Makalah Dimensi Kepemimpinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Manusia diciptakan oleh Allah SWT kemuka bumi ini, sebagai khalifah (pemimpin) dimuka bumi ini, oleh sebab itu maka manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin, dimensi kepemimpinan merupakan peran sentral dalam setiap upaya pembinaan. Hal ini telah banyak dibuktikan dan dapat dilihat dalam gerak langkah setiap organisasi. Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan seringkali menjadi ukuran dalam mencari sebab-sebab jatuh bangunnya suatu organisasi. Dalam menyoroti pengertian dan hakikat kepemimpinan, sebenarnya dimensi kepemimpinan memiliki aspek-aspek yang sangat luas, serta merupakan proses yang melibatkan berbagai komponen didalamnya dan saling mempengaruhi. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam semua kelompok dalam masyarakat, baik itu keluarga, perkumpulan olah raga, unit kerja, maupun organisasi lainnya, terdapat seseorang yang paling berpengaruh dan dapat dikatakan sebagai pemimpin. Organisasi akan kurang efisien tanpa pemimpin, bahkan tidak mampu mencapai tujuan yang ditentukan. Kepemipinan menghadapi berbagai faktor dalam organisasi seperti struktur, tatanan, koalisi, kekuasaan dan kondisi lingkungan, disamping itu, kepemimpinan dapat menjadi alat pemecahan terhadap beberapa persoalan dalam organisasi. Karena pentingnya kepemimpinan inilah, maka kepemimpinan menjadi perhatian para ahli. Berhasil atau tidaknya seorang pemimpin tergantung pada bagaimana pemimpin tersebut memenuhi dimensi dari kepemimpinan, yaitu berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan antar dirinya dengan orang lain, sehingga apa yang hendak dicapai dalam suatu organisasi atau kegiatan yang



1



dipimpinnya dapat tercapai. Karena sentralnya peran kepemimpinan tersebut maka dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu dikaji dan dipahami lebih mendalam lagi dalam makalah ini. B. RUMUSAN MASALAH 1.



Apa yang dimaksud dengan dimensi kepemimpinan?



2.



Apa-apa saja dimensi dari kepemimpinan baik secara umum maupun menurut para ahli?



3.



bagaimana dimensi kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan berorientasi hubungan antar individu atau personal?



C. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Menjelaskan pengertian dari dimensi kepemimpinan. 2. Menjelaskan dimensi kepemimpinan baik secara umum maupun menurut para ahli. 3. Mendeskripsikan dimensi kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan berorientasi hubungan antar individu atau personal.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN DIMENSI KEPEMIMPINAN 1. Pengertian dimensi Dimensi dapat diartikan ukuran. 2. Pengertian Kepemimpinan a. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. b. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. c. Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas



tertentu



yang



membedakan



dirinya



dengan



pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki



3



kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Berdasarkan pengertian dimensi dan kepemimpinan di atas



dapat



disimpulkan bahwa dimensi kepemimpinan adalah ukuran sejauh mana kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu.



B. DIMENSI KEPEMIMPINAN Ada banyak dimensi yang melekat dalam sebuah kepemimpinan. Diantara dari banyak dimensi itu misal diantaranya ialah kepemimpinan sebagai rahmat, amanah, panggilan, aktualisasi, ibadah, seni, kehormatan, pelayanan, dan lainlain. Untuk lebih memperkaya pandangan kita tentang masing-masing dimensi tersebut ada baiknya penulis mencoba menguraikannya selintas. 1. Kepemimpinan Sebagai Rahmat Mengindikasikan bahwa seorang pemimpin harus bisa memberi kemanfaatan buat orang-orang yang ada di sekitarnya. Rahmat adalah kosa kata yang populer kita dengar karena selalu tersanding dengan kata-kata rahmatan lil’alamin. Dengan demikian maka pemimpin haruslah bisa menjadi manfaat dan kebaikan buat orang-orang lain, terutama mereka yang dipimpinnya. Pemimpin yang ideal telah dicontohkan oleh Rasullullah SAW yang membawa rahmat bagi seluruh alam.oleh karena itu sebaiknya seorang pemimpin menjadikan Rasullullah SAW sebagai pedoman dalam melakukan tugas kepemimpinannya, meskipun tidak 100% sama dengan beliau. 2. Kepemimpinan Sebagai Amanah Mengindikasikan bahwa tugas kepemimpinan ialah tugas yang membutuhkan adanya kejujuran dari diri seorang pemimpin. Namun amanah bukan hanya terdiri dari komponen kejujuran dan dapat dipercaya saja, melainkan juga termasuk komponen keterampilan, kemampuan, skill, dan lainnya yang akan menunjang kompetensi seorang pemimpin



