Makalah Abdul Qahir Al-Jurjani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ABDUL QAHIR AL-JURJANI MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Balaghah II Dosen Pengampu: H. Mahfudz Siddiq, LC, MA



Disusun oleh :



Khoridatun Hidayah



(133211083)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016



1



A. PENDAHULUAN Perubahan zaman yang terus berjalan membuat kita sering melupakan sejarah masa lalu umat manusia sehingga tak jaranng diantara kita buta akan silsilah nasab kita sendiri. Akan tetapi, ada suatu hal yang akan membuat manusia terasa selalu hidup dalam setiap zaman hingga menjadikannya landasan rujukan dan merupakan wujud eksistensi, hal tersebut adalah karya. Dari karya tersebut itulah kita akan lebih mengenal sosok penulisnya. Seorang sastrawan balaghah yang terkenal melalui karyakaryanya. Dalam pembahasan kali ini, pemakalah berusaha mengenal lebih dalam seorang tokoh yang berjasa dalam dunia tata bahasa. Seorang sastrawan bahasa arab yang memiliki pemikiran-pemikiran yang menjadi rujukan para sastrawan yang muncul sesudahnya. Sastrawan bahasa Arab yang menghasilkan karya-karya yang sampai saat ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan terkhusus dalam bidang ilmu Balaghah. Ilmu yang membahas tentang keindahan sastra tulisan maupun keindahan bacaan yang ada didalam Al-Qur’an. Beliau adalah Syeikh Abdul Qahir AL-Jurjani, seorang sastrawan bahasa Arab yang mengungguli para sastrawan lainnya, baik di masa sebelum dan sesudahnya. Begitu pentingnya balaghah lebih-lebih dalam kajian AlQur’an, termasuk dalam diskursus I’jaz al-Qur’an. Demikian pula eksplorasi terkait teori-teori atau konsep balaghah merupakan hal yang tidak bisa diabaikan. Diantara sekian banyaknya tokoh utama penyusun teori atau konsep Balaghah ini yaitu Abdul Qahir Al-Jurjani.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana biografi Abdul Qahir Al-Jurjani ? 2. Bagaimana Pemikiran balaghah Abdul Qahir Al-Jurjani ? 3. Apa saja karya-karya Abdul Qahir Al-Jurjani ?



2



C. PEMBAHASAN 1. Biografi Abdul Qahir Al-Jurjani Abdul Qahir al-Jurjani merupakan seorang tokoh bahasa Arab yang terkemuka. Kebanyakan pengkaji bahasa retorika bahasa Arab menganggap beliau sebagai pengasas kepada ilmu Balaghah atau retorika bahasa Arab. Beliau dikenali oleh masyarakat umum sebagai ilmuwan islam, ahli bahasa, dan pelopor dalam bidang Ilmu Bayan dan Ilmu Ma’ani serta sebagai tokoh ilmu yang mempunyai pandangan tajam dan kritis. Nama lengkap beliau Abu Bakar Abd al-Qahir bin Abd ar-Rahman bin Muhammad al-Jurjani, seorang sastrawan Persia yang lahir pada abad keempat hijriyah, tepatnya pada tahun 377 H di kota Gorgan, Iran.1 Meninggal dunia pada abad ke 5 tahun 474 H. Beliau mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam berkaitan bahasa Arab dan bahasa Persia serta dapat menguasai Al-Qur’an dan segala permasalahannya. Madzhab yang diikuti oleh beliau ialah madzhab Syafi’i dan mengikuti aliran Asy’ari dalam bidang Aqidah. Abdul Qahir al-Jurjani digambarkan sebagai seorang yang warak dan kuat beribadat kepada Allah SWT. Seorang ilmuwan dalam bidang sejarah dan hadits, As-Salafiy ada meriwayatkan sebuah kisah yang menggambarkan ketaatannya kepada Allah SWT. Seorang pencuri masuk ke dalam rumah beliau ketika beliau sedang melaksanakan sholat. Pencuri itu mengambil barang-barang yang ada di dalam rumah beliau, akan tetapi beliau tidak lalu membatalkan sholatnya melihat pencuri tersebut. Beliau digambarkan seorang yang rendah diri dan tenang dalam segala situasi. Beliau sangat membenci orang yang bersikap hipokrit, sehingga beliau sangat berhati-hati dalam memilih teman dan sahabat. Digambarkan pula oleh Yaqut Al-Hamawi dalam kitabnya Mu’jam Al-Buldan mengenai iklim dan suasana politik kota Gorgan yang mendorong Al-Jurjan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Kota Gorgan merupakan kota yang subur dengan berbagai pohon dan tumbuh-tumbuhan tumbuh subur di sana, air yang melimpah ruah, musim salju yang membawa hawa dingin dan sejuk, dan penduduknya yang baik dan berakhlaq mulia. Dan juga dijelaskan dalam kitab tersebut sejarah kota Gorgan yang dimulai oleh Yazid bin al-Muhallab bin Abi Sufrah. Dilantik pula seorang wakil pemimpin bernama Muslim bin Waid oleh Al-Fadl bin Sahl dan



