LP RDS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN Sindroma Gagal Nafas (Respiratory Distress Syndrom, RDS) RSAM BUKITTINGGI



OLEH : VEVIOLA FITRI 2130282088



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHTAN UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA T.A 2021/2022



HALAMAN PERSETUJUAN



LAPORAN PENDAHULUAN Sindroma Gagal Nafas (Respiratory Distress Syndrom, RDS)



Oleh: VEVIOLA FITRI NIM: 2130282088



Diketahui Oleh: Pembimbing Akademik



(



Pembimbing Klinik



)



(



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA T.A 2021/2022



)



A. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 1. Pengkajian a. Identitas klien Meliputi nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, tanggal pengkajian b. Riwayat kesehatana 1) Riwayat maternal Menderita penyakit seperti diabetes mellitus, kondisi seperti perdarahan plasenta, tipe dan lamanya persalinan, stress fetal atau intrapartus. 2) Status infant saat lahir Prematur, umur kehamilan, apgar score (apakah terjadi asfiksia), bayi lahir melalui operasi caesar. c. Data dasar pengkajian 1) Cardiovaskuler -



Bradikardia (< 100 x/i) dengan hipoksemia berat



-



Murmur sistolik



-



Denyut jantung DBN



2) Integumen -



Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi peripheral



-



Pitting edema pada tangan dan kaki



-



Mottling



3) Neurologis -



Immobilitas, kelemahan



-



Penurunan suhu tubuh



4) Pulmonary -



Takipnea (> 60 x/i, mungkin 30-100 x/i)



-



Nafas grunting



-



Pernapasan cuping hidung



-



Pernapasan dangkal



-



Retraksi suprasternal dan substernal



-



Sianosis



-



Penurunan suara napas, crakles, episode apneae.



5) Status behavioral -



Letargi



2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik



pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia menurut Widagdo,



2012 meliputi: a. Pemeriksaan Umum



1) Keadaan umum : tingkat keparahan penyakit, kesadaran, status nutrisi, postur/aktivitas anak, dan temuan fisis sekilas yang prominen dari organ/sistem, seperti ikterus, sianosis, anemi, dispneu, dehidrasi, dan lain-lain. 2) Tanda vital : suhu tubuh, laju nadi, tekanan darah, dan laju nafas. 3) Data antropometri : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, tebal lapisan lemak bawah kulit, serta lingkar lengan atas. b. Pemeriksaan head to toe



1) Kulit : warna, ruam kulit, lesi, petekie, pigmentasi, hiper/hipohidrolisis, dan angiektasis. 2) Kepala : bentuk, ubun-ubun besar, sutura, keadaan rambut, dan bentuk wajah apakah simestris kanan atau kiri. 3) Mata : ketajaman dan lapangan penglihatan, hipertelorisme, supersilia, silia, esksoptalmus, strabismus, nitagmus, miosis, midriasis, konjungtiva palpebra, sclera kuning, reflek cahaya direk/indirek, dan pemeriksaan retina dengan funduskopi. 4) Hidung : bentuk, nafas cuping hidung, sianosis, dan sekresi. 5) Mulut dan tenggorokan : warna mukosa pipi/lidah, ulkus, lidah kotor berpeta, tonsil membesar dan hyperemia, pembengkakan dan perdarahan pada gingival, trismus, pertumbuhan/ jumlah/ morfologi/ kerapatan gigi. 6) Telinga : posisi telinga, sekresi, tanda otitis media, dan nyeri tekan. 7) Leher : tiroid, kelenjar getah bening, skrofuloderma, retraksi, murmur, bendungan vena, refluks hepatojugular, dan kaku kuduk. 8) Thorax : bentuk, simetrisisitas, pembengkakan, dan nyeri tekan.



9) Jantung : tonjolan prekordial, pulsasi, iktus kordis, batas jantung/kardiomegali. Getaran, bunyi jantung, murmur, irama gallop, bising gesek perikard (pericard friction rub) 10) Paru-paru : Simetrsitas static dan dinamik, pekak, hipersonor, fremitus, batas paru-hati, suara nafas, dan bising gesek pleura (pleural friction rub) 11) Abdomen : bentuk, kolteral, dan arah alirannya, smiling umbilicus, distensi, caput medusa, gerakan peristaltic, rigiditas, nyeri tekan, masa abdomen, pembesaran hati dan limpa, bising/suara peristaltik usus, dan tanda-tanda asites. 12) Anogenetalia : atresia anus, vesikel, eritema, ulkus, papula, edema skrotum. 13) Ekstremitas : tonus/trofi otot, jari tabuh, sianosis, bengkak dan nyeri otot/tulang/sendi, edema pretibial, akral dingin, capillary revill time, cacat bawaan. 3. Diagnosis Keperawatan a. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi b. Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas c. Termoregulasi tidak efektif b/d ketidakedekuatan suplai lemak subkutan d. Risiko infeksi b/d tindakan invasif 4. Intervensi Kepererawatan NO 1.



