Makalah Analisis Kurikulum 2013 Kel.4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia memang tidak pernah lepas dari dinamika perubahan,salah satunya adalah perubahan kurikulum. Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai acuan atau pedoman dalam meningkatkan kualitas pendidikan.Pendidikan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).Dalam penjelesan Undang -Undang tersebut dikemukan bahwa pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dalam mencapai visi tersebut, kurikulum berperan sebagai alat palaksana proses pendidikan. Namun perubahan kebutuhan masyarakat terhadap lulusan jenjang pendidikan terus meningkat, kurikulum harus disesuaikan dengan tuntutan tersebut.Di Indonesia sendiri sudah sering terjadi perubahan kurikulum.Dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, sampai yang terakhir adalah Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).Dan yang berkembang belakangan ini adalah perubahan Kurikulum KTSP yang dianggap tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat menjadi kurikulum 2013. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari kajian makalah ini adalah 1. Bagaimanakah gambaran perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013? 2. Bagaimanakah bentuk rancangan kurikulum 2013? 3. Bagaimanakah struktur kurikulum 2013? 4. Bagaimakah relevansi kurikulum 2013? 5. Bagaimanakah analisis struktur kurikulum 2013? 6. Bagaimanakah analisis strategi implementasi kurikulum 2013? 7. Bagaimanakah analisis strategi implementasi kurikulum 2013?



8. Bagaimanakah dampak kurikulum 2013?



C. Tujuan Penulisan Tujuan dari kajian makalah ini adalah untuk melihat analisis rencana penerapan kurikulum 2013 yang terurai dalam aspek berikut ini: 1. Gambaran perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013 2. Rancangan kurikulum 2013 3. Struktur kurikulum 2013 4. Relevansi kurikulum 2013 5. Analisis struktur kurikulum 2013 6. Analisis strategi implementasi kurikulum 2013 7. Analisis strategi implementasi kurikulum 2013 8. Dampak kurikulum 2013?



BAB II PEMBAHASAN



A. Kurikulum 2013 1. Gambaran Perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013 KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah



sosial



budaya



masyarakat



setempat



dan



karakteristik



peserta



didik. Kurikulum KTSP yang digunakan pada saat ini merupakan kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga seorang guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru. Menurut Mulyasa (2009), Kurikulum yang kita pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lain masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebihh kreatif dalam menjalankan pendidikan. (2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah. (3) konten kurikulum dalam KTSP masih sangat padat. Akibat dari kekurangan-kekurangan tersebut menimbulkan banyak permasalahan di dalam pelaksanaan KTSP. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya yaitu : 1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak. 2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. 3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.



5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. 6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. 7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya remediasi secara berkala. 8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multitafsir. Permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari pelaksanaan KTSP tersebut membuat pemerintah, khusunya yang menangani bagian pendidikan di Indonesia yakni kementerian Pendidikan Nasional merencanakan perubahan dalam kurikulum untuk menuntaskan permasalahan-permasalahan ini, agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Pemerintah merencanakan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang akan di laksanakan di bulan juli 2013 ini. Pemerintah menjelaskan bahwa kurikulum 2013 akan membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, karena mereka menganggap bahwa di dalam kurikulum 2013 banyak memberikan jawaban dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan KTSP. Menurut Nasution (2008), Perubahan kurikulum dapat kecil dan sangat terbatas, dapat pula luas dan mendasar. Perubahan itu dapat berupa : 1. Substitusi : mengganti buku pelajaran 2. Alterasi : menambah atau mengurangi jam pelajaran bidang studi tertentu 3. Variasi : Perubahan metode 4. Restrukturisasi : Penambahan team guru untuk mendapatkan tenaga dan fasilitas baru 5. Orientasi Baru : Perubahan orientasi pengajaran. Merujuk pada pendapat diatas, kita dapat melihat bahwa perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013 juga mencakup ke-5 hal diatas. Secara Substitusi (Pergantian buku pelajaran), dalam merencanakan kurikulum 2013, pemerintah juga merencanakan pembuatan buku pelajaran sebagai penunjang pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut. Pemerintah akan



mencetak buku-buku pelajaran dan mendistribusikannya kepada sekolah-sekolah agar penerapan kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik. Secara Alterasi (Menambah atau mengurangi jam pelajaran) pemerintah juga menambah jam pelajaran di tiap jenjang sekolah dalam kurikulum 2013 dan mengurangi beberapa mata pelajaran. Walaupun terjadi pengurangan mata pelajaran, akan tetapi mata pelajaran tersebut tetap di ajarkan dan digabungkan dalam mata pelajaran lainnya. Sistem seperti inilah yang disebut sebagai tematik-integratif. Perubahan ini lah yang akan mnimbulkan variasi (Metode mengajar guru) yang lebih bervariatif agar mata pelajaran yang didalamnya terdiri dari gabungan mata pelajaran yang dihapuskan tersebut mampu di sampaikan juga kepada peserta didik. Alasan-alasan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:



Tantangan Masa Depan ·



Kompetensi Masa Depan



Globalisasi : WTO, ASEAN Community,·



Kemampuan berkomunikasi



APEC, CAFTA



·



Kemampuan berpikir jernih dan kritis



·



Masalah lingkungan hidup



·



Kemampuan



·



Kemajuan teknologi informasi



·



Konvergensi ilmu dan teknologi



·



Ekonomi berbasis pengetahuan



·



Kebangkitan industri kreatif dan budaya



·



Pergeseran kekuatan ekonomi dunia



·



Pengaruh dan imbas teknosains



·



Mutu investasi dan transformasi pada



yang mengglobal



sektor pendidikan



·



memiliki minat luas mengenai hidup



Hasil TIMSS dan PISA



·



Memiliki kesiapan untuk bekerja



·



Memiliki



·



mempertimbangkan



segi



moral suatu permasalahan ·



Kemamapuan menjadi warga Negara yang efektif



·



Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yag berbeda



·



Kemampuan hidup dalam masyarakat



kecerdasaan



sesuai



dengan



bakat/minatnya Fenomena Negatif yang Mengemuka ·



Perkelahian pelajar



·



Narkoba



Persepsi Masyarakat ·



Terlalu kognitif



menitikberatkan



pada



aspek



·



Korupsi



·



Beban siswa teralu berat



·



Plagiarisme



·



Kurang bermuatan karakter



·



Kecurangan dalam ujian



·



Gejolak Masyarakat



Sumber : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1



Jadi Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematikintegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik



dalam



melakukan



observasi,



bertanya,



bernalar,



dan



mengkomunikasikan



(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.



