14 0 264 KB
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG MELATI RSUD MAJENANG
Disusun Oleh: RINI ARI RAMDHANI NIM: A32020203
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2020
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price, 2006). Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasikan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price, Silvia, 2006). Cairan Dan elektrolit sangat diperlukan dalam ranga menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler, termasuk plasma darah dan cairan transeluler (Anonim 2010). Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah substansi yang menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negative dan diukur dengan kapasitasnnya untuk saling berikatan satu sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation adalah ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na+ ), sedangkan kation intrasesuler adalah kalium (K+ ). Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. (Abdul 2008). Cairan tubuh merupakan faktor penting dalam berbagai proses fisiologis dalam tubuh. Dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk dapat bertahan hidup sangat tergantung dari cairan yang terdapat dalam tubuh. Oleh karena itu maka tubuh selalu
mempertahankan jumlah cairan tubuh dalam keadaan seimbang yang disebut homeostatis. 2. Etiologi Faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit a. Usia Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usiaberpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anakanak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orangdewasa. Kehilangan cairan dapat
terjadi
akibat
pengeluaran
cairan
yang
besar
dari
kulit
dan
pernapasan. Pada lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal. b. Aktivitas Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat. c. Iklim Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak disadari (insensible water loss/IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di lingkungan yang bersuhu tinggi atau didaerah deangan kelembaban yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairandan elektrolit.
Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litersehari melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam. d. Diet Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan maknan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin. e. Stress Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolisme seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormon antidiuritik yang dapat mengurangi produksi urin. f. Penyakit Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak (mis. luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita diare juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal. Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompa jantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih lajut, kondisi ini dapat menyebabkan edema paru. Normalnya, urin akan dikeluarkan dalam jumlah
yang
cukup untuk
menyeimbangkan
cairan
dan
elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan
memfiltrasi
cairan
lebih
banyak dan menahan ADH sehingga produksi urin akan meningkat. Sebaliknya,
dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan menurunkan produksi urin dengan
berbagi
cara.
Diantaranya
peningkatan
reapsorpsi
tubulus,
retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis. gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urin kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga anuria (produksi urin kurang dari 200 ml/ 24 jam). g. Tindakan Medis Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium. h. Pengobatan Penggunaan beberapa obat seperti diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.Akibatnya, terjadi defisit cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretik menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat. Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh. i. Pembedahan Klien
yang
menjalani
pembedahan
beresiko tinggi
mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama periode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan beban
cairan akibat
asupan
cairan berlebih
melalui
intravena
selama
pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat anastesia. j. Kondisi sakit Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh misalnya : 1) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL. 2) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran.
3) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake
cairan
karena
kehilangan
kemampuan
untuk
memenuhinya secara mandiri. 3. Batasan Karakteristik a. Hipervolemia 1) Gejala dan Tanda Mayor a) Ortopnea b) Dispnea c) Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) d) Edema anasarka atau edema perifer e) Berat badan meningkat dalam waktu singkat f) Jugular Venous Pressure (JVP) dan cental Venous Pressure (CVP) meningkat g) Refleks hepatojugular positif 2) Gejala dan Tanda Minor a) Distensi vena jugularis b) Terdengar suara nafas tambahan c) Hepatomegali d) Kadar Hb/Ht e) Oliguria f) Intake lebih banyak dari output (balans cairan positif) g) Kongesti paru b. Hipovolemia 1) Gejala dan Tanda Mayor a) Frekuensi nadi meningkat b) Nadi teraba lemah c) Tekanan nadi menyempit d) Turgor kulit menurun e) Membran mukosa kering f) Volume urin menurun g) Hematrokit meningkat
2) Gejala dan Tanda Minor a) Merasa lemah b) Mengeluh haus c) Pengisian vena menurun d) Status mental berubah e) Suhu tubuh meningkat f) Konsentrasi urin meningkat g) Berat badan turun tiba-tiba c. Resiko Hipovolemia 1) Faktor Resiko a) Kehilangan cairan secara aktif b) Gangguan absobsi cairan c) Usia lanjut d) Kelebihan berat badan e) Status hipermetabolik f) Kegagalan mekanisme regulasi g) Evaporasi h) Kekurangan intake cairan i) Efek agen farmakologis 2) Kondisi Klinis terkait a) Penyakit Addison b) Trauma/ perdaharahan c) Luka bakar d) AIDS e) Penyakit Crohn f) Muntah g) Diare h) Kolitis Ulseratif
d. Resiko Ketidakseimbangan Cairan 1) Faktor resiko a) Prosedur pembedahan mayor b) Trauma/ perdarahan c) Luka bakar d) Aferesis e) Ascites f) Obstruksi intestinal g) Peradangan pankreas h) Penyakit ginjaldan kelenjar i) Disfungsi intestinal 2) Kondisi klinis terkait a) Prosedur pembedahan mayor b) Penyakit ginjal dan kelenjar c) Perdarahan d) Luka bakar 4. Fokus Pengkajian a. Riwayat Keperawatan Faktor yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan harian, diantaranya: 1) Hipotermi. 2) Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi. 3) Oliguria atau anuria. 4) Hampir tidak ada aktivitas. 5) Retensi cairan misal gagal jantung. b. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan elektrolit serum Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat. 2) Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb), hematrokit (Ht). Ht naik
: adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik. Hb naik
: adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik. 3) pH dan berat jenis urine Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030
5. Patofiologi & Patways Keperawatan
Faktor Fisiologis
Faktor Perkembangan
a. Riwayat penyakit yang berhubungan b. Rasa dahaga c. Anti diuretic hormone d. Aldosteron e. Prostaglandin f. Glukokortikoid g. Organ pengeluaran (ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal)
a. b. c. d.
