LP Burger Disease [PDF]

  • Author / Uploaded
  • eli
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN BUERGER DISEASE DI RUANG 14 DEPARTEMEN SURGICAL



Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar Malang



Oleh: AULIA DIAN TRISSILOWATI NIM: 135070200111010



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017



BUERGER DISEASE Definisi buerger disease Penyakit Buerger merupakan penyakit pembuluh darah nonaterosklerotik yang ditandai oleh fenomena oklusi pembuluh darah, inflamasi segmental pembuluh



darah arteri dan vena berukuran kecil dan sedang yang dapat



melibatkan ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah. Penderita penyakit Buerger biasanya datang dengan keluhan yang sangat mirip dengan penyakit trombosis dan radang pembuluh darah



(vaskulitis) lain. Penyakit ini dapat



menimbulkan kecacatan akibat oklusi pembuluh darah yang mengakibatkan gangren atau kerusakan jaringan sehingga perlu diamputasi, oleh karena itu sangat diperlukan diagnosis dini dan akurat. Etiologi buerger disease Penyakit Buerger disebabkan oleh vaskulitis, peradangan pembuluh darah, terutama dari tangan dan kaki. Kapal menjadi terbatas atau total diblokir, mengurangi aliran darah ke jaringan dan mengakibatkan rasa sakit dan, akhirnya, kerusakan. Insiden yang tertinggi di antara laki-laki usia 20-40 yang memiliki riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Ini mungkin terkait dengan riwayat penyakit Raynaud dan mungkin terjadi pada orang dengan penyakit autoimun. Merokok sangat erat kaitannya dengan penyakit Buerger dan sejarah merokok adalah salah satu kriteria untuk mendiagnosa penyakit. Secara umum jika pasien merokok benar-benar meninggalkan perjalanan penyakit akan selalu jinak, tapi kalau merokok terus pengobatan apa pun akhirnya akan sia-sia. Meskipun "merokok pasif" memiliki efek buruk pada sistem kardiovaskular, non perokok seharusnya tidak mengembangkan penyakit. Perokok aktif dapat indentified dengan mengukur tingkat continine, metabolit utama dari nikotin di dalam urin. Karena semua perokok tidak mengembangkan penyakit yang dianggap immunopathogenesis mungkin. Telah diusulkan di Jepang bahwa kehadiran sebuah



gen



terkait



mengendalikan kerentanan



dengan



terhadap



beberapa



antigen



HLA



dapat



penyakit. Kondisi sosial ekonomi,



lingkungan kerja juga berperan dalam etiologi sebagai penyakit dipandang lebih di luar pintu dan pekerja manual. Hypercoagulable negara telah diamati dalam hubungannya dengan penyakit. Hepatitis B Virus dan rickettssiosis dapat berkontribusi pada patogenesis, tetapi peran ini tidak pasti.



Tanda dan Gejala buerger disease 



Tangan atau kaki mungkin pucat, merah, atau kebiru-biruan







Tangan atau kaki mungkin terasa dingin







Sakit di tangan dan kaki







Akut, parah







Terbakar atau kesemutan







Sering terjadi pada saat istirahat







Sakit di kaki, pergelangan kaki, atau kaki ketika berjalan







Sering terletak di lengkungan kaki







Perubahan kulit atau bisul pada tangan atau kaki



Patofisiologi buerger disease Terlampir Pemeriksaan penunjang buerger disease Saat ini belum mendiagnosis



ada



pemeriksaan laboratorium



penyakit Buerger. Pemeriksaan yang dapat



khusus



untuk



dilakukan untuk



membantu diagnosis adalah sebagai berikut : a. Darah lengkap, hitung platelet b. Tes fungsi hati c. Tes fungsi ginjal dan urinalisis d. Gula darah puasa untuk menyingkirkan diabetes melitus e. Profil lipid f.



Tes Venereal Disease Research Laboratory(VDRL)



g. Penapisan autoimun: 



Laju sedimentasi eritrosit (ESR Westergren). Pada penyakit Buerger biasanya normal.







Faktor



reumatoid



(RF).



Pada



penyakit Buerger biasanya



normal.Antibodi antinuklear (ANA). Pada penyakit Buerger normal. 



