Lulur Beras Ketan Hitam-Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FORMULASI SEDIAAN KRIM LULUR DARI EKSTRAK BERAS KETAN HITAM (Oryza sativa L. var glutinosa) SEBAGAI PELEMBAB ALAMI KULIT



SKRIPSI



Oleh : KHOIRUN NISA 1501196076



PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019



SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)



Oleh : KHOIRUN NISA 1501196076



PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019



HALAMAN PENGESAHAN Judul Skripsi



: Formulasi Sediaan Krim Lulur Dari Ekstrak Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) Sebagai Pelembab Alami Kulit Nama Mahasiswa : Khoirun Nisa Nomor Induk Mahasiswa : 1501196076 Minat Studi : S1 Farmasi



elah diuji pada tanggal: 11 September 2019



PANITIA PENGUJI SKRIPSI Ketua : Hafizhatul Abadi, S.Farm, M.Kes., Apt. Anggota : 1. Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt. 2. Chemayanti Surbakti, S.Farm, M.Si, Apt



LEMBAR PERNYATAAN



Dengan. ini saya menyatakan bahwa : I. .Skripsi ini adalah asli dan belum pernah. diajukan untuk mendapatkan .gelar akademik Sarjana Farmasi (S. Farml) di Fakuttas Farinasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia. 2. Skripsi ini adalah mmmi gogasan, rutni.isan dan. penelitian saya sendiri, lanps barituan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim penelaah tiin penguji. 3.Jsi skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah .ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan mbagui acuar. du1am naskah dergan disebu•fian niima pengarar,g dare dicantumkan dalam daftar pustaka. 4, Pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya pcrolch karena âarya ini, scrta sa.aksi lainnya sesuai dcngan norma yang berlaku di pergiiruan tinggi ini. Medan, Agustus 2019 Yang membuat pernyataan



(Klioirun Nisa) 1501196076



ABSTRAK FORMULASI SEDIAAN KRIM LULUR DARI EKSTRAK BERAS KETAN HITAM (Oryza sativa L. var glutinosa) SEBAGAI PELEMBAB ALAMI KULIT KHOIRUN NISA 1501196076 Program Studi S1 Farmasi Krim lulur merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan kulit. Salah satu bahan alami yang dapat dijadikan bahan baku krim lulur adalah beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa). Beras ketan hitammemiliki kandungan antosianin sebagai antioksidan yang dapat memberi efek lembab dan memicu regenerasi sel baru.Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan krim lulur menggunakan bahan dasar ekstrak beras ketan hitam dengan variasi konsentrasi 3%, 6% dan 9%. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Pengujian sediaan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji iritasi, uji daya sebar, uji stabilitas, uji tipe emulsi dan uji efektivitas kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan sediaan yang dibuat memenuhi evaluasi fisik sediaan yaitu tekstrur semi padat, warna formula A putih susu, formula B dan C coklat muda, formula D coklat tua, aroma oleum rosae, setiap sediaan homogen, tipe emulsi m/a, pHberkisar 6,1-6,4, tidak mengiritasi kulit, memenuhi persyaratn uji daya sebar, memiliki stabilitas yang baik, dan pada uji efektivias kelembaban menunjukkan hasil yang signifikan (p ≤ 0,05) pada formula B,C,D dan tidak menunjukkan hasil yang signifikan (p ≥ 0,05) pada formula A. Kesimpulan dari penelitian ini ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) dapat diformulasikan sebagai krim lulur, tidak mengiritasi kulit, dan dapat memberikan efek melembabkan pada kulit. Kata Kunci : Krim Lulur, Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa), Kelembaban



i



ii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia nikmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Formulasi Sediaan Krim Lulur Dari Ekstrak Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) Sebagai Pelembab Alami Kulit” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Institut Kesehatan Helvetia Medan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan serta fasilitas sehingga Skripsi ini dapat disusun, antara lain penulis ingin sampaikan kepada: 1. Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes. Selaku Penasehat Yayasan Helvetia Medan. 2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom, M.M., M.Kes. Selaku Ketua Yayasan Helvetia Medan. 3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si. Selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan. 4. Darwin Syamsul , S.Si., M.Si., Apt. Selaku Dekan Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan. 5. Adek Chan, S.Si, M.Si, Apt. Selaku Ketua Prodi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia 6. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Kes., Apt, Selaku Dosen PembimbingI yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi. 7. Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt, Selaku Dosen Pembimbing IIyang telah memberikan masukan yang bermanfaat dan bimbingan selama menyusun Skripsi. 8. Chemayanti Surbakti, S.Farm, M.Si, Apt, Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang bermanfaat selama penyusunan Skripsi. 9. Seluruh Dosen dan Staff Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah memberikan arahan fasilitas dan bimbingan selama menyusun Skripsi. 10. Teristimewa buat orang tua serta saudara-saudarakutercinta yang telah memberikan nasihat, do’a, dan dukungan moril maupun materil untuk penulis dalam menuntut ilmu, sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan. 11. Teman–teman yang telah banyak membantu dan memberikan support dalam mengerjakan Skripsi ini. Penulis menyadadari baik dari penggunaan bahasa, cara menyususn Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini.



iii



Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Medan , September2019 Penyusun



Khoirun Nisa



iv



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



I.



II.



III.



DATA PRIBADI Nama Tempat/tanggal lahir Jenis Kelamin Agama Anak Ke Alamat



: Khoirun Nisa : Bagansiapiapi, 03 Januari 1996 : Perempuan : Islam : 5 (Lima) dari 5 (lima) bersaudara : Jl. Kecamatan Km 4 Rokan Hilir Riau



NAMA ORANG TUA Nama Ayah Pekerjaan Nama Ibu Pekerjaan Alamat



: Sumardi : Wiraswasta : Siti Hajar : Ibu Rumah Tangga : Jl. Kecamatan Km 4 Rokan Hilir Riau



RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun 2002-2008 Tahun 2008-2011 Tahun 2011-2014 Tahun 2015-2019



: SD Negeri 018 Bagan Punak : SMP Negeri 1 Bangko : SMANegeri 2 Bangko : Menyelesaikan Program Studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.



v



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN LEMBAR PANITIA PENGUJI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK .................................................................................................... i ABSTRACT ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii DAFTAR TABEL........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x BAB I



PENDAHULUAN........................................................................ 1.1 Latar Belakang..................................................................... 1.2 Rumusan Masalah................................................................ 1.3 Hipotesis .............................................................................. 1.4 Tujuan Masalah.................................................................... 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................... 1.6 Kerangka Pikir Penelitian ....................................................



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7 2.1 Ketan Hitam......................................................................... 7 2.1.1 Klasifikasi Tanaman ................................................ 8 2.1.2 Antosianin................................................................ 9 2.2 Kulit...........................................................................................10 2.2.1 Struktur Kulit.................................................................11 2.2.2 Fungsi Kulit...................................................................13 2.2.3 Jenis Kulit......................................................................15 2.2.4 Kulit Kering...................................................................15 2.3 Kosmetika..................................................................................16 2.3.1 Penggolongan Kosmetika..............................................17 2.3.2 Pembagian Kosmetika...................................................17 2.4 Lulur...........................................................................................18 2.4.1 Jenis-jenis Lulur.............................................................19 2.4.2 Macam-macam Lulur.....................................................19 2.5 Krim...........................................................................................21 2.6 Emulsi........................................................................................21 2.7 Ekstrak.......................................................................................22 2.7.1 Pengertian Ekstrak.........................................................22 2.7.2 Estraksi...........................................................................22 2.8 Skin Analyzer.............................................................................24 2.9 Komposisi Krim Lulur...............................................................25



vi



1 1 4 4 5 5 6



BAB III



METODOLOGI PENELITIAN......................................................28 3.1 Desain Penelitian.......................................................................28 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian....................................................28 3.2.1 Waktu.............................................................................28 3.2.2 Tempat...........................................................................28 3.3 Populasi Dan Sampel.................................................................28 3.3.1 Populasi..........................................................................28 3.3.2 Sampel...........................................................................28 3.4 Alat dan Bahan...........................................................................29 3.4.1 Alat.................................................................................29 3.4.2 Bahan.............................................................................29 3.5 Sukarelawan...............................................................................29 3.6 Prosedur Kerja...........................................................................29 3.6.1 Pembuatan Simplisia......................................................29 3.6.2 Pembuatan Ekstrak Beras Ketan Hitam.........................30 3.6.3 Formula Dasar................................................................30 3.6.4 Formula Modifikasi.......................................................31 3.6.5 Pengelompokan Sukarelawan........................................32 3.6.6 Prosedur Pembuatan Sediaan Krim Lulur......................32 3.6.7 Evaluasi Sediaan Krim Lulur.........................................33 3.7 Analisis Data..............................................................................35



BAB IV



HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 4.1 Identifikasi Sampel .............................................................. 4.2 Hasil Pembuatan Sediaan Krim Lulur ................................. 4.2.1 Hasil Uji Evaluasi Sediaan Krim Lulur ...................



BAB V



KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................47 5.1 Kesimpulan................................................................................47 5.2 Saran..........................................................................................47



36 36 36 36



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................48 LAMPIRAN..........................................................................................................50



vii



DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2. Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5



Judul Halaman Kerangka pikir penelitian.......................................................... 6 Tumbuhan ketan hitam ............................................................. 9 Struktur Kulit ............................................................................ 10 Lulur bubuk............................................................................... 20 Lulur krim ................................................................................. 20 Lulur kocok ............................................................................... 21



viii



DAFTAR TABEL Tabel Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9



Judul Halaman Komposisi bahan krim lulur ..................................................... 31 Data pengamatan uji organoleptis pada sediaan krim lulur ...... 37 Data pengamatan uji homogenitas sediaan krim lulur.............. 38 Data pengamatan uji pH sedian krim lulur ............................... 39 Data pengamatan uji iritasi terhadap sukarelawan ................... 40 Data pengamatan hasil uji daya sebar pada sediaan krim lulur 40 Data pengamatan terhadap kestabilan sediaan pada saat sediaan selesai dibuat dan penyimpanan selama 4 minggu ...... 41 Data pengamatan tipe emulsi sediaan krim lulur ..................... 42 Hasil pengukuran kadar air (moisture) pada kulit sukarelawan 44 Uji annova kadar air.................................................................. 45



ix



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4 Lampiran 5.



