Lta PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH WAKTU TUNGGU (LEAD TIME) TERHADAP KETERSEDIAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA



LAPORAN TUGAS AKHIR



Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta



Disusun oleh PRASETYA ARI WIDIANI NIM : 16.00.1028



PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI YOGYAKARTA 2019



i



HALAMAN PERSETUJUAN



Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan judul “Pengaruh Waktu Tunggu (Lead Time) Terdahap Ketersediaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.



Yogyakarta, 27 April 2019 Pembimbing Lapangan



Ifrani Arwanda, S.Farm., Apt. STRA : 19850129



Dosen Pembimbing I



DosenPembimbing II



H. Mochamad Rofik, S.T., M.M NIDN: 0523016801



Endah Wening Budiningrum,SE.,M.Sc NIDN:0525107801



ii



HALAMAN PENGESAHAN Laporan Tugas akhir ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta pada tanggal: 14 Mei2019 dan telah memenuhi syarat lulus, dengan Dewan Penguji terdiri dari :



1. Ary Subiyantoro, S.E., M.M Ketua



:...................................



2. Endah Wening Budiningrum, S.E., M.Sc Sekretaris



:...................................



3. Drs. Isnawan Dwi Parwanto Anggota



:...................................



Mengetahui Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta



H. Mochamad Rofik, S.T., M.M Direktur



iii



HALAMAN MOTTO



1. Lakukan



sesuatu



dengan



penuh



kesabaran



dan



ikhlas



dengan



mengharapkan keridhoan Allah SWT. 2. Cara terbaik untuk mengalahkan musuhmu adalah dengan menjadikannya kawan. 3. Banyak hal yang menjatuhkanmu. Tapi satu hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri (R.A Kartini). 4. Jangan ragu saat kamu berbeda dengan yang lainnya. Sebab hal luar biasa tidak lahir dari sesuatu yang sama (Penulis). 5. Berhentilah berpikif dari segi keterbatasan, dan mulailah berpikirlah dari segi kemungkinan (Penulis).



iv



HALAMAN PERSEMBAHAN



Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, penulis persembahkan kepada orangorang yang penulissayangi dan penulis cintai, yang selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap maju guna untuk meraih prestasi yang baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu, maupun adik penulis Wiyanda Bekti Mumpuni yang sangat penuliscintai dan penulissayangi, berkat do’a mereka penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, begitu banyak pengorbanan yang telah mereka berikan kepada penulis. Penulis mengucapkan terima kasih, atas semua yang mereka berikan kepada penulis. 2. Saudara-saudari penulis yang telah mendukung dan mensupport penulis dalam segala hal. Sehingga penulis bisa bertahan dan dapat menyelesaikan Laporan Tugas akhir (LTA) ini dengan lancar. 3. Teman-teman kos Pak Kardi, Kak Ayu, Tris, Misba dan khususnya untuk Mauladina yang selalu ada disamping penulis, baik dalam keadaan suka maupun duka. Karena kami telah bersama selama 3 (tiga) tahun. 4. Teman-teman kelas C / OF / VI angkatan 2016, 3 (tiga) tahun telah bersama kalian, banyak hal positif yang penulisdapat, bahkan kita sudah seperti keluarga di saat suka maupun duka. Terpenting untuk sahabatku Eni Rahayu dan Sindiyang selalu bisa menegerti dan tempat berbagikesenangan. 5. SOBAT MISQUEEN ku Mauladina, Yanti Kumala Sari, Dewi Pita Sari,Verina Intan Lusiana Sari dan Tirani yang selalu membuat penulis



v



tertawa dengan tingkah lakunya, teman terbaik yang selalu ada mengisi harihari selama di Jogja. Terima kasih juga telah menjadi sahabat, sekaligus keluarga kecil di Jogja. Semangat juga buat Tirani semoga bisa segera menyusul untuk mendapatkan gelar di tahun depan. 6. Buat seseorang yang tidak bisa penulis sebutkan namanya, terima kasih sudah mengisi hari-hari selama di Jogja, dan membantu dalam pembuatan laporan tugas akhir. 7. Untuk teman-teman PKL terima kasih untuk waktunya selama 2 bulan ini. Banyak hal yang kita dapat semoga dapat bermanfaat.



vi



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini.Laporan Tugas Akhir (LTA) ini di susun dengan judul “Pengaruh Waktu Tunggu(LeadTime)terhadap Ketersediaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Adapun maksud dari penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini adalah guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi jenjang Diploma Tiga Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta. Pembuatan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. H. Mochamad Rofik, S.T., M.M selaku Direktur AMA Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, untuk menempuh pendidikan pada jenjang Diploma III di AMA Yogyakarta, sekaligus selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA)ini, atas segala saran, masukan dan bimbingan hingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan Laporan Tugas Akhir (LTA)ini. 2. Wahyudiyono, S.E., M.M. selaku Wakil Direktur I bidang Akademik AMA Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan hingga akhir. 3. Himawan Agung Nugroho, S.E., M.M selaku Wakil Direktur II bidang Keuangan AMA Yogyakarta yang telah memberikan bimbingannya hingga akhir.



vii



4. Yuliantoharinungroho,S.Kep.,



M.M



selaku



wakil



direktur



II



bidang



Kemahasiswaan AMA Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan hingga akhir. 5. Cinthia Mutiara Hapsari, S.H., M.H selaku WaliDosen yang selalu setia membimbing dan mendidik penulis dari awal hingga selesai menuntut ilmu diAMA Yogyakarta. 6. Endah Wening Budiningrum, S.E., M.Sc selaku Dosen Pembimbing I dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, yang telah memberikan arahan, masukan kritik dan saran kepada penulis untuk menyempurnakan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini. 7. Drg. Edwyn Saleh, Sp.BMM Selaku Direktur Utama Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 8. Ifrani Arwanda, S.Farm., Apt, selaku pembimbing lapangan dan sekaligus Kepala Apoteker Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak membantu untuk mendapatkan data-data pendukung untuk proses pembuatan Laporan Tugas Akhir (LTA). 9. Para staf karyawan dan Dosen Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta atas segala kemudahan, arahan dan curahan ilmu pengetahuan dan serta keterampilan yang akan berguna bagi penulis. 10. Para staf karyawan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakartaatas segala bimbingan, arahan, serta masukan yang berguna dalam penyusunanLaporan Tugas Akhir (LTA) .



viii



11. Keluarga besar kelas C/OF/VI angkatan 2016 yang telah banyak memberikan dukungan kepada saya dalam proses penyelesaian Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, semoga persahabatan yang kita jalin selama ini dapat terjaga dengan baik. Semoga kebaikan dan ilmu yang diberikan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, menjadi sebuah kebaikan mendapat imbalan yang mulia dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini terdapat banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan masukan baik berupa kritikan maupun saran dari para pembaca untuk perbaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini.Penulis berharap agar penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini bermanfaat bagi yang membacanya.



Yogyakarta,April 2019



Penulis



ix



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 14 DAFTAR LAMPIRAN ............................................ Error! Bookmark not defined. BAB I ....................................................................................................................... i A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3 C. Batasan Masalah........................................................................................... 3 D. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4 E. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 4 F.



Lokasi dan Waktu ........................................................................................ 5



xiii



G. Sitematika Penulisan .................................................................................... 6 BAB II .................................................................................................................... 8 A. Kajian Teori ................................................................................................. 8 1.



Pengertian Waktu Tunggu (Lead Time) ................................................... 8



2.



Pengertian Ketersediaan ........................................................................... 9



3.



Pengertian Obat ...................................................................................... 11



4.



Pengertian Instalasi Farmasi ................................................................... 14



5.