Antibodi antisentromer merupakan pe- tanda serologis untuk sindrom CREST dan Scl



h. Pemeriksaan radiologi : USG Doppler, echokardiografi, Computed Tomograghy



(CT )



scan



Magnetic resonance imaging (MRI) dilakukan untuk menyingkirkan



dan



sumber



emboli



proksimal. USG Doppler dan



mengetahui



pletismografi diperlukan untuk



adanya oklusi distal. Pada pemeriksaan angiografi dapat



ditemukan gambaran



lesi oklusi segmental



pembuluh darah kecil dan



sedang (medium) diselingi gambaran segmen normal, tanda Martorell atau gambaran kolateral pembuluh darah seperti “corkscrew,” “spider legs,” or “tree roots” meskipun gambaran ini dapat juga dijumpai pada skleroderma, sindrom CREST (Calci- nosis,



Raynaud’s phenomenon,



esophageal dysmotility,



sclerodactyly and telangiectasia), di arteri proksimal tidak dijumpai aterosklerosis, aneurisma dan sumber emboli lain



Penatalaksanaan buerger disease Tujuan utama penanganan adalah mem- perbaiki kualitas hidup. Cara yang dapat dilakukan adalah menghindari dan meng- hentikan faktor yang memperburuk penyakit, memperbaiki ekstremitas, mengurangi rasa



aliran darah



menuju



tungkai atau



sakit akibat iskemi, mengobati tromboflebitis,



memperbaiki penyembuhan luka atau ulkus. Terapi non bedah 



Berhenti merokok merupakan salah satu cara mengatasi progresivitas penyakit.







Analog



prostasiklin seperti



iloprost; merupakan vasodilator dan mampu



meng- hambat agregasi platelet. 



Bosentan. Obat



ini merupakan



anta- gonis kompetitif dari endotelin-1



sehingga memiliki kemampuan vasodilatasi. 



Bosentan selama 28 hari lebih efektif dibandingkan aspirin untuk mengatasi nyeri saat istirahat dan penyembuhan







Obat analgesik seperti analgetik narkotik atau obat anti inflamasi non steroid mungkin membantu mengatasi nyeri pada beberapa pasien







Spinal Cord Stimulation hasilnya baik untuk menghilangkan nyeri dan penyem- buhan ulkus. Stimulasi ini dapat meng- hambat transmisi sinyal penghantar nyeri pada serabut saraf simpatis.



Terapi Bedah 



Simpatektomi; bertujuan untuk me- ngurangi efek



vasokonstriksi akibat



saraf simpatis. 



Penyisipan kawat Kirschner intramedulla. Pada beberapa pasien, dapat merangsang angiogenesis, penyembuhan



ulkus tungkai dan meredakan



nyeri saat istirahat. 



Operasi bypass arteri menunjukkan hasil baik



Pengkajian keperawatan buerger disease Tanda : Riwayat hipertensi (efek vasospasme) Perubahan warna pada bagian yang sakit pada pemajanan dingin (timbul pada dewasa awal). Gejala: Warna kulit jari/bagian yang sakit( tergantung pada fase observasi) tampak putih pucat kemudian sianotik, kemudian hiperemik (merah), tanda lambat/progersif : kulit putih atau tidak berwarna, mengkilat halus, tegang, nadi radial dan ulnar dapat normal dini atau tak ada, kuku tabuh/deformitas dapat terjadi (lanjut), ulserasi pada daerah ganggren Neurosensori. Gejala: parestesia, kebas pada jari, sakit kepala berulang (vasospasme/efek hormonal), tanda : hilangnya koosdinasi motorik Nyeri / ketidaknyamanan. Gejala: nyeri berddenyut selama fase kemerahan perubahan warna (vasodilatasi), sensitf terhadap tekanan bagian yang sakit, tanda : hati-hati, gellisah, fookus pada jari Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 1. Nyeri akut/kronis b.d vasospasme / gangguan perfusi jaringan, iskemik/ kerusakan jaringan 2. Perfusi jaringan, perubahan : perifer b.d penghentian aliran darah arteri, 3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan b.d kurang pengetahuan / tidak mengenal sumber informasi, salah persepsi / salah mengerti Tujuan rencana keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan vasospasme / gangguan perfusi jaringan, iskemik/ kerusakan jaringan Tujuan : Rasa nyeri pasien berkurang bahkan hilang Kriteria hasil : Pasien melaporkan bahwa rasa sakitnya telah terkontrol atau hilang. 2. Perfusi jaringan, perubahan : perifer b.d penghentian aliran darah arteri Tujuan : Pasien menunjukan peningkatan perfusi jaringan Kriteria hasil : Pasien dapat menunjukan tanda dan gejala perbaikan perfusi



jaringan 3. Kurang pengetahuan b.d kurang pengetahuan / tidak mengenal sumber informasi, salah persepsi / salah mengerti Tujuan : pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan Kriteria hasil : pasien dapat memahami tentang penyakitnya Intervernsi keperawatan dan rasional keperawatan 1. Nyeri akut/kronis b.d vasospasme / gangguan perfusi jaringan, iskemik/ kerusakan jaringan Interverensi