Judul Halaman Bagan Alir Proses Ekstraksi Beras Ketan Hitam...........................50 Bagan Alir Proses Pembuatan Sediaan Krim Lulur.......................51 Gambar Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) Gambar Bahan Pembuatan Sediaan Krim Lulur............................52 Gambar Formulasi Sediaan Krim Lulur Konsentrasi.....................53 3%, 6%, 9%dan Blanko.................................................................54 Lampiran 6. Gambar Alat Skin Analyzer............................................................55 Lampiran 7. Gambar Hasil Uji Organoleptis Sediaan Krim Lulur.....................56 Lampiran 8. Gambar hasil Uji pH Sediaan Krim Lulur Formula A, B, C, dan D..............................................................................................57 Lampiran 9. Gambar hasil Uji Daya Sebar Sediaan Krim Lulur........................59 Lampiran 10. Gambar Hasil Uji Stabilitas Sediaan Krim Lulur..........................63 Lampiran 11. Gambar Hasil Uji Tipe Emulsi Sediaan Krim Lulur......................65 Lampiran 12. Gambar Hasil Uji Iritasi Sediaan Krim Lulur................................66 Lampiran 13. Gambar Hasil Uji Kadar Air (moisture) Sediaan Krim Lulur Terhadap Sukarelawan...................................................................68 Lampiran 14. Hasil Pengolahan data SPSS..........................................................80 Lampiran 15. Lembar Pengajuan Judul................................................................89 Lampiran 16. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Proposal)................................90 Lampiran 17. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Proposal)..............................91 Lampiran 18. Lembar Revisi Proposal.................................................................92 Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian........................................................................93 Lampiran 20. Surat Balasan Ijin Penelitian..........................................................94 Lampiran 21. Surat Determinasi...........................................................................95 Lampiran 22. Persetujuan Komisi Etik................................................................96 Lampiran 23. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Skripsi)..................................97 Lampiran 24. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Skripsi).................................98 Lampiran 25. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skripsi............................99



x



BAB I PENDAHULUA N 1.1



Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan



membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi untuk melindungi jaringan terhadap kerusakan kimia dan fisika, terutama kerusakan mekanik dan terhadap masuknya mikroorganisme (1). Penuaan pada kulit terdiri ada dua proses, yaitu proses penuaan karena faktor umur dan proses penuaan karena photoagingoleh radiasi sinar UV. Melihat pentingnya kulit sebagai pelindung jaringan dan organ, maka diperlukan perlindungan dan perawatan terhadap kulit (2). Perawatan kulit dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi dan menggunakan kosmetik, perawan yang dilakkukan dengan cara tradisional dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan yang segar atau bahan-bahan yang telah dikeringkan, seperti buah-buahan atau tanam-tanaman yang ada disekitar kita. Kosmetik ini diolah menurut resep dan cara pengolahannya yang turun-temurun dari nenek moyang (3). Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan bagian mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan atau melindungi dan memelihara tubuh dalam kondisi baik. Salah satu jenis kosmetik produk pembersih tubuh adalah lulur atau yang lebih dikenal body scrub(2).



1



2



Lulur adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk merawat dan membersihkan kulit dari kotoran yang menyebabkan sel kulit mati. Cara lulur menghilangkan kotoran dari sel kulit mati dapat dilakukan dengan pemijatan keseluruh tubuh, hasilnya dapat langsung terlihat kulit menjadi lebih lembab, halus, kencang, harum dan sehat bercahaya (4). Lulur adalah jenis kosmetik yang dibuat dari bunga-bunga dan bahanbahan tanaman lainya yang sangat bermanfaat untuk menjaga kecantikan, kesehatan, kehalusan dan kecerahan kulit tubuh. Lulur dapat membantu membersihkan kotoran yang menempel dikulit akibat pengaruh faktor cuaca dan polusi sehingga kulit menjadi sehat, bersih dan cantik (5). Krim lulur adalah lulur yang biasanya berbentuk seperti pasta atau adonan kental yang langsung dapat digunakan dikulit dalam kondisi lembab atau sudah dibasahi terlebih dahulu (6) Pada umumnya masyarakat hanya mengenal manfaat beras ketan hitam untuk bahan makanan saja, tetapi penggunaan beras ketan hitam belum banyak diketahui oleh masyarakat sebagai perawatan kulit. Pada penelitian yang dilakukan oleh Virgita pada beras ketan hitam dalam bentuk masker tradisional tanpa menggunkaan variasi konsentrasi dijelaskan bahwa beras ketan hitam selain bermanfaat untuk kesehatan juga memiliki manfaat bagi kecantikan kulit seperti : melembabkan kulit, mencerahkan kulit, mendinginkan kulit, membantu merawat peremajaan kulit dan menghaluskan kulit (7). Ketan hitam telah diketahui mengandung senyawa golongan antosianin yang memiliki beberapa aktivitas farmakologi, salah satunya adalah aktivitas



antioksidan. Antosianin yang terkandung dalam beras ketan hitam merupakan komponen flavonoid dari tumbuh-tumbuhan yang berfungsi sebagai antioksidan. Antosianin adalah senyawa fenolik yang masuk kelompok flavonoid dan berfungsi sebagai antioksidan, berperan penting, baik bagi tanaman itu sendiri maupun bagi kesehatan manusia. Kadar antosianin tinggi umumnya diperoleh pada padi yang warnanya mendekati hitam akibat reaksi pigmen antosianin terhadap pH yang menghasilkan warna ungu. Semakin tinggi kadar antosianin maka warna ungu pada bulir beras akan semakin pekat hingga menjadi warna kehitaman (8). Beras ketan hitam juga mengandung zat besi dan merupakan antioksidan yang sangat bermanfaat utntuk kulit, karena membantu mengaktifkan vitamin termasuk vitamin B1 yang dapat membantu menjaga kesehatan kulit, kekurangan magnesium dapat menyebabkan kulit menjadi kusam. Selain itu beras ketan hitam diyakini mampu meningkatkan kolagen yang berfungsi untuk membantu menjaga kesehatan kulit, dan membuat kulit tampak lebih cerah (9). Ketan hitam mengandung 336 kilokalori, protein, lemak, dan kalsium, selain itu ketan hitam juga mengandung vitamin A, B1, dan E didalam nya. Ketan hitam memiliki kandungan pelembab alami yang dapat mendinginkan kulit, sebagai perawatan dari dalam maupun dari luar. Perawatan dari dalam dengan langkah memberi asupan makan yang memiliki kandungan gizi tinggi, sedangkan perawatan dari luar dapat melalui dengan langkah membersihkan kulit dengan menggunakan pembersih dan penyegar serta dapat dibantu dengan menggunakan lulur yang terbuat dari bahan alami (10).



Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin membuat formulasi sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) dengan variasi konsentrasi 3%, 6% dan 9% dimana manfaat beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) untuk perawatan kulit belum banyak diketahui oleh masyarakat dan penggunaan krim lulur lebih mudah digunakan dan langsung dapat diaplikasikan pada kulit. Pembuatan formulasi krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) dilakukan dengan uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji iritasi, uji daya sebar dan uji stabilitas. 1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini dilakukan untuk



mengetahui: 1. Apakah ekstrak beras ketan hitam (Oriza sativa L. var glutinosa) dapat diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan kulit? 2. Apakah krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oriza sativa L. var glutinosa) tidak mengiritasi kulit? 3. Apakah krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) mampu memberikan efek melembabkan pada kulit? 1.3



Hipotesis 1. Ekstrak beras ketan hitam (Oryza satuva L. var glutinosa) dapat diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan kulit. 2. Krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) tidak mengiritasi kulit.



3. Krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) mampu memberikan efek melembabkan pada fulit. 1.4



Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui ekstrak beras ketan hitam (Oriza sativa L. var glutinosa) dapat diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan kulit. 2. Untuk mengetahui krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oriza sativa L. var glutinosa) tidak mengiritasi kulit. 3. Untuk mengetahui krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) mampu memberikan efek melembabkan pada kulit.



1.5



Manfaat Penelitian Untuk memberikan informasi kepada masyarakat terhadap kegunaan beras



ketan hitam untuk perawatan kesehatan kulit sebagai pelembab dalam sediaan krim lulur.



1.6



Kerangka Pikir Penelitian



Variabel Bebas Formulasi Sediaan Krim Lulur Dari Ekstrak Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) Dengan Konsentrasi 3%, 6% dan 9%



Variabel Terikat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Parameter



Uji Organoleptik Uji Homogenitas Uji pH Uji Iritasi Uji Daya Sebar Uji Stabilitas Uji Kelembaban



Gambar 1.1 : Kerangka pikir penelitian.



1. Bentuk, Warna dan Bau 2. Tidak Terdapat Butiran Kasar 3. pH 4,5-6,5 4. Tidak Menimbulkan Kemerahan, Gatalgatal dan Bengkak 5. Diameter 5-7 cm 6. Stabil Pada Suhu Kamar 7. Tingkat Kelembaban



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Ketan Hitam Beras ketan hitam merupakan salah satu varietas dari padi



yang



merupakan tumbuhan semusim. Helaian daun berbentuk garis dengan panjang 15 sampai 50 cm, kebanyakan dengan tepi kasar. Mempunyai malai dengan panjang 15 sampai 40 cm yang tumbuhan ke atas yang akhir ujungnya menggantung. Pada waktu masak, buahnya yang berwarna ada yang rontok dan ada yang rontok dan ada yang tidak. Buah yang dihasilkan dari tanaman ini berbeda ada yang kaya pati dan ini disebut beras, sedangkan buah kaya perekat disebut ketan (11). Ketan hitam merupakan salah satu varietas beras berpigmen yang telah lama dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan. Hal ini dikarenakan beras ketan hitam sangat potensial sebagai sumber karbohidrat, antioksidan, senyawa bioaktif dan serat yang tinggi bagi kesehatan. Ketan hitam mempunyai warna ungu kehitaman, bila sudah dimasak warnanya benar-benar hitam pekat (12). Beras ketan hitam mengandung zat besi dan merupakan komponen antioksidan yang sangat bermanfaat untuk kulit, karena membantu mengaktifkan vitamin termasuk vitamin B1 yang dapat membantu menjaga kesehatan kulit, kekurangan magnesium dapat menyebabkan kulit kusam. Zat besi dan protein yang terkandung didalam beras ketan hitam juga dapat membuat kulit tampak lebih cerah (13).