Pengertian Rumah Sakit Gigi dan Mulut ............................................... 18



B. Penulis yang Terdahulu .............................................................................. 24 C. Hipotesis..................................................................................................... 27 BAB III ................................................................................................................. 28 A. Jenis Penulisan ........................................................................................... 28 B. Subjek dan Objek Penulisan....................................................................... 28 C. Sumber Data ............................................................................................... 29 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 29 E. Metode Analisis Data ................................................................................. 33 BAB IV ................................................................................................................. 36 A. Gambaran Umum Objek Penulisan............................................................ 36 B. Pembahasan ................................................................................................ 49



xi



BAB V .................................................................................................................. 61 A. Kesimpulan ............................................................................................... 61 B. Saran .......................................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



xii



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1



Penulis yang Terdahulu ................................................................. 24



Tabel4.1



Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ......................................................... 43



Tabel 4.2



Nama Bahan dan Alat Medis Berdasarkan Pemakaian Dari Bulan Juli – Desember 2018 di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .......................... 49



Tabel 4.3



Uji Independent Sampel T Test..................................................... 50



xiii



DAFTAR GAMBAR



Tabel 3.1



Komponen Analisis Data .............................................................. 34



Tabel 4.1



Logo Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .................................................................................... 38



xiv



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Persediaan obat merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran pelayanan di instalasi farmasi rumah sakit, maka persediaan obat harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini rumah sakit dapat menentukan jumlah obat yang optimal sehingga persediaan yang kurang akan sama tidak baiknya dengan persediaan yang berlebihan, sebab keduanya memliki beban dan akibat masing-masing. Bila persediaan kurang, maka rumah sakit tidak dapat memenuhi permintaan pasien, sehingga pasien akan merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014, pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksud untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan dilakukan untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melaui jalur resmi (Keputusan Menteri Kesehatan 2014). Pelaksanaan pengadaan harus tersedia dalam jumlah yang cukup pada waktu yang tepat dan harus diganti dengan cara teratur, berdasarkan ketentuan yang berlaku. Awal dari proses pengadaan adalah menentukan



1



2



kebutuhan perlu diperhatikan bahwa barang yang diperlukan itu membutuhkan waktu, agar proses pengadaan tersebut dapat dilaksanakan. Penentuan kebutuhan sangat penting karena merupakan landasan kerja bagi pelaksanaan pengadaan. Apabila terjadi kesalahan dalam menentukan kebutuhan dapat menimbulkan pemborosan dan kerugian baik itu pemborosan waktu kerja, juga kerugian material berupa uang. Kerugian semacam itu sering terjadi karena kurangnya informasi mengenai persediaan



barang



dalam



gudang



yang



diakibatkan



kesalahan



perencanaannya. Dari latar belakang di atas, perlu menggunakan sistem informasi manajemen persediaan untuk mencatat keluar masuknya obat. Sehingga, tidak akan mengalami kesalahan dalam menggadakan persediaan. Sistem informasi manajemen yang ada diharapkan dapat menghitung persediaan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) sehingga pembelian pada instalasi farmasi rumah sakit dapat dilakukan secara optimal. Sistem informasi manajemen yang ada juga dapat menentukan metode Reorder Point (ROP) sehingga rumah sakit tersebut tidak mengalami keterlambatan dalam pemesanan yang akan mengakibatkan kekosongan persediaan. Berdasarkan dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Waktu Tunggu (Lead Time) terhadap Ketersediaan Obat di Instalasi



Farmasi



Rumah



Muhammadiyah Yogyakarta.



Sakit



Gigi



dan



Mulut



Universitas



3



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang bisa penulis angkat adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh waktu tunggu (lead time) terdahap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ? 2. Bagaimana sistem informasi manajemen yang digunakan untuk melakukan pemesanan kembali ketika stock mencapai titik pemesanan kembali (reorder point) ? C. Batasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang lebih luas, penulis melakukan batasan masalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan memahami hal apa saja yang mempengaruhi waktu tunggu (lead time) terdahap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengoperasian kerja sistem informasi manajemen yang digunakan untuk melakukan pemesanan kembali ketika stock mencapai titik pemesanan kembali (reorder point).



4



D. Tujuan Penulisan Dari latar belakang masalah di atas, adapun dua tujuan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengoperasian kerja sistem informasi manajemen yang digunakan untuk melakukan pemesanan kembali ketika stock mencapai titik pemesanan kembali (reorder point). E. Manfaat Penulisan 1. Bagi Rumah Sakit a. Sebagai bahan acuan dan referensi untuk mahasiswa yang PKL di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Diharapkan menjadi salah satu masukan bagi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, sebagai penentuan dalam pengambilan kebijakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Bagi Akademik a. Sebagai salah satu sarana untuk menjalin kerjasama dengan instansi-instansi kesehatan di dalam maupun luar kota.



5



b. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. c. Untuk menambah referensi di perpustakaan. 3. Bagi Penulis a. Untuk menambah serta memperluas wawasan dan pengetahuan penulis. b. Menambah ilmu pengetahuan serta keterampilan di dalam dunia kerja yang sesungguhnya. c. Tulisan ini tentu menambah wawasan penulis tentang pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersedian obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 4. Bagi Pembaca Menambah pengetahuan serta wawasan dalam memberikan kajian kepada pembaca tentang pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersedian obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. F. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGM UMY), Jl. Hos Cokroaminoto No.17A, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55252.



6



2. Waktu Dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2019 – 30 Maret 2019. G. Sitematika Penulisan Sistematika penulisan ini penulis akan menguraikan secara ringkas tentang isi per bab Laporan Tugas Akhir (LTA) ini. BAB I



PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, lokasi dan waktu, dan sitematika penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA).



BAB II



LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan teori-teori yang mendasari pembahasan secara detail mengenai pengertian waktu tunggu (lead time), pengertian ketersediaan, pengertian obat, pengertian instalasi farmasi, pengertian rumah sakit gigi dan mulut, fungsi rumah sakit gigi dan mulut, tujuan rumah sakit gigi dan mulut, klasifikasi rumah sakit gigi dan mulut.



BAB III



METODE PENULISAN Pada bab ini berisikan tentang jenis penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) yang digunakan dalam penulisan, jenis penulisan, subjek dan objek penulisan, sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.



7



BAB IV



PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Objek Penulisan Pada bab ini penulis membahas tentang sejarah Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, visi misi, arti logo, struktur organisasi, produk pelayanan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan jenis pelayanan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Hasil dan Pembahasan Pada bab ini berisikan tentang hasil dan pembahasan dari kegiatan Laporan Tugas Akhir (LTA) yang kemudian dibahas dengan mempertimbangkan teori atau referensi yang ada.



BAB V



PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) yang sesuai dengan ruang lingkup laporan.



BAB II LANDASAN TEORI



A. Kajian Teori 1. Pengertian Waktu Tunggu (Lead Time) Waktu tunggu (lead time) adalah jangka waktu antara pesanan pelanggan dan pengiriman produk terakhir. Permintaan yang kecil dari item barang yang sudah ada sebelumnya mungkin hanya memerlukan waktu tunggu (lead time) dalam beberapa jam, sedangkan permintaan yang lebih besar memiliki waktu tunggu (lead time) dalam beberapa minggu, bulan atau bahkan lebih lama. Semua itu tergantung dari jumlah faktor dan waktu yang diperlukan untuk kecepatan pengiriman. Waktu tunggu (lead time) dapat juga berubah menurut musim, hari libur dan permintaan keseluruhan produk. Waktu tunggu (lead time) merupakan masalah yang masih banyak dijumpai dalam pelayanan kesehatan, dan salah satunya menyebabkan ketidakpuasan. Waktu tunggu (lead time) disebut juga sebagai waktu yang diperlukan (yang terjadi) antara saat pemesanan barang dengan datangnya barang itu sendri. Waktu tunggu (lead time) ini perlu diperhatikan karena sangat erat kaitanya dengan penentuan saat pemesanan kembali (reoder point) dengan waktu tunggu yang tepat, maka akan dapat membeli pada saat yang tepat sehingga resiko



8



9



penumpukan persediaan atau kekurangan persediaan dapat diatasi dengan baik. Pemesanan kembali (reoder point) adalah saat atau waktu tunggu barang harus mengadakan pemesanan kembali, sehingga pesanan tersebut tepat dengan habisnya barang yang dibeli, khususnya dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). 2. Pengertian Ketersediaan Ketersediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau peridoe yang akan datang. Ketersediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan barang jadi dan barang setengah jadi disimpan atau dimasukan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagang disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian, yang melakukan kegiatan usaha pada umumnya memiliki persediaan. Ketersediaan pengamanan merupakan suatu persediaan yang dicadangkan sebagai pengamanan dan kelangsungan proses produksi. Persediaan pengamanan diperlukan karena dalam kenyataannya jumlah barang untuk proses produksi tidak terlalu tepat yang direncanakan. a. Pengertian Persediaan Menurut Para Ahli 1) Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2014 Nomor 14 persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan,



10



dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. 2) Persediaan umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan (Sartono, 2010:44). 3) Persediaan merupakan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan kebutuhan (Handoko, 2015:33) b. Fungsi dan Tujuan Persediaan 1) Fungsi Persediaan Persediaan



merupakan



hal



yang



sangat



penting



khususnya untuk suatu barang agar akitvitas tetap berjalan lancar



tidak



tersendat.



