Makalah EPM FILARIASIS. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR “Penyakit Filariasis (Kaki Gajah)”



Disusun Oleh: Apriana (1810050)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA MAKASSAR TAHUN 2020



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Penyakit Filariasis (Kaki Gajah)”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas individu pengganti MID dalam mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular.             Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.             Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.             Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.



Makassar, 17 April 2020



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



ii



DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN



1



A. Latar Belakang



1



B. Rumusan Masalah



2



C. Tujuan



2



BAB II PEMBAHASAN



3



A. Konsep Epidemiologi Penyakit Menular B. Teori Terjadinya Penyakit



3



5



C. Riwayat Alamiah Penyakit 6 D. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular



7



BAB III PENUTUP 9 A. Kesimpulan 9 B. Kritik dan Saran



9



DAFTAR PUSTAKA 10



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit kronis yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, dan dapat menyebabkan kecacatan dan stigma. Penyakit ini merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Filariasis disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari serta menurunkan produktivitas. Penyakit Filariasis disebut juga dengan Elefentiasis, karena penderitanya sering mengalami bengkak di kaki yang sangat besar menyerupai kaki gajah.



Orang terkena



penyakit ini sering tidak dapat melakukan pekerjaan karena kecacatan mereka atau karena sebagian orang enggan berdekatan dengan mereka. Di Indonesia, filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penyakit Kaki Gajah ini tersebar luas hampir di Seluruh propinsi. Di Indonesia penyakit kaki gajah pertama kali ditemukan di Jakarta pada tahun 1889. Ahli epidemiologi dari FK UI, Sholeh Imari mengatakan bahwa rata-rata prevalensi endemis filariasis di Indonesia sekitar 19% dan Papua yang merupakan daerah paling tinggi prevalensinya yaitu sekitar 38 persen. Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailand dan Indonesia (Asia Tenggara). Meskipun banyak masyarakat yang sudah mengetahui bahaya penyakit tersebut, namun masih banyak juga yang belum tanggap terhadap penyakit ini dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini. Sehingga masyarakat merasa



mempunyai ketidaktahuan akan bagaimana proses penyebaran penyakitnya, maka masyarakat juga banyak yang tidak tahu langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar mereka terhindar dari penularan penyakit ini. Penulis membuat paper ini yang yang berisi tentang epidemiologi filariasis/perkembangan penyakit filariasis beserta prevalensi di Indonesia dan dunia, riwayat alamiah penyakit, faktor risiko, etiologi, dan program pencegahan serta penanggulangannya. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu : 1. Bagaimana konsep epidemiologi penyakit menular? 2. Bagaimana teori terjadinya penyakit Filariasis? 3. Bagaimanakah riwayat alamiah penyakit pada penyakit Filariasis? 4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan penyakit Filariasis? C. Tujuan Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui konsep epidemiologi penyakit menular 2. Untuk mengetahui teori terjadinya penyakit Filariasis 3. Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit pada penyakit Filariasis 4. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan penyakit Filariasis



BAB II PEMBAHASAN



A. Konsep Epidemiologi Penyakit Menular 1. Epidemiologi Penyakit Filariasis Penyakit filariasis tersebar di daerah-daerah endemik, 80% penduduk bisa mengalami infeksi tetapi hanya sekitar 10-20% populasi yang menunjukkan gejala klinis infeksi parasit ini yang tersebar di daerah tropis dan subtropis. Ada lebih dari 200 spesies filarial, namun hanya sedikit yang menyerang manusia. Masyarakat yang beresiko terserang adalah mereka yang bekerja pada daerah yang terkena paparan menahun oleh nyamuk yang mengandung larva. Filariasis di Indonesia tersebarluas, daerah endemi terdapat di banyak pulau di seluruh Nusantara, seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Irian Jaya. Masih banyak daerah yang belum diselidiki. Di Indonesia filariasis lebih banyak ditemukan di daerah pedesaan. Di daerah kota hanya W. Bancrofti yang telah ditemukan, seperti di kota Jakarta, Tanggerang, Pekalongan, dan Semarang. Penyakit kaki gajah di Indonesia disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugiatimori, sedangkan vektor penyakitnya adalah nyamuk. 2. Pengertian Penyakit Filariasis Filariasis adalah suatu penyakit yang sering terjadi pada daerah subtropik dan tropik, disebabkan oleh parasit nematoda pada pembuluh limfe seperti Wuchereria Bancrofti. Filariasis disebabkan oleh infeksi cacing yang menyerang jaringan viscera, parasit ini termasuk kedalam superfamili Filaroidea, family onchorcercidae. Menurut lokasi kelainan yang ditimbulkan, terdapat dua golongan filariasis, yaitu yang menimbulkan kelainan pada saluran limfe (filariasis limfatik) dan jaringan subkutis (filariasis subkutan).