7



8



Selain itu beras ketan hitam diyakini mampu meningkatkan kolagen yang berfungsi untuk membantu menjaga kesehatan kulit, dan membuat kulit tampak lebih cerah (9). Beras ketan hitam selain bermanfaat untuk kesehatan juga memiliki manfaat bagi kecantikan kulit seperti melembabkan kulit, mencerahkan kulit, mengangkat sel kulit mati dan menggantikannya dengan sel kulit baru yang lebih sehat,



mendinginkan



kulit,



membantu



merawat



peremajaan



kulit,



dan



menghaluskan kulit (9). Dalam komposisi kimiawi nya diketahui pati adalah karbohidrat penyusun utama pada ketan hitam. Pati adalah homopolimer glukosa dengan ikatan αglikosida. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas, dimana fraksi terlarut adalah amilosa, sedangkan fraksi yang tidak larut adalah amilopektin. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna dan tekstur nasi (14). Kadar amilosa dalam beras ketan hitam hanya sekita 1-2%, sedangkan beras biasa berkisar antara 7-38%. Pati ketan dikombinasi oleh amilopektin yang memiliki struktur kimia bercabang sehingga jika ditanak ketan menjadi lengket (14). 2.1.1



Klasifikasi Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, beras ketan hitam diklasifiksikan sebagai



berikut (11).



Kingdom



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Kelas



: Monocotyledoneae



Ordo



: Poales



Famili



: Poaceae



Genus



: Oryza



Spesies



: Oryza sativa L. var gkutinosa



Nama Lokal



: Beras Ketan Hitam



Gambar 2.1 Tumbuhan Ketan Hitam 2.1.2



Antosianin Antosianin berperan dalam memberikan pigmen merah, biru, ungu hingga



kehitaman pada beberapa bunga, buah, sayuran dan serelia. Beberapa sumber antosianin terdapat pada buah mulberry, blueberry, cherry, blackberry, rosella, kulit dan sari anggur, strawberry dan lobak merah. Salah satu sumber antosianin yang juga merupakan sumber kekayaan alam di Indonesia selain sayuran adalah beras (Oriza sativa). Saat ini dikenal beberapa jenis beras yang kaya akan antosianin, seperti beras ketan hitam (14).



Senyawa antosianin berfungsi sebagai antioksidan penangkap radikal bebas, sehingga berperan untuk mencegah terjadi penuaan, kanker dan penyakit degenerative. Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan sebagai antimutagenik



dan



antikarsinogenik,



mencegah



gangguan



fungsi



hati,



antihipertensi, dan menurunkan kadar gula darah (15). 2.2



Kulit



Gambar 2.2 Struktur Kulit Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit



berfungsi



untuk melindungi jaringan terhadap kerusakan kimia dan fisika, terutama kerusakan mekanik dan terhadap masuknya mikroorganisme (1). Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh, rata-rata kulit manusia dewasa mempunyai luas permukaan sebesar 1,5 – 2 m2, dengan berat 3 kg, dan berperan sebagai lapisan pelindung tubuh terhadap pengaruh dari luar, baik pengaruh fisik maupun kimia (16). Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat



tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya. Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (17). 2.2.1



Struktur Kulit Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis



merupakan jaringan epitel yang berasal dari eksoderm, sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar yaitu hipodermis, yang pada beberapa tempat terutama terdiri dari jaringan lemak (18). 1. Epidermis Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limfe oleh karena itu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis (18). Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum (18). a. Stratum Basal Stratum basal adalah lapisan terbawah epidermis, dilapisan ini juga terdapat sel-sel melanosit yaitu sel yang membentuk pigmen melanin (19).



b. Stratum Spinosum Merupakan anakan sel dari hasil pembelahan sel basal yang memiliki duri, saling melekat antara sel dengan diperantarai desmosome. Terdapat bundle serabut keratin yang menyebrangi setiap sel yang menguatkanperlekatan demosom dan nucleus (16). c. Stratum Granolusum Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak granula basofilik yang disebut granula keratohialin, yang dengan mikroskop elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi ribosom. Mikrofilamen melekat pada permukaan granula (18). d. Stratum Lusidum Stratum lusidum berada tepat dibawah stratum korneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, lapisan ini tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki (19). e. Stratum Korneum Stratum korneum terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahanbahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar (19).



2. Lapisan Dermis Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis dan lebih tebal dari pada epidermis. Komponen utama lapisan ini adalah kolagen dan serat elastin, yang mengandung pembuluh darah, saraf, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan folikel rambut (20). 3. Hypodermis Lapisan epidermis atau jaringan subkutan terletak dibawah dermis dan mengandung sel-sel lemak. Lemak lapisan ini melindungi bagian dalam organ dari trauma mekanik dan juga sebagai pelindung tubuh dari udara dingin. Besarnya bagian lemak sangat tergantung pada faktor keturunan, gaya hidup, diet dan aktivitas sehari-hari (20). 2.2.2



Fungsi Kulit Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan



lingkungan, antara lain sebagai berikut : (17) 1. Fungsi proteksi Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik (tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan), dan gangguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi luar. 2. Fungsi absorpsi Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit



ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuanabsorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. 3. Fungsi ekskresi Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. 4. Fungsi persepsi Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis sehingga kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan. Rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis, rangsangan dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis, rangsangan rabaan diperankan oleh badan meissner yang terletak di papila dermis, dan rangsangan tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis. 5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.



6. Fungsi pembentukan pigmen Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit danjumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu. 7. Fungsi kreatinisasi Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik. 8. Fungsi pembentukan/sintesis vitamin D 2.2.3 Jenis Kulit Ditinjau dari sudut pandang perawatan kulit terbagi atas lima bagian: (21) 1.



Kulit normal : memiliki pH normal, kadar air dan kadar minyak seimbang tekstur kulit kenyal, halus dan lembut, pori-pori kulit kecil.



2.



Kulit berminyak : kadar minyak berlebihan, bahkan bisa mencapai 60%,tampak mengkilap, memiliki pori pori besar; cenderung mudah berjerawat.



3.



Kulit kering : Kulit kasar dan kusam, mudah bersisik.



4.



Kulit kombinasi : merupakan kombinasi antara kulit wajah kering dan berminyak, pada area T cenderung berminyak, sedangkan area pipi berkulit kering.



5.



Kulit sensitif: mudah iritasi, kulit wajah lebih tipis, sangat sensitif.



2.2.4



Kulit Kering Kulit kering dalam istilah medis adalah xerosis cutis. Ada beberapa faktor



yang menyebabkan kulit kering yaitu :



1.



Faktor resiko yang signifikan terkait kulit kering adalah usia tua dan jenis kelamin wanita.



2.



Prevalensi kulit kering di Indonesia adalah 50%-80% sedangkan pada beberapa negara lain seperti Brazil, Australia, Turki, dan lain lain adalah 35%-70%. Pada divisi geriatri poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tahun 2008-2013 kulit kering termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak.



3.



Kulit kering terjadi karena hilangnya atau berkurangnya kelembapan pada stratum korneum dan menyebabkan peningkatan Trans Epidermal Water Loss (TEWL). Gambaran klinisnya adalah kulit tampak kasar dengan tekstur kulit lebih jelas sertatampak bersisik, disertai keluhan gatal. Jika memberat, dapat pula tampakkemerahan dan terjadi fisura. Kulit kering dapat diatasi dengan menggunakan pelembap (22).



2.3



Kosmetika Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”.



Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud meningkatkan kecantikan. Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan diseluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki(23). Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, dan organ genital bagian



luar) atau gigi dan bagian mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan atau melindungi dan memelihara tubuh dalam kondisi baik (2). 2.3.1



Penggolongan Kosmetika Kosmetika dapat digolongkan sebgai berikut : (24).



1.



Preparat untuk bayi



2.



Preparat untuk mandi



3.



Preparat untuk mata



4.



Preparat wangi-wangian



5.



Preparat untuk rambut



6.



Preparat untuk rias (make up)



7.



Preparat untuk perawatan rambut



8.



Preparat untuk kebersihan mulut



9.



Preparat untuk kebersihan badan



10. Preparat untuk kuku 11. Preparat untuk cukur 12. Preparat utnuk perawatan kulit 13. Preparat untukproteksi sinar matahari 2.3.2



Pembagian Kosmetika Sedangkan menurut Sub Bagian Kosmetika Medik Bagian/SMF Ilmu



Penyakit Kulit dan Kelamin FKU/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, membagi kosmetika atas : (24).



1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan, terdiri atas : a. Kosmetika pembersih (cleansing) b. Kosmetika pelembab (moisturizing) c. Kosmetika pelindung (protecting) d. Kosmetika penipis (thining) 2. Kosmetika rias/dekoratif, terdiri atas : a. Kosmetika rias kulit terutama wajah b. Kosmetika rias rambut c. Kosmetika rias kuku d. Kosmetika rias bibir e. Kosmetika rias mata 3. Kosmetika pewangi, terdiri atas : a. Deodorant dan antiperspirant b. After shave lotion c. Parfum 2.4



Lulur Lulur adalah jenis kosmetik yang dibuat dari bunga-bunga dan bahan-



bahan tanaman lainya yang sangat bermanfaat untuk menjaga kecantikan, kesehatan, kehalusan dan kecerahan kulit tubuh. Lulur dapat membantu membersihkan kotoran yang menempel dikulit akibat pengaruh faktor cuaca dan polusi sehingga kulit menjadi sehat, bersih dan cantik(5). Lulur memiliki fungsi dan manfaat bagi kulit dan tubuh seperti relaksasi, scrubbing atau pengelupasan akan mengangkat sel-sel kulit yang mati sehingga



menstimulasi tumbuhnya sel-sel kulit baru. Fungsi lain dari lulur adalah sebagai masker tubuh yang berfungsi untuk memberikan nutrsi pada kulit (24). Nutrisi yang optimal pada lulur dapat membuat kulit lebih halus dan sehat juga berfungsi untuk memperbaiki kekencangan kulit. Lulur yang dioleskan pada kulit akan mengembalikan kekencangan kulit yang kendur(24). 2.4.1



Jenis-jenis Lulur Lulur dibagi menjadi dua yaitu lulur tradisional dan lulur modern(25).