Pada



prinsipnya



persediaan



mempermudah atau memperlancar jalannya yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barangbarang serta menyampaikan para pelanggan. Persediaan dapat memiliki berbagai fungsi yang menambah fleksibilitas operasi persediaan dan memiliki empat fungsi persediaan (Heizer & Render, 2015:55). a) Untuk memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan pelanggan. b) Untuk memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.



11



c) Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah karena pembelian dalam jumlah besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang. d) Untuk menghindari kenaikan harga. 2) Tujuan Persediaan Persediaan mempunyai peran besar dalam rangka mempermudah atau memperlancar operasi perusahaan. Adapun tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut: a) Menghilangkan risiko keterlambatan barang tiba. b) Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan. c) Menjaga berlangsungnya produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi. d) Memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada konsumen dengan tersedianya barang yang diperlukan. 3. Pengertian Obat Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa pengobatan, melunakkan, meyembuhkan atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Menurut UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 obat adalah bahan atau panduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau untuk menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan fatologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan



12



kontrasepsi, untuk manusia. Meskipun obat dapat menyembuhkan banyak kejadian yang mengakibatkan seseorang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat bersifat sebagai racun. Obat itu dapat bersifat obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi bila digunakan salah dalam



pengobatan



atau



dengan



kelebihan



dosis



atau



dapat



campuran



yang



menimbulkan keracunan. a. Pengertian Obat Secara Umum Obat



adalah semua



bahan tunggal



atau



dipergunakan oleh semua makhluk hidup untuk bagian dalam maupun



luar,



guna



mencegah



meringankan



ataupun



menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2012:14). b. Pengertian Obat Menurut Para Ahli Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya obat, bahkan tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan sehat tanpa adanya obat. Baik obat bersifat tradisional maupun modern. Obat juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian berikut pengertian obat menurut para ahli : 1) Menurut Wikipedia, obat adalah benda atau zat yang bisa dipakai untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat juga bisa diartikan sebagai bahan atau paduan bahan yang digunakan dalam



13



menetapkan



diagnonis,



mencegah,



menghilangkan,



menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan pada makhluk hidup. 2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 242 Tahun 1990, Obat adalah paduan bahan-bahan yang dipakai untuk mempengaruhi atau meyelidiki sistem fisiologi atau keadaan fatologi untuk penetapan diagnosis, pencegahan



penyembuhan,



pemulihan,



dan



peningkatan



kesehatan. 3) Menurut undang-undang obat adalah suatu bahan atau bahanbahan yang dimaksud untuk dipergunakan dalam penetapan diagnosa,



mencegah,



mengurangi,



menghilangkan,



menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan pada manusia dan hewan. c. Pengertian Obat Secara Khusus 1) Obat jadi yaitu, dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan farmakope Indonesia atau buku lain yang ditetapkan oleh pemerintahan. 2) Obat paten yaitu, obat dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang dikuasakan dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.



14



3) Obat baru yaitu, obat yang terdri dan versi zat, baik dengan bagian yang berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau kompenen lain



yang



belum



dikenal



dan



diketahui



khasiat



dan



kegunaannya. 4) Obat asli yaitu, obat yang didapat langsung dari bahan - bahan alam Indonesia, diolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dengan cara tradisional. 5) Obat esensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak dan tercantum dalam daftar obat esensial yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. 6) Obat generik yaitu, obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. 4. Pengertian Instalasi Farmasi Instalasi



adalah



fasilitas



pelayanan



medik,



pelayanan



penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan, dan pemeliharaan sarana rumah sakit. Sedangkan farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek kefarmasian yang dilakukan disuatu rumah sakit (Febriawati, 2012:52). Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu bagian, unit, devisi atau fasilitas rumah sakit, tempat semua kegiatan kefarmasian, yang



15



ditunjukkan untuk keperluan rumah sakit itu sendri. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan, dan distribusi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, serta obat tradisional. Berdasarkan hal-hal tersebut, secara umum di instalasi farmasi rumah sakit meliputi: Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dapat didefinisikan sebagai suatu departemen atau unit bagian disuatu rumah sakit dibawah



pimpinan



seorang



apoteker



yang



memenuhi



syarat



perundang-undangan yang berlaku dan kompnen secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan, perbekalan kesehatan atau sediaan farmasi, proses berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan rumah sakit, pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan program rumah sakit secara keseluruhan (Febriawati, 2013:52). a. Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit 1) Memberikan manfaat kepada penderita, rumah sakit, profesi kesehataan, dan kepada profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit yang kompeten dan memenuhi syarat.



16



2) Membantu dalam menyediakan perbekalan yang memadai oleh apoteker rumah sakit yang memenuhi syarat. 3) Memperluas dan memperkuat kemampuan apotek rumah sakit meliputi: a) Secara efektif mengelola suatu pelayanan farmasi yang terorganisasi. b) Mengembangkan dan memberikan pelayanan klinik. c) Melakukan dan berpartisipasi dalam penelitian klinik dan farmasi dalam program edukasi untuk praktisi kesehatan, penderita, mahasiswa, dan masyarakat. 4) Membantu menyediakan personil pendukung yang bermutu untuk farmasi rumah sakit. 5) Membantu dalam mengembangkan dan mengajukan profesi kefarmasian. b. Tugas dan Tanggung Jawab dan Pelayanan Kefarmasi Rumah Sakit 1) Tanggung Jawab Farmasi Rumah Sakit a) Pengelolaan



mulai



dari



perencanaan,



pengadaan,



penyimpanan, peracikan, penyiapan pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit, baik penderita rawat jalan, maupun untuk semua unit termasuk poli klinik rumah sakit. Berkaitan



17



dengan pengelolaan tersebut, farmasi rumah sakit harus meyediakan terapi obat yang optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan yang bermutu tinggi dan yang paling bermanfaat dengan biaya yang minimal. b) Instalasi



farmasi



rumah



sakit



bertanggung



jawab



mengembangkan suatu pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat, untuk keperawatan pelayanan, staf medik dan rumah sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik. 2) Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Menyediakan



keperluan



untuk



pemerintahan



dan



pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 tentang Kesehatan Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Khusus. Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus merupakan pusat pendapatan utama didalam rumah sakit. Hal tersebut meningkatkan bahwa lebih dari 90% pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan habis pakai, alat kedokteran, alat medis) kemudian dari 50% seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi. Untuk itu, jika perbekalan farmasi tidak dikelola secara cermat dan tanggung jawab maka



18



dapat diprediksikan bahwa pendapatan rumah sakit akan mengalami penurunan (Febriawati 2013:67). 5. Pengertian Rumah Sakit Gigi dan Mulut Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melaui pelayanan rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan tindakan medik. Pengertian rumah sakit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) meliputi gedung tempat merawat orang sakit, gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan. Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 1 ayat (1) adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat gawat darurat. a. Fungsi Rumah Sakit Gigi dan Mulut 1) Pelayanan Sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, dan tersier, penunjang, rujukan dan gawat darurat kesehatan gigi dan mulut.



19



a) Wadah pengembangan konsep pelayanan gigi. b) Pusat unggulan pelayanan dokter gigi. 2) Pendidikan Sarana pendidikan dan penelitian dibidang kedokteran gigi jenjang diploma, dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter gigi spesialis



konsultan,



magister,



dokter



dan



pendidikan



berkerlanjutan di bidang kedokteran gigi. 3) Penelitian a) Pusat pengkajian dan pengembangan ilmu kedokteran gigi. b) Pusat penerapan obat, bahan dan kedokteran



gigi



(Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2003). b. Tujuan Rumah Sakit Gigi dan Mulut 1) Tujuan Umum Rumah sakit gigi dan mulut adalah rumah sakit yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, penelitan, dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas dan profesional dengan perkembangan limu pengetahuan dan kedokteran gigi. 2) Tujuan Khusus a) Tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat secara optimal. (1) Pelayanan medik gigi primer, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi umum.



