LP Askep Hernia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. J POST HERNIOTOMY DENGAN INDIKASI HERNIA DI RUANG KLINIK BEDAH RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG



DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH



OLEH :



Indah Wahyuni Sakriyanto 20202046101109 1



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2021



LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. J POST HERNIOTOMY DENGAN INDIKASI HERNIA DI RUANG KLINIK BEDAH RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG



DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KELOMPOK 2



NAMA: INDAH WAHYUNI SAKRIYANTO NIM: 202020461011091 TGL PRAKTEK/MINGGU KE : 05 APRIL 2021 / MINGGU KE 3



Mahasiswa,



Malang, 07 April 2021 Pembimbing,



(Indah Wahyuni Sakriyanto)



(Chairul Huda, M.Kep) Page 2 of 9



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN



2



DAFTAR ISI



3



BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN



4



A.



Definisi



4



B.



Etiologi



4



C.



Epidemologi



5



D.



Tanda dan Gejala



5



E.



Patofisologi dan Pathway



5



F.



Pemeriksaan Penunjang



6



G.



Penatalaksanaan



6



H.



Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS)



8



I.



Diagnosa Keperawatan (SDKI)



9



J.



Intervensi dan Luaran Keperawatan (SIKI/SLKI)



11



K.



Daftar Pustaka (Sumber Reference)



14



BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN



15



A.



Pengkajian (Focus Assesement)



15



B.



Analisa Data



19



C.



Diagnosa Keperawatan (SDKI)



19



D.



Intervensi Keperawatan (SIKI)



20



Page 3 of 9



BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen menonjol dari rongga abdomen. Hernia adalah penonjolan dari organ internal melalui pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang mengelilinginya. Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup (Jitiwoyono & Kristiyanasari, 2010).



B. Etiologi 1. Hernia Inguinal a. Terjadi penurunan kekuatan otot dinding abdomen. 1) Kelemahan jaringan 2) Terdapat tempat dibagian lebar diligamen inguinal 3) Traum b. Terjadi tekanan pada intra abdominal. 1) Obesitas 2) Mengaambil barang berat 3) Mengejan Konstipasi 4) Kehamilan 5) Batuk dalam jangka waktu lama 6) prostate Hipertropi 2. Hernia Hiatal Faktor hernia hiatal belum diketahui, namun bisa terjadi karena adanya kelemahan pada jaringan penyokong. Faktor resiko terjadinya Hernia Hiatal adalah: a. Pertambahan usia b. Kegemukan c. Merokok 3. Hernia Umbilical Hernia Umbilical/Umbilikus terdapat jika penutupan umbilikus (didapat tali pusar) tidak sempurna. 4. Hernia Femoralis



a. Akibat adanya hernia Femoralis adalah kehamilan multipara, kegemukan dan keturunan penahan ikat. b. Faktor



kekurangan



degenerasi/atropi,



bagan



tekanan



fascia intra



dan



abdomen



aponeurosis



tranversa,



meningkat,



pekerjaan



mengangkat benda-benda berat, batuk kronik, gangguan BAB, dan gangguan BAK.



C. Epidemologi Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek serta hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia umbilikus 3% dan hernia lainnya sekitar 3%. Pada hernia inguinalis lebih sering pada laki-laki daripada perempuan (Sjamsuhidajat, 2011).



D. Tanda dan Gejala 1. Tampak benjolan dilipatan paha 2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit ditempat itu disertai perasaan mual. 3. Bila terjadi hernia inguinalis strangulate perasaan sakit akan bertambah hebat disertai kulit diatasnya menjadi merah dan panas 4. Hernia femolaris kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah), benjolan dibawah sela paha. 5. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai sesak nafas. 6. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar (Rudi Haryono, 2012)



E. Patofisologi dan Pathway Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ intraperitonial lain atau organ ekstraperitonial seperti ovarium, apendiks divertikel dan bulu-bulu. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ-organ lain misalnya paru dan sebagainya. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang dewasa kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik, bersin



yang kuat, mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut (Deden Dermwan & Tutik Rahayuningsih, 2010). Potensial komplikasi terjadi pelengketan antara inti hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, akan menimbulkan edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, peritonitis (Jitiwoyono Dan Kristiyanasari, 2010).