Bayi Anak-anak Remaja Dewasa muda dan pertengahan e. Lansia
Faktor Perilaku
a. Strees b. Aktifitas tubuh c. Gaya hidup d. Diet
Faktor Lingkungan
a. Temperatur lingkungan
Gangguan Pemenuhan Cairan Dan Elektrolit
HIPOVOLEMIA
HIPERVOLEMIA
6. Masalah keperawatan a. Hipovolemia b. Hipervolemia c. Resiko Hipovolemia d. Resiko ketidakseimbangan volume cairan
Resiko Hipovolemia
Resiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
7. Intervensi Keperawatan
No. DX
1
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Keperawatan dan Kriteria Hasil
Rencana Tindakan
(SDKI)
( SLKI )
(SIKI )
Hipovolemia
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. jam Status Cairan ( L.03028) Ekspektasi : Membaik
Kekuatan Nadi Turgor Kulit Output Urine Pengisian Vena
Ortopnea Dispnea Paroxymal nocturnal Dipsnea (PND) Edema Anasarka Edema Perifer Berat Badan Distensi vena jugularis
Menurun
Cukup Menurun
Sedang
Cukup meningkat
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
Meningkat
Cukup Meningkat
Sedang
Cukup menurunt
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
1
2
3
4
x 24 Manajemen Hipovolemia : Observasi - Periksa tanda dan gejala hipovolemik - Monitor intake dan output Meningkat cairan Terapeutik 5 5 - Hitung kebutuhan cairan 5 - Beri posisi modified 5 Trendelenbrug Menurun - Beri asupan cairan Edukasi 5 - Anjurkan memperbanyak 5 asupan cairan oral 5 - Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak 5 Kolaborasi 5 - Kolaborasi pemberian cairan 5 IV isotonis 5 - Kolaborasi pemberian cairan
Suara nafas tambahan Kongesti paru Perasaan Lemah Keluhan haus Konsentrasi urine
Frekuensi Nadi Tekanan darah Tekanan nadi Membran mukosa Jugular Venous Pressure (JVP) Kadar Hb Kadar Ht Cental Venous Pressure Refuks hepatojugular Hepatomegali Oliguria Intake cairan Status mental Suhu Tubuh
1
2
3
4
5
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Memburuk
Cukup Memburuk
Sedang
Cukup Membaik
Membaik
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
IV hipotonis - Kolaborasi pemberian cairan koloid - Kolaborasi pemberian produk darah
2
Hipervolemia
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. jam Keseimbangan Cairan ( L.05020 ) Ekspetasi : Meningkat
Asupan Cairan Keluaran Cairan Kelembaban membran mukosa Asupan Makanan
Edema Dehidrasi Ascites Konfusi
Tekanan darah Denyut nadi radial Tekanan arteri rata-rata Membran mukosa Mata cekung Turgor Kulit Berat badan
x 24
Menurun
Cukup Menurun
Sedang
Cukup meningkat
Meningkat
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Meningkat
Cukup Meningkat
Sedang
Cukup menurunt
Menurun
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
Memburuk
Cukup Memburuk
Sedang
Cukup Membaik
Membaik
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
Manajemen Hipervolemia : Observasi - Periksa tanda dan gejala hipervolemia - Identifikasi penyebab hipervolemia - Monitor status hemodinamik - Monitor intake dan output cairan - Monitor tanda hemokonsentrasi - Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma - Monitor kecepatan infus secara ketat - Monitor efek samping diuretik Terapeutik - Timbang BB setiap hari pada waktu yang sama - Batasi asupan cairan dan garam - Tinggikan kepala tempat 3040⁰ Edukasi - Ajarkan melapor jika haluaran urin 1 kg sehari - Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan - Ajarkan cara membatasi cairan Kolaborasi - Kolaborasi pemberian diuretik - Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik - Kolaborasi pemberian continuous renal replacement theraphy (CRRT), jika perlu Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. x 24 Manajemen Hipovolemia : jam Observasi Status Cairan ( L.03028 ) - Periksa tanda dan gejala Ekspetasi : Membaik hipovolemik Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat - Monitor intake dan output Menurun meningkat cairan Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 Turgor Kulit 1 2 3 4 5 Terapeutik Output urine 1 2 3 4 5 - Hitung kebutuhan cairan Pengisian Vena 1 2 3 4 5 - Beri posisi modified Trendelenbrug Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Meningkat menurunt - Beri asupan cairan Ortopnea 1 2 3 4 5 Edukasi Dispnea 1 2 3 4 5 - Anjurkan memperbanyak Paroxysmal asupan cairan oral Nocturnal 1 2 3 4 5 Dyspnea (PND)
