Makalah (3) Konsep Dasar Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR ORGANISASI



OLEH : KELOMPOK 3



1. Ni luh linda ayuni Tania



(17089014109)



2. Fahmi ferdinan fauzan



(17089014108)



3. Ni luh putu eka saptarini



(17089014104)



4. Ni kadek pebri dwi ariastuti



(17089014063)



5. Komang nila ardiyanti



(17089014058)



6. Serly arledya lestri



(17089014078)



7. Tri kartini dewi mau resi



(17089014089)



8. Luh suciani



(17089014083)



9. Kadek ngurah susanto



(17089014085)



10. Ni kadek yesinta arisanti



(17089014098)



11. Putu nadya satya mayanti



(17089014057)



12. Putu widia erning praja



(17089014095)



13. Nyoman warma pradima



(17089014093)



14. Ni luh putu tisna kusuma dewi



(17089014086)



15. Nyoman pipit suandewi



(17089014065)



16. Komang patrisia Dayanthi



(17089014062)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2020



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “ Konsep Dasar Organisasi” dengan Mata Kuliah Manajemen Keperawatan. Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan tentang Konsep dasar Organisasi Dalam Mata Kuliah Manajemen Keperawatan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca beserta semua pihak dalam penyempurnaan tugas ini dan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang tidak berkenan dihati pembaca. Semoga makalah ini ada manfaatnya bagi semua pihak.



Singaraja, 22 September 2020



Penyusun (Kelompok 3)



ii



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR .................................................................



ii



DAFTAR ISI ................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................



1



1.2 Rumusan masalah....................................................................



2



1.3 Tujuan .................................................................................…



2



1.4 Manfaat ...................................................................................



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan hakekat perorganisasian .................................



3



2.2 Tujuan organisasi ....................................................................



5



2.3 Aspek-aspek organisasi………………………………………



6



2.4 Jenis jenis organisasi ...............................................................



7



2.5 Tipe-tipe organisasi .................................................................



8



2.6 Dimensi struktur organisasi.....................................................



9



2.7 Bagan organisasi .....................................................................



10



2.8 Kegiatan organisasi manajemen keperawatan ........................



12



2.9 Prinsip-prinsip perorganisasian manajemen keperawatan ......



14



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................



17



3.2 Saran ........................................................................................



17



DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengorganisasian adalah hal penting untuk dipelajari, pengorganisasian mencakup hal-hal yang diatur untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Antara pimpinan dan bawahan, atau antara ketua dan staf memiliki saling keterkaitan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Dengan fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki oleh intitusi pelayanan kesehatan (manusia dan bukan manusia) diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan institusi. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi. Rumah Sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan professional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian



untuk



melancarkan



suatu



tujuan



dengan



sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak dibidangnya agar organisasi di rumah sakit maupun menjalankan keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting antara lain bagaiamana asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang ada.



1.2 Rumusan masalah Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Apakah pengertian organisasi dan hakekat perorganisasian? 1.2.2 Apasajakah tujuan organisasi?



1



1.2.3 Apasajakah aspek-aspek organisasi ? 1.2.4 Apasajakah jenis-jenis organisasi ? 1.2.5 Apasajakah tipe-tipe organisasi? 1.2.6 Bagaimanakah dimensi struktur organisasi? 1.2.7 Bagaimanakah bagan organisasi? 1.2.8 Bagaimanakah kegiatan organisasi manajemen keperawatan? 1.2.9 Bagaimanakah prinsip organisasian dalam manajemen keperawatan?



1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan khusus Adapun tujuan dari rumusan masalah yang telah dibuat yaitu: 1. Untuk



mengetahui



pengertian



organisasi



dan



hakekat



perorganisasian 2. Untuk mengetahui tujuan organisasi. 3. Untuk mengetahui aspek-aspek organisasi. 4. Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi. 5. Untuk mengetahui tipe-tipe organisasi. 6. Untuk mengetahui dimensi struktur organisasi. 7. Untuk mengetahui bagan organisasi. 8. Untuk mengetahui kegiatan organisasi manajemen keperawatan. 9. Untuk mengetahui prinsip organisasi. 1.3.2 Tujuan umum Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami konsep dasar organisasi.