Rasional



1. Catat karakteristik nyeri dan



1. Mengetahui tingkat nyeri



parestesia



pasien



2. Diskusikan dengan pasien



2. Pasien



mengetahui



begaimana dan mengapa



bagaimana dan mengapa



nyeri ditimbulkan



nyeri ditimbulkan



3. Bantu



pasien



3. Pasien



dapat



mengidenntifikasikan factor



menghindari



pencetus



pencetus penyakit



atau



situasi



contoh merokok, terpajan pada



dingin



dan



penangananya



4. Menurunkan tingkat nyeri pasien 5. Mengurangi rasa nyeri



4. Dorong penggunaan teknik menajemen strees, aktivitas hiburan



pasien 6. Meberikan kenyamanan pada pasien



5. Rendam area yang sakit pada air hangat 6. Berikan



7. Efek terapi pasien dapat terdistribusikan ke pasien



ruangan



hangat,



8. Memberikan



bebas aliaran udara contoh



yang



ventilasi,



pasien



pendingin



ruangan, pertahankan pintu tertutup sesuai indikasi 7. Pantau



efek obat



dan



tindakan 8. Kolaborasi : berikan obat sesuai



factor



indikasi,



siapkan



sesuai



penangan kepada



intervensi



bedah



bila



diperlukan



4. Perfusi jaringan, perubahan : perifer b.d penghentian aliran darah arteri Interverensi



Rasional



1. Observasi warna kulit bagian



1. Memantau



yang sakit



warna kult pasien



2. Catat penururnan nadi



2. Mengantisipasi



3. Evaluasi sensasi bagian yang



panas/dingin dan



perifer 3. Mengetahui



kaji



kulit



untuk



yang



ulserasi, lesi, area ganggren 5. Dorong nutrisi dan vitamin yang



adanya



perubahan perfusi jaringan



sakit, contoh tajam/ dangkal,



4. Lihat



perubahan



bagaimana



disrasakan



pasien



selama sakit 4. Mengantidipasi kerusakan



tepat



jaringa berlanjut



6. Kolaborasi : berikan obat sesuai



5. Pasien



mendapatkan



indikasi ( vasodilator), ambil



nutrisi yang tepat sehingga



contoh drainase lesi untuk kultur



tidak



atau sensitivitas



nutrisi



terjadi



penurunan



6. Memberikan terapi yang sesuai



5. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan b.d kurang pengetahuan / tidak mengenal sumber informasi, salah persepsi / salah mengerti Interverensi



Rasional



1. Dorong



menghindari



pemajanan pada dingin 2. Pertahankan



1. Menghindari merasa menggigil



ligkungan



2. Memberikan



pada suhu diatas 20,9 C



pada pasien



hilangkan aliran dingin 3. Tekankan



pentingnya



menghentikan berikan klinik



rokok,



informasi



local



/



pada



kelompok



pasien



kenyaman



3. Mengurangi factor resiko penyakit 4. Memberikan kenyamanan dan



menurunkan



pada pasien.



stress



pendukung 4. Banntu



5. Mengantisipasi perburukan



pasien



membuat



untuk metode



menghindari



atau



mengubah



stress



diskusikan teknik relaksasi 5. Tekankan melihat



pentingnya tiap



hari



dan



melakukan perawatan kulit yang benar



yang terjadi pada kulit.



DAFTAR PUSTAKA Lazarides MK, Georgiadis GS, Papas TT, Nikolopoulos ES. Diagnostic Criteria and Treatment of Buerger’s Disease:



A Review. Int J Low Extrem Wounds



2006;5(2):89-95. Olin JW. Thromboangiitis obliterans (Buerger’s disease).



N Engl J Med



2000;343(12):864-9. Mills JL Sr.Buerger’s Disease in the 21st Century: Diagnosis, Clinical Features, and Therapy. Semin Vasc Surg 2003;16(3):179-89. Paraskevas KI, Liapis CD, Briana DD, Mikhailidis DP. Thromboangiitis obliterans (Buerger’s disease): searching for a therapeutic strategy. Angiology 2007;58(1):75-84. Isner JM, Baumgartner I, rauh G, Schainfeld R, Blair R, Manor O, Razvi S, Symes JF.Treatment



of thromboangiitis



intramuscular gene



obliterans



(Buerger’s



disease) by



transfer of vascular endothelial growth factor:



Preliminary clinical results. J Vasc Surg 1998;28(6):964-73.