Makalah Analisa Lifetime Height [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



ANALISA LIFE TIME LINK HEIGHT PADA UNIT D375A- 5



Oleh Amir Mugi Pangestu



16610025



KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT SAMARINDA 2019



MAKALAH



ANALISA LIFE TIME LINK HEIGHT PADA UNIT D375A- 5 Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (Amd) Program Studi Teknik Alat Berat Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Samarinda



KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINNGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT SAMARINDA 2019



i



HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS



Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Amir Mugi Pangestu



Nim



: 16 610 025



Jurusan



: Teknik Mesin



Program Studi



: Alat Berat



Jenjang Studi



: Diploma III



Judul Tugas Makalah : “Analisa Life Time Link Height Pada Unit D375A- 5” Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Makalah ini adalah hasil karya Penulis sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah Penulis nyatakan dengan benar. Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan Makalah ini, maka Penulis bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.



Samarinda, Februari 2019 Penulis,



Amir Mugi Pangestu



ii



HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ANALISA LIFE TIME LINK HEIGHT PADA UNIT D375A- 5 Nama



: Amir Mugi Pangestu



Nim



: 16 610 025



Jurusan



: Teknik Mesin



Program Studi



: Alat Berat



Jenjang Studi



: Diploma III Makalah ini telah disahkan Pada tanggal 13 Februari 2019 Menyetujui :



Pembimbing I



Pembimbing II



Abdul Halim, ST., MT.



Ir. Dharma Aviva, MT.



NIP. 19720224 200003 1 001



NIP. 19700727 199512 1 002 Mengesahkan,



Direktur Politeknik Negeri Samarinda



Ir. H. Ibayasid, M. Se NIP. 19590303 198903 1 00



iii



HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ANALISA LIFE TIME LINK HEIGHT PADA UNIT D375A- 5 Nama



: Amir Mugi Pangestu



Nim



: 16610025



Jurusan



: Teknik Mesin



Program Studi : Teknik Alat Berat Jenjang



: Diploma III Makalah ini telah disahkan pada tanggal 01 Agustus 2019 Dewan Penguji,



Penguji I Nama



: Muhammad Taufik, ST., M. Si



NIP



: 19710106 199702 1 001



(



)



(



)



Penguji II Nama



:: Molana Molana Ariefuddin Ariefuddin



NIP



:-



Penguji III Nama



: Handry Triyono



NIP



:-



(



Mengetahui, Ketua Jurusan



Mengetahui, Kepala Program Studi



Muhammad Taufik, ST., M. Si NIP. 19710106 199702 1 001



Faisyal Umar, ST., MT. NIP. 19690217 199802 1 001



iv



)



ABSTRAK Amir Mugi Pangestu 2019. Alat berat merupakan salah satu unit supporting pada pertambangan di bidang pemindahan tanah, pembukaan lahan dan lain-lain. Pada saat pembukaan lahan yang baru, maka unit alat berat yang pertama digunakan adalah bulldozer. Medan yang ditempuh unit ini berlumpur, berbatu,dan berbukit. Hal tersebut tentu saja berefek langsung pada komponen yang bersinggungan langsung dengan tanah yaitu Undercarriage. Berdasarkan Basic Mechanic Course PT. United Tractors Tbk. tahun 2011 biaya perawatan Undercarriage Bulldozer mencapai 45-60% dari total biaya perawatan alat. Salah satu komponen undercarriage yang mengalami keausan adalah Link yang disebabkan oleh partikel-partikel tanah atau pasir keras yang masuk di antara permukaan link dan permukaan roller. Keausan seperti ini menyebabkan ukuran ketinggian link (link height) berkurang. Apabila sudah terjadi keausan melebihi rebuild limit, maka akan dilakukan penggantian komponen. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui usia pakai dari Link height sehingga dengan mengetahui lebih awal life time dari link height, kita bisa membuat perencanaan penggantian link agar komponen pengganti sudah tersedia dan sebagai upaya mencegah tingginya breakdown time. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data P2U D375A-5 sebanyak 11 unit di bulan Januari-september tahun 2014. Data tersebut dapat dihitung tingkat keausan per-jam dalam waktu sebulan, Kemudian data dipilah dengan membuang data yang tidak valid atau extreme. Berdasarkan hasil pemilahan data dari 11 unit menjadi 7 unit dengan sample size 35. Setelah itu data diolah dengan pengujian statistik. Hasil yang didapat selama penelitian adalah life time terpendek 5965 jam dan life time terpanjang 6000 jam. Kata kunci : bulldozer, undercarriage, link height, life time.



