Makalah CT Scan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang CT Scan merupakan alat kedokteran yang digunakan untuk menampilkan gambar penampang tubuh yang dideteksi menggunakan sinar X-Ray dengan bantuan komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi untuk melihat bagian dalam tubuh pasien. CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan sinus. Alat ini telah menjadi prosedur yang lazim dilakukan dalam dunia kedokteran. CT ditemukan secara independen oleh seorang insinyur Inggris bernama Sir Godfrey Hounsfield dan Dr Alan Cormack. CT Scan pertama mulai diinstal dan dioperasikan secara luas pada tahun 1974. CT-Scan telah merevolusi bidang medis karena memungkinkan dokter untuk melihat penyakit di masa lalu, yang sering kali ini hanya bisa ditemukan di meja operasi atau proses otopsi. CT-Scan adalah pemeriksaan yang non-invasif, aman, dan ditoleransi dengan baik. Hal ini memberikan hasil tampilan yang sangat rinci pada beberapa bagian tubuh.



1.2 Tujuan 1. Menjelaskan definisi dan kegunaan CT-Scan. 2. Menunjukkan bagian-bagian CT Scan. 3. Memaparkan prinsip kerja dan prosedur penggunaan CT-Scan. 4. Menunjukan peta distribusi besaran fisis. 5. Mengetahui dampak positif dan negatif yang dihasilkan dari penggunaan CT-Scan.



1.3 Manfaat 1. Dapat menjelaskan definisi dan kegunaan CT-Scan. 2. Dapat menunjukkan bagian-bagian CT Scan. 3. Dapat memaparkan prinsip kerja dan prosedur penggunaan CT-Scan. 4. Dapat menunjukan peta distribusi besaran fisis. 5. Dapat mengetahui dampak positif dan negatif yang dihasilkan dari penggunaan CTScan.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Definisi Ada banyak pengertian mengenai CT-Scan, di antaranya: a) Tomography (CT) adalah sinar-X dengan menggunakan teknik tomografi dimana berkas sinar-X menembus bagian tubuh pasien dari berbagai arah. (Marthis Prokap and Michael Galanski, 2003 Chapter 1, P : 2) b) CT (Computed Tomography) merupakan alat diagnostik sinar-X dengan metode tomografi transversal yang akan menghasilkan gambaran irisan melintang dengan hasil tampilan dalam skala algorithma. (Grey Scale dan J.Alexander)



Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dalam dari berbagai sudut kecil dari organ tulang tengkorak dan otak serta dapat juga untuk seluruh tubuh. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu: 1. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses 2. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark 3. Brain contusion 4. Brain atrofi 5. Hydrocephalus 6. Inflamasi



Berikut ini merupakan istilah-istilah lain dari CT-Scan yang biasa digunakan, di antaranya: 1. Computed / Computerized Tomography (CT) 2. Computed Axial Tomography (CAT) 3. Computerized Aided Tomography 4. Computerize Transverse Axial Tomography (CTAT) 5. Recontructive Tomography (RT) 6. Computed Transmission Tomography (CAT) 7. Pada akhirnya, ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of Roentgenology" dengan istilah Computed Tomography (CT)



2.2 Kegunaan CT Scan CT atau CAT Scan adalah tes X-Ray khusus yang dapat memproduksi gambar penampang tubuh dengan teknik menggunakan X-Ray dan bantuan komputer. Gambargambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat bagian dalam roti dengan cara mengirisnya. Jenis sinar-X khusus, mengambil gambar dari potongan tubuh sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah tertentu. CT Scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan sinus. Alat ini mula-mula digunakan untuk mengetahui kelainan-kelainan pada otak. Tetapi sejalan dengan perkembangannya alat ini dapat dipakai untuk mendeteksi kelainan-kelainan seluruh tubuh. Dengan CT Scan akan lebih banyak penyakit-penyakit yang dapat terdeteksi dimana dengan alat imaging konvensional tidak dapat terlihat. CT scan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kelenjar getah bening, paru, hati, otak, tulang belakang, atau daerah yang lain dengan detail terutama pada kasus metastasis. CT scan juga digunakan secara periodik selama perawatan untuk mengevaluasi respon pengobatan.



