LP Oksigenasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)



DI SUSUN OLEH SUBARJO (113063.......)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN X SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2021



LEMBAR PERSETUJUAN PRESEPTOR Laporan Pendahuluan oksigenasi disusun oleh NAMA Subarjo , NIM



. Laporan



Pendahuluan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik. Banjarmasin,



September 2021



Preseptor Akademik



Oktavin, S.Kep.,Ners.,M.Kep



Mengetahui Kaprodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Suaka Insan Banjarmasin



Sr. Margaretha Martini, SPC, BSN, MSN



ii



DAFTAR ISI Cover Pengesahan ....................................................................................................ii Daftar isi.........................................................................................................iii BAB I Pendahuluan.......................................................................................1 Latar Belakang................................................................................1 BAB II Konsep Teori.....................................................................................3 A. Konsep Kebutuhan Oksigen...........................................................3 B. Konsep Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Oksigenasi........9 Daftar Pustaka



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Hidayat, 2012). Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh. Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolise dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas dai atmosfe. Oksigen (O2) untuk kemudian diedarkan keseluruh jaringan tubuh (Andarmoyo,2012). Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernafasan secara fungsional, bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen, hal itu akan mengakibatkan penyakit paru pada manusia (Manurung, 2016). Salah satu kebutuhan yang sangat penting merupakan kebutuhan akan oksigenasi jika kebutuhan oksigenasi itu tidak terpenuhi maka akan berakibat pada kematian. Untuk itu kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas 1



mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran sel) (Hidayat, 2012) .hasil dari riset kesehatan daerah insiden dan prevelensi penyakit saluran pernapasan akut di Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 persen dan 4, 5 persen. Lima provinsi yang mempunyai insiden dan prevelensi pada penderita gangguan pernapasan atau oksigenasi tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan (Risdeskas, 2013) Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi (Asmadi, 2008). Pernahkan di suata waktu tubuh kita merasa segar, namun dilain waktu merasa sesak ? Hal tersebut berhubungan erat dengan fungsi sirkulasi udara dalam tubuh kita. Respirasi berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel sehingga diperlukan fungsi respirasi yang adekuat. Agar sel dapat melakukan metabolisme sehingga sehingga mampu menghasilkan energi, sel membutuhkan adanya suplai oksigen ( O2 )dan nutrisi yang cukup kedalam tubuh. Nutrisi diperoleh dari asupan ( intake ) makanan dan cairan. Respirasi dapat didefinisikan sebagai gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai oksigen keseluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida ( hasil dari pembakaran sel ). Fungsi dari respirasi adalah menjamin tersedianya O2 untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida ( CO2 ) hasil metabolisme secara terus menerus.



Kelangsungan proses metabolisme sel



Suplai O2 Adekuat



Oksidasi Bahan Nutrisi →CO2 yang harus dikeluarkan oleh tubuh



2



Energi



BAB II Konsep Teori



A. Konsep Kebutuhan Oksigenasi 1. Definisi Oksigenasi Oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolise sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Alimul, 2012). Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang



adekuat. Respirasi juga berarti



gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran sel) (Alimul, 2012). 2. Proses fisiologis oksigen terdiri dari: a. Struktur sistem pernapasan 1) Saluran pernafasan atas Fungsinya adalah menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup. Terdiri dari :hidung, faring, laring, epiglottis. 2) Saluran Pernafasan bawah Fungsi adalah menghangatkan udara, membersihkan mukosa cilliary, memproduksi surfactant. Terdiri dari : trachea, bronchus, paru. b. Respirasi 1) Respirasi Eksternal Pernafasan eksternal mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal, dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam 3 langkah, yaitu: a) Ventilasi Pulmoner.



3



Udara bergantian masuk keluar paru-paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi proses pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. b) Pertukaran gas alveolar. Setelah oksigen masuk alveolus, proses pernafasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah proses pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membrane kapiler. c) Transpor oksigen dan karbondioksida. Pada proses ini oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbondioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru-paru. d) Transpor O2. Normalnya, sebagian oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk Oksihemoglobin (HbO2), sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh Ventilasi (jumlah O2 yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas dara yang dibawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma, jumlah Hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengan Hb. e) Transpor CO2 Karbondioksida hasil metabolisme terus menerus diankut menuju paru-paru melalui 3 cara: sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat (HCO3), sebanyak 23% karbondioksida berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin (HbCO2), Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dalam bentuk asam karbonat. 2) Respirasi Internal Pernafasan internal atau pernafasan jaringan mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitrokondria, yang menggunakan O2 dan menhasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrient. Pada proses ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti dari kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradient tekanan parsial. 4



Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka



kerusakan



pada



sekuncup, afterload, preload,



transportasi dan



seperti



kontraktilitas



perubahan miokard



juga



volume dapat



mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002). 3. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasia. a. Faktor Fisiologi 1) Penurunan kapasitas pembawa oksigen 2) Penuruna kapasitas oksigen yang di inspirasi 3) Hipovolemia 4) Peningkatan laju metabolisme 5) Kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada. b. Faktor Perkembangan 1) Bayi prematur 2) Bayi dan todler 3) Anak usia sekolah dan remaja 4) Dewasa muda dandewasa pertengahan 5) Lansia c. Faktor Perilaku 1) Nutrisi Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam beberapa cara. Klien yang



mengalami



kekurangan



gizi



mengalami



kelemahan



otot



pernafasan.Kondisi ini menyebabkan kekekuatan otot dan kerja pernapasan



5



menurun. 2) Latihan fisik Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolism tubuh dan kebutuhan oksigen.Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat, memampukan individu untuk mengatasi lebih banyak oksigen dan mengeluarkan kelebihan karbondoksida. 3) Merokok Dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung, penyakit paru obstrukti kronis, dan kanker paru. 4) Penyalahgunaan substansi Penggunaan alcohol dan obat-obatan secara berlebihan akan menggganggu oksigenasi jaringan. Kondisi ini sering kali memiliki asupan nutrisi yang buruk.Kondisi ini menyebabkan penurunan asupan makanan kaya gizi yang kemudian menyebabkan penurunan prosuksi hemoglobin. d. Faktor Lingkungan Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon terhadap panas pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. e. Saraf Otonomik Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari sararaf otonomik dapat memengaruhi kemaampuan untuk dilatasi dan kontruksi, hal ini dapat terlihat simpatis maupun para simpatis. Ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter ( untuk simpatis dapat mengeluarkan nordrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkokontruksi ) karena pada saluran 6



pernafasan terdapat reseptor dan adrenergik dan reseptor kolinergik. f. Hormon dan Obat Semua hormon termasuk derivat katekolamin dapat melebarkan saluran pernafasan. Obat yang tergolong parasimpatis, seperti sulfas atropin dan ekstrak beladona, dapat melebarkan saluran nafas. Sedangkan obat yang menghambat adrenergik tipe beta ( khususnya beta-2 ), seperti obat yang tergolong penyekat beta nonselektif



dapat mempersempit saluran nafas



( bronkokontruksi ). g. Alegri pada saluran nafas Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat dalam hawa pernafasan, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lainnya. Faktor-faktor ini menyebabkan bersin bilan terdapat rangsangan di daerah nasal; batuk bila disaluran pernafasan bagian atas; bronkokontriksi pasa asma bronkial; dan rinitis bila terdapat di saluran pernafasan bagian bawah. h. Perkembangan Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi,



karena



usia



organ



dalam



tubuh



berkembang



seiring



usia



perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu adanya kecenderungn kekurangan pembentukan surfaktan. Setelah anak tumbuh dewasa, kemampuan kematangan organ-organ juga berkembang seiring bertambahnya usia. i. Perilaku Faktor prilaku yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen adalah prilaku dalam mengkonsumsi makanan ( status nutrisi ). Sebagai contoh obesitas mempengaruhi proses perkembangan paru, aktifitas dapat mempengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi, merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain. ( Aziz Alimul Hidayat. Keperawatan dasar 1; Untuk Pendidikan Ners, penerbit Health Books Publising, cetakan 1 tahun 2021) 4. Dampak Gangguan Oksigenasi Kondisi yang menyebabkan seseorang yang mengalami hipoksia adalah sebagai berikut : 7



a. Asma Serangan asma yang parah dapat menyebabkan hipoksia pada orang dewasa dan anak-anak. Hal ini terjadi karena selama serangan, saluran udara akan menyempit, sehingga udara sulit masuk ke organ paru. b. Gangguan pernapasan Berbagai jenis gangguan pernapasan seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), emfisema, bronkitis, pneumonia, dan edema paru (cairan di paru-paru) dapat menghambat penyaluran oksigen di dalam tubuh, hingga membuat Anda kekurangan oksigen. c. Gangguan pada jantung dan anemia Masalah jantung ternyata bisa memicu Anda mengalami kekurangan oksigen. Selain itu, pada penderita anemia, sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen jumlahnya berkurang, hingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen d. Keracunan Keracunan sianida atau bahan kimia lain yang digunakan untuk membuat plastik dan produk lainnya juga berbahaya dan dapat memicu Anda mengalami kekurangan oksigen. a) Hipoksemia Merupakan keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri ( SaO2) dibawah normal ( normal PaO2 85-100 mmHg, SaO2 95 % ). Keadaan ini disebabkan oleh gangguan ventilasi, perfusi, difusi, pirau ( shunt), atau berada pada yang tempat kurang oksigen, tubuh akan melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan pernafasan, peningkatan stroke volume, vasodilatasi pembuluh darah dan peningkatan nadi. Tanda dan gejala hipoksemia diantaranya sesak nafas, frekuensi nafas dapat mencapai 35 kali per menit, nadi cepat dan dangkal serta sianosis. b) Hipoksia Merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler. Tnda dan gejala hipoksemia diantarannya ; kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan



8



konsentrasi, nadi meningkat pernafasan cepat dan dalam, sianosis, sesak nafas, serta jari tubuh ( clubbing fingger ). c) Gagal Nafas Merupakan keadaan dimana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan oksigen karena pasien mengalami kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas karbondioksida dan oksigen, Gagal nafas ditandai dengan peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara signifikan. Gagal nafas dapat disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat yang mengontrol sistem pernafasan, kelemmahan neuromuskuler, keracunan obat, gangguan metabolisme, kelemahan otot pernafasan dan obstruksi jalan nafas. d) Perubahan Pola Nafas Pada keadaan normal, frekwensi pernafasan orang dewasa 12 – 20 kali per menit dengan irama teratur serta inspirasi lebih panjang dari ekspirasi. Pernafasan normal disebut Eupnea. Perubhan pola nafas dapat berupa : 1) Dispnea, yaitu kesulitan bernafas, misalnya pasien dengan Ashma 2) Apnea, tidak bernafas atau berhenti nafas 3) Takipnea, yaitu pernafasan lebih cepat dari normal denga frekuensi lebih dari 24 kali per menit. 4) Bradipnea, yaitu pernafasan yang lebih lambat ( kurang ) dari normal dengan frekuensi kurang dari 16 kali per menit. 5) Kussmaul, yaitu pernafasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi sama, sehingga pernafasan menjadi lambat dan dalam. Misalnya pada penyakit Diabetes Militus dan Uremia. 6)



Chynes-stokes, yaiu merupakan pernafasan cepat dan dalam kemudian berangsur-angsur dangkal dan diikuti periode apnea yang berulang secara teratur. Misalnya pada pasien keracunan obat bius, penyakit jantung dan penyakit gagal ginjal.



7) Biot, yaitu pernafasan dalam dan dangkal disertai masa apnea dengan periode yang tidak teratur. Misalnya pada pasien miningitis. ( Aziz Alimul Hidayat. Keperawatan dasar 1; Untuk Pendidikan Ners, penerbit Health Books Publising, cetakan 1 tahun 2021)



B. Konsep Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Oksigenasi 9



1. Pengkajian a. Keluhan Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan siklus O2 dan CO2 antara lain: batuk, peningkatan produksi sputum, dipsnea, hemoptisis, wheezing, stridor, dan nyeri dada. 1)



Batuk (Cough) Yang perlu dikaji yaitu lamanya, bagaimana timbulnya, hubungannya dengan aktivitas, adanya sputum atau dahak. Peningkatan produksi sputum; meliputi warna, konsistensi, bau, jumlah karena hal itu menunjukkan keadaan dari proses patologis. Jika ada infeksi sputum akan berwarna kuning atau hijau, putih atau kelabu, dan jernih. Jika edema paru, sputum berwarna merah muda karena mengandung darah dalam jumlah yang banyak.