1.4 Manfaat Makalah ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan atau teori tentang konsep dasar organisasi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan materi selanjutnya.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. KONSEP DASAR ORGANISASI 2.1 Pengertian Organisasi dan Hakekat Perorganisasian Organisasi berasal dari kata “Organon” dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :  W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.  Kochler, Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu  James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan  John Price Jones, Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu padu bekerja untuk suatu tujuan bersama dibawah kepemimpinan bersama dan dengan alat2 yang tepat. -



Gibson, Ivancevich dan Donelly , mendefinisikan Organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dicapai oleh masyarakat secara individu”.



-



Stephen P. Robbins, mendefinisikan Organisasi sebagai “kesatuan social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan bersama”.



-



Oteng Sutisna, organisasi adalah mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan. Dari pengertian diatas dapat dirumuskan organisasi adalah adalah suatu kelompok



orang



dalam



suatu



3



wadah



untuk



mempersatukan



kegiatankegiatan dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya untuk tujuan bersama. Pengorganisasian



adalah



pengelompokan/pengaturan



kegiatan



yang



dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001). Menurut Hersey dan Blanchard (1997) dalam La Monica (1998) pengorganisasian adalah kegiatan mendesain tujuan dan wewenang tiap pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk dalam kelompok manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan baik. Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat. Berbicara tentang siapa yang harus melakukan apa maka analisis kebutuhan tenaga harus tepat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal yang harus menjadi pertimbangan guna menjawab pertanyaan siapa yang harus melakuakan apa diantaranya menurut Siagian (2007) adalah 1) merumuskan klasifikasi jabatan, 2) analisis pekerjaan, 3) diskripsi pekerjaan agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Interaksi antar individu menjadi salah satu kunci yang menentukan lancar tidaknya roda organisasi pelayanan keperawatan. Melalui interaksi akan terjadi komunikasi antar anggota yang dapat dijadikan alat untuk menyampaikan informasi, instruksi, perintah, teguran, berbagi pengalaman, koordinasi, kerjasama dan lain lain. Interaksi dalam suatu organisasi pelayanan keperawatan dapat terjadi secara horisontal, vertikal maupun diagonal. Interaksi secara horizontal dapat terjadi pada level yang sama, misal antar antar kepala ruang, antar ketua tim atau antar perawat primer. Interaksi



4



secara vertikal dapat terjadi antara ketua tim /perawat primer dan kepala ruang, perawat pelaksana dan ketua tim/perawat primer. Interaksi secara diagoanl dalam ruang keperawatan dapat terjadi antara perawat dan tim kesehatan lain ( dokter, fisioterapis, ahli gizi, analis, dan lain lain). 2.2 Tujuan Organisasi 1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orangorang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa



adanya



organisasi



menjadi



saat



bagi



orang-orang



untuk



melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya. 3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan.



4. Ada tujuan tertentu



5



Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :  Pelaksanaan



tugas



pekerjaan



mempunyai



kemungkinan



dapat



dilaksanakan secara efisien dan efektif  Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah : 1. Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama. 2. Harus ada orang-orang yang bekerja sama. 3. Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas. Berikut ini akan diuraikan tentang tujuan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan sebagai berikut: 1) Pencapaian tujuan organisasi 2) Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien 3) Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan dan kelompok. 4) Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui penyusunan struktur organisasi yang baik 5) Melakukan pengambilan keputusan secara tepat 6) Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi. 7) Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg & Swansburg, 1999). Bagaimanakah sekarang pemahaman Anda terntang tujuan pengorganisasian. Jika Anda belum paham diskusikan dengan teman dan tutor saat pertemuan tatap muka.