3



Filariasis atau yang lebih dikenal juga dengan penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat seumur hidup berupa pembesaran tangan, kaki, payudara, dan buah zakar. Cacing filaria hidup di saluran dan kelenjar getah bening. Infeksi cacing filaria dapat menyebabkan gejala klinis akut dan atau kronik (Depkes RI, 2005) 3. Karakteristik Penyakit Filariasis Adapun karakteristik penyakit filariasis yaitu a. Mengalami demam secara berturut-turut sekitar 3 hingga 5 hari. Dengan jeda beberapa hari, demam akan turun kemudian demam akan menyerang kembali setelah melakukan aktivitas berat. b. Muncul pembengkakan pada kelenjar getah bening pada area lipatan paha, ketiak yang nampak kemerahan, panas dan terasa sakit. c. Radang pada saluran kelenjar getah bening. Radang ini akan menimbulkan rasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki hingga ujung kaki. d. Menimbulkan pembesaran pada tungkai kaki yang terlihat lebih kemerahan dan terasa panas. 4. Mekanisme Penularan Seseorang dapat tertular filariasis bila digigit oleh vektor nyamuk yang mengandung larva infektif cacing filaria. Mekanisme penularannya yaitu, nyamuk menghisap darah orang yang mengandung microfilaria. Caranya, microfilaria yang terhisap bersama darah menembus dinding perut nyamuk yang tinggal di otot-otot dada. Kemudian berkembang menjadi larva yang selanjutnya pindah ke proboscis. Pada saat nyamuk menghisap darah orang, larva ini masuk ke dalam darah orang tersebut.



Siklus Penularan penyakit kaki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk (vector) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoir. 5. Manifestasi Klinik Manifestasi klinis sebagai infeksi W.bancrofti terbentuk beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah infeksi, tetapi beberapa orang yang hidup di daerah endemis tetap asimptomatik selama hidupnya. Mereka yang menunjukkan gejala akut biasanya mengeluh demam, lymphangitis, lymphadenitis, orchitis, sakit pada otot, anoreksia, dan malaise. Mula–mula cacing dewasa yang hidup dalam pembuluh limfe menyebabkan pelebaran pembuluh limfe terutama di daerah kelenjar limfe dan epididimis, kemudian diikuti dengan penebalan sel endothel dan infiltrasi sehingga terjadi granuloma. Pada keadaan kronis, terjadi pembesaran kelenjar limfe, hydrocele, dan elefantiasis. Hanya mereka yang hipersensitif, elefantiasis dapat terjadi. Elefantiasis kebanyakan terjadi di daerah genital dan tungkai bawah, biasanya disertai infeksi sekunder dengan fungi dan bakteri. Suatu sindrom yang khas terjadi pada infeksi dengan Wuchereria bancrofti dinamakan Weingartner’s syndrome atau Tropical pulmonary eosinophilia B. Teori Terjadinya Penyakit Filariasis Adapun teori terjadinya penyakit filariasis/kaki gajah yaitu dengan menggunakan Teori Segitiga (Triangle Theory)         Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu. Teori ini secara lebih luas membahas tentang penyebab penyakit yang menghubungkan



antara sumber penyakit



(agent), penderita



(host)



dan



lingkungannya (environtment). Proses interaksi ini disebabkan adanya agen penyebab penyakit, melakukan kontak dengan manusia sebagai penjamu yang rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan. Misalnya, proses terjadinya penyakit filariasis karena adanya vektor nyamuk yang telah terinfeksi lalu kontak



5



dengan menghisap darah manusia sebagai penjamu yang rentan dan manusia tersebut memiliki daya tahan tubuh yang rendah dan lingkungan rumah yang tidak sehat sebagai faktor lingkungan. C. Riwayat Alamiah Penyakit 1. Pre Patogenesis Fase ini terjadi ketika seseorang digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang di dalam tubuhnya mengandung larva stadium (L3). Masa prepaten,



masa



antara



masuknya



larva



infektif



sampai



terjadinya



mikrofilaremia berkisar antara 37 bulan. Disini faktor penyebab pertama belum menimbulkan gejala penyakit, tetapi telah mulai meletakkan dasardasar bagi berkembangnya penyakit. 2. Patogenesis Pada tahap ini, perkembangan klinis filariasis dipengaruhi oleh kerentanan individu terhadap parasit, seringnya mendapat gigitan nyamuk, banyaknya larva infektif yang masuk ke dalam tubuh karena adanya infeksi oleh bakteri dan jamur. Secara umum perkembangan klinis filariasis dapat dibagi menjadi: a.



Tahap inkubasi Masa berkembangnya larva infektif di dalam tubuh manusia sampai terjadinya gejala klinis dalam waktu antara 8-12 bulan. Setelah orang terhisap nyamuk infeksius yang membawa mikrofilaria hisapan nyamuk pertama dari vektor



b. Tahap dini Pada tahap dini timbul gejala klinis akut karena infeksi cacing dewasa bersama-sama dengan infeksi oleh bakteri dan jamur c.



Tahap lanjutan Pada tahap lanjut terjadi kerusakan saluran dan kerusakan kelenjar, kerusakan katup saluran limfa, termasuk kerusakan saluran limfa kecil yang terdapat di kulit.



3. Pasca Patogenesis Merupakan tahap akhir dari fase klinis yang dapat berupa fase konvalesens (penyembuhan) dan meninggal. Fase konvalesens dapat berkembang menjadi sembuh total, sembuh dengan cacat atau gejala sisa/disabilitas. Filariasis dapat sembuh jika diobati sedini mungkin namun jika tidak mendapatkan pengobatan dapat mengakibatkan kecacatan karena terjadi penurunan fungsi struktur organ tubuh, yaitu berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin, baik itu perempuan maupun laki-laki sehingga menurunkan fungsi aktivitas seseorang secara keseluruhan. D. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Filariasis Ada beberapa cara untuk mencegah dan menanggulangi penyakit filariasi Untuk pencegahan, yaitu: 1. Melakukan pendidikan dan pengenalan penyakit kaki gajah pada penderita dan warga di sekitarnya. 2. Melakukan pemberantasan nyamuk di wilayah masing-masing untuk memutuskan mata rantai dan penularan penyakit ini. 3. Melakukan gerakan 4M PLUS (menguras, menutup, mengubur, memantau plus jangan menggantung baju, pelihara ikan pemakan jentik nyamuk, hindari gigitan nyamuk dengan memakai kelambu saat tidur / memasang kawat nyamuk pada ventilasi, dan membubuhkan abate) dan menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk di wilayah tersebut. 4. Berusahalah untuk menghindari diri dari gigitan nyamuk penular.



7



Untuk penanggulangan, yaitu: 1. Menganjurkan penderita untuk segera berobat ke fasilitas kesehatan. 2. Melaporkan penemuan kasus kepada Puskesmas setempat dan aparat desa. 3. Pengobatan massal dapat dilakukan di daerah yang terkena wabah dengan menggunakan



obat Diethyl



Carbamazine



Citrate (DEC),



yang



dikombinasikan dengan Albenzol setahun sekali selama 5-10 tahun. Untuk mencegah reaksi seperti demam, anda dapat memberikan Paracetamol. Pengobatan massal dapat dihentikan jika tingkat mikrofilaria (MF rate) berada pada