LP Persalinan Sungsang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.L 39 TAHUN G2P1A0 4041 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSUD Dr.SOEKARDJO Diajukan untukMemenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Kebidanan Program Studi SarjanaTerapan Semester V Tingkat VII



Disisin oleh : DEVIA NADILA NIM.P2.06.5.24.17.007



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN TASIKMALAYA JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA



2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang alami dan menimbulkan rasa sakit. Namun banyak wanita yang merasakan sakit tersebut lebih parah dari seharusnya karena banyak dipengaruhi oleh rasa panik dan stres. Hal ini disebut fear-tension-pain concept (takut-tegangsakit), dimana rasa takut menimbulkan ketegangan atau kepanikan yang menyebabkan otot menjadi kaku dan akhirnya menyebabkan rasa sakit. Angka kematian maternal dan perinatal merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan dan perinatal. Sampai sekarang angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi.



Banyak faktor penyebab tingginya AKI. Salah



satunya adalah kondisi emosi ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran bayi. Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bawah kavum uteri Klasifikasi presentasi bokong yaitu : letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas, letak sungsang sempurna, di mana letak kaki ada di samping bokong, letak sungsang tidak sempurna yaitu letak sungsang di mana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut. Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan yang memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi bokong terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada Pintu Atas Panggul. B. Tujuan



1. Tujuan Umum Mengetahui dan memahami penanganan kasus kehamilan patologis pada persalinan pada Ny.L 39 tahun G 2P1A0 40-41 minggu dengan letak sungsang di RSUD dr.soekardjo sesuai dengan asuhan kebidanan. 2. Tujuan Khusus a. Teridentifikasinya data subjektif pada Ny.L 39 tahun G2P1A0 40-41 minggu dengan letak sungsang di RSUD dr.soekardjo. b. Teridentifikasinya data objektif pada Ny.L 39 tahun G2P1A0 40-41 minggu dengan letak sungsang di RSUD dr.soekardjo. c. Terumusnya diagnosa kebidanan pada Ny.L 39 tahun G2P1A0 40-41 minggu dengan letak sungsang di RSUD dr.soekardjo. d. Tersusunnya rencana dan implementasi sesuai dengan asuhan kebidanan pada Ny.L 39 tahun G2P1A0 40-41 minggu dengan letak sungsang di RSUD dr.soekardjo C. Manfaat Mampu



mengetahui



dan



memahami



mengenai



pengkajian,



menginterpretasi data dari hasil pengkajian, mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera untuk mencegah kemungkinan yang terjadi selama persalinan dan mampu membuat rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan pada persalinan dengan komplikasi. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada persalinan dengan komplikasi pada Ny.L 39 tahun G2P1A0 40-41 minggu dengan letak sungsang di RSUD dr.soekardjo. Serta dijadikan sebagai wawasan dan ilmu pengetahuan dalam praktik memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan komplikasi.



BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir. persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir yang diikuti dengan pengeluaran plasenta dan  selaput ketuban secara utuh. Letak Sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri). Tanda-tanda inpartu : 1. Rasa nyeri oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur. 2. Keluarlendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada serviks. 3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan. Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah dimana letak bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah atau di daerah pintu atas panggul atau simfisis. Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah jika letak bayi memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah. Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah jika letak bayi membujur dengan kepala janin di fundus uteri. Persalinan sungsang terjadi saat bayi lahir dengan bagian bawah terlebih dahulu, bukannya kepala. Sekitar 3-5% wanita hamil (37-40 minggu kehamilan) akan memiliki bayi dengan persalinan sungsang. Kebanyakan



bayi dengan posisi sungsang harus dilahirkan dengan operasi caesar karena lebih aman dibandingkan melahirkan normal (melalui vagina). Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. klasifikasi letak sungsang dibagi menjadi : 1. Letak bokong murni : presentasi bokong murni, dalam bahasa inggris “ Frank breech ". Bokong saja yang menjadi bagian depan, sedangkan kedua tungkai lurus ke atas. 2. Letak bokong kaki : Presentasi bokong kaki di samping bokong teraba kaki, dalam bahasa inggris " Complete breech ". Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja. 3. Letak lutut Presentasi lutut. 4. Letak kaki Presentasi kaki, dalam bahasa inggris kedua letak yang terakhir ini disebut " Incomplete breech presentation B. Etiologi 1. Terdapat plasenta previa Plasenta previa adalah adanya plasenta yang menutupi jalan lahir, sehingga dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul. 2. Kondisi bayi dengan hidrosefalus adalah besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan yang membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul. 3. Keadaan air ketuban a.