Aktivitas berat



Kelemahan dinding abdominal



Tekanan intraabdominal tinggi



Adanya tekanan



Hernia Hernia umbilicalis kongenital



Hernia para umbilicalis Masuknya omentum organ intensinal ke kantong umbilikalis



Gangguan suplai darah ke intestinal



Ketidaknyamana n abdominal



Nekrosis intestinal



Pembedahan



Tindakan invasif



Kerusakan jaringan



Tempat invasi kuman



Trauma jaringan Risiko Infeksi



Hernia inguinalis Kantong hernia Kantong hernia melewati celah melewati dinding inguinal abdomen Benjolan pada region inguinal



Mual Nafsu makan menurun Nyeri Akut Intake makanan tidak adekuat



Defisit Nutrisi Gangguan Mobilitas Fisik



Gangguan Pola Tidur



F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang pada hernia inguinalis menurut Nurarif (2015) antara lain :



1. Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit, peningkatan sel darah putih dan ketidak seimbangan elektrolit pada hernia.



2. Sinar X abdomen dapat menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atau obstruksi usus.



G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan medis hernia menurut Sjamsulhidayat antara lain :



1. Terapi umum Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui proses selama dapat dilakukan pada hernia umbilikalis pada anak usia dibawah 2 tahun. Terapi konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya adalah pemakaian korslet pada hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinal pemakaian tidak dilanjutkan karena selalu tidak dapat menyebuhkan alat ini dapat melemahkan otot dinding perut.



2. Reposisi Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati-hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini di hanya dapat di lakukan pada hernia repobilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakan ini terkadang dilakukan pada hernia irrepobilis apabila pasien takut operasi, yaitu dengan cara : bagian hernia di kompres dingin, penderita di beri penenang valium 10 mg agar tidur, pasien di posisikan trandelenbrerg. Jika posisi tidak berhasil jangan dipaksa, segera lakukan operasi.



3. Suntikan Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotok untuk memperkecil pintu hernia.



4. Sabuk hernia Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relative kecil.



5. Herniotomy Dilakukan pembedahan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia di bebaskan jika ada perlengketan, kemudian reposisi, kantong hernia dijahit, diikat setinggi mungkin kemudian di potong.



H. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian adalah suatu tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan individu (klien).



a. Identitas Identitas klien (nama, umur, agama, tempat tinggal, status pendidikan, dll) dan penanggung jawab klien.



b. Keluhan utama Pada anamnesis keluhan utama yang lazim di dapatkan adalah keluhan adanya nyeri akibat tindakan pembedahan maupun sebelum pembedahan. Untuk mendapatkan pengkajian yang lengkap mengenai nyeri klien, dapat digunakan metode PQRST (Muttaqin & Sari, 2011).



c. Riwayat penyakit sekarang Didapatkan keluhan nyeri hebat pada abdominal bawah, dan nyeri di daerah sekitar paha dalam maupun testis, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, anoreksia, serta kelelahan pasca nyeri sering di dapatkan (Muttaqin & Sari, 2011) d. Riwayat penyakit dahulu Pada riwayat penyakit dahulu yang penting untuk di kaji antara lain penyakit sistemik, seperti DM, hipertensi, tuberculosis, diprtimbangkan sebagai sarana pengkajian preoperatif serta dengan aktivitas (khususnya pekerjaan) yang mengangkat beban berat juga mempunyai resiko terjadi hernia (Muttaqin & Sari, 2011).



e. Aktivitas/istirahat Gejala : 1)



Sebelum MRS : Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, berkebun, mengangkat2 sawit dan menimbang karet.