v



ABSTRACT Amir Mugi Pangestu 2019. Heavy equipment is one of supporting unit on mining, moving soil, open a new land, and anything else. At the first time to open a new working area, Bulldozer is the first unit to use. Working area of this unit is on muddy, rocky, and hills. This condition effect to the components that make contact between ground and undercarriage. Based on Basic Mechanic Course PT. United Tractors TBK 2011, repair cost of undercarriage is about 45-60% from total repair cost of unit. Part of undercarriage component that affected worn, is Link which caused by particles of soil or sands, where those materials slip between surface of link and roller. This worn will reduce the Link Height. If this worn damage to much the link height, Link will be replace. Based on the problem, The writer interests to do some research which means to get the lifetime of Link Height. By knowing the lifetime, we could make schedule replacement of Link, it purpose to provide the component in right time, so breakdown September 2014. From those data, value of worn per hour in a month can revealed. time because of pending part could avoid. The method of this research is descriptive method. This research uses secondary data from P2U 11 unit D375A-5 on January-September 2014. Data which unvalid and extreme will abandoned. Based on result of data shorting, 4 of 11 unit is abandoned, and 35 data left used as sample size. After that, data processed with statistic test. The result of the research is the shortest life time 5965 hours and the longest life time is 6000 hours. Keyword : bulldozer, undercarriage, link height, life time.



vi



KATA PENGANTAR Puji syukur patut penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini. Shalawat serta salam semoga senentiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman amin. Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma pada Program Studi Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Negeri Samarinda. Judul penulis ajukan adalah “Analisa Life Time Link Height Pada Unit D375- 5”. Penyusunan dan penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ir. H. Ibayasid, M. Sc. selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda 2. Baso Cante, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin. 3. Faisyal Umar, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Alat Berat. 4. Abdul Halim, ST., MT. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 5. Dharma Aviva, ST., MT. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 6. Kedua Orang tua dan Saudara penulis yang senantiasa membantu dalam do’a dan biaya selama kuliah sampai penyelesaian Tugas Akhir iniBapak dan Ibu. 7. Dosen, Staf Teknisi serta Administrasi Jurusan Teknik Mesin dan Program Studi Alat Berat. 8. Teman- teman Teknik Mesin Progam Studi Alat Berat Angkatan 2016 selalu menjunjung tinggi kebersamaan dan senantiasa saling membantu serta memberikan semangat selama proses penyusunan Tugas Akhir ini. 9. Semua pihak yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.



vii



Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak hal yang menjadi kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa selalu melimpahkan rahmat- Nya dan membalas segala kebaikan pihak- pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak- pihak yang membacanya. Samarinda, Februari 2019 Penulis,



Amir Mugi Pangestu



viii



HALAMAN JUDUL ........................................................................................................



i



HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ......................................................................



iv



ABSTRAK ........................................................................................................................



v



KATA PENGANTAR ......................................................................................................



vii



DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................



1



1.2 Bagaimana Analisa Life Time Link Height Pada Unit D375- 5 ............................



2



1.2.1 Bagaimana Analisa Life Time Link Height Pada Unit D375- 5 Dilakukan.



2



1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................



2



1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................



2



BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bulldozer ...............................................................................................................



3



2.2 Undercarriage Bulldozer ......................................................................................



3



2.3 Pengertian, Fungsi dan Cara Kerja Komponen Undercarriage ............................ 4 2.3.1 Front Idler ................................................................................................... 4 2.3.2 Track Frame ...............................................................................................



4



2.3.3 Track Roller ................................................................................................



5



2.3.4 Carrier Roller .............................................................................................



5



2.3.5 Recoil Spring ............................................................................................... 6 2.3.6 Sprocket ......................................................................................................



6



2.3.7 Track Link ...................................................................................................



7



2.3.8 Track Shoe ..................................................................................................



7



2.4 Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU) ........................................................



8



2.4.1 Pengukuran Carrier Roller .........................................................................



8



ix



2.4.2 Pengukuran Grousher ....................................................................................



9



2.4.3 Pengukuran Link High ...................................................................................



9



2.4.4 Pengukuran Outer Bushing ............................................................................



9



2.4.5 Pengukuran Idler ............................................................................................ 9 2.4.6 Pengukuran Sprocket .....................................................................................



10



2.4.7 Pengukuran Link Pitch ...................................................................................



10



2.4.8 Pengukuran pada Track Roller .......................................................................



10



2.4.9 Adjust Tension Track ...................................................................................... 11 2.5 Penyebab- Penyebab Keausan pada Komponen Undercarriage .......................... 11 2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Usia Pakai Undercarriage .....................................



