LP Kista Ovarium [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ari
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM



SITI USFATUN KHASANAH 2011040025



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2020



1



A. Definisi Menurut (Winkjosastro, 2005) kistoma ovarii merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul. Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi (Bobak, Lowdermilk & Jensen. 2005). B. Etiologi Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan terbentuknya kista akibat gangguan pembentukan hormon dihipotalamus, hipofisis atau di indung telur sendiri (ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung telur yang fungsional dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur. C. Manifestasi Klinis Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Berdasarkan (Mansjoer, 2002), gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium: 1. Perut terasa penuh, berat, kembung 2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil) 3. Haid tidak teratur 4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha. 2



5. Nyeri mendadak dibagian perut bawah 6. Nyeri pinggul ketika menstruasi 7. Menstruasi nyang datang terlambat disertai dengan nyeri 8. Menstruasi yang kadang memanjang dan memendek 9. Nyeri sanggama 10.Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil. D. Patofisiologi fungsi ovarium yang normal tergantung pada sejumlah hormon, dan kegagalan salah satu pembentukan hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium tersebut. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan, gagal berinvolusi, gagal mereabsorbsi cairan dan gagal melepaskan sel telur, sehingga menyebabkan folikel tersebut menjadi kista. Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista di tenga-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikural dan luteal yang kadang-kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuik FSH dan HCG. E. Komplikasi Berdasarkan Winkjosastro (2005) bahwa beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium. 3



F. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien dengan kista ovarium sebagai berikut: 1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, bisanya disertai dengan pengangkatan tuba (Salpingo-oovorektomi). 2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas



ovarium dan



menghilangkan kista. 3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga. 4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda-tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. 5. Asuhan post operatif merupakan hal yang berat karena keadaan yang mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan insisi. Terapi intravena, antibiotik dan analgesik biasanya diresepkan. Intervensi mencakup tindakan pemberiaan rasa aman, perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan kebutuhan emosional Ibu. 6. Efek anestesi umum. Mempengaruhi keadaan umum penderita, karena kesadaran menurun. Selain itu juga diperlukan monitor terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit, suara nafas dan usaha pernafasan, tanda-tanda infeksi saluran kemih, drainese urin dan perdarahan. Perawat juga harus mengajarkan bagaimana aktifitas pasien di rumah setelah pemulangan, berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu di rumah, tetapi tidak boleh mengendarai atau menyetir untuk 3-4 minggu, hindarkan mengangkat benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat



4



menyebabkan kongesti darah di daerah pelvis, aktifitas seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah operasi, kontrol untuk evaluasi medis pasca bedah sesuai anjuran. G. Pathway Ketidakseimbangan dan kegagalan salah satu pembentukan hormon yang mempengaruhi indung telur



Fungsi ovarium abnormal Penimbunal folikel yang terbentuk secara tidak sempurna



Folikel gagal mengalami pematangan, gagal berinvolusi dan gagal mereabsorbsi cairan Terbentuk kista ovarium



Adanya cairan dalam jaringan di daerah ovarium



Ansietas b.d perubahan status kesehatan



Klien merasa nyeri diperut bagian bawah



Nyeri akut b.d agen injury biologi



Pembedahan Jaringan terputus Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik



H. Pengkajian - Data fokus dari status obstetrikus, meliputi : a. Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau b. Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan - Pengkajian pasca operasi rutin, a.



Kaji tingkat kesadaran



b.



Ukur tanda-tanda vital



c.



Auskultasi bunyi nafas



d.



