemaluan dan berwarna merah segar sejak pukul 16. 30 wita. Saat ini, ibu tidak sedang menjalani pengobatan dan mengkonsumsi obat tertentu. Ibu memiliki riwayat penyakit hipertensi, jantung, dan hipertiroid, Namun tidak memiliki Riwayat ginjal, asma, TBC, hepatitis, HIV/AIDS dan penyakit lain yang kronis.



b. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu memiliki riwayat penyakit hipertensi, jantung, dan hipertiroid, Namun tidak memiliki Riwayat ginjal, asma, TBC, hepatitis, HIV/AIDS dan penyakit lain yang kronis. Kurang lebih 5 tahun yang lalu ibu mengalami stroke. Terjadi kelemahan pada bagian tubuh sebelah kanan.



4. Riwayat kesehatan keluarga Didalam keluarga tidak ada yang sedang/memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, jantung, asma, ginjal, hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan penyakit lain yang menular ataupun berpotensi menurun serta di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat keturunan gamelli



5. Riwayat menstruasi HPHT TP



: Lupa : 25 – 06 - 2020



39



. Ibu mengatakan pertama kali menstruasi (menarche) pada usia 13 tahun, siklus menstruasi ibu ± 28 hari ,lama menstruasi setiap bulan adalah 6 hari, setiap kali menstruasi ibu mengganti pembalut sebanyak 2-3 kali/ hari, warna darah merah, cair, dan tidak menggumpal setiap kali menstruasi ibu tidak memiliki keluhan apapun.



6. Riwayat obstetri Kehamilan No



Su ami



An k



UK



1.



T



I



2.



T



3.



T



4.



Ha mil ini



Persalinan Peny



Jns



Pnlg



Tmp



Aterm



Td k ada



Spt



Bidan



Rumah Bidan



2



Aterm



Td k ada



Spt



Bidan



3



Aterm



Td k ada



SC



Dokter



Anak Peny



Nifas



Jk



BB/ PB



H



M



AbNorMalitas Tdk ada



Tdk ada



Lklk



2300 / 47



1 6 th



-



Rumah Bidan



Tdk ada



Pr



3200 / 49



1 0 th



-



Tdk ada



Rumah sakit



Ibu Hipe rtiroi d



Lklk



2700 / 48



5 th



-



Tdk ada



Lak tasi



Peny



Asi sela ma 2 th Asi sela ma 2 th Asi sela ma 2 th



Tdk ada Tdk ada Tdk ada



.



7. Riwayat Ginekologi Ibu mengatakan tidak sedang / memiliki riwayat penyakit ginekologi/ penyakit kandungan seperti kista, mioma, condiloma, radang panggul, infeksi/penyakit



menular



seksual



dan



lainnya



yang



mempengaruhi/memperberat kehamilan ibu dan berpotensi menurun. 8. Riwayat kontrasepsi



40



dapat



Jenis KB



: Suntik 3 bulan



Lama pemakaian



: 3 tahun



Keluhan/efek samping selama pemakaian



: Pusing dan susah tidur



Alasan penghentian pemakaian kontrasepsi : Ingin hamil anak keempat 9. Pola fungsional kesehatan Pola



Selama di rumah



Selama di Ruang Bougenville



Nutrisi



Makan 3x sehari, dengan porsi makan nasi sepiring, sayur dan lauk – pauk , minum air putih 6-7 gelas sehari. Tidak ada keluhan dalam pemenuhan nutrisi. Nafsu makan baik



Eliminasi



BAK 3-4 x/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair, tidak ada keluhan BAB 1x/hari, berwarna coklat, konsistensi padat lunak, tidak ada keluhan Tidur siang : jarang Tidur malam: ± 7 jam/hari Tidak ada gangguan pola tidur Mandi 2 kali/hari Ganti baju 2 kali/hari Ganti celana dalam 2 kali/hari Tidak melakukan hubungan seksual



