Makalah Aswaja 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASWAJA 2 “Tradisi Nahdliyyin (Kehamilan, Kelahiran dan Kematian)”



DOSEN PENGAMPU: Su’udin Aziz,M.Ag. Disusun oleh: 1. Annisa Ramadhatul R.



(201955010104804)



2. Astutik Fadhilah



(201955010104803)



3. Ninis Prestiawati



(201955010104802)



4. Siti Durorin Nafisah



(201955010104805)



PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI BOJONEGORO Tahun pelajaran 2020/2021



Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Inayahnya serta nikmat sehat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah Aswaja 2 yang berjudul “Tradisi Nahdliyyin (Kelahiran dan Kematian)”. Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad Saw yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Qiyamah. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Bapak Su’udin Aziz, M.Ag. yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menulis makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kami berharap agar pembaca memberikan kritik dan saran yang dapat memotivasi kami agar dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.



Bojonegoro, 04 Februari 2020



Daftar Isi COVER KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI



ii



BAB I (PENDAHULUAN) A. LATAR BELAKANG



1



B. RUMUSAN MASALAH



1



C. TUJUAN



1



BAB II (PEMBAHASAN) 1. TRADISI KEHAMILAN



2



2. TRADISI KELAHIRAN



3



3. TRADISI KEMATIAN



5



BAB III (PENUTUP) KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA



7



8



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Semua yang ada dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Kebudayaan memuat kompleksitasyang memuat pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, juga pernyataan intelektual yang artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Fenomena adanya unsur kebudayaan adat istiadat dan tradisi merupakan bagian dari kerangka dasar model pelaksanaan ajaran agama yang dibedakan menjadi dua komponen dasar. Unsur pertama adalah agama yang meliputi keseluruhan ajaran, kitab suci Al-Qur’an serta al-Hadits sebagai keteladanan Rosul yang di kemudian hari menjadi sumber acuan. Unsur kedua disebut keberagaman yang meliputi wujud atau bentuk konkret pelaksanaan substansi ajaran didalam agama.



B. Rumusan Masalah 1. Apa saja tradisi pada masa kehamilan? 2. Apa saja tradisi pada masa kelahiran? 3. Apa saja tradisi padakematian?



C. Tujuan 1. Untuk menegetahui tradisi pada masa kehamilan 2. Untuk mengetahui tradisi pada masa kelahiran 3. Untuk mengetahui tradisi pada kematian



BAB II PEMBAHASAN A. Tradisi pada masa kehamilan 1. Ngapati (Ngupati) Adalah tradisi ketika kehamilan berusia empat bulan,yaitu pada saat dimulainya kehidupan dengan ruh,dan disaat ditentukannya bagaimana kehidupan didunia dan juga diakhirat. Tradisi ini sebagai upacara dengan meminta kepada sejumlah orang untuk berdoa dan mendoakan serta untuk bersedekah. Selain itu sebagai sikap bersyukur,ketundukan dan kepasrahan serta memohon kepada Allah agar nantinya lahir anak yang sempurna,sehat dianugerahi rezeki yang baik, berumur panjang dengan nilai-nilai ibadah dan beruntung di dunia maupun di akhirat.1



َّ َ‫احدَةٍ َو َجعَ َل ِم ْن َها زَ ْو َج َها ِليَ ْس ُكنَ إِلَ ْي َها فَلَ َّما تَغ‬ ‫شاهَا‬ ِ ‫ُه َو الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ْ َ‫ت ِب ِه فَلَ َّما أَثْقَل‬ ْ ‫ت َح ْمال َخ ِفيفًا فَ َم َّر‬ ْ َ‫َح َمل‬ َّ ‫ت دَ َع َوا‬ ‫صا ِل ًحا لَنَ ُكون ََّن‬ َ ‫َّللاَ َربَّ ُه َما لَئِ ْن آت َ ْيتَنَا‬ َّ ‫ِمنَ ال‬ َ‫شا ِك ِرين‬ Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS al-A’raf : 189).