12



2.7 Statistika dan Statistik ..........................................................................................



13



2.7.1 Ukuran Pemusatan Data ................................................................................. 13 2.7.2 Variasi ............................................................................................................



13



2.7.3 Convidence Interval .......................................................................................



13



2.8 Analisis Data Dengan Spss ................................................................................... 13 2.8.1 Uji Normalitas ................................................................................................ 14 2.9 Pengertian Analisis Varian (Anova) ..................................................................... 14 3.1 Jenis Penelitian .....................................................................................................



14



3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 15 3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................



15



3.3.1 Studi Literatur ................................................................................................



15



3.3.1.1 Buku Referensi ....................................................................................



15



3.3.1.2 Internet ................................................................................................. 15 3.3.1.3 Shop Manual ........................................................................................ 15 3.4 Diagram Alir Metode Penelitian ..........................................................................



16



3.4.1 Pengumpulan Data .........................................................................................



17



3.4.2 Pengelompokan dan perhitungan Data ..........................................................



17



3.4.3 Pemilihan Data ............................................................................................... 17 3.4.4 Pengolahan Data ............................................................................................



17



3.4.5 Kesimpulan dan Saran ...................................................................................



17



x



3.5 Hasil Data P2U (program pemeriksaan undercarriage) ....................................... 18 3.6 Uji Normalitas ......................................................................................................



22



3.7 Uji Anova ..............................................................................................................



22



BAB 3 PENUTUP 4.1 Kesimpulan ...........................................................................................................



23



4.2 Saran .....................................................................................................................



23



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



xi



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat berat merupakan salah satu unit supporting pada pertambangan di bidang pemindahan tanah, pembukaan lahan dan lain-lain. Pada saat pembukaan lahan yang baru, maka unit alat berat yang pertama digunakan adalah bulldozer. Bulldozer adalah traktor yang mempunyai traksi besar. Unit ini dapat melakukan pekerjaan menggali, menggusur, meratakan, menarik dan dapat dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah perhutanan. Untuk melakukan



pekerjaan



di



medan



tersebut



maka



bulldozer



menggunakan



undercarriage. Undercarriage merupakan komponen bagian bawah unit Bulldozer, dimana komponen tersebut berfungsi sebagai media penggerak unit untuk perpindahan dari tempat satu ketempat lainnya. Undercarriage juga berfungsi sebagai media penahan dan meneruskan berat dari unit bulldozer ke tanah. Berdasarkan kerjanya, maka Undercarriage akan sering mengalami keausan. Salah satu komponen undercarriage yang mengalami keausan adalah Link. Link berfungsi sebagai penumpu berat unit ke landasan sekaligus sebagai tempat kedudukan pin, bushing dan track shoe. Dimana link juga berfungsi sebagai tempat persinggungan dengan roller saat crawler tractor diam maupun bergerak. Keausan pada link disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keausan yang disebabkan oleh partikel-partikel tanah atau pasir keras yang masuk di antara permukaan link dan permukaan roller. Keausan seperti ini menyebabkan ukuran ketinggian link (link height) berkurang. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa link height memiliki peranan penting pada undercarriage dan apabila komponen tersebut mengalami masalah dapat menyebabkan unit breakdown. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisa Life Time Link height pada Unit Dozer D375A- 5”.



1



2



1.2 Bagaimana Analisa Life Time Link Height Pada Unit D375- 5 Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu berapa tingkat keausan perjam link height pada komponen link undercarriage dan berapa lama life time link height pada komponen link undercarriage. 1.2.1 Bagaimana Analisa Life Time Link Height Pada Unit D375- 5 Dilakukan Hasil penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan bisa tercapai, maka Hanya melakukan penelitian berdasarkan data historical dan tidak melakukan monitoring secara langsung. Data yang digunakan pada penelititan ini adalah data P2U dozer tahun 2014, Tidak membahas lingkungan dan medan tempuh unit. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian adalah demi mengetahui tingkat keausan perjam Link Height pada unit D375A- 5 dan life time dari Link Height pada unit D375A- 5. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian tentang analisa life time pada Link Height diharapkan memiliki manfaat yaitu: (1) Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta sebagai bahan perbandingan untuk meneliti life time Link height pada unit D375A- 5 bagi pembaca untuk pengerjaan selanjutnya. (2) Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta pengerjaan service dan menghindari terjadinya pending part pada unit Bulldozer 375A- 5. (3) Sebagai salah satu referensi tentang analisa life time kepada mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda yang ingin melakukan penelitian dalam bidang yang sama.



BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bulldozer Bulldozer adalah traktor yang mempunyai traksi besar. Unit ini dapat melakukan pekerjaan menggali, menggusur, meratakan, menarik dan dapat dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang berhutan. Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit bulldozer inilah yang pertama kali dipakai Bulldozer mempunyai roda rantai (track shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai daerah yang keras sekalipun. Komponen swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak, dan daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan ripper (alat garuk), atau dengan blasting (peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring dengan sudut kemiringan tertentu, berbukit, apalagi didaerah yang rata. Jarak dorong efisien berkisar antara 25- 40 meter dan tidak lebih dari 100 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan mendorong dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan lebih efektif dan produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment yang biasanya menyertainya antara lain: bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipe layer, dan lain-lain. 2.2 Undercarriage Bulldozer Undercarriage merupakan komponen bagian bawah unit bulldozer, dimana komponen tersebut berfungsi sebagai media penggerak unit tersebut untuk perpindahan dari tempat satu ketempat lainnya. Undercarriage tersebut juga berfungsi sebagai media penahan dan meneruskan berat dari unit bulldozer ketanah. Berikut Komponen Undercarriage: 1. Idler



5. Sprocket



9.



2. Recoil spring assembly



6. Final drive



10. Track adjuster



3.Carrier Roller



7. Track roller



4.Track Frame



8. Track Shoe



3



Track link



4



2.3 Pengertian, Fungsi dan Cara Kerja Komponen Undercarriage Komponen berikut adalah bagian dari komponen undercarrige beserta fungsi- nya yang akan dijelaskan lebih dibawah. 2.3.1 Front Idler Front idler berfungsi untuk membantu mengencangkan atau mengendorkan track dan juga meredam kejutan.



Gambar 2.3. Front Idler 2.3.2 Track Frame Track frame merupakan tulang punggung dari pada undercarriage, track frame sebagai tumpuan chasis unit tehadap permukaan tanah dan tempat kedudukan komponen-komponen undercarriage. Track frame merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai konstruksi box yang saling menyilang dan dirakit dengan plat baja. Track frame khusus di design mampu melawan beban kejut selama operasi berat atau ringan dari kondisi kerja unit. Pada unit bulldozer dibagian belakang track frame dihubungkan terhadap chasis menggunakan pivot shaft sedangkan bagian depannya dihubungkan dengan equalizer bar. Equalizer bar yang berfungsi seperti halnya system suspensi yang mengurangi kejutan yang terjadi karena ketidak rataan permukaan jalan (medan operasi). Sebagian besar track tetap kontak pada permukaan tanah sihingga mengurangi resiko unit terbaik. Track frame secara khusus dirancang mampu menerima beban kejut selama operasi



5



Gambar 2.4.Track Frame



2.3.3 Track Roller Track roller adalah bagian dari komponen undercarriage yang berbentuk menyerupai roda besi yang berfungsi sebagai pembagi berat bulldozer ke track. Dimana beberapa track roller yang dipasang pada bagian bawah track frame akan menahan berat unit terhadap track link, sehingga dapat dikatakan track roll sebagai pembagi berat chasis terhadap track link seperti gambar berikut.



Gambar 2.5. Track Roller



2.3.4 Carrier Roller Carrier roller adalah dari bagian dari komponen undercarriage yang berbentuk hampir sama dengan track roller, akan tetapi memiliki fungsi yang berbeda yaitu menahan berat gulungan atas dari track shoe assy, agar tidak melentur, dan menjaga gerakan track shoe antara sprocket ke idler atau sebaliknya agar tetap.



6



Gambar 2.6.Carrier Roller 2.3.5. Recoil Spring Recoil spring berfungsi untuk kejutan- kejutan dari front idler. Track adjuster berfungsi untuk mengatur kekencangan track. untuk mengencangkan track dengan cara grease dipompakan masuk keruangan dalam cylinder melalui grease fitting. Sehingga cylinder akan bergerak keluar, sedangkan untuk mengendorkan track dengan cara grease harus dikeluarkan dari ruangan pada cylinder melalui plug, seperti gambar berikut



Gambar 2.7. Recoil Spring 2.3.6. Sprocket Sprocket dalam komponen undercarriage berfungsi sebagai media penerus tenaga gerak ke track melalui bushing, dan merubah putaran sprocket menjadi gulungan pada track agar unit dapat bergerak.



7



Gambar 2.8.Sprocket 2.3.7. Track Link Track link pada unit bulldozer memiliki fungsi sebagai penumpu dari total beban pada track roller sehingga memungkinkan crawler tracktor dapat berjalan. Dimana track link dihubungkan antara link satu dengan link yang lain dengan pin dan bushing, dihubungkan dengan track shoe dengan bolt dan nut. Dimana tumpuan track link terletak pada track roller, carrier roller dan front idler.