4



sehingga ia di-amanahi tugas dan dipercaya untuk memegang suatu jabatan karena kompetensinya itu. Dengan adanya hal-hal tersebut maka pemimpin dapat dipercaya oleh orang-orang karena memang memiliki kompetensi dan kemampuan memimpin. Namun pada zaman yang canggih seperti saat ini tidak semua orang menjadikan kepemimpinannya sebagai amanah, misalnya saja segelintir anggota dewan, mereka menjadikan tugas kepemimpinannya sebagai ladang untuk menyapai kejayaan dan kekayaan, padahal sebenarnya mereka mengemban amanah rakyat. 3. Kepemimpinan Sebagai Panggilan Memiliki pengertian bahwa menjadi pemimpin ialah pilihan hidup. Seseorang yang berupaya untuk membangun nilai-nilai kepemimpinan di dalam dirinya ialah mereka yang telah memilih untuk menjadi pemimpin. Mereka menjawab panggilan hati nuraninya bahwa tugas memimpin ialah fitrah yang ada dalam diri setiap orang. Namun begitu tidak setiap orang menjawab fitrah tersebut dan memenuhi panggilannya. Hanya pribadipribadi tertentu saja yang mau dan terpanggil untuk menjadi pemimpin. Jadi seharusnya setiap individu menyadari bahwa kepemimpinan itu adalah kewajiban yang dibebankan pada dirinya setidaknya bagi dirinya pribadi. 4. Kepemimpinan Sebagai Aktualisasi Diri Berkaitan juga dengan kepemimpinan sebagai panggilan. Aktualisasi diri ialah upaya memenuhi keinginan kita untuk mengimplementasikan bakat-bakat diri kita yang terpendam dan belum terasah. Setiap orang pasti memerlukan adanya aktualisasi diri untuk mendayagunakan bakat yang Tuhan anugerahkan dalam dirinya. Dengan demikian menjadi pemimpin sebagai bentuk aktualisasi diri sama halnya dengan memenuhi panggilannya sebagai pemimpin. 5. Kepemimpinan Sebagai Ibadah



5



Maksudnya ialah bahwa tugas kepemimpinan tidak lepas dari persoalan tanggung jawab dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Seorang pemimpin bertanggung jawab atas dirinya dan orang lain yang dipimpinnya. Oleh karena itu kepemimpinan sangat berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. Jika saja tugas itu tidak dikaitkan dengan persoalan ibadah maka kepemimpinan hanya menjadi alat dan instrumen yang lebih digunakan untuk kepentingan pribadi saja ketimbang orang banyak. 6. Pemimpin Sebagai Seni Berkaitan dengan pengetahuan mengenai kepemimpinan itu sendiri. Bagaimana cara-cara memimpin dan mengajak orang lain agar bersinergi, bagaimana mengelola perbedaan, mengelola konflik, membangkitkan harapan dan keyakinan untuk menghadapi hal-hal yang tidak mungkin, dan lain sebagainya adalah sebagian tugas-tugas pemimpin yang membutuhkan seni dalam memimpin. Oleh karena itu kepemimpinan adalah ilmu pengetahuan yang terus berkembang setiap saat. 7. Kepemimpinan Sebagai Kehormatan Mengindikasikan bahwa seorang pemimpin harus memiliki jiwa ksatria, selalu berpihak pada kebenaran dan nurani, jujur, dan hal-hal luhur lainnya. Dengan begitu pemimpin ialah mereka yang memiliki integritas diri sebagai kehormatannya. Dalam kepemimpinan ada yang menyatakan bahwa seorang pemimpin besar ialah mereka yang tidak perlu dipertanyakan lagi integritasnya. Seorang pemimpin harus memiliki integritas, integritas adalah kemampuan atau sifat yang menunjukkan sebagai kesatuan yang utuh sehingga



memiliki



potensi



dan kemampuan



yang memancarkan



kewibawaan dan kejujuran. 8. Kepemimpinan Sebagai Pelayanan Merupakan salah satu bentuk dimensi kepemimpinan yang tertinggi. Pemimpin sebagai pelayan ialah bentuk universal dari tugas dan peran