1



Ahmad Mathlub, AL-Jurjani; Balaghatuhu wa Naqduhu, Wakâlat Al-Matbu’ât, Beirut. Hal 11.



3



kota Gorgan terus berjaya di bawah penguasaanya hingga beliau meninggal dunia.2 Dilihat dari sudut politik dan pemerintahan, pada abad ke 4 dan ke 5 Hijriyah kota Gorgan pernah diperintah oleh beberapa kerajaan diantaranya yaitu kerajaan Al-Zaiariah, Kerajaan Ghazanawiah, dan yang terakhir kerajaan Saljuk pada tahun 433 H. Menteri yang terkenal pada masa itu adalah Nidzam Mulk yang memiliki minat tinggi dalam ilmu pengetahuan. Ini membuat beliau mengembangkan banyak pusat pengkajian, diantaranya yaitu Nidzamiah. Di kota Gorgan inilah Abdul Qahir menuntut ilmu bersama dengan temanteman sebayanya, karena diriwayatkan bahwa Abdul Qahir Al-Jurjani tidak pernah keluar kota Gorgan untuk menuntut ilmu. Abdul Qahir Al-Jurjani banyak berguru kepada alim ulama yang berada di dalam negerinya. Guru utama beliau yaitu Abu AL-Husain Muhammad bin Husain bin Muhammad Abdul Waris AlFarisi putra dari seorang tokoh yang termasyhur dalam bidang Nahwu yaitu Abu Ali Al-Farisi. Abdul Qahir Al-Jurjani mendalami ilum nahwu dengan menggunakan kitab Abu Ali Al-Farisi yaitu ‘Al-Idhah(‫)اإليضاح‬. Kemudian beliau kembangkan dengan menulis syarahnya yang dikumpulkan dalam 30 jilid. Dan diringkas kembali menjadi 3 jilid yang diberi judul ‘Al-Muqtadid(‫المقتضد‬. Selain kepada Abu Ali Al-Farisi beliau juga berguru kepada Al-Qadli Ali bin Abdul Aziz Al-Jurjani (366 H), Ibnu Jinni (392 H) dan As-Sahin bin Abbad (385 H). Abdul Qahir AL-Jurjani meninggal dunia hanya berjarak 100 tahun dari kematian para gurunya. Adapun tokoh-tokoh yang pernah berguru kepada Abdul Qahir Al-Jurjani yaitu: a. Yahya bin Ali yang terkenal dengan gelar Al-Khatib Al-Tibrizi b. Ali bin Zaid Al-Fusaihi c. Abu Nasr Ahmad bin Muhammad Al-Syajari d. Ahmad bin Abdullah Al-Muhabidi Al-Darir. 2. Pemikiran Balaghah Abdul Qahir Al-Jurjani Berbicara mengenai disiplin ilmu bahasa, tentu tidak akan terlepas dari bagian-bagian ilmu tersebut, terutama perihal penyusunan syair. Penyusunan syair



2



Muhammad Saiful Anuar bin yusoff, Tesis Pemikiran Abdul Qahir Al-Jurjani dalam kitab Asrar Balaghah, hlm.56



