Makalah Aik 3: "Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Yang Berwatak Tajdid" [PDF]

  • Author / Uploaded
  • risa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AIK 3 “Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam yang berwatak Tajdid” Makalah kelompok ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah AIK 3 yang



Oleh Kelompok 6 1. Yulista Arum



(201310060311174)



2. Risa Arisanti



(201310060311185)



3. Rizki Dwi Noviasari



(201310060311186)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam yang Berwatak Tajdid yang dibimbing oleh bapak Muhammad Kamaludin, S.Pdl.,M.Si. Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam yang Berwatak Tajdid, Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada saat ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.



Malang, 19 september 2018



Penulis



Daftar Isi



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Muhammadiyah lahir oleh proses panjang, paduan semangat dan percikan permenungan yang tak Cuma milik seorang. Muhammadiyah menampilkan gerakan islam yang murni dan berkemajuan, itu dihadirkan bykan lewat jalur perorangan , tetapi melalu sebuah system organisasi. Menghadirkan gerakan Islam masih dibingkai oleh kultur tradisional yang lebih mengandalkan kelompokkelompok local. Pendirian awal Muhammadiyah memiliki melakukan gerakan Islam melalui organisasi didasarkan pada rujukan keagamaan Muhammadiyah



sebagai



gerakan



Islam



merumuskan



gerakan



pembaharuanya dalam bentuk purifikasi dan dinamisasi. Muhammadiyah dalam gerakan pembaharuanya dilakukan bersama antara gerakan purikasi dengan gerakan dengan gerakan muamalah . purifikasi dalam bidang aqidah memiliki keterkaitan dengan aspek social kemayarakatan.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana definisi tajdid menurut faham muhammadiyah 2. Bagaimana model-model tajdid dalam muhammadiyah C. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berwatak ajdid 2. Diharapkan mahasiswa mampu memahami secara mendalam tentang muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berwatak tajdid. D. Manfaat Adapun yang manfaat dari makalah ini yaitu memberikan penjelasan kepada mahasiswa mengenai gerakan muhammadiyah yang berwatakkan tajdid, modelmodel tajdid dalam muhammadiyah, serta bidang-bidang yang menjadi tempat gerakan tajdid muhammadiyah



E. Batasan Masalah Batasan Makalah Ini yaitu hanya mengacu pada judul makalah “ Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Yang Berwatak Tajdid”.



BAB II PEMBAHASAN



A. Tadjid Menurut Faham Muhammadiyah Tajdid berarti pembaharuan, peningkatan, dan pengembangan. Dalam arti pemurnian, tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran islam yang berazas al-quran dan as Sunah magbullah. Dalam arti peningkatan pengembangan dan modernisasi, tadjid demaksudkan sebagai penafsiran pengalaman. Dalam melaksanakan tadjid diperlukan aktualisasi akal pikiran yang cerdas dan budi pekerti yang bersih dan dijiwai ajaran islam. Tadjid juga merupakan proses pembaharuan umat islam menuju pada kondisi yang lebih baik. Tadjid oleh Muhammadiyah memaknai tajdid mengandung dua pengertian yakni purifikasi



( pemurnian ) dan dinamisasi (pembaharuan).



Tajdid bersifat purifikasi yaitu “Tandhif al-Aqidah”, yaitu purifikasi dalam aqidah. Dalam aqidah islam harus benar-benar dibersihkan dari elemen-elemen syirik ”Rowasyia asy-syirik”. Akidah yaitu keyakinan hidup atau keimanan dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh semua muslim. Langkah dakwah dan tadjid muhammadiyah tercermin dalam berbagai keploporan diantranya: 1. kepeloporan mendirikan sekolah islam modern. 2. Kepeloporan mendirikan pelayanan kesehatan. 3. Keppeloporan kegiatan penyantunan anak yatim miskin melalui gerakan Al-Ma’un 4. Kepeloporan dalam mendobrak pemikiran islam yang jumud (statis,beku) dengan istihad. Karena



kepeloporan



muhammadiyah



dalam



pembaharuan



maka



muhammadiyah juga dikenal sebagai gerakan reformisme atau modernisme islam. (Nashir, 2006n : xxii – xxiv). Dalam hal pembaharuan Muhammadiyah memaknai tadjid dengan pembaharuan islam yang membangun, mengembangkan,memperbaharui potensi SDM dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi umat islam.



Sedangkan



dalam



pembaharuan



yang



menyangkut



organisasi



muahammadiyah merujuk pada pesan al-Qur’an yang terkandung dalam QS. 3: 104, yang menegaskan bahwa melakukan gerakan dakwah harus melalui “ waltakum minkum ummatan”. Jadi berdakwah di era global seperti sekarang dakwah dilakukan secara organisasi dimana organisasi dilengkapi manjement modern. Muhammadiyah sebagai organisasi mengartika diri sebagai gerakan islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar.



Salah satu perioritas program



muhammadiyah periode yang lalu ialah pengembangan tajdid dibidang tarjih dan tajdid secara itensif dengan menguatkan kembali rumusan teologis seperti tauhid sosial, sera gagasan operasional seperti dakwah jamaah, dengan tetap memperhatikan prinsip dasar organisasi dan nilai islam yang hidup dang menggerakkan. Sejak berdirinya muhammadiyah ia menyatakan dirinya sebagai gerakan yang memperluas ajaran islam yang berdasarkan al-qur’an dan as-sunah shahihah sekaligus membersihkan berbagai amalan yang secara jelas menyimpang dari ajaran islam baik berupa khurafat, syirik maupun bid’ah. Sifat tajdid muhammadiyah tidak hanya bersifat memurnikan, melaikan juga termaksuk upanya pembaharuan dalam tata cara pelaksanaan ajaran islam dalam kehidupan bermasyarakat. Karakter gerakan muhammadiyah yaitu dakwah dan tajdid, yang juga mengandung demensi pemurnian sekaligus pembaharuan. Bukan hanya sematasemata dakwah tetapi juga pembaharuan. Bukan semata-semata pembaharuan , tetapi juga dakwah. Bukan semata-semata pemurnian , tetapi juga pembaharuan. Bukan hanya semata-mata pembaharuuan tetapi juga pemurnian. Permurnian berarti pengontentikan kembali pada islam yang benar-benar murni atau asli sebagai ajaran al-Qur’an dan Sunah Nabi yang shahihah dengan ijtihat sesuai dengan manhaj tarjih. Ketika muhammadiyah didirikan dan para tokohnya termahsuk K.H. Ahmad Dahlan belum memikirkan landasan konsepsional dan teoritis tentang apa yang harus dilalkukan, yang terjadi pada saat itu mereka melakukan penyebaran ajaran agama islam secara praktis dan pragmatis, dengan cara yang



baik dan benar sesuai dengan tuntunan Rosulloloh.seperti pembetulan arah kiblat. Jargon yang diusung pada saat itu adalah kembali kepada Al-Qur’an dan sunah Nabi.



B. Model-model Tajdid dalam Muhammadiyah Model tajdid muhammadiyah secara ringkas dapat dibagi dalam tiga bidang, yaitu bidang keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan. 1. Bidang keagamaan Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali ajaran atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasan dan pemikiran tambahan lain. Pembaharuan dalam bidang kaagamaan adalah memurnikan kembali atau mengembalikan kepada aslinya, oleh karena itu dalam pelaksanaan agama baik yang menyangkut akidah atau pun ibadah harus sesuai dengan aslinya, yang sebagai mana diperintahkan dalam Al-Qur’an dan as sunah. Pembaharuan teologi yang dilakukan muhammadiyah meliputi : dimensi kelasyarakatan, agar islam tetap berada di tengah tengah masyarakat bahkan dapat memiliki kontribusi yang sangat positif dalam memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan. Muhammadiyah secara teologis bedasarkan islam yang berkemajuan, namun secara sosiologis memiliki korelasi dengan konteks hidup umat islam dan masyarakat indonesia



yang



berada



dalam



keterbelakangan.



Muhammadiyah



berorientasi pada kemajuan dalam pembaharuannya, yang mengarahkan hidup umat islam untuk beagama secara benar dan melahirkan rahmat bagi kehidupan. Dalam masalah akidah muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah islam yang murni, bersih dari gejala kemusyrikan, bid’ah dan curafat tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut islam. Sedangkan dalam ibadah,



muhammadiyah



bekerja



untuk



tegaknya



ibadah



tersebut



sebagaimana yang dituntunkan Rasullah tanpa perubahan dan tambahan



dari manusia. Usaha permurnian yang dilakukan muhamaadiyah terhadap keadaan keagamaan yang tampak dari serapan berbagai unsur kebudayaan yang ada di indonesia yaitu a. Penentuan arah kiblat dalam sholat, yang sebelumnya mengarah tepat ke arah barat. b. Penggunaan perhitungan astronomi dalam menentukan awal dan akhir bulan romadhon ( hisab) sebagai kebalikan dari pengamatan perjalanan bulan oleh petugas agama c. Menyelenggarakan shalat bersama di lapangan terbuka pada hari raya islam, idul fitri dan idul adha, sebagai ganti seperti sholat yang serupa dalam jumlah jamaah yang lebih kecil, yang diselenggarakan di masjid d. Perngumpulan dan pembagian zakat fitrah dan kurban pada hari raya tersebut diatas, oleh panitian khusus, mewakili masyarakat islam setempat, yang dapat dibandingkan sebelumnya dengan memberikan hak istimewa dalam persoalan ini pada pegawai tau petugas agama( penghulu , naib, kaum, modin dan lain sebagainya) e. Penyampaian kutbah dalam bahasa indonesia/daeerah, sebagai ganti dari penyampaian khutbah dalam bahasa arab. f. Penyerderhanaan upacara dan ibadah dalam upacara kelahiran, khitanan, perkawinan dan pemakaman, dengan menghilangkan hal hal yang bersifat politheistis. g. Penyerderhanaan makam yang semula dihiasi secara berlebihan h. Menghilangkan kebiasaan berjiarah kemakam-makam orang suci (wali) i. Membersihkan adanya berkah yang bersifat ghoib, yang dimiliki oleh beberapa kiay terteentu, dan perngaruh ekstrim pemujaan terhadap mereka.



j. Penggunaan kerudung untuk wanita, dan pemisahan laki-laki dan



wanita



dalam



pertemuan-pertemuan



yang



bersifat



keagamaan.



