Makalah Ansos (Analisis Sosial) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Aqila
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “ANSOS (ANALISIS SOSIAL)” Dosen Pengampu : Mata Kuliah :



Disusun Oleh : Nama



: Diva Salsabila



Prodi



:



Semester



:



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAYASAN PEMBANGUNAN KALIANDA JL. Lettu Rochani No. 1 Kedaton Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan



TA. 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ansos (Analisis Sosial)” ini tepat pada waktunya. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Kalianda, 09 Oktober 2020  Penulis,



Diva Salsabila



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah........................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan............................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Analisis Sosial.................................................................. 2 B. Ruang Lingkup Ansos........................................................................ 4 C. Langkah-Langkah Ansos.................................................................... 6 D. Peranan Ansos Dalam Strategi Gerakan PMII................................... 7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................... 11 B. Saran............................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Analisis sosial atau yang lebih akrab dikenal ansos ini merupakan sebuah proses atau mekanisme yang akan membahas problematika-probelmatika yang terjadi pada sebuah objek analisa dan pada akhirnya akan menghasilkan apa sebenarnya yang menjadi akar permasalahan atas problematikaproblematika tersebut. Dari sana, kita dapat menentukan apa sebenarnya yang dibutuhkan untuk dicarikan solusi yang tepat. Inilah yang acapkali tidak dilalui oleh para problem solver. Mereka seringkali menghasilkan solusi atas problematika yang hadir bukan berdasarkan hasil analisis mendalam namun hanya berdasarkan dugaan yang argumentasinya lemah atau bahkan hanya berdasarkan pada kemauannya saja. Mungkin permasalahan yang nyata di lapangan akan terselesaikan, namun karena ia tak akan menyentuh sampai ke akarnya maka akan hadir permasalahan-permasalahanbaru atau bahkan permasalahan yang nyata tersebut tidak hilang sama sekali. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan pengertian analisis sosial? 2. Jelaskan ruang lingkup ansos? 3. Jelaskan langkah-langkah ansos? 4. Jelaskan peranan ansos dalam strategi gerakan PMII? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian analisis sosial. 2. Untuk mengetahui ruang lingkup ansos. 3. Untuk mengetahui langkah-langkah ansos. 4. Untuk mengetahui peranan ansos dalam strategi gerakan PMII.



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Analisis Sosial Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, structural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitankaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial.1 Proses analisa sosial adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentangan situasi sosial, hubungan-hubungan struktural, kultural dan historis. Sehingga memungkinkan menangkap dan memahami realitas yang sedang dihadapi. Suatu analisis pada dasarnya “mirip” dengan sebuah “penelitian akademis” yang berusaha menyingkap suatu hal atau aspek tertentu. Analisis sosial bukan hanya sekedar melakukan riset dengan upaya mengumpulkan data sebagai bagian dari menjawab apa yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat, dan mengapa hal tersebut terjadi dan bagaimana proses terjadinya. Analisis sosial seyogyanya mampu menjawab apa yang akan terjadi kedepan di lingkungan masyarakat. Analisa sosial merupakan upaya untuk mengurai logika, nalar, struktur, atau kepentingan dibalik sebuah fenomena sosial. Analisa sosial hendak menangkap logika struktural atau nalar dibalik sebuah gejala sosial. Analisa sosial dengan demikian material, empiris, dan bukan sebaliknya, mistis, atau spiritualistik. Analisa sosial menafsirkan gejala sosial sebagai gejala material. Tugas teori sosial menurut Freire adalah melakukan apa yang disebutnya 1



Baharuddin, sosiologi suatu pengantar, hlm,119-121



2



sebagai conscientizacao atau proses penyadaran terhadap sistem dan struktur yang menindas, yakni suatu sistem dan struktur, Proses dehumanisasi yang membunuh kemanusiaan. Gramsci menyebut proses ini sebagai upaya counter hegemony. Proses dehumaniasi tersebut terselenggara melalui mekanisme kekerasan, baik yang fisik dan dipaksakan, maupun melalui cara penjinakan yang halus, yang keduanya bersifat struktural dan sistemik. Artinya kekerasan dehumanisasi tidak selalu berbentuk jelas dan mudah dikenali. Kemiskinan struktural, misalnya, pada dasarnya adalah suatu bentuk kekerasan yang memerlukan analisis untuk menyadarinya. Bahkan, kekerasan sebagian besar terselenggara melalui proses hegemoni: cara pandang, cara berfikir, ideologi, kebudayaan, bahkan selera, golongan yang mendominasi telah dipengaruhkan dan diterima oleh golongan yang didominasi. Dengan begitu, pendidikan dan ilmu pengetahuan, sebagaimana kesenian, bukanlah arena netral tentang estetika belaka. Kesenian dan kebudayaan tidaklah berada dalam ruang dan masa yang steril, melainkan dalam sistem dan struktur yang bersifat hegemonik.2 Freire (1970) membagi ideologi teori sosial dalam tiga kerangka besar yang didasarkan pada pandangannya terhadap tingkat kesadaran masyarakat. Tema pokok gagasan Freire pada dasarnya mengacu pada suatu landasan bahwa pendidikan adalah ôproses memanusiakan manusia kembaliö. Gagasan ini berangkat dari suatu analisis bahwa sistem kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat, menjadikan masyarakat mengalami proses ædehumanisasiÆ. Pendidikan, sebagai bagian dari sistem masyarakat, justru menjadi pelanggeng proses dehumanisasi tersebut. Secara lebih rinci Freire menjelaskan proses dehumanisasi tersebut dengan menganalisis tentang kesadaran atau pandangan hidup masyarakat terhadap diri mereka sendiri. Freire menggolongkan kesadaran manusia menjadi: kesadaran magis (magical consciousnees), kesadaran naif (naival consciousnees) dan kesadaran kritis (critical consciousness). Bagaimana kesadaran tersebut dan kaitannya dengan sistem pendidikan dapat secara sederhana diuraikan sebagai berikut. 2



Baharuddin,sosiologi suatu pengantar,hlm,121-122



3



Wilayah Analisa Sosial : 1. Sistem-sistem yang beroperasi dalam suatu masyarakat. 2. Dimensi-dimensi obyektif masyarakat (organisasi sosial, lembagalembaga sosial, pola perilaku, kekuatan-kekuatan sosial masyarakat) 3. Dimensi-dimensi subyektif masyarakat (ideologi, nalar, kesadaran, logika berpikir, nilai, norma, yang hidup di masyarakat). B. Ruang Lingkup Ansos Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks transformasi sosial, maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau misi organisasi.3 Secara umum objek sosial yang dapat di analisis antara lain: 1. Masalah-masalah sosial, seperti; kemiskinan, pelacuran, pengangguran, 2. kriminilitas Sistemsosial seperti: tradisi, usha kecil atau menengah, sitem pemerintahan, sitem pertanian Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan. 3. Kebijakan public seperti : dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU. Pentingnya Teori Sosial : Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dari fakta sosial, sementara fakta sosial akan mudah di analisis melalui teoriteori sosial. Teori sosial melibatkan isu-isu mencakup filsafat, untuk memberikan konsepsi-konsepsi hakekat aktifitas sosial dan prilaku manusia yang ditempatkan dalam realitas empiris. Charles lemert (1993) dalam Social Theory; The Multicultural And Classic Readings menyatakan bahwa teori sosial



memang



merupakan



basis



dan



pijakan



teknis



untuk



bisa survive.Teori sosial merupakan refleksi dari sebuah pandangan dunia 3



Koentjaraningrat, pengantar Antropologi, (Jakarta: penerbit Universitas, 1965) hlm 135 dan sererusnya



4



tertentu yang berakar pada positivisme. Menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat dua macam analisis sosial,pertama, analisis intitusional, yaitu ansos yang menekan pada keterampilan dan kesetaraan actor yang memperlakukan institusi sebagai sumber daya dan aturan yang di produksi terus-menerus. Kedua, analisis perilaku strategis, adalah ansos yang memberikan penekanan institusi sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial.4 Pendekatan Dalam Analisis Sosial 1. Historis: dengan mempertimbangkan konteks struktur yang saling berlainan dari periode periode berbeda, dan tugas strategis yang berbeda dalam tiap periode. 2. Struktural: dengan menekankan pentingnya pengertian tentang bagaimana masyarakat dihasilkan dan dioperasikan, serta bagaimana pola lembagalembaga sosial saling berkaitan dalam ruang sosial yang ada. Batas Analisa Sosial 1. Analisa sosial bukanlah kegiatan monopoli intelektual, akademisi, atau peneliti. 2. Siapapun dapat melakukan analisa sosial. 3. Analisa sosial tidaklah bebas nilai. 4. Analisa sosial memungkinkan kita bergulat dengan asumsi-asumsi kita, mengkritik, dan menghasilkan pandangan-pandangan baru. Signifikansi Analisa Sosial 1. Untuk mengidentifikasikan dan memahami persoalan-persoalan yang berkembang (ada) secara lebih mendalam dan seksama (teliti); berguna untuk membedakan mana akar masalah (persoalan mendasar) dan mana yang bukan, atau mana yang merupakan masalah turunan.



4



Ibid, hlm 137



5



2. Akan dapat dipakai untuk mengetahui potensi yang ada (kekuatan dan kelemahan) yang hidup dalam masyarakat. 3. Dapat mengetahui dengan lebih baik (akurat) mana kelompok masyarakat yang paling dirugikan (termasuk menjawab mengapa demikian) C. Langkah-Langkah Ansos Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain5: 1. Memilih dan Menentukan Objek Analisis Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada pertimbangan rasional dalam arti realitas yang dianalsis merupakan masalah yang memiliki signifikansi sosial dan sesuai dengan visi atau misi organisasi. 2. Pengumpulan Data Atau Informasi Penunjang Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka perlu didukung dengan data dan informasi penunjang yang lengkap dan relevan, baik melalui dokumen media massa, kegiatan observasi maupun investigasi langsung dilapangan. Re-cek data atau informasi mutlak dilakukan untuk menguji validitas data. 3. Identifikasi dan Analisis Masalah Merupaka tahap menganalisis objek berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Pemetaan beberapa variable, seperti keterkaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama dilakukan pada tahap ini. Melalui analisis secara komphrehensif diharapkan dapat memahami subtansi masalah dan menemukan saling keterkaitan antara aspek. 4. Mengembangkan Presepsi Setelah di identifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi atau terlibat dalam masalah, selanjutnya dikembangkan presepsi atas masalah sesuai cara pandang yang objektif. pada tahap ini akan muncul beberapa 5



Soerjono Soekanto, sosiologi suatu penghantar,hlm, 280



6



kemungkinan



implikasi



konsekuensi



dari



objek



masalah,



serta



pengembangan beberapa alternative sebagai kerangka tindak lanjut. 5. Menarik Kesimpulan Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang; akar masalah, pihak mana saja yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan dirugikan, akibat yang dimunculkan secara politik, sosial dan ekonomi serta paradigma tindakan yang bisa dilakukan untuk proses perubahan sosial. D. Peranan Ansos Dalam Strategi Gerakan PMII Ingat, paradigma gerakan PMII adalah kritis transformatif, artinya PMII dituntut peka dan mampu membaca realitas sosial secara objektif (kritis), sekaligus terlibat aktif dalam aksi perubahan sosial (transformatif). Transformasi sosial yang dilakukan PMII akan berjalan secara efektif jika kader PMII memiliki kesadaran kritis dalam melihat realitas sosial. Kesadaran kritis akan muncul apabila dilandasi dengan cara pandangan luas terhadap realitas sosial. Untuk dapat melakukan pembacaan sosial secara kritis, mutlak diperlakukan kemampuan analisis sosial secara baik. Artinya, strategi gerakan PMII dengan paradigma kritis transformatif akan dapat terlaksana secara efektif apabila ditopang dengan kematangan dalam analisis sosial (ANSOS).6 Analisa Swot Dan Penerapannya Dalam Organisasi Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim



dari



huruf



awalnya



yaitu



Strenghts



(kekuatan),



Weaknesses(kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman). Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan 6



Basrowi, pengantar sosiologi, hlm 162-165



7



kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dgn benar, analisa SWOT akan membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi ôajaib Ø dalam sebuah permasalahan. ôLuck is a matter of preparation meeting opportunity ??? Keberuntungan adalah sesuatu dimana persiapan bertemu dengan kesempatan (Oprah Winfrey) Strengh (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program. Contoh : Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif), Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif), Kenali kekurangan diri sendiri agar tidak sombong dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri. Weaknesses (Kelemahan) Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada. Contoh: Kurang terbinanya komunikasi antar anggota Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota. Opportunity (kesempatan) Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa



respon



masyarakat



atau



isu



yang



sedang



diangkat.



8



Contoh : Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama. Threat (ancaman) Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Contoh : Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan. Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan kita gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah : SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya terjadi Hindari grey areas. Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin SWOT Untuk Organisasi Dalam sebuah organisasi biasanya setiap awal periode kepengurusan akan dilaksanakan pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan sebuah analisis kondisi mengenai suatu organisasi tersebut. Analisis SWOT biasanya dicantumkan dalam GBHK (Garis-garis Besar



9



Haluan Kerja) yang menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.7 Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut. Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Dan yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi adalah Visi dan Misi dari organisasi tersebut. Sehingga analisa SWOT dapat berjalan dengan baik apabila visi dan misi organisasi telah terbangun.



BAB III 7



Soerjono Soekanto,sosiologi suatu pengantar, hlm,285



10



PENUTUP



A. Kesimpulan Demikianlah tadi yang bisa kami sampaikan tentang materi yang dijadikan sebagai bahasan dalam makalah ini, tentunya terdapat banyak sekali kekurangan dan kelemahan dikarenakan terbatasnya pengetahuan serta kurangnya rujukan atau referensi yang dapat kami peroleh yang hubungannya berkaitan dengan makah ini. Dan tentunya penulis banyak berharap kepada semua pembaca yang baik untuk memberikan kritik saran yang bersifat membangun kepada kami, demi sempurnanya makalah yang telah kami tulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. B. Saran Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.



11



DAFTAR PUSTAKA



Baharuddin,2007, Nahdlatul Wathan dan perubahan sosial, penerbit STIT Nurul Hakim Press dan Genta Press: Yogyakarta. Selo Soemardjan,”Pengembangan Ilmu Sosiologi di Indonesia dari 1945 sampai 1965”. Research di Indonesia 1945-1965, jilid IV. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (ed). Setangkai bunga sosiologi . Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974 Basrowi, Pengantar Sosiologi, Penerbit: Ghalia Indonesia. Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta: Penerbit Universitas, 1965 Soerjona Soekanto, Teori Sosiologi Tentang  Perubahan Sosial, Jakarta: Ghalia Indonesia



12