1. Lulur tradisional terbuat dari rempah dan tepung yang teksturnya kasar yang digunakan dengan cara dioles dan dogosok perlahan-lahan keseluruh tubuh untuk membersihkan badan dari kotoran serta mengangkat sel-sel kulit mati pada tubuh sehingga kulit terlihat bersih dan halus. 2. Lulur modern terbuat dari scrub yang dilengkapi lotion yang rata-rata terbuat dari susu, lulur modern menggunakan campuran bahan alami yang berupa ekstrak agar lulur lebih tahan lama dan penggunaannya dirancang lebih praktis sehingga mudah dalam penggunaannya. 2.4.2



Macam-macam Lulur Lulur biasanya berbentuk bubuk, krimdan kocok (6).



1. Lulur bubuk biasanya bahan dari lulur ini mengandung butiran kasar yang bersifat melembutkan kulit.



Lulur ini berupa serbuk kering yang



penggunaannya dengan mengencerkan atau mengentalkan terlebih dahulu dengan air biasa atau air mawar sebelum digunakan.



Gambar 2.3 Lulur bubuk 2. Krim lulur biasanya berbentuk seperti pasta atau adonan kental yang langsung dapat digunakan dikulit dalam kondisi lembab atau sudah dibasahi terlebih dahulu.



Gambar 2.4 Lulur krim 3. Lulur kocok biasanya bebentuk cair tetapi tidak larut (suspensi), penggunaan lulur ini tidak jauh berbeda dengan lulur pada umumnya, hanya saja sebelum penggunaan lulur dikocok terlebih dahulu.



Gambar 2.5 Lulur kocok 2.5



Krim Menurut Farmakope Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat



mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (26). Krim dapat diformulasikan dalam 2 tipe yaitu tipe m/a emulsi minyak dalam air dan tipe a/m atau air dalam minyak. Kedua fase yang berbeda dalam krim distabilkan dengan penambahan surfaktan(21). Istilah krim secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asamasam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika(26). 2.6



Emulsi Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-



bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak



bercampur. Dalam batasan emulsi, fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium dispersi sebagai fase luar atau fase kontinu. Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak-dalamair dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi “m/a”. Sebaliknya emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air-dalamminyak dan dikenal sebagai emulsi “a/m”. Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu, suatu emulsi minyak dalam air bisa diencerkan atau ditambahkan dengan air atau suatu preparat dalam air. Umumnya untuk membuat suatu emulsi yang stabil, perlu fase ketiga atau bagian ketiga dari emulsi, yakni: zat pengemulsi (emulsifying agent) (23). 2.7 2.7.1



Ekstrak Pengertian Ekstrak Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari



simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung(27). 2.7.2



Estraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut



sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair, dengan diketahui senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Ekstraksi dapat dilakukan dengan baberapa cara yaitu : (27).



1. Cara dingin a. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya. b.



Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) terus-menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat).



2. Cara panas a.



Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya selama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.



b. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar yaitu pada 40-50oC



c. Infus Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 90oC) selama 15 menit. d.



Dekok Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90oC selama 30 menit.



e.



Sokletasi Sokletasi adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan pemanasan dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam sebuah kantung ekstraksi (kertas saring) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinu.



2.8



Skin Analyzer Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk



mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisankulit. Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada Skin analyser menampilkan hasil dengan cepat dan akurat. Pengukuran yang dapat dilihat dari alat Skin analyzer adalah Moisture (kadar air), Evenness (kehalusan), Pore (pori), Spot (noda), dan Wrinkle (keriput)(28).



2.9



Komposisi Krim Lulur Dalam membuat formulasi suatu sediaan lulur krim yang baik perlu



diperhatikan adalah kesesuaian sifat bahan-bahan yang dipilih, yaitu kesesuaian sifat antara bahan aktif dengan bahan pembawa (basis). Suatu krim terdiri atas bahan aktif dan bahan dasar (basis) krim. Bahan dasar terdiri dari fase minyak dan fase air yang dicampur dengan penambahan bahan penegmulsi (emulgator) kemudian akan membentuk basis krim. Selainkarakteristik formula yang diinginkan, maka sering ditambah bahan-bahan antara lain, pengawet, pengkelat, pengental, pewarna, pelembab, pewangi dan sebagainya. Bahan-bahan yang digunakan dalam formula lulur krim penelitian ini adalah sebagai berikut :(29). 1. Asam stearat Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak. Merupakan zat padat, keras mengkilat, menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin, praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P, suhu lebur tidak kurang dari 45oC. Asam stearat dalam sediaan topikal digunakan sebagai bahan pengemulsi. Dalam pembuatan basisi krim netral (nonionik) dinetralisasi dengan penambahan alkali. Kombinasi agen pengemulsi digunakan untuk meningkatkan sifat fisik dan stabilitas fisik atau krim. Asam stearat digunakan pada umumnya karena tidak mengiritasi. Konsentrasi asam stearat pada formulasi topikal 1-20%. 2. Setil alkohol Dalam sediaan topikal losio, krim, dan salep, setil alkohol digunakan karena sifatnya emolien, daya absorpsinya terhadap air, dan sebagai bahan



pengemulsi. Dapat meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur sediaan, dan meningkatkan konsistensi. Praktis tidak larut dalam air, larut 1:10 alkohol, dapat bercampur dengan minyak dan lemak tertentu seperti paraffin cair, paraffin padat, ketika dalam bentuk lelehan. 3. Sorbitol Sorbitol merupakan cairan kental seperti minyak berwarna kuning. Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan propilenglikol, tercampur dalam alkohol dan methanol, satu bagian sorbitol larut dalam 100 bagian minyak biji kapas, sedikit larut dalam etil asetat. Memiliki bobot jenis 1,01 g/ml dan HLB 4,3. Dalam dunia farmasi digunakan sebagai emulgator surfaktan nonionik, peningkatan kelarutan. Sorbitol stabil terhadap asam dan basa lemah. Disimpan dalam wadah tertutup rapat, tempat sejuk, dan kering. 4. Propilen glikol Propilen glikol banyak pelarut dan pembawa dala pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang tidak stabil atau tidak dapat larut dalam air. Propilen glikol adalah cairan bening, tidak berwarna, kental, hampir tidak berbau. Dalam kondisi basa, propilen glikol stabil dalam wadah yang tertutup baik dan juga merupakan suatu zat kimia yang stabil bila dicampur dengan gliserin, air atau alkohol. Propilen glikol juga digunakan sebagai penghambat pertumbuhan jamur. 5. Trietanolamin Trietanolamin (TEA) dalam sediaan topikal dalam farmasetika digunakan secara luas dalam pembentukan emulsi. Digunakan sebagai bahan pengemulsi



anionik untuk menghasilkan produk emulsi minyak dalam air yang homogen dan stabil. Trietanolamin ketika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat, asam oleat akan membentuk bahan pengemulsi anionik yang stabil. Konsentrasi yang biasanya digunakan untuk emulsifikasi adalah 2-4%. 6. Metil paraben Merupakan serbuk putih, berbau, serbuk higroskopik, mudah larut dalam air. Digunakan sebagai pengawet pda kosmetik, makanan, dan sediaan farmasetik. Dapat digunakan sendiri, kombinasi dengan pengawet paraben lain atau dengan antimikroba lainnya. Lebih efektif terhadap gram negatif dari pada gram positif. Aktif pada pH, mempunyai titk lebur 125-128oC. Aktivitas pengawet ini memiliki rentang pH 4-8 dalam sediaan topikal konsentrasi yang umum digunakan 0,020,3%. 7. Aquadest Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara menyuling. Air murni dapat diperoleh dengan cara penyulingan, pertukaran ion, osmosis, atau dengan cara yang sesuai. Air murni lebih bebas kotoran maupun mikroba. Air murni digunakan dalam sediaan-sediaan yang membutuhkan air terkecuali untuk parenteral, aquades tidak dapat digunakan.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1



Desain Penelitian Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian ini meliputi



pengumpulan relawan, pengukuran kulit relawan, pembuatan ekstrak, pembuatan sediaan lulur dari ekstrak beras ketan hitam dan uji evaluasi sediaan. 3.2 3.2.1



Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Waktu yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dari bulan Mei-Juli 2019.



3.2.2



Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Teknologi



Formulasi Sediaan Liquida dan Semi SolidaInstitut Kesehatan Helvetia Medan dan dilaboratorium kosmetologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. 3.3 3.3.1



Populasi dan Sampel Populasi Populasi dari penelitian ini adalah tanaman beras ketan hitam (Oryza



sativa L. var glutinosa) dilakukan dengan cara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. 3.3.2



Sampel Sampel yang digunakan adalah beras ketan hitam (Oryza sativa L. var



glutinosa) yang diperoleh dari kota Bagansiapiapi Riau.