2)



Sesudah MRS: a) Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur b) Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh c) Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan d) Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena. e) Gangguan dalam berjalan.



f. Eliminasi Gejala : 1) Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi 2) Adanya retensi urine



g. Istirahat tidur Penurunan kualitas tidur



h. Personal Hygiene Penurunan kebersihan diri, ketergantungan.



i.



Integritas Ego 1) Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan finansial keluarga 2) Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat



j.



Kenyamanan Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.



2. Pemeriksaan fisik pada abdomen a. Inspeksi : Terdapat luka post operasi di abdomen regioninguinal b. Palpasi : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis c. Perkusi : Dullness d. Auskultasi : Terdengar bising usus



I. Diagnosa Keperawatan (SDKI) 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik



2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri 3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif 4. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat J. Luaran Keperawatan (SLKI) 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik Setelah dilakukan intrevensi keperawatan, maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : a. Keluhan nyeri menurun b. Meringis menurun c. Sikap protektif menurun d. Gelisah menurun e. Frekuensi nadi menurun 2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil : a. Pergerakan ekstremitas meningkat b. Rentang gerak (ROM) meningkat c. Nyeri menurun d. Kelemahan fisik menurun 3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil : a. Demam menurun b. Kemerahan menurun c. Nyeri menurun d. Bengkak menurun 4. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka nafsu makan membaik dengan kriteria hasil : a. Keinginan makan membaik b. Asupan makan membaik c. Asupan nutrisi membaik



K. Intervensi Keperawatan (SIKI) Diagnosa Nyeri akut b.d agen pencedera fisik



Tujuan dan kriteria hasil



Intervensi



Setelah dilakukan Manajemen nyeri intrevensi keperawatan, (I.08238) maka tingkat nyeri Observasi menurun dengan kriteria a. Identifikasi lokasi, hasil : karakteristik, durasi, a. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, b. Meringis menurun intensitas nyeri c. Sikap protektif menurun b. Identifikasi skala d. Gelisah menurun nyeri e. Frekuensi nadi menurun c. Identifikasi respon nyeri non verbal d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri e. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup Terapeutik f. Berikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Edukasi g. Jelaskan penyebab,



Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri



Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil : a. Pergerakan ekstremitas meningkat b. Rentang gerak (ROM) meningkat c. Nyeri menurun d. Kelemahan fisik menurun



periode, dan pemicu nyeri h. Jelaskan strategi meredakan nyeri i. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri j. Ajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi k. Kolaborasi pemberian analgetik. Edukasi Teknik Napas (I.12452) Observasi a. Identifikasi kesiapan pasien dan kemampuan menerima informasi Terapeutik b. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan c. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan d. Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi e. Jelaskan tujuan dan manfaat teknik napas f. Jelaskan prosedur teknik napas g. Anjurkan memposisikan tubuh senyaman mungkin h. Anjurkan menutup mata dan berkonsentrasi penuh i. Ajarkan melakukan inspirasi dengan



Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif



Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat



Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil (L. 14137) : a. Demam menurun b. Kemerahan menurun c. Nyeri menurun d. Bengkak menurun



Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka nafsu makan membaik dengan kriteria hasil (L. 03024):



menghirup udara melalui hidung secara perlahan j. Ajarkan melakukan ekspirasi dengan menghembuskan udara dengan mulut mencucu secara perlahan k. Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik, menahan napas selama 2 detik dan menghembuskan napas selama 8 detik. Pencegahan Infeksi (I. 14539) Observasi a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik Terapeutik b. Berikan perawatan kulit pada area luka c. Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien d. Pertahankan tehnik aspetik Edukasi e. Jelaskan tanda dan gelaja infeksi f. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi g. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi. Manajemen Nutrisi (I.03119) Observasi a. Identifikasi status nutrisi b. Identifikasi makanan



a. Keinginan makan membaik b. Asupan makan membaik c. Asupan nutrisi membaik



yang disukai c. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien d. Monitor asupan makanan Terapeutik e. Berikan makanan tinggi serat f. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein Kolaborasi g. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan.