6



seorang pemimpin. Dimana pun dan kapan pun seorang pemimpin memang dituntut untuk melakukan tugas pelayanan atau melayani. Melayani disini bukan berarti sempit saja seperti membantu, menolong, dan mendengarkan pikiran orang banyak. Namun yang paling utama dari tugas melayani ini ialah bagaimana pemimpin bisa membimbing orang lain agar tercerahkan dan tergugah dirinya untuk mau meningkatkan kualitas kemanusiaannya dan kehidupannya. Inilah tugas pelayanan yang paling utama dari seorang pemimpin. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa seorang pemimpin harus menjadikan kepemimpinannya sebagai pelayanan kepada masyarakat bukan sebaliknya.



C. DIMENSI KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN David G. Bowers dan Stanley E. Seashore mengusulkan empat dimensi pokok dari struktur fundamental kepemimpinan yaitu: 1. Bantuan (support), tingkah laku yang memperbesar perasaan berharga seseorang dan merasa dianggap penting. 2. Kemudahan interaksi, tingkah laku yang memberanikan anggota-anggota kelompok



untuk



mengembangkan



hubungan-hubungan



yang



saling



menyenangkan. 3. Pengutamaan tujuan, tingkah laku yang merangsang antusiasme bagi penemuan tujuan kelompok mengenai pencapain prestasi yang baik. 4. Kemudahan pekerja, tingkah laku yang membantu pencapaian tujuan dengan kegiatan-kegiatan seperti penetapan waktu, pengoordinasian, perencanaan dan penyediaan sumber-sumber seperti alat-alat, bahan-bahan dan pengetahuan teknis Dimensi bantuan dan kemudahan interaksi diringkas menjadi fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau kegiatan-kegiatan ekspresif, sedangkan dimensi pengutamaan tujuan dan kemudahan bekerja dapat diringkas menjadi fungsi pencapaian tujuan atau kegiatan-kegiatan instrumental.



7



Pendapat tentang dimensi kepemimpinan yang telah dibicarakan di atas, secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori yang berbeda, yaitu yang mengenai orang dan hubungan interpersonal dan yang mengenai pencapaian produksi dan tugas.



D. DIMENSI



KEPEMIMPINAN



YANG



BERORIENTASI



TUGAS



DAN



HUBUNGAN ANTAR INDIVIDU ATAU PERSONAL 1. Berorientasi Tugas Tugas pokok seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari merencanakan,



mengorganisasikan,



menggerakkan,



dan



mengawasi.



Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pemimpin seorang diri. Tetapi dengan menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif seorang pemimpin disamping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan, menetapkan sasaran, dan mmenyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan, dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antar bagian atau unit), maupun secara horizontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan secara umum. Tugas-tugas pokok pemimpin antara lain: a. Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan: 1) Penyusunan rencana, rencana ini di susun dengan matang dengan melibatkan orang-orang yang dipimpinnya sehingga nantinya tujuan yang diinginkan tercapai dengan maksimal. 2) Penyusunan Organisasi, agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, maka penyusunan kepengurusan otganisasi harus ditempatkan sesuai dengan kemampuannya, jangan sampai dalam penyusunan



8



organisasi tersebut terdapat orang-orang yang ditempatkan bukan pada posisinya, yang dapat menghambat keberhasilan tujuan organisasi tersebut. 3) Pengarahan Organisasi, dalam suatu organisasi pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengarahkan anggotanya, jangan sampai setiap anggota organisasi tidak mengetahui peranan mereka masingmasing. 4) Pengendalian, setiap pemimpin harus mampu mengendalikan beberapa komponen di dalam organisasi tersebut diantaranya, mengendalikan emosi, dengan kemampuan pemimpian mengendalikan emosinya maka akan tercipta kenyamanan, yang dapat meminimalisir konflik di anggota



kelompok.



Seorang



pemimpin



juga



harus



mampu



mengendalikan keuangan yang meminimalakan pengeluaran dan memaksimalkan penghasilan. 5) Penilaian, penialaian itu penting dalam suatu organisasi yakni seorang pemimpin harus mampu menilai sejauh mana keberhasilan dalam pencapaian tujuan organisasi yang di pimpinnya, sehingga kedepannya pemimpin dapat merencanakan apa yang seharusnya ia lakukan. 6) Pelaporan, pelaporan itu penting baik dari bawahan ke atasan ataupun sebaliknya. b. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun. Motivisa sangat diperlukan dalam suatu organisasi dimana motivasi itu harus dilakukan oleh pemimpin agar bawahannya tidak mudah putus asa. c. Membima bawahan agar dapat memikul tanggung jawab, tugas masingmasing secara baik. Bawahan tersebut tidak dapat bekerja mandiri tanpa adanya intruksi dari pemimpin, sehingga dalam hal ini akan berhasil apabila dipimpin olehpemimpin yang baik. d. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.