20



(2) Pelayanan medik gigi sekunder, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi spesialis. (3) Pelayanan medik gigi tersier, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi subspesialis atau dokter gigi spesialis konsultan. b) Tersedianya sarana pendidikan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan gigi. c) Tersedianya pusat penelitan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pada kedokteran gigi. c. Klasifkasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Berdasarkan pelayanan dan kemapuannya, rumah sakit gigi dan mulut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Rumah sakit gigi dan mulut berdasarkan pengelolannya termasuk dalam rumah sakit khusus. Karena rumah sakit ini hanya memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis



penyakit



yaitu



gigi.



Secara



umum



berdasarkan



penggolongannya, rumah sakit gigi dan mulut didasarkan pada kemampuan rumah sakit tersebut terhadap pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. 2) Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan juga digunakan sebagai sarana



21



proses pembelajaran. Pendidikan dan penelitian rumah sakit gigi dan mulut ini juga dibagi menjadi profesi tenaga kesehatan gigi dan tenaga kesehatan yang berkerjasama dengan fakultas kedokteran gigi. 3) Rumah Sakit Gigi dan Mulut Non Pendidikan Merupakan rumah sakit yang harus memberikan pelayanan medik gigi minimal pelayanan medik dasar. 4) Struktur Organisasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta a) Direktur Utama (1) Direktur keuangan. (2) Direktur sumber daya manusia. (3) Direktur umum dan operasional. (4) Direktur pelayanan. (5) Direktur pendidikan. b) Direktur Keuangan (1) Kepala bagian keuangan. (2) Staff keuangan. c) Direktur sumber daya manusia (1) Staff sumber daya manusia.



22



d) Direktur Umum dan Operasional (1) Manajer umum dan operasional. (a) Kepala bagian rumah tangga i. Costomer service. ii. Linen. iii. Pantry. iv. Kebun. (b) Kepala bagian mekanik i. Staff mekanik engineering. (2) Elektro medik. e) Direktur Pelayanan (1) Administrasi pelayanan. (2) Poli gigi. (3) Lab gigi. (4) Radiologi. (5) Front office. (6) Farmasi. f) Direktur Pendidikan



23



B. Penulis yang Terdahulu Tabel 2. 1 Penulis Terdahulu No. 1.



Nama Penulisan Judul Karya Variabel Hasil Persamaan / dan Ilmah yang Dibahas Penulisan Perbedaan Tahun Erika Nur Waktu 1. Lama 1. Lama 1. Persamaan Pratiwi Tunggu waktu waktu sama-sama (2016) Pendistritunggu tunggu membahas busian pendistripendistritentang waktu Berkas busian busian tunggu. Rekam berkas berkas 2. Perbedaan Medis rekam rekam a. Dari segi dilihat dari medis. medis dari batasan lokasi 2. Penyebab tempat masalah Penyimpaketerlampendaftaran dalam nan dan batan pasien penulisan Jarak Poli berkas sampai terdahulu Klinik di rekam poliklinik adalah lama Rumah medis masih lebih waktu Sakit Tk II sampai ke sedikit tunggu 04.05.01 dr. poliklinik. dengan pendistriSoerjono standar busian Magelang yang telah berkas Jawa ditetapkan rekam medis Tengah (>10 menit) sampai ke di Rumah poliklinik Sakit Tk II pasien. 04.05.01 b.Sedangkan dr. untuk Soerjono batasan Magelang masalah Jawa yang Tengah. terdapat 2. Faktor dalam keterlamLapran batan Tugas akhir pendistri(LTA) busian penulis berkas adalah rekam Waktu medis, Tunggu antara lain: (Lead Time) petugas Terhadap



24



yang sering berbicara dengan petugas lain, sehingga menyebabk an keterlambatan pendistribusian berkas rekam medis sampai ke poliklinik.



2.



Meri Fitriani (2016)



Ketersediaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.



Analisis 1. Gambaran 1. Rata-rata 1. Persamaan Waktu waktu waktu lama waktu Tunggu tunggu tunggu tunggu obat, Pelayanan pelayanan pelayanan karena Obat obat pengambil ketersediaan Apotek pasien an obat obat Rawat Jalan rawat yang mengalami Bawah jalan. disebabkekosongan RSUD 2. Titik kan karena sehingga Panembaproses ketersediamembutuhkan han pelayan-an an obat waktu tunggu Senopati obat di terbatas untuk Bantul instalasi dan apotek mengambil farmasi. harus obat tersebut. mencari Jika atau mengalami mengamkekosongan bil ke pada gudang, apotek lain harus dan melakukan gudang pemesanan obat. kembali agar tidak mengalami kekosongan



25



obat pada instalasi farmasi rumah sakit. 2. Perbedaan Dari hasil pengamatan penulis terdahulu pelayanan resep obat di Apotek RSUD Panembahan Senopati Bantul pada Pasien Rawat Jalan Bawah adalah dengan hasil rata-rata waktu tunggu pelayanan non racikan 23,50 menit dan resep racikan 32,10 menit, sedangkan di Apotek RSUD Panembahan Senopati Bantul Pasien Rawat Jalan Atas adalah dengan hasil rata-rata waktu pelayanan resep obat jadi 7,49 menit dan resep racikan 8,61 menit. Sumber : Erika Nur Pratiwi (2016), Meri Fitriani (2016),



26



C. Hipotesis Hipotesis deskriptif merupakan dugaan terhadap nilai suatu variable dalam satu sample walaupun didalamnya bisa terdapat beberapa kategori (Santoso, 2014:270).



Hipotesis yang akan digunakan dalam



penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh lead time dengan safety stok yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maka dapat dibuat rumusan hipotesis (dugaan) penelitian sebagai berikut : Ho



: Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara lead time dan safety stok.



H1



: Ada pengaruh positif dan signifikan antara lead time dan safety stok.



BAB III METODE PENULISAN



A. Jenis Penulisan Penulisan ini, secara umum menggunakan dua metode kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami hal apa saja yang menjadi pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penulisan kuantitatif, diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Sedangkan metode penulisan kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Sugiyono, 2015:8). Dengan demikian, penulis menggunakan dua metode kuantitatif dan kualitatif. Alasan penulis menggunakan metode kuantitatif adalah digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi penulis melakukan perlakuan dalam pengumpulan data berupa angka-angka. Sedangkan alasan penulis menggunakan metode kualitatif adalah karena metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dan gambar dari sumber yang diamati.



27



28



B. Subjek dan Objek Penulisan a. Subjek Penulisan Laporan Subjek yang dipilih adalah mengetahui permasalahan yang jelas, dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar. 1. Subjek penulisan tentang pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yaitu kepala instalasi farmasi dan asisten apoteker Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Subjek penulisan tentang sistem informasi manajemen yang digunakan untuk melakukan pemesanan kembali ketika stock mencapai titik pemesanan kembali (reorder point), yaitu kepala instalasi farmasi dan asisten apoteker Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Objek Penulisan Laporan Objek penulisan adalah tema yang diamati atau dipelajari untuk diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2014:52). Objek penulisan dalam laporan ini adalah bagian dari instalasi farmasi dengan data yang diperoleh khususnya pada pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.



