(LP) Pemenuhan Kebutuhan Oksigenisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRODI SARJANA KEPERAWATAN STKES PERINTIS PADANG



LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DASAR



.........................................................................................



Nama Mahasiswa : NIM



:



Diketahui Oleh :



Pembimbing Klinik



(.....................................)



Pembimbing Akademik



(........................................)



PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENISASI A.KONSEP DASAR 1.DEFENISI Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lender(suction). Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural,clapping, dan vibrating pada klien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya penyakit paruobstruksi kronis (bronchitis kronis, asma, dan emfisema) Tindakan drainase postural merupakantindakan dengan menempatkan klien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan secret di saluranpernapasan. Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) danvibrasi. 2.JENIS/KLASSIFIKASI pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan yaitu ventilasi,difusi dan transportasi. a) Ventilasi   proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ked a l a m a l v e o l i a t a u d a r i a l v e o l i k e a t m o s f e r . p r o s e s v e n t i l a s i i n i d i p e n g a r u h i o l e h  beberapa faktor antara lain: 



adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya.







adanya kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.







adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga a l v e o l i y a n g t e r d i r i a t a s  berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom.terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan relaksasi sehingga dapat t e r j a d i vasodilatasi, kemudian kerja saraf parasimpatis dapat m e n y e b a b k a n kontriksi sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan.







adanya reflek batuk dan muntah



b) difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kamler paru dan co2 ,di kapiler dengan alveoli. proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor : 



luasnya permukaan paru







tebalnya membran respirasi atau permeabilitas yang terjadi antara epitel alveolidan intertisial. Keduanya ini dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi  proses penebalan







perbedaan tekanan dan konsentrasi o 2 hal ini dapat terjadi sebagai mana o2dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan o2 dari rongga alveoli lebih   tinggi dari tekanan o2 dalam darah vena pulmonalis (masuk dalam darah secara berdifusi ) dan PaCO. Dalam arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalamalveoli







afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat hb



c) transportasi gas



merupakan proses pendistribusian antara o2 kapiler ke jaringan tubuh c02, jaringan tubuh ke kapiler. $ada proses transportasi akan berikatan dengan hbmembentuk



oksihemoglobin



sedangkan



co2



akan



(97%)dan



berikatan



larut



dalam



dengan



plasma



hb



(3%)



membentuk



karbominohemiglobin (30%) dan larut dalm  plasma (50%) dan sebagaian menjadi Hco3 berada pada darah (65%). transpotasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: 



Kardiak output merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah. normalnya 5 L/menit. Dalam kondisi patologi yang dapat menurunkan kardiak output



(misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah) akan



mengurangi jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan umumnya jantung menkompensasi menambahkan rata%rata pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen 



Kondisi



pembuluh



langsung



darah,



berpengaruh



lati han



dan



terhadap



lain



lain



transpor



secara oksigen



b e r t a m b a h n y a l a t i h a n m e n y e b a b k a n p e n i n g k a t k a n transport o2 (20 x kondisi normal). meningkatkan kardiak output dan penggunaan o2 oleh sel. 3.MANFAAT 



Mempertahankan dan meningkatkanpengembangan paru







Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak Output







Mengurangi /mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia







Mobilisasi sekresi paru



 4.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1. Lingkungan Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi



pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut  mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat. Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh darah mengalami konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen.Pengaruh lingkungan terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian tempat. Pada tempat tinggi tekanan barometer akan turun, sehingga tekana oksigen juga turun. Implikasinya, apabila seseorang berada pada tempat yang tinggi, misalnya pada ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut, maka tekanan oksigen alveoli berkurang. Ini menindikasikan kandungan oksigen dalam paru-paru sedikit. Dengan demikian, pada tempat yang tinggi kandungan oksigennya berkurang. Semakin tinggi suatu tempat maka makin sedikit kandungan oksigennya, sehingga seseorang yang berada pada tempat yang tinggi akan mengalami kekuranganoksigen.Selain itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara. Udara yang dihirup pada lingkungan yang mengalami polusi udara, konsentrasi oksigennya rendah.Hal tersebut menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara optimal. Respon tubuh terhadap lingkungan polusi udara diantaranya mata perih, sakit kepala, pusing, batuk dan merasa tercekik 2. Latihan Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi. 3. Emosi Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen meningkat.