DIAGNOSA Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi



SLKI



SIKI



Setelah dilakukan tindakan “Pemantauan Respirasi” keperawatan selama 1 x24 O: jam, diharapkan - Monitor frekuensi, irama, pertukaran gas meningkat, kedalaman dan upaya dengan kriteria hasil : napas - Dispnea menurun - Monitor pola napas - bunyi napas tambahan - Auskultasi bunyi napas menurun - Monitor adanya produksi - PCO2 membaik sputum - PO2 membaik - Monitor adanya sumbatan - Takikardia membaik jalan nafas - Ph arteri membaik - Monitor saturasi oksigen - Sianosis membaik T: - Pola napas membaik - Atur interval pemantauan



-



2.



Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas



3.



Termoregulasi tidak efektif b/d ketidakedekuatan suplai lemak subkutan



respirasi sesuai kondisi pasien Dokumentasikan hasil pemantauan



E: - Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan - Informasikan hasil pemantauan, jika perlu Setelah dilakukan tindakan “Manajemen Jalan Napas” keperawatan selama 1 x24 O: jam, diharapkan pola - Monitor pola napas napas membaik dengan - Monitor bunyi napas kriteria hasil : tambahan - Dispnea menurun - Monitor sputum - Penggunaan otot T: bantu napas menurun - Posisikan semi-fowler - Frekuensi napas atau fowler membaik - Berikan minum hangat - Kedalaman napas - Berikan oksigen, jika membaik perlu - Lakukan penghisapan lendir, jika perlu E: - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak terkontaindikasi K: - Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu Setelah dilakukan tindakan “Regulasi Temperatur” keperawatan selama 1 x24 O: jam, diharapkan - Monitor suhu bayi sampai termoregulasi membaik, stabil dengan kriteria hasil : - Monitor warna dan suhu - Menggigil menurun tubuh - Kejang menurun - Monitor dan catat tanda - suhu tubuh membaik dan gejala pernpasan dan - suhu kulit membaik nadi T: - Terpasang alat pemantauan suhu kontinu, jika perlu - Tingkatkan asupan cairan



-



-



4



Risiko infeksi b/d tindakan invasif



dan nutrisi yang adekuat Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas Tempatkan bayi baru lahir dibawah radiant warmer



E: - Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara dingin - Demonstrasikan teknik perawatan metode kanguru (pmk) untuk bayi bblr K: - Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi keperawatan selama 1 x24 O: jam, diharapkan tingkat infeksi menurun dengan -Monitor tanda dan gejala kriteria hasil: infeksi local dan sistemik - Demam menurun - Bengkak menurun T: - Kemerahan -Batasi jumlah pengunjung menurun - Nyeri enurun -Cuci tangan setelah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien -Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi E: - Jelaskan tanda dan gejala infeksi



-Anjrkan meningkatkan asupan nutrisi -Anjurkan meningkatkan asupan cairan



5. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dalam asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (P. A. Potter & Perry, 2018). 6.



Evaluasi Keperawatan Evaluasi dari proses keperawatan adalah mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan serta kemajuan pasien kearah pencapaian tujuan yang telah ditentukan (P. A. Potter & Perry, 2018). Format yang dapat digunakan untuk evaluasi keperawatan menurut (Dinarti et al., 2009) yaitu format SOAP yang terdiri dari : 1. Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien. 2. Objective, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. 3. Analisys, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala bentuk masalah keperawatan). 4. Planning, yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.



DAFTAR PUSTAKA Evan. 2011. Asuhan Keperawatan Pasien Respiratory Distress Syndrome (RDS), diakses pada tanggal 10 September 2011 Hermansen C, Lorah K. Respiratory distress in the newborn. Am Fam Physician. 2007;76:98794. Indrasanto, Eriyanti., dkk. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obsetri Dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Kosim. M.S., 2010. Deteksi Dini Dan Manajemen Gangguan Napas Pada Neonatus Sebagai Aplikasi P O N E K (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif). Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi/ FK UNDIP SemarangDoenges dan Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC.  Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Volume I. Edisi 15. Jakarta : EGC.  Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC.Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah 3. Ilmu KesehatanAnak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.Surasmi, A, dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi Jakarta : EGC.Suriadi & Yuliani. 2006. Buku Pegangan Praktik Klinik. Asuhan keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto.Wong L. Donna. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan kriteria hasil keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI