Makalah-Akuntansi-Kas-Bank Sinta Komala Sari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS AKUNTANSI KAS BANK



DISUSUN OLEH : SINTA KOMALA SARI



KELAS XII AKUNTANSI



SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BUDI UTAMA PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2020



A. PENGERTIAN KAS Kas dan bank merupakan harta perusahaan yang paling liquid sehingga sangat mudah untuk diselewengkan. Setiap hari hampir seluruh transaksi dalam perusahaan menyangkut dengan kas, oleh karena itu perusahaan harus membuat suatu sistem yang kuat untuk mengontrol pengeluaran atau penerimaan kas dan bank.



Walaupun pengendalian intern yang dibuat oleh perusahaan kuat, namun tak selayaknya perusahaan yakin dengan manajemen dan sistem yang dibuat, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap kas dan bank serta seluruh akun dalam laporan keuangan perusahaan. Audit perusahaan juga turut serta dalam mengontrol sistem tersebut, selain itu audit juga memberikan kepercayaan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan dapat dinyatakan benar. Sehingga setiap perusahaan terutama perusahaan yang besar wajib mengaudit perusahaannya.



Berikut pengertian kas oleh beberapa ahli, antara lain yaitu: a. Menurut Munawir (1983) Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet). b. Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982) Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.



c. Standar Akuntansi Keuangan (2002) Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Yang dimaksud dengan bank adalah sisah rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.



Master Kas/Bank adalah Form untuk membuat data master Kas dan Bank. Pada BeeAccounting ini Kas dan Bank merupakan master yang sama, perbedaan hanya pada Tipe atau jenisnya : Kas / Bank. Untuk Kas Giro anda juga harus membuatkan kasnya yang digunakan untuk menyimpan bentuk Fisik Giro.



Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan perusahaan. Kas adalah aktiva yang paling lancar, harus sediakan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan sebab dapat menimbulkan Idle kas dan tidak kekurangan sebab akan menimbulkan tersendatnya kegiatan perusahaan.



Yang termasuk kas antara lain :Uang tunai, uang kas yang disimpan dibank, cek yang diterima pihak lain cek kasir ,wesel pos dan simpanan bank-bank luar negeri, Sedangkan yang tidak termasuk kas antara lain cek mundur, pembayaran dimuka, effek, prangko dan materai, deposito berjangka, dana-dana wesel tagih. Didalam suatu perusahaan yang dimaksud kas adalah uang yang disimpan dibank sehingga diperlukan administrasi pengelolaan kas bank yang memadai.



B. Karakteristik Kas Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan karakteristik kas yaitu : 1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan. 2. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik. 3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang. 4. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas.



Kas yang diperlukan perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari-hari ataupun untuk pembelian aktiva tetap, memiliki sifat continue maupun tidak continue. Sifat Continue maksunya untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah, membayar suplier kantor habis pakai, dll. Sifat tidak Continue maksudnya untuk pembayaran pajak, deviden, angsuran hutang, dll.



Tujuan disimpan/dibutuhkannya kas bagi perusahaan (menurut John Maynard Keynes) adalah sebagai berikut : 1.



Kebutuhan kas untuk transaksi



2.



Diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan.



3.



Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga



4.



Untuk mengantisipasi aliran kas masuk / keluar yang tidak continue dan sulit untuk diperkirakan.



5.



Kebutuhan kas untuk berspekulasi



6.



Kebutuhan kas untuk memperoleh laba yang lebih besar diluar usaha pokok, dengan membeli efek.



7.



Saldo kompensasi



8.



Berupa dana minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam rekening gironya, dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank.



C. Prinsip-Prinsip Pengendalian Internal Terhadap Kas Seiring dengan perkembangan skala usaha dalam suatu perusahaan, pemilik perusahaan tidak mungkin untuk bisa melakukan pengawasan atas semua operasi perusahaan secara langsung atau dengan kata lain pemilik tidak mungkin bisa terlibat langsung dalam operasi perusahaannya. Untuk itu pemilik perusahaan perlu mendelegasikan wewenangnya kepada pimpinan manajemen perusahaan dan manajemen meneruskan kembali wewenang tersebut dengan menerapkan prosedur prosedur pengendalian intern.