28



29



3.4



Alat dan Bahan



3.4.1



Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, ayakan,skin



analyzer, batang pengaduk, cawan porselin, lumping dan alu, gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, kertas perkamen, kain flanel, pH meter, rotary evaporator, kertas saring, sendok tanduk dan timbangan digital. 3.4.2



Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam stearat, sorbitol,



setil alkohol, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben, aquades, parfum dan ektrak beras ketan hitam. 3.5



Sukarelawan Dalam penelitian ini digunakan sukarelawan. Pemilihan sukarelawan



dilakukan di Fakultas Kesehatan Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan sebanyak 12 orang. Kriteria sukarelawan yang dipilih adalah yang memiliki kulit kering dan sering terpapar sinar matahari. Sukarelawan bersedia dilakukan uji iritasi dan uji kelembaban sediaan krim lulur selama penelitian berlangsung. 3.6



Prosedur Kerja



3.6.1 Pembuatan Simplisia 1. Ditimbang beras ketan hitam sebanyak 500 gram 2. Dicuci beras ketan hitam, kemudian ditiriskan 3. Keringkan beras ketan hitam pada suhu 40◦C-60◦C



4. Setelah kering, beras ketan hitam kemudian dihaluskan menggunakan blender 3.6.2 Pembuatan Ekstrak Beras Ketan Hitam 1. Simplisia serbuk dimasukkan kedalam wadah kaca 2. Ditambah etanol 96% sampai sampel terendam 3. Dimaserasi selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk 4. Sampel disaring dan filtrat yang diperoleh ditampung 5. Filtrat yang diperoleh dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 50oC sampai diperoleh ekstrak kental(30). 3.6.3 Formula Dasar Formula dasar menurut Young(31) R/



Asam stearat



12 g



Setil alkohol



0,5 g



Sorbitol



5g



Propilen glikol



3g



Trietanolamin



1g



Gliserin



1-5 tetes



Metil paraben



1 sendok spatula



Parfum



1-3 tetes



Aqudest



78,2 ml



3.6.4



Formula Modifikasi



R/



Asam stearat



12 g



Setil alkohol



0,5 g



Sorbitol



5g



Propilen glikol



3g



Trietanolamin



1g



Metil paraben



0,2 g



Eksfolian



2g



Parfum



qs



Aquadest



ad 100 ml



Ekstrak beras ketan hitam yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim lulur dengan variasi konsentrasi 3%, 6% dan 9%. Formulasi dasar krim lulur tanpa ekstrak dibuat sebagai blanko. Tabel 3.1. Komposisi Bahan Krim Lulur Bahan Asam stearat Setil alkohol Sorbitol Propilen glikol Trietanolamin Metil paraben Eksfolian Ekstrakberas ketan hitam Parfum Aquades Keterangan : Formula A Formula B Formula C Formula D



A 12 0,5 5 3 1 0,2 2 4 tetes 76



Konsentrasi (%) B C 12 12 0,5 0,5 5 5 3 3 1 1 0,2 0,2 2 2 3 6 4 tetes 4 tetes 73 70



: Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam) : Konsentrasi ekstrak ketan hitam 3% : Konsentrasi ekstrak ketan hitam 6% : Konsentrasi ekstrak ketan hitam 9%



D 12 0,5 5 3 1 0,2 2 9 4 tetes 67



3.6.5



Pengelompokan Sukarelawan Semua sukarelawan terlebih dahulu diukur kadar air (moisture), pada kulit



yang telah diberi tanda dengan alat skin analyzer. Setelah itu, para relawan tersebut dibagi dalam 4 kelompok, yaitu : 1. Kelompok I : 3 orang relawan untuk formula blanko (krim lulur tanpa ekstrak beras ketan hitam) 2. Kelompok II



: 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi 3%



3. Kelompok III



: 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi 6%



4. Kelompok IV



: 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi 9%



3.6.6



Prosedur Pembuatan Sediaan Krim Lulur Cara pembuatan sediaan krim lulur :



1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Ditimbang masing-masing bahan 3. Panaskan lumpang dan alu dengan air panas kemudian dilap kering 4. Campurkan bahan-bahan fase minyak (asam stearat, setil alkohol) dimasukkan kedalam cawan penguap dan dilebur diatas penangas air (massa I) 5. Dilarutkan fase air (sorbitol, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben) dalam air panas (massa II) 6. Dimasukkan massa I kedalam lumpang panas yang telah dikeringkan 7. Ditambahkan secara perlahan-lahan massa II digerus secara konstan hingga diperoleh massa krim yang homogen



8. Lalu ditambahkan eksfolian dan ekstrak beras ketan hitam kedalam dasar krim lulur sesuai konsentrasi yang ditetapkan, gerus kembali dan ditambahkan 4 tetes parfum, dihomogenkan 9. Lakukan evaluasi sediaan krim lulur 3.6.7



Evaluasi Sediaan Krim Lulur



1. Uji Organoleptik Pada uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna dan baudari sediaan yang telah dibuat (30). 2.



Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sediaan yang telah dibuat homogen atau tidak. Dengan cara krim dioleskan pada kaca transparan dimana sediaan diambil tiga bagian yaitu atas, tengah dan bawah. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar (30).



3. Uji pH Uji pH dilakukan menggunakan pH meter. Sebanyak 1 g sediaan dimasukkan dalam gelas kimia dan diencerkan dalam 100 ml aquades. pH sediaan diukur menggunakan pH meter, dibiarkan pH meter menunjukkan angka pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan. Sediaan kosmetik yang digunakan pada kulit harus memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit, berkisar antara 4,5-6,5 (30).



4. Uji Iritasi Uji iritasi dilakukan dengan cara mengoleskan krim pada lengan bawah atau dibelakang daun telinga selama 24 jam terhadap 12 orang sukarelawan. Reaksi yang diamati adalah terjadinya iritasi pada kulit atau tidak (2). 5. Uji Daya Sebar Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan krim saat diaplikasikan pada kulit. Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal adalah 5-7 cm. Sebanyak 1 g sediaan diletakkan ditengah kaca bulat, ditutup dengan kaca lain, dan dibiarkan selama satu menit, kemudian diukur diameter sebarnya. Setelah itu ditambah beban 50 g, dan dibiarkan selama 1 menit, lalu ukur diameter sebarnya. Penambahan berat 50 g setelah satu menit dilakukan terus-menerus hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat pengaruh beban terhadap perubahan diameter sebar sediaan (30). 6. Uji Stabilitas Sediaan Uji ini bertujuan untuk melihat kestabilan sediaan. Masing-masing formula krim dimasukkan kedalam pot plastik, ditutup bagian atasnya, dan diukur parameter-parameter kestabilan meliputi pemisahan fase, warna, dan bau dari sediaan secara visual pada suhu kamar 25 ◦C-30◦C selama 4 minggu(24).



7. Uji Tipe Emulsi Uji tipe sediaan dilakukan dengan metode penambahan warna dilakukan dengan penambahan sedikit metil biru kedalam sediaan diatas objek gelas. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tersebut tipe emulsi minyak dalam air (m/a), tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tersebut tipe emulsi air dalam minyak (a/m)(26). 8. Pengujian Efektivitas Kelembaban Sediaan Terhadap Sukarelawan Setiap sukarelawan yang telah dikelompokkan diukur kadar air (moisture) menggunakan skin analyzer pada kulitnya terlebih dahulu, kemudian diberikan krim lulur ekstrak beras ketan hitam pada daerah kulit pinggung tangan sukarelawan yang telah ditandai. Uji kelembaban dilakukan selama 4 minggu. Dilakukan pengukuran kembali setiap minggu pada kulit relawan menggunakan skin analyzer untuk melihat pertambahan tingkat kelembaban pada kulit (32). 3.7



Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode statistik



program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 17. Pertama data dianalisis menggunakan metode One Way ANNOVA untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan (33)



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1



Identifikasi Sampel Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Medanense (MEDA)



Universitas Sumatera Utara. Hasilnya menunjukkan adalah benar beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa). 4.2



Hasil Pembuatan Sediaan Krim Lulur Pembuatan sediaan krim lulur menggunakan beberapa bahan yaitu asam



stearat, setil alkohol, sorbitol, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben, eksfolian dan parfum. Ekstrak beras ketan hitam digunakan sebagai zat berkhasiat untuk melembabkan kulit. Variasi konsentrasi dari sediaan krim lulur memiliki perbedaan bentuk, warna dan bau. Ekstrak beras ketan hitam konsentrasi 3%, 6% dan 9% memiliki bentuk semi padat, warna coklat muda pada konsentrasi 3% dan 6%, warna coklat tua konsentrasi 9%. Aroma sediaan krim lulur oleum rosae. 4.2.1



Hasil Uji Evaluasi Sediaan Krim Lulur



1. Uji Organoleptis Hasil uji organoleptis dari sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam dilakukan pada 3 sediaan dari berbagai konsentrasi dengan blanko untuk melihat bentuk, warna dan bau dapat dilihat pada tabel 4.1



36



37



Tabel 4.1 Data pengamatan uji organoleptis pada sediaan krim lulur No



Formula A B C D



1 2 3 4 Keterangan



Bentuk Semi solid Semi solid Semi solid Semi solid



Warna Putih Susu Coklat muda Coklat muda Coklat Tua



Bau Ol. Rosae Ol. Rosae Ol. Rosae Ol. Rosae



: Formulasi A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam) Formulasi B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3% Formulasi C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6% Formulasi D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%



Uji organoleptis dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna dan bau dari sediaan yang telah dibuat (30). Berdasarkan hasil uji organoleptis terhadap sediaan krim lulur ekstrak beras ketan hitam dan salah satunya tanpa ekstrak (blanko) didapat bahwa sediaan memiliki warna putih susu pada blanko, warna coklat muda pada konsentrasi 3%, 6%, dan warna coklat tua pada konsentrasi 9%. Sedangkan tekstur pada sediaan memiliki tekstur semi solid dan memiliki aroma oleum rosae karna ada penambahan pewangi pada sediaan krim lulur. 2. Uji Homogenitas Hasil pengamatan uji homogenitas dari semua sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam dapat dilihat pada tabel 4.2 dan lampiran



Tabel 4.2 Data pengamatan uji homogenitas sediaan krim lulur Formula A B C D Keterangan:



Formulasi A Formulasi B Formulasi C Formulasi D  -



Pengamatan homogenitas     : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam) : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3% : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6% : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9% : homogen : tidak homogen



Pengamatan homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah semua zat sudah tercampur merata atau terdistribusi secara merata, sehingga apabila diaplikasikan kebagian kulit yang membutuhkan semua bagian kulit memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan khasiat dari zat yang terkandung dalam suatu sediaan (34). Dari hasil pengamatan homogenitas krim lulur ekstrak beras ketan hitam menunjukkan bahwa semua sediaan tidak diperoleh butiran kasar dan gumpalan pada objek gelas, maka semua sediaan krim lulur dinyatakan homogen. 3. Uji pH Hasil uji pH sediaan krim lulur ekstrak beras ketan hitam dilakukan dengan menggunakan pH meter. Dari pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh data pada tabel 4.3



Tabel 4.3 Data pengamatan uji pH sedian krim lulur No



Formula



1 2 3 4



A B C D



Keterangan:



Formulasi A Formulasi B Formulasi C Formulasi D



1 6.2 6.4 6.3 6.2



pH 2 6.3 6.3 6.3 6.3



3 6.2 6.3 6.2 6.3



Rata-rata 6.2 6.3 6.3 6.3



: Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam) : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3% : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6% : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%



Pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui apakah krim memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit, sehingga tidak melampau asam atau basa agar tidak merusak kulit (34). Penetuan pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) sampai menunjukkan harga pH tersebut. sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan (35). Pada tabel 4.3 didapatkan hasil pH sediaan, formula A mempunyai pH 6,2; formula B mempunyai pH 6,3; formula C mempunyai pH 6,3; formula D mempunyai pH 6,3 sehingga semua sediaan krim lulur dapat dinyatakan memenuhi persyaratan pH kulit yang bekisar 4,5-6,5.



4. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan yang dioleskan pada kulit yang tipis seperti pada belakang telinga dan di bagian lengan bawah selama 24 jam. Hasil dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Data pengamatan uji iritasi terhadap sukarelawan No Pernyataan 1 2 3



Kemerahan Gatal-gatal Bengkak



1 -



2 -



3 -



4 -



Sukarelawan 5 6 7 8 -



9 -



10 -



11 -



12 -



Keterangan: + : Terjadi reaksi : Tidak terjadi reaksi Berdasarkan hasil data pada tabel terhadap 12 sukarelawandapat disimpulkan bahwa sediaan krim lulur yang diformulasi aman untuk digunakan karena memberikan hasil yang negatif 5. Uji Daya Sebar Hasil uji daya sebar sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Data pengamatan hasil uji daya sebar pada sediaan krim lulur Daya sebar Rata-rata No Formula 1 2 3 B50 B100 B50 B100 B50 B100 1 A 3,4 3,6 3,5 3,7 3,3 3,5 7 2 B 3,4 3,7 3,3 3,6 3,4 3,7 6,9 3 C 3,1 3,4 3,0 3,2 3,0 3,2 6,8 4 D 2,9 3,0 2,8 3,1 3,0 3,1 5,9 Keterangan : Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam) Formula B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3% Formula C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6% Formula D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9% B50 : Penambahan beban 50 gram B100 : Penambahan beban 100 gram



Data hasil pengujian daya sebar sediaan krim lulur yang mengandung ekstrak beras ketan hitam dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa daya sebar dari sediaan krim lulur formula A lebih luas daya sebarnya dibandingkan dengan formula B,C,dan D, karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin kecil luas daya sebar. Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan krim saat diaplikasikan pada kulit. Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal adalah 5-7 cm.(30). 6. Uji Stabilitas Sediaan Suatu emulsi menjadi tidak stabil salah satunya diakibatkan oleh pengumpalan dari globul-globul fase terdispersi. Rusak atau tidaknya suatu sediaan emulsi dapat diamati dengan adanya perubahan warna dan perubahan bau. Untuk mengatasi kerusakan bahan akibat adanya oksidasi dapat dilakukan dengan penambahan pengawet (36). Hasil pengamatan stabilitas terhadap sediaan dengan melihat pemisahan fase, warna dan bau secara visual pada suhu kamar selama 4 minggu. Hasil dapat dilihat pada tabel Tabel 4.6 Data pengamatan terhadap kestabilan sediaan pada selesai dibuat dan penyimpanan selama 4 minggu



Formula A B C D



x -



0 y -



z -



x -



Pengamatan selama 8 minggu 2 4 y z x y z - - - - - - - - - - - - -



x -



6 y -



saat



z -



x -



sediaan



8 y -



z -



Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam) Formula B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3% Formula C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6% Formula D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9% x : Perubahan warna y : Perubahn bau z : Pemisahan fase : Tidak kertjadi Perubahan + : Terjadi perubahan Berdasarkan data hasil pada tabel dapat dilihat bahwa sediaan krim tidak mengalami perubahan warna, bau dan pemisahan pada fase emulsinya. Hal ini menunjukkan bahwa semua sediaan krim lulur stabil dalam penyimpanan suhu kamar 25◦C-30◦C selama 8 minggu. 7. Uji tipe Emulsi Sediaan Krim Lulur Hasil



percobaan



untuk



pengujian



tipe



emulsi



sediaan



dengan



menggunakan metil biru dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Data pengamatan tipe emulsi sediaan krim lulur No



Formula



1 2 3 4



A B C D



Keterangan:



Formula A Formula B Formula C Formula D  -



Kelarutan metil biru pada sediaan Ya Tidak     : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam) : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3% : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6% : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9% : metil biru larut : metil biru tidak larut



Pengujian tipe emulsi dengan metode penambahan warna menggunakan emulsi yang telah dibuat dimasukkan dalam cawan porselin, kemudian ditetesi



beberapa tetes larutan metilen biru. Jika warna biru segera terdispersi keseluruhan emulsi maka fase eksternalnya adalah air (29) Dari hasil data pada tabel uji tipe emulsi sediaan krim, metil biru dapat larut dalam semua formula krim, sehingga dapat dibuktikan bahwa sediaan krim yang dibuat mempunyai tipe emulsi minyak dalam air (m/a). Tipe emulsi minyak dalam air memiliki keuntungan yang lebih mudah menyebar dipermukaan kulit, tidak lengket dan mudah dicuci menggunakan air. 8. Pengujian Efektivitas Kelembaban Sediaan Terhadap Sukarelawan Hasil pengukuran kelembaban yang menunjukkan persentase peningkatan kelembaban kulit pada sebelum pemakaian samapai minggu ke 4 setelah pemakaian. Lokasi uji adalah kulit punggung tangan sukarelawan. Sukarelawan diminta untuk tidak menerapkan produk topikal dilokasi uji selama 4 minggu sebelum dan selama penelitian. Sebelum pengukuran, sukarelawan tinggal diruang pengujian setidaknya 30 menit untuk memungkinkan adaptasi suhu dan kelembaban (32) Adapun sebelum sediaan krim lulur diaplikasikan ketangan sukarelawan, terlebih dahulu kelembaban dari kulit punggung tangan sukarelawan diukur menggunakan alat Skin Analyzer Aramo. Pengukuran evektifitas kelembaban sediaan krim lulur dimulai dengan mengukur kondisi awal kulit sukarelawan bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh krim lulur ekstrak beras ketan hitam dalam memulihkan kulit yang mengalami kekeringan. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan metode One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.8.



Tabel 4.8 Hasil pengukuran kadar air (moisture) pada kulit sukarelawan



No Formula Sukrelawan 1



A



2



B



3



C



4



D



1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata



Sebelum 15 18 16 16,3 16 19 16 17 17 19 15 17 18 17 20 18,3



Kadar air Pemulihan (minggu) I II III 15 16 16 18 18 19 16 17 17 16,3 17 17,3 17 19 21 20 21 23 18 19 20 18,3 19,7 21,3 19 22 25 21 23 24 17 20 22 18 21,7 23,7 23 26 29 20 23 27 22 25 29 21,7 24,7 28,3



IV 17 20 18 18,3 22 24 22 22,7 27 26 25 26 32 30 33 31,7



Nilai pengukuran: 0-29 (dehidrasi), 30-50 (normal), 51-100 (hidrasi) Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam) Formula B : Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3% Formula C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6% Formula D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9% Secara ilmiah kulit memiliki lapisan lemak tipis dipermukaannya. Lapisan lemak tersebut berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Kulit juga mengandung air sebagai pelembab alami, meskipun sedikit (hanya 10%) tetapi sangat penting karena kelembutan dan elastisitas kulit tergantung pada air yang dikandungnya dan bukan pada kandungan lemaknya. Bila kadar air dalam kulit sedikit maka akan kering dan pecah-pecah, membentuk retak-retak mendalam. Keadaan ini menyebabkan mikroorganisme, kotoran, sisa sabun, dan lain-lain akan masuk pada kulit yang



pecah-pecah tersebut sehingga menimbulkan berbagai gangguan kebersihan dan kesehatan serta menjadi sumber infeksi(37). Ketan hitam memiliki kandungan mineral atau antosianin yang sangat baik untuk kesehatan, warna ungu kehitamannya berasal dari sumber antosianin, suatu zat turunan polifenol berkemampuan antioksidan yang dikandungnya. Ketan hitam juga bermanfaat bagi kecantikan kulit yaitu dapat memperlambat penuaan dini karna dalam ketan hitam terkandung antioksidan yang tinggi, ketan hitam juga mengandung vitamin E yang dapat melembabkan kulit dan serat yang tinggi(7). Data selanjutnya dianalis dengan menggunakan one way annova dan tukey hsd untuk melihat perbedaan nyata dari setiap perlakuan pada sukarelawan. Tabel 4.9 Uji annova kadar air Pemakaian (minggu) Minggu awal (0) Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV



F 0,724 5,293 17,952 30,400 54,222



Sig. 0,566 0,027 0,001 0,000 0,000



Dari data yang diperoleh pada tabel 4.8, terlihat bahwa kondisi awal kulit semua kelompok sukarelawan adalah dehidrasi (0-29). Hasil analisa statistik dari data yang diperoleh pada tabel 4.9 sebelum perawatan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p ≥ 0,05) pada minggu awal yaitu 0,566 maka Ho diterima dan Ha ditolak, pada perawatan minggu I, II, III dan IV terdapat perbedaan yang signifikan (p ≤ 0,05) yaitu 0,027, 0,001, 0,000 dan 0,000 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sediaan krim lulur yang mendapatkan efek terbesar dalam



peningkatan kadar air terlihat pada krim ekstrak beras ketan hitam 9% (18,3 menjadi 31,7) krim yang menghasilkan efek terkecil terlihat pada krim blanko (16,3 menjadi 18,3). Hal ini menunjukkan bahwa krim lulur ekstrak beras ketan hitam 9% yang paling baik dalam meningkatkan kadar air kulit sukarelawan.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1



Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan



bahwa: 1. Ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) dapat diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan kulit. 2. Sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) tidak mengiritasi kulit. 3. Krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) dengan konsentrasi 3%, 6%, dan 9% dapat memberikan efek melembabkan pada kulit. 5.2



Saran Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk membuat sediaan kosmetik



yang berbeda dengan menggunakan ekstrak beras ketan hitam.



47



DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6.



7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



15. 16. 17. 18.



