Makalah Cerebral [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK PEMERIKSAAN ANGIOGRAFI CEREBRAL Dosen: Ferdinand Ginting Manik, SKM, MARS.



Disusun oleh :



ARUM KUSUMANINGRUM



32171002



DHEA EKA SAFITRI



32171004



PROGRAM STUDI D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA JAKARTA Jl. Bintaro Raya No. 10, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, 12240 Tahun Ajaran 2018-2019



A. PENGERTIAN Angiografi cerebralis adalah pemeriksaan secara radiografi pada pembuluh darah otak dengan menggunakan media kontras positif. B. ANATOMI



Otak disuplai oleh empat pembuluh darah besar. Common carotis artery kanan dan kiri, yang memasok sirkulasi anterior, dan arteri vertebral kanan dan kiri, yang memasok sirkulasi posterior. Arteri berpasangan ini bercabang dari arcus aorta dan naik melalui leher. Cabang pertama dari arcus aorta adalah arteri innominate atau arteri brakhiocephal. Ini bercabang menjadi right common carotid dan arteri subklavia kanan. Cabang kedua dari arcus aorta adalah left common carotid artery, diikuti dari arteri subklavia kiri. Setiap pembuluh darah berasal langsung dari Arcus aorta. Kedua arteri vertebralis berasal dari subklavia arteri. Setiap common carotis artery lewat secara superior dan lateral bersama trakhea dan laring ke tingkat C4 dan kemudian membelah menjadi arteri karotis interna dan eksterna. Arteri karotis eksternal berkontribusi pada suplai darah ke sirkulasi ekstrakranial dan ekstraaxial. Disana ada beberapa sirkulasi collateral ke dalam sirkulasi karotid internal. Arteri karotis interna memasuki cranium melalui foramen karotid tulang temporal dan bercabang dua ke dalam arteri cerebri anterior dan tengah. Pembuluhpembuluh ini bercabang dan bercabang-cabang untuk memasok sirkulasi anterior dari masing-masing belahan otak. Arteri vertebra naik melalui foramina transversus cervikal dan melewati medial untuk memasuki cranium melalui foramen magnum.



Arteri vertebralis bersatu untuk membentuk arteri basilar, yang setelah course superior pendek di sepanjang permukaan posterior dorsum sellae, bercabang dua ke dalam arteri cerebral posterior kanan dan kiri. Suplai darah ke fossa posterior (cerebelum) berasal dari arteri vertebralis dan basilar. Arteri cerebri anterior dan posterior dihubungkan dengan mengkomunikasikan arteri pada tingkat otak tengah untuk membentuk lingkaran Willis. Anterior communicating artery membentuk anastomosis antara arteri cerebral anterior, yang berkomunikasi antara belahan kanan dan kiri. Posterior communicating artery kanan dan kiri masing-masing membentuk anastomosis antara arteri karotis interna dan arteri cerebri posterior yang menghubungkan sirkulasi anterior dan posterior. C. INDIKASI PEMERIKSAAN 1. Diagnosis penyakit vaskular intrakranial seperti aneurisma, AVM, tumor, dan lesi aterosklerotik atau stenotik. 2. Diagnosis dan lokalisasi penyakit vaskular yang kecil. 3. Mengetahui anatomi vaskular pra operasi. 4. Diagnosis dan terapi dari komplikasi vaskular dari sistem penyakit atau akibat dari prosedur bedah. 5. Pemetaan pra teknik prosedur endovaskular. D. PERSIAPAN 1. Persiapan pasien a. Lakukan penilaian riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta imaging sebelumnya. b. Pasien atau keluarga pasien mengisi informed consent. c. Cek data-data laboratorium seperti: bleeding time, clotting time, ureum creatinin. d. Batasi intake oral 8 jam sebelum pemeriksaan, obat-obatan oral dapat diteruskan. e. Lakukan pemberian cairan iv 150 ml/jam. f. Pasien dengan pemberian heparin distop 4 jam sebelum tindakan, heparin dilanjutkan setelah 12 jam pasca introducer sheath dicabut. g. Pasien dengan obat walfarin harus distop beberapa hari dan cek kembali bleeding timenya.