4



dapat diartikan sebagai penyelarasan satu kata dengan kata lainnya hingga menghasilkan kausalitas yang berhubungan. Hal tersebut telah ada sejak dahulu, bertepatan pada saat umat manusia lebih difokuskan perihal pencarian titik-titik kemukjizatan Al Qur’an. Ketika Al Jurjani mempelajari ilmu nahwu dan ia mengekplorasi ilmu tersebut hingga ia mendapatkan kesimpulan bahwa adanya keselarasan dalam ilmu tersebut sebenarnya tidak terlepas dari sisi-sisi kemukjizatan al Qur’an. Hal tersebut dibuktikan oleh sastrawan yang datang setelahnya yang menemukan keserasian antara ilmu tersebut dengan sejenisnya dalam memahami kemukjizatan Al Qur’an. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengasumsi bahwa ilmu bayan terlebih susunan syair menduduki posisi yang lebih tinggi daripada cabang retorika bahasa lainnya, di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Abu Abdullah Muhamad Bin Yazid Al Washati (306 H) dalam bukunya “I’jaz Al-Qur’an fi Nadzmihi wa Tafsilihi”, Abu Sulaiman Ahmad bin Muhamad bin Ibrahim al Hitaby (388 H), Abu Bakar Muhamad bin Thayib al Baqilani ( 403 H ), serta AlQadhi Abdul Jabar Al-Asad Al-Abadi (415 H).3 Kondisi susunan syair yang sebelumnya tak dihiraukan, pada abad kelima berubah menjadi sorotan eksplorasi oleh al-Jurjani. Maka mulai saat itu, ilmu ini mulai berkembang dikalangan sastrawan, meskipun ada beberapa sastrawan yang menganggap bahwa syair beserta bagian-bagiannya, terlebih Tasybih, Isti’arah dan Majaz, sangat berkaitan sekali dengan kebohongan, karena mereka memposisikan kata tidak pada tempatnya, tetapi hal tersebut tidak disetujui oleh Al-Jurjani. Menurutnya meski demikian adanya, tetapi syair beserta susunan pembentuknya tidaklah demikian. Karena, meski beliau meletakan suatu kata tidak pada posisinya, tetapi beliau memakai hal tersebut karena adanya relevansi makna, baik itu dari asasnya ataupun dari cabang-cabangnya. Menurut Al-Jurjani syair yang berkualitas adalah syair yang memiliki daya sentuh dan dihasilkan dari pengamatan yang mendalam terhadap suatu peristiwa, seperti peristiwa terbit dan terbenamnya matahari yang disaksikan oleh seluruh umat manusia. Dari sini dapat dilihat, bagaimana seorang penyair yang handal tidak hanya mengamati gerakan-gerakan yang mendetail itu secara global, akan tetapi melihat ke bagian-bagian pertikularnya, dan menuangkannya dalam kata-



3



Ahmad Mathlub, AL-Jurjani; Balaghatuhu wa Naqduhu... hlm. 54



5



kata yang indah hingga dapat dinikmati oleh khalayak ramai. Meskipun para pakar kritik sastra sering kali tidak sependapat dengan al-Jurjani, tetapi dalam permasalahan ini mereka menyetujui pendapat al-Jurjani. Bahkan ditambahkan pula bahwa syair yang baik mempunyai daya efektifitas dari syair yang dihadirkan. Selain hal tersebut, ada satu hal lagi yang pendapat mereka tidak bertentangan yakni pengutamaan Isti’arah daripada Tasybih. Apabila kita mengeksplorasi ilmu bayan lebih dalam, maka kita akan mendapatkan bahwa sesungguhnya gagasan dan ide tersebut sudah ada, bahkan sebelum datangnya islam, yakni sejak masa Aristoteles. Akan tetapi gagasan tersebut belum matang hingga Abu Ubaidah yang nerupakan murid Khalil Ahmad menuagkannya dalam bukunya. Akan tetapi karya tersebut belum sempurna, hingga diracik dan matangkan kembali oleh Abdul Qahir Al-Jurjani. Oleh karena itu, para sastrawan yang hadir setelah Al-Jurjani hanya menambah dan mengisi kekurangan dari naskah Al-Jurjani. Maka tak ayal, bila nama Al-Jurjani kerap dikenal dengan berkibarnya nama Ilmu Bayan. Walaupun demikian beliau tidak mengesampingkan ilmu lainnya. Dari paparan diatas, kita dapat menggambarkan Al-Jurjani sebagai seorang sastrawan besar yang banyak menghasilkan kontribusi bagi ilmu retorika bahasa, diantaranya adalah: a. Pengeksplorasian dalam karakteristik metafora dalam sastra Arab b. Pemecahan Isti’arah menjadi bagian yang bermutu baik dan kurang baik c. Klasifikasi jenis Isti’arah, menjadikan pembahasan Isti’arah mengkristal terutama pada abad kelima d. Menghasilkan konsep konsistenitas dalam Isti’arah yang tidak berbeda dengan para sastrawan sebelumnya, tapi dengan konsep yang lebih matang. Meskipun demikian Al-Jurjani hanyalah manusia biasa yang tidak akan pernah lepas dari kesalahan, begitupun dalam usahanya ini. Adapun beberapa hal tersebut: a. Dalam



pembahasan



Al-Jurjani



perihal



Isti’arah



beliau



mengedepankan nalar seorang ahli kalam daripada nalar mantiknya



6



lebih



b. Beliau menjadikan sastrawan-sastrawan hanya disibukkan dengan ragam pembagiannya dan melengahkan mereka dalam mencari tahu akar sumber teori tersebut. c. Dengan pemecahan klasifikasi syair yang baik maka beliau seakan membuat tasybih adalah suatu usaha yang diciptakan dan bukan lahir dari nalar, hal ini bertentangan dengan banyak sastrawan yang menganggap bahwa syair adalah suatu gerakan spontanitas d. Dalam klasifikasinya yang menjadikan ketelitian dan pemecahan dalam Tasybih sebagai akar dari syair, menjadikannya berbeda pendapat dengan sastrawan lainnya yang menganggapnya bukan sebagai akar meskipun, bahkan mereka memungkiri untuk menjadikannya sebagai landasan.4 3. Karya-karya Abdul Qahir Al-Jurjani Diantara karya-karya Abdul Qahir Al-Jurjani ada 2 kitab yang terkenal yaitu kitab Asrar Balaghah dan Dalail I’jaz. Kitab Asrar Balaghah pada abad modern ini hadir di abad 20 lebih tepatnya pada tahun 1920 M/ 1320 H yang merupakan hasil kerja keras dan upaya seorang rekonstruktor mesir pada saaat itu yaitu syeikh Muhammad Abduh, setelah kembalinya dari pengasingan selama bertahun-tahun dan juga setelah ia diangkat menjadi Mufti Mesir dan salah seorang tenaga pengajar di Universitas Al-Azhar pada masa itu. Naskah-naskah aslinya diperoleh dari luar negara Mesir seperti Madinah alMunawwarah, Baghdad, dan Utara Semenanjung Tanah Arab (syam). Kemudian, kitab yang disusun berdasarkan naskah-naskah asli tersebut, diberikan penjelasan setiap kata-kata dan ayat-ayat yang dianggap sulit dan kurang dipahami dengan memberikan catatan kaki disetiap halamannya. Kitab ini dijadikan salah satu pelajaran yang ditentukan dalam bidang Balaghah. Ini merupakan inisiatif dari syeikh Muhammad Abduh. Dalam kitab Asrar Balaghah, kritik yang tajam dan membangun diperlihatkan dalam bentuk yang menarik. Inilah pembaharuan yang telah ditonjolkan oleh AlJurjani dalam perbincangan beliau mengenai keistimewaan Tasybih, Isti’arah, Majaz, Kinayah, dan segala bentuk permasalahan Ilmu Bayan. Keistimewaan Asrar Balaghah yaitu kritikan terhadap karya sastra yang berlandaskan perasaan dan pemikiran pengarang karya-karya tersebut, dan usaha untuk mengungkapkan



4



chanif/Salsabila Study Club (SSC) Abdul Qahir Al Jurjani,.htm diakses tgl 15 maret