DAFTAR PUSTAKA Dermawan deden & Tutik Rahayuningsih.2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernnaan.Yogyakarta:Gosyen publising. Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Gosyen Publisher Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta : Nuha Medika Mutaqin,Arif & Kumala Sari.2011.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:Salemba Medika.



Nurarif, Amin, Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA. Yogyakarta : Mediaction Publishing Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI



BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian (Focus Assesement) Tgl. Pengkajian Jam Pengkajian Ruang/Kelas



: 07 April 2021 : 09.21 WIB : Klinik Bedah



No. Register Tgl. MRS



: 511287 : 07 April 2021



I. IDENTITAS



1. Identitas Pasien Jawab Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Gol. Darah Alamat



2. Identitas Penanggung : Tn. J : 61 tahun :L : Islam : SMP : Petani :: Sumberingin



Nama : Ny. M Umur : 58 tahun Jenis Kelamin :P Agama : Islam Pekerjaan : IRT Alamat : Sumberingin Hubungan dengan Klien : Istri



II. KELUHAN UTAMA 1. Keluhan Utama Saat MRS



Nyeri bekas operasi 2. Keluhan Utama Saat Pengkajian Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, klien tampak meringis, badan lemas, pinggiran luka tampak kemerahan. III. DIAGNOSA MEDIS



Post Herniotomy hari ke-7 IV. RIWAYAT KESEHATAN



1. Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengatakan pada tanggal 31 maret 2021 menjalani operasi herniotomy. Kemudian pada tanggal 7 april klien datang ke klinik bedah RSUD kanjuruhan dengan keluhan karena sering merasakan nyeri pada luka bekas operasi. P : Klien mengatakan nyeri, nyeri semakin terasa pada saat bergerak Q : Klien mengatakan nyeri seperti disayat benda tajam dan ditusuk-tusuk R : Klien mengatakan nyeri pada area luka post op herniotomy S : Klien mengatakan skala nyeri 5 menggunakan skala nyeri numerik T : Klien mengatakan nyeri hilang timbul Klien tampak meringis kesakitan pada saat bergerak.



2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Tidak ada riwayat kesehatan yang lalu 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Tidak ada riwayat kesehatan keluarga V. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN



1. Pola Aktifitas Sehari-hari (ADL) ADL



Sebelum sakit



Pola pemenuhan kebutuhan Makan : nutrisi dan cairan (Makan dan Jumlah : 3 x sehari Minum ) Jenis : nasi, lauk, sayur Minum : Jumlah : 1500 cc/hari Jenis : air putih, kopi



Setelah sakit Makan Jumlah : 3 x sehari Jenis : bubur Minum Jumlah : 1500 cc/hari Jenis : air putih Masalah : klien mengatakan takut makan makanan seperti telur, daging ayam karena takut akan gatal pada area luka.



Pola Eliminasi BAK BAK : Jumlah, Warna, Bau, Jumlah : 3-5 x/sehari Masalah, Cara Mengatasi. Warna : Kuning Bau : khas



BAK Jumlah : 3-5 x/sehari Warna : Kuning Bau : khas



BAB : Jumlah, Warna, Bau, BAB BAB Konsistensi, Masalah, Cara Jumlah : 2 x/sehari dengan Jumlah : 1 x/sehari dengan Mengatasi. konsistensi lembek konsistensi lembek



Pola Istirahat Tidur - Jumlah/Waktu - Gangguan Tidur - Upaya Mengatasi gangguan tidur - Apakah mudah terbanguan - Jika terbangun berapa menit bisa tertidur lagi - Hal-hal yang mempermudah tidur - Hal-hal yang