Istirahat Personal hygiene Seksualitas



Ibu makan 3x sesuai porsi yang diberikan gizi dari RS, ibu makan bubur kacang hijau 1 gelas, ibu minum teh manis hangat, ibu minum air putih, dan ibu minum susu kotak. Tidak ada keluhan dalam pemenuhan nutrisi. Nafsu makan baik BAK 4 – 5 x/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair, tidak ada keluhan Belum ada BAB selama di RS tidak ada keluhan Tidur siang : 30 menit/hari Tidur malam: ± 7-8 jam/hari, Tidak ada gangguan pola tidur Ganti baju 2 kali/hari Ibu tidak mengenakan celana dalam, hanya memakai sarung Tidak melakukan hubungan seksual



10. Riwayat psikososiokultural spiritual a. Psikologis



: Kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami



dan keluarga menerima kehamilan ini dengan senang hati. b. Sosial -



:



Riwayat Pernikahan : Pernikahan ke Lama menikah Status pernikahan



-



Penerimaan keluarga terhadap kehamilan



41



:I : 17 tahun : Menikah Sah



Keluarga menerima kehamilan ibu saat ini c.



Kultural : tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan ibu.



d.



Spiritual : tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan ibu



O= 1. Pemeriksaan Umum Kesadaran



: Compos Mentis



Kedaan Umum



: Baik



Tanda-tanda Vital Tekanan Darah



: 132 / 85 mmHg



Nadi



: 88 x/menit



Suhu



: 36, 2 ºC



Pernafasan



: 22 x/menit



Antopometri BB sebelum hamil : 52 kg BB sekarang



: 66 kg



TB



: 160 cm Lila



:



27 cm 2. Pemeriksaan Fisik Kepala



: warna rambut hitam, tidak ada lesi, , distribusi rambut



42



merata, tidak terdapat nyeri tekan, dan benjolan abnormal. Wajah



: simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum, tidak teraba oedema.



Mata



: simetris, konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran, tidak odema pada palpebral



Telinga



: Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebihan, tidak berbau



Hidung



: simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, kebersihan cukup, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk



Mulut



: bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak terdapat caries dentis, lidah tremor, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak ada tanda peradangan.



Leher



: tidak terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan pada vena jugularis



Dada



: simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak terdengar suara nafas tambahan, bunyi jantung normal.Dari pemeriksaan dokter umum tidak didapatkan suara ronchi maupun suara wheezing.



Payudara



: simetris, bersih, puting susu pada kedua payudara menonjol dan terdapat hiperpigmentasi pada areolla mammae, tidak teraba benjolan abnormal pada payudara, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat pengeluaran ASI.



Abdomen : terdapat linea nigra dan striae alba, otot perut sudah kendor, pembesaran pada uterus sesuai usia kehamilan, terdapat luka bekas operasi section caesarea. TFU : 23 cm Leopold I : Bagian Fundus teraba bokong janin Leopold II : Punggung Kanan Leopold III :Bagian terbawah janin adalah kepala dan belum masuk pintu atas panggul karena kepala masih bisa digoyang dan



43



didorong. Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul karena kepala masih bisa digoyang dan didorong DJJ



: 132 kali/menit



TBJ



: (23 - 11) x 155 = 1860 gram



Genetalia : Tidak tampak varices, oedema, luka parut maupun fistula. Terdapat pengeluaran darah berwarna merah segar. Anus



: Tidak dilakukan ( pasien menolak )



Ekstremitas : Atas



:



simetris, tidak odema, capillary refill time kembali < 2 detik, reflek bisep (+), reflek trisep (+).



Bawah : simetris, tidak oedema, tidak ada varices, human sigh (-), capillary refill time kembali < 2detik, reflek patella (+), reflek babinski ( - ) 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal 29 April 2020 Oleh : Petugas Laboratorium RSUD dr Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Hasil : HB



: 11,6 gr/dl



Leukosit



: 12.000 mg/dl



Thrombosit



: 180.000 mg/dl



Hematokrit



: 35 vol%



HIV



: Non Reaktif



HbSAg



: Non Reaktif



VDRL



: Negatif



Golda



: O / Rh +



GDS



: 85 mg / dl



Pemeriksaan USG Klien telah melakukan pemeriksaan USG pada kehamilan ini.