Pengendalian intern meliputi semua perencanaan dari suatu organisasi dan semua metode serta prosedur yang diterapkan manajemen dalam rangka untuk:



1. Menjaga asset perusahaan dari pencurian, pembobolan, perampokan, manipulasi, korupsi yang dilakukan (fraud) oleh pihak-pihak tertentu, serta penggunaan harta kekayaan perusahaan yang tidak diotorisasi. 2. Meningkatkan akurasi dan kepercayaan dari catatan akuntansi dengan cara mengurangi risiko kesalahan (error) dalam proses akuntansi yang dilakukan.



Meskipun banyak perusahaan yang menetapkan prosedur pengendalian intern dengan “bahasa” aturan yang berbeda-beda, namun pada umumnya masing-masing mengandung prinsip-prinsip pokok pengendalian intern yang sama. Di antara prinsip prinsip pengendalian intern tersebut adalah: 1. Pembentukan pertanggungjawaban (establishment of responsibility) 2. Adanya pemisahan tugas secara tegas (segregation of duties) 3. Prosedur dokumentasi harus dimiliki perusahaan (documentation procedure) 4.Pengendalian secara fisik, mekanik, dan elektronik (physical, mechanical and electronic controls) 5. Verifikasi internal yang independen harus ada (independent internal verification) Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : a)



Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan



b) Pelaporan Keuangan yang handal c)



Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan



perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi : a)



Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.



b) Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim. c)



Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya.



Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Keterbatasan pengendalian intern Penting untuk dipahami bahwa : sistem pengendalian intern yang efektif tidak memberikan jaminan absolut akan tercapainya tujuan perusahaan. Secara sederhananya dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian yang handal tidak bisa mengubah manajer yang buruk menjadi bagus. Akan tetapi sistem pengendalian intern yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang tepat bagi manajer maupun dewan direksi yang bagus untuk mengambil keputusan maupun kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif pula. Sistem pengendalian intern yang efektif bukan merupakan jaminan akan kesuksesan bahkan kelangsungan hidup perusahaan sekalipun. Sistem pengendalian intern berfungsi sebagai pengatur sumber daya yang telah ada untuk dapat difungsikan secara maksimal guna memperoleh pengembalian (gains) yang maksimal pula dengan pendekatan perancangan yang menggunakan asas cost-benefit.



D. Penggunaan Cek Untuk Pembayaran Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarik atau mengambil uang direkening giro. Fungsi lain dari cek adalah sebagai alat untuk melakukan pembayaran. 1.



Pengertian Cek Cek adalah perintah kepada Bank dari orang yang menandatanganinya untuk pembayaran sejumlah uang yang tertera pada lembaran cek tersebut kepada si Pembawa atau orang yang namanya disebut dalam cek. Dengan demikian cek adalah suatu alat untuk melakukan tukar-menukar. Karena dapat dibayar atas permintaan si pembawa (yakni pihak yang kepadanya cek itu dialamatkan), cek juga suatu nilai, sama halnya dengan lembaran uang. Untuk menggunakan cek, kita harus membuka giro di bank yang bersangkutan.



Hal yang harus tercantumkan pada cek yaitu sebagai berikut : 



Perkataan cek dalam bahasa yang dipergunakan dalam cek itu,







Perintah membayar sejumlah uang,







Nama yang kena tarik (bank yang harus membayar),







Nama tempat pembayarannya,







Nama tempat dan tanggal cek itu dikeluarkan, serta







Tanda tangan yang mengeluarkan cek (penarik).



2.



Pihak – Pihak Yang Teribat Dalam Cek Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi yang menggunakan cek adalah sebagai berikut :  Penarik (drawee) adalah giran yang menerbitkan cek atau pihak yang memiliki kewajiban pembayaran;  Pemegang (namer, holder), dalam hal ini adalah kreditur atau pemilik piutang;  Tertarik (betrokkene, drawee, payee), adalah pihak lain (biasanya bank) yang memperoleh perintah dari Penarik untuk membayar kepada Pemegang atau Pembawa atau Pengganti dari Pemegang;  Pembawa (toonder, bearer), adalah siapapun yang memegang cek dengan klausula kepada pembawa;  Pengganti (order), adalah adalah siapapun yang namanya tercantum dalam cek dengan klausula kepada pengganti;  Endosant (Indorser) adalah pemegang cek dengan klausula kepada pengganti yang mengalihkan hak tagih kepada pihak lain yang namanya tercantum sebagai pengganti.