Tidur siang : Klien mengatakan Tidur siang : Klien tidur siang ± 3 jam. mengatakan merasa terganggu karena sering terbangun Tidur malam : Klien akibat nyeri. mengatakan tidur malam ± 7 jam/hari. Tidur malam : Klien mengatakan tidur sering terganggu karena merasakan nyeri.



mempermudah bangun Pola Kebersihan Diri (PH) - Frekuensi mandi - Frekuensi Mencuci rambut - Frekuensi Gosok gigi - Keadaan kuku - Melakukan mandiri/ dibantu



Mandi : klien mengatakan mandi 2x sehari Gosok gigi : klien mengatakan gosok gigi ketika mandi Keramas : klien mengatakan keramas 3x seminggu



Mandi : klien mengatakan mandi 2x sehari Gosok gigi : klien mengatakan gosok gigi ketika mandi Keramas : klien mengatakan keramas 3x seminggu



Aktivitas Lain Aktivitas apa yang dilakukan klien untuk mengisi waktu luang ?



Klien mengatakan setiap hari bekerja sebagai petani.



Klien mengatakan setelah operasi hanya di rumah saja tanpa melakukan aktivitas karena nyeri yang masih dirasakan pada luka bekas post op.



2. Riwayat Psikologi Klien mengatakan penyakitnya adalah cobaan dari tuhan. Tidak ada gangguan konsep diri. 3. Riwayat Sosial Klien tinggal dirumah dan hubungan dengan anggota keluarganya dekat. 1. Riwayat Spiritual Klien mengatakan sering sholat 5 waktu. VI. KONSEP DIRI



A. Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya karena tubuhnya. B. Identitas diri : Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki berusia 61 tahun. C. Peran



: Klien mengatakan di rumah dirinya berperan sebagai kepala keluarga.



D. Ideal diri



: Klien mengatakan berharap kondisinya segera membaik agar



dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. E. Harga diri



: Klien mengatakan merasa sedih dengan kondisinya saat ini



karena tidak dapat menjalankan kewajibanya sebagai kepala kelurga. VII. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 07/April/2021)



A. Keadaan Umum : cukup B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital TD : 130/80 mmHg



Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,3 oC RR : 20 x/menit



C. Pemeriksaan Wajah 1) Mata Kesimetrisan mata( + ), benjolan ( - ), Konjunctiva (ananemis), sclera berwarna putih. 2) Hidung Bentuk simetris, perdarahan (-), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ), pembesaran / polip ( - ), nyeri tekan ( - ). 3) Mulut Lesi ( - ), Bibir pecah ( - ), gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + ), Kotoran (-), Gigi palsu ( - ), Warna lidah putih, Perdarahan ( - ). 4) Telinga Bentuk simetris, lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan serumen ( - ). D. Pemeriksaan Kepala, Dan Leher 1) Kepala Inspeksi : kesimetrisan (+). Luka ( - ), darah ( - ), Palpasi : Nyeri tekan ( - ) 2) Leher Inspeksi : Bentuk leher (simetris), peradangan ( - ), massa ( - ). Palpasi : Pembesaran kelenjar tiroid ( - ), pembesaran Vena jugularis ( - ). E. Pemeriksaan Abdomen Inspeksi : terdapat luka post op herniotomy. Pinggiran luka tampak kemerahan Palpasi : terdapat nyeri tekan. F. Pemeriksaan Kulit/Integument 1) Integument/Kulit Palpasi : Tekstur (kasar), Turgor/Kelenturan(jelek), struktur (keriput), nyeri tekan (-). 2) Pemeriksaan Rambut Ispeksi dan Palpasi : Penyebaran (merata), rontok ( - ), warna putih (beruban). 3) Pemeriksaan Kuku Inspeksi dan palpasi : kebersihan kuku (kurang baik). VII. TINDAKAN DAN TERAPI Perawatan luka post op herniotomy.



