Makalah Analisis Titik Impas (Kelompok 6 - Manajemen 6C) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • PUPUT
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN “ANALISIS TITIK IMPAS”



KELOMPOK 6 1.



DEVI CLAUDIA NABABAN 2018 .61.003412



2.



ZAINUL ARIFIN 2018.61.003221



3.



RISTA ADINDA M 2018.61.003345



4.



LABAIKA PUTRI ADELIA 2018.61.003316



5.



DEA P. S 2018.61.003313



6.



KHOIRUL LISTIANI 2018.61.003409



7.



LEMBAYUNG DEWANTI 2018.61.003220



MANAJEMEN 6 C



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah analisis laporan keuangan dengan judul “ANALISIS BREAK EVEN POINT” dengan baik. Atas dorongan serta bimbingan yang penulis terima sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik tanpa ada kesulitan yang berarti. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : Bapak Agung Gunawan S.E, M.M selaku dosen mata kuliah Analisa Laporan Keuangan. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.



Balikpapan, 9 Mei 2021



Penulis



Analisis Titik Impas



2



Daftar isi Cover 1 Kata Pengantar Daftar Isi



2



3



Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Rumusan Masalah



5



1.3 Tujuan Penulisan



5



Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Analisis Titik Impas



6



2.2 Dasar-Dasar Break Even Point 7 2.3 Asumsi Dasar Analisis Break Even Point (Bep)



7



2.4 Informasi Yang Diperlukan Dalam Menentukan Bep 8 2.5 Tujuan Analisis Titik Impas



8



2.6 Fungsi Dari Analisis Titik Impas 2.7 Manfaat Analisa Titik Impas



9



10



2.8 Hambatan Dari Analisis Titik Impas



12



2.9 Pembentukan Break Even Point



13



2.10 Metode Perhitungan Break Even Point



14



Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran



17



17



Daftar Pustaka



Analisis Titik Impas



18



3



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pasar saat ini kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara dinamis.  Adapun harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan konsumen.  Permintaan mencerminkan keinginan konsumen,  serta penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual.  Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan pada pasar terjadi apabila harga keseimbangan jumlah barang yang diminta konsumen sama persis dengan jumlah yang ditawarkan produsen secara grafis keseimbangan pasar tercapai apabila kurva penawaran dan permintaan terpotong. Dalam rangka memproduksi dan menghasilkan suatu produk baik barang maupun jasa perusahaan terkadang perlu terlebih dahulu merencanakan Berapa besar laba yang ingin diperoleh.  Artinya dalam hal ini ini besar laba merupakan prioritas yang harus dicapai perusahaan,  di samping hal-hal lainnya.  Agar perolehan lebih mudah ditentukan,  salah satu caranya adalah perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu berapa titik impasnya.  Artinya perusahaan beroperasi pada jumlah produksi atau penjualan tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan. Analisis titik Impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis Break Even Point (BEP)  merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan.  Analisis. Impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning).  Analisis ini biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk baru.  Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan,  kemudian menentukan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen. Analisis Break Even Point Memberikan pedoman tentang Berapa jumlah produk minimal yang harus diproduksi atau dijual.  Tujuannya adalah agar perusahaan mampu memperoleh keuntungan yang maksimal. Analisis. Impas juga membantu manajer mengambil keputusan dalam hal aliran kas,  jumlah permintaan atau jumlah produksi, dan penentuan harga suatu produk tertentu.  Intinya kegunaan analisis. Impas ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan



Analisis Titik Impas



4



1.2 Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksut dengan analisis titik impas ? 2. Apa tujuan analisis titik impas? 3. Apa manfaat analisis titik impas? 4. Apa rumus yang digunkana dalam analisis titik impas? 1.3 Tujuan Penulisan 1.



Mengetahui definisi dari analisis titik impas



2.



Mengetahui tujuan dari analisis titik impas



3.



Mengetahui manfaat dari analisis titik impas



4.



Mengetahui rumus yang digunakan dari analisis titik impas



Analisis Titik Impas



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Analisis Titik Impas Break even point merupakan sebuah analisa yang dilakukan untuk menghitung perkiraan keuntungan di masa depan. Karena sangat penting dalam dunia bisnis, tidak heran analisis titik impas turut dikemukakan oleh para ahli. Analisis titik Impas menurut para ahli, ialah; Menurut S. Munawir ( 2002) Titik break even point atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi ( total penghasilan = total biaya) Menurut Purba (2002) Titik impas (break even point) berlandaskan pada pernyataan sederhana, berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengahsilkan produk tersebut. Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugiaan. Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan biaya total penjualan sehingga tidak ada laba atau rugi Menurut Garrison dan Noreen (2004) Break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol (0). Langkah pertama untuk menentukan break even adalah membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari jumlah penjualan dan biasanya ditetapkan berdasrkan kontrak, misalnya sewa gudang. Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan bukan fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang. Jadi dapat disimpulkan Analisis titik Impas (Break Even Point) adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh laba juga tidak menderita kerugian. Artinya dalam kondisi jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Biaya dikorbankan dipisah menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Analisis Titik Impas



6



2.2 Dasar-dasar Break Even Point 



Biaya yang menjadi elemen utama dalam penghitungan BEP harus termasuk ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.