4. Gaya Hidup Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi



pembuluh



darah



perifer



dan



pembuluh



darah



darah



koroner.Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun. 5. Status Kesehatan Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat.Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. 5.GANGGUAN KEBUTUHAN/MASALAH YANG TERJADI Permasalahan dalam pemenuhan tersebut dapat disebabkan adanya gangguan pada sistem tubuh lain, misalnya sistem kardiovaskuler.Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan-gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/frekuensi



pernapasan,



insufisiensi



pernapasan



dan



hipoksia.



a.Gangguan irama/frekuensi pernapasan 1. Gangguanirama pernapasan antara lain: a) Pernapasan ‘Cheyne-stokes’ yaitu siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian menurun dan berhenti. Lalu pernapasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernapasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis pernapasan



ini terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki di atas permukaan laut dan pada bayi saat tidur. b) Pernapasan ‘Biot’ yaitu pernapasan yang mirip dengan pernapasan Cheyne-stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea. Keadaan pernapasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak. c) Pernapasan



‘Kussmaul’



kedalamannya



meningkat



yaitu sering



pernapasan melebihi



yang 20



jumlah



kali/menit.



dan Jenis



pernapasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asiidosis metabolik dan gagal ginjal. 2. Gangguan frekuensi pernapasan a) Takipnea/hiperpnea, yaitu frekuensi pernapasan yang jumlahnya meningkat di atas frekuensi pernapasa normal. b) Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana ferkuensi pernapasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernapasan normal. b. Insufisiensi pernapasan Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu: 1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti: a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi servikal. b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC dan lain-lain. 2) Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru: a) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang, misalnya kerusakan jaringan paru, TBC, kanker dan lain-lain. b) Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernapasan, misalnya pada edema paru, pneumonia, dan lain-lain.



c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal dalam beberapa bagian paru, misalnya pada trombosis paru. 3) Kondisi paru yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan yaitu: a) Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang tersedia untuk transpor oksigen. b) Keracunan karbondioksida dimana sebagian besar hemoglobin menjadi tidak dapat mengankut oksigen. c) Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh karena curah jantung yang rendah. c. Hipoksia Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan.Istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia dan hipoksia histotoksik. d.



Hipoksemia



Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi atas dua jenis yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia isotonik (anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan oksigen arteri rendah karena karbondioksida dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat pada kondisi anemia, keracunan karbondioksida. e.



Hipoksia



Hipokinetik



(stagnat



anoksia/anoksia



bendunagn)



Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya bendunagn atau sumbatan.Hipoksia hipokinetik dibagi kedalam dua jenis yaitu hipoksia



hipokinetik ischemic dan hipoksia hipokinetik kongestif.Hipoksia hipokinetik ischemic terjadi dimana kekurangan oksigen pada jaringan disebabkan karena kuarngnya



suplai



darah



ke



jaringan



tersebut



akibat



penyempitan



arteri.Hipoksia hipokinetik kongestif terjadi akibat penumpukan darah secara berlebihanatau abnormal baik lokal maupun umum yang mengakibatkan suplai oksigen ke jaringan terganggu, sehingga jarinagn kekurangan oksigen. B.ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 1. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data yangdikumpulkan atau dikaji meliputi: A. Identitas pasien Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat bangsa,



status



rumah, agama, suku



perkawinan,



t e r a k h i r , n o m o r   registrasi,



pekerjaan



pendidikan



pasien,



dan



nama



penanggung jawab. B. Riwayat kesehatan 1) Keluhan utama Keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan penyakit emfisema bervariasi, antara lain: sesak nafas, batuk, dan nyeri di daerah d a d a s e b e l a h kanan



pada



saat



bernafas.



banyak



sekeret



k e l u a r k e t i k a  batuk, berwarna kuning kental, merasa cepat lelah ketika melakukanaktivitas. 2) Riwayat penyakit sekarang Pasien dengan penyakit emfisema biasanya diawali dengan sesak nafas , batuk, dan nyeri di daerah dada



sebelah kanan pada saat bernafas, banyak secret keluar ketika batuk, secret berwarna kuning kental , merasacepat lelah ketika melakukan aktivitas. 3) Riwayat penyakit dahulu Perlu ditanyakan juga apakah pasien sebelumnya pernah menderita penyakit lain seperti Kanker,Pneumonia diketahui



dan



lainya.



TB Paru, DM, Asma, hal



untuk melihat



ini



perlu



ada tidaknya



f a k t o r     predisposisi. 4) Riwayat penyakit keluarga Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang



m e n d e r i t a  penyakit yang sama atau mungkin



penyakit-penyakit lain yang mungkindapat menyebabkan penyakit emfisema. C. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spritual a. Bernafas b. Makan dan minum c. Eliminasi d. Gerak dan aktivitas e. Istirahat dan tidur f. Kebersihan diri g. Pengaturan suhu tubuh h. Rasa aman nyaman i. Sosialisasi dan komunikasi j. Prestasi dan produktivitas k. Ibadah l. Rekreasi m. Pengetahuan atau belajar D. Pemeriksaan fisik



a.Hidung dan sinus  Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi,mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.  Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris b. Faring  Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak c. Trakhea  Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien,letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui. d.thorax  Inspeksi: Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan



orang



dewasa.Pola



napas,



dalam



hal



ini



perlu



dikaji



kecepatan/frekuensi.Status sirkulasi  Palpasi:ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.  Perkusi: d i d a p a t k a n



suara



normal



sampai



hipersonor



s e d a n g k a n diafragma menurun.  Auskultasi:sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai tingkat beratnya



obstruktif



pada



bronkhiolus.



Pada



pengkajian



lain,



didapatkankadar oksigen yang rendah (hipoksemia) dan kadar karbondioksida yangtinggi (hiperkapnea) terjadi pada tahap lanjut penyakit. Pada waktunya,  bahkan gerakan ringan sekalipun seperti membungkuk untuk mengikatkantali sepatu, mengakibatkan dispnea dan



keletihan



(dispnea



eksersional).



Paru



yang



mengalami



emfisematosa tidak berkontraksi saat ekspirasi dan bronkhiolus tidak dikosongkan secara efektif dari sekresi yangf d i h a s i l l k a n . rentan



terhadap



reaksi



inflamasi



dan



Klien infeksi



a k i b a t  pengumpulan sekresi ini. Betelah infeksi ini terjadi, klien



mengalamimengi yang berkepanjangan saat ekspirasi. anoreksia, penurunan berat badan, dan kelemahan merupakan hal yang umum terjadi. vena jugularis mungkin mengalami distensi selama ekspirasi. e.cardiovaskuler 



Irama jantung regular;s1,s2 tunggal







Nyeri dada ada,biasanya skala 6 dari 10







Akral lembab







Saturasi HbO2 hipoksia E. Data penunjang 1.analiasa gas darah -pao2:rendah(normal 80-100 mmHg) -paCo2:tinggi(36-44 mmHg) -saturasi hemoglobin menurun -eritroepis bertambah 2.sputum:kultur untuk menentukan adanya infeksi,mengidentifikasi pathogen 3.tes fungsi paru:untuk menentukan penyebab dispnoe melihat obstruksi 4.sinar x rontgen



2. Diagnosa keperawatan 1)ketidak efektifan pola napas Definisi : inspirasi dan1atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat  Berhubungan dengan : 



Ansietas







Deformitas dinding dada







Keletihan







Nyeri







Keletihan otot pernapasan



Ditandai dengan: 