29



C. Sumber Data Adapun sumber data yang dibutuhkan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai informasi yang dicari (Wahyuni, 2012:4). Data primer diperoleh langsung dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta khususnya di bagian instalasi farmasi dengan mengadakan pengamatan langsung dan mencatat hal - hal yang penting saat wawancara. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain dan tidak langsung diperoleh dari subjek penulisan, biasanya berupa data dokumen atau data laporan yang tersedia (Saryono, 2013:18). Data sekunder diperoleh dari buku, dari bahan perkuliahan yang telah diperoleh penulis dan berbagai referensi dan bahan yang berhubungan dengan judul laporan tersebut. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, penulis memperoleh data dari informasi yang dilakukan tentang pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan



30



Mulut



Universitas



Muhammadiyah



Yogyakarta,



maka



penulis



menggunakan metode penggumpulan data meliputi: 1. Observasi Langsung Observasi langsung adalah penulisan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap objek dan keadaan yang dipelajari, sehingga penulis mendapatkan gambaran dan informasi dengan jelas tentang objek tersebut (Sugiyono, 2011:226). Pengamatan pada Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, penulis melakukan pengamatan mengenai sistem informasi manajemen yang digunakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Teknik Wawancara Wawancara adalah teknik penggumpulan data dengan tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan responden (Saryono, 2013:180). Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana penulis mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti atau berbicara dengan bertatap muka secara langsung (face to face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui satu pertemuan atau percakapan (Notoadmodjo, 2010:139). Dalam metode penulisan ini, penulis melakukan wawancara kepada: a. Kepala instalasi farmasi dan asisten apoteker Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tentang



31



pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Kepala instalasi farmasi dan asisten apoteker Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tentang sistem informasi manajemen yang digunakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Metode Kepustakaan Semua bacaan yang digunakan untuk mendukung dalam menyusun Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, berdasarkan pada bukubuku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan maupun sebagai dasar untuk menggunakan rumus - rumus tertentu untuk menganalisa dan mendesain suatu struktur (Sugiyono, 2014:166). 4. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah kegiatan mencari data atau variabel dari sumber berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat dan agenda (Saryono, 2013:18). Penulisan laporan ini, penulis mengumpulkan data - data yang bersumber dari pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang akan menjadi objek pembahasan oleh penulis dalam Laporan Tugas Akhir (LTA) ini.



32



E. Metode Analisis Data Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, adalah metode penulisan kuantitatif dan metode penulisan kualitatif. Metode penulisan kuantitatif menggunakan analisis data statistik non-parametik sedangkan metode penulisan kualitatif menggunakan analisis data Miles dan Huberman. 1. Metode penulisan data kuantitatif yang digunakan penulis dalam penulisan laporan tugas akhir ini, adalah metode analisis data statistik non-parametik yaitu, statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis menggunakan uji independen sample t-test. a. Uji Independen Sample T Test Uji independen sample t-test digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antara dua kelompok sample yang tidak berhubungan (sampel bebas). Kata “independen” atau “bebas” maknanya tidak ada hubungan atau keterkaitan antara dua sample yang akan dianalisis mengunakan uji sampel t-test (Santoso, 2014:270). Dengan demikian, adapun 5 (lima) asumsi persyaratan penggunaan uji independen sample t-test sebagai berikut: 1) Kedua sample tersebut tidak saling berhubungan (bebas). 2) Jumlah data untuk masing-masing sample kurang dari 30 buah.



33



3) Data yang digunakan dalam uji ini adalah data kuantitatif (angka asli). 4) Adanya kesamaan variasi atau homogen untuk kedua sample data penelitian (bukan merupakan syarat mutlak).



2. Metode penulisan kualitatif yang digunakan penulis dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah metode analisis data Miles dan Huberman (Moleong, 2012:330). a. Tahap Reduksi Data Data yang diperoleh dari jumlah data yang cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah dikemukakan, semakin lama penelitian lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak dan rumit. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data artinya merangkum hal - hal yang pokok, memfokuskan dengan hal - hal yang penting. Reduksi data merupakan proses berpikir yang sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta wawasan yang tinggi. b. Tahap Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Data dalam penelitian kualitatif, penyajian data yang dilakukan dalam bentuk penjelasan uraian singkat dan sejenisnya.



34



c. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.



Sumber : Sugiyono, 2011 Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model)



BAB IV PEMBAHASAN



A. Gambaran Umum Objek Penulisan 1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) adalah rumah sakit pendidikan



yang



didirikan



oleh



Universitas



Muhammadiyah



Yogyakarta (UMY) dan secara organisasi berada di bawah Asri Medical Center (AMC). Asri Medical Center (AMC) berlokasi di Jl. Hos Cokroaminoto No 17 A, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) mulai beroperasi pada bulan Oktober 2006 menempati lantai 4 (empat) gedung Asri Medical Center (AMC) seluas 1.787 m2. Sebelumnya Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) memiliki 25 dental unit untuk menampung 50 mahasiswa. Pendidikan profesi kedokteran gigi pada bulan April 2009, dilakukan penambahan secara bertahap yaitu penambahan 12 dental unit, penambahan 25 unit pada bulan September 2009 dan penambahan 12 unit pada bulan April 2010.



35



36



Kemudian pada tahun 2010 Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) memiliki total 74 dental unit yang dapat menampung 148 mahasiswa. Pada tahun 2013 ada penambahan 7 dental unit dan pada tahun 2014 memiliki total 80 dental unit yang mampu menampung 178 mahasiswa. 2. Visi dan Misi a. Visi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Pusat pendidikan profesi dan pelayanan kesehatan Islami, dalam mewujudkan Indonesia sehat. b. Misi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, dan pencegahan penyakit kepada mahasiswa, civitas akademika beserta keluarga dan masyarakat umum. 2) Melatih



skill



clinic



calon



dokter



gigi



Universitas



Muhammadiyah Yogyakarta secara integritas. 3) Melakukan pendidikan, penelitian dan pengembangan konsep praktek dokter keluarga yang Islami. 4) Menjaga komitmen dan kualitas SDM dengan memberikan penghargaan secara profesional. 5) Membawa laboratorium hidup dan penerapan konsep DSM.



37



Selain visi dan misi, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta juga memiliki hak dan kewajiban pasien yang sesuai dengan UU Praktik Kedokteran No 29 Tahun 2004 Pasal 52 pasien dalam menerima pelayanan praktek kedokteran, mempunyai hak sebagai berikut: a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3). b. Menerima pendapat dokter atau dokter gigi lain : 1) Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis. 2) Menolak tindakan medis. 3) Mendapat isi rekam medis. Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta juga memiliki hak dan kewajiban pasien yang sesuai dengan UU Praktik Kedokteran No 29 Tahun 2004 Pasal 53 pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya. b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi. c. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan. d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.



38



3. Arti Logo Logo



Rumah



Sakit



Gigi



dan



Mulut



Universitas



Muhammadiyah Yogyakarta mengacu pada Surat Keputusan Direktur Utama Nomor 23/Dir/RSGM-UMY/III/2011 yang dikeluarkan setelah rapat Direksi pada tanggal 3 Maret 2011 tentang logo dan arti Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.



Sumber : Profil Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Gambar 4.1 Logo Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta



a. Matahari



bersinar



merupakan



simbol



Persyarikatan



Muhammadiyah. b. Tulisan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, merupakan nama pemilik rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. c. Gigi berwarna hijau, menunjukan bahwa rumah sakit merupakan rumah sakit khusus gigi dan mulut.



39



d. Tugu Yogyakarta berwarna hijau, menunjukan lokasi atau nama kota rumah sakit berada, yaitu kota Yogyakarta. e. Tiga perempat lingkaran berbentuk oval, menunjukan motto Care and competence. f. Warna hijau tua, melambangkan pertumbuhan dan pembaruan. g. Warna kuning keemasan, melambangkan keteguhan. h. Warna hitam, melambangkan tegas, solid, dan kuat. 4. Profil Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta a. Data Perusahaan 1) Nama Perusahaan



: Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta



2) Jenis Produk



: Rumah Sakit Gigi dan Mulut



3) Alamat Perusahaan



: Jl. Hos Cokroaminoto No 17 A, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta



4) Nomor Telepon



: (0274) 618132 Fax (0274) 618122



b. Data Pemilik 1) Nama Pemilik



:Universitas Muhammadiyah Yogyakarta



40



2) Jabatan Pemilik



: Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta



3) Direktur/kepala



: drg. Edwyn Saleh, Sp.BMM



4) Tempat Tanggal Lahir



: Sragen, 12 Desember 1973



5) Alamat Rumah



: Jl. Afandi Gg. Aster No. 410 Santren Caturtunggal Depok Sleman



6) No. Telp



: 0815 6857 989



5. Struktur Organisasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Susunan struktur organisasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. a. Direktur Utama 1) Direktur keuangan. 2) Direktur sumber daya manusia. 3) Direktur umum dan operasional. 4) Direktur pelayanan. 5) Direktur pendidikan. b. Direktur Keuangan 1) Kepala bagian keuangan. 2) Staff keuangan. c. Direktur Sumber Daya Manusia 1) Staff sumber daya manusia.