2) Dipsnea Merupakan persepsi kesulitan bernapas/ napas pendek dan sebagai perasaan subjektif pasien. Yang perlu dikaji, apakah pasien sesak saat berjalan. 3) Hemoptisis Yaitu darah yang keluar melalui mulut saat batuk. Keadaan ini biasanya menandakan adanya kelainan berupa bronchitis kronis, bronkhiektasis, TBparu, cystic fibrosis, upper airway necrotizing granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru, dan abses paru. 4) Chest pain Nyeri dada bisa berkaitan dengan masalah jantung seperti gangguan konduksi (disritmia), perubahan kardiak output, kerusakan fungsi katup, atau infark, dll. Paru tidak memiliki saraf yang sensitive terhadap nyeri tapi saraf itu dimiliki oleh iga, otot, pleura parietal, dan percabangan trakheobronkhial. b. Riwayat masalah 1) Riwayat Kesehatan Sekarang a)



Waktu terjadinya sakit



b)Berapa lama sudah terjadinya sakit c)Proses terjadinya sakit  Kapan mulai terjadinya sakit 10



 Bagaimana sakit itu mulai terjadi d)Upaya yang telah dilakukan  Selama sakit sudah berobat kemana  Obat-obatan yang pernah dikonsumsi e)Hasil pemeriksaan sementara / sekarang  TTV meliputi tekanan darah, suhu, respiratorik rate, dan nadi  Adanya patofisiologi lain seperti saat diauskultasi adanya ronky, wheezing. 2) Riwayat kesehatan terdahulu a)



Riwayat merokok, yaitu sebagi penyebab utama kanker paru paru,



emfisema, dan bronchitis kronis. Anamnesa harus mencakup:  Usia mulai merokok secara rutin  Rata – rata jumlah rokok yang dihisap setiap hari.  Usai menghentikan kebiasaan merokok. b)Pengobatan saat ini dan masa lalu  Alergi  Tempat tinggal 3) Riwayat kesehatan keluarga a)



Penyakit infeksi tertentu seperti TBC ditularkan melalui orang ke



orang. b)



Kelainan



alergi



seperti



asma



bronchial,



menujukkan



suatu



predisposisi keturunan tertentu. Asma bisa juga terjadi akibat konflik keluarga. c)Pasien bronchitis kronis mungkin bermukim di daerah yang tingkat polusi udaranya tinggi. Polusi ini bukan sebagai penyebab timbulnya penyakit tapi bisa memperberat. c. Tanda dan Gejala Umum Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior11



posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2011). Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitamhitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2011). d. Pemeriksaan Fisik 1) Mata a)



Konjungtiva pucat (karena anemia)



b)



Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)



c)konjungtiva



terdapat



pethechia



(karena



emboli



lemak



atau



endokarditis) 2) Kulit a)



Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)



b)



Penurunan turgor (dehidrasi)



c)Edema. d)



Edema periorbital.



3) Jari dan kuku a)



Sianosis



b)



Clubbing finger



4) Mulut dan bibir a)



membrane mukosa sianosis



b) bernapas dengan mengerutkan mulut. 5) Hidung a)



Pernapasan dengan cuping hidung



6) Vena leher a)



Adanya distensi/bendungan.



7) Dada a)



Retraksi



peningkatan b)



otot



Bantu



pernapasan



(karena



aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)



Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.



c)Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati 12



saluran/rongga pernapasan d)



Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)



e)



Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction



rub/pleural friction) f) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness) 8) Pola pernapasan a)



pernapasan normal (eupnea)



b)



pernapasan cepat (tacypnea)



c)pernapasan lambat (bradypnea) e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu: 1) Pemeriksaan fungsi paru Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien. 2) Pemeriksaan gas darah arteri Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi. 3) Oksimetri Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler. 4) Pemeriksaan sinar X dada Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan prosesproses abnormal. 5) Bronkoskopi Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas. 6) Endoskopi Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi. 7) Fluoroskopi Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru. 8) CT-SCAN Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal. 2. Diagnosa Keperawatan a. Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas 1) Definisi : Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten. 2) Batasan Karakteristik : a)



Dispneu, Penurunan suara nafas



b)



Orthopneu



c)Cyanosis d)



Kelainan suara nafas (rales, wheezing) 13



e)



Kesulitan berbicara



f) Batuk, tidak efekotif atau tidak ada g)



Mata melebar



h)



Produksi sputum



i) Gelisah j) Perubahan frekuensi dan irama nafas k) Mayor objektif ; Batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, mengi,wheezing dan/atau ronchi kering, Minor objektif ; Gelisah, sianosis, bunyi nafas menurun, frekwensi nafas berubah dan pola nafas berubah. l) Minor subjektif ; Dispnea, sulit bicara dan ortopnea 3) Faktor yang berhubungan : a)Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi. b)Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma. c)Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas, respon alergi dan disfungsi neurovaskular. b. Ketidakefektifan pola nafas 1) Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan ekspirasi tidak adekuat 2) Batasan Karakteristik : Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi



a) Penurunan pertukaran udara per menit b) Menggunakan otot pernafasan tambahan c)