3.



Jenis – Jenis Cek a. Cek atas nama Cek atas nama adalah cek yang nama pemiliknya dituliskan pada cek tersebut dan bank hanya akan membayar kepada orang atau badang tersebut. b. Cek Atas Unjuk Cek atas unjuk merupakan kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek atas unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu jadi siapa saja dapat menguangkan cek atau dengan kata lain cek dapat diuangkan oleh si



pembawa cek. Sebagai contoh di dalam cek tersebut tertulis bayarlah tunai, atau cash atau tidak ditulis kata-kata apa pun. c. Cek Silang Cek Silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi cek yang semula tunai berubah menjadi non tunai atau sebagai pemindahbukuan. d. Cek Mundur Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal seka¬rang, misalnya hari ini tanggal 01 Mei 2002. Sebagai contoh. Tn. Roy Akase bermaksud mencairkan selembar cek dan di mana dalam cek tersebut tertulis tanggal 5 Mei 2002. jenis cek inilah yang disebut dengan cek mundur atau cek yang belum jatuh tempo, hal ini biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek dengan si penerima cek, misalnya karena belum memiliki dana pada saat itu. e. Cek Kosong Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak tersedia di dalam rekening giro. Sebagai contoh nasabah Tn. Rahman Hakim menarik cek senilai 60 juta rupiah yang tertulis di dalam cek tersebut, akan tetapi dana yang tersedia di rekening giro tersebut hanya ada 50 juta rupiah. Ini berarti kekurangan dana sebesar 10 juta rupiah, apabila nasabah menariknya. Jadi jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.



E. MEMO DEBET DAN MEMO KREDIT DARI BANK Didalam dunia ilmu ekonomi dikenal dengan adanya memo debet dan memo kredit dalam akuntansi. Memo debet sendiri merupakan sebuah warkat pada pembukuan yang menyampaikan informasi adanya pendebitan sebuah dana. Memo debet ini lebih banyak diaplikasikan di perbankan,dimana merupakan bukti atau informasi adanya pendebitan rekening. Sebaliknya, memo kredit merupakan warkat yang berisi informasi terkait pengeluaran dana. Pada perbankan adalah berupa kredit rekening.



Informasi ini sangat penting guna mengetahui adanya transaksi. Tanpa bukti transaksi berupa memo debit dan memo kredit, maka tidak akan terlacak kemana larinya uang. Sistem pencatatan ini juga berfungsi sebagai pelaporan. Dari hasil adanya memo kredit dan debit dapat di ketahui sisa dana.Selain di dunia perbankan, memo debit dan kredit juga diperlukan untuk pencatatan hasil penjualan guna mengetahui saldo berikut untuk menghitung profit hasil usaha. Untuk memo kredit,diperlukan sebuah pernyataan berikut: 1.



Pernyataan tagihan tunggal.



2.



Pernyataan sebagian jumlah dari tagihan.



3.



Pernyataan tagihan secara menyeluruh. Untuk memo debit, diperlukan salah satunya adalah ketika ada kustomer yang



melakukan pembayaran (untuk area penjualan) dan untuk kostumer yang menyetor tabungan (pada sistem perbankan). Kemudian dana masuk seperti sponsor, juga menjadi salah satu contoh memo debit. Memo debit juga sangat diperlukan keakuratannya karena sangat berkaitan dengan aset yang masuk pada suatu instansi. Bahkan di rumah tangga pun catatan keluar masuk keuangan juga sangat dibutuhkan untuk dapat mengontrol sistem keuangan keluarga. Untuk lembaga yang mengelola hutang dan piutang, catatan akuntansi dibutuhkan untuk pembukuan transaksi hutang dan piutang tersebut. Memo debit berupa dana yang telah dikembalikan oleh nasabah,sedangkan memo kredit merupakan dana hutang nasabah yang dikeluarkan oleh lembaga layanan peminjaman. Catatan pemasukan dan pengeluaran sebaiknya tidak hanya satu melainkan rangkap. Fungsinya adalah untuk dapat dilakukan control terhadap transaksi yang telah dilakukan. Misalnya didalam system penjualan, nota debit (pembelian) dibuat rangkap minimal 3, yaitu pertama untuk customer, kedua untuk marketing dan ketiga untuk bagian keuangan. Untuk nota kredit (pengeluaran) bisa cukup 2 rangkap, yaitu untuk orang yang mengambil dana dan untuk bagian akuntansi.