41



d. Direktur Umum dan Operasional 1) Manajer umum dan operasional a) Kepala bagian rumah tangga (1) Costomer service. (2) Linen. (3) Pantry. (4) Kebun. b) Kepala bagian mekanik (1) Staff mekanik engineering. 2) Elektro medik e. Direktur Pelayanan 1) Administrasi pelayanan. 2) Poli gigi. 3) Lab gigi. 4) Radiologi. 5) Front office. 6) Farmasi. f. Direktur Pendidikan 6. Fungsi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta a) Fungsi pendidikan 1) Sebagai sarana pendidikan tingkat D-1, D-3, S-1 profesi S-2, spesialis S-3.



42



2) Sebagai sarana pelatihan bagi tenaga para medik dan teknik gigi. b) Fungsi penelitian 1) Sebagai lahan penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran gigi baik ilmu terapan maupun ilmu dasar. 2) Sebagai pusat unggulan riset kedokteran gigi. 3) Sebagai pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran Gigi (IPTEKDOKGI). c) Fungsi pengabdian kepada masyarakat 1) Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, tersier melalui pendekatan promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif bagi masyarakat. 2) Menyediakan pelayanan penunjang (radiologi, laboratorium, biomedik, laboratorium teknik gigi, farmasi, unit gawat darurat). 3) Menerima pelayanan rujukan. 4) Menyelenggarakan pelayanan khusus di bidang kedokteran gigi antara lain untuk pasien lanjut usia dan anak - anak berkelainan. 7. Ruang Pelayanan a. Lantai 1 (satu) terdri dari poli gigi, radiologi, front office, kasir farmasi, IGD dan pantry. b. Lantai 2 (dua) untuk laboratorium.



43



c. Lantai 3 (tiga) terdiri dari ruang dosen, ruang manajemen, ruang tutoriral, osce center, ruang penguji ruang IT, musholla, ruang pimpinan dan ruang kaprodi profesi kedokteran gigi. d. Lantai 4 (empat) terdiri dari gudang farmasi, front office, kasir, ruang rekam medis, bangsal Arofah, Mina, Multazam, Mudzalifah, student area, musholla, ruang kuliah, perpustakaan, ruang IT, dan ruang elektronik. e. Luar gedung tempat lab gigi 2 (dua) lantai. 8. Jenis Layanan Tabel 4.1 Jenis pelayanan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



Nama Dokter drg. Any Setyawati, Sp.KG drg. Cannia Nur R., Sp.KG drg. Erma Sofyani, Sp.KG drg. Nia Wijayanti, Sp.KG drg. Yusrini Parsil, Sp.KG drg. Bayu Ananda P., Sp.Ort drg. M. Shulchan A, Sp.Ort drg. Novarini Prahastuti, Sp.Ort Dr. drg. Tita Ratya Utari, Sp.Ort drg. Bakhrul Lutfianto, Sp.BMM drg. Edwyn Saleh, Sp.BMM drg. Nanny Herminingsih, Sp.BMM drg. Afini Oktavia, Sp.KGA drg. Atiek Driana R., M. DSc, Sp.KGA drg. Laelia Dwi A, Sp.KGA drg. Likky Tiara A., M. DSc, Sp.KGA drg. Trianita Lydianna, M. DSc, Sp.KGA drg. Wustha Farani, M. DSc drg. Hartanti, Sp.Perio drg. Ika Andriani, M.DSc, Sp.Perio drg. Fahmi Yunisa, Sp.Pros



Pelayanan



Konservasi Gigi



Orthodonsi



Bedah Mulut dan Maksilofasial



Gigi Anak



Periodonsi Prostodonsi



44



22 23 24 25 26



drg. Gunawan, Sp.Pros drg. Hastoro Pintadi, Sp.Pros drg. Sulistinah, Sp.Pros drg. Afyla Femilian., M.DSc drg. Suhartiningtyas, M.DSc



27



drg. Edwin Setyawan, Sp. RKG



28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44



drg. Afina H., MPH drg. Ana Medawati, M.Kes drg. Ananda Dhea. S drg. Arya Adningrat, Ph.D drg. Dwi Aji Nugroho, M.DSc drg. Dyah Triswari, M.Sc Dr. drg Erlina Sih M., M.Kes drg. Fahma Aldiyah Kunsputri drg. Ikhsan Nur A drg. Indri Kurniasih, M.Med.Ed drg. Iwan Dewanto, MMR, Ph.D drg. M. Garry drg. Pipieti Okti K., MPH drg. Ravik Ridayatika drg. Regia Aristiyanto, MMR drg. Sartika Puspita., M.DSc drg. Widyapramana Dwi A., M.DSc



Prostodonsi Penyakit Mulut Radiologi Kedokteran Gigi



Gigi



Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memiliki 3 (tiga) fasilitas pelayanan adalah sebagai berikut : a. Rawat Jalan Jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diselengarakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) meliputi pelayanan kedokteran gigi primer, sekunder dan tersier dilaksanakan secara komperatif pada klinik intergritas meliputi tindakan promtif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Klinik integritas disediakan pelayanan rawat jalan dengan tindakan - tindakan sebagai berikut:



45



1) Tindakan promotif dan preventif a) Pembersihan karang gigi. b) Pembuatan “bruxism spint” c) Tindakan profilaksis/kontrol plak. d) Pelapisan curek gigi geraham (pencegahan gigi berlubang). e) Pencegahan gigi berjejal. f) Konsultasi kelainan dentofacial (maloklusi pada anak-anak). g) Perawatan maloklusi dini pada anak-anak. h) Edukasi dental berdasarkan kasus. i) Konsultasi diret berdaskan kasus. j) Pelatihan pembersihan rongga mulut berdasarkan kasus. 2) Tindakan kuratif a) Perawatan estetik gigi. b) Restorasi gigi sederhana dan kompleks. c) Perawatan endodontik. d) Pemulihan gigi. e) Pencabutan gigi. f) Pengangkatan gigi yang miring. g) Penanganan kasus tumor dan kista dalam rongga mulut. h) Persiapan untuk perawatan orthodonsi pembuatan gigi tiruan dan persiapan endodontik. i) Penanganan patah rahang sederhana. j) Perawatan periodontal estetika.



46



k) Perawatan gigi hipersensitif. l) Perawatan gigi goyang. m) Transplantasi gusi dan tulang. n) Perawatan gigi anak dengan gangguan fisik medik dan mental. o) Perawatan orthodonsi alat lepasan, alat cekat, alat fungsional. p) Perawatan luka atau tukak di rongga mulut. q) Konsultasi perawatan bau mulut. r) Deteksi dan perawatan lesi pra kanker dan kanker mulut. s) Perawatan kelainan di rongga yang disebabkan infeksi jamur, virus dan bakteri. t) Perawatan kelainan di lidah atau bibir. 3) Tindakan rehabilitatif a) Pembuatan gigi tiruan lepas. b) Pembuatan gigi tiruan penuh. c) Pembuatan gigi tiruan cekat atau mahkota dan jembatan. d) Pembuatan oburator. e) Pembuatan kelainan sendi. f) Imbalan gigi tiruan. g) Perawatan orthodonsi penderita celah bibir dan langit-langit. h) Perawatan orthodonsi kelainan sendi. 4) Pemeriksaan radiografis a) Foto dental. b) Foto sendi rahang.



47



b. Rawat Inap Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) memiliki 3 (tiga) tempat tidur untuk tindakan yang memerlukan pemulihan (recovery) atau one day care. c. Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) menyediakan fasilitas gawat darurat gigi akibat kecelakaan, kesakitan mendadak, gangguan estetika, serta menyediakan poli umum. d. Laboratorium Dental Teknik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) menyediakan laboratorium dental klink untuk Sumber Daya Manusia (SDM) lokal maupun rujukan dan luar berupa pembuatan protesa acrylic, porselen, alat orthodonsi dan lainlain. e. Kontrol Infeksi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) memiliki pusat kontrol infeksi dan juga kontrol infeksi di masing-masing instalasi sesuai standar operasional prosedur yang berlaku dengan menggunakan sterilization.