Adapun



obyek



yang



menjadi



pembelajaran



dalam



penataan



dan



penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan



di



zamannya,



memasuki



masa



depan



yang



lebih



baik.



(http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1).



2. Rancangan Kurikulum 2013 a. Landasan Penngembangan Kurikulum 2013 Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyempurnaan Kurikulum 2013 juga memiliki beberapa landasan sebagai dasar pengembangannya.Diantaranya yaitu (1) landasan yuridis, (2) landasan filosofis, (3) landasan teoritis dan (4) landasan empiris. Hal tersebut di jelaskan secara rinci di dalam draf kurikulum 2013 yaitu sebagai berikut:



1) Landasan Yuridis Landasan yuridis kurikulum 2013 adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. 2) Landasan Filosofis Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan pada kurikulum 2013 yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. 3) Landasan Teoritis Pada Kurikulum 2013, kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan yang di dasarkan pada standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005). 4) Landasan Empiris Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%, 6,3%, 2008: 6,4%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR, 31/05/2012). Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan.



Hasil studi PISA (Program for International Student Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. b. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013 Menurut Hamalik (2007) Prinsip pengembangan kurikulum terdiri dari: (1) Prinsip Berorientasi pada tujuan, (2) Prinsip relevansi, (3) Prinsip efisiensi dan efektifitas, (4) Prinsip



fleksibilitas,



(5)



Prisnsip



berkesinambungan/Kontinuitas,



(6)



Prinsip



keseimbangan, (7) Prinsip keterpaduan, dan (8) Prinsip mutu. Pada pengembangan kurikulum 2013 juga memiliki beberapa prinsip yaitu sebagai berikut : a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun. Maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan. c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi. e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.



f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar. g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.



c. Struktur Kurikulum 2013 Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas: a. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan b. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka. Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP. Struktur Kurikulum SD



Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit. Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut: ALOKASI WAKTU BELAJAR MATA PELAJARAN I



II



III



IV



V



VI



Kelompok A 1.



Pendidikan Agama



4



4



4



4



4



4



2.



Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan



5



6



6



6



6



6



3.



Bahasa Indonesia



8



8



10



10



10



10



4.



Matematika



5



6



6



6



6



6



4



4



4



6



6



6



4



4



4



4



4



4



30



32



34



36



36



36



Kelompok B 1.



2.



Seni Budaya dan Keterampilan (termasuk muatan lokal) Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan



Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu



Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah pemberi makna yang



substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup. d. Relevansi Kurikulum 2013 Perkembangan kurikulum yang relevan adalah pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang terlibat dalam proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu. Soetopo dan Soemanto dan Subandijah mengungkapkan relevansi sebagai berikut : 1.



Relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik



2.



Relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan dating



3.



Relevansi pendidikan dengan dunia kerja



4.



Relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan



Berikut ini analisis relevansi kurikulum 2013 : 1.



Relevansi internal Antara tujuan, isi, metode, dan evaluasi belum relevan jika dilihat dari metode yang



masih belum jelas dan evaluasi yang tidak dipaparkan dengan lugas. Indikasi yang dominan dalam pendidikan adalah evaluasi pembelajaran . Evaluasi pembelajaran yang menjadi budaya pendidikan adalah Ujian Nasional (UN) . Jika kurikulum 2013 sudah diresmikan , tentu evaluasi pembelajaran tersebut tidak relevan dengan asumsi dasar penyusunan kurikulum 2013. 2. Relevansi eksternal Relevansi dengan hidup siswa Antara proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum masih kurang relevan dengan lingkungan



hidup



siswa



karena



menurut



pemerintah



(kemendikbud)



menyamakan lingkungan hidup siswa di sekolah. Relevansi dengan perkembangan jaman Penetapan kurikulum 2013 belum sesuai dengan perkembangan jaman. Relevansi dengan tuntutan dunia kerja



seolah-olah



Dilihat dari teorinya, tujuan kurikulum 2013 dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, sudah relevan dengan tuntutan dunia kerja namun dalam prakteknya belum bisa dipastikan karena kurikulum 2013 itu belum di implementasikan.



e. Analisis Struktur Kurikulum 2013 1) Analisis Perubahan Strukur Kurikulum Tingkat SD a) Berdasarkan tabel perbandingan struktur kurikulum 2013 dan KTSP, terlihat bahwa pada saat KTSP untuk SD di tahun I, II, dan III pemerintah tidak menyediakan pengalokasian wakti tiap-tiap mata pelajaran. Sedangkan di kurikulum 2013 pemerintah telah menyediakan alokasi waktu per tiap mata pelajaran b) Jika di lihat dari jumlah mata pelajaran, di kurikulum 2013 terjadi pengurangan mata pelajaran yaitu dari 10 mata pelajaran di KTSP, menjadi 6 mata pelajaran di kurikulum 2013. Hal ini di sebabkan karena mata pelajaran IPA, IPS, muatan lokal dan pengembangan diri diintegrasikan kedalam mata pelajaran lainnya. c) Jika dilihat dari alokasi waktu per minggu, terjadi penambahan jam pelajaran dari KTSP ke Kurikulum 2013. Kelas 1 bertambah 4 Jam pelajaran/minggu, Kelas 2 bertambah 5 jam pelajaran/minggu, kelas 3 bertambah 6 jam pelajaran/minggu, kelas 4, 5, dan 6 bertambah 4 jam pelajaran/minggu. Untuk lebih jelas, lihat tabel berikut : I



II



III



IV



V



VI



KTSP



26



27



28



32



32



32



Kurikulum 2013



30



32



34



36



36



36



d) Akibat adanya pengintegrasian beberapa mata pelajaran dan penambahan alokasi waktu per minggu, menyebabkan penambahan jam pelajaran pada beberapa mata pelajaran. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Mata Pelajaran



Pendidikan Agama Pendidikan



Pancasila



KTSP



Kurikulum 2013



IV, V, VI



IV, V, VI



3



4



dan 2



6



Kewarganegaraan Bahasa Indonesia



5



10



Matematika



5



6



4



6



Seni Budaya dan Keterampilan (termasuk muatan lokal)



f. Analisis Strategi Implementasi Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh pemerintah yang rencananya diaplikasikan pada bulan juli 2013 ini memiliki beberapa strategi yang telah dirancang oleh pemerintah yaitu: 1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yang dilakukan secara berkala 2. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015 3. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014 4. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013 5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016



g. Dampak kurikulum 2013 1) Dampak Positif a. Meringankan biaya untuk pembelian buku pembelajaran karena dalam kurikulum 2013, pemerintah menyediakan buku gratis bagi setiap siswa b. Mendorong siswa untuk kreatif c. Membuat siswa bisa menentukan minat untuk menentukan jurusannya dari awal masuk sekolah d. Dengan penambahan dan pengurangan jam mata pelajaran , maka anak justru akan terkontrol dengan kegiatan di sekolah. e. Orientasi 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan



dengan amanat UU No 20 tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35 : kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemempuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.



2) Dampak Negatif a. Kurikulum 2013 ini justru kurang focus karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di SD ini terlalu ideal karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di sejumlah sekolah sebelum diterapkan. b. Selain itu dalam perubahan kurikulum dengan langkha pemerintah yang tergesa – gesa ini, harusnya tidak memberatkan dan meresahkan masyarakat terkait implementasi dilapangan nanti. c. Adanya



kebijakan



menghapus



beberapa



mata



pelajaran



di



jenjang



SD/SMP/SMA/SMK yang dapat mengakibatkan para guru kehilangan pekerjaan, kesempatan berkarir, kesempatan mengembangkan pengetahuan, dan kehilangan tunjangan profesi kependidikan. d. Kurikulum 2013 justru ada kecenderungan untuk semakin mengkerdilkan peran guru. Guru tidak dilatih dan dididik untuk kreatif, peka terhadap kebutuhan, dan mengerti perbedaan masing-masing peserta didik, namun dilatih untuk menjalankan panduan yang terdapat dalam buku yang dirilis secara nasional. e. Menghabiskan anggaran pemerintah dengan perkiraan dana 2,94 triliun. f. Dalam kurikulum 2013, guru tidak lagi diwajibkan untuk membuat silabus atau bahan ajar . Ini berbeda dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Guru seakan disuruh terpaku pada isi buku panduan tersebut karena apa yang akan diajarkan hingga rancangan kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah di atur di dalamnya.



B. Pemasangan KD Mata Pelajaran Kelas 1 Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 2. yang dianutnya.



Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,



santun, peduli,dan



percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. KOMPETENSI DASAR 1.1 Mensyukuri



ditetapkannya



KOMPETENSI DASAR bintang, 2.1 Bersikap santun, rukun, mandiri, dan



rantai, pohon beringin, kepala banteng,



percaya diri sesuai dengan sila-sila



dan padi kapas sebagai gambar pada



Pancasila



lambang negara “Garuda Pancasila”



“Garuda Pancasila” dalam kehidupan



dalam



lambang



negara



sehari-hari. 1.2 Menunjukkan sikap patuh aturan agama 2.2 Melaksanakan yang dianut dalam kehidupan sehari-



aturan



yang



berlaku



dalam kehidupan sehari-hari di rumah.



hari di rumah 1.3 Menerima keberagaman karakteristik 2.3 Menampilkan



kebersamaan



dalam



individu sebagai anugerah Tuhan Yang



keberagaman karakteristik individu di



Maha Esa di rumah.



rumah.



1.4 Menerima



keberagaman



di



rumah 2.4 Menampilkan sikap kerjasama dalam



sebagai anugerah Tuhan Yang Maha



keberagaman di rumah.



Esa di rumah. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)



Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)



3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam cara mengamati (mendengar, melihat,



bahasa yang jelas dan logis, dalam karya



membaca) dan menanya berdasarkan rasa



yang



ingin tahu tentang dirinya, makhluk



mencerminkan anak sehat, dan dalam



ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan



tindakan yang mencermikan perilaku



benda-benda yang dijumpainya di rumah



anak beriman dan berakhlak mulia.



dan di sekolah.



estetis,



dalam



gerakan



yang



KOMPETENSI DASAR 3.1 Mengenal dalam



simbol



sila-sila



lambang



negara



KOMPETENSI DASAR Pancasila 4.1 Menceritakan “Garuda



Pancasila”.



simbolsimbol



sila



Pancasila pada Lambang Garuda sila Pancasila.



3.2 Mengidentifikasi aturan yang berlaku 4.2 Menceritakan kegiatan sesuai dengan dalam kehidupan sehari-hari di rumah



aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah



3.3 Mengidentifikasi



keberagaman 4.3 Menceritakan pengalaman kebersamaan



karakteristik individu di rumah.



dalam



keberagaman



karakteristik



individu di rumah. 3.4 Mengidentifikasi



bentuk



kerja



sama 4.4 Menceritakan pengalaman kerja sama



dalam keberagaman di rumah.



dalam keberagaman di rumah.



Kelas 2 Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 2. yang dianutnya.



Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,



santun, peduli,dan



percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.1 Menerima hubungan gambar bintang, 2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, dan rantai, pohon beringin, kepala banteng,



peduli sesuai sila-sila Pancasila dalam



dan padi kapas dan sila-sila Pancasila



lambang negara ‘Garuda Pancasila”



sebagai anugerah Tuhan Yang Maha



dalam kehidupan sehari-hari



Esa. 1.2 Menunjukkan sikap patuh aturan agama 2.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di yang dianut dalam kehidupan sehari-



rumah dantata tertib yang berlaku di



hari di sekolah.



sekolah.



1.3 Menerima keberagaman karakteristik 2.3 Menampilkan individu sebagai anugerah Tuhan Yang



kebersamaan



dalam



keberagaman karakteristik individu di



Maha Esa di sekolah.



sekolah.



1.4 Menerima keberagaman di sekolah 2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha



keberagaman di sekolah.



Esa. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)



Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)



3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam cara mengamati (mendengar, melihat,



bahasa yang jelas dan logis, dalam karya



membaca) dan menanya berdasarkan rasa



yang



ingin tahu tentang dirinya, makhluk



mencerminkan anak sehat, dan dalam



ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan



tindakan yang mencermikan perilaku



benda-benda yang dijumpainya di rumah



anak beriman dan berakhlak mulia.



estetis,



dalam



gerakan



yang



dan di sekolah. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.1 Mengidentifikasi hubungan antara simbol 4.1 Menjelaskan hubungan gambar pada dan sila-sila Pancasila dalam lambang



lambang



negara Garuda Pancasila.



Pancasila.



negara



dengan



sila-sila



3.2 Mengidentifikasi aturan dan tata tertib 4.2 Menceritakan kegiatan sesuai aturan dan yang berlaku di sekolah.



tata tertib yang berlaku di sekolah.



3.3 Mengidentifikasi jenis-jenis keberagaman 4.3 Mengelompokkan karakteristik individu di sekolah.



jenis-jenis



keberagaman karakteristik individu di sekolah.



3.4 Memahami



makna



bersatu



dalam 4.4 Menceritakan



keberagaman di sekolah.



pengalaman



melakukan



kegiatan yang mencerminkan persatuan dalam keberagaman di sekolah.



Kelas 3 Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 2. yang dianutnya.



Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,



santun,



peduli,dan



percaya diri dalam berinteraksi dengan



keluarga, teman, guru dan tetangganya. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.1 Menerima arti bintang, rantai, pohon 2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih sayang beringin, kepala banteng, dan padi



sesuai dengan sila-sila Pancasila dalam



kapas pada lambang negara “Garuda



lambang negara “Garuda Pancasila”



Pancasila” sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa 1.2 Menghargai kewajiban dan hak sebagai 2.2 Melaksanakan



kewajiban



dan



hak



anggota keluarga dan warga sekolah



sebagai anggota keluarga dan warga



sebagai wujud rasa syukur kepada



sekolah



Tuhan Yang Maha Esa 1.3 Mensyukuri keberagaman karakteristik 2.3 Menampilkan



kebersamaan



individu di lingkungan sekitar sebagai



keberagaman



anugerah Tuhan Yang Maha Esa



lingkungan sekitar



1.4 Mensyukuri



makna



bersatu



karakteristik



dalam individu



dalam 2.4 Menampilkan sikap kerja sama sebagai



keberagaman di lingkungan sekitar



wujud bersatu dalam keberagaman di



sebagai anugerah Tuhan Yang Maha



lingkungan sekitar



Esa Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)



Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)



3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam cara mengamati (mendengar, melihat,



bahasa yang jelas dan logis, dalam karya



membaca) dan menanya berdasarkan rasa



yang



ingin tahu tentang dirinya, makhluk



mencerminkan anak sehat, dan dalam



ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan



tindakan yang mencermikan perilaku



benda-benda yang dijumpainya di rumah



anak beriman dan berakhlak mulia.



estetis,



dalam



gerakan



yang



dan di sekolah. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.1 Memahami arti gambar pada lambang 4.1 Menceritakan arti gambar pada lambang negara “Garuda Pancasila”



negara “Garuda Pancasila”



3.2 Mengidentifikasi kewajiban dan hak 4.2 Menyajikan hasil identifikasi kewajiban sebagai anggota keluarga dan warga



dan hak sebagai anggota keluarga dan



sekolah



warga sekolah



3.3 Menjelaskan



makna



karakteristik



individu



keberagaman 4.3 Menyajikan di



lingkungan



sekitar



makna



karakteristik



individu



keberagaman di



lingkungan



sekitar



3.4 Memahami



makna



bersatu



dalam 4.4 Menyajikan bentuk-bentuk kebersatuan



keberagaman di lingkungan sekitar



dalam keberagaman di lingkungan sekitar



Kelas 4 Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual)



Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial)



1. Menerima dan menjalankan ajaran 2. agama yang dianutnya.



Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,



santun, peduli,dan



percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.1 Menerima makna hubungan bintang, 2.1 Bersikap berani mengakui kesalahan, rantai, pohon beringin, kepala banteng,



meminta maaf, memberi maaf, dan



dan padi kapas pada lambang negara



santun sebagai perwujudan nilai dan



“Garuda Pancasila” sebagai anugerah



moral Pancasila.



Tuhan Yang Maha Esa. 1.2 Menghargai kewajiban dan hak warga 2.2 Menunjukkan



sikap



disiplin



dalam



masyarakat dalam kehidupan sehari-hari



memenuhi kewajiban dan hak sebagai



dalam menjalankan agama



warga masyarakat sebagai wujud cinta tanah air



1.3 Mensyukuri beragama



keberagaman di



masyarakat



umat 2.3 Bersikap toleran dalam keberagaman sebagai



anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam



umat beragama di masyarakat dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika



konteks Bhinneka Tunggal Ika 1.4 Mensyukuri



berbagai



bentuk 2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam



keberagaman suku bangsa, sosial dan



berbagai



budaya



bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia



di



Indonesia



yang



terikat



bentuk



keberagaman



suku



persatuan



dan



kesatuan



sebagai



yang terikat persatuan dan kesatuan



anugerah Tuhan Yang Maha Esa Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)



Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)



3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam cara mengamati (mendengar, melihat,



bahasa yang jelas dan logis, dalam karya



membaca) dan menanya berdasarkan rasa



yang



ingin tahu tentang dirinya, makhluk



mencerminkan anak sehat, dan dalam



ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan



tindakan yang mencermikan perilaku



benda-benda yang dijumpainya di rumah



anak beriman dan berakhlak mulia.



estetis,



dalam



gerakan



yang



dan di sekolah. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.1 Memahami makna hubungan simbol 4.1 Menjelaskan makna hubungan simbol dengan sila-sila Pancasila.



dengan sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.



3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan kewajiban 4.2 Menyajikan



hasil



identifikasi



dan hak sebagai warga masyarakat dalam



pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai



kehidupan sehari-hari



warga



masyarakat



dalam



kehidupan



sehari-hari 3.3 Menjelaskan



manfaat



keberagaman 4.3 Mengemukakan manfaat keberagaman



karakteristik individu dalam kehidupan



karakteristik individu dalam kehidupan



sehari-hari



sehari-hari



3.4 Mengidentifikasi



berbagai



bentuk 4.4 Menyajikan



berbagai



bentuk



keberagaman suku bangsa, sosial dan



keberagaman suku bangsa, sosial dan



budaya



budaya



di



Indonesia



yang



terikat



persatuan dan kesatuan



di



Indonesia



yang



terikat



persatuan dan kesatuan



Kelas 5 Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) 1. Menerima dan menjalankan ajaran 2. agama yang dianutnya.



Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,



santun, peduli,dan



percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha 2.1 Bersikap tanggung jawab, cinta tanah Esa atas nilai-nilai Pancasila dalam



air, dan rela berkorban sesuai nilai-nilai



kehidupan sehari-hari



sila Pancasila



1.2 Menghargai tanggung



kewajiban, jawab



hak,



sebagai



dan 2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab warga



dalam memenuhi kewajiban dan hak



masyarakat dan umat beragama dalam



sebagai



kehidupan sehari-hari.



kehidupan sehari-hari.



1.3 Mensyukuri



keragaman



sosial 2.3 Bersikap



warga



masyarakat



toleran



dalam



dalam



keragaman



masyarakat sebagai anugerah Tuhan



sosial budaya masyarakat dalam konteks



Yang Maha Esa dalam konteks Bhineka



Bhineka Tunggal Ika.



Tunggal Ika. 1.4 Mensyukuri manfaat persatuan dan 2.4 Menampilkan



sikap



nilai-nilai



jujur



pada



persatuan



dan



kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang



penerapan



Maha Esa.



kesatuan untuk membangun kerukunan di bidang sosial budaya.



Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)



Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)



3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam cara mengamati (mendengar, melihat,



bahasa yang jelas dan logis, dalam karya



membaca) dan menanya berdasarkan rasa



yang



ingin tahu tentang dirinya, makhluk



mencerminkan anak sehat, dan dalam



ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan



tindakan yang mencermikan perilaku



benda-benda yang dijumpainya di rumah



anak beriman dan berakhlak mulia.



estetis,



dalam



gerakan



yang



dan di sekolah. KOMPETENSI DASAR 3.1 Mengidentifikasi



nilai-nilai



KOMPETENSI DASAR Pancasila 4.1 Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai



dalam kehidupan sehari-hari



Pancasila dalam kehidupan sehai-hari



3.2 Memahami hak, kewajiban, dan tanggung 4.2 Menjelaskan jawab sebagai warga dalam kehidupan



tanggung



hak, jawab



kewajiban, sebagai



dan warga



sehari-hari. 3.3 Menelaah



masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. kragaman



sosial



budaya 4.3 Menyelenggarakan



masyarakat



kegiatan



yang



mendukung keragaman sosial budaya masyarakat.



3.4 Menggali



manfaat



persatuan



dan 4.4 Menyajikan hasil penggalian tentang



kesatuan untuk membangun kerukunan



manfaat persatuan dan kesatuan untuk



hidup



membangun kerukunan.



Kelas 6 Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 2. yang dianutnya.



Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,



santun, peduli,dan



percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha 2.1 Bersikap penuh tanggung jawab sesuai Esa atas nilai-nilai Pancasila secara utuh



nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan



sebagai satu kesatuan dalam kehidupan



sehari-hari



sehari-hari 1.2 Menghargai makna kewajiban, hak dan 2.2 Melaksanakan



kewajiban,



hak,



dan



tanggung jawab sebagai warga negara



tanggung jawab sebagai wujud cinta



dalam menjalankan agama



tanah air



1.3 Mensyukuri budaya,



dan



keberagaman ekonomi



sosial, 2.3 Bersikap toleran dalam keberagaman



masyarakat



sebagai anugerah Tuhan Yang Maha



sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika



Esa dalamkonteks Bhinneka Tunggal Ika 1.4 Mensyukuri persatuan dan kesatuan 2.4 Menmpilkan



sikap



tanggung



jawab



sebagai anugerah Tuhan Yang Maha



terhadap penerapan nilai persatuan dan



Esa beserta dampaknya



kesatuan dalam kehidupan berbangsa



dan bernegara Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)



Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)



3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam cara mengamati (mendengar, melihat,



bahasa yang jelas dan logis, dalam karya



membaca) dan menanya berdasarkan rasa



yang



ingin tahu tentang dirinya, makhluk



mencerminkan anak sehat, dan dalam



ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan



tindakan yang mencermikan perilaku



benda-benda yang dijumpainya di rumah



anak beriman dan berakhlak mulia.



estetis,



dalam



gerakan



yang



dan di sekolah. KOMPETENSI DASAR 3.1 Menganalisis



penerapan



KOMPETENSI DASAR nilai-nilai 4.1 Menyajikan hasil analisis pelaksanaan



Pancasila dalam kehidupan sehari-hari



nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari



3.2 Menganalisis pelaksanaan



kewajiban, 4.2 Menyajikan hasil analisis pelaksanaan



hak dan tanggung jawab sebagai warga



kewajiban, hak dan tanggung jawab



negara



sebagai warga negara beserta dampaknya



beserta



dampaknya



dalam



kehidupan sehari-hari 3.3 Menelaah



dalam kehidupan sehari-hari



keberagaman



sosial, 4.3 Mengampanyekan



budaya,dan ekonomi masyarakat



keanekaragaman



manfaat sosial,



budaya,dan



ekonomi 3.4 Menelaah terhadap



persatuan kehidupan



dan



kesatuan 4.4 Menyajikan hasil telaah persatuan dan



berbangsa



bernegara beserta dampaknya



dan



kesatuan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara beserta dampaknya



C. Analisis Pengembangan Indikator 1. Pengertian Indikator Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran (Amir Hamzah, 2019: 99). Pengembangan indikator, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian merupakan hal pokok dalam pencapaian kemampuan



minimal penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Merumuskan indikator harus merujuk kepada Kompetensi Dasar sesuai dengan mata pelajara tertentu. Hasil dari rumusan indikator akan menjadi dasar dalam mengembangkan bahan ajar, mendesain kegiatan pembelajaran, dan merancang penilaian hasil pembelajaran. Kewajiban dalam mengembangkan indikator tertuang dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Berdasarkan panduan pengembangan indikator, maka hal-hal yang perlu diperhatikan, adalah: a. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator. b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompotensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI dan KD. c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi. d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pelajaran. e. Indikator harus mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasinal yang sesuai. f. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah pegetahuan, sikap, dan/atau keterampilan. 2. Langkah-langkah Pemetaan Indikator a. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan KD Dengan cara melihat tingkat kompetensi yang terdapatpada KD, kriteria yang dapat dilakukan dengan menganalisis kata kerja operasional (KKO) yang digunakan oleh KD. Apabila tingkat kompetensi pada KD sampai pada level C2 (penerapan) maka indikator yang dikembangkan harus mencapai kompetensi C2. Hal ini untuk memenuhi tuntutan minimal dari kompetensiyang dijadikan acuan untuk mencapai standar nasional. Namun, indikator dapat dikembangkan melebihi kompetensi KD sesuai dengan penetapan SNP bahwa pendidik dan sekolah dapat menyesuaikan kompetensi yang hendak dicapai berdasarkan potensi peserta didik. Perlu diperhatikan, tingkat kompetensi yang digunakan harus dilakukan secara hierarkis yaitu mulai dari tingkat kompetensi termudah hingga tersulit. Maka, jika tingkat kompetensi tersebut harus dimulai dari C1, C2 hingga C6. Apabila tingkat



kompetensi diawali dengan C2, kompetensi berikutnya sebaiknya C3 dan tidak dibenarkan kembali ke C1. b. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK kompetensi pada KD UKRK (Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian) Urgensi adalah tingkat kepentingannya; bahwa indikator tersebut penting dikuasai oleh peserta didik. Kontinuitas adalah berkelanjutan, bermakna bahwa indikator tersebut akan menjadi dasar bagi indikator selanjutnya atau akan mempunyai hubungan dengan indikator pada tingkat lanjut. Relevansi bermakna bahwa indikator tersebut mempunyai hubungan dengan mata pelajaran lain. Keterpakaian berimplikasi bahwa indikator tersebut memiliki nilai yang aplikatif dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. c. Klasifikasikan Indikator dalam tiga tingkatan 1) Indikator Kunci merupakan indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK. Kompetensi yang dituntut pada indikator kunci adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD. Indikator kunci harus dinyatakan secara tertulis



dalam



pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran., sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran 2) Indikator Pendukung merupakan indikator yang membantu peserta didik memahami indikator kunci. Indikator pendukung ini dinamakan indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari. 3) Indikator pengayaan sesuai dengan makna pengayaan, indikator pengayaan merupakan indikator yang mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi standar minimal KD. Pembuatan indikator pengayaan tidak selalu harus ada dalam setiap pengembangan indikator. Indikator pengayaan akan dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD. Perlu diingat bahwa dalam melakukan penilaian, indikator yang harus diujikan kepada siswa adalah indikator kunci, karena indikator kunci yang menjadi tolak ukur dalam ketercapaian kompetensi minimal dan pencapaian yang berstandar nasional. Sedangkan indikator pendukung dan indikator pengayaan dalam



melakukan penilaian yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pemahaman peserta didik terhadap indikator kunci yang telah diberikan. Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual)



Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial)



1. Menerima, menjalankan dan menghargai 2. ajaran agama yang dianutnya.



Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,



santun, peduli,dan



percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



1.1 Menerima makna hubungan binyang, 2.1 Bersikap berani mengakui kesalahan, rantai, pohon beringin, kepala banteng,



meminta maaf, memberi maaf, dan



dan padi kapas pada lambang negara



santun sebagai perwujudan nilai dan



“Garuda Pancasila” sebagai anugerah



moral Pancasila.



Tuhan Yang Maha Esa. 1.2 Menghargai kewajiban dan hak warga 2.2 Menunjukkan



sikap



disiplin



dalam



masyarakat dalam kehidupan sehari-hari



memenuhi kewajiban dan hak sebagai



dalam dalam menjalankan agama.



warga masyarakat sebagai wujud cinta tanah air.



1.3 Mensyukuri beragama



keberagaman di



masyarakat



umat 2.3 Bersikap toleran dalam keberagaman sebagai



anugerah Tuan Yang Maha Esa dalam



umat beragama di masyarakat dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika.



konteks Bhinneka Tunggal Ika. 1.4 Mensyukuri



berbagai



bentuk 2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam



keberagaman suku bangsa, sosial, dan



berbagai



budaya



bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia



persatuan



di



Indonesia dan



yang



kesatuan



terikat sebagai



bentuk



keberagaman



suku



yang terikat persatuan dan kesatuan.



anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)



Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)



3. Memahami pengetahuan faktual dengan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam cara mengamati (mendengar, melihat,



bahasa yang jelas dan logis, dalam karya



membaca) dan menanya berdasarkan rasa



yang



estetis,



dalam



gerakan



yang



ingin tahu tentang dirinya, makhluk



mencerminkan anak sehat, dan dalam



ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan



tindakan yang mencermikan perilaku



benda-benda yang dijumpainya di rumah



anak beriman dan berakhlak mulia.



dan di sekolah. KOMPETENSI DASAR



KOMPETENSI DASAR



3.1 Memahami makna hubungan simbol



4.1 Menjelaskan makna hubungan simbol



dengan sila-sila Pancasila.



dengan



sila-sila



Pancasila



sebagai



sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari. 3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan kewajiban 4.2 Menyajikan



hasil



identifikasi



dan hak sebagai warga masyarakat dalam



pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai



kehidupan sehari-hari.



warga



masyarakat



dalam



kehidupan



sehari-hari. 3.3 Menjelaskan



manfaat



keberagaman 4.3 Mengemukakan manfaat keberagaman



karakteristik individu dalam kehidupan



karakteristik individu dalam kehidupan



sehari-hari.



sehari-hari.



3.4 Mengidentifikasi



berbagai



bentuk 4.4 Menyajikan



berbagai



bentuk



keberagaman suku bangsa, sosial, dan



keberagaman suku bangsa, sosial, dan



budaya



budaya



di



Indonesia



yang



persatuan dan kesatuan.



terikat



di



Indonesia



yang



terikat



persatuan dan kesatuan.



D. Pengembangan Indikator dan Tujuan Pembelajaran 1. Pengertian Indikator Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.



Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: (1) indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan (2) indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Menurut PERMENDIKNAS no.41 tahun 2007 tentang Standar Proses, disebutkan bahwa Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta didik•untuk standar kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. 2. Fungsi Indikator Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi sebagai berikut: a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.



b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang



dikembangkan,



karena



indikator



dapat



memberikan



gambaran



kegiatan



pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry. c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal. d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD. 3. Manfaat Indikator Penilaian Untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar perlu ditetapkan indikator-indikator yang lebih spesifik yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian. Kriteria untuk menetapkan seseorang sudah mempunyai kompetensi atau tidak adalah dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM). Jika belum tuntas maka perlu diadakan pembelajaran remidial. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa penetapan indikator ketercapaian adalah untuk melihat ketercapaian kompetensi secara individu .



Indikator Penilaian bermanfaat bagi : a) guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes; b) peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self assessment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya; c) pimpinan



sekolah



dalam



memantau



dan



mengevaluasi



keterlaksanaan



pembelajaran dan penilaian di kelas; dan d) orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih maksimal. 4. Mekanisme Pengembangan Indikator a. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD. Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan dapat dilihat di bawah ini:



Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi



kata kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik dapat dilihat pada KKO.



b. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut.



Kelompok Mata Pelajaran



Mata Pelajaran



Aspek yang Dinilai



Agama dan Akhlak Mulia



Pendidikan Agama



Afektif dan Kognitif



Kewarganegaraan dan Kepribadian



Pendidikan Kewarganegaraan



Afektif dan Kognitif



Jasmani Olahraga dan Kesehatan



Penjas Orkes



Psikomotorik, Afektif, dan Kognitif



Estetika



Seni Budaya



Afektif dan Psikomotorik



Ilmu Pengetahuan dan Teknologi



Matematika, IPA, IPS Bahasa, dan TIK.



Afektif, Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran



Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masingmasing mata pelajaran.



Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional. Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator. c. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk



dijadikan



bahan



pertimbangan



dalam



mengembangkan



indikator.



Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi



sekolah



yang



pengembangan indikator. d. Merumuskan Indikator



berguna



untuk



mengembangkan



kurikulum



melalui



Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: 1) Indikator dirumuskan dari KD 2) Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur 3) Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami. 4) Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda 5) Hanya mengandung satu tindakan. 6) Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah; 7) Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator 8) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik. 9) Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi. 10) Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. 11) Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. 1) Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.



e. Mengembangkan Indikator Penilaian Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan



mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian. Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri. 5. Tujuan Pembelajaran Adapun Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.Kata kunci dalam tujuan pembelajaran (objective) adalah very specific, outcome based, measurable, describe student behavior. Tujuan adalah alat untuk menggambarkan hasil siswa, tujuan mengarahkan pembelajaran agar efektif. Selain itu, tujuan pembelajaran berfungsi sebagai panduan siswa untuk mengetahui apa yang diharapkan dari belajar siswa. Juga digunakan untuk dasar pemilihan media pembelajaran dan dasar bagaimana cara membelajarkan. Tujuan dapat diklasifikasikan menurut hasil pembelajarannya dimana hasil pembelajaran biasanya digolongkan menjadi kognitif, psikomotor, dan afektif. Menurut (Suwono,2007) tujuan pembelajaran dapat dirumuskan dalam dua bentuk, yaitu bentuk apa yang akan dilakukan guru dan apa yang akan dikuasai siswa. Misalnya: menjelaskan konsep komposisi fungsi melalui menelaah syaratsyarat terjadinya fungsi komposisi (sisi guru) dan menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi (sisi siswa). Dengan memperhatikan hal tersebut, kita dapat memandang bahwa tujuan pembelajaran



menggambarkan



proses



belajar



yang



direncanakan



guru



untuk



membelajarkan siswa dan hasil belajar siswa yang diharapkan. Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas pembelajaran. Maka, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku



kompetensi spesifik, aktual, dan terukur. Tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang hendak harus dicapai dalam pembelajaran. Di samping itu, tujuan pembelajaran dijadikan acuan dalam pemilihan jenis materi, strategi, metode, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Terdapat empat unsur pokok dalam perumusan tujuan pembelajaran, diantaranya :



a. Audience Secara bahasa audience berarti pendengar. Dalam konteks pembelajaran yang dimaksud audience adalah siswa. Audience merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Maka, dalam tujuan pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran.



b. Behavior Behavior adalah tingkah laku atau aktivitas suatu proses. Dalam konteks pembelajaran, behavior nampak pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa tidak mungkin dilakukan. Dalam perumusan tujuan pembelajaran gambaran behavior aktivitas siswa ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti: menyimak, menyebutkan, membedakan, menjelaskan, dan masih banyak lagi. Penggunaan kata kerja operasional dalam suatu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa tidak boleh melakukan lebih dari satu perbuatan. Maka, siswa harus fokus pada satu perbuatan agar pembelajaran lebih optimal.



c. Condition Condition atau kondisi diartikan sebagai suatu keadaan. Dalam konteks pembelajaran, condition adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai. Dalam perumusan tujuan pembelajaran, condition ditulis dalam bentuk kata kerja. Kata kerja yang dimaksud adalah aktivitas yang harus dilakukan siswa agar tercapai suatu perubahan perilaku yang diharapkan.



d. Degree Dalam konteks ini degree berarti suatu perbandingan. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Degree juga merupakan



tingkat penampilan yang dapat dilakukan oleh siswa setelah melalui suatu rangkaian proses pembelajaran. Tingkat degree bergantung pada bobot materi yang akan disajikan, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu tingkah laku.



6. Contoh Indikator dan Tujuan Pembelajaran Kelas 4 Tema 1 KD. 3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan. 4.4 Menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.



KD



INDIKATOR



TUJUAN PEMBELAJARAN



3.4 Mengidentifikasi



3.4.1



berbagai bentuk



berbagai



keberagaman suku



suku bangsa di Indonesia yang menjelaskan pengertian berbagai



bangsa, sosial, dan



terikat persatuan dan kesatuan .



Menjelaskan bentuk



pengertian 1.



Dengan



keberagaman penjelasan



budaya di Indonesia



memperhatikan



guru,



siswa



dapat



bentuk keberagaman suku bangsa di Indonesia yang terikat persatuan



yang terikat persatuan



dan kesatuan dengan benar



dan kesatuan.



2. Dengan membaca buku paket PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk



keberagaman



suku



di



Indonesia, siswa dapat menjelaskan pengertian



berbagai



keberagaman



suku



bentuk



bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



3.4.2 berbagai



Menjelaskan bentuk



Contoh 3.