Hidramnion



b.



Oligohidramnion



Jumlah air ketuban yang melebihi normal. Keadaan itu menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga. 4. Keadaan Kehamilan a.



Kehamilan ganda



b.



Kehamilan lebih dari dua. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.



5. Keadaan Uterus a.



Uterus arkuatus



b.



Plasenta dengan implantasi pada koruna



6. Keadaan dinding abdomen a.



Rileks akibat grandemultipara



b.



Sebab lainnya adalah multiparitas, yaitu ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke 37 dan seterusnya.



7. Keadaan tali pusat a.



Pendek



b.



Terdapat lilitan tali pusat pada leher



8. Penyebab lain Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, Janin sudah lama mati,dan sebab yang tidak diketahui. C. Patofisiologi Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,



jumlah



air



ketuban



relatif



lebih



banyak,



sehingga



memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau



letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. D. Prognosisi 1. Prognosa terhadap anak Kematian bayi mencapai 30% karena faktor-faktor sebagai berikut : a. Prematuritas b. Penyebab sungsang sendiri (CPD, panggul sempit, placenta previa) c. Hypoxia (terjadi bila tali pusat tertekan badan dan kepala janin lebih dari 8 menit) d. Perdarahan otak karena kompresi kepala terlalu cepat e. Gangguan dalam persalinan, misal tangan menjungkit, after coming head f. Akibat tindakan penolong, misalnya fraktur humerus, kerusakan saraf leher, plexus brachialis 2. Prognosa terhadap ibu a. Laserasi cervix karena pembukaan tak bisa sempurna (terutama letak kaki, lutut) b. Infeksi karena manipulasi tangan penolong yang masuk ke dalam vagina c. Perdarahan post partum karena laserasi jalan lahir E. Diagnosa 1. Pada pemeriksaan luar : a. Pemeriksaan Leopold: Di bagian bawah uterus teraba besar bulat lunak, dan tidak mudah digerakkan. Di bagian fundus teraba bagian besar, bulat, keras. b. Denyut jantung janin umumnya ditemukan setinggi atau sedikit



di atas umbilikus. c. Pemeriksaan USG 2. Pada pemeriksaan dalam : a. Setelah ketuban pecah, dapat diraba adanya bokong yang ditandai adanya sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. b. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. c. Untuk membedakan bokong dan muka, jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang. d. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong, sedangkan pada presntasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di samping bokong. F. Penatalaksanaan 1. Mekanisme Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung dengan persalinan bokong, persalinan bahu, dan persalinan kepala. Bokong masuk pintu atas panggul dapat melintang atau miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putar paksi dalam sehingga trochanter depan berada di bawah simpisis. Dengan trochanter depan sebagai berada di bawah simpisis. Dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan belakang diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan. Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasukki jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan putar paksi dalam sehingga suboksiput berada dibawah simpisis. Suboksiput menjadi hipomoklion, berturut- turut akan lahir dagu, mulut, hidung, muka, dan kepala seluruhnya. prosedur pertolongan persalinan spontan pada presentasi bokong dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:



a. Tahap pertama : Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusar (skapula depan). Disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian janin yang tidak berbahaya. b. Tahap kedua : Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin dapat bernafas lewat mulut. c. Tahap ketiga : Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus), ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial 2. Jenis persalinan penanganan presentasi bokong yaitu dengan persalinan pervaginam dan persalinan per abdominal : a. Persalinan pervaginam 1) Spontan yaitu persalinan yang terjadi sepenuhnya merupakan hal yang terjadi secara spontan dengan tenaga ibu dan kontraksi uterus tanpa dilakukan tarikan atau manipulasi sedikitpun selain memegang janin yang dilahirkan. Jenis persalinan ini disebut persalinan dengan cara bracht. 2) Ekstraksi parsial yatu persalinan yang terjadi secara spontan sampai umbilikus, tetapi selanjutnya dilakukan ekstraksi. Jadi janin lahir dengan kekuatan ibu, his, dan tenaga penolong, misalnya dengan cara klasik, muller, mouritceau. 3) Ekstraksi total yaitu persalinan yang terjadi dengan cara seluruh tubuh janin di ekstraksi oleh tenaga penolong