48



f. Pusat Rekam Medik Dental Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) memiliki pusat rekam medis yang dikelola secara komputerisasi dan manual. g. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) menyediakan kebutuhan farmasi bahan habis pakai dan juga alat medis untuk seluruh bangsal dan poli. h. Unit Dental Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGMP UMY) menyediakan jasa Dental Radiologi Panaromic (DRP), Cephalometric,Periapicial, dan Occlusal. i. Mobil Ambulance



49



B. Pembahasan 1. Pengaruh Waktu Tunggu (Lead Time) Terhadap Ketersediaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tabel 4.2 Nama Bahan dan Alat Medis Berdasarkan Pengeluaran Dari Bulan Juli – Desember 2018 di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta



176



Rata-rata per Bulan 29



Pemakaian Rata-rata per hari 1



Lead Time (Hari) 1



botol



138



23



1



bungkus



202



34



tube bungkus pot box



87 193 43 16



box



Item



Satuan



Total 6 Bulan



Safety Stok



ROP



Alginat Alkohol 70% 1L Dental Beep Disclosing Gipstone Glasstone Gloves – L Gloves – M Gloves – S Gloves – XS Masker Karet Masker Tali Suction Saliva Pehacain Inj. Film OPG



bungkus



5



6



2



5



7



1



1



50



51



15 32 7 3



1 1 0 0



1 1 1 2



20 10 5 5



21 11 5 5



303



51



2



2



20



24



box



463



77



3



2



30



36



box



689



115



4



2



50



59



box



808



135



5



1



40



45



box



160



27



1



1



40



41



bungkus



260



43



2



1



10



22



box



1617



270



10



7



200



273



box



16



3



0



7



2



3



Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pemakaian bahan dan alat medis dari bulan Juli – Desember 2018 pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dapat diuji dengan uji independen sample t test.



50



Tabel 4.3 Uji Independen Sample T Test



Group Statistics Lead Time Safety Stok



N



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



1



7



24.29



18.803



7.107



2



5



22.00



18.908



8.456



D



Dasar pengambilan Keputusan : Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti tidak ada pengaruh antara lead time dan safety stok. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 dan H0 diterima dan Ha ditolak, berarti ada pengaruh antara lead time dan safety stok. a. Uji Independen Sample T Test Dari uji independen sampel t-test diatas dapat disimpulkan bahwa bahan dan alat medis dari bulan Juli – Desember 2018 pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti tidak ada pengaruh antara lead time dan safety stok. Hal tersebut, dapat didukung dengan hasil wawancara jadi lead time tersebut hanya



51



sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan bahan dan alat



medis



di



Rumah



Sakit



Gigi



dan



Mulut



Universitas



Muhammadiyah Yogyakarta. b. Wawancara 1) Pengaruh Waktu Tunggu (Lead Time) Terhadap Ketersediaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Waktu tunggu (lead time) adalah jangka waktu antara pesanan pelanggan dan pengiriman produk terakhir. Permintaan yang kecil dari item barang yang sudah ada sebelumnya mungkin hanya memerlukan waktu tunggu (lead time) dalam beberapa jam, sedangkan permintaan yang lebih besar memiliki waktu tunggu (lead time) dalam beberapa minggu, bulan atau bahkan lebih lama. Semua itu tergantung dari jumlah faktor dan waktu yang diperlukan untuk kecepatan pengiriman. Waktu tunggu (lead time) dapat juga berubah menurut musim, hari libur dan permintaan keseluruhan produk. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan narasumber di bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mengenai waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai berikut : “Kalau hal-hal yang mempengaruhi waktu tunggu (lead time) di suppllier gigi itu bahan dan alat medisnya (bukan obat), kalau



52



lead time bahan dan alat medis di gigi itu variabelnya yang mempengaruhi lead time itu jauh lebih banyak dari pada lead time pemesanan obat. kalau pemesanan obat itu sudah cenderung lebih stabil, jadi lebih gampang di kontrol, kalau obat itu karena suplainya itu lancar dari pabrik ke PBF (Perusahaan Besar Farmasi), Tapi kalau untuk gigi jauh dari kata stabil yang pertama hampir 80% bahan dan alat medis dikedokteran gigi itu impor”. (Wawancara dengan Ibu Ifrani Arwanda, S.Farm., Apt, pada tanggal 12 April 2019 jam 11:44 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu waktu tunggu (lead time) obat dan bahan alat medis dikedokteran gigi itu berbeda beda, jika waktu tunggu (lead time) obat cenderung lebih stabil karena supplliernya banyak dan sudah memiliki surat izin edar. Sedangakan bahan dan alat medis dikedokteran gigi itu jauh dari kata stabil karena pengadaan bahan dan alat medis dikedokteran gigi hampir 80% didatangkan dari luar negeri. Hal ini didukung dengan hasil wawancara penulis dengan narasumber di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mengenai waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah sebagai berikut :



53



“Jadi pengaruh waktu tunggu itu terhadap ketersediaan obat disini ada kalau misalnya waktu tunggunya itu lama menghambat kedalam pelayanan jadi stoc kita untuk obat yang tersedia jadi minimal jadi akan menghambat pelayanan untuk resep-resep obat di rumah sakit ini”. (Wawancara dengan Ibu Evi Noviani A.md.far, pada tanggal 12 April 2019 jam 12:23 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, dapat menghambat pelayanan resep - resep pasien. Selain hal tersebut, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan narasumber adapun kendala - kendala dalam pemesanan obat, bahan dan alat medis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mengenai kendala pemesanan obat kembali (reorder point) sebagai berikut : “Iya kendala supplliernya mungkin sediaannya kosong kendalanya supplliernya itu macam-macam contoh barang yang disuppllier tidak ready stock, kedua suplliernya lokasinya jauh yang ketiga kalaupun mereka ready stock mereka perlu waktu untuk pengiriman jadi misalnya order hari ini bisa ngirimnya besok tidak bisa langsung kirim hari ini. jadi tidak boleh ada 1 (satu) suppllier tunggal untuk mengantisipasi kondisi sepeti ini untuk mengantisipasi satu kondsi barang-barang kosong yang pertama, bisa pindah ke suppllier yang ke-2 (dua)”. (Wawancara dengan Ibu Ifrani Arwanda, S.Farm., Apt, pada tanggal 12 April 2019 jam 11:44 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa kendalanya dari penyuplai atau pabrik Perusahaan Besar farmasi (PBF) adalah obat dan bahan alat medis tidak ready stock di Indonesia, jarak tempuh supplier jauh dan tidak bisa ready secara cepat. Jika di supplliernya ready stock maka juga perlu waktu tunggu (lead time) untuk proses pengiriman. Selain itu,



54



berdasarkan hasil wawancara penulis dengan narasumber jika sediaan obat, bahan dan alat medis yang datang di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak sesuai yang dinginkan oleh pemakai hal - hal yang dilakukan mengenai hal tersebut sebagai berikut : “Jika barangnya sesuai bisa langsung saya kroscek, sesuai tidak sama yang saya pesan jadi kalau misalnya beberapa barang yang membutuhkan ketelitian itu saya bikinkan Surat Pesanan (SP). kemarin tidak sesuai itu kemarin itu di retur bisa langsung diretur. Jadi kalau sesuai di fakturkan kalau tidak berati saya kembalikan”. (Wawancara dengan Ibu Ifrani Arwanda, S.Farm., Apt, pada tanggal 12 April 2019 jam 11:44 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa jika pesanan barang sediaan yang datang tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkan akan dibuatkan surat peminjaman karena barang tersebut tidak sesuai dan dapat diretur atau dikembalikan ke suppllier. Jika obat dan bahan alat medis yang sesuai dengan pesanan maka akan difakturkan untuk proses pembelian.



2. Sistem informasi manajemen yang digunakan untuk melakukan pemesanan kembali ketika stock mencapai titik pemesanan (reorder point). a. Hasil Observasi Hasil observasi dari penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini, berupa permasalahan yang terjadi di Instalasi Farmasi Rumah



55



Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu terjadinya ketidaksesuaian antara sediaan obat, bahan dan alat medis yang ada di sistem informasi manajemen memiliki selisih kurang ataupun lebih dengan keadaan fisik yang ada pada gudang di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem teknologi informasi yang memproses pelayanan di rumah sakit dalam bentuk jaringan untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat. Tujuan prosedur sistem informasi manajemen di bagian instalasi farmasi adalah sebagai sistem untuk mengelola data atau informasi tentang master data, untuk mendapatkan pemberitahuan stock barang minimum dan untuk membuat permintaan pembelian dengan melihat nama master dan sediaan yang masih tersisa pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Prosedur sistem informasi manajemen yang digunakan pada bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 1) Sebagai sistem untuk mengelola data atau informasi tentang input data barang atau output data barang.