Nasal flaring



d) Dyspnea e) Orthopnea f)



Perubahan penyimpangan dada



g) Nafas pendek 14



h) Assumption of 3-point position i)



Pernafasan pursed-lip



j)



Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama



k) Peningkatan diameter anterior-posterior l)



Pernafasan rata-rata/minimal



m) Bayi : < 25 atau > 60 n) Usia 1-4 : < 20 atau > 30 o)



Usia 5-14 : < 14 atau > 25



p)



sia > 14 : < 11 atau > 24



q)



Kedalaman pernafasan



r)



Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat



s)



Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg



t)



Timing rasio



u)



Penurunan kapasitas vital



3) Faktor yang berhubungan : a) Hiperventilasi b) Deformitas tulang c)



Kelainan bentuk dinding dada



d) Penurunan energi/kelelahan e) Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal f)



Obesitas



g) Posisi tubuh h) Kelelahan otot pernafasan i)



Hipoventilasi sindrom



j)



Nyeri



k) Kecemasan l)



Disfungsi Neuromuskuler



m) Kerusakan persepsi/kognitif n) Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang o) Imaturitas Neurologis c. Gangguan pertukaran gas 1) Definisi :



15



Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli 2) Batasan Karakteristik : a) Gangguan penglihatan b) Penurunan CO2 c)



Takikardi



d) Hiperkapnia e) Keletihan f)



Somnolen



g) Iritabilitas h) Hypoxia i)



Kebingungan



j)



Dyspnoe



k) Nasal faring l)



AGD abdormal



m) Sianosis n) Warna kulit abnormal (pucat, kehitaman) o) Hipoksemia p) Hiperkarbia q) Sakit kepala ketika bangun r)



Frekuensi dan kedalaman nafas abnormal



s)



Gejala dan tanda Mayor  Subjektif : dispnea 



Objektif : PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, PH arteri meningkat/menurun dan bunyi nafas tambahan.



t)



Gejala dan tanda Minor  Subjektif : Pusing dan penglihatan kabur 



Objektif : Sianosis, diaforesis, gelisah, nafas cuping hidung, pola nafas abnormal (cepat/lambat, reguler/ireguler, dalam/dangkal), warna kulit abnormal ( mis.pucat,kebiruan ), kesadaran menurun.



3) Faktor yang berhubungan : a) Ketidakseimbangan perfusi ventilasi



16



b) Perubahan membran kapiler-alveolar 3. Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan a. Diagnosa 1 : Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas 1) Tujuan dan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien menunjukkan kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk



mempertahankan jalan nafas tetap



paten



dintandai ; produksi sputum menurun, klien bisa batuk efektif, mengi menurun, wheezing menurun, dispnea menurun, sianosis menurun, klilen tidak gelisah, klien tidak mengalami kesulitan bicara, frekwensi nafas menbaik, pola nafas membaik. 2) Intervensi Keperawatan a.) Latihan Batuk Efektif Observasi : 1) Identifikasi kemampuan batuk 2) Monitor adanya retensi sputum 3) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas 4) Montor input dan output cairan (mis.jumlah dan karakteristik) Teraupetik : 1) Atur posisi semi-fowler atau fowler 2) Pasang perlak dan bengkok 3) Buang sekret pada tempat sputum Edukasi : 1) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif 2) Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, dan ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu ( dibulatkan ) selama 8 detik 3) Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga 3 kali 4) Anjjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalam yang ke-3 Kolaborasi : Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, bila perlu 17



b.) Manajemen Jalan Nafas Observasi : 1) Monitor pola nafas (frekwensi, kedalaman dan usaha nafas) 2) Monitor bunyi nafas tambahan (mis; gugling, mengi, wheezing, ronkhi kering ) 3) Monitor sputum ( jumlah warna, aroma ) Terapeutik : 1) Pertahankan kepatenan jlan nafas dengan head-tilt dan chin lift ( jaw-thrust jika dicurigai trauma servikal ) 2) Atur posisi semifowler atau fowler 3) Beri minum hangat 4) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu 5) Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik 6) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal 7) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep Mc Gill 8) Berikan oksigen, jika perlu Edukasi : Anjurkan asupan cairan 2.000 mm/hari jika tidak kontraindikasi dan Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi : Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu. c.) Pemantauan Respirasi Observasi : 1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas 2) Monitor pola nafas ( seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kusmaul, chyne-stoke, biot,ataksik) 3) Monitor kemampuan batuk efektif 4) Monitor adanya produksi sputum 5) Monitor adanya sumbatan jalan nafas 6) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru 7) Auskultasi bunyi nafas 8) Monitor saturasi oksigen 9) Monitor nilai AGD 18



