MAKALAH BIOENERGI Kel 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “Pemanfaatan dan Pengembangan Bioenergi”



OLEH KELOMPOK IV Srigae Rantelimbong Nirwana Sari Dewi Tri Agustini Muh. Tahir Nurhasana



PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS SULAWESI BARAT MAJENE 202I



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yan Maha Esa, sang Pencipta Alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperankat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat serta hdayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Pemanfaatan dan Penembangan Bioenergi” tepat pada waktunya. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain adalah untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban pada mata kuliah “Pangan dan Bioenergi Hutan”. Pada kesempatan ini, kami juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan dimana kami sadar bahwasanya kami hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahn dan kekurangan, sedanan kesempurnaa hanya milik Tuhan Azza Waallah higga dalam peulisan dan penyusunanya masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca.



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. A. Latar Belakang.................................................................................................................. B. Rumusan Masalah............................................................................................................. C. Tujuan............................................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. A. Pengertian Bioenergi......................................................................................................... B. Pemanfaatan Bioenergi..................................................................................................... C. Pengembangan Bioenergi di Indonesia............................................................................. D. Faktor Penting untuk Pengembangan Ekonomi Berbasis Bio.......................................... BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan berperan penting sebagai sumber energi terbarukan, sebagai lahan yang didominasi oleh pepohonan sumber biomassa penghasil bioenergi.Energi memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia.Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk menopang keberlngsungan hidup musia.Hiscock (2012) dalam bukunya Earth Wars mengungkapkan bahwa pangan, air, energy, dan logam adalah penggerak pertumbuhan industri, ekonomi dan sosial. Seiring dengan meningkatnya penduduk, maka akan semakin ketat juga pesaingan terhadap akses suberdaya. Pemanfaatan bioenergi sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia masih rendah bila



dibandingkan



dengan



ketersediaan



biomassa,



terutama



dari



hutan



yang



berlimpah.Bioenergi merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang berasal dari biomassa, yaitu bahan organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan, diharapkan dapat menjadi solusi kelankaan energi. Pengembangan bioenergi merupakan implementasi dari kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 Tentang kebijakan Energi Nasional, yaitu untuk menjamin keamanan pasokan energy dalam negeri dan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Perpres 5/2006 memberikan landasan kebijakan bagi pengembangan sumber-sumber energy terbarukan dan diversifikasi energy dengan tujuan dan sasaran untuk “mewujudkan keamanan pasokan energy dalam negeri, tercapainya elastisitas energi, dan terwujudnya energy (primer) mix yang optimal”. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan bioenergi? 2. Bagaimana pemanfaatan bioenergi? 3. Bagaimana pengembangan bioenergi di Indonesia? 4. Apa saja faktor penting untuk pengembangan ekonomi berbasis bio? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu bioenergi! 2. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan bioenergi! 3. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan bioenergi di Indonesia 4. Untuk mengetahuiapa saja faktor penting untuk pengembangan ekonomi berbasis bio!