Sutarna TH, Ngadeni A, Anggiani R. Formulasi Sediaan Masker Gel Dari Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Dan Madu Hitam (Apisdorsata) Sebagai Antioksidan. 2013;1(1):17–23. Musdalipah dkk. Formulasi Body Scrub Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Varietas Ayamurasaki. Rostamailis. Perawatan Badan, Kulit dan rambut. Jakarta: Rineka Cipta; 2005. Ningsi S, Nonci FY, Sam R. Formulasi Sediaan Lulur Krim Ampas Kedelai Putih Dan Ampas Kopi Arabika. Jf Fik Uinam. 2015;3(1):1–4. Prabandani R, Suherman H. Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Lulur Dari Rimpang Kunyit (Curcuma Longa Linn). :52–8. Isfianti DE. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Untuk Pembuatan Lulur Tradisional Sebagai Alternatif “Green Cosmetics.” J Tata Rias [Internet]. 2018; Available from: http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tatarias/article/view/24717 Virgita V. Pemanfaatan Ketan Hitam Sebagai Masker Wajah. 2015; Ridwan M, Kasman K, Darwis D. Pembuatan Lapisan Tipis Berbahan Antosianin Beras Ketan Hitam (Oryza Sativa Glutinosa) Menggunakan Metode Spin Coating. Nat Sci J Sci Technol. 2018;6(1):29–38. Jamil C. Pemanfaatan Peeling Beras Ketan Hitam Sebagai Pencerahan Kulit Wajah. 2017;(September). Available from: http://www.albayan.ae MauliaVirgita V. Pemanfaatan Ketan hitam Sebagai Masker Wajah. 2015; Hasanah H. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol Tape Ketan Hitam (Oryza sativa L var Forma Glutinosa) Dan Tape Singkong (Manihot utilissima Pohl). 2008. Winarno FG. Kimia Bahan Pangan dan Gizi. Edisi IV, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: PT. Gramedia; 1986. Achroni K. Semua Rahasia Kulit Cantik dan Sehat Ada di sini. Jakarta; 2012. Darmawati D. Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Beras Ketan Hitam (Oriza sativa. var. Glutinosa (Lour) Korn) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenzone Dan Oktil Metoksisinamat Secara In Vitro. 2012. El Husna N, Novita M, Rohaya S. Kandungan Antosianin Dan Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu Segar Dan Produk Olahannya. Agritech. 2013;33(3):296–302. Umar I. Formulasi dan Uji Efektivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Daun Botto’-botto’(Chromolaena Odorata L.) dengan Metode DPPH [DISS]. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2016. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2007. Kalangi SJR. Histofisiologi Kulit. J Biomedik. 2013;5(3).



48



49



19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.



28. 29. 30. 31. 32.



33. 34. 35. 36. 37.



Tranggono RI, Latifah F. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Vol. 6, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta; 2007. Prianto J. Cantik: Panduan Lengkap Merawat Kulit Wajah. Gramedia Pustaka Utama; 2014. Yunita D. Formulasi Sediaan Krim Sari Tomat (Solanum lycopersicum L.) Dan Uji Efek Anti-Aging. 2016. Sinulingga,E H dkk. Efektivitas Madu Dalam Formulasi Pelembap Pada Kulit Kering. 2018;7(1):146–57. Putri KG. Formulasi Sediaan Losio Tangan Dan Badan Menggunakan Sari Kentang (Solanun tuberosum L.) Sebagai Bahan Pelembab. 2013; Wasitaatmadja SM. Penuntun lmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta; 1997. Yumas M, Ramlah S, Mamang. Formulasi Lulur Krim Dari Bubuk Kakao Non Fermentasi Dan Efek Terhadap Kulit. Biopropal Ind. 2015; Ditjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta; 1995. Hasibuan, Dian N. Pengaruh Penggunaan Air Yang Mengandung Ion Dan Yang Tidak Mengandung Ion Terhadap Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Etilasetat Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Sebagai Obat Luka Bakar Pada Kelinci Putih Jantan. 2009. Susana D. Formulasi Dan Uji Anti-Aging Krim Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.). 2013. Pramuditha N. Uji Stabilitas Fisik lulur Krim Dari Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.) Dengan Menggunakan Emulgator Anionik Dan Nonionik. 2016. Suprio HW. Pemanfaatan Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. Indica) Dan Madu Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Lotion Gel. 2017; Young A. Practical Cosmetic Science. Mills And Boon Limited. London; 1972. 40 p. Cristaefolium S, Agardh C, Konsentrasi V, Farmasi F, Hasanuddin U, Selatan M. Uji Efektivitas Kelembaban Sabun Transparan Ekstrak Rumput Laut Cokelat Uji Efektivitas Kelembaban Sabun Transparan Ekstrak Rumput Laut Cokelat ( Sargassum Cristaefolium C . Agardh ) dengan Variasi Konsentrasi Sukrosa. 2018;(July 2017). Sayuti NA, AS I, Suhendriyo. Formulasi Hand & Body Lotion Antioksidan Ekstrak Lulur Tradisional. J Terpadu Ilmu Kesehat. 2016;5(2):174–81. Mektildis R. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Kulit batang Floak (Sterculia Quadruifida R.Br). Ilmiah P, Kurniasih N, Farmasi F, Surakarta UM. Formulasi Sediaan Krim Tipe M/A Ekstrak Biji Kedelai (Glycine max L.) : Uji Stabilitas Fisik Dan Efek Pada Kulit. 2016; Putri CP. Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus aurantium Dulcis) Dengan Variasi Konsentrasi Setil Alkohol Sebagai Stiffening Agent. 2018; Daun K, Chromolaena B, King L, Pada R, Kering K. Formulasi dan uji efektifitas pelembaban sediaan krim daun botto’-botto’ (2016;



Lampiran 1. Bagan Alir Proses Ekstraksi Beras Ketan Hitam 500 gram simplisia beras ketan hitam



Dimasukkan kedalam wadah kaca gelap Ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak 3,750mL Ditutup dengan aluminium foil kemudian di diamkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, diaduk sesekali Disaring masterat setelah 5 hari



Residu



Filtrat I



Ditambahkan etanol 96% sebanyak 1250 mL



Didiamkan kembali selama 2 hari terlindung dari cahaya



Disaring



Filtrat II



Residu



Dipekatkan dengan alat rotary evaporator pada suhu 40◦C Ekstrak kental beras ketan hitam



Lampiran 2. Bagan Alir Proses Pembuatan Sediaan Krim Lulur



Fase minyak



Fase air



Ditimbang asam stearat dan setil alkohol Dimasukkan ke dalam cawan



Ditimbang sorbitol, propilen glikol, TEA, dan metil paraben



Dilebur diatas penangas air Pada suhu 700C



Dilarutkan dalam air panas dengan suhu 700C



Fase minyak + fase air



Digerus konstan di dalam lumpang panas Sampai terbentuk massa krim Ditambahkan Eksfolian, gerus perlahan Ditambahkan ekstrak beras ketan hitam dengan variasi konsentrasi pada masing masing formula dan 3 tetes pengaroma



Krim Lulur Ekstak Beras Ketan Hitam



Lampiran 3. Gambar Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) Dan Serbuk Simplisia



Lampiran 4. Gambar Bahan pembuatan Sediaan Krim Lulur



Lampiran 5.



Gambar Formulasi Sediaan Krim Lulur Konsentrasi 3%, 6%, 9% dan Blanko



Lampiran 6. Gambar Alat Skin Analyzer



Lampiran 7. Gambar Hasil Uji Organoleptis Sediaan Krim Lulur



Formula A



Formula C



Formula B



Formula D



Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B: Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%



Lampiran 8. Gambar hasil Uji pH Sediaan Krim Lulur Formula A, B, C, dan D 1. Pengujian pH formula A



1



2



3



2. Pengujian pH formula B



1



2



3



Lampiran 8 (Lanjutan) 3. Pengujian pH formula C



1



2



3



4. Pengujian pH formula D



1



2



3



Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B: Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%



Lampiran 9. Gambar hasil Uji Daya Sebar Sediaan Krim Lulur



1. Formula A beban 50 gram



1



2



3



2



3



Formula A beban 100 gram



1



Lampiran 9 ( Lanjutan) 2. Formula B beban 50 gram



1



2



3



Formula B beban 100 gram



1



2



3



Lampiran 9 ( Lanjutan) 3. Formula C beban 50 gram



1



2



3



2



3



Formula C beban 100 gram



1



Lampiran 9 ( Lanjutan) 4. Formula D beban 50 gram



1



2



3



2



3



Formula D beban 100 gram



1



Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B: Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%



Lampiran10. Gambar HasilUji Stabilitas Sediaan Krim Lulur



1. Formula A,B,C dan D (minggu) 0



2. Formula A,B,C, dan D (minggu 2)



3. Formula A, B, C dan D (minggu 4)



Lampiran 10. (Lanjutan) 4. Formula A, B, C,dan D (minggu 6)



5. Formula A,B,C dan D (minggu 8)



Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B: Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%



Lampiran 11. Gambar Hasil Uji Tipe Emulsi Sediaan Krim Lulur



Formula A



Formula C



Formula B



Formula D



Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B: Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%



Lampiran 12. Gambar Hasil Uji Iritasi Sediaan Krim Lulur



Formula A



Formula B



Lampiran 12. Lanjutan



Formula C



Formula D



Lampiran 13. Gambar Hasil Uji Kadar Air (moisture) Sediaan Krim Lulur Terhadap Sukarelawan



-



Formula A (minggu 0)



-



Formula A (minggu 1)



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula A (minggu 2)



-



Formula A (minggu 3)



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula A (minggu 4)



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula B (minggu 0)



-



Formula B (minggu 1)



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula B (minggu 2)



-



Formula B (minggu 3)



73



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula B (minggu 4)



-



Formula C (minggu 0)



-



Formula C (minggu 1)



75



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula C (minggu 2)



-



Formula C (minggu 3)



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula C (minggu 4)



77



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula D (minggu 0)



-



Formula D (minggu 1)



78



Lampiran 13. (Lanjutan) -



Formula D (minggu 2)



-



Formula D (minggu 3)



