Majalah Tempo, 4 Apr 2022 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bahaya Laten 'Jol{owi 3 Periode'



M



ARAK sebentar lalu kempis akibat penyangkalan sejumlah pengurus, kebulatan tekad "Jokowi 3 periode" dalam pertemuan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) adalah kisah konyol politikus maruk kekuasaan. PresidenJoko Widodo, yang menjadi tokoh sentral dagelan )tu, mesti menyurukkan wajah ke bantal tersebab diterpa malu. Deklarasi itu jelas bukan gerakan spontan masyarakat bawah. iselenggarakan dijakarta, akhir Maret lalu, sebagian pengurus pdesi mengaku klaim sepihak itu dimotori Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Sejumpolitikus dan orang dekatJokowijuga bergerak mengegolkan 1rencana jahat tiga periode tersebut. Salah satunya mantan wartawan yang menjadi asisten pribadi Presiden. r Mobilisasi "kebulatan tekad" mengingatkan kita pada Orde Baru. Di era Soeharto, pemer:intah memanipulasi opini publik dengan merekayasa dukungan masyarakat, terutama menjelang pemilihan umum. Sebagai pemimpin yang terpilih secara demoi~ atis, Jokowi seharusnya tidak mengulang kekeliruan itu. Usu! "Jokowi 3 periode" adalah sekuel mundur dari gagasan penundaan Pemilihan Umum 2024 yang digaungkan pemimpin partai politik pendukung pemerintah. Pengusungnya mengajukan dalil sesat: demi kelangsungan pembangunan dan pemulihan ekonomi setelah era pandemi, masa jabatan Jokowi hams diperpanjang. Selain mengadaada, dalih ini jelas menghina intelektualitas orang ramai. 1Tak ada yang bisa menjamin kualitas pemimpin pasca-Jokowi. Tapi, lewat pemilu yang reguler dan pembatasan masa jabatan presiden, demokrasi memastikan sirkulasi kekuasaan dan rakyat terhindar dari pemimpin dengan kekuasaan absolut d~n koru~. Gagasan "Jokowi 3 periode" jelas mengangk~ng1 konstlt~si. Undang-Undang Dasar 1945 membatasi masa Jab~t~n pres~den paling lama dua periode. Memang, dengan koahs1 mayontas pendukung pemerintah di Majelis Permusya~aratan Ra~yat, amendemen konstitusi untuk menambah masaJabatan presiden tidak mustahil terjadi. Namun, jika itu dilakukan,_ a~ende~en tersebut tidak sah karena melanggar esensi konst1tus10nahsme



yang mengharuskan pembatasan kekuasaan eksekutif. Kampanye "Jokowi 3 periode" juga membunyikan alarm bahwa demokrasi di negeri ini tengah menghadapi ancaman serius. Apa yang terjadi menjelang akhir periode kedua Jokowi ini kian menegaskan berseminya benih otoritarianisme. Selain menunjukkan lemahnya komitmen menjaga konstitusi, rezim saat ini makin tidak toleran terhadap oposisi serta gandrung membatasi kebebasan masyarakat sipil. Celakanya, masyarakat bisa lengah ketika demokrasi tergerus lewat cara-cara yang halus, bukan lewat peristiwa dramatis seperti kudeta militer. Itulah yang pemah terjadi di Venezuela, Nikaragua, Peru, Filipina, Polandia, Rusia, Turki, dan Ukraina. Sang pencabut nyawa demokrasi di sana adalah pemimpin populis yang memenangi pemilu. Setelah terpilih, pelan tapi pasti, mereka membajak pranata demokrasi untuk mempertahankan kekuasaan. Bila tak mau tercatat sebagai pembajak demokrasi, Jokowi seharusnya memberikan penghormatan kepada konstitusi. Dialah yang semestinya paling tegas menolak usu! perpanjangan masa jabatan presiden-betapa pun ha! itu bakal menguntungkan dia dan kroninya. PemyataanJokowi bahwa ia menghormati dan mematuhi konstitusi hams dibaca sebagai politik dua wajah: ia ingin memberi kesan bahwa gagasan itu bukan datang darinya. Jokowi hendaknya melengkapi statemen itu dengan menjawab pertanyaan: apakah ia menghormati konstitusi yang mengatur masa jabatan presiden atau justru ia kelak berhikmat pada konstitusi basil amendemen yang melanggar asas pembatasan kekuasaan? Pemyataannya bahwa perpanjangan jabatan presiden merupakan hak masyarakat dalam demokrasi jelas salah kaprah. Jikapun mayoritas masyarakat mendukung agenda "Jokowi 3 periode", Jokowi hams menolaknya. Di lapangari, sejumlah survei menunjukkan publik menghendaki masa jabatan presiden dibatasi dua periode saja. Demi demokrasi, Jokowi hams berhenti main api. Ia mesti menolak perpanjangan masajabatan presiden. Ia hams membuang jauh pikiran menjadi presiden setelah 2024-setitik niat yang bisa membuatnya malu dan terhina. • BERITA TERKAIT HALAMAN 2, 10 April 2022 •



TEMPO · 21



LAP\ORAN UTAMAOrang-orang di lingkaran dekat Joko Widodo diduga bermanuver mewujudkan skenario penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Mereka menggarap para relawan, kepala desa, hingga ulama. Deklarasi kesetiaan ataupun dukungan tiga periode Jokowi disebutsebut bakal kian deras.



I



1







Seinbuny1 Tangan Oran Bapa{



ESAN pendek dikirim Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Utje Gustaaf Patty, di grup percakapan WhatsApp "Pengurus DPP Bara.JP", Jumat, 18 Maret lalu. Menanggapi aksi kebulatan tekad mendukung PresidenJoko Widodo di berbagai daerah, Utje menyebutkan ada anggota Bara JP yang bekerja bersama "orang-orang Bapak". Dalam pesan yang dikirimkan menjelang tengah ma lam itu, Utje menulis Wakil Bendahara Umum Bara JP, Warsun, beroperasi di lapangan secara paralel dengan tim sekretaris pribadijokowi. Utje menyebutkan bahwa Warsun bukan ditunjuk oleh dia sendiri, melainkan dipilih oleh timsekretaris pribadi presiden. Kepada Tempo, Utje membenarkan menulis taklimat itu. Ia pun membenarkan saat ditanyai bahwa sekretaris pribadi presiden yang dimaksudnya adalah asisten pribadiJokowi, Anggit Nugroho. Ia mengabarkan wara-wara itu ke grup WhatsApp setelah Warsun bercerita kepadanya. "Mereka mungkin lebih nyaman berkomunikasi dengan Warsun," ujar Utje pada Ka mis, 31 Maret lalu. Menurut Utje, Anggit meminta Warsun mengawasi kegiatan deklarasi satu komando dan kebulatan tekad di berbagai da¢rah. Tujuannya agar acara itu sekadar memproklamasikan ikrar setia mendukung Presiden Jokowi hingga 2024 serta 24 • TEMPO · JO April 2022



j



TIM HORE TIGA PERIO , . DE ,_,



10 April 2022 • TEMPO • 25



LAPORAN UTAMA-



c.,



z



::> c., c(



... C>



..J



Cl)



:::E c(



"'ID



0



"l-



o



...> ICl)



c(



"'"c.,



z



::> c., c(



::>



z



Cl)



3: 0



"-



...:::.



.



1-



>t 0



ti



., c(



0



lo