2.3 Aspek-Aspek Organisasi Aspek-aspek organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu organisasi. O’Connor, T. mengungkapkan bahwa organisasi



6



setidaknya memiliki empat komponen utama, yaitu mission (misi), goals (tujuan), objectives (sasaran) dan behavior (perilaku). Mission adalah alasan utama keberadaan suatu organisasi. Goals adalah tujuan umum atau tujuan divisi-divisi fungsional organisasi yang dihubungkan dengan stake holder organisasi. Objectives adalah sasaran/ hasil yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Sedangkan behaviors mengacu pada produkt behaviors mengacu pada produktivitas dari tugas-tu ivitas dari tugas-tugas rutin pegawai.



2.4 Jenis-Jenis Organisasi 1) Formal Organisasi Formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi yang menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Struktur organisasi formal memperlihatkan unsur-unsur administrasi berikut: a. Kedudukan b. Hierarki kekuasaan c. Kedudukan garis dan staff. 2) Informal Keberadaan organisasi Informal dapat dilihat dari 3 karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk adaptasi, dan kepemimpinan informal. Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang diteta diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok, tidak oleh kelompok, tidak tertulis tapi disepakati bersama di antara orangorang dalam organisasi tersebut. Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung, tidak hanya secara fisik tetapi melibatkan sosio-emosional individu-individunya dan lebih spesifik pada kesamaan antar individu. Kepemimpinan adalah komponen yang kuat mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan kelebihan yang secara alamiah dan mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.



7



2.5 Tipe-tipe organisasi Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan metode penugasan yang diterapkan di ruang perawatan. Baiklah berikut ini Anda pelajari terlebih dahaulu beberapa tipe organisasi dilihat dari strukturnya Secara umum struktur organisasi dibagi menjadi tiga macam yaitu : 1. Organisasi Lini Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat dominan, segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan yang diutamakan adalah wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan pengawasan lebih mudah. Kelemahannya adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi sering terabaikan. 2.



Organisasi staf Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi



staf dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf yang berperan sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu ahli sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang mampu membantu memecahkan masalah organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan. Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama. 3.



Organisasi lini dan staf



8



Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak hanya diberi job sebagai penasiaht, tetapi staf juga diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga harus melaksanakan. Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan telah dipikirkan oleh sejumlahorang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting serta pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung jawab kerja yang baik. Kelemahannya adalah pengambilan keputusan memakan waktu lebih lama, dapat menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas batas wewenangnya.



2.6 Dimensi Struktur Organisasi Dimensi Struktur Organisasi Menurut Robbins, ada 3 komponen yang menjadi struktur organisasi, yaitu: 1.



Kompleksitas: adalah tingkat diferensiasi yang ada dalam sebuah organisasi. Diferensiasi bisa dilihat secara vertical, horizontal dan spasial. Diferensiasi vertical horizontal dan spasial. Diferensiasi vertical adalah pembedaan yang h pembedaan yang didasarkan pada kedalaman struktur. Semakin rumit hierarkinya, makan akan semakin sulit dikoordinasikan. Diferensiasi horizontal adalah perbedaan antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang dilaksanakan, tingkat pendidikan dan pelatihan pegawai. Sedangkan diferensiasi spasial adalah pembedaan yang didasarkan pada kondids pembedaan yang didasarkan pada kondidsi geografis. i geografis.



2. Formalisasi: adalah tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi distandarkan. Standarisasi perilaku akan mengurangi keanekaragaman. Standarisasi mendorong koordinasi dan penghematan. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk melakukan standarisasi perilaku pegawai adalah seleksi, persyaratan peran(analisis), peran(analisis), peraturan,



9



peraturan, prosedur, prosedur, kebijaksanaan, kebijaksanaan, pelatihan pelatihan dan ritual. 3. Sentralisasi:



adalah



tingkat



dimana



pengambilan



keputusan



dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal organisasi.