Gambar 2.9. Komponen Trank Link



2.3.8 Track Shoe Track shoe adalah bagian dari undercarriage yang berfungsi disamping tempat persinggungan dengan tanah juga merupakan alas gerak crawler tracktor. Track shoe merupakan pembagi berat unit ke permukaan tanah (ground). Dipasang pada bulldozer untuk keperluan operasi didaerah yang berbatu, sedangkan apabila dioperasikan didaerah yang berpasir tingkat keausannya cendrung lebih besar.



8



Gambar 2.10. Track Shoe 2.4 Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU) Tujuan Dilakukan PPU adalah sebagai tindakan preventive maintenance. Agar kita dapat mengetahui tingkat keausan pada Undercarriage dan sebagai tolak ukur usia pakai komponen.



PPU pada bulldozer dilakukan setiap 500 hours meter. Prosedur pertama sebelum dilakukan pengukuran adalah; (1) Bersihkan All Component Undercarriage. (2) Siapkan tools Measurement. Semua prosedur sudah dilaksanakan, maka lakukan pengukuran pada di setiap komponen yang ada di undercarriage sebagai berikut: 2.4.1 Pengukuran Carrier Roller Pengukuran pada carrier roller menggunakan outside caliper, metodenya adalah tentukan titik tengahnya apabila sudah mendapatkan titik tengahnya ukur bagian tengahnya menggunakan vernier caliper. (Lampiran Gambar 2.11 Carrier Roller) Standart : 210.0 mm Limit : 185.0 mm



9



2.4.2 Pengukuran Grousher Pengukuran grousher menggunakan alat depth gauge, sebelumnya bersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran kemudian taruh depth gauge antara kedua grouser ambil di tengah shoe. Kemudian ukur menggunakan vernier caliver. (Lampiran Gambar 2.12 Grousher). Standart: 93.0 mm Limit: 30.0 mm 2.4.3 Pengukuran Link High Pengukuran ini menggunakan depth gauge, seperti biasa bersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran kemudian taruh di antara link dan ukur kembali menggunakan Vernier caliper. (Lampiran 2.13 Link high) Standart: 181.0 mm Limit: 163.0 mm



2.4.4 Pengukuran Outer Bushing Pengukuran Outer bushing menggunakan Outside Caliper. bersihkan terlebih dahulu kemudian ukur. dan ukur kembali menggunakan vernier caliper. (Lampiran Gambar 2.14 Outer Bushing) Standart: 98.5 mm Limit: 92.5 mm



2.4.5 Pengukuran Idler Pengukuran ini dilakukan menggunakan depth gauge, bersihkan lokasi yang akan di ukur kemudian ukur dan setelah di ukur gunakan vernier caliper. (Lampiran Gambar 2.15 Idler) Standart: 23.5 mm Limit: 36.0 mm



10



2.4.6 Pengukuran Sprocket Pengukuran pada komponen ini sedikit berbeda dengan komponen lain. Pengukuranya mengguanakan wear gauge. Ambil tiga point keausan pada gambar apabila sudah mencapai limitnya maka segera diganti. (Lampiran gambar 2.16 Sprocket) Standart: 0.0 mm Limit: 8.0 mm 2.4.7 Pengukuran Link Pitch Metode pengukuran link pitch. Sebelum melakukan pengukuran pastikan kebersihanya agar pengukuran maksimal.dan kencangkan track dengan mengganjal menggunakan pin agar pengukuran lebih akurat. Pengukuran ini bertujuan untuk mengukur panjang dari pada link pitch. Tarik meteran di 5 pin 4 shoe dan ukur panjang keausannya. (Lampiran Gambar 2.17 Pemasangan Tool Pin) Standard : 1121.2 mm Limit: 1133.2 mm



2.4.8 Pengukuran pada Track Roller Pengukuran ada dua cara yaitu menggunakan Multi Scale dan Outside Caliper. Untuk Multi Scale penggunaannya tarik dari bawah link sampai tengah track roller. Setelah menemukan hasilnya gunakan rumus ini : (B - C) x 2 maka akan dapat diameter track roller. Apabila menggunakan Outside Diameter prosesnya sama seperi mengukur Carier Roller. Standard : 270.0 mm Limit: 200.0 mm