Kaji turgor kulit



5



e. Pengkajian abdomen: inspeksi ukuran dan kontur abdomen, auskultasi bising usus, palpasi terhadap nyeri tekan dan massa, tanyakan tentang perubahan pola defekasi, kaji status balutan f. Kaji terhadap nyeri atau mual g. Palpasi nadi pedalis secara bilateral h. Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan lamanya waktu di bawah anestesi. i. Kaji status psikologis pasien setelah operasi I. Diagnosa Keperawatan Megacolon yang bisa muncul sesuai dengan SDKI, SLKI dan SIKI 1. Gangguan Integritas Kulit atau Jaringan (D.0129) Kategori



: lingkungan



Subkategori



: keamanan dan proteksi



Definisi



: kerusakan kulit (Dermis atau epidermis) atau jaringan (Misal:



membrane mukosa, otot, tendon, tulang. Kartilago)



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Gejala dan Tanda Mayor Su Penyebab by Obyektif ekt if Perubahan sirkulasi Tidak 1. Kerusakan Perubahan status nutrisi tersedia jaringan Penurunan mobilitas atau lapisan Suhu lingkungan yang kulit ekstrim Kelembapan Neurpati perifer Kondisi Klinis Terkait 1. Imobilisasi 2. Gagal ginjal 3. Gagal jantung kongestif 4. Diabetes mellitus 5. Imunodefisiensi



SDKI (Diagnos a)



Intervensi SLKI (Kriteria Hasil)



Gejala dan Tanda Minor Sub yek tif Tid ak ters edia



Obyektif 1. 2. 3. 4.



Nyeri Perdarahan Kemerahan Hematoma



SIKI (Intervensi)



6



Ganggua n integritas kulit dan jaringan



b) c) d) e) f) g)



Luaran utama: Integritas kulit dan jaringan Luaran Tambahan: Pemulihan pasca bedah Penyembuhan luka Perfusi perifer Respon alergi local Status nutrisi Status cairan Definisi: keutuhan kulit (dermis, epidermis) atau jaringan (mukosa, kornea, otot, tendon) Ekspetasi: Meningkat Kriteria hasil: Indicator 1 2 3 4 5 Elastisitas Hidrasi Perfusi jaringan Keterangan: 1: menurun 2: cukup menurun 3: sedang 4: cukup meningkat 5: menignkat Kerusakan jaringan Kerusakan lapisan kulit Nyeri Perdarah Kemerahan Nekrois Keterangan: 1: meningkat 2: cukup meningkat 3: sedang 4: cukup menurun 5: menurun Suhu kulit Sensasi Tektur Pertumbuhan rambut Keterangan: 1: memburuk 2: cukup memburuk 3: sedang 4: cukup membaik



Intervensi utama Peraw Peraw atan atan integrit luka as kulit Intervensi pendukung Dukun Pembe gan rian perawa obat tan diri kulit Eduka Pembe si rian perata obat n diri subkut an Eduka Penjah si itan pelaku luka upaya keseha tan Konsul Peraw tar atan area insisi Manaj Peraw emen atan nyeri kuku Pelapo Peraw ran atan statis luka keseht bakar an Pembe Terapi ruan lintah obat Pembe Skrini rian ng obat kanker IV



7



5: membaik SIKI: perawatan Integritas kulit atau jaringan (I.11353) Definisi: mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembapan dan mencegah perkembangan mikroorganisme Tindakan: Observasi: 1. Identifikasi penyebab gangguan integrita kulit Terapeutik: -



Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring



-



Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang



-



Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode



-



Gunakan produk bebbahan petroleum atau minyak pada kulit kering



- Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering Edukasi: 1 Anjurkan menggunakan pelembab 2 Anjurkan minum air yang cukup 3 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 4 Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur 5 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya 2. Ansietas (D.0129) Kategori



: Psikologis



Subkategori



: Integritas ego



Definisi



: kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek



yang tidka jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman Gejala dan Tanda Mayor Penyebab



Subyekti f



Obyektif



1. Krisis situasional 1. Merasa 1. Tampak gelisah 2. Kebutuhan tidak bingung 2. Tampak tegang terpenuhi 2. Merasa 3. Sulit tidur 3. Krisis khawatir maturasional dengan akibat 4. Ancaman terhadap dari kondisi kematian yang dihadapi 5. Disfungsi system 3. Sulit



1. 2. 3. 4.