2.3 Bagian-Bagian CT Scan Secara umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber radiasi, sistem deteksi, manipulator mekanis, dan komputer beserta penampil.  Sumber radiasi adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa generator sinar X atau radioisotop yang menghasilkan radiasi X.  Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan, salah satu contoh detektor yang biasa digunakan dalam CT-Scan adalah kristal natrium iodida yang “dikotori” (itu bahasa yang tepat menurutku) dengan talium (kristal NaI(Tl).  Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris gerak pemayaran yang bergantung pada keduduan CT-Scan.  Komputer berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian ditayangkan pada penampil sehingga diperoleh gambar irisan tampang lintang dua dimensi atau peta distribusi internal tiga dimensi obyek yang di mayar atau di scan. Serta satu perangkat tambahan penting yaitu digital printer khusus untuk mencetak hasil obyek yang sudah di scan.



2.4 Prinsip Kerja CT Scan Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat



semua



sinar



secara



berdispensiasi.



Pencatatan



dilakukan



dengan



mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh. Penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit. Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT-Scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi. Proses pengumpulan data intensitas radiasi terusan pada bidang irisan obyek untuk berbagai sudut dinamakan scanning atau pemayaran.



2.5 Prosedur Penggunaan CT Scan 2.5.1 Persiapan Pasien Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan. Test awal yang dilakukan meliputi : a. Kekuatan untuk diam ditempat (dimeja scanner) selama 45 menit. b. Melakukan pernapasan dengan aba – aba (untuk keperluan bila ada permintaan untuk melakukannya) saat dilakukan pemeriksaan. c. Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.



d. Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka wajah akan nampak merah dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang normal dari reaksi obat tersebut. e. Perhatikan keadaan klinis klien apakah pasien mengalami alergi terhadap iodine. Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. f. Bersihkan rambut pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh memakai wig. 2.5.2 Prosedur Adapun prosedur yang biasanya dilakukan sebelum memulai pemeriksaan melalui CT-Scan, yaitu: a. Posisi pasien harus dalam keadaan terlentang dengan tangan terkendali b. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner. c. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan. d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit. e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer. f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai protektif lead approan. g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapikan. 2.5.3 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pemeriksaan tersebut, yaitu: a. Observasi keadaan alergi terhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg. b. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung. c. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam. d. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.



2.6 Peta Distribusi Besaran Fisis Sinar-X merupakan salah satu dari aplikasi gelombang elektromagnetik yang menjadi sebuah fenomena yang kemudian menjadi awal pencitraan medis (medical imaging). Penemuan ini juga menjadi titik awal perkembangan fisika medis di dunia, yang menkonsentrasikan aplikasi ilmu fisika dalam bidang kedokteran. Citra atau gambar yang dihasilkan dari sinar-X ini sifatnya adalah membuat gambar 2 dimensi dari organ tubuh yang dicitrakan dengan memanfatkan konsep atenuasi berkas radiasi pada saat berinterakasi dengan materi. Gambar atau citra objek yang diinginkan kemudian direkam dalam media yang kemudian dikenal sebagai film. Dari gambar yang diproduksi di film inilah informasi medis dapat digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang akan dianalisis. Setelah puluhan tahun sinar-X ini mendominasi dunia kedokteran, terdapat kelemahan yaitu objek organ tubuh kita 3 dimensi, dipetakan dalam gambar 2 dimensi. Sehingga akan terjadi saling tumpah tindih strukur yang dipetakan, secara klinis informasi yang direkam di film dapat terdistorsi. Tahun 1971, seorang fisikwan bernama Hounsfield memperkenalkan sebuah hasil invensinya yang dikenal dengan Computerized Tomography atau yang lazim dikenal dengan nama CT-Scan. Invensi Hounsfield ini menjawab tantangan kelemahan citra sinar-X konvensional yaitu CT dapat mencitrakan objek dalam 3 Dimensi yang tersusun atas irisan-irisan gambar (tomography) yang dihasilkan dari perhitungan algoritma komputer. Karya Hounsfield ini menjadi revolusi besar-besaraan dalam dunia pencitraan medis atau kedokteran yang merupakan rangkaian yang berkaitan. Citra/gambar hasil CT dapat menujukan struktur tubuh kita secara 3 dimensi, sehingga secara medis dapat dijadikan sebagai sebuah alat bantu untuk penegakkan diagnosa yang dibutuhkan. Untuk mengabadikan penemunya dalam CT terdapat bilangan CT atau Hounsfield Unit (HU), namun penemuan ini juga merupakan jasa Radon dan Cormack. Bagian gambar yang memiliki warna paling gelap atau derajat keabuan paling tinggi merepresentasikan nilai parameter fisis yang kecil. Sedangkan bagian gambar yang paling terang atau derajat keabuan paling kecil merepresentasikan nilai parameter fisis yang besar. Parameter fisis yang ditampilkan ini bersesuaian dengan besaran fisis yang disebut koefisien atenuasi linear (linear attenuation coefficient) dan diberi lambang mu. Besarnya mu ditentukan oleh jenis bahan yang merujuk pada nomor atom (Z) dan energi radiasi (E). Jumlah intensitas radiasi terusan, selain ditentukan oleh tebal bahan, juga ditentukan oleh harga mu ini.