2.7 Bagan Organisasi Bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukan dengan kotak2 atau garis2 yang disususun menurut kedudukanya yang masing2 memuat fungsi tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang. Bentuk Bagan Organisasi: 1. Bentuk Piramid Bentuk Ini Yang Paling Banyak Diguakan, Karena Sederhana, Jelas Dan Mudah Dimengerti. Bagan organisasi bentuk Piramid adalah suatu organisasi dimana bentuk bagan organisasi tersebut menyerupai piramid. Dimana suatu pimpinan tertinggi ada di paling atas piramid dan tingkatan pimpinan menengah dan bawahan ada di bagian-bagian bawah. Bentuk piramid sering kali dipakai di organisasi-organisasi, karna bentuk piramid ini mudah dimengerti dan dipahami. Type piramid memiliki ciri-ciri antara lain ialah:  Memiliki jumlah organisasi yang tidak banyak sehingga tingkattingkat hirarki kewenangan sedikit.  Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak  Pada jumlah jabatan sedikit sebab tingkat tingkat relatifnya kecil



2. Bentuk Vertikal.



10



Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu dalam pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.



3. Bentuk Horizontal. Bagan



Ini



Digambarkan



Secara



Mendatar.



Bagan organisasi



bentuk horizontal atau mendatar adalah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk atau ujung pimpinan tertinggi sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri kearah kanan atau sebaliknya.



4. Bentuk Lingkaran. Menggambarkan hubungan Antara Satu Jabatan Dengan Jabatan . Bagan organisasi bentuk Lingkaran adalah suatu bentuk bagan organisasi dimana



11



satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari luar bidang lingkaran ke arah titik tengah pusat lingkaran dimana di titik tengah adalah pejabat atau pimpinan tertinggi.



Kegunaan Bagan Organisasi :  Mengetahui besar kecilnya organisasi  Mengetahui garis saluran wewenang  Mengetahui macam satuan organisasi  Mengetahui rincian aktivitas satuan organisasi  Mengetahui jabatan yang ada  Mengetahui rincian tugas para pejabat  Mengetahui nama, pangkat, golongan pejabat  Mengetahui kedudukan setiap pejabat



2.8 Kegiatan Organisasi Manajemen Keperawatan Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan yang biasa dilakukan oleh manajer keperawatan adalah seperti berikut ini: 1. Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus dilakukan oleh staf dibagi habis sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya. 2. Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan, agar komunikasi baik dan mendukung kegiatan srhari hari 3. Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan secara sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar perawat 12



2.9 Prinsip-prinsip Organisasian dalam manajemen keperawatan Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi, ada empat prinsip yang harus Anda perhatikan. Ada empat prinsip tersebut adalah: 1) Pembagian kerja. 2) Pendelegasian tugas, 3) Koordinasi dan 4) Manajemen waktu. Berikut ini penjelasan masing-masing prinsip dalam pengorganisasian yang penting yaitu: 1. Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi habis kepada semua staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk mengerjakan pekerjaan tertentu. Untuk menghindari kesalahan maka manajer perawat hendaknya mengerti karakteristik tugas, tanggung jawab dan wewenang stafnya. Job description, pengembangan prosedur dan deskripsi hasil kerja diperlukan sebagai rambu-rambu pembagian kerja. 2. Pendelegasian, menurut ANA (2005) adalah penyerahan tanggung jawab kinerja atas suatu tugas dari satu individu kepada individu lain sedangkan pertanggung jawaban tetap tergantung hasilnya. Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk melakukan



tindakan



dengan



batas



kewenangan



tertentu,



Dalam



pendelegasian mengandung unsur mentoring dan regenerasi yang baik atau alami serta memiliki nilai bagaimana mengelola sumber daya yang efektif dan efisien dengan kemampuan terbatas, Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi, 2013 pendelegasian yang baik harus melihat The five right of delegation meliputi : Tugas/pekerjaan, lingkungan sekitarnya, orang yang ditunjuk, adanya pengarahan/ komunikasi yang baik dan dilakukan supervisi atau evaluasi 3. Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan hubungan dengan pihak yang terlibat dalam melancarkan kegiatan agar terjadi nada



13



atau irama yang samasehingga terjadi keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja. Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara : 1) membangun komunikasi dua arah baik dengan atasan maupun bawahan, 2) membiasakan melakukan rapat formal ( rapat resmi, pre dan post conferent), 3) melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan, 4) membuat pembakuan formulir–formulir yang dipakai dalam semua kegiatan sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat 4. Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk melakukan aktivitas apa saja. Kemampuan mengelola waktu merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil dalam mengelola waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara : a. Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori kegiatan. b. memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada, c. menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak mendesak/rutin. d. Mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan sifat pekerjaan.