Gambar 2.18 carrier roller



11



2.4.9 Adjust Tension Track Metode mengencangkan atau mengendorkan track link, sangat penting diketahui. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat keausan idler. Karena apabila terlalu kencang track link akan menekan idler dan final drive berdampak pada keausan semakin cepat. dan apabila terlalu kendor track link akan membebani komponen lain, dan gerakan track link bisa snaky (tidak lurus) sehingga berdampak pada keausan lebih cepat untuk semua komponen undercarriage menyebabkan line clearing tidak maksimal. Lakukan adjust track apabila track terlalu kencang atau terlalu kendor. Apabila mengalami kekendoran. Travel unit maju dan mundur di area datar kemudian jangan di brake, gunakan speed rendah. Biarkan unit berhenti dengan sendirinya. Apabila sudah berhenti, taruh pengaris panjang di antara carier roller depan dengan idler. Masukan grease ke dalam grease fitting. Yang akan mendorong idler ke depan dan ukur clearance antar mistar dan grousher dengan vernier caliper di bagian tengah yang paling kendor dengan standart clearance 20– 30 mm. Apabila kekencangan buka grease fitting kemudian biarkan grease keluar sampai standart clearance yang sudah ditentukan. Setelah itu tutup kembali. (Lampiran gambar 2.19 Adjust tension track) 2.5 Penyebab- Penyebab Keausan pada Komponen Undercarriage Keausan pada komponen undercarriage terbagi menjadi 2 yaitu normal limit & impact limit. Normal limit adalah batas keausan pada saat alat dioperasikan di daerah yang berpasir tanpa batu dan pada kondisi dimana tidak terdapat kejutan- kejutan yang terlalu besar dan sering pada undercarriage. Impact limit adalah batas keausan pada saat alat dioperasikan di daerah yang berbatu dan pada kondisi dimana undercarriage banyak sekali kejutan.



12



2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Usia Pakai Undercarriage Hal– hal yang menyebabkan panjangnya umur pakai undercarriage dapat di bagi dalam 3 kelompok; (1) Dikendalikan dari sisi perawatan undercarriage, termasuk track tension adjustment. (2) Dikendalikan oleh metode pengoperasian alat. (3) Hal– hal yang tidak bisa dikendaliikan, yaitu pengaruh lingkungan, seperti kondisi tanah. Table sederhana dibawah yang menunjukan faktor- faktor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage : Tabel 2.2 Tabel factor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage



Mengantisipasi keausan yang berlebih, perlu dilakukan program maintenance secara berkala seperti cleaning unit secara rutin dan adjust tension track apabila track link kendor, serta cek kebocoran oli setiap komponen undercarriage yang menggunakan pelumas termasuk shaft idler.



13



2.7 Statistika dan Statistik Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan dan penyusunan data, pengolahan data, dan penganalisisan data, serta penyajian data berdasarkan kumpulan dan analisis data yang dilakukan. Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka- angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan Salah satu alasan diperlukannya statistik adalah generalisasi akan parameter suatu populasi yang dapat diambil dengan hanya meneliti sebagian kecil anggota populasi (sampel). 2.7.1 Ukuran Pemusatan Data Ukuran pemusatan data merupakan salah satu pengukuran data dalam statistika. Yang termasuk dalam ukuran pemusatan data adalah rataan (Mean), Median, Modus . 2.7.2 Variasi Ukuran pemusatan data, setiap data dapat ditandai dengan variasi dan bentuknya. Salah satu langkah sederhana variasi adalah rentang, perbedaan antara yang terbesar dan nilai-nilai terkecil. Lebih umum digunakan dalam statistik adalah standar deviasi dan variasi. 2.7.3 Convidence Interval Convidence Interval adalah salah satu parameter lain untuk mengukur seberapa akurat Mean sebuah sample mewakili (mencakup) nilai mean populasi sesungguhnya. 2.8 Analisis Data Dengan Spss Spss adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu- menu deskriptif dan kotak- kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya.