Teraupetik : 1) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien 2) Dokumentasi hasil pemantauan Edukasi : 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu



3) Rasional Keperawatan a)



Untuk mengetahui keadaan umum pasien



b)Pernafasan rochi, wheezing menunjukkan tertahannya secret obstruksi jalan nafas c)Memudahkan pasien untuk bernafas d)Membantu mengencerkan secret e)Pakaian yang ketat menyulitkan pasien untuk bernafas f) Kelembapan



mempermudah



pengeluaran



dan



mencegah



pembentukan mucus tebal pada bronkus dan membantu pernafasan.



b. Diagnosa 2 : Ketidakefektifan pola nafas 1) Tujuan dan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama masa perawatan diharapkan pola napas efektif dengan kriteria : a) Menunjukkkan pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-20 kali/menit dan irama teratur b) Mampu menunjukkan perilaku peningkatan fungsi paru 2) Intervensi Keperawatan : a) Kaji TTV pasien. b) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. c) Ajarkan teknik bernafas relaksasi. d) Kolaborasikan dalam pemberian obat 3) Rasional Keperawatan : a) Mengetahui keadaan umun dan frekuensi pernafasan pasien b) Duduk tinggi memungkinkan ekpansi paru dan memudahkan 19



pernafasan c) Hasil edukasi dapat memberikan pengetahuan tentang teknik bernafas supaya pasien merasa nyaman, rileks dan memelihara pertukaran gas d) Pengobatan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki pola nafas



c. Diagnosa 3 : Gangguan pertukaran gas 1) Tujuan dan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien diharapkan oksigenasi/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler dalam batas normal ditandai dengan keriteria hasil: tingkat kesadaran meningkat, dispnea menurun, bunyi nafas tambahan menurun, , gelisah menurun, napas cuping hidung menurun, PCO2 membaik, PO2 membaik, takikardia membaik, pH arteri membaik,sianosis membaik, pola nafas membaik, warna kulit membaik. 2) Intervensi Keperawatan : a) Pemantauan Respirasi Observasi : 1) Monitor frekwensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas 2) Monitor pola nafas ( seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kusmaul, chyne-stoke, biot,ataksik) 3) Monitor kemampuan batuk efektif 4) Monitor adanya produksi sputum 5) Monitor adanya sumbatan jalan nafas 6) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru 7) Auskultasi bunyi nafas 8) Monitor saturasi oksigen 9) Monitor nilai AGD Teraupetik : 3) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien 4) Dokumentasi hasil pemantauan



20



Edukasi : 3. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 4. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu b) Terapi Oksigen Observasi : 1) Monitor kecepatan aliran oksigen 2) Monitor posisi alat terapi oksigen 3) Monitor aliran oksiben secara periodik dan pastikan fraksi yang diberikan cukup 4) Monitor efektifitas terapi oksigen ( misal oksimetri, AGD), jika perlu 5) Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan 6) Monitor tanda-tanda hipoventilasi 7) Monitor tanda dan gejala toksikasioksigen dan atelektasis 8) Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen 9) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen Terapeutik : 1) Bersihkan sekret pasda mulut, hidung dantrakea, jika perlu 2) Pertahankan kepatenan jalan nafas 3) Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen 4) Berikan oksigen tambahan, bila perlu 5) Tetap berikan oksigen saat pasien di transportasi 6) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien Edukasi : Ajarkan pasien dan keluarga menggunakan oksigen dirumah Kolaborasi : 1) Kolaborasi penentuan dosis oksigen 2) Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur 3) Rasional Keperawatan : a)Memudahkan pasien untuk bernafas b) Membantu proses oksigenasi pada pasien c) Supaya pasien dapat istirahat dan memperepat penyembuhan 21



22



Daftar pustaka Aziz Alimul Hidayat. 2021. Keperawatan dasar 1; Untuk Pendidikan Ners. Cetakan 1. Health Books Publising. Andarmoyo, S., 2012. Kebutuhan DAsar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta: Graha Ilmu. Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2013. Hidayat, A.A., 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2013. Tarwoto & Wartonah, 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawtan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medikab