2. Mitoni (Tingkepan) Adalah tradisi ketika kehamilan berusia sekitar tujuh bulan, yaitu ketika kandungan dirasakan sudah berbobot dan berbeban. Dalam upacara ini disamping bersedekah juga diisi pembacaan doa, dengan harapan si bayi dalam kandungan diberikan keselamatan serta ditakdirkan selalu dalam kebaikan kelak didunia.2



َ ‫سلَي ٍْم ِم ْن أ َ ِبي‬ ‫ط ْل َحةَ … َوقَ ْد‬ ُ ‫َب‬ ُ ‫سلَّ َم ِب ْال َب َر َك ِة ِل َح ْم ِل أ ُ ِم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ُ ‫اب َما َجا َء ِفي د‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫عا ِئ ِه‬ ، » ‫ « َبا َر َك هللاُ لَ ُك َما ِفي لَ ْيلَ ِت ُك َما‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ َ َ ‫َكانَ أ‬ ُّ ‫ َفقَا َل النَّ ِب‬، َ‫صا َب َها ِت ْل َك اللَّ ْيلَة‬ ُ ُ‫ت لَه‬ ْ َ‫ فَ َولَد‬: ‫قَا َل‬ ‫ َفذَ َك ُر ْوا أ َنَّهُ َكانَ ِم ْن َخي ِْر أَ ْه ِل زَ َمانِ ِه‬: ‫ قَا َل‬، ِ‫ع ْبدُ هللا‬ َ ُ‫غالَ ًما َكانَ ا ْس ُمه‬ )406 ‫ ص‬/ 6 ‫(دالئل النبوة للبيهقي – ج‬ 1



M. Afnan Chafidh& A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islami,(Surabaya: Khalista,2009), hlm.6 M. Afnan Chafidh & A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islami, hlm.8



2



Bab tentang riwayat doa Nabi Muhammad Saw dengan keberkahan untuk kehamilan Ummu Sulaim dari Abu Thalhah… Abu Thalhah bersetubuh dengannya, Kemudian Nabi Saw mendoakan: “Semoga Allah memberkati kalian berdua di malam kalian”. Ummu Sulaim melahirkan anak untuk Abu Thalhah, bernama Abdullah. Mereka menyebutkan bahwa Abdullah adalah termasuk orang terbaik di masanya” (HR Al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwah, 6/406)



B. Tradisi pada masa kelahiran 1. Melantunkan adzan pada telinga kanan Ketika jabang bayi telah dilahirkan dari rahim ibunya, disunatkan baginya diperdengarkan adzan ditelinga sebelah kanan,setelah sang bayi dibersihkan dari cairan dan kotoran lainnya. Hal ini merupakan syariat yang dicontohkan oleh Rosulullah Saw. dan para sahabat. Kalimat adzan adalah kalimat dakwah yang sempurna, maka dari itu alangkah baiknya sebelum sang bayi mendengarkan ucapan dan suara lain yang belum tentu mendidik lebih baik diperdengarkan kalimat tauhid tersebut untuk mengingatkan janji yang kita ucapkan dihadapan Allah sbelum kita ciptakan.3 diriwayatkan dari Abu Rafi’ Ra.:



ُ‫ع ِلي ٍ ِحيْنَ َولَدَتْه‬ ُ ‫َرأَيْتُ َر‬ َ ‫سي ِْن ْب ِن‬ َ ‫س ْو َل هللاِ (صلى هللا عليه وسلم) أَذَّنَ فِي أُذ ُ ِن ا ْل ُح‬ ‫صالَة ِرضي هللا عنهم‬ ِ َ‫ف‬ َّ ‫اط َمةُ ِبال‬ Artinya: aku melihat Rasulullah Saw. mengadzankan seperti adzan shalat pada telinga (cucunya) Husein bin Ali ketika Fatimah Ra. melahirkan.