Perubahan kedalaman pernapasan







Perubahan ekskursi dada







Penurunan tekanan ekspirasi







Penurunan tekanan inspirasi Penurunan







Penurunan kapasitas vital



2)gangguanpertukaran gas Defenisi: kelebihan atau defisit pada oksigenisasi atau eliminasi kabondioksida pada membran alveolar-kapiler  



ventilasi-perfusi



ditandai dengan: 



hiperkapnea







hipoksemia







hipoksia







iritabilitas



3)intoleran aktivitas  Berhubungan dengan: 



kelemahan umum







ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen



Ditandai dengan: 



Laporan verbal tentang keletihan atau kelemahan







frekuensi jantung atau respons TD terhadap aktivitas abnormal







rasa tidak nyaman saat bergerak atau dipsnea







Perubahan-perubahan EKG mencerminkan iskemia;distrimia



3. Rencana asuhan keperawatan



a. Ketidakefektifan pola napas intervensi 1) Bandingkan status sekarang dengan status dahuluh untuk mendapatkan perubahan dalam status pernapasan.  NIC: Asthma management  Rasional : untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien 2) Ajarkan teknik yang benar untuk menggunakan obat dan peralatan(misalnya menarik nafas, nebulizer, aliran maksimum). Rasional : agar keluarga dan pasien mengetahui cara menggunakan peralatan danobat dengan benar. 3) Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya untuk bernapas. Rasional : untuk mengetahui apakah pasien masih mengalami kesulitan bernafas. b. Gangguan pertukaran gas Intervensi 1) Kaji frekuensi kedalaman pernafasan catat penggunaan otot bantu nafas, nafas bibir. Rasional : berguna dalam evaluasi derajat distres pernafasan dan atau kronisnya proses penyakit. 2) Kaji/awasi secara rutin warna kulit dan membran mokusa. Rasional



:



Bianosis



mungkin



perifer



atau



sentral



m e n g i n d i k a s i k a n b e r a t n y a hipoksemia. 3) tinggikan kepala bantu klien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas,dorong nafas dalam perlahan atau nafas bibir sesuai kebutuhan individu. Rasional : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posis i duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas dan kerja nafas. c. Intoleransi aktivitas



Intervensi 1) menjelaskan aktivitas dan faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen : merokok,suhu yang ekstrim, stres. Rasional :merokok suhu ekstrim, dan stress menyebabkan vasokontriksi



yang



meningkatkan beban kerja jantung dan



kebutuhan oksigen. 2) secarabertahap tingkatkan aktivitas harian sesuai peningkatan toleransi klien. Rasional : mempertahankan pernafasan lambat sedang dari latihan yang diawasimemperbaiki kekuatan otot asesori dan fungsi pernafasan. 3) Pertahankan terapi oksigen tambahan, sesuai kebutuhan. Rasional : Oksigen tambahan meningkatkan kadar oksigen yang bersirkulasi dan memperbaiki toleransi aktivitas. 4. Implementasi a. Ketidakefektifan pola napas 1. Membandingkan status sekarang dengan status sebelumnya untuk mendapatkan perubahan dalam status pernapasan.  NIC: Asthma management  2. mengajarkan teknik yang benar untuk menggunakan obat dan peralatan(misalnya menarik nafas, nebulizer, aliran maksimum). 3. memantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya untuk bernapas.



b. Gangguan pertukaran gas 1. Mengkaji frekuensi kedalaman pernafasan catat penggunaan otot bantu nafas, nafas bibir. 2. Mengkaji/Mengawasi secara rutin warna kulit dan membran mokusa.



3. tinggikan kepala bantu klien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas,dorong nafas dalam perlahan atau nafas bibir sesuai kebutuhan individu. c. Intoleransi aktivitas 1. menjelaskan aktivitas dan faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen : merokok,suhu yang ekstrim, stres. 2. secarabertahap tingkatkan aktivitas harian sesuai peningkatan toleransi klien. 3. Mempertahankan terapi oksigen tambahan, sesuai kebutuhan. 5.Evaluasi 1. Keseimbangan oksigenisasi dapat dipertahankan 2. Pasien dapat mengatakan penyebab kekurangan kebutuhan oksigenisasi terpenuhi