Nilai biaya tetap akan tetap konstan meskipun terjadi perubahan aktivitas produksi.







Nilai biaya variabel secara keseluruhan akan berubah sesuai dengan perubahan volume kapasitas produksi.







Selama periode analisis adalah harga jual per unit tetap, sehingga selama waktu tersebut tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan.







Dalam penghitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap telah habis terjual.







Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk, namun jika perusahaan memproduksi banyak produk maka diperlukan perimbangan hasil penjualan pada setiap produk.



2.3 Asumsi Dasar Analisis Break Even Point (BEP) Asumsi yang mendasari analisis break even point menurut Horngren et all.adalah sebagai berikut:



1. Satu-satunya faktor yang memengaruhi biaya adalah perubahan volume. 2. Manajer menggolongkan setiap biaya ( atau komponen biaya gabungan ) baik sebagai biaya variabel maupun biaya tetap.



3. Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume relevannya. 4. Tingkat persediaan tidak akan berubah. 5. Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah. Penjualan gabungan merupakan kombinasi produk yang membentuk total penjualan.



Sedangkan menurut Mulyadi beberapa asumsi yang berpengaruh dalam analisa break even poinadalah sebagai berikut:



1. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. 2. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. 3. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan. 4. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. 5. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah. Analisis Titik Impas



7



6. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan. 7. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah. 8. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya. Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi.Dalam kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi. Namun demikian perubahan asumsi ini tidak mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP sebagai suatu alat bantu pengambilan keputusan. Hanya saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam penggunaannya.



2.4 Informasi Yang Diperlukan Dalam Menentukan BEP 



Tingkat keuntungan (laba) yang ingin dicapai dalam suatu periode







Besarnya kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat ditingkatkan.







Jumlah biaya yang harus dikeluarkan baik biaya tetapmaupun biaya variabel.



2.5 Tujuan Analisis Titik Impas Terdapat beberapa keuntungan bagi manajer dalam mengambil keputusan apabila mengetahui hasil analisis titik impas.  Misalnya dengan informasi tersebut, manager mampu meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan memprediksi keuntungan yang diharapkan.Penggunaan analisis titik impas memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu; 1. Mendesain spesifikasi produk Dalam mendesain suatu produk,  diperlukan suatu pedoman yang memberikan arahan bagi manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan biaya dan harga. Analisis titik impas memberikan perbandingan  antara biaya dengan harga untuk berbagai desain sebelum spesifikasi produk diterapkan.  Hal ini ini disebabkan biaya sangat besar pengaruhnya terhadap harga.  Dengan analisis titik impas, produsen dapat menguji terlebih dahulu kelayakan suatu produk. 2.



Menentukan harga jual persatuan Penentuan harga persatuan,  sangat penting agar harga jual yang dapat diterima pelanggan.  Disamping pertimbangan biaya yang dikeluarkan, harga jual juga berkaitan dengan pihak pesaing yang memiliki produk sejenis. Jika penentuan harga jual yang



Analisis Titik Impas



8



tidak realistis perusahaan tidak akan mampu menutupi semua atau sebagian biaya yang akan dikeluarkan.  Demikian pula jika melebihi harga jual dari pesaing dan tidak diimbangi dengan kualitas dan pelayanan yang baik maka perusahaan juga tidak mampu memaksimalkan penjualan seperti yang telah ditentukan. 3.



Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian Hal ini diartikan agar perusahaan mampu menentukan kapasitas produksi dalam kondisi tidak rugi dan  tidak untung  dari kapasitas produksi  yang dimilikinya.  Dengan demikian,  akan memudahkan perusahaan untuk mempertimbangkan apakah harga jual sudah layak jika berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan dan kapasitas produksi yang dimiliki.



4.



Memaksimalkan jumlah produksi Dengan analisis titik impas produsen akan tahu, apakah jumlah  produksi sudah maksimal atau belum.   Tujuannya  adalah agar jangan sampai ada kapasitas produk yang menganggur.  Kemudian perusahaan juga mampu menjaga agar  tetap memproduksi produk secara efisien.