persalinan atau dokter kebidanan. 4) Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. b. Persalinan per abdominal : sectio caesarea. beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus dilahirkan perabdominal, misalnya : 1) Primigravida 2) Nilai sosial janin lebih tinggi (high social value baby) 3) Riwayat persalinan yang buruk (bad obstetric history) 4) Janin besar, lebih dari 3,5 kg-4 kg 5) Dicurigai adanya kesempitan panggul. 6) Prematuritas d. Tindakan pertolongan persalinan partus sungsang : 1) Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban, dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit 2) Instruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his. Mengedan dengan benar mulai dengan menarik nafas dalam, katupkan mulut, upayakan tenaga mendorong ke abdomen dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut, angkat kepala dan lihat ke pusar. 3) Pimpin berulang hingga bokong turun kedasar panggul. Lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perinium sudah tipis 4) Melahirkan bayi dengan cara brach : -



Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara brach yaitu kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain



memegang daerah panggul. -



Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.



-



Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada



-



Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula inerior tampak dibawah simfisi ( dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan



ke arah perut ibu tanpa



tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi..



-



Gerakan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.



5) Apabila terjadi hambatan pengeluaran saat tubuh janin mencapai daerah skapula inferior, segera lakukan pertolongan dengan cara klasik atau muller dan lovset (manual aid). 6) Jika dengan cara brach bahu dan tangan tidak bisa lahir maka bahu dan tangan dilahirkan secara klasik yaitu : -



Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.



-



Kemudian mengendorkan tali pusat



-



Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas. Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang. Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.



-



Masukan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan



bayi,



untuk



melahirkan



lengan



belakang bayi.



-



Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.



-



7) Apabila sulit untuk melahirkan bahu belakang maka



lakukan cara muller yaitu : -



Melahirkan bahu depan



terlebih dahulu



dengan menarik kaki dengan cara yang sama seperti klasik , ke arah belakang kontra lateral dari bahu depan. -



-



Setelah



bahu



dilanjutkan



dan



langkah



lengan yang



depan sama



lahir untuk



melahirkan bahu dan lengan belakang.



8) Cara lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala/nuchal arm) : -



Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang dengan kedua tangan, tarik ke bawah sampai skapula berada di bawah simpisi.



-



Kemudian bayi diputar 18 derajat sampai bahu belakang lahir.



berubah menjadi bahu depan dan



-



dengan arah yang berlainan dengan putaran



pertama, bayi diulangi diputar 180 derajat sampai kedua bahu lahir.



9) melahirkan kepala bayi dengan cara Mauriceau, dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid atau bila dengan bracht kepala belum lahir yaitu denngan cara : -



Letakkan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi



seolah-olah



menunggang



kuda



(untukpenolong kidal meletakkan badan bayi diatas tangan kanan) -



Satu jari di masukkan di mulut dan dua jari di maksila



-



Tangan kanan memegang atau mencengkam bahu tengkuk bayi.



-



Meminta seorang asisten menekan fundus uteri.



-



Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut.



-



10) Ekstraksi kaki dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu dan bayi. -



Tangan



kanan



masuk



secara



obstetrik



menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi tangan yang lain mendorong fundus kebawa. Setelah



kaki bawah menjadi



fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke bawah, setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun ke luar dari vagina sampai batas lutut.



-



Kedua tangan penolong memegangbetis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.



-



Pegangan dipindah ke pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.



-



Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.



-



Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang akan lahir lebih dahulu adalah



trokhanter



belakang



dan



untuk



melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke bawah. -



Setelah bokong lahir maka dilanjutkan dengan manual aid.



11) Teknik ekstraksi bokong dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan. Caranya yaitu : -



Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukan kedalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan.



Dengan



jari



ini



lipat/kristailiaka



dikaitkan dan ditarik curam kebawah. Untuk



memperkuat tenaga tarikan ini. Maka tangan penolong yang lain mencekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah. -



Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simpisis, maka jari telunjuk penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.



-



Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan dengan manual aid.



12) Cunam piper digunakan kalau pengeluaran kepala bayi dengan bracht atau mauriceau gagal. Caranya : tangan dan badan bayi dibungkus kain steril, diangkat ke atas, cunam piper dipasang melintang terhadap panggul dan kepala kemudian ditarik.