2.10 Metode pelayanan keperawatan Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada metode asuhankeperawatan yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode yang digunakan dan bentuk struktur pengorganisasian kerja yang digunakan supaya efektif dan efisien. 2.6.1 Model Asuhan Keperawatan Fungsional Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Metode ini berkembang ketika perang dunia II, akibat kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang sederhana dan berulang



14



seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu, merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena keterbatasan tenaga



perawatyang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap



bertahan sampai saat ini , khususnya di Indonesia. 2.6.2 Model Asuhan Keperawatan Tim Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim. Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. 2.6.3 Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapaklien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima laporan tentang pelayanan keperawatan klien. 2.6.4 4. Model Asuhan Keperawatan Primer Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimanaperawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Metode ini dikembangkan sejak tahun 1970'an. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan, Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet. Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien dibawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat



15



assosiet yang akan melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan keperawatan. Pada Model Asuhan Keperawatan Primer membutuhkan kualifikasi tertentu karenaperawat primer harus tenaga perawat profesional (Register Nurse) yang mengasuh pasien mulai pengkajian, penentuan diagnosa, membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi. Dalam kegiatan implementasi perawat primer dibantu oleh perawat assosiete. Jadi peran perawat assosiate adalah membantu saat pelaksanaan tindakan. Perawat primer akanmengasuh 4 – 6 klien/pasien selama 24 jam. 2.6.5. Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan model asuhan keperawatan primar dan Tim) Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan memiliki kemampuan memimpin. Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien. Semua model di atas dapat digunakan untuk mengorganisasikan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai situasi dan kondisi ruangan, jumlah perawat serta kemampuan perawat yang ada. Jumlah perawat yang ada harus seimbang sesuai dengan jumlah klien. Selain itu kategori pendidikan tenaga keperawatan yang ada perlu diperhatikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan



16



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk pengorganisasian ada3 yaitu bentuk lini, staf dan lini dan staf Ada empat prinsip tersebut adalah: Pembagian kerja, Pendelegasian tugas, Koordinasi dan Manajemen waktu. Pengorganisasi dalam pelayanan/asuhan keperawatan sesuai dengan metode yang digunakan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengorganisasikan kerja pelayanan/asuhan keperawatan di bangsal/ruang perawatan, yaitu: metode fungsional, metode tim, metode alokasi, primer, dan gabungan moduler). Dengan penerapan model asuhan keperawatan profesional yang tepat diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat sebagai pemberi layanan keperawatan (Care Providers) dan dapat memberikan kepuasan bagi pasien sebagai penerima layanan keperawatan (Care Receivers).



3.2 Saran Diharapkan hasil dari pembuatan makalah ini dapat berguna bagi pembaca sebagai bahan informasi dan materi yang tepat dalam meningkatkan pengetahuan khususnya bagi penulis. Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk menyempurnakan pembuatan makalah selanjutnya.



17



DAFTAR PUSTAKA Febiola, Gayeta. 2014. Konsep Organisasi. Akademi Kebidanan AL-ISLAH CILEGON. https://academia.edu (Diakses pada tanggal 22 September 2020 pukul 18.15 WITA) Hayat, Miftahul. 2019. Konsep Dasar Organisasi dan Organisasi Pendidikan. https://id.scribd.com/document (Diakses pada tanggal 22 September 2020 pukul 19.26 WITA) Sri Mugianti. 2016. Manajemen dan kepemimpinan dalam praktek keperawatan. Jakarta selatan :pusdik SDM Kesehatan



18