5.



Merencanakan laba yang diinginkan Menentukan 



perencanaan



laba



yang



diinginkan



adalah 



manajemen



mampu



merencanakan laba yang diinginkan dengan kapasitas produk tertentu.  Besarnya laba dapat diukur dari batas minimal produk atau jumlah biaya yang diproduksi, kemudian manajemen  mampu merencanakan atau menentukan jumlah keuntungan setiap unit produksi yang dijual. 2.6 Fungsi Dari Analisis Titik Impas Terdapat beberapa fungsi dari BEP bagi perusahaan. Berikut empat fungsi dari mengetahui nilai BEP. 



Mengetahui nilai BEP membantu pengusaha dalam menentukan volume kapasitas produksi yang tersisa setelah tercapainya BEP. Dengan mengetahui nilai BEP tersebut, maka Anda akan mendapatkan proyeksi laba maksimum yang dapat diperoleh.







Dengan adanya nilai BEP, maka perusahaan bisa menentukan langkah efisiensi kerja yang bisa dilakukan. Sebagai contoh, penggantian tenaga kerja dengan mesin. Saat terjadi otomatisasi produksi, maka akan terjadi perubahan pada biaya tetap dan biaya



Analisis Titik Impas



9



variabel. Hal ini dikarenakan biaya variabel yang semula berasal dari biaya kerja digantikan oleh biaya tetap berupa mesin. 



Nilai BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai laba jika terjadi perubahan harga produk. Hubungan antara nilai BEP, harga produk serta laba adalah hubungan sejajar, maka jika salah satu nilai dari elemen tersebut meningkat maka elemen yang lain juga akan mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya.







Karena BEP berfungsi untuk mengetahui perubahan laba, maka BEP juga bisa menentukan kerugian yang terjadi. Bagi pengusaha, dengan mengetahui nilai BEP maka pengusaha bisa mengantisipasi nilai kerugian ketika terjadi penurunan pada penjualan.



2.7 Manfaat Analisa Titik Impas Manfaat Analisis Break Event Point (BEP) BEP amatlah penting jika kita membuat sebuah usaha agar kita tidak mengalami kerugian, baik itu usaha yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur. Berikut manfaat dari BEP: 1.



Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.



2.



Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.



3.



Untuk mengetahui hubungan volume penjualan yang diproduksi, harga jual dan biaya-biaya yang dikeluarkan, sehingga laba rugi perusahaan akan diketahui.



4.



Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit produk maupun satuan uang) agar perusahaan tidak menderita rugi.



5.



Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.



6.



Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.



7.



Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual.



8.



Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap halhal berikut : a) Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian. b) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. c) Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. d) Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.



Analisis Titik Impas



10



Menurut Rony analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat bermanfaat bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara berbeda namun tetap berkaitan yaitu: 1.



Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.



2.



Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.



3.



Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan peralatan yang canggih.



Matz, Usry dan Hammer juga menjelaskan beberapa manfaat analisa break even untuk manajemen, yaitu: 1.



Membantu pengendalian melalui anggaran.



2.



Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.



3.



Menganalisa dampak perubahan volume.



4.



Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.



5.



Merundingkan upah.



6.



Manganalisa bauran produk.



7.



Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.



8.



Menganalisa margin of safety



Sedangkan menurut Sigit analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah:15 1.



Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu.



2.



Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan.



3.



Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.



4.



Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.



Manfaat analisis break even poin sangat banyak, namun secara umum adalah untuk mengetahui titik pulang pokok dari sebuah usaha.Dengan diketahuinya titik pulang pokok, manajemen dapat mengetahui harus memproduksi atau menjual pada jumlah berapa unit agar peruasahaan tidak mengalami kerugian. Analisis Titik Impas



11



2.8 Hambatan Dari Analisis Titik Impas Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa hambatan. Hambatan utama dari analisa break even point ini antara lain : asumsi tentang linearity, kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek



1.



Asumsi tentang linearity Pada umumnya baik harga jual per unit maupun variabel cost per unit, tidaklah berdiri



sendiri terlepas dari volume penjualan. Dengan perkataan lain, tingkat penjualan yang melewati suatu titik tertentu hanya akan dicapai dengan jalan menurunkan harga jual per unit. Hal ini tentu saja akan menyebabkan garis renevue tidak akan lurus, melainkan melengkung. Disamping itu variabel operating cost per unit juga akan bertambah besar dengan meningkatkan volume penjualan mendekati kapasitas penuh. Hal ini bisa saja disebabkan karena menurunnya efesiensi tenaga kerja atau bertambah besarnya upah lembur.