14



2.8.1 Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain uji chi- kuadrat, uji lilliefors, dan uji kolmogorov- smirnov. Uji normalitas menghasilkan 3 (tiga) jenis keluaran, yaitu Processing Summary, Descriptives, Tes of Normality, dan Q- Q Plots. Untuk keperluan penelitian umumnya hanya diperlukan keluaran berupa Test of Normality, yaitu keluaran yang berbentuk seperti gambar 1- 3. Keluaran lainnya dapat dihapus, dengan cara klik sekali pada objek yang akan dihapus lalu tekan Delete. 2.9 Pengertian Analisis Varian (Anova) Analisis varian merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji perbandingan rata- rata antara beberapa kelompok data. Pada Analisis Varian (Anova) hanya terdapat satu variabel dependen. Jika variabel dependen lebih dari satu maka digunakan analisis varian multivariate (Manova). Jika variabel independen pada analisis varian univariate hanya satu maka disebut Anova satu arah (One- Way Anova). Jika variabel independen lebih dari satu maka disebut Anova banyak arah. Prosedur One- Way Anova adalah analisis varian dengan satu variabel independen. Analisis varian digunakan untuk menguji hipotesis kesamaan rata-rata antara dua grup atau lebih (tidak berbeda secara signifikan). Teknik yang digunakan merupakan perluasan uji t dua sampel. Hasil uji Anova diketahui terdapat rata- rata data yang bebeda, perbedaan tersebut dapat ditentukan pada analisis lanjut (post hoc). 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian tugas akhir ini merupakan penelitian deskriptif yang sifatnya pengolahan data- data dari hasil P2U (Program Pemeriksaan Undercarriage) yang telah ada, untuk menganalisa keausan perjam dan life time link height pada unit D375A- 5.



15



3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di kampus Politeknik Negeri Samarinda, Waktu penelitian dimulai pada bulan Juli- Agustus 2018. 3.3 Metode Pengumpulan Data Tugas Akhir ini, disusun penulis menggunakan data sekunder yaitu hasil P2U (Program Pemeriksaan Undercarriage) D375A- 5 sebanyak 11 unit di PT. PAMA Persada Nusantara site Kideco Jaya Agung Batu Kajang, tahun 2014. 3.3.1 Studi Literatur Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan berbagai macam data- data baik berupa buku- buku dan shop manual. 3.3.1.1 Buku Referensi (1) Basic Maintenance. Penerbit PT. United Tractor, Jakarta, 2011. (2) Sistem Final Drive dan Undercarriage, Penerbit PT. United Tractor, Jakarta 2011. (3) Mechanic Development PT. United Tractor Tbk, Jakarta 2006. (4) Undercarriage System KUC Prosedur Manual Komatsu 3.3.1.2 Internet Pengumpulan data untuk menambah referensi dan hal- hal lain yang biasa di jadikan bahan pertimbagan dalam menganalisa komponenkomponen pendukung serta teori kerjanya. 3.3.1.3 Shop Manual Sumber pedoman pada suatu unit untuk mengetahui serta menganalisa suatu masalah dan juga mengetahui suatu komponen- komponen sepeti link height serta cara kerjanya. Buku yang digunakan penulis adalah Shop Manual D375A- 5.



16



3.4 Diagram Alir Metode Penelitian Alur penelitian berikut digunakan sebagai arah agar saat penelitian tertata dengan benar dan dapat diurutkan dengan benar. 1. Mulai v 2. Identifkasi Masalah v 3. Studi Literatur v 4. Buku referensi, shop manual atau internet v 5. Pengumpulan data sekunder Unit v 6. Perhitungan keausan v 7. data tingkat keausan v 8. Pemilihan data tingkat keausan v 9. check apakah data sesuai (jika tidak kembali ke no. 5) v 10. perhitungan keausan rata- rata dan lifetime v 11. A



Data keausan rata- rata lifetime Distribusi tak normal



Tabel 3.1 Diagram Alur Metode Penelitian



17



3.4.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data report hasil dari P2U D375A- 5 sebanyak 11 unit di lapangan, pada tahun 2018 3.4.2 Pengelompokan dan perhitungan Data Data P2U dapat dikelompokan dari hasil pengukuran sesuai dengan komponen undercarriage untuk melakukan penelitian. Data tersebut dapat dihutung untuk mencari hours meter pemakaian unit perbulan dan tingkat keausan per- jam, rumus yang digunakan adalah; (1) Hours meter pemakian unit perbulan. (2) Hours meter= SMR Bulan ke 2 (05-Feb) – SMR Bulan Ke 1 (20-Jan-18). Tingkat keausan per- jam Measurement bulan ke 1 (25- Jan- 18) - Measurement bulan ke 1 (05- Feb- 18) Hours Meter 3.4.3 Pemilihan Data Hasil perhitungan hours meter pemakaian unit perbulan dan tingkat keausan per- jam yang telah dilakukan sebelumnya, apabila ada data dari perhitungan tidak valid atau extrem, maka data tidak dapat digunakan atau data dibuang karena akan mengganggu perhitungan selanjutnya. 3.4.4 Pengolahan Data Berdasarkan hasil pemilahan data dari 11 unit menjadi 7 unit dengan sample size 35. Data kemudian diolah dengan pengujian statistik yaitu measures of central tendency, variation dan anova (analysis of variance). 3.4.5 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil Analisa life time Link Height D375A- 5, penulis berharap bahwa penulisan penelitian ini dapat menjadi informasi untuk perusahaan pertambangan untuk mengetahui life time dan perencaan penggantian agar komponen pengganti sudah tersedia dan sebagai upaya mencegah tingginya breakdown time, yang disebabkan oleh waiting parts atau pending parts.