56



2) Transaksi penjualan barang dan alat bahan medis kepada mahasiswa koas, pasien koas, dan pasien umum. 3) Pembuatan laporan penjualan harian. 4) Pembuatan laporan obat, bahan dan alat medis, analisis laporan dan grafik. 5) Retur obat, bahan dan alat medis yang sudah kadaluarsa. 6) Untuk melihat sediaan barang dengan membuka inventory apakah sudah mencapai ambang batas agar bisa untuk dilakukan pemesanan kembali (reoder point) untuk mengurangi kekosongan pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. c. Wawancara 1) Sistem informasi manajemen yang digunakan untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem teknologi informasi yang memproses pelayanan di rumah sakit dalam bentuk jaringan untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat. Tujuan adanya sistem informasi manajemen di bagian instalasi farmasi adalah sebagai sistem untuk mengelola data atau informasi tentang master data, untuk mendapatkan pemberitahuan stock barang minimum dan untuk membuat permintaan pembelian dengan melihat nama master



57



dan sediaan yang masih tersisa pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan narasumber di bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mengenai



cara



pengoperasian kerja sistem informasi manajemen yang digunakan oleh bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhamadiyah Yogyakarta untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point) ketika stock obat sudah habis sebagai berikut: “Biasanya sudah ditaruh di safety stok yang di SIM tapikan SIM ini kurang bisa membantu farmasi untuk membuat warning batas reorder point itu karena kalau kita menetapkan batas misalnya 5 (lima) maka 5 (lima) stock yang tersisa tersebut tidak bisa dikerluarkan. Jadi missal saat dia sedang langka saya isi 5 (lima) tapi kadang dia tidak langka 5 (lima) ini masih bisa saya turunkan lagi. (Wawancara dengan Ibu Ifrani Arwanda, S.Farm., Apt, pada tanggal 12 April 2019 jam 11:44 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa cara pengoperasian kerja sistem informasi manajemen yang digunakan untuk melakukan pemesan kembali ketika stock sudah mencapai titik pemesanan kembali reorder point yaitu membuat warning batas reorder point untuk menetapkan batas stock yang tersisa. Jadi, di sistem informasi manajemen setiap memasukan master barang sebaiknya juga harus memasukan batas bawah setiap stock



58



barang. Kemudian pada pengisi barang dengan batas 5 (lima) minimal harus sama dengan reorder point, jadi ketika stock sudah mencapai 5 (lima) harus sudah order kembali. Hal ini didukung dengan hasil wawancara penulis dengan narasumber mengenai



cara



pengoperasian



kerja



sistem



informasi



manajemen yang diganakan oleh bagian Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhamadiyah



Yogyakarta



untuk



melakukan



pemesanan



kembali (reorder point) ketika stock obat sudah habis sebagai berikut : “Jadi untuk mengetahui stok barang di sini menggunakan sistem informasi manajemen pake SIM di inventory atau barang stock disitu akan terlihat pemakaian barang yang keluar dan sisa stok barang tersebut. Jika sisa stock itu sudah menghampiri ambang batas maka akan dilakukan oder. Jadi kita tahu kapan waktu kita akan order itu dari stock di sistem”. (Wawancara dengan Ibu Evi Noviani A.md.far, pada tanggal 12 April 2019 jam 12:23 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa cara pengoperasian kerja sistem informasi manajemen yang digunakan oleh bagian Instalasi Farmasi



Rumah



Muhamadiyah



Sakit



Yogyakarta



Gigi untuk



dan



Mulut



Universitas



melakukan



pemesanan



kembali (reorder point) ketika stock obat sudah habis dapat melihat di inventory atau barang stock akan terlihat pemakaian barang yang keluar dan sisa stock barang tersebut. Jika sisa stock sudah menghampiri ambang batas maka akan dilakukan



59



oder. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan narasumber mengenai sistem informasi manajemen apakah ada alternatif lain untuk melihat sisa sediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhamadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut : “Cuma lihat fisik gitu, jadi karena di instalasi farmasi inikan kita tidak ada kartu stock manual, jadi semua lihatnya di SIM otomatis kalau misalnya mau lihat sisa stok lainnya itu langsung hitung fisik atau ketika stok opname akhir bulan juga kelihatan jumlah fisiknya gitu langsung lihat fisik”. (Wawancara dengan Ibu Ifrani Arwanda, S.Farm., Apt, pada tanggal 12 April 2019 jam 11:44 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa selain dengan menggunakan sistem informasi manajemen, tidak ada alternatif lain untuk melihat sediaan obat, bahan dan alat medis karena Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak memiliki kartu stok manual, jadi semua dapat melihat di sistem informasi manajemen otomatis jika ingin melihat sisa stock lainnya dapat langsung menghitung fisik atau stock akhir bulan. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan narasumber mengenai selisih antara sediaan barang yang ada, dengan sistem informasi manajemen adalah sebagai berikut : “Pertama selisih lebih dulu kalau selisih lebih itu otmatis kita harus telusuri seringnya selisih lebih itu disebabkan kareana adanya faktur yang belum diinput itu jadi otomatis barangnya lebih di SIM belum masuk karena faktur yang belum di input. Kalau selisih kurang itu biasanya ada distribusi bangsal atau poli yang sudah dicatat dianfrag manual tapi belum



60



dikeluarkan di SIM”. (Wawancara dengan Ibu Ifrani Arwanda, S.Farm., Apt, pada tanggal 12 April 2019, jam 11:44 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa jika suatu ketika ada selisih antara sediaan barang yang ada, dengan sistem informasi manajemen dilakuakan dengan cara pengcekan dianfrag, anfrag tersebut bukti pemintaan dari bangsal atau poli klinik. Hal ini didukung dengan hasil wawancara penulis dengan narasumber mengenai selisih antara sediaan barang yang ada dengan sistem informasi manajemen sebagai berikut : “Jika ada seilsih nanti kita cek dari anfrag, Jadi nanti dicek dicocokan dari sistem itu dibuku anfrag jika dari buku anfrag belum kita input maka langsung tindakan kita langsung kita input jadi nanti stoknya tidak akan selisih lagi”. (Wawancara dengan Ibu Evi Noviani A.md.far, pada tanggal 12 April 2019, jam 12:23 WIB bersedia dikutip). Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa jika suatu ketika ada selisih antara sediaan barang yang ada, dengan sistem informasi manajemen dilakuakan dengan cara melihat buku anfrag, buku anfrag tersebut bukti permintaan bangsal atau poli klink kemungkinan kesalahan yang terjadi yaitu kelalaian input atau juga terlewat input.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil pengujian dengan menggunakan uji independent sample t test, tidak signifikan artinya tidak terdapat pengaruh waktu tunggu (lead time) terhadap ketersediaan obat. Hal itu didukung dengan hasil wawancara yang menunjukan bahwa waktu waktu (lead time) itu sebagai satu satunya yang mempengaruhi ketersediaan obat, tetapi hanya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi. 2. Sistem informasi manajemen Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point). a. Membuat warning batas reorder point untuk menetapkan batas stock bawah, jadi di sistem informasi manajemen setiap memasukan master barang, juga harus memasukan batas bawah setiap stock barang. b. Selisih fisik dengan yang ada di sistem informasi manajemen dapat



dilakukan dengan cara pengecekan di anfrag, anfrag tersebut bukti



61



62



pemintaan dari bangsal atau poli klinik. Kemungkinan kesalahan yang terjadi yaitu kelalaian input atau juga terlewat input. B. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dan pengamatan selama PKL, di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, maka penulis memberikan saran, segera dilakukannya perbaikan sistem informasi manajemen yang ada di instalasi farmasi, karena sistem informasi manajemen yang ada di instalasi farmasi ini masih perlu perbaikan pada bagian fitur pengisian batas bawah stock, seharusnya warning batas bawah stock tetap tampil atau terlihat tanpa harus mengunci stock sehingga stock yang tersisa (sejumlah dibawah nilai ROP) tersebut masih bisa didistribusikan kebangsal atau poli ataupun unit lain yang membutuhkan.