80



Lampiran 14. Hasil Pengolahan data SPSS Oneway Descriptives



N Formula A Formula B



3 3



Std. Deviation 16.3333 1.52753 17.0000 1.73205



Formula C



3



17.0000



Formula D



3



Total Pemulihan_Minggu_I Formula A Formula B Formula C Formula D Total Pemulihan_Minggu_I Formula A I Formula B Formula C Formula D Total



Sebelum



Mean



95% Confidence Interval for Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum .88192 1.00000



12.5388 12.6973



20.1279 21.3027



15.00 16.00



18.00 19.00



2.00000



1.15470



12.0317



21.9683



15.00



19.00



18.3333



1.52753



.88192



14.5388



22.1279



17.00



20.00



12 3 3 3 3 12 3



17.1667 16.3333 18.3333 19.0000 21.6667 18.8333 17.0000



1.64225 1.52753 1.52753 2.00000 1.52753 2.44330 1.00000



.47408 .88192 .88192 1.15470 .88192 .70532 .57735



16.1232 12.5388 14.5388 14.0317 17.8721 17.2809 14.5159



18.2101 20.1279 22.1279 23.9683 25.4612 20.3857 19.4841



15.00 15.00 17.00 17.00 20.00 15.00 16.00



20.00 18.00 20.00 21.00 23.00 23.00 18.00



3 3 3 12



19.6667 21.6667 24.6667 20.7500



1.15470 1.52753 1.52753 3.13702



.66667 .88192 .88192 .90558



16.7982 17.8721 20.8721 18.7568



22.5351 25.4612 28.4612 22.7432



19.00 20.00 23.00 16.00



21.00 23.00 26.00 26.00



Lampiran 14 (Lanjutan) Pemulihan_Minggu_III Formula A Formula B Formula C Formula D Total Pemulihan_Minggu_IV Formula A Formula B Formula C Formula D Total



3 3 3 3 12 3 3 3 3 12



17.3333 21.3333 23.6667 28.3333 22.6667 18.3333 22.6667 26.0000 31.6667 24.6667



1.52753 1.52753 1.52753 1.15470 4.33450 1.52753 1.15470 1.00000 1.52753 5.21071



Test of Homogeneity of Variances



Sebelum Pemulihan_Minggu_I Pemulihan_Minggu_II Pemulihan_Minggu_III Pemulihan_Minggu_IV



Levene Statistic .075 .053 .376 .093 .376



df1



df2 3 3 3 3 3



8 8 8 8 8



Sig. .972 .983 .773 .962 .773



.88192 .88192 .88192 .66667 1.25126 .88192 .66667 .57735 .88192 1.50420



13.5388 17.5388 19.8721 25.4649 19.9127 14.5388 19.7982 23.5159 27.8721 21.3559



21.1279 25.1279 27.4612 31.2018 25.4207 22.1279 25.5351 28.4841 35.4612 27.9774



16.00 20.00 22.00 27.00 16.00 17.00 22.00 25.00 30.00 17.00



19.00 23.00 25.00 29.00 29.00 20.00 24.00 27.00 33.00 33.00



Lampiran 14 (Lanjutan) ANOVA Sebelum



Pemulihan_Minggu_I



Pemulihan_Minggu_II



Pemulihan_Minggu_III



Pemulihan_Minggu_IV



Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total



Sum of Squares 6.333 23.333 29.667 43.667 22.000 65.667 94.250 14.000 108.250 190.000 16.667 206.667 284.667 14.000 298.667



df 3 8 11 3 8 11 3 8 11 3 8 11 3 8 11



Mean Square 2.111 2.917



F



Sig. .724



.566



14.556 2.750



5.29 3



.027



31.417 1.750



17.95 2



.001



63.333 2.083



30.40 0



.000



94.889 1.750



54.22 2



.000



Lampiran 14 (Lanjutan) Post Hoc Tests Multiple Comparisons Tukey HSD Dependent Variable



(I) Kelompok



(J) Kelompok



Sebelum



Formula A



Formula B Formula C



Mean Difference (I-J) -.66667 -.66667



Formula D



-2.00000



Formula A



Formula B



Formula C



Formula D



Pemulihan_Minggu_I



Formula A



Std. Error 1.39443 1.39443



95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound



Sig. .962 .962



-5.1321 -5.1321



3.7988 3.7988



1.39443



.515



-6.4655



2.4655



.66667



1.39443



.962



-3.7988



5.1321



Formula C



.00000



1.39443



1.000



-4.4655



4.4655



Formula D Formula A



-1.33333 .66667



1.39443 1.39443



.777 .962



-5.7988 -3.7988



3.1321 5.1321



Formula B



.00000



1.39443



1.000



-4.4655



4.4655



Formula D



-1.33333



1.39443



.777



-5.7988



3.1321



Formula A



2.00000



1.39443



.515



-2.4655



6.4655



Formula B



1.33333



1.39443



.777



-3.1321



5.7988



Formula C Formula B Formula C



1.33333 -2.00000 -2.66667



1.39443 1.35401 1.35401



.777 .492 .275



-3.1321 -6.3360 -7.0027



5.7988 2.3360 1.6693



Formula D



-5.33333*



1.35401



.018



-9.6693



-.9973



Formula B



Formula C



Formula D



Pemulihan_Minggu_II



Formula A



Formula B



Formula C



Formula D



Pemulihan_Minggu_III



Formula A



Formula A Formula C Formula D Formula A Formula B Formula D Formula A Formula B Formula C Formula B Formula C Formula D Formula A Formula C Formula D Formula A Formula B Formula D Formula A Formula B Formula C Formula B Formula C



2.00000 -.66667 -3.33333 2.66667 .66667 -2.66667 5.33333* 3.33333 2.66667 -2.66667 -4.66667* -7.66667* 2.66667 -2.00000 -5.00000* 4.66667* 2.00000 -3.00000 7.66667* 5.00000* 3.00000 -4.00000* -6.33333*



1.35401 1.35401 1.35401 1.35401 1.35401 1.35401 1.35401 1.35401 1.35401 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.17851 1.17851



.492 .959 .142 .275 .959 .275 .018 .142 .275 .140 .011 .000 .140 .319 .007 .011 .319 .091 .000 .007 .091 .038 .003



-2.3360 -5.0027 -7.6693 -1.6693 -3.6693 -7.0027 .9973 -1.0027 -1.6693 -6.1256 -8.1256 -11.1256 -.7923 -5.4589 -8.4589 1.2077 -1.4589 -6.4589 4.2077 1.5411 -.4589 -7.7740 -10.1073



6.3360 3.6693 1.0027 7.0027 5.0027 1.6693 9.6693 7.6693 7.0027 .7923 -1.2077 -4.2077 6.1256 1.4589 -1.5411 8.1256 5.4589 .4589 11.1256 8.4589 6.4589 -.2260 -2.5593



Formula D Formula B Formula A Formula C Formula D Formula C Formula A Formula B Formula D Formula D Formula A Formula B Formula C Pemulihan_Minggu_IV Formula A Formula B Formula C Formula D Formula B Formula A Formula C Formula D Formula C Formula A Formula B Formula D Formula D Formula A Formula B Formula C *. The mean difference is significant at the 0.05 level.



-11.00000* 4.00000* -2.33333 -7.00000* 6.33333* 2.33333 -4.66667* 11.00000* 7.00000* 4.66667* -4.33333* -7.66667* -13.33333* 4.33333* -3.33333 -9.00000* 7.66667* 3.33333 -5.66667* 13.33333* 9.00000* 5.66667*



1.17851 1.17851 1.17851 1.17851 1.17851 1.17851 1.17851 1.17851 1.17851 1.17851 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012 1.08012



.000 .038 .271 .002 .003 .271 .018 .000 .002 .018 .016 .000 .000 .016 .059 .000 .000 .059 .003 .000 .000 .003



-14.7740 .2260 -6.1073 -10.7740 2.5593 -1.4407 -8.4407 7.2260 3.2260 .8927 -7.7923 -11.1256 -16.7923 .8744 -6.7923 -12.4589 4.2077 -.1256 -9.1256 9.8744 5.5411 2.2077



-7.2260 7.7740 1.4407 -3.2260 10.1073 6.1073 -.8927 14.7740 10.7740 8.4407 -.8744 -4.2077 -9.8744 7.7923 .1256 -5.5411 11.1256 6.7923 -2.2077 16.7923 12.4589 9.1256



86



Lampiran 14 (Lanjutan) Homogeneous Subsets Sebelum Tukey HSD Kelompok Formula A Formula B Formula C Formula D Sig.



a



Subset for alpha = 0.05 N 3 3 3 3



1 16.3333 17.0000 17.0000 18.3333 .515



Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000. Pemulihan_Minggu_I Tukey HSDa Subset for alpha = 0.05 1 2 Kelompok N Formula A 3 16.3333 Formula B 3 18.3333 18.3333 Formula C 3 19.0000 19.0000 Formula D 3 21.6667 Sig. .275 .142 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.



Pemulihan_Minggu_II a



Tukey HSD



Subset for alpha = 0.05 1 2 3



Kelompok N Formula A 3 17.0000 Formula B 3 19.6667 19.6667 Formula C 3 21.6667 21.6667 Formula D 3 24.6667 Sig. .140 .319 .091 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.



Lampiran 14 (Lanjutan) Pemulihan_Minggu_III Tukey HSDa Subset for alpha = 0.05 Kelompok



1



N



Formula A Formula B Formula C Formula D Sig.



3 3 3 3



17.333 3



1.00 0



2



3



21.3333 23.6667 28.3333 .271 1.000



Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.



Pemulihan_Minggu_IV Tukey HSDa Subset for alpha = 0.05 Kelompok



1



N



Formula A Formula B



3 3



Formula C



3



Formula D



3



Sig.



2



3



18.3333 22.6667 26.0000 31.6667 1.000



.059



Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.



1.000



Lampiran 15. Lembar Pengajuan Judul Skripsi



Lampiran 16. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Proposal)



Lampiran 17. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Proposal)



Lampiran 18. Lembar Revisi Proposal



Lampiran 19. Surat Izin Penelitian



Lampiran 20. Surat Balasan Ijin Penelitian



Lampiran 21. Surat Determinasi



Lampiran 22. Persetujuan Komisi Etik



Lampiran 23. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Skripsi)



Lampiran 24. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Skripsi)



Lampiran 25. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skripsi