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bioenergi Bioenergi adalah energi yang diperoleh/dibangkitkan/berasal dari biomassa.Biomassa adalah bahan2 organik berumur relatif muda dan berasal dari tumbuhan/hewan; produk dan limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan. Energi baru terbarukan merupakan energi yang dapat dipulihkan kembali oleh proses alam (terbarukan) dan prosesnya berkelanjutan. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang ramah lingkungan dan tidak mencemari lingkungan serta tidak menimbulkan polusi maupun gas efek rumah kaca yang memberikan kontribusi terhadap pemanasan global seperti pada sumber energi yang sering digunakan.Jenis energi terbarukan tersebut diantaranya adalah panas bumi (geothermal), air (hydropower), teknologi menggunakan angin (wind power), radiasi matahari, gelombang laut, serta bioenergi (biogas, bahan bakar nabati) (Mohtasham, 2015). Salah satu sumber energi baru terbarukan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bioenergi. Bioenergi/biomass ini merupakan sumber energi terbarukan dengan jumlah yang tidak terbatas karena dalam prosesnya sumber-sumber ini dapat ditumbuhkan kembali dalam waktu dekat, dan ketersediaannya melimpah.Berbeda dengan energi yang bersumber dari fossil, perlu berjuta-juta tahun untuk kembali menghasilkan sumber energi (Kumar et al., 2007; Jeffers, 2013).Oleh karena jumlah biomass yang tidak terbatas ini, maka biomass potensial untuk dijadikan sumber energi demi pemenuhan kebutuhan energi baik saat ini maupun di masa mendatang.Dharmawan et al. (2016) menyebutkan bahwa biomass dapat dihasilkan dari produk kehutanan, pertanian, dan perairan (algae). Bioenergi memiliki turunan bentuk energi yaitu heat atau panas, biopower (listrik yang bersumber dari bahan baku biologis), dan biofuel yang dapat berbentuk padat (solid fuel), gas (gas fuel), dan cair (liquid). Bioenergi memainkan peran penting dalam upaya mewujudkan pembangunan menuju ke arah keberlanjutan.Bioenergi ini tidak hanya diperlukan sebagai pengganti langkanya bahan bakar fosil, tetapi juga diharapkan sebagai salah satu solusi bagi pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri terutama bagi wilayah pedesaan yang pada umumnya terletak jauh dari pusat perkotaan dan Sulitnya akses listrik (Hite et al., 2008).Seperti yang diharapkan dalam UU No. 30 tahun 2007 yang menginginkan tercapainya kedaulatan energi dalam negeri dan



kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sustainable. Penelitian Buchholz et.al (2009) yang berjudul “sustainable criteria for bioenergy systems: results from an expert survey” yang menunjukan bahwa tantangan dalam pengembangan bioenergi adalah permasalahan sosial dan ekonomi. Permasalahan lingkungan merupakan hal utama yang mampu direduksi dengan pemanfaatan bioenergi ini, namun nilai terendah didapatkan oleh kriteria sosial dan ekonomi, sehingga perhatian sebaiknya tidak hanya fokus pada dampak lingkungan yang mampu direduksi tetapi juga diharapkan bagi kondisi sosial ekonomi kegiatan ini mampu mengatasi permasalahan sosial ekonomi terutama bagi masyarakat pedesaan. Penelitian ini akan melihat bagaimana pemanfaatan sumberdaya yang merupakan indigenous resource memberi manfaat lingkungan serta pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kerangka Pemikiran Kebutuhan listrik yang terus meningkat di masyarakat membuat ketergantungan tinggi terhadap energi fosil yang persediaannya semakin menipis.Pemerintah mengeluarkan mandatory untuk memenuhi kebutuhan energi terutama listrik



dengan



bioenergi.



Bioenergi merupakan potensi sumber energi bagi Indonesia karena ketersediaan sumber bahan baku yang berlimpah. Salah satu bahan baku yang dapat menjadi sumber bioenergi adalah bersumber dari tanaman kelapa sawit. Bioenergi dapat berasal tidak hanya dari buah kelapa sawit maupun tanamannya, namun juga dapat berasal dari limbah hasil pengolahan kelapa sawit.Saat ini, ekspansi perkebunan kelapa sawit menyebabkan aktifitas produksi dan produktifitas kelapa sawit meningkat.Ekspansi ini menyebabkan melimpahnnya limbah hasil pengolahan kelapa sawit yang berpotensi menimbulkan eksternalitas negatif.Limbah-limbah sisaan tersebut diantaranya adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), cangkang, serabut, serta Palm Oil Mill Effluent (POME). Salah satu limbah dari hasil pengolahan kelapa sawit yang sangat besar berpotensi mencemari lingkungan adalah POME..Konversi limbah menjadi biopower merupakan salah satu upaya untuk mengurangi eksternalitas terhadap lingkungan.Kegiatan konversi limbah cair kelapa sawit/POME menjadi energi listrik memberikan manfaat tidak hanya kepada pemenuhan kebutuhan listrik perusahaan, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang membutuhkan listrik.Kegiatan menginternalisasi biaya akibat dampak eksternalitas disebut internalisasi eksternalitas (Shafittri, 2011).



B. Pemanfaatan Bioenergi Bioenergi sudah dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun untuk pembangkit listrik. Pemanfatan bioenergi sebagai bahan bakar sudah dilaksanaan sesuai dengan kebijakan mandatory bahan bakar nabati (BBN).Selain itu bioenergi juga sudah mulai digunakan khususnya di industri kelapa sawit, pulp dan kertas serta industri gula. Industri kelapa sawit banyak menghasilkan limbah padat (cangkang, serat, dan tandan kosong) dan limbah cair (POME). Cangkang dan serat digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler sedangkan tandan kosong digunakan sebagai pupuk. Limbah cair dapat digunakan untuk menghasilkan biogas sebagai bahan bakar untuk PLTG. Industri pulp dan kertas memanfaatkan produk samping yang berupa bark dan black liquor (lindi hitam) serta non-condensate gas dan bio-sludge sebagai sumber energy untuk proses industri. Industri gula memanfaatkan bagasse tebu sebagai bahan bakar untuk proses industri. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam berlimpah. Produk ataupun waste dari sektor pertanian dan kehutanan mampu menjadi bahan baku sumber bahan baku untuk bioenergi (Park et al., 2015). Salah satu potensi yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk bioenergi adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan biofuel atau biodiesel, sedangkan limbah kelapa Sawit dapat dimanfaatkan menjadi sumber listrik (biopower) maupun heat. Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama yang merupakan limbah padat yang terdiri dari tandan kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain, sedangkan limbah cair berupa Palm Oil Mill Effluent (POME).POME dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik (Sumathi et al., 2008; Harihastuti, 2015). Potensi limbah jika dimanfaatkan dengan baik akan mempunyai nilai ekonomi yang tidak sedikit. Welfle et al. (2014) mengatakan bahwa melalui indigenous resource atau sumberdaya khas yang dimiliki oleh suatu wilayah, sangat berpotensi untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku bagi sumber bioenergi. Melalui pemanfaatan indigenous resource sebagai bioenergi, dapat mengurangi biaya instalasi bagi penyedia listrik seperti PLN untuk dapat menjangkau daerah yang terisolir. Saat ini tengah dikembangkan pemanfaatan limbah sawit yang dikonversi menjadi bioenergi dalam hal ini khususnya biopower. Pemanfaatan ini dilakukan dengan pertimbangan kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengurangi dampak negatif limbah yang sudah tidak terpakai. Selain itu, melalui pemanfaatan limbah yang dapat dikonversi menjadi bioenergi dapat menggantikan kebutuhan energi dalam negeri



yang saat ini masih sangat bergantung dari sumber energi fosil. Kebutuhan energi Indonesia masih sangat besar khususnya bagi masyarakat di kawasan pedesaan yang memiliki lokasi tempat tinggal yang cenderung jauh dari keterjangkauan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selain itu, pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi bioenergi (biopower) ikut andil dalam memenuhi semangat pemerintah yang tertuang dalam kebijakan melalui mandatory UU No. 30/2007 mengenai bauran energi nasional. Target bauran energi nasional yaitu sebesar 25 persen pemenuhan kebutuhan energi nasional dari total keseluruhan penggunaan energi berasal dari bioenergi pada tahun 2025. C. Pengembangan Bioenergi di Indonesia Pada masa lalu pemanfaatan bioenergi di Indonesia masih terbatas pada penggunaan kayu bakar untuk rumah tangga yang termasuk dalam energi non komersial. Saat ini pengembangan bioenergi sudah mengarah pemanfaatannya sebagai energi komersial. Bioenergi sudah dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun untuk pembangkit listrik. Pemanfatan bioenergi sebagai bahan bakar sudah dilaksanaan sesuai dengan kebijakan mandatory bahan bakar nabati (BBN). Bioenergi cukup potensial dikembangkan di Indonesia karena ketersediaan bahan baku dan lahan yang cukup melimpah. Secara umum bioenergi dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya menjadi tiga, yaitu perkebunan energi, produk samping dan residu, serta limbah organik. Sedangkan bentuk fisik bioenergi dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Secara umum yang bisa dijadikan bioenergi diantaranya mencakup: kayu bakar, limbah penebangan, limbah industri kayu, limbah perkebunan dan pertanian, briket kayu, arang, serta briket arang. Bioenergi merupakan energi yang ramah lingkungan dan diharapkan mampu untuk menopang pembangunan berkelanjutan. Pengembangan bioenergi bisa menjadi salah satu program