Gejala dan Tanda Minor Sub yekt Obyektif if Mengelu 1. Frekuensi nafas, h pusing nadi, tekanan darah Anoreks meningkat ia 2. Diaphoresis Palpitasi 3. Tremor Merasa 4. Suara bergetar tidak 5. Kontak mata buruk berdaya 6. Sering berkemih 8



kelurga berkosentrasi 6. Faktor keturunan 7. Kurang terpapar informasi Kondisi Klinis Terkait 1. Penyakit kronis progresif 2. Penyakit akut 3. Hospitalisasi 4. Rencana operasi 5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas 6. Penyakit neurologis Intervensi SLKI (Kriteria Hasil)



SDKI (Diagnosa ) ansietas



h) i) j) k) l) m) n) o)



Luaran utama: Tingkat ansietas Luaran Tambahan: Dukungan social Harga diri Kesadaran diri Control dii Proses informasi Status kognitif Tingkat agitasi Tingkat pengetahuan Definisi: kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang tidka jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman Ekspetasi: Menurun Kriteria hasil: Indicator 1 2 3 4 5 Verbalisasi kebingungan Perilaku gelisah Perilaku tegang Keterangan: 1: meningkat 2: cukup meningkat 3: sedang 4: cukup menurun 5: menurun Konsentrasi Pola tidur



7. Berorientasi masa lalu



SIKI (Intervensi)



Intervensi utama Reduks Terapi i relaksa ansietas si Intervensi pendukung Bantua Persiap n an control pembed marah ahan Bibliot Teknik erapi distraks i Dukun Teknik gan menenn emosi angkan Dukun Terapi gan music kelomp ok Dukun Terapi gan seni keyakin an Dukun Terapi gan relaksa pelaksa si otot naan progres ibadah if Interve Terapi nsi validasi krisis Konseli Terapi ng hipnosi 9



Perasaan keberdayaan Kontak mata Keterangan: 1: memburuk 2: cukup memburuk 3: sedang 4: cukup membaik 5: membaik



s



SIKI: Reduksi Ansietas (I.09314) Definisi: meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman Tindakan: Observasi: 2. Identifikasi saat ansietas beruah 3. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan 4. Monitor tanda-tanda ansietas Terapeutik: - Ciptakan suasan terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan - Temani pasien untuk mengurangi kecemasan - Pahami situasi yang membuat ansietas - Dengarkan dengan penuh perhatian - Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan - Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan Edukasi: 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami 2. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien 4. Anjurkan mengungkapka perasaan dan persepsi 5. Latih teknik relaksasi Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu SIKI: Terapi Relaksasi (I.09326) Definisi: menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, ansietas Tindakan: Observasi: 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkosentrasi 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan 3. Identifikasi kesediaan, kemampuan dan pengguanaan teknik sebelumnya 4. Periksa keteganagan otot, frekuensi nadi, TD, suhu sebelum dan sesudah latiha 5. Monitor respon terhadap relaksasi Terapeutik: 1. Ciptakan lingkungan tenang tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman 10



2. Berikan informasi tertulis tentan persiapan dan prosedur teknik relaksasi 3. Gunakan pakaian longgar 4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama Edukasi: 1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia 2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 3. Anjurkan mengambil posisi nyaman 4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi 5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih



3. Nyeri Akut (D.0077) Kategori



: Psikologis



Subkategori



: Nyeri dan Kenyamanan



Definisi



: pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan



kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas tingan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan



Penyebab



Gejala dan Tanda Mayor S u by Obyektif ek tif Mengeluh 1. Tampak meringis nyeri 2. Bersikap protektif (Misal: waspada) 3. Gelisah 4. Frekuensi nadi meningkat 5. Sulit tidur



Gejala dan Tanda Minor Su by rkt if



Obyektif



1. Agen pencedera Tid 1. Tekanan darah fisiologis (missal: ak meningkat inflamasi, iskemia, ters 2. Pola nafas berubah neoplasma) edi 3. Nafsu makan berubah 2. Agen pencedera a 4. Proses berpikir kimia (missal: terganggu terbakar, bahan 5. Menarik diri kimia iritan) 6. Berfokus pada diri 3. Agen pencedera sendiri fisik (Misal: abses, 7. Diaphoresis terbakar operasi, trauma) Kondisi Klinis Terkait 1. Kondisi pembedahan 2. Cedera traumatis 3. Infeksi 4. Sindrom coroner akut 5. Glaucoma *) pengkajian nyeri dapat menggunakan instrument skala nyeri, seperti: 1. FLACC Behavioral Pain Scale untuk usia kurang dari 3 tahun 2. Baker-Wong-Faces Scale untuk usia 3-7 tahun 3. Visual Analog Scale atau Numeric Rating Scale untuk usia lebih dari 7 tahun