2. Bidang pendidikan Dalam bidang ini Muhammadiyah mempelopori dan meyelenggarakan sejumlah pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata. Bagi Muhammdiyah pendidikan memiliki arti yang penting dalam penyebaran ajaran islam, karena melalui bidang pendidikan pemahaman tentang islam dapat diwariskan dan ditanamkan dari generasi kegenerasi. Pembaharuan dari segi pendidikan memiliki dua segi yaitu a. Segi cita-cita Dari segi ini ingin membentuk manusia muslim yang baik budi, alim dalam agama, luas dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, dan bersidia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya. b. Segi teknik pengajaran Dari segi ini lebih banyak berhubungan dengan cara penyelenggaraan pengajaran. Dengan mengambil unsur-unsur yang baik dari sistem pendidikan barat dan sistem pendidikan tradisonal, muhammadiyah berhasil membangun sistem pendidikan sendiri. Seperti sekolah model barat yang dimasukkan pelajaran agama didalamnya, sekolah agama dengan menyertakan perlajaran umum. Selain pembaharuan dalam pendidikan formal, Muhammadiyah juga telah mempebaharui pendidika tradisional non formal yaitu pengajian. Dimana yang semula pengajarnya hanya mengajar ngaji dan ibadah oleh muhammadiyah diperluas dan pengajian di sistematiskan dan diarahkan pada masalah kehidupan sehari-hari. Begitupula muhammadiyah telah mewujudkan bidang bimbingaan dan penyuluhan agama dalam masalah-masalah yang diperlukan dan mungkin bersifat pribadi.



3. Bidang sosial masyarakat Muhammadiyah merintis bidang sosial kemasyarakatan dengan mendirikan rumah sakit, piklinik, panti auhan, rumah singgah, panti jompo, Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), posyandu lansia yang dikelola melalui amal usahanya dan bukan secara individual sebagai mana dilakukan orang pada umumnya. Usaha pembaharuan dalam bidang sosial kemasyarakatan ditandai dengan didirikannya Pertolongan Kesengsaraan Oemoen (PKO)di tahun 1923. Perhatian terhadap kesengsaraan orang lain merupakan kewajiban orang muslim, sebagai perwujudan tuntunan agama yang jelas untuk ber amal ma’ruf dan juga sebagai bentuk pengamalan firman Allah dalam surat Al-ma;un 107: 1-7 Yang artinya “ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama, itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makanan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orang yang lalai dari sholatnya, orang-orang berbuat riya dan enggan(menolong dengan) barang berguna.”. Pesan yang terkandung dalam surat Al-Ma’un adalah ajaran tolong menolong sebagai bentuk dari amal shaleh yang dapat menunculkan solidaritas yang berujung pada mahabbah atau saling mencintai yang dimulai dari ta’aruf(mengenal), tafahum(memahami), lalu tadhamun (saling menghargai). Tadhamun akan melahirkan trahum dan akhirnya terbentuklah suasana ta’awun saling tolong menolong. Pembaharuan sosial masyarakatan yang dilakukan oleh muhammadiyah merupakan salah satu wujud dari ketaatan beragama dalam dimensi sosialnya unutk tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar benarnya.



BAB III PENUTUP



1. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat difahami, bahwa tajdid dalam Muhammadiyah mengalami perubahan yang sangat berarti. Tajdid dalam Muhammadiyah pada tataran praktis dan gerakan aksi yang mengarah pada pemurnian akidah dan ibadah, sebagai reaksi terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh umat Islam. Model model Tajdid dalam Muhammadiyah digolongkan dalam tiga bidang diantaranya (a) bidang keagarmaan yaitu Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali ajaran atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasan dan pemikiran tambahan lain. (b) bidang pendidikan yaitu Muhammadiyah mempelopori dan meyelenggarakan sejumlah pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata dimana bidang pendidikan dipandang sangat penting dalam penyebaran



ajaran



agama



islam.



(c)



bidang



sosial



masyarakat



Muhammadiyah merintis bidang sosial kemasyarakatan dengan mendirikan rumah sakit, piklinik, panti auhan, rumah singgah, panti jompo, Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), posyandu lansia yang dikelola melalui amal usahanya dan bukan secara individual sebagai mana dilakukan orang pada umumnya. 2. Saran Tajdid atau pembaharuan dalam Islam khususnya dalam Muhammadiyah memang perlu terus dilakukan oleh kader–kader Muhammadiyah. Hal ini untuk melindungi ajaran–ajaran agama yang semakin hari luntur oleh fenomena modern yang berkembang di masyarakat. Pola kehidupan masyarakat modern yang memiliki budaya baru yang lebih bebas cenderung melupakan ajaran – ajaran agama yang sebenarnya.



DAFTAR PUSTAKA Widadagdo,B.2012. AIK Kemuhammadiyaan 3 : UMM Press