Singkatnya, gambar/citra yang dihasilkan oleh CT-Scan dapat dipandang sebagai peta distribusi besaran fisis, sehingga perbedaan tampilan warna atau derajat keabuan pada citra rekonstruksi menunjukkan perbedaan peta distribusi kerapatan internal obyek yang di scan.



2.7 Dampak Positif dan Negatif CT-Scan CT-Scan merupakan salah satu alat medis yang kontroversial saat ini. Banyak orang yang merasa khawatir menggunakan CT-Scan dengan berbagai alasan. Sebenarnya jika diteliti lebih lanjut, lebih banyak kelebihan CT-Scan daripada kekurangannya. Salah satu kelebihan pemeriksaan dengan CT scan adalah pemeriksaannya relatiif mudah, relatif aman, dan akurasi yang tinggi. Pada trauma spinal Visualisasi dari fraktur tulang (dengan dislokasi maupun tanpa dislokasi) visualisasi adanya fragment tulang di dalam spinal canal. Di daerah thorax CT pada umumnya diperlukan untuk mendeteksi dampak trauma tumpul dan extensinya maupun organ-organ yang terkait, seperti ruptur diafragma dengan kemungkinan herniasi organ-organ abdominal ke intrathorakal, demikian juga laserasi pembuluh darah maupun struktur tracheobronchial merupakan indikasi penting CT-Scan. CT merupakan langkah lanjut, apabila ditemukan keraguan pada USG. Kekurangan dari CT-Scan adalah karena CT Scan menggunakan sinar x untuk menghasilkan gambar potongan tubuh, maka tentu saja pasien yang sedang dalam pemeriksaan CT Scan akan terpapar dengan sinar x. CT Scan dengan teknologi saat ini hanya akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar x yang dipaparkan oleh alat Rontgen sinar X biasa. Oleh karena itu ibu hamil tak dapat melakukan pemeriksaan CT Scan dan wajib



memeberitahukan



kondisi



kehamilannya



pada



dokter



sebelum



dokter



merekomendasikan pemeriksaan CT Scan. Munculnya gambaran artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman CT Scan berlangsung, pasien yang menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi



jaringan



tubuh



tertentu



yang



mengakibatkan



timbulnya



gambaran



artefak. Demikian penggunakan CT Scan sejak awal sampai saat ini setelah banyak sekali kemajuan teknologi yang dicapai ,kemajuan ini dapat sangat bermanfaat untuk dunia kedokteran dan kesehatan.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Dengan ditemukannya CT-Scan, pendeteksian penyakit menjadi lebih mudah tidak hanya penyakit yang sedang diderita saja yang dapat dimunculkan, tetapi penyakit yang telah lama juga dapat terdeteksi. Dalam penerapannya di dalam ilmu fisika, CTScan menggunakan gelombang elektromagnetik untuk dapat menampilkan citra yang dapat memunculkan gambar tiga dimensi dari tubuh pasien. CT-Scan ini adalah perkembangan dari sinar-X yang sebelumnya hanya dapat menampakkan tubuh dalam dua dimensi saja. Dengan menggunakan alat ini, bagian tubuh yang ukurannya kecil, seperti pembuluh kapiler dapat terlihat dengan jelas. Selain dapat menyajikan gambar dalam 3 dimensi, keuntungan lain dari CT-Scan adalah penggunaannya yang relatif mudah dan aman pada batas tertentu.



DAFTAR PUSTAKA



Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id .update : 28April 2018 pukul : 13.30 (acces online) Harnawati . 2008. CT Scan. www.wordpass.com update : 28April 2018 pukul:13.38 (acces online) Putu Adi . 2009. Protocol pemeriksaan CT Scan . www.wordpress update : 28April 2018 pukul : 13.45 (acces online) Arie . 2010. CT Scan dan kegunaannya. www.wordpress . update : 28April 2018 pukul : 13.48 (acces online) Yanuar . 2010. Prinsip kerja CT Scan. www.wordpress . update : 28April 2018pukul : 13.50 (acces online) http://fariz78.blogspot.com/2016/12/makalah-ct-scan_9.html https://dokumen.tips/documents/makalah-ct-scan-578f428d5dec2.html