TTD PERAWAT



( Indah Wahyuni Sakriyanto )



B. Analisa Data DATA (Tanda mayor & minor) Ds : P



: Klien mengatakan nyeri, nyeri semakin terasa pada saat bergerak. : Klien mengatakan nyeri seperti disayat benda tajam (perih) dan ditusuk-tusuk. : Klien mengatakan nyeri pada area luka post op herniotomy. : Klien mengatakan skala nyeri 5 menggunakan skala nyeri numerik. : Klien mengatakan nyeri nyeri hilang timbul.



Q



R



S



T



Do : Ds :



-



Do :



PENYEBAB Tindakan pembedahan herniotomy



MASALAH KEPERAWATA N Nyeri akut



DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri (D.0077)



Skala nyeri 5 Tampak meringis Terdapat luka post op herniotomy. Klien mengatakan nyeri pada luka bekas post op herniotomy. Klien mengatakan nyeri seperti disayat benda tajam (perih) dan ditusuk-tusuk.



Efek prosedur invasif



Risiko infeksi



Risiko infeksi d.d efek prosedur invasive (D.0142)



-



Pada pinggiran luka tampak kemerahan Nyeri



C. Diagnosa Keperawatan (SDKI) 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri (D.0077) 2. Risiko infeksi d.d efek prosedur invasive (D.0142)



D. Intervensi Keperawatan



Diagnosa Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri (D.0077)



Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan intrevensi keperawatan, maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : a. Keluhan nyeri menurun b. Meringis menurun c. Gelisah menurun



Intervensi Manajemen nyeri (I.08238) Observasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi respon nyeri non verbal 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik 5. Berikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Edukasi 6. Jelaskan strategi meredakan nyeri 7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri



Hari /tgl



Implementasi Observasi 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal 4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik 5. Memberikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Edukasi 6. Menjelaskan strategi meredakan nyeri 7. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri



Hari /tgl



Evaluasi S: P : Klien mengatakan masih nyeri. Q : Klien mengatakan nyeri seperti disayat benda tajam (perih) dan ditusuk-tusuk. R : Klien mengatakan nyeri pada area luka post op herniotomy. S : Klien mengatakan skala nyeri 5 menggunakan skala nyeri numerik. T : Klien mengatakan nyeri nyeri hilang timbul. O : Klien masih tampak meringis, skala nyeri 5. A : masalah belum teratasi



Risiko infeksi d.d efek prosedur invasive (D.0142)



8. Ajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi intervensi (I. 14539) keperawatan, maka Observasi tingkat infeksi a. Monitor tanda dan gejala menurun dengan infeksi lokal dan kriteria hasil sistemik (L. 14137) : a. Kemerahan Terapeutik menurun b. Berikan perawatan kulit b. Nyeri menurun pada area luka c. Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien d. Pertahankan tehnik aspetik Edukasi e. Jelaskan tanda dan gelaja infeksi f. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi g. Anjurkan meningkatkan



8. Mengajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Observasi a. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik Terapeutik b. Memberikan perawatan kulit pada area luka c. Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien d. Mempertahankan tehnik aspetik Edukasi e. Menjelaskan tanda dan gelaja infeksi f. Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi g. Menganjurkan meningkatkan asupan



P : Lanjutkan intervensi S: -



Klien mengatakan masih nyeri pada luka bekas post op herniotomy. - Klien mengatakan nyeri seperti disayat benda tajam (perih) dan ditusuk-tusuk. O:



-



-



Pada pinggiran luka masih tampak kemerahan Nyeri



A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi



asupan nutrisi.



nutrisi.



BAB III. INTERVENSI KEPERAWATAN (EVIDENCE BASED NURSING) Intervensi dalam askep yg disusun wajib menyertakan EBN nya (minimal menyertakan 5 jurnal). A. Masalah Keperawatan B. Intervesi by Evidence Based Nursing (Journal) 1. Judul Jurnal 2. Judul Jurnal 3. Judul Jurnal 4. Judul Jurnal 5. Judul Jurnal



C. Daftar Pustaka (Sumber Reference)