44



LANGKAH II INTERPRESTASI DATA DASAR Diagnosa G4P3003 hamil 31 minggu 5 Data Subjektif : hari janin tunggal hidup intra uterin



dengan







Solusio



Plasenta + Pre Eklampsia



Dasar



Ibu hamil keempat, dan tidak pernah keguguran







keluar darah dari jalan lahir, dan perut terasa nyeri.







HPHT : Lupa



Data Objektif : 



KU = Baik







TD = 132 / 85 mmHg, Nadi = 88 x / menit



Kes = CM



Suhu = 36,2 0C, Pernafasan 22



x



/ menit BB



sebelum hamil 52 kg, BB setelah hamil 66 kg, Lila 27 cm. 45







Palpasi =







Leopold I = Bagian fundus teraba bokong janin







Leopold II = Punggung Kanan







Leopold III = Bagian terbawah janin adalah kepala dan belum masuk pintu atas panggul karena kepala masih bisa digoyang dan di dorong.







Leopold IV = Kepala belum masuk atas pinggul karena kepala masih bisa digoyang dan di dorong.







DJJ = 132 x / menit.







Hb 11,6 gram %.



Masalah



Dasar



Cemas dengan keadaan ibu Ibu mengatakan berulang ulang bahwa dirinya saat ini



saat ini mudah lelah



LANGKAH III MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL Pada ibu potensial terjadinya syok haemoragik dan terjadinya eklamsia Dasar



: - Perdarahan pervaginam warna merah segar bercampur lendir disertai rasa sakit. - Hb: 11,6 gr/dl - Perut tegang - T/D: 122 / 76 mmHg - Ibu memiliki riwayat hipertensi, hipertiroid, jantung, serta 5 tahun yang lalu ibu mengalami stroke.



46



Pada janin potensial terjadinya fetal takikardia Dasar



: - Perdarahan pervaginam warna merah segar bercampur lendir disertai rasa sakit, jika perdarahan berlangsung terus – menerus maka aliran oksigen pada bayi akan berkurang.



LANGKAH IV MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA -



Memberikan oksigen 4 lpm



-



Memasang infus RL 30 tts/mnt



-



Ambil sample darah untuk pemeriksaan laboratorium dan PDUT



-



Kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.



LANGKAH V MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH 1.



Berikan oksigen 4 lpm



2.



Berikan informasi



pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang



ditemukan 3.



Beri informed consent dan informed choice untuk tindakan selanjutnya.



4.



Pasang infus, kateter dan mengambil sample urine untuk pemeriksaan laboratorium



5.



Siapkan sample darah untuk pemeriksaan darah rutin dan PUDT



6.



Kolaborasi dengan dr SpOG untuk pemberian therapi dan tindakan selanjutnya



7.



Beri support mental ibu dan keluarga



8.



Observasi kesadaran dan TTV



LANGKAH VI PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN / IMPLEMENTASI Tanggal 30 April 2020 jam 19.30 wita 1. Memberikan oksigen 4 lpm



47



2. Menginformasikan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang ditemukan bahwa -



Kesadaran : Compos mentis, KU : baik, T/D: 122 / 86 mg/dl, Nadi: 86 x / mnt, Res: 18 x / mnt, Suhu: 36,5 o C



-



Ibu dalam kondisi yang tidak baik karena mengeluarkan darah agak banyak



-



Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan



3. Melakukan informed consent dan informed choice pada ibu dan keluarga untuk tindakan selanjutnya. 4. Memasang infus RL 30 tpm dan mengambil sample darah untuk pemeriksaan darah rutin dan pengambilan sample darah untuk PUDT 5. Memasang kateter, warna urine kuning muda ± 100 cc, dan mengambil sample urine untuk pemeriksaan laboratorium 6. Melakukan kolaborasi dengan dr SpOG untuk pemberian therapi dan tindakan persalinan section Caesarea. -



Siap darah PRC 1 kantong



-



Memberikan suntikan antibiotika Cepotaxim 3 x 1 gr iv



7. Memberikan support mental ibu dan keluarga 9.



Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi ibu saat diantar ke IBS sampai pasien tiba di ruang penerimaan pasien



10.