2.



Klasifikasi biaya Hambatan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam



mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut. 3.



Jangka waktu penggunaan Hambatan lain dari analisa break even point adalah jangka waktu penerapanya yang



terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya operasi yang bertambah besar juga. Hambatan dari analisa break even point yang lain adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk, Analisis Titik Impas



12



jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun, jumlah satuan barang yang dijual, atau tidak ada perubahan harga secara umum.Analisa break even pointjangka waktu penerapanya terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya operasi yang bertambah besar juga.



2.9 Pembentukan Break Even Point Dalam mendapatkan sebuah nilai BEP, terdapat empat elemen pembentuk. Keempat elemen pembentuk tersebut adalah biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan laba. Berikut penjelasan masing-masing elemen pembentuk BEP: 



Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap atau lebih sering disebut fixed cost adalah biaya yang nilainya akan tetap dan konstan walaupun terjadi perubahan pada proses produksi. Perubahan yang dimaksud adalah beroperasi atau tidak beroperasinya suatu perusahaan untuk memproduksi barang pada periode tertentu. Biaya tetap bisa berupa biaya penyusutan mesin, biaya tenaga kerja, biaya sewa gedung atau gudang, dsb







Biaya Variabel (Variabel Cost) Biaya variabel atau biaya tidak tetap yang lebih dikenal dengan istilah variable cost adalah biaya yang nilainya dapat berubah-ubah per unit nya. Perubahan ini disebabkan oleh volume kapasitas produksi yang bisa meningkat atau menurun sesuai dengan permintaan pasar. Hubungan sejajar antara biaya variabel dan kapasitas produksi akan saling berkaitan karena jika salah satu terjadi peningkatan maka yang lain akan mengikuti. Contoh dari biaya variabel adalah biaya listrik, biaya baku, biaya transportasi, dsb







Harga Jual (Price) Harga jual adalah harga yang diperoleh dari seluruh biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah barang ditambah dengan nilai keuntungan atau margin yang ingin diperoleh. Biasanya, harga jual akan dihitung per unit setelah diproduksi.







Pendapatan Revenue



Analisis Titik Impas



13



Pendapatan atau penghasilan yang didapatkan dari semua penjualan produk. Jumlah pendapatan diperoleh dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual di pasar. Nilai dari pendapatan dibutuhkan untuk memproyeksikan pendapatan periode berikutnya dengan nilai margin dan/atau jumlah unit dan harga yang berbeda. 2.10 Metode Perhitungan Break Even Point BEP di dunia akuntansi akan sangat berguna bagi pengusaha. Karena dengan mengetahui nilai BEP, maka Anda sebagai pengusaha mampu menentukan langkah strategis bagi perusahaan dalam menentukan harga jual, metode produksi, dsb. Berikut terdapat tiga rumus yang digunakan dalam menghitung BEP: 



Break even poin per unit BEP ¿



FC P−VC



Keterangan: BEP







= Analisis titik impas / Break even poin



FC



= Biaya tetap (Fixed Cost)



VC



= Biaya variabel persatuan (Variabel Cost)



P



= Harga jual persatuan (Price)



S



= Jumlah penjualan (Sales volume)



Break even poin dalam rupiah BEP=



FC VC 1 P



Contoh Perhitungan BEP PT. DEF mempunyai kapasitas produksi dan menjual sebanyak 100.000 unit. Harga jual per unit diperkirakan Rp 5.000.- total biaya tetap setahun Rp 150.000.000 dan total biaya variabel Rp 250.000.000. Hitunglah BEP dalam unit dan rupiah !



Biaya variabel per unit=



Rp250.000 .000 =Rp 2.500 100.000 unit



Penjualan (sales) = 100.000 unit x Rp 5.000 = Rp 500.000.000 Analisis Titik Impas



14











Rumus titik impas per unit BEP ¿



FC P−VC



BEP=



150.000 .000 =60.000 unit 5.000−2.500



Rumus titik impas dalam rupiah BEP=



BEP=



FC VC 1 P 150.000 .000 150.000.000 = =300.000 .000 2.500 0,5 1 5.000



Atau dapat dihitung dengan cara BEP (Rupiah) = BEP Unit x harga jual / unit BEP (Rupiah) = 60.000 x 5.000 = Rp 300.000.000 



BEP Untuk Dua Produk Sebuah perusahaan menghasilkan dua macam produk, yaitu; produk A dan produk B.



Perusahaan memproduksi produk A sebanyak 10.000 unit dangan harga Rp 10.000 per unit dan produk B sebanyak 5.000 unit dengan harga Rp 30.000 per unit. Biaya variabel produk A dan Produk B masing – masing sebesar 60% dari penjualan. Sedangkan biaya tetap produk A sebesar Rp 20.000.000 dan produk B sebesar Rp 30.000.000. Data laporan lapa rugi untuk produk A dan produk B tersebut sbb: Keterangan Penjualan



Produk A (Rp)



Produk B (Rp)



Total (Rp)



100.000.000



150.000.000



250.000.000



Biaya variabel



60.000.000



90.000.000



150.000.000



Kontribusi marjin



40.000.000



60.000.000



100.000.000



Biaya tetap



20.000.000



30.000.000



50.000.000



Analisis Titik Impas



15



Laba oprasional



20.000.000



30.000.000



50.000.000



Perimbangan penjualan (sales mix) produk A dan produk B adalah 1 : 1,5 yaitu antara Rp100.000.000 : Rp 150.000.000. Sedangkan perimbangan produknya adalah A : B = 2 : 1 yaitu 10.000 unit : 5.000 unit. BEP Total=



Biaya Tetap Total 1−(VC Total : PenjualanTotal)



BEP Total=



50.000.000 50.000 .000 = 1−0.60 1−(150.000 .000 : 250.000 .000)



BEP Total = Rp 125.000.000,Perimbangan sales produk A dan B = A : B = 1:1,5 atau 2:3. Maka, 2 x Rp 125.000 .000=Rp 50.000.000 5







Penjualan produk A =







Atau dalam unit = Rp 50.000.000 : Rp 10.000 = 5.000 unit







Penjualan produk B =







Atau dalam unit = Rp 75.000.000 : Rp 30.000 = 2.500 unit



Analisis Titik Impas



3 x Rp 125.000 .000=Rp 75.000.000 5



16



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi di mana suatu perusahaan tidak mendapatkan keuantungan dan juga tidak mendapat kerugian. Analisa Break Even Point (BEP) merupakan sebuah analisa untuk menentukan pada produksi atau tingkat penjualan berapa sehingga suatu perusahaan berada pada posisi tidak untung dan tidak rugi, atau dengan kata lain berada pada titik impas. Titik impas atau titik Break Even Point (BEP) ini berguna bagi manajemen dalam membuat keputusan bisnis, yaitu harus memproduksi atau menjual pada jumlah berapa sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Sehingga manajemen tahu, apabila ingin jumlah keuntungan tertentu maka harus memproduksi atau dapat menjual suatu jumlah yang dihitung berdasarkan titik impas tersebut. Dalam menetukan titik impas tidak lepas dari penggunaan asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi. Paling tidak ada empat hal yang harus dipenuhi agar dapat menghitung titik impas, yaitu biaya tetap, biaya variable, harga jual per unit, dan produksi/penjualan maksimum. Analisis Break Even Point (BEP) mempunyai manfaat sebagai dasar perencanaan produksi dan penjualan bagi manajemen.Akan tetapi di balik kegunaannya, analisa ini juga menyimpan kekurangan-kekurangan berkaitan dengan linierity, klasifikasi biaya, dan jangka waktu penggunaan. Metode menghitung Break Even Point (BEP) ada beberapa cara, yaitu metode persamaan, metode kontribusi unit, dan metode grafis. Ketiga metode apabila diterapkan akan menghasilkan angka yang sama. 3.2 Saran Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break event.



Analisis Titik Impas



17



Daftar Pustaka Berita, Terkini. (2021). “6 Pengertian Break Even Point Menurut Para Ahli”, https://kumparan.com/berita-terkini/6-pengertian-break-even-point-menurut-para-ahli1vAMSgD9e4k/full, diakses pada 8 mei 2021 Puspitawati,



Lilis.



(2013).



“Analisis



Titik



Impas”,



https://www.slideshare.net/astriyulia3/print-makalah-analisis-titik-impas, diakses pada 8 mei 2021 Meidy, Atha. (2014). “Analisis Titik Impas”, https://www.slideshare.net/athameidy/analisistitik-impas diakses pada 5 mei 2021 Santoso,



Irwan.



 (2016).



http://www.wealthindonesia.com/wealth-growth-and-



accumulation/cara-simple-menghitung-break-even-point-dalam-usaha.html/.



Diakses



pada 5 mei 2021 Armando,



Wendi.



(2018).



“Analisis



Titik



Impas



Pertemuan



13



Dan



14”.



https://slideplayer.info/slide/3777986/ diakses tanggal 5 mei 2021



Analisis Titik Impas



18