untuk mendukung kegiatan ekonomi berbasis bio.



Pengembangan ekonomi berbasis bio di Indonesia secara historis bisa dilacak dari pengembangan sector pertanian, perkebunan dan kehutanan. Biomassa ditanam di lahan pertanian dan perkebunan ataupun diperoleh dari hutan untuk tujuan tertentu. Hasil produksi dari biomassa tersebut dapat berupa perkebunan energi, produk samping dan residu, serta limbah organik. Setelah dipanen, dikumpulan dan disisihan kemudian diproses lebih lanjut untuk dibawa ke tempat lain ataupun disimpan. Proses konversi biomassa menjadi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu termo kimia, kimia fisik, dan bio kimia. Hasil dari proses ini adalah bioenergi yang dapat berbentuk padat, cair, maupun gas.



D. Faktor Penting untuk Pengembangan Ekonomi Berbasis Bio Transisi dari pasca energi fosil menuju ekonomi berbasis bio harus sejalan dengan transisi menuju pertanian dan transportasi yang berkelanjutan serta peningkatan pemanfaatan energi terbarukan.Ekonomi berbasis bio dapat berdampak positif bagi perekonomian, namun belum menjamin bermanfaat secara ekologi dan sosial.Oleh karena itu perlu diinventarisasi faktor-faktor penting supaya pengembangan ekonomi berbasis bio tidak salah arah. Eickhout (2012) telah menginventarisasi faktor-faktor yang perlu untuk dipertimbangkan dalam pengembangan ekonomi berbasis bio yang dirangkum sebagai berikut. a. Neraca Karbon Penurunan emisi GRK sering menjadi dasar untuk mendukung pengembangan ekonomi berbasis bio. Secara definisi ekonomi berbasis bio tidak mengakibatkan pengurangan emisi. Siklus karbon secara keseluruhan perlu dianalisis karena dalam pengelolaan lahan sering terjadi perubahan penggunaan lahan. b. Penyediaan Pangan Lahan pertanian yang sudah ada terutama digunakan untuk produksi pangan.Dalam transisi menuju ekonomi berbasis bio, lahan tersebut juga digunakan untuk produksi bioenergi dan biomaterial lainnya yang bisa memicu terjadinya persaingan antara pangan dan energi.Harga pangan dapat meningkat karena produksinya berkurang. c. Keterbatasan Lahan Salah satu faktor penting dalam produksi biomassa adalah ketersediaan lahan.Lahan merupakan sumber daya yang terbatas sehingga produksi biomassa yang dapat dilakukan secara berkelanjutan juga terbatas. Peningkatan produksi biomassa karena pertumbuhan kebutuhan energi akan meningkatkan kebutuhan lahan, yang dapat diperoleh melalui konversi dari hutan. Konversi ini dapat mengurangi biodiversitas yang penting dalam ekosistem. d. Kelangkaan Sumber Daya Produksi biomassa membutuhkan sumber daya lain selain lahan, yaitu air dan unsur hara. Sama seperti lahan, ketersediaan air dan unsur hara (misalnya fosfor) juga terbatas. Penggunaan air dan unsur hara yang tidak tepat akan mengakibatkan ekonomi berbasis bio tidak akan berkelanjutan untuk jangka panjang.