h. Pasien dengan trombositopenia harus ditransfusi dahulu hingga >75000/ml. i. Pasien dengan diabetes harus didahulukan dalam tindakannya. j. Cek apakah pasien sensitif terhadap lidocain. 2. Persiapan alat dan bahan Sebelum pemeriksaan dimulai, petugas harus mempersiapkan x-ray equipment: mengecek terlebih dahulu semua fungsinya, dan mempersiapkan automatic injection. Steril: a. Kontras Media: kontras media yang digunakan adalah kontras media positif yaitu iodium water soluble. Dengan jumlah kontras 4 x kg berat badan. b. Angiografi Set, diantaranya: a.) Jas steril 2-3 buah b.) Duk steril lebar c.) Duk steril kecil d.) Duk lobang e.) Nierbeken/bengkok 1 buah f.) Duk clamp g.) Mosquito clamp h.) Korentang i.) Kom steril 2 buah j.) Spuit 20cc, 10cc, 5cc k.) Pisau operasi l.) Handscoon steril m.) Kassa steril c. Puncture dan catheterization set: a) Kateter b) Jarum pungsi c) Introducer sheath d) Guide wire (panjang dan pendek) e) Connecting tube d. Sterilization set a) Alkohol b) Betadine c) Kapas e. Obat-obatan atau cairan fisiologis (NaCl, Aquabidest, LokalAnestesi, Heparin, Antihistamin), dan obat sedatif. 3. Kateter yang digunakan Pig tail catheter dengan ukuran 4Fr (0,05 inch) hingga 7Fr (0,09) inch serta Microcatheter (untuk memudahkan pemeriksaan pembuluh darah yang sempit tanpa mengakibatkan spasme) dengan ukuran 2 dan 3 Fr. E. PROSEDUR PEMERIKSAAN



a. b. c. d.



Lakukan foto pendahuluan untuk menentukan faktor eksposi. Cukur (Bersihkan) dan sterilisasi lokasi yang akan dipunksi. Lakukan pemberian obat sedatif agar pasien tidak cemas dan relax. Prosedur kateterisasi arteri dengan teknik seldinger. a) Terpasangnya monitor vitalsign. b) Cari lokasi yang akan di pungsi yaitu dengan cara menekan menggunakan 2 jari, jika terdapat denyut nadi yg kuat maka itu yg dipilih. c) Injeksikan Local Anastesi pada daerah yang akan dipungsi dengan lidocain. d) Suntikan jarum seldinger ukuran 18/20 pada arteri femoralis, jika keluar darah merah cerah menandakan jarum sudah berada di arteri. e) Setelah abocath masuk, sayat daerah yang di pungsi dengan menggunakan pisau operasi dan lebarkan dengan mosquito clamp. f) Masukan guidewire pendek ke arteri melalui jarum seldinger/Abocath. g) Setelah guide wire pendek masuk, cabut jarum seldinger. h) Ganti abocath dengan introducer sheath, kemudian dimasukkan ke arteri, lalu cek jika keluar darah warna merah cerah menandakan jarum seldinger sudah berada di arteri. i) Guide wire pendek dicabut introducer menetap dalam arteri. j) Masukan guidewire panjang kedalam kateter sampai ke ujung kateter, kemudian kateter dimasukan melalui introducer kira-kira 2cm-10cm, dorong guidewire untuk memandu kateter menuju muara pembuluh darah yang akan diperiksa. k) Dengan dibawah control x-ray arahkan cateter menuju arteri yang diperiksa. l) Lakukan tes kontras untuk mengetahui apakah artery tepat berada di arteri yang akan diperiksa. m) Setelah kateter sudah berada di organ yang dituju, suntikkan kontras dengan mengatur flow rate 4cc-5cc/detik, setiap memasukan kontras, flush dengan cairan fisiologis (NaCL) yang diberi heparin. n) Lakukan pengambilan foto. F. Kriteria



Pada saat kateter sudah berada di left internal carotid, injeksikan kontras media positif hingga tervisualisasi anterior circulation dan commucating artery.



Pada saat kateter sudah berada di left internal carotid, injeksikan kontras media positif hingga tervisualisasi anterior circulation dan commucating artery.



Pada saat kateter sudah berada di left common carotid artery injesikan kontras media hingga tervisualisasi left internal carotid artery



Pada saat kateter sudah berada di right common carotid artery injesikan kontras media hingga tervisualisasi right anternal artery.



Pada saat kateter sudah berada di right vertebra artery injesikan kontras media hingga tervisualisasi vertebrobasilar G. TINDAKAN PASCA PROSEDUR a. Daerah bekas punksi ditutup dengan kapas dan kassa steril. b. Kompresi selama 20 menit pada daerah bekas punksi. c. Setelah kompresi berakhir, palpasi bagian distalnya, apakah terdapat pulsasi. d. Letakkan bantal pasir di daerah punksi selama 4 jam. e. Cek daerah punksi apakah ada perdarahan. f. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dalam 4 jam, dan setiap 4 jam selama 12 jam. g. Berikan cairan i.v 250 ml/jam selama 4 jam lalu 100 ml/jam sampai 1000 cc. h. Immobilisasi tungkai yg dipungsi selama 6 jam. i. Bedrest total selama 8 jam. j. Mobilisasi umum setelah 24 jam.



DAFTAR PUSTAKA Merril’s Atlas of Radiographic Positioning and Procedures, 3volume, 13 edition.