18



3.5 Hasil Data P2U (program pemeriksaan undercarriage) Menggunakan hasil data P2U (program pemeriksaan undercarriage) pada komponen link height RH dan LH, SMR unit, nominal measurement dan rebuild limit. Didata belum tercantum lama pemakaian dan keausan komponen perjam. Dan unit yang dilakukan P2U sebanyak 11 unit dozer Komatsu D375A-5. Dibawah ini adalah contoh data P2U sebelum diolah :



Dari gambar diatas dapat diketahui, data yang digunakan hasil P2U pada tahun 2018 sebelum melakukan pengolahan.



19



Tabel 4.1 Seluruh data P2U link height yang diolah



20



\



21



Tabel 4.1 Seluruh data P2U link height yang diolah



Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa data yang diberi warna kuning adalah data yang tidak valid atau data extreme, kemungkinan tidak dilakukan pengukuran atau tidak teliti dalam pengukuran. Sedangkan SMR bertambah adalah data tersebut tidak dapat diolah pada saat pengujian, maka data tersebut dapat dibuang. Pada tabel diatas memiliki 35 pengukuran link height dari 99 data pengukuran 11 unit Dozer yang digunakan, ada beberapa data extreme yang dibuang Karena tidak dapat dilakukan perhitungan maupun pengujian.



22



3.6 Uji Normalitas Untuk melakukan uji Anova terlebih dahulu harus memenuhi syarat yaitu harus melakukan uji normalitas. Berikut adalah uji normalitas dilakukan menggunakan SPSS Ver. 16. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data



Dari hasil Uji Normalitas di atas, sig untuk keausan LH dan keausan RH memiliki nilai 0,000. Keduanya < 0,05. Jadi kedua variabel tersebut tidak memiliki distribusi yang normal. Data tidak berdistribusi normal bisa disebabkan oleh beberapa faktor contohnya frekuensi dari salah satu data tinggi sedangkan untuk data yang lain tidak mengikuti. 3.7 Uji Anova Uji anova tidak dapat dilakukan dikarenakan hasil dari uji normalitas data tidak berdistribusi normal. Jadi karena uji anova tidak dilakukan maka tidak dapat menggambarkan apakah life time yang didapat dapat berlaku untuk semua unit.



BAB III PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil “Analisa Life Time Link height pada Unit D375A- 5”. Dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : Tingkat keausan link height pada unit D375A- 5 dengan tingkat kepercayaan 95% dengan Interval Lower Limit: 0.00302 mm/jam dan Interval Upper Limit: 0.0030 mm/jam. Life time link height pada unit D375-5 adalah; Life Time Terpendek: 5965,725 jam dan Life Time Tepanjang: 6.000 jam 4.2 Saran Saran dalam penelitian ini adalah perlunya dilakukan pengukuran yang lebih teliti untuk mendapatkan hasil keausan lebih akurat. Karena dari hasil pengukuran terdapat banyak data yang tidak valid dan extrim. Membersihkan komponen undercarriage pada link height sebelum melakukan pengukuran dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan data P2U terbaru.



23



DAFTAR PUSTAKA PT. United Tractors Tbk, 2011. BMC Produck Knowledge & Publication Book . Jakarta: PT. United Tractor Tbk, PT. United Tractors Tbk, 2011. Sistem Final Drive dan Undercarriage. Jakarta : PT. United Tractor Tbk. PT. United Tractors Tbk, 2006. Mechanic Development. KPT. Jakarta : United Tractors Tbk. Komatsu, 2004. Shop Manual D375A-5 :Undercarriage. Jepang: Komatsu. Peron Education, Inc, Upper Saddle, River, New Jersey, 07458, 2008. Statistics For Managers Using Microsoft Excel. United States of America : Pearson Prentice Hall Wahana Komputer Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 12, 2004. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12. Semarang : Wahana Komputer Komatsu, 2005. Undercarriage System, KUC Procedure Manual Komatsu. Japan : Komatsu.



LAMPIRAN



Gambar 2.11 Carrier Roller



Gambar 2.13 Link High



Gambar 2.12 Grousher



Gambar 2.14 Outer Bushing



Gambar 2.16 Sproket Gambar 2.15 Idler



Gambar 2.17 Pemasangan Tool Pin



Gambar 2.19 Adjust tension track