SDKI (Diagnosa



Intervensi SLKI (Kriteria Hasil)



SIKI (Intervensi)



11



) Nyeri Akut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Luaran utama: Tingkat nyeri Luaran Tambahan: Fungsi gastrointestinal Control nyeri Mobilitas fisik Penyembuhan luka Perfusi miokard Perfusi perifer Pola tidur Status kenyamanan Tingkat cedera Definisi: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas tingan hingga berat dan konstan Ekspetasi: Menurun Kriteria hasil: Indicator 1 2 3 4 5 Kemampuan menuntaskan aktivitas Keterangan: 1: menurun 2: cukup menurun 3: sedang 4: cukup meningkat 5: menignkat Keluhan nyeri Meringis Gelisah Kesultan tidur Menarik diri Diaphoresis Perasaan depresi Anoreksia Mual Muntah Keterangan: 1: meningkat 2: cukup meningkat 3: sedang 4: cukup menurun 5: menurun Frekuensi nadi Pola nafas Tekanan darah Proses berpikir Focus Nafsu makan



Intervensi utama Manaje Pember men ian nyeri analges ik Intervensi pendukung Aromat Pember erapi ian obat oral Dukun Pember gan ian obat pengun intrave gkapan na kebutu han Edukas Pember i efek ian obat sampin topical g obat Edukas Pengat i uran manaje posisi men nyeri Edukas Perawa i proses tan penyaki kenyam t anan Edukas Teknik i teknik distraks napas i Kompr Teknik es imajina dingin si terbimb ing Manaje Teknik men akupres kenyam ur anan lingkun gan Manaje Teknik men bantuan medika hewan si Pemant Teknik auan humor nyeri Pember Teknik ian obat muratta l Manaje Terapi 12



Keterangan: 1: memburuk 2: cukup memburuk 3: sedang 4: cukup membaik 5: membaik



men sedasi Nabaje neb efek sampin g obat



music Terapi ralksasi



SIKI: Manajemen Nyeri (I.08238) Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola pangalaman sensorik atau emoslonal yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.. Tindakan: Observasi: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, Intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi respons nyeri non verbal 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hldup 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik Terapeutik: 10.Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnostis akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapl, teknik imalinasi terbimbing kompres hangat/dingin, terapi bermain) 11.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu nuangan, pencahayaan kebisingan) 12.Fasilitasi istirahat dan tidur 13.Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemlihan strategi meredakan nyer Edukasi: 14.



Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri



15.Jelaskan strategi meredakan nyeri 16.Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri 17.Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat 18.Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi: 19.Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu SIKI: Penmberian Analgesik (I.08243) Definisi: menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.. Tindakan: Observasi: 13



20.



Identifikasi karakteristik nyeri (Misal: pencetus, pereda kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)



21.



Identifikasi riwayat alergi obat



22.



Identifikasi kesesuaian jenis analgesic (Misal: narkotika, non-narkotika, NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri



23.



Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesic



24. Monitor efektifitas analgesic Terapeutik: 25.



Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencapai analgesic yang optimal, jika perlu



26.



Pertimbangkan penggunaan infus kontinu



27.



Tetapkan target efektivitas analgesic untuk mengoptimalkan respon pasien



28. Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan Edukasi: 29. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat Kolaborasi: 30.Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic, sesuai indikasi



DAFTAR PUSTAKA Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC. Kowalak , J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku Ajar Patofisiologi . Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. (2002). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan. Jakarta: DPP PPNI. PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI. Winkjosastro, Hanifa, (2005), Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka



14