Dengan



keberagaman penjelasan



suku bangsa di Indonesia yang menjelaskan terikat persatuan dan kesatuan



memperhatikan



guru,



siswa



Contoh



dapat



berbagai



bentuk keberagaman suku bangsa



di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar 4. Dengan membaca buku paket PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk



keberagaman



suku



di



Indonesia, siswa dapat menjelaskan Contoh



berbagai



keberagaman



suku



bentuk bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar. 5. Dengan tanya jawab, siswa dapat Menjelaskan



Contoh



berbagai



bentuk keberagaman suku bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar



3.4.3 berbagai



Menjelaskan bentuk



manfaat



6.



Dengan



kebaragaman penjelasan



suku bangsa di Indonesia yang menjelaskan terikat persatuan dan kesatuan



memperhatikan



guru,



siswa



manfaat



dapat



berbagai



bentuk kebaragaman suku bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar 7. Dengan



membaca buku paket



PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk



keberagaman



suku



di



Indonesia, siswa dapat menjelaskan manfaat kebaragaman



berbagai suku



bentuk bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



8. Dengan berdiskusi , siswa dapat menjelaskan



manfaat



berbagai



bentuk kebaragaman suku bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



3.4.4



Menjelaskan



berbagai



bentuk



pengertian 9.



Dengan



keberagaman penjelasan



memperhatikan



guru,



siswa



dapat



sosial bangsa di Indonesia yang menjelaskan pengertian berbagai terikat persatuan dan kesatuan



bentuk keberagaman sosial bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar 10 . Dengan membaca buku paket PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk



keberagaman



sosial



di



Indonesia, siswa dapat menjelaskan pengertian



berbagai



keberagaman



sosial



bentuk bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



3.4.6 berbagai



Menjelaskan bentuk



Contoh 11.



Dengan



keberagaman penjelasan



sosial bangsa di Indonesia yang menjelaskan terikat persatuan dan kesatuan



memperhatikan



guru,



siswa



Contoh



dapat



berbagai



bentuk keberagaman soaial bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar 12. Dengan membaca buku paket PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk



keberagaman



sosial



di



Indonesia, siswa dapat menjelaskan Contoh



berbagai



keberagaman



suku



bentuk bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar. 13. Dengan tanya jawab, siswa dapat Menjelaskan Contoh berbagai bentuk keberagaman sosial bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar



3.4.7 berbagai



Menjelaskan bentuk



manfaat 14.



Dengan



kebaragaman penjelasan



sosial bangsa di Indonesia yang menjelaskan terikat persatuan dan kesatuan



memperhatikan



guru,



siswa



manfaat



dapat



berbagai



bentuk kebaragaman sosial bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar 15. Dengan membaca buku paket PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk keberagaman sosial



di



Indonesia, siswa dapat menjelaskan manfaat kebaragaman



berbagai suku



bentuk bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar. 16. Dengan berdiskusi , siswa dapat menjelaskan



manfaat



berbagai



bentuk kebaragaman soaial bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



3.4.8



Menjelaskan



berbagai



bentuk



pengertian 17.



Dengan



keberagaman penjelasan



memperhatikan



guru,



siswa



dapat



budaya bangsa di Indonesia yang menjelaskan pengertian berbagai terikat persatuan dan kesatuan



bentuk



keberagaman



budaya



bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar 18 . Dengan membaca buku paket PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk keberagaman budaya di Indonesia, siswa dapat menjelaskan pengertian



berbagai



keberagaman



sosial



bentuk bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar



3.4.9 berbagai



Menjelaskan bentuk



Contoh 19.Dengan



memperhatikan



keberagaman penjelasan



guru,



budaya bangsa di Indonesia yang menjelaskan terikat persatuan dan kesatuan



bentuk



siswa



Contoh



dapat



berbagai



keberagaman



budaya



bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar 20 . Dengan membaca buku paket PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk keberagaman budaya di Indonesia, siswa dapat menjelaskan Contoh keberagaman



berbagai suku



bentuk bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar. 21. Dengan tanya jawab, siswa dapat Menjelaskan Contoh berbagai bentuk



keberagaman



budaya



bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar



3.4.10 berbagai



Menjelaskan bentuk



manfaat 22.



Dengan



kebaragaman penjelasan



guru,



budaya bangsa di Indonesia yang menjelaskan terikat persatuan dan kesatuan



bentuk



memperhatikan siswa



dapat



manfaat



berbagai



kebaragaman



budaya



bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar 23. Dengan membaca buku paket PKN SD kelas 4 tentang berbagai bentuk keberagaman budaya



di



Indonesia, siswa dapat menjelaskan manfaat



berbagai



kebaragaman



suku



bentuk bangsa



di



Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar. 24. Dengan berdiskusi , siswa dapat menjelaskan bentuk



manfaat



berbagai



kebaragaman



budaya



bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



4.4 Menyajikan



4.4.1



berbagai bentuk



berbagai



keberagaman suku



suku bangsa di Indonesia yang bentuk keberagaman suku bangsa



bangsa, sosial, dan



terikat persatuan dan kesatuan



Menampilkan bentuk



contoh 1. Dengan penugasan , siswa dapat



keberagaman menampilkan



budaya di Indonesia



contoh



berbagai



di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



yang terikat persatuan



2. Dengan diskusi , siswa dapat



dan kesatuan.



menampilkan contoh



berbagai



bentuk keberagaman suku bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



4.4.2 berbagai



Menampilkan bentuk



contoh 3. Dengan penugasan , siswa dapat



keberagaman menampilkan



contoh



berbagai



sosial di Indonesia yang terikat bentuk keberagaman sosial bangsa persatuan dan kesatuan



di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar. 4. Dengan diskusi , siswa dapat menampilkan contoh sosial



bentuk



berbagai keberagaman



sibangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.



4.4.3 berbagai



Menampilkan bentuk



contoh 5. Dengan penugasan , siswa dapat



keberagaman menampilkan



contoh



berbagai



budaya di Indonesia yang terikat bentuk persatuan dan kesatuan.



keberagaman



budaya



bangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar. 6. Dengan diskusi , siswa dapat menampilkan contoh budaya



bentuk



berbagai keberagaman



sibangsa di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan dengan benar.