Mengobservasi kesadaran dan TTV ibu.



LANGKAH VII EVALUASI Tanggal : 30 April 2020 Pukul : 19. 45 wita 1.



Pemeriksaan kehamilan klien telah dilakukan, didapatkan hasil ibu mengalami Solusio Plasenta.



2.



Infus telah terpasang RL 20tts/mnt



3.



Kateter telah terpasang, warna urine kuning muda ± 100 cc



4.



Suntikan Cepotaxim 1 gr iv telah diberikan



48



5.



Informed Consent diberikan pada suami dan klien untuk Tindakan section Caesarea Emergency. Suami dan ibu setuju untuk dilakukan section Caesarea dengan segera.



6.



Persiapan 1 kantong PRC telah tersedia di bank darah.



7. Pukul



Ibu diantar ke Ruang IBS. : 21. 04 wita -



Bayi lahir section Caesarea, B / P: 2080 gr / 45 cm, jenis: perempuan A / S = 4 / 6, Sisa ketuban berwarna kuning, anus ( + ), Cacat / kelainan mayor tidak ditemukan.



Pukul



Ibu kejang segera setelah melahirkan.



: 21.45 -



Plasenta lahir spontan lengkap, terdapat haematom ± ½ bagian plasenta, berat: ± 400 gr, diameter: 14 x 12 x 2 cm, inserti tali pusat: sentralis, panjang tali pusat: ± 50 cm, perdarahan ± 300 cc bercampur bekuan darah



-



Uterus kontraksi: baik, tinggi fundus uteri: 3 jari bawah pusat, perineum utuh, T / D: 140 / 74 mmHg, Nadi: 90 x / mnt, Suhu: 36,4 °C, Res: 24 x/mnt.



-



Ibu dipindahkan ke ruang ICU



-



Bayi dirawat di ruang NICU DOKUMENTASI KEBIDANAN



S : 1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan tidak pernah keguguran 2. Ibu mengatakan lupa tanggal hari pertama haid terakhirnya 3. Ibu merasakan pergerakan janinnya pertama kali ketika usia kehamilannya 5 bulan 4. Pergerakan janin yang dirasakan kuat disebelah kanan. 5. Keluar darah agak banyak dan berwarna merah segar dari jalan lahir.



49



O : 1.



TP = 25 – 06 - 2020



2.



Keadaan umum ibu baik



3.



Kesadaran composmentis



4.



Tanda- tanda vital a. Tekanan darah : 132 / 85 mmHg b. Nadi : 88 x / menit c. Suhu : 36, 2 o C d. Pernapasan : 22 x/ menit



5.



Berat badan : 66 kg



6.



Lila : 27 cm



7.



Tinggi badan : 160 cm



8.



Usia kehamilan : 31 minggu 5 hari (31- 32 minggu)



9.



Tampak striae alba dan tonus otot sudah regang



10. Palpasi abdomen a. Leopold I : TFU 2 jari bawah px, 23 cm, teraba bokong b. Leopold II : punggung kanan c. Leopold III : presentasi kepala d. Lepold IV : Belum masuk PAP 11. Djj : 132 x / menit 12. Pemeriksaan laboratorium tanggal 29 April 2020 Oleh : Petugas Laboratorium RSUD dr Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Hasil : HB



: 11,6 gr/dl



Leukosit



: 12.000 mg/dl



Thrombosit



: 180.000 mg/dl



Hematokrit



: 35 vol%



HIV



: Non Reaktif



HbSAg



: Non Reaktif



VDRL



: Negatif



Golda



: O / Rh +



GDS



: 85 mg / dl



50



Pemeriksaan USG Klien telah melakukan pemeriksaan USG pada kehamilan ini. A : Diagnosis



: G4P3003 hamil 31 minggu 5 hari dengan Solusio



plasenta Masalah



: Cemas karena ibu sering bertanya – tanya tentang keadaannya.



