Makalah Antibiotik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



ANTIBIOTIK



Di Susun Oleh KELOMPOK IV



Rahmadani



201203016



Sawitri Eka Budiasih



201203021



Riana Dewi



201203017



Sarianti



201203020



PRODI DIII FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP TAHUN AKADEMIK 2014



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas Makalah Antibiotika ini dengan baik dan tepat waktu.



Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi dalam rangka proses pembelajaran bagi mahasiswa sehingga dapat menambah wawasan yang sangat berkaitan dengan dunia kefarmasian.



Demikianlah makalah ini disusun, semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Stikes Muhammadiyah Sidrap.



Pangkajene, 03 Maret 2014



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR………………………………………………………...



i



……………………………………………..............



ii



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................1 C. Tujuan...........................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian.....................................................................................2 B.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................ 11 B. Saran..........................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA……………………………….................iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang tenaga kesehatan khususnya dokter dan apoteker ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit. Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik juga dapar dibuat secara sintesis. Antimikroba diartikan sebagai obat pembasmi mikroba khususnya yang merugikan manusia. Antibiotika adalah senyawa kimia yang dibuat untuk melawan bibit penyakit, khususnya kuman. Ada beragam jenis kuman, ada kuman yang besar, ada yang kecil, dengan sifat yang beragam pula.Kuman cenderung bersarang di organ tertentu di tubuh yang ditumpanginya. Ada yang suka di otak, di paru-paru, di usus, saraf, ginjal, lambung, kulit, atau tenggorok, dan lainnya



Di



organ-organ



tempat



bersarangnya



itu,



kuman



tertentu



menimbulkan infeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan mengenai terlalu sering menggunakan antibiotik. Para ahli percaya bahwa jika kecenderungan ini terus berlanjut, bahkan infeksi normal dapat membuktikan menjadi mematikan. WHO telah memilih memerangi resistensi antimikroba sebagai tema untuk Hari Kesehatan Dunia 2011. WHO mengeluarkan panggilan internasional untuk tindakan bersama untuk menghentikan penyebaran resistensi antimikroba dan merekomendasikan paket enam poin kebijakan bagi pemerintah. WHO menyerukan kepada semua pemangku kepentingan, termasuk pembuat kebijakan dan perencana, masyarakat dan pasien, praktisi



dan resep, apoteker dan dispenser, dan industri farmasi, untuk bertindak dan mengambil tanggung jawab untuk memerangi resistensi antimikroba. Pemakaian antibiotika di negara-negara sedang berkembang sering tidak terkontrol dan cenderung serampangan. Antibiotika yang bisa dibeli bebas,



ketidaktahuan



pemakaian, dan tidak



dipakai



sampai tuntas,



menimbulkan generasi kuman yang menjadi kebal (resisten) terhadap antibiotika yang digunakan secara tidak tepat dan serampangan itu. Pemakaian antibiotika yang tidak dihabiskan, atau menebusnya setengah resep, misalnya.Semakin sering dan banyak disalahgunakan suatu antibiotika, semakin cepat menimbulkan kekebalan kuman yang biasa ditumpasnya. Di Indonesia belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotika. Sehingga banyak pihak saat ini tidak khawatir dan sepertinya tidak bermasalah. Tetapi berdasarkan tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotika di Indonesia jauh banyak dan lebih mencemaskan dan secara tidak langsung mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Antibiotik? 2. Bagaimana cara pembuatan Antibiotik? 3. Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotik? 4. Jelaskan Golongan-golongan obat antibiotik ?



C. Tujuan Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic. 2. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan obat antibotic, mekanisme kerja dan golongan-golongannya.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain. Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah xzat-zat kimia yang dihasilkan miro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil. B. Pembuatan Antibiotika Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus. Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti, nistatin. C. Mekanisme Kerja Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin. Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit. D. Golongan Obat Antibiotika 1. Penisilin Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacammacam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium



acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel. Pensilin terdiri dari : a. Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin 1) Benzil Penisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. 2) Fenoksimetilpenisilin



b. 1)



2)



c. 1)



Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksisinfeksi pneumokokus. Pensilin Tahan Penisilinase Kloksasilin Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Flukoksasilin Indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Pensilin Spectrum Luas Ampisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.



Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. 2) Amoksisilin Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore. Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.



d. 1) 2) 3)



Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral. Penisilin Anti Pseudomona Tikarsilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus. Piperasilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa. Sulbenisilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa.



2. Sefalosforin Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid. Sefalosforin terbagi atas : a. Sefadroksil Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-) Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti mikroba masing-masng derrivat bervariasi. efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala, Dll Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria b. Sefrozil Indikasi : ISPA, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik dan otitis media. c. Sefotakzim Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis.



d. Sefuroksim Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N gonorrhoeae. e. f.



Sefamandol Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan. Sefpodoksim Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis, hanya



yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain. 3. Tetrasiklin Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi. a.



b.



c.



d.



4.



a.



Tetrasiklin terbagi atas : Tetrasiklin. Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan diatas) klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulganis. Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3), kadang-kadang menimbulkan fotosintesis. Efek samping: mual, muntah, diare, eritema. Demeklosiklin Hidroklorida Indikasi: tetrasiklin. Lihat jugas gangguan sekresi hormone antidiuretik Perhatinak : kontaindikasi; efek samping lihat tetrasiklin. Fotositivtas lebih sering terjadi pernah dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik. Doksisiklin Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis , pretatitis kronis, penyakit radang perlvis (bersama metronidazo) Oksitetrasiklin Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari pada porfiria. Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K) Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K). Aminoglikosida Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa. Amikasin Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.



b. Gentamisin



Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria. Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka panjang. Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis. Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista, hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic. Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari ( dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma. c. Neomisin Sulfat Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi d. Netilmisin Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin. 5. Kloramfenikol Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk penggunaan sistemik. Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optic, eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis, glositits, hemoglobinuria nocturnal. 6. Makrolid Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri. a. Eritromisin Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus, protatitis kronik, akne vulgaris, dan rpofilaksis difetri dan pertusis. b. Azitromisin Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital tanpa kompliasi. c. Klaritromisin



Indikasi : infeksi saluran napas, infeksi ringan dan sedang pada kulit dan jaringan lunak; terapi tambahan untuk eradikasi helicobacter pylori pada tukak duodenum ( lihat bagian 1.1) 7. Polipeptida Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin terhadap kuman Gram-positif. Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-active agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak tergantung pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka dapat dikombinasi dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan tetrasiklin. Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral, atau oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi obat setelah" injeksi tidak merata, ekskresinya lewat ginjal. Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar. Maka penggunaannya pada infeksi dengan Pseu¬domonas kini sangat berkurang dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin). 8. Golongan Antimikobakterium Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah 1. Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943). 2. Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid. 3. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi. 4. Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap



pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa. 5. Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat lainnya. 6. Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakter. 7. Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin terhadap kuman Gram-positif. B. Saran Diharapkan kepada para pembaca agar dalam pembuatan tugas selanjutnya dapat lebih baik lagi karena kami akui masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.



http://katumbu.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-antibiotik.html



http://muhammadyogie87.blog.com/2012/11/03/makalah-antibiotik/ http://ekoputerasampoerna.blogspot.com/2012/11/makalah-antibiotik.html