9



e. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis, iklim yang harmonis dapat diciptakan dengan meningkatkan intenisitas komunikasi antar pemimpin ke bawahan atau sebaliknya. f. Menyusun fungsi manajemen secara baik. g. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak hanya memerintah bawah untu kreatif, melainkan pemimpin jugalah yang harus terlebih dahulu memunculkan kretifitas yang dapat merangsang kreatifitas anggotanya. h. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar, pemimpin dalam konteksnya adalah wajah dari suatu organisasi sehingga dalam menjalin hubungan kerja sama dengan pihak luar, ia harus mencerminkan sosok sebagai seorang pemimpin.



2. Berorientasi hubungan antar individu atau personal Kemampuan relasional merupakan keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara kualitas hubungan dengan beragam orang. Dalam hal ini, kepemimpinan relasional dapat diartikan kemampuan pemimpin dalam menghargai orang lain. Inilah karakteristik utama dari kepemimpinan relasional yang ditunjukkan oleh beberapa hal berikut: a.



Bersikap jujur, apa adanya, dan terbuka didalam interaksi dengan orang lain.



b.



Menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan suportif dimana orang dapat saling bekerjasama dan saling perhatian.



c.



pemimpin



memahami



kemampuan



kemampuan



mereka



dalam



meyakinkan dan mempengaruhi orang lain sehingga terbentuk kualitas hubungan yang saling ketergantungan satu sama lain. d.



Menginspirasi dan mengembangkan rasa kebersamaan dan berbagi tanggungjawab.



10



e.



Terbuka terhadap masukan dan beragam pendapat.



f.



Mengelola dan memecahkan permasalahan secara efektif. Pemimpin berorientasi hubungan dengan bawahan akan menunjukkan



prilaku-prilaku sebagai berikut: a.



Berusahan menjaga komitmen diri sendiri untuk mencapai tujuan organisasi.



b.



Berusaha menjaga rasa harga diri bawahan dalam hubungan kerja.



c.



Berusaha menumbuhkan tanggung jawab bawahan dengan memberikan kepercayaan.



d.



Berusaha menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi bawahan.



e.



Berusaha membangun kedekatan atau kepuasan hubungan interpersonal denga bawahan.



11



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN 1. Dimensi kepemimpinan adalah ukuran sejauh mana kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka mencapai tujuan dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu. 2. Secara umum dimensi kepemimpinan ada delapan yaitu: Kepemimpinan Sebagai Rahmat, Kepemimpinan Sebagai Amanah, Kepemimpinan Sebagai Panggilan, Kepemimpinan Sebagai Aktualisasi Diri, Kepemimpinan Sebagai Ibadah, Pemimpin Sebagai Seni, Kepemimpinan Sebagai Kehormatan, Kepemimpinan Sebagai Pelayanan. Sementara menurut salah seorang ahli yaitu, David G. Bowers dan Stanley E. Seashore mengusulkan empat dimensi pokok dari struktur fundamental kepemimpinan yaitu: Bantuan (support), Kemudahan interaksi, Pengutamaan tujuan, Kemudahan pekerja. 3. Dimensi kepemimpinan yang berorientasi pada tugas artinya pemimpin harus memiliki kemampuan dalam melakukan beberapa hal yaitu: Melaksanaan Fungsi Managerial, Mendorong (memotivasi), Membima, Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis, Menyusun fungsi manajemen secara baik, Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas, Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar. Dimensi kepemimpinan yang berorientasi individu atau personal adalah kemampuan relasional merupakan keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara kualitas hubungan dengan beragam orang. Dalam hal ini, kepemimpinan relasional dapat diartikan kemampuan pemimpin dalam menghargai orang lain.



12



B. SARAN Setelah mengetahui dimensi kepemimpinan ini seseorang harus mampu menjadikan



dirinya



menjadi



pemimpin



yang



sesuai



dengan



dimensi



kepemimpinan itu sendiri yang ditinjau dari tugas dan hubungan interporsonal.



13