Diagnosa Potensial : Potensial terjadinya syok haemoragik dan terjadinya eklamsia Masalah Potensial



: Tidak Ada



Kebutuhan Tindakan Segera



: Sectio Caesarea Emergency Kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.



P: No 1.



Tanggal Waktu 30 April 2020



Paraf



Pelaksanaan



Pelaksana



Memberikan oksigen 4 lpm R : ibu mengerti mengenai keadaannya, dan bersedia untuk memakai kanul oksigen, sehingga ibu Mahasiswa



19.30 wita



mendapat oksigenisasi yang cukup untuk ibu dan 19.31 wita



bayinya. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu



bahwa



hasil pemeriksaan BB saat ini 66 kg, TB 160 cm, Lila 2.



27 cm, TD : 132 / 85 mmHg N : 88 x / i RR : 22 x / i T : 36,2 oC TFU : 32 cm Djj : 132 x/ menit Ibu



dalam



kondisi



yang



tidak



baik



karena Mahasiswa



mengeluarakan darah agak banyak berwarna merah segar. Pemeriksaan dalam tidak dilakukan. E



: ibu



mengerti mengenai penjelasan yang



diberikan tentang kondisinya dan janin yang dikandungnya



51



3.



19.35 wita Melakukan informed consent dan informed choice



pada ibu dan keluarga untuk tindakan selanjutnya. E : Ibu dan suami mengerti dengan arahan yang di sampaikan petugas, ibu dan suami mengisi lembar



Bidan Dan Mahasiswa



informed consent, sebagai tanda persetujuan Tindakan 4.



19. wita



selanjutnya. 40 Memasang infus RL 30 tpm dan mengambil



sample darah untuk pemeriksaan darah rutin dan pengambilan sample darah untuk PUDT E : Ibu telah dipasang infus RL dan diambil sampel



Bidan Dan Mahasiswa



darah 5.



19.43 wita Memasang kateter



Bidan Dan Mahasiswa



E : Kateter telah dipasang 6.



19.45 wita Melakukan kolaborasi dengan dr SpOG untuk



pemberian therapi dan tindakan persalinan Sectio Caesarea Emergency. -



Memberikan RL/Dextrose 5 % 20 tts/mnt



-



Sedia darah PRC 1 kantong



-



Bidan Dan Mahasiswa Memberikan suntikan antibiotika Cepotaxim 3 x



1 gr iv E : Persedian darah tersedia ddi bank darah, dan ibu 7.



19. wita



telah diantar ke IBS. 47 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk



mendampingi ibu



Mahasiswa



E : Ibu didampingi oleh suami hingga ruang 8.



penerimaan pasien di IBS. 21.04 wita Bayi telah lahir E : Segera setelah lahir ibu mengalami kejang



9.



Bayi dirawat di ruang NICU 21. 45wita Mengobservasi kesadaran dan TTV ibu. E : Setelah selesai operasi, ibu segera dirawat di ruang ICU



52



Bidan dan Mahasiswa Bidan dan Mahasiswa



BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan antara teori dan praktek dari asuhan kebidanan solusio plasenta yang telah dilakukan pada “ Ny. J “ usia 35 tahun G4P3003. Ibu lupa dengan hari pertama haid terakhirnya dan taksiran persalinan menurut USG yaitu tanggal 25 Juni 2020. Pengkajian kepada “ Ny. J “ dimulai pada tanggal 30 April 2020 dengan usia kehamilan 31 minggu 5 hari. Pembahasan mengenai asuhan kebidanan Solusio Plasenta kepada “ Ny. J “usia 35 tahun adalah sebagai berikut :



Pembahasan Asuhan Kebidanan Kehamilan Ibu mengalami perdarahan pada usia kehamilan 31 minggu 5 hari, tampak pengeluaran darah dari vagina dengan jumlah agak banyak berwarna merah segar, disertai nyeri perut. Hal diatas sesuai dengan tinjauan pustaka mengenai pengertian solusio plasenta yaitu Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi yang normal pada uterus , sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram. Ibu mengatakan ini kehamilan keempat dan tidak pernah keguguran, ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya solusio plasenta yakni jumlah paritas, dimana solusio plasenta lebih banyak dijumpai pada multi dari pada primi. Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa gejala dilapangan didapatkan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.