7



kesan dari sudut retorika Arab. Keistimewaan ini menjadikan Asrar Balaghah sangat penting dan mencapai kedudukan yang tinggi di kalangan para sarjana retorika Arab.5 Beselang setahun setelah penyusunan Asrar Balaghah yang dilakukan oleh syeikh Muhammad Abduh, beliau juga berusaha menyusun kembali satu karya Al-Jurjani yang lain yaitu kitab Dalail I’jaz. Dalam pembukuan kembali kitab Dalail I’jaz ini tidak mendapatkan kesulitan yang berarati dalam hal mnedapatkan naskah aslinya. Karena masih banyak daerah-daerah yang memiliki naskah aslinya, diantaranya yaitu Turki yang telah menyimpan pasca 97 tahun meninggalnya Al-Jurjani, tepatnya pada tahun 568 H di Husein Jalbi Ma’ani yang berjumlah 203 halaman. As’ad Afandi mengungkapkan ada sedikit kesulitan yang ditemui dalam pembukuan kitab Dalail I’jaz ini, dikarenakan terdapat tulisan yang memiliki makna yang masih samar serta pembaban yang kurang sesuai. Hingga beliau membaca tulisan Abdul Jabar yang hidup pada tahun 415 H. Dan seolah mendapatkan jawaban atas persoalan yang mebuatnya dilema dan beliau mendapatkan penjelasanya.6 Selan Dalail I’jaz dan Asrar Balaghah masih banyak karya-karya Abdul Qahir Al-Jurjani lainnya: 1. Al-Madkhal fi Dalail I’jaz 2. Araul Jurjani 3. Al-I’jaz 4. Al-Maghna 5. Al-Muqtashad 6. Al-Awamil al-Mi’ah 7. Al-Jamal 8. Al-Talkhis 9. Al-Umdah fi Tasrif 10. Al-Iqna’ fi Arudl wa Takhrij Qawafi 11. Mukhtar Ikhtiyar 12. Al-Tadzkarah 13. Al-Miftah 5 6



Muhammad Saiful Anuar bin Yusoff.... hlm. 72 chanif/Salsabila Study Club (SSC) Abdul Qahir Al Jurjani,.htm, diakses tgl 15 maret 2016



8



D. PENUTUP 1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas bahwa Abdul Qahir AL-Jurjani adalah seorang sarjana terkemuka dan berwibawa. Ketinggian ilmu dalam bidang ilmu nahwu, balaghah dan kritikan sastra Arab menjadi aset utama dalam menghadapi berbagai macam permasalahan dalam idang ilmu retorika Arab. Penerbitan dua kitab beliau Asrar Balaghah dan Dalail I’jaz, telah mengubah persepsi serta pemikiran tokoh-tokoh sesduah beliau dalam bidang bahasa Arab, khususnya ilmu retorika Arab. Pendekatan yang dibawa beliau telah menjadi dasar bagi para sarjana lainnya untuk menyelami dan menghayati keunikan dan ketinggian nilai sastra dan keretorikaannya dalam Al-Qur’an, al-Hadits dan genre puisi atau prosa Arab. Karya-karya Abdul Qahir Al-Jurjani: a. Al-Madkhal fi Dalail I’jaz b. Araul Jurjani c. Al-I’jaz d. Al-Maghna e. Al-Muqtashad f. Al-Awamil al-Mi’ah g. Al-Jamal h. Al-Talkhis i. Al-Umdah fi Tasrif j. Al-Iqna’ fi Arudl wa Takhrij Qawafi k. Mukhtar Ikhtiyar l. Al-Tadzkarah m. Al-Miftah



2. Kritik dan Saran Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam segi pembahasan maupun penulisan maka dari itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah khususnya maupun bagi pembaca umumnya. Sekian dan terima kasih.



9



DAFTAR PUSTAKA



Mathlub, Ahmad. AL-Jurjani; Balaghatuhu wa Naqduhu. Beirut: Wakâlat Al-Matbu’ât Anuar, Muhammad Saiful. Tesis Pemikiran Abdul Qahir Al-Jurjani dalam kitab Asrar Balaghah, chanif/Salsabila Study Club (SSC) Abdul Qahir Al Jurjani,.htm diakses tgl 15 maret 2016



10