Oedema anasarka Edema perifer Berat badan Distensi vena jugularis Suara nafas tambahan Kongesti paru Perasaan lemah Keluhan haus Konsentrasi urine
Frekuensi nadi Tekanan darah Tekanan nadi Membran mukosa Jugular venous presure (JVP) Kadar Hb Kadar Ht Cetral Venous Presure (CVP) Refluks heptojugular Berat badan Hepatomegali Oliguria Intake Cairan Status mental
1
2
3
4
5
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
1
2
3
4
5
Memburuk
Cukup Memburuk
Sedang
Cukup Membaik
Membaik
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi - Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis - Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis - Kolaborasi pemberian cairan koloid - Kolaborasi pemberian produk darah
Suhu Tubuh
Resiko ketidakseimbangan volume cairan
1
2
3
4
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. jam Keseimbangan Cairan ( L.05020 ) Ekspetasi : Meningkat
Asupan Cairan Keluaran Cairan Kelembaban membran mukosa Asupan Makanan
Edema Dehidrasi Ascites Konfusi
Tekanan darah Denyut nadi radial Tekanan arteri rata-rata Membran mukosa Mata cekung Turgor Kulit
5
x 24
Menurun
Cukup Menurun
Sedang
Cukup meningkat
Meningkat
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Meningkat
Cukup Meningkat
Sedang
Cukup menurunt
Menurun
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
Memburuk
Cukup Memburuk
Sedang
Cukup Membaik
Membaik
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Manajeman Cairan : Observasi - Monitor status hidrasi - Monitor berat badan harian - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium - Monitor status hemodinamik Terapeutik - Catat intake – output dan hitungan balance cairan 24 jam - Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan - Berikan cairan intravena, jika perlu Kolaborasi - Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
Berat badan
1
2
3
4
5
Daftar Pustaka Alimut, Hidayat A. Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Sabmba Medika. Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC Nurarif,
Amin
Huda,
Hardhi
Kusuma.
2013.
Aplikasi
Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC. Yogyakarta : Media Action Publishing Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC Tarwoto & Wartonah.2010.Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi 4.Salemba Medika : Jakarta. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta :Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia Carpenito, Lynda Juall. (2015).Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC. Doenges, Moorhouse, Geissler. (2015). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Harnawatiaj.(2008).
Keseimbangan
Cairan
dan
Elektrolit.
http://wordpress.com. Diakses 15 Mei 2017. Mubarak, Wahid.I & Chayatin, NS.Nurul. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC. Faqih, Moh. Ubaidillah. (2009). Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia. http://www.scribd.com. Diakses 15 Mei 2017. Perry dan Potter. (2015). Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis
DAFTAR PUSTAKA Harnawatiaj.(2008).
Keseimbangan
Cairan
dan
Elektrolit.
http://wordpress.com. Diakses 15 Mei 2017 https://www.updateinfoo.com/2020/04/Makalah-Keseimbangan-CairanDan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia.html
Anonim.(2010). Pedoman Penelitian Kualitatif . [Online]. Tersedia: http://waskitamandiribk.wordpress.com/2010/06/29/pedomanpenelitian-kualitatif-studi-kasus/. [27 Juli 2012]