53



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada “ Ny. J “dengan Solusio Plasenta pada kehamilan trimester III di Ruang Bougenville RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa dalam pemberian asuhan kebidanan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek saat melakukan asuhan kebidanan pada “ Ny. J “.



B. Saran 1.



Bagi Penulis Penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki dalam melakukan asuhan kebidanan kehamilan dengan solusio plasenta dengan standar profesi bidan dan dapat mengatasi kesenjangan yang timbul antara teori dan praktek sehingga dapat meningkatkan pengaplikasian teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan terbaru.



2.



Bagi Lahan Praktik Diharapkan bidan dan tenaga kesehatan



lainnya



dapat



memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam masa kehamilan dan mewujudkan generasi yang berkualitas.



54



3.



Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan institusi terus meningkatkan perbaikan dalam melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan dengan solusio plasenta agar lebih aplikatif dalam pelaksanaannya. Selain itu, institusi juga dapat menilai kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dengan mempraktekkan dan menerapkannya langsung kepada klien.



4.



Bagi Klien Bagi ibu khususnya “ Ny. J “ dapat menambah informasi seputar kehamilannya, mengetahui tanda bahaya kehamilan dan dapat dideteksi serta mencegah terjadinya komplikasi, kemudian suami dan keluarga dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu sehingga ibu dapat menjalani kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir sehari - hari, neonatus, dan pelayanan keluarga berencana dengan baik dan aman.



55



DAFTAR PUSTAKA



1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ( 2018 ). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Balikpapan : Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. 2. Mochtar, Rustam. 2012. SinopsisObstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: EGC 3. Nurjasmi, E., & Dkk (Eds.). (2016). Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 4. Willy.2019.Solusio plasenta [ Internet ] Tersedia di https://www.alodokter.com/solusio-plasenta 5. Redaksi halodoc.2018.Ibu hamil perlu tahu 9 penyebab solusio plasenta [Internet] Tersedia di : https:// www.halodoc.com/ ibu-hamil-perlu-tahu-9-penyebab-solusio-plasenta 6. Puji.2018.Awas, Perdarahan Hebat di Trimesster Tiga Bisa Jadi Tanda Solusio Plasenta 7. Khanzima.2010.makalah penatalaksanaan merujuk pada perdarahan trimester III. [ Internet ] Tersedia di : https:// khanzima.wordpress.com/tag/solusio-plasenta 8. Widayatun.2012. Solusio Plasenta Lengkap.[ Internet ] Tersedia di : https ://jurnalbidan diah.blogspot.com/2012/04/solusio-plasenta-lengkap.html 9. Miller David A. Obstetric Hemmorhage. February 2009. From http//www.obfocus.com/…/bleeding/hemorrhagepa.htm 10. Sukmasari,2015. Ketika Plasenta Lepas Dari Rahim Solusio Plasenta Segera Ditangani Peluang Ibu dan Bayi Selamat Makin Besar.[ Internet ] Tersedia di : http://health.detik.com/.../solusio - plasenta-segera-ditangani-peluang-ibudan -bayi- selamat.



56



11. Elkri.2013.Solusio – plasenta [ Internet ] Terdapat di http://www.academia.edu/10719471/Solusio - plasenta 12. Unknown.2013. Kegawatdaruratan maternal dan neonatal [ Internet ] Terdapat di http://arafahrasyid.blogspot.com/.../kegawatdaruratan-maternal-danneonatal.html.



13. Cunningham FG. 2014. Obstetri William Vol. 1. Jakarta: EGC. pp: 685-704. 14.  Manuaba prof.dr.ida bagus Gde ,dkk.2015.pengantar kuliah obstetri,jakarta: buku kedokteran EGC 15. Prawirohardjo sarwono.2014.ilmu kebidanan,jakarta:PT bina pustaka. 16. Yeyeh R ai,2010.asuhan kebidanan IV patologi,jakarta:trans info media.



57



58



59



60



61



62



63



64



65



s



66