BAB III ASUHAN KEBIDANAN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.L 39 TAHUN G2P1A0 4041 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG Tanggal pengkajian



: 22 Novvember 2019



Waktu pengkajian



: 06:00 WIB



Tempat pengkajian



: Ruang VK



Pengkaji



: Devia Nadila



Identitas pasien Nama



: Ny.L



Tn.A



Umur



: 37 tahun



40 tahun



Agama



: Islam



Islam



Pendidikan



: SMP



SMA



Pekerjaan



: IRT



Wirausaha



Golongan darah



:O



-



Alamat



: Ciawi



Ciawi



S : Ibu datang ke RS rujukan dari PKM Ciawi megeluh mules dan sudah keluar air-air. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua, ibu mengatakn HPHT 0602-2019 dan taksiran persalinannya 13-11-2019. Ibu mengatakan terasa mules sejak pukul 18.00 WIB. Ibu mengatakan anak pertamanya sudah berusia 7 tahun laki-laki, bbl 2700 gram, pb 48 cm, lahir di bidan tidak ada penyulit, ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat, sebelumnya ibu menggunakan jenis KB suntik 3 bulan, status imunisasi TT3. O : keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis BB 57 kg, TB 152 cm lila 25 cm, TD 110/90 mmhg, N 83x/mnt, R 22x/m, S 36,7 0C. Wajah tidak oedema, payudara simetris, tidak ada nyeri tekan, ASI belm keluar, abdomen tiadak ada bekas luka operasi, Leopold I : 3 jari dibawah PX, di fundus teraba bagian janin keras, bulat, melenting. Leopold II bagian kanan teraba keras, datar, seperti ada tahanan, bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin.



Leopold III teraba bulat, lunak, tidak melenting. Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk PAP, penurunan terendah janin 4/5 bagian. TFU 31 cm, TBBJ 2,945 gram, DJJ 144x/m, HIS 5x10”45”. Ekstermitas atas dan bawah tidak oedema. Vagina tidak ada varises, tidak ada benjolan kelenjar bartolin, vulva membuka, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, teraba sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus (persentasi bokong), ketuban sudah pecah, jenis air ketuban mekonium, anus tidak ada hemoroid. Pemeriksaan penunjang HB 11 gr/dl. A : G2P1A0 40-41 minggu inpartu kala II denganletak sungsang. P: -



Membina hubungan bain kepada ibu dan keluarga.



-



Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap



-



Melakukan persiapan alat



-



Melakukan kolaborasi dengan dr.SPOG



-



Memasang alat perlindungan diri



-



Meminta bantuan keluarga unutk menyiapkan posisi ibu meneran



-



Memberitahu ibu akan dilakukan episiotomi



-



Melakukan episiotomi atas persetujuan ibu



-



Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum disela-sela his mereda.



-



Melakukan pertolongan persalinan sungsang dengan cara brach



-



Pukul 06.30 WiB bayi lahir spontan brach tidak langsung menangis, jenis kelamin perempuan.



Catatan Perkembangan 06.31 WIB S : Ibu mengatakan masih terasa mules. O : Keadaan umum sakit ringan, ibu sedikit lemas, TD 120/90 mmhg, N 81x/m, R 21 x/m, S 36,80C, terlihat terlihat tali pusat di depan vulva, terdapat semburan darah secara tiba-tiba. A : Ny.L 37 tahun P2A0 Inpartu kala III P:-



Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan bahwa akan dibantu kelahiran plasenta -



Memastikan tidak ada janin kedua dengan melakukan palpasi



-



Memberitahu ibu bahwa akan disuntik



-



Menyuntikkan oksitoksin 10 UI di sepertiga paha luar atas bagian anterolateral.



-



Melakukan penengangan tali pusat terkendali dengan memindahkan klem 5 sampai 10 cm didepan vulva. Meletakkan tangan kiri diatas simphysis, menahan bawah uterus dan tangan kanan meneganggakan tali pusat.



-



Segara setelah plasenta lahir masase fundus sampai berkontraksi maksimal 15 detik



-



Memeriksa kelengkapan plasenta.



-



Mengecek adanya laserasi dan pada jalan lahir dan perineum, ada laserasi grade II



-



Mengobservasi keadaan umum dan jumlah perdarahan



Catatan Perkembangan pada pukul 07.30 WIB S : Ibu mengatakan ia masih merasa lemas O : KU sakit ringan, TD 110/80 mmHg, N 77x/m, R 20x/m, S 36,7 oC, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih tidak penuh, genetalia tampak ruptur dari mukosa vagina, fourchet posterior, kulit dan otot perineum, perdarahan normal. A : Ny.L 39 tahun P2A0 kala IV dengan laserasi derajat II P:-



Memberitahu ibu hasil pemeriksaan



-



Melakukan penjahitan laserasi jalan lahir



-



Mengecek perdarahan



-



Membersihkan dan merapihkan ibu kembali



-



Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase fundus, dan cara meniai kontraksi uterus.



-



Menganjurkan ibu untuk istirahat, makan dan minum



-



Memberitahu serta menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini



-



Melakukan pemantauan kala IV



-



Melakukan dekontaminasi alat



-



Melakukan pendokumentasian



BAB IV PEMBAHASAN A. Data Subjektif Pada pengkajian dilakukan untuk pengumpulan data dasar tentang keadaan ibu. Pada studi kasus ini penulis melakukan pengkajian ibu dengan mengidentifikasi identitas, anamnesa seperti keluhan saat ini, riwayat kesehatan, serta riwayat persalinan yang lalu, dan riwayat kontrasepsi sudah dilakukan sesuai kebutuhan pasien. Pada kasus ini didapatkan ibu datang ke ruang VK dengan keluhan mules dan sudah keluar air-air dalam hal ini maka terdapat kesenjagan antara kasus dengan teori Tanda-tanda inpartu :



1. Rasa nyeri oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur. 2. Keluarlendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada serviks. 3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan. Maka dalam hal ini pada bagian subjektif yang mengatakan ibu mengeuh mulas dan sudah keluar air-air terdapat kesenjangan dengan teori bahwa ibu telah memasuki tanda inpartu. B. Data Objektif Berdasarkan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik pasien sedang dengan tanda – tanda vital dalam keadaan stabil. Lalu pada pemeriksaan leopold didapatkan hasil, Leopold I : 3 jari dibawah PX, di fundus teraba



bagian janin keras, bulat, melenting. Leopold II bagian kanan teraba keras, datar, seperti ada tahanan, bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin. Leopold III teraba bulat, lunak, tidak melenting. Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk PAP, penurunan terendah janin 4/5 bagian. Lalu dilakukan pula pemeriksaan dalam dengan hasil vulva membuka, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, teraba sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus (persentasi bokong), ketuban sudah pecah, jenis air ketuban mekonium.



Maka dalam teori desebutkan bahwa Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. klasifikasi letak sungsang dibagi menjadi : 5. Letak bokong murni : presentasi bokong murni, dalam bahasa inggris “ Frank breech ". Bokong saja yang menjadi bagian depan, sedangkan kedua tungkai lurus ke atas. 6. Letak bokong kaki. 7. Letak lutut Presentasi lutut. 8. Letak kaki Presentasi kaki. Hasil dari pemeriksaan disebutkan bawa pemeriksaan teraba bokong maka hal ini terdapat kesesuaian antara teori dengan kasus yaitu posisi janin dalam rahim dengan letak bokong. C. Assesment Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dengan keluhan mules dan keluar air-air dan berdasrkan hasil pemeriksaan fisik, pembukaan telah lengkap dan teraba bokong sempurna seperti dalam teori menyebutkan bahwa untuk dapat membedakan bagian terendah janin yaitu Setelah ketuban pecah, dapat diraba adanya bokong yang ditandai adanya sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Maka hal ini dapat menguatkan analisa Ny.L 39 tahun G2P1A0 40-41 minggu dengan letak sungsang. D. Penatalaksanaan Berdasarkan analisa yang telah ditegakkan, pengkaji membuat asuhan sesuai manajemen kebidanan untuk memenuhi kebutuhan klien, dan melaksanakan tindakan-tindakan kebidanan sesuai dengan rencana asuhan. Berdasarkan analisa yang ditegakkan penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan melakukan pertolongan persalinan letak sungsang secara pervaginam dengan cara brach hal ini terdapat kesesuaian dengan teori yaitu Persalinan



letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus dipenuhi



yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. Hal ini dalam kasus Ny.L terdapat keseuaian dengan teori yaitu pembukaannya sudah lengkap, his adekuat serta tafsiran berat badan janin