F. PELAPORAN KAS Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas selama periode tertentu yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. Laporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklafikasikan menurut aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. 1. Aktivitas operasional Aktivitas operasional adalah aktivitas penghasil utama pendapatan rumah sakit yang berasal dari pelayanan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas investasi lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasional merupakan indikator yang menentukan apakah operasional perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan perusahaan, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas ini berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan selisih aset bersih. Contoh arus kas dari aktivitas opresional: 



Penerimaan kas dari penjualan barang/jasa.







Penerimaan kas dari royalti, fess, komisi dan pendapatan lain.







Pembayaran kas kepada pemasok/supplier.







Pembayaran kas kepada karyawan.







Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.







Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan.







Penerimaan dan pembayaran kas dari kontak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.



2. Aktivitas investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas



sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas mesa depan. Contoh arus kas dari aktivitas investasi: 



Pembayaran kas untuk membeli aset, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi.







Penerimaan kas dari pelepasan aset.







Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya.



3. Aktivitas pendanaan Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan: 



Pelunasan pinjaman.







Pembayaran kas oleh penyewa (lesse) untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.



Hal – hal mengenai pelaporan kas yaitu sebagai berikut : 1) Pelaporan arus kas aktivitas operasional menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode langsung (Direct method): dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto di ungkapkan. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh: 



Catatan akuntansi entitas rumah sakit.







Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan.







Pos buku kas lainnya.







Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.



b. Metode tidak langsung (Indirect method): dengan metode ini perubahan aset bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (defferal) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk



operasi di masa lalu dan masa depan dan ungsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan perubahan aset bersih dari pengaruh: 



Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan.







Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi.







Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.



2) Kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan harus dibuat laporan secara terpisah, kecuali untuk arus kas yang dapat disajikan secara neto sebagai berikut: a. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggana daripada aktivitas rumah sakit, misalnya penerimaan dan pembayaran rekening giro.



b. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, volume traansaksi yang besar dengan jangka waktu singkat (minority short), misalnya: 



Penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan deposito berjangka waktu tetap.







Penetapan dan penarikan deposito pada lembaga keuangan.







Pemberian dan pelunasan kredit.



3) Arus kas yang berasal dari transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang yang digunakan dalam pelaporan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs pada tanggal transaksi arus kas. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat perubahan kurs bukan merupakan arus kas. 4) Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklarifikasikan sebagai aktivitas operasional, investasi atau pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya dan diungkapkan secara terpisah, agar para pengguna dapat memahami hakikat dan pengaruhnya terhadap arus kas saat ini dan masa depan.



5) Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan harus diungkapkan tersendiri. Masing-masing arus kas harus diklasifasikan secara konsisiten antar periode sebagai aktivitas operasional, investasi atau pendanaan, dengan ketentuan sebagai berikut: 



Jumlah bunga yang dibayarkan selama suatu periode dilaporkan dalam Laporan Arus Kas, baik yang telah diakui dalam Laporan Aktivitas maupun yang dikapitalisasikan sebagai Aset.







Bunga pinjaman yang dapat dikapitalisasi adalah yang dapat diatribusikan (dapat diidentifikasi secara nyata dan menyakinkan) secara langsung dengan aset tertentu sesuai dengan waktu yang wajar atas penyelesaian suatu konstruksi, yang nilainya adalah sebesar seluruh biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas dana hasil pinjaman yang belum digunakan (nilai bersih pinjaman).







Bunga yang dibayar dapat diklasifasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan.



6) Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan tersendiri dan diklasifikasikan sebagai arus kas operasional. 7) Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas harus dikeluarkan dari Laporan Kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa dalam Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Beberapa contoh transaksi non kas adalah: 



Perolehan aset secara kredit atau melalui sewa pembiayaan.







Konversi utang menjadi modal.



8) Komponen kas dan setara kas (sesuai dengan yang terutang dalam pedoman akuntansi) harus diungkapkan dan dilengkapi rekonsiliasi jumlah tersebut dalam Laporan Arus Kas dengan pos yang sama yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan. 9) Jumlah saldo kas atau setara kas signifikan yang tidak dapat digunakan dengan bebas harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 10) Laporan Arus Kas tidak wajib disusun secara komparatif.