e. Teknologi Pemilihan teknologi harus tepat supaya dapat mengurangi emisi GRK serta mengurangi ketergantungan pada penggunaan sumber daya fosil.Bioteknologi merupakan teknologi yang berperan penting dalam produksi biomaterial, bahan kimia dan obatobatan. f. Tidak Berfokus pada Nilai Tambah yang Tinggi Transisi ke ekonomi berbasis bio akan meningkatkan permintaan biomassa dari waktu ke waktu. Bila semua kebutuhan produk yang beragam harus dipenuhi, maka kurva permintaan biomassa akan menjadi curam dan penyediaan biomassa tidak bisa berkelanjutan. Oleh karena itu disamping memproduksi bioenergi, perlu berfokus pada produksi biomaterial yangg mempunyai nilai tambah yang tinggi. g. Kurang Tata Kelola Ekonomi berbasis bio akan dapat berkembang bila mendapatkan dukungan penuh melalui koherensi kebijakan. Kerjasama dan konsistensi dalam melaksanakan kebijakan merupakan kunci sukses untuk mengimplementasikan ekonomi berbasis bio.Tata kelola untuk setiap negara di Uni Eropa menjadi tantangan untuk mewujudkan ekonomi berbasis bio yang berkelanjutan.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bioenergi berperan penting dalam mangatasi krisis energi di Indonesia. Pengembangan bioenergi nasional diarahkan dalam rangka mewujudkan transisi dari energi berbasis fosil kepada kepada energi berbasis biomassa yang diharapkan lenih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Bioenergi merupakan potensi sumber energi bagi Indonesia karena ketersediaan sumber bahan baku yang berlimpah. Salah satu bahan baku yang dapat menjadi sumber bioenergi adalah bersumber dari tanaman kelapa sawit. Bioenergi sudah dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun untuk pembangkit listrik.Pemanfatan bioenergi sebagai bahan bakar sudah dilaksanaan sesuai dengan kebijakan mandatory bahan bakar nabati (BBN).Selain itu bioenergi juga sudah mulai digunakan khususnya di industri kelapa sawit, pulp dan kertas serta industri gula.Industri kelapa sawit banyak menghasilkan limbah padat (cangkang, serat, dan tandan kosong) dan limbah cair (POME). B. Saran Hal penting dalam pengembangan bioenergi adalah terdapatnya komitmen pemerintah dan sinergi antar instansi dalam kebijakan atau program bioenergi. Komitmen pemerintah pusat perlu terus ditingkatkan dalam hal pembenahan subsidi BBM dan pembenahan sector otomotif. Peningkatan suatu program dalam bingkai kebijakan bioenergi harus sesuai dengan kebijakan energi secara nasional. Alokasi subsidi dari yang awalnya ke sector BBM diharapkan juga dapat tersalurkan untuk perbaikan dan peningkatan berbagai infrastruktur, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, serta lebih meningkatkan pengembangan bahan bakar nabati (BBN).



DAFTAR PUSTAKA Sugiyono Agus. 2017. Pemanfaatan Bioenergi Menuju Ekonomi Berbasis Bio Di Indonesia. Bioenergi, pembangunan berkelanjutan. Diyane Astriani Sudaryanti. 2017. Bioenergy Dan Transfomasi Sosial Ekonomi Pedesaan (Studi Kasus: Desa Talau Dan Desa Tanjung Beringin, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau). https://www.google.com/url? sa=t&source=web&rct=j&url=https://lib.unnes.ac.id/26548/4/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA.pdf&ved=2a hUKEwin0MSHnufvAhXFWisKHUabB-4QFjAAegQIBBAC&usg=AOvVaw11kJp_Uo3urpYXVRkVWOEQ