2. Melantunkan iqamat pada telinga kiri Ditelinga sebelah kiri bayi juga diperdengarkan lantunan suara iqamat, sehingga indra pendengaran jabang bayi tertanami dan terbentengi oleh suara kalimat tauhid. Dengan demikian, maka selamatlah ia dari bisikan iblis dan manusia yang hendak merusak akidahnya. Kalimat iqamat ini mengisyaratkan pada penegakkan shalat yang notabebe adalah penegakkan komunikasi dua arah antara manusia dengan Allah, dan penegakkan penghambaan diri manusia kepada Allah.4



‫ان‬ ُ َ ‫ام ِفي ْاليُس َْرى لَ ْم ت‬ ِ ‫ض َّرهُ أ ُ ُّم‬ ِ ‫الص ْب َي‬ َ َ‫َم ْن ُو ِلدَ لَهُ َم ْولُود ٌ فَأَذَّنَ ِفي أُذ ُ ِن ِه ْالي ُْمنَى َوأَق‬ 3



M. Afnan Chafidh & A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islami, hlm.19



4



M. Afnan Chafidh & A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islami, hlm.20



Orang yang mendapatkan kelahiran bayi, lalu dia mengadzankan di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri, tidak akan celaka oleh Ummu Shibyan. (HR. Abu Ya’la Al-Mushili)



3. Mengebumikan ari-ari Syariat mengebumikan ini adalah untuk semua anggota badan yang terpisah, termasuk kuku, rambut, dan pusar. Adapum memperlakukan ari-ari dilengkapi bumbu (seperti kunyit dan lain-lain) adalah sebagai lambang harapan (tafaul) keselamatan dan keutuhan anggota-anggota badan anak.



ُ ‫ارق ٍَو‬ ُ ‫ت َح ًاال أَ ْو ِم َّم ْن‬ ْ ‫ص َل ِم ْن َحي ٍ لَ ْم َي ُم‬ ‫ش ْع ٍر‬ َ ‫ظ ْف ٍر َو‬ َ ‫ش َّك فِي َم ْوتِ ِه َك َي ِد‬ َ ُ‫َوي‬ َ َ‫س ُّن دَ ْف ُن َما ا ْنف‬ ِ ‫س‬ ‫احبِ َها‬ ِ ‫ص‬ ْ َ‫ َودَ ِم ن َْح ِو ف‬،ٍ‫علَقَة‬ َ ‫َو‬ َ ‫ص ٍد إ ْك َرا ًما ِل‬ “Dan disunnahkan mengubur bagian yang terpisah dari orang hidup yang tidak mati seketika atau bagian tubuh yang terpisah dari orang yang diragukan kematiannya, seperti potongan tangan pencuri, kuku, rambut, dan segumpal darah serta darah yang keluar dari semacam bekam, sebagai bentuk memuliakan pemilik potongan tubuh tersebut.”



4. Mensyukuri kelahiran bayi Pada malam pertama (atau pada malam keberapa) dari kelahiran, hendaklah bersedekah dan berdoa untuk bayi sebagai tanda syukur atas kelahiran bayi. Disamping berdoa sendiri, juga meminta kepada beberapa orang untuk berdoa dan juga membaca bacaan (Ayat kursi 7X………dst.). Doa di (upacara) malam pertama setelah kelahiran ini bisa mengambil doa-doa untuk janin atau bayi tersebut diatas.5



َ ‫ َو‬, َ‫ب لَك‬ ُ َ ‫ َوبَ َل َغ أ‬, ‫ب‬ ُ‫ َو ُر ِز ْقتَ ِبره‬, ُ‫شده‬ َ ‫الوا ِه‬ َ َ‫شك َْرت‬ ِ ‫اركَ هللاُ لَكَ فِي ال َمو ُهو‬ َ َ‫ب‬ “Semoga Allah memberkahi anak yang dianugerahkan kepadamu, semoga kamu bisa mensyukuri Sang Pemberi (Allah), semoga cepat besar dan dewasa, dan engkau mendapatkan baktinya si anak.”



5. Mencukur rambut bayi Pada hari ketujuh setelah kelahiran disunnahkan mencukur rambut bayi,memberi nama yang baik dan mengaqiqahkan bila mampu. Aqiqah juga bisa dilaksanakan pada hari ke 14 atau 21 (sebagai hari-hari pilihan). Pada saat mencukur rambut bayi disunnahkan



5



M. Afnan Chafidh & A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islami, hlm.25



sampai tuntas, dan disunnahkan bersedekah senilai emas atau perak seberat rambut bayi. Lalu kepala yang bersih diolesi dengan minyak za’faran (atau minyak wangi lainnya).6 Hadis riwayat Imam Tirmidzi, bahwa Nabi Saw. ketika mengakikahi Sayidina Hasan, putra Sayidina Ali dan Sayidah Fatimah, menyuruh Sayidah Fatimah untuk mencukur rambut Sayidina Hasan dan bersedekah perak seberat rambut tersebut.



َّ ‫صلَّى‬ ُ ‫سه‬ ْ ُ‫اط َمة‬ ِ َ‫س ِن ِبشَاةٍ َوقَا َل يَا ف‬ ُ ‫ع َّق َر‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ َ ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫َّللا‬ َ َ ْ‫اح ِل ِقي َرأ‬ َ ‫ع ْن ْال َح‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫َّللا‬ ‫ض د ِْره ٍَم‬ َ ‫صدَّقِي بِ ِزنَ ِة‬ َّ ِ‫ش ْع ِر ِه ف‬ َ ‫ضةً قَا َل فَ َوزَ نَتْهُ َف َكانَ َو ْزنُهُ ِد ْر َه ًما أ َ ْو بَ ْع‬ َ َ ‫َوت‬ “Rasulullah Saw. mengakikahi Sayidina Hasan dengan satu ekor kambing, kemudian beliau berkata kepada Fatimah; ‘Cukur rambutnya dan bersedekahlah dengan perak seberat rambut itu.’ Fatimah pun menimbang rambut itu, dan beratnya sekitar satu dirham atau kurang dari satu dirham.”



C. Tradisi pada masa kematian 1. Mengiringi jenazah dengan bacaan tahlil Mengiringi jenazah dengan bacaan tahlil hukumnya boleh, bahkan ada riwayat yang menyebutkan hal tersebut dilakukan oleh Rosulullah.7



َّ ‫صلَّى‬ َّ ‫سو ِل‬ ‫ َال‬:ُ‫ َّإال َق ْول‬،‫ف ْال ِجنَازَ ِة‬ ُ ‫لَ ْم َي ُك ْن يُ ْس َم ُع ِم ْن َر‬ َ ُ‫َّللا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َ ‫ َو ُه َو َي ْمشِي خ َْل‬،‫سلَّ َم‬ َّ ‫إلَهَ َّإال‬ ‫اجعًا‬ ِ ‫ َو َر‬،‫ ُم ْب ِديًا‬،ُ‫َّللا‬ “Tidak ada kalimat yang didengar dari Rasulullah Saw. saat beliau berjalan di belakang jenazah kecuali kalimat La Ilaha Illa Allah, dengan jelas dan diulangulang.“ 2. Azan saat mengubur jenazah Ahli hadist al-Hafizh al-Hamawi selama hidupnya pernah menfatwakan azan di kubur saat pemakaman adalah sunnah.8



َّ ‫ب ْالقَب ِْر ال‬ ‫ش ِه ْيد ُ َو ْال ُم َؤذ ُِن‬ ِ ‫عذَا‬ َ ‫ص ُم ُه ُم هللاُ تَ َعالَى ِم ْن‬ ِ ‫ {ثَالَثَةٌ يَ ْع‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬ .}‫َو ْال ُمتَ َوفَّى يَ ْو َم ْال ُج ُمعَ ِة َو َل ْيلَةَ ْال ُج ُمعَ ِة‬ Nabi saw. bersabda, “Tiga orang yang akan dijaga oleh Allah swt. dari adzab kubur adalah orang yang mati dalam keadaan syahid, muadzin (orang yang mengumandangkan azan karena mengharap ridha Allah bukan untuk mendapatkan upah), dan orang yang meninggal di hari Jum’at serta di malam Jum’at.”



6



M. Afnan Chafidh & A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islami, hlm.26 Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Khazanah Aswaja, (Surabaya: Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur,2016), hlm.227 8 Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Khazanah Aswaja, hlm.228 7



3. Takziah Takziah artinya menyabarkan dan menghibur orang yang ditimpa musibah. Yang dimaksud dengan takziah disini ialah pernyataan berduka cita, berbela sungkawa yang disampaikan kepada keluarga yang ditinggalkan salah seorang anggota keluarganya untk selama-lamanya.9 َّ ُ‫ساه‬ ‫َّللاُ ِم ْن ُحلَل ْالك ََرا َم ِة يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬ َ ‫صيبَ ٍة ِإالَّ َك‬ ِ ‫َما ِم ْن ُمؤْ ِم ٍن يُ َع ِزي أَخَاهُ ِب ُم‬ “Tidaklah seorang Mukmin bertakziyah kepada saudaranya yang terkena musibah kecuali Allah akan memakaikan pakaian kemulian kepadanya di hari kiamat.”



4.



Ziarah Kubur Kata ziarah menurut Bahasa berarti menengok, jadi ziarah kubur artinya menengok kubur. Sedang menurut syariat islam, ziarah kubur itu bukan hanya sekedar menengok kubur, bukan pula untuk sekedar tahu dan mengerti dimana ia dikubur, atau untuk mengetahui keadaan kubur atau makam, akan tetapi kedatangan seseorang kekubur adalah dengan maksud untuk mendoakan kepada yang dikubur dan mengirim pahala untuknya atas bacaan ayat-ayat al-qur’an dan kalimat-kalimat toyyibah seperti tahlil, tahmid, tasbih, solawat, dll. Ziarah kubur hukumnya sunnah. Namun nabi Saw secara tegas melarang perempuan berziarah kubur.10 Sebagaimana hadis Rasulullah SAW, “dari Anas bin Malik ra. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Aku dulu pernah melarang berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah, karena sesungguhnya ia dapat mengingatkan kalian akan kematian.” (HR. Ahmad dan al Hakim).



9



M. Afnan Chafidh & A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islami, hlm.219 M. Afnan Chafidh & A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islami, hlm.230



10



BAB III PENUTUP Kesimpulan : Tradisi pada masa kehamilan :



1. Ngapati yaitu tradisi ketika kehamilan berusia empat bulan,yaitu pada saat dimulainya kehidupan dengan ruh



2. Mitoni yaitu tradisi ketika kehamilan berusia sekitar tujuh bulan, yaitu ketika kandungan dirasakan sudah berbobot dan berbeban.



Tradisi pada masa kelahiran: 1. Melantunkan adzan pada telinga kanan 2. Melantunkan iqamat pada telinga kiri 3. Mengebumikan ari-ari 4. Mensyukuri kelahiran bayi 5. Mencukur rambut bayi



Tradisi pada masa kematian: 1. Mengiringi jenazah dengan bacaan tahlil 2. Azan saat mengubur jenazah 3. Takziah artinya menyabarkan dan menghibur orang yang ditimpa musibah. 4. Ziarah Kubur adalah kedatangan seseorang kekubur dengan maksud untuk mendoakan kepada yang dikubur dan mengirim pahala untuknya atas bacaan ayat-ayat al-qur’an dan kalimat-kalimat toyyibah



DAFTAR PUSTAKA Chafidh, M. Afnan dan Asrori, A. Ma’ruf.2009. Tradisi Islami. Surabaya: Khalista Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur. 